Anda di halaman 1dari 9

LABORATORIUM FISIKA

Steven (2201730910)
Jennifer kurniawan / Elizabeth Katarina Zefanya
Departemen Teknologi Pangan

I. Tujuan
Mempelajari cara menentukan gaya berat benda dan percepatan
gravitas, menentukan koefisien gesekan permukaan suatu benda
terhadap permukaan benda lain berdasarkan Hukum II Newton, dan
menentukan percepatan benda yang bergerak tali berdasarkan Hukum
II Newton.
II. Latar Belakang
Di dalam kehidupan sehari –hari sering dilihat 2 benda yang
saling bergesekan. Contohnya adalah ban mobil dengan aspal dan alas
sepatu dengan aspal. Kedua contoh tersebut dinamakan gaya gesek.
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda yang
biasa terjadi pada 2 benda. Gaya gesek biasanya terjadi bila 2 benda
saling bersentuhan. Fungsi gaya gesek pada ban mobil dan aspal
adalah untuk mencegah agar ban tidak tergelincir serta untuk
mengurangi kecepatan ketika direm. Besar gaya gesek yang terjadi
tergantung pada permukaan gesek. Dalam kehidupan pernah dilihat
orang yang memakai sepatu tergelincir di jalan yang licin. Hal itu bisa
terjadi karena jalan yang licin dapat mengurangi gaya gesek.
III. Metodologi
3.1. Alat dan bahan
1. Papan inklinasi berkatrol
2. Tali
3. Timbangan
4. Stopwatch
5. Neraca pegas
6. Mistar
7. Jangka sorong
8. Balok kayu
3.2. Diagram alir
3.2.1. Percobaan 1
Timbang
balok kayu

Ikatan balok kayu pada neraca pegas

1
Catat berat yang tertera di
nerac pegas

Ulangi sebanyak 3x

3.2.2. Percobaan 2

Kaitkan balok pada


neraca pegas

Talik balok memdatar secara perlahan –


lahan, kemudian catat berat yang terukur

Ulangi sebanyak 3x

3.2.3. Percobaan 3
Ikat balok dan beban
meggunakan tali

Buat jarak 25 cm/35 cm/ 45 cm


di papan inklinasi

Lepaskna balok untuk


mencapai katrol

Catat waktu yang diperlukan balok ,


kemudan ulangi sesuai jarak yang
ditentukan menyentuh katrol

2
3.3. Hasil dan pembahasan
3.3.1. Tabel 1. Mengukur gaya berat dengan neraca pegas.
Ulangan Massa Gaya berat Percepatan gravitasi
balok (W) (g)
1 147 1,6 N 0,011
2 1,6 N 0,011
3 1,7, N 0,012
Rata – rata 147 1,63 N 0,011
1. Diketahui :
Mbalok = 147 gram
W1 = 1,6 N
Ditanya :
g?
jawab :
w=m.g
1,6 = 147 . g
1,6
g = 147
g = 0,011 m/s2
2. Diketahui :
Mbalok = 147 gram
W1 = 1,6 N
Ditanya :
g?
jawab :
w=m.g
1,6 = 147 . g
1,6
g = 147
g = 0,011 m/s2
3. Diketahui :
Mbalok = 147 gram
W1 = 1,7 N
Ditanya :
g?

3
jawab :
w=m.g
1,6 = 147 . g
1,7
g = 147
g = 0,011 m/s2
4. Diketahui :
Mbalok = 147 gram
Wrata – rata = 1,63 N
Ditanya :
grata –rata ?
jawab :
w=m.g
1,6 = 147 . g
1,63
g= 147
g = 0,011m/s2
3.3.2. Tabel. 2. Hasil pengamatan gaya gesek.
Ulangan Gaya gesek statis (F) Koefisien gesek statis
(𝜇𝑠)
1 0,3 N 0,18
2 0,4 N 0,24
3 0,4 N 0,24
Rata – rata O,36 N 0,22
1. Diketahui :
Wbalok = 1,63 N
F = 0,3 N
Ditanya :
𝜇𝑠 ?
Jawab :
F = 𝜇𝑠. N
0,3 = 𝜇𝑠 . 1,63
0,3
𝜇𝑠 = 1,63
= 0,18
2. Diketahui :
Wbalok = 1,63 N
F = 0,4 N
Ditanya :
𝜇𝑠 ?
Jawab :
F = 𝜇𝑠. N

4
0,3 = 𝜇𝑠 . 1,63
0,4
𝜇𝑠 = 1,63
= 0,24
3. Diketahui :
Wbalok = 1,63 N
F = 0,4 N
Ditanya :
𝜇𝑠 ?
Jawab :
F = 𝜇𝑠. N
0,3 = 𝜇𝑠 . 1,63
0,4
𝜇𝑠 = 1,63
= 0,24
4. Diketahui :
Wbalok = 1,63 N
Frata –rata = 0,36 N
Ditanya :
𝜇𝑠 ?
Jawab :
F = 𝜇𝑠. N
0,3 = 𝜇𝑠 . 1,63
0,36
𝜇𝑠 = 1,63
= 0,22
5.
3.3.3. Tabel 3. Hasil pengamatan gaya gesek dengan katrol.
Jarak Waktu Percepatan Percepatan Koefisien Tegangan
(cm) (s) (a) rata – rata gesek (T)
kinetis
(𝜇𝑘)
2
25 0, 77 84,3 m/s 137,97 130145 -6398,5 N
2+ 2
35 0, 72 135 m/s m/s N
2
45 0, 68 194,63 m/s
1. Diketahui :
X = 25 cm
t = 0,77 sekon
Ditanya :
a?
jawab

5
1
x = 2 . a . t2
1
25 = 2 . a . 0,772
25 = 0,29645 a
a = 84,3 m/s2
2. Diketahui :
X = 35 cm
t = 0,72 sekon
Ditanya :
a?
jawab
1
x = 2 . a . t2
1
35 = 2 . a . 0,722
35 = 0,2592 a
a = 135 m/s2
3. Diketahui :
X = 45 cm
t = 0,68 sekon
Ditanya :
a?
jawab
1
x = 2 . a . t2
1
45 = 2 . a . 0,682
45 = 0,2312 a
a = 194,63 m/s2
84,3+135+194,63
4. arata – rata = 3
413,93
= 3
= 137,97 m/s2
𝑤2 .(𝑚1+𝑚2 )ä
5. 𝜇𝑘 = 𝑤1
500 .(50+147) .194,63
= 147
19171055
= 147
= 130145 N
6. Tegangan = w2 – m2 . ä
= 500 – 50 . 137,97
= 500 – 6898,5
= -6398,5 N
3.4. Pembahasan

6
Hukum II Newton adalah hukum yang menggambarkan
hubungan gaya yang bekerja pada suatu benda yang bergerak. Prinsip
Hukum II Newton adalah gaya suatu benda akan menjadi besar jika
diberikan dorongan yang searah dengan laju benda itu dan jika
diberikan gaya yang berlawanan dari laju benda itu maka akan
memperlambat gaya benda itu. Hukum II Newton berbunyi percepatan
sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja
padanya dan berbanding terbalik dengan massanya (Hewitt, 2014)

F=m.a
Keterangan :
F = gaya yang bekerja pada benda (N)
m = massa benda (Kg)
a = percepatan benda (m/s2)

Gaya gesek adalah gaya yang lawan arah dengan benda dengan
tujuan memperlambat benda yang bergerak. Gaya gesek akan terjadi
jika 2 benda saling bersentuhan. Gaya gesek dapat dibagi 2 yaitu gaya
gesek statis dan gaya gesek kinetis. Gaya gesekan bernamding lurus
dengan gaya normal (Young, 2012).

Gaya gesek statis adalah gaya gesekan yang bertujuan untuk


menahan benda agar benda tidak bergerak (Giambattista, Richardson,
Richardson,. & Richardson, 2012).
fs = 𝜇𝑠 . 𝑁
Keterangan :
fs = gaya gesek statis
𝜇𝑠 = koefisien gesek statis
N = gaya Normal
Gaya gesek kinetik adalah gaya gesek yang terjadi jika ada
permukaan 2 benda saling bersentuhan dan bergerak. Ketika suatu
benda bergerak konstan, besar gaya gesek kinetis sama dengan besar
gaya tarik (Walker, J. S, 2016).
fk = 𝜇𝑘 . 𝑁
Keterangan :
fk = gaya gesek kinetis

7
𝜇𝑘 = koefisien gesek kinetis
N = gaya Normal
Gaya berat adala \h gaya yang berasal dari gravitasi bumi dan
bekerja pada suatu benda. Berat suatu benda tergantung pada
percepatan gravitasi (Walker, J. S, 2016).

w=m.g
Keterangan :
w = gaya berat (N)
m = massa benda (Kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Gaya tegangan tali merupakan gaya yang terjadi pada tali ketika
tali sedang tegang. Arah gaya tegangan tali bergantung pada titik yang
ditinjau (Hewitt, 2014).
Pada percobaan 1 dilakukan mengukur gaya berat dengan neraca
pegas. Pertama –tama balok yang memiliki massa 147 gram digantung
pada neraca pegas untuk mengetahui gaya beratnya. Lalu dari gaya
berat dan massa balok dapat digunakan untuk mengetahui percepatan
gravitasi (Giordano, 2009).
Pada percobaan kedua dilakukan pengamatan gaya gesek statis
balok pada alas kayu dan hasilnya adalah semakin besar gaya gesek
statis, koefisienya juga semakin besar (Giordano, 2009).
Pada percobaan tiga dilakukan pengujian percepatan pada balok
dengan jarak 25 cm/35cm/45cm. Dari percobaan tersebut dapat
disimpulkan jika jarak semakin besar, percepatn juga semakin besar
dan semakin panjang lintasan balok, percepatannya juga semakin
besar. Jika ercepatnnya semakin besar waktu yang diperlukan semakin
singkat ((Giordano, 2009).

8
IV. Kesimpulan
Semakin besar gaya normal yang ada pada benda, maka semakin
besar gaya gesekan statik maupun kinetis yang diperoleh. Dari semua
percobaan di atas dapat digunakan dalam kehidupan sehari – hari,
contohnya adalah truk yang membawa benda yang massanya lebih
sedikit mendapat percepatan yang lebih besar daripada truk yang
membawa benda yang massanya lebih ringan.
V. Daftar Pustaka
Hewitt, P. G. (2014). Conceptual physics 12th Edition. San Francisco :
Pearson Higher Ed.
Young, H. D. (2012). College physics 9th. San Francisco Edition
Pearson Higher Ed.
Giambattista, A., Richardson, B. M., Richardson, R. C., &
Richardson, B. (2012). Physics 3th Edition. New york : Addison
Wesley.
Walker, J. S. (2016). Physics 5th Edition. San Francisco : Pearson.
Giordano, N. (2009). College Physics : Reasoning and Relationship.
Cengage Learning

Anda mungkin juga menyukai