Jurnal KF2 PR
Jurnal KF2 PR
BAB I
PENDAHULUAN
1
Laporan Praktikum Panas Reaksi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Termokimia
Termokimia adalah ilmu yang mempelajari perubahan kalor dalam suatu
reaksi kimia. Energi merupakan sumber esensial bagi kehidupan manusia serta
makhluk hidup lainnya. Makanan yang kita makan merupakan sumber energi yang
memberikan kekuatan kepada kita untuk dapat bekerja, belajar, dan beraktivitas
lainnya. Setiap materi mengandung energi dalam bentuk energi potensial dan
energi kinetik. Kedua energi ini dinamakan energi internal. Jika energi yang
terkandung dalam materi berubah maka perubahan energi dinamakan kalor.
Perubahan energi (kalor) pada tekanan tetap dinamakan perubahan entalpi (ΔH) (
Wijarnarko , Utut, 2013).
2.2 Reaksi Eksoterm
Pada reaksi eksoterm terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan atau
pada reaksi tersebut dikeluarkan panas. Pada reaksi eksoterm yaitu harga ΔH =
negatif (–)
Contoh :
C(s) + O2(g) → CO2(g) + 393.5 kJ ;
ΔH = -393.5 kJ (Sciencelab, 2014).
2.3 Reaksi Endoterm
Pada reaksi terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem atau pada
reaksi tersebut dibutuhkan panas. Pada reaksi endoterm harga ΔH = positif (+)
Contoh :
CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g)- 178.5 kJ ; ΔH = +178.5 kJ (Sciencelab, 2014).
2
Laporan Praktikum Panas Reaksi
2.4. Kalorimeter
Kalor adalah energi mekanik akibat gerakan partikel materi dan dapat
dipindah dari satu tempat ke tempat lain. Pengukuran jumlah kalor reaksi yang
diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut
kalorimetri. Sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai
kalori) yang dibebaskan adalah kalorimeter. Dengan menggunakan hukum Hess,
kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data perubahan entalpi
pembentukan standar, energi ikatan dan secara eksperimen. Proses dalam
kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi yang lepas atau
masuk dari luar ke dalam kalorimeter. Kalorimeter larutan adalah alat yang
digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam
sistem larutan misalnya reaksi netralisasi asam–basa/netralisasi, pelarutan dan
pengendapan. Pada dasarnya, kalor yang dibebaskan/diserap menyebabkan
perubahan suhu pada kalorimeter. Berdasarkan perubahan suhu per kuantitas
pereaksi kemudian dihitung kalor reaksi dari reaksi sistem larutan tersebut. Kini
kalorimeter larutan dengan ketelitian cukup tinggi dapat diperoleh dipasaran. Pada
kalorimeter ini, kalor reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap/dilepaskan
larutan sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan. (Rumus
– rumus, 2018).
3
Laporan Praktikum Panas Reaksi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat Percobaan
1. Kalorimeter : 1 Buah
2. Gelas beker 500 ml : 1 Buah
3. Termometer : 1 Buah
4. Pipet : 3 Buah
5. Pengaduk : 2 Buah
3.1.2 Bahan Percobaan
1. Air : 800 ml
2. HCl 2M : 50 ml
3. NaOH 2M : 50 ml
3.2 Skema Percobaan
3.2.1 Skema Percobaan Penentuan kapasitas panas kalorimeter
Masukkan 100 ml air panas kedalam kalorimeter yang telah berisi 100 mL
air dan catat serta suhu yang ditunjukan thermometer
4
Laporan Praktikum Panas Reaksi
Masukkan 100 ml air dalam kalorimeter dan ukur suhu air di dalam kalorimeter
menggunakan termometer dan dicatat sebagai suhu awal.
Masukkan NaOH tersebut ke dalam kalorimeter yang telah di isi air dan diaduk
secara perlahan
Catatlah suhu campuran setiap 10 detik, mulai dari NaOH dimasukkan sampai
sekitar 5 menit, ulangi langkah diatas dengan menjadi 2,3,5 dan 10 gram
gramMengulangi langkah diatas
Gambar 3.2 Skema Percobaan penentuan panas pelarutan
Ulangi langkah diatas dengan mengganti larutan HCl dan NaOH menjadi
berkonsentrasi 1M, 0,5M, 0,3M dan 0,1M
5
Laporan Praktikum Panas Reaksi
6
Laporan Praktikum Panas Reaksi