Laporan Praktikum
Laporan Praktikum
Kelompok 3
Asisten Praktikum
A24150037
Latar Belakang
Etilen adalah hormon tumbuh yang diproduksi dari hasil metabolisme
normal dalam tanaman. Etilen berperan dalam pematangan buah dan kerontokan
daun. Etilen disebut juga ethane. Senyawa etilen pada tumbuhan ditemukan dalam
fasegas, sehingga disebut juga gas etilen. Etilen memiliki struktur yang cukup
sederhana dan diproduksi padatumbuhan tingkat tinggi. Etilen sering dimanfaatkan
oleh para distributor dan importir buah. Dalam pematangan buah, etilen bekerja
dengan cara memecahkan klorofil pada buah muda, sehingga buah hanya memiliki
xantofil dan karoten. Dengan demikian, warna buah menjadi jingga atau merah.
Degreening merupakan salah satu penanganan pasca panen, yaitu perlakuan
penambahan etilen agar klorofil/zat hijau rusak. Zat yang digunakan adalah
ethephon. Etilen (C2H4) merupakan satu diantara banyak senyawa mudah menguap
(votatile) yang dikeluarkan oleh buah-buahan dan sayuran, dan diketahui sebagai
komponen aktif bagi stimulasi pemasakan dan perombakan warna kulit buah
(Balitjestro, 2016).
Proses degreening yaitu proses perombakan warna hijau pada kulit buah
diikuti dengan proses pembentukan warna kuning jingga. Degreening merupakan
cara perlakuan pada buah, biasanya dilakukan pada buah jeruk untuk memperbaiki
atau cara menguningkan buah agar dapat seragam agar dapat bersaing dalam ekspor
seperti halnya jeruk keprok yang mempunyai warna kuning merata. Tujuan
degreening adalah untuk meningkatkan nilai estetika jeruk, namun tidak membantu
dalam menjaga kualitas (Anggraini, 2014).
Produk hortikultura salah satunya buah dan sayur termasuk dalam perisable
food, yaitu produk yang mudah rusak karena beberapa faktor. Penyimpanan di suhu
yang rendah dapat menghambat kerusakan tersebut. Respirasi pada buah dan
sayuran masih berlangsung meskipun sudah dipanen, sampai buah dan sayuran
tersebut menjadi busuk. Proses respirasi berlangsung pada suhu optimum, yaitu
suhu dimana proses metabolisme termasuk respirasi dapat berlangsung dengan
sempurna. Pada suhu di atas atau di bawah suhu optimum maka metabolisme akan
berlangsung kurang sempurna atau bahkan berhenti sama sekali pada suhu yang
terlalu ekstrim
Laju respirasi merupakan petunjuk yang baik untuk daya simpan buah dan
sayuran sesudah dipanen. Intensitas respirasi dianggap sebagai ukuran laju jalannya
metabolisme, dan oleh karena itu sering dianggap sebagai petunjuk mengenai
potensi daya simpan buah dan sayuran. Faktor yang sangat penting yang
mempengaruhi respirasi dilihat dari segi penyimpanan adalah suhu. (Safaryani et
al, 2007). Penyimpanan pada suhu rendah dapat memperpanjang masa hidup
jaringan-jaringan dalam bahan pangan karena aktivitas respirasi menurun dan
menghambat aktivitas mikroorganisme.
Penyimpanan pada suhu rendah akan menyebabkan chilling injury, yaitu
kerusakan yang terjadi pada produk pertanian akibat terpapar suhu dingin atau
rendah. Tingkat kerusakan tergantung kepada tingkatan suhu dan lamanya
terpapar. Chilling injury ini akan menyebabkan perubahan-perubahan. Oleh karena
itu perlu menegetahui apa saja d a m p a k perubahan akibat chilling injury pada
sayuran dan buah.
Tujuan
Kegiatan pratikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian gas
etilen pada pisang dan pengaruh suhu pada beberapa jenis sayuran.
METODE PELAKSANAAN
Metode
Degreening
Menyiapkan 2 sisir pisang dengan ukuran dan warna yang seragam yaitu warna
hijau tua. Menyiapkan laturan ETP 40 ppm dan mengencerkan ETP dalam 1 liter
air. Memasukkan 1 sisir pisang pada larutan ETP yang telah diencerkan dan 1 sisir
pisang pada air yang tidak diberi ETP. Menyimpan pisang yang sudah diberi
perlakuan pada suhu ruang. Mengamati perubahan warna, kelunakan, bobot, dan
rasa pada hari ke 3 dan ke 7 setelah perlakuan.
Chilling Injury
Menyiapkan beberapa jenis sayuran yaitu terong, timun, dan buncis yang memiliki
bentuk bagus atau belum cacat. Menyimpan sebagian sayuran pada lemari
pendingin dengan suhu 3 derajat dan sebagian pada suhu ruang. Pada lemari
pendingin, sayuran dibedakan menjadi sayuran yang disimpan dengan dibungkus
kertas dan yang tidak dibungkus kertas. Amati perubahan warna, bobot, dan rasa
pada hari ke 3 dan ke 7 setelah perlakuan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HSP
Perlakuan
0 3 7
ethepon aquades
HSP
Perlakuan
0 3 7
Terong 115,86 54,33 91
Timun 119,33 127,62 107
Buncis 52,12 31,92 19
HSP
Perlakuan
0 3 7
Terong 149,4 119,92 136
Timun 123,82 127,62 116
Buncis 36,76 25,59 13
KESIMPULAN
SARAN
Dalam percobaan degreening dan chilling injury sebaiknya komoditas yang
digunakan memiliki bentuk dan bobot yang hampir serupa sehingga perbedaan
antara pengamatan pada hari ketiga dan ketujuh dapat teramati dengan jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, R. 2014. Kajian penguningan (degreening) pada jeruk keprok madu
terigas asal Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Skripsi. Sekolah
Pascasarjana. Institut Pertanian Bpgor. Bogor. .
[Balitjestro] Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika. Degreening
membuat warna buah jeruk lebih menarik.
http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/degreening-membuat-warna-buah-
jeruk-lebih-menarik/ [ 8 September 2019]
Safaryani, N., S. Hartanti, E.D., Hastuti. 2007. Pengaruh suhu dan lama
penyimpanan terhadap penurunan kadar vitamin c brokoli (Brassica oleracea
L). Buletin Anatomi dan Fisiologi 15(2): 39-45
LAMPIRAN