Anda di halaman 1dari 14

PROSES PEMBUATAN YAKULT

Yakult adalah minuman susu fermentasi, yang dibuat dengan cara memfermentasi
susu bubuk skim yang mengandung bakteri asam laktat hidup Lactobacillus casei
Shirota strain. Lactobacilllus casei Shirota strain adalah galur unggul yang mudah
dan cocok untuk dikembangbiakkan dalam minuman dasar susu.
Yakult adalah minuman susu (fermentasi), yang dibuat dengan memfermentasikan
susu bubuk skim yang mengandung bakteri asam laktat hidup, Lactobacillus casei
Shirota strain (Anonim, 2007).

Bahan Pembuatan Yakult


Yakult dibuat dari bahan-bahan:
· Bakteri Lactobacillus casei Shirota strain hidup
· Susu bubuk skim
· Sukrosa dan glukosa.
· Perisa
· Air

Proses Pembuatan Yakult


proses pembuatan yakult di Indonesia :
ü Tangki pelarutan
Bahan-bahan utama yaitu susu bubuk skim dan glukosa dicampur dengan air dan
ditampung dalam tangki pelarutan.
ü Tangki pembibitan
Dalam tangki ini bibit bakteri Lactobacillus CaseiShirota Strain disiapkan dan
dikembangbiakkan.
ü Tangki fermentasi
Selanjutnya bibit bakteri Lactobacillus CaseiShirota Strain dicampu dengan
campuran bahan-bahan di no. 1 diatas dan dimasukkan kedalam tangki fermentasi.
Suhu fermentasi adalah 370C selama 6-9 hari.
ü Proses homogenizer
Tahap berikutnya dilakukan proses Homogenizer dan diawasi secara ketat.
ü Tangki pencampur
Hasil proses homogenizer tersebut dicampur dengan sirup dari tangki sirup dan
disimpan dalam tangki pencampur.
ü Tangki penampung
Kemudian hasil dari proses no. 4 tersebut dicampur dengan air yang sudah di
sterilisasi dan ditampung didalam tangki penampung.
ü Mesin pembuat botol
Untuk menjaga higienitas dari Yakult, maka proses pembuatan botol dilakukan
sendiri oleh
ü Mesin pengisian
Selanjutnya minuman Yakult sudah siap diisi ke dalam botol. Di botol tersebut
juga dicetak semua informasi yang ada seperti kandungan nutrisi, tanggal
kadaluwarsa, dll.
ü Mesin pengepakan
Botol-botol yang sudah terisi untuk selanjutnya dikemas dalam kemasan dimana 1
kemasan ( packing ) terdiri dari 5 botol Yakult.
ü Ruang pendingin
Kemasan yang berisi botol Yakult disimpan dalam ruang pendingin untuk
menjamin kualitas dari minuman kesehatan Yakult.
ü Distribusi
Dari ruang pendingin tersebut selanjutnya Yakult siap didistribusikan ke
pelanggan melalui sistem penjualan langsung ( Direct Sales ) untuk dikirim ke
toko-toko dan supermarket maupun melalui sistem penjualan oleh Ibu-ibu Yakult
Lady untuk dikirim ke rumah-rumah setiap hari.

Sterilisasi Yakult
Suhu Danijel pemrosesan Ultra-Tinggi (sering Less)-perlakuan Panas ultra
(disingkat keduanya UHT) adalah sterilisasi parsial USING makanandengan
memberikan pemanasan untuk Artikel Yang waktu singkat, sekitar 1-2 Detik,
Suhu PADA melebihi 135 oC (275 oF), Yang Suhu merupakan Yang diperlukan
untuk Artikel membunuh spora dalam susu. UHT Produk Yang Umum adalah
susu memucat, namun transovarial Suami juga digunakan untuk Artikel jus buah,
Krim, yogurt, anggur, sup, rebusan Artikel Baru. susu UHT diciptakan PADA
1960-an dan Jaksa menjadi konsumsi umumnya tersedia untuk Artikel Di Tahun
1970-an. Panas Tinggi selama transovarial UHT dapat menyebabkan Maillard
browning (ANTARA Kimia reaksi asam amino Dan Gula pereduksi, biasanya
membutuhkan Panas) dan perubahan rasa susu Dan bau Produk.

Suhu Penyimpanan Yakult


Yakult harus selalu disimpan pada suhu dibawah 10°C karena pada kondisi
tersebut bakteri Yakult tidak aktif sehingga kualitas Yakult dapat dipertahankan
terjaga. Penyimpanan pada suhu diatas 10°C akan mengakibatkan turunnya
kualitas karena bakteri Yakult aktif, menghasilkan asam laktat yang menyebabkan
Yakult menjadi asam dan jumlah bakteri hidupnya akan menurun.
PROSES PEMBUATAN YOGHURT

ALAT DAN BAHAN

Alat :

1. Wadah atau toples yang terbuat dari kaca.


2. Toples merupakan sebuah tempat yang bisa digunakan selama
penyimpanan. yoghurt. Toples yang digunakan untuk pembuatan
yoghurt ini hendaklah yang terbuat dari kaca.
3. 1 buah ember atau baskom : Digunakan sebagai tempat inkubasi youghrt
itu sendiri
4. Lap. Lap merupakan sebuah alat yang bisa digunakan untuk menutup
toples dengan keadaan tertutup. Sebelum lap digunakan, terlebih dahulu
harus disterilisasikan.
5. Panci. Panci merupakan sebuah wadah atau alat yang digunakan untuk
proses pemanasan susu yang hendak digunakan untuk pembuatan yoghurt.
6. Sendok pengaduk : Digunakan sebagai alat untuk mengaduk susu pada
saat dipanaskan.
7. Kompor gas.

Bahan

1. Susu bubuk putih.


2. Susu murni.
3. Youghrt Komersial.
4. Gula putih.
5. Gula putih digunakan merupakan salah satu bahan pemanis.

CARA KERJA :

1) Tuangkan susu pada panci dan tempatkan panci diatas kompor.


2) Tambahkan 10 gram susu bubuk (untuk setiap ½ liter susu). Aduk dan
hangatkan susu hingga mencapai suhu 900C. Usahakan susu tidak sampai
mendidih, Aduk terus menurus untuk mencegah susu terbakar. Pada saat
suhu susu telah mendekati suhu 900C, aduk lebih cepat untuk
mencegah mendidihnya susu.
3) Setelah susu mencapai 900C, angkat panci dari kompor. Biarkan susu menjadi
dingin hingga suhu 500C sampai 550C. pengadukan secara berkala dapat
menurukan waktu yang diperlukan untuk mendinginkan susu
4) Sambil menunggu proses pendinginan susu, starter youghrt dapat dibuat.
Starter youghrt dibuat dengan menambahkan 1 bagian youghrt komersial
dengan 2 bagian susu. Aduk sampai merata.
5) Tuangkan starter youghrt kedalam wadah pembuatan youghrt
6) Tuangkan susu yang telah didinginkan kedalam wadah, tutuprapat. Beri label
kelompok dan tanggal pembuatan
7) Tempatkan campuran susu dan starter youghrt pada daerah yang hangat. Suhu
ideal adalah 39-500C. biarkan selama 3-8 jam. Perbedaan suhu akan
menghasilkan produk yang berbeda. Suhu yang lebih tinggi akan
menghasilkan youghrt yang lebih asam sedangkan yang lebih dingin atau
rendah akan menghasilkan youghrt kurang asam dan lebih kental
8) Setelah 3 jam, periksa apakah susu telah mengental. Bila sudah pindahkan
kedalam refrigator dengan suhu 100C.
9) Setelah 24-72 jam, periksa bau dan rasa dari youghrt yang dihasilkan.
Bandingkan dengan produk komersial yang ada memberi rasa youghrt
10) Bila diinginkan, rasa dapat ditambahkan pada youghrt. Penambahan rasa
dapat dilakukan pada saat susu didinginkan sebelum proses inkubasi atau
dilakukan setelah masa inkubasi selesai bila ingin mempertahankan rasa asli
dari youghrt.

Salah satu cara pengolahan dan pengawetan susu yang tertua adalah
tehnologi pengemasan susu dilakukan dengan cara fermentasi. Salah satu produk
fermentasi susu ini adalah yoghurt. Melalui proses fermenatasi ini maka susu akan
memiliki konsitensi berupa pasta atau puding yang mempunyai cita rasa yang
spesifik karena timbulnya senyawa – senyawa yang mudah menguap yang
dihasilkan oleh bakteri stater.
Dalam proses fermentasi susu dalam pembuatan Yoghurt digunakan
bakteri fermentan penghasil asam laktat, terdiri dari Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus. Bakteri tersebut berperan sebagai pembentuk asam,
sehingga terbentuk Yoghurt dengan aroma yang khas. Asam yang terbentuk
menyebabkan penggumpalan protein susu dan membantu mengawetkan yoghurt.
Bakteri asam laktat juga dapat menekan pertumbuhan bakteri pembusuk susu,
sehingga yoghurt lebih tahan lama selama masa penyimpanan dibandingkan susu.
Lactobacillus lebih berperan dalam pembentukan aroma, sedangkan
streptococcus lebih berperan dalam pembentukan cita rasa. Komponen susu
yang paling berperan dalam pembuatan yoghurt adalah laktosa dan kasein.
Laktosa yang merupakan carbohydre susu digunakan sebagai sumber energi
selama pertumbuhan biakan bakteri dan akan menghasilkan asam laktat.
Terbentuknya asam laktat dari hasil fermentasi laktosa menyebabkan keasaman
susu meningkat atau pH menurun, kasein merupakan komponen terbanyak dalam
susu yang sangat peka terhadap asam. Dalam kondisi keasaman yang rendah maka
kasein menjadi tidak stabil sehingga kasein akan terkoaqulasi membentuk padatan
yang disebut yoghurt. Pada umumnya yoghurt yang baik memiliki total asam
laktat 0,85 % sampai 0,95 % atau derajat keasaman (pH) 4 – 4.5.
Sangat penting diperhatikan bahwa saat memasukkan starter, maka suhu
susu harus didinginkan dulu dari suhu saat pemanasan susu yaitu 90oC menjadi
sekitar 45oC-55oC. hal ini sangat penting karena jika starter dimasukkan pada saat
suhu susu masih tinggi sekita 90oC maka bakteri yang terkandung dalam starter
tersebut akan mati sehingga pembuatan yoghurt akan mengalami kegagalan.
Untuk memperoleh hasil yoghurt yang baik maka perbandingan
penggunaan starter Thermophylus dan Lactobulgaricus adalah 1:1. Berdasarkan
flavornya yoghurt dibedakan antara lain yang plain (natural), fruit yoghurt dan
flavoured yoghurt. Plain yoghurt memiliki rasa yang sangat asam, oleh karena itu
tidak semua orang menyukainya, yoghurt semacam ini biasanya digunakan untuk
campuran salad. Fruit yoghurt adalah yoghurt yang dicampur buah potongan kecil
atau sari buah, biasanya penambahan buah – buahan sekitar 10 %. Flavoured
yoghurt adalah yoghurt dengan flavoured sintetis dan pewarnamakanan. Untuk
jenis ini saat ini sangatlah digemari dikalangan anak – anak dan remaja.
Kondisi fermentasi pada pembuatan yoghurt dalam usaha
mengembangbiakan kedua stater inti menuntut kondisi susu yang bebas dari
berbagai jenis mikroorganisme yang lain yang menghambat pertumbuhan kedua
jenis starter diatas. Untuk itu proses pasteurisasi dengan menggunakan kombinasi
suhu dan waktu yang tepat sangat menentukan keberhasilan proses pengolahan
yoghurt.
Kombinasi suhu pasteurisasi ini dapat digunakan sbb:
1. 80oC – 85oC selama 20 menit
2. 85oC – 90oC selama 15 menit

Proses pembuatan yoghurt.


Tahapan proses pembuatan yoghurt adalah pemanasan, pendinginan dan
pemeraman, bila yoghurt akan dikonsumsi dalam bentuk flavoured yoghurt, maka
tahapan proses dilanjutkan dengan penambahan gulas ebagai pemanisan dan
flavoured, pengemasan dan pembekuan.

·Pemanasan
Pemanasan ini bertujuan untuk mematikan semua mikroba yang ada pada susu
seperti Mycobacterium tubercolis, micrococcus dll, yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri stater. Disamping itu juga untuk menurunkan kandungan air
pada susu sehingga pada akhirnya akan diperoleh yoghurt dengan konsistensi
yang cukup padat.
Pemanasan susu ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara
lain sebagai berikut : Susu dipanaskan pada suhu tinggi (dibawah suhu didih)
dalam jangka tertentu hingga volumenya berkurang menjadi 2/3 dari jumlah
semula, patokannya adalah volume susu (pemanasan tidak sampai mendidih).

1. Susu dipanaskan dengan menggunakan kombinasi suhu dan waktu sebagai


berikut :
85oC – 90oC selama 10 – 15 menit
80oC – 85oC selama 15 – 20 menit

· Pendinginan
Proses ini bertujuan untuk memberikan kondisi yang optimum bagi bakteri
Starter, pendinginan dikerjakan sampai suhu 50-55 oC, kemudian Setelah suhu
tercapai ditambahkan bakteri starter 2-3 % dari jumlah susu
· Pemeraman atau Inkubasi
Pemeraman dapat dilakukan pada suhu 37 derajat C selama 24 jam atau dalam
incubator dengan suhu 45 derajat C selama 4-6 jam, Incubasi dihentikan bila telah
tercapai keasaman 4 – 4,5. Setelah pemeraman ini biasanya yoghurt bisa langsung
dikonsumsi sebagai plain yoghurt.
Adapun perbedaan keju swiss, keju cheddar dan keju yogurt adalah
sebagai berikut:
Keju Swiss merupakan keju lokal yang diproduksi di negara Swiss. Swiss
hingga saat ini memproduksi lebih dari 450 jenis keju. Pembuatan keju telah
menjadi tradisi di negara ini selama beratus-ratus tahun. Swiss memiliki tanah
yang dipenuhi dengan rerumputan. Sekitar 80% tanahnya tidak cocok untuk
bertani, karena itu digunakan untuk menggembalakan ternak. Beberapa keju Swiss
yang terkenal adalah Appenzell, Bellelay atau Tête de Moine, Emmental,
Fribourgeois, Gruyère, Saanen, Sapsago, Sbrinz, Vacherin-Fribourgeois. Keju
Swiss yang dikenal di dunia memiliki ciri-ciri yang khas yaitu berwarna kuning
pucat, mengandung sedikit rasa kacang, dan memiliki banyak lubang pada
teksturnya. Sebagian besar keju Swiss dibuat dari susu sapi.
Keju Swiss yang dikenal memiliki banyak lubang sebenarnya adalah keju
Emmental. lubang-lubang ini terbentuk karena saat setelah melewati proses
pematangan, ketika asam laktat dan asam glutamat mulai hilang, mikroba-mikroba
menciptakan gas karbondioksida. Mikroba tersebut adalah Propionibacteria
shermanii atau P. shermanii. Mikroba ini ditambahkan kedalam susu setelah
dihangatkan. P. shermanii mengonsumsi asam laktat yang dikeluarkan oleh
bakteria lain, yaitu bakteria yang mengubah susu menjadi keju.Mikroba ini lalu
bersendawa dan menyemburkan banyak sekali gas karbondioksida. Gas tersebut
tidak dapat dilepaskan, tetapi menjadi terjebak pada apa yang dikenal sebagai
lubang atau "mata".Keju Swiss yang dimatangkan hanya untuk waktu yang
sebentar saja akan memiliki lubang yang lebih kecil dan memiliki rasa yang
lembut. Sedangkan yang lebih lama proses pematangannya seperti Emmental akan
memiliki lubang yang lebih besar dan rasa yang lebih tegas.
Sedangkan proses yang khas dalam pembuatan keju cheddar adalah
adanya sebuat proses yang dinamakan cheddaring. Cheddaring adalah tahap
tambahan dalam pembuatan keju Cheddar. Setelah dipanaskan, tahu susu diuleni
dengan garam, dipotong kotak-kotak untuk menghilangkan dadih susu, kemudian
disusun dan dibalik. Keju Cheddar yang keras dan sangat tua (vintage) perlu
dimatangkan hingga 15 bulan. Keju omo perlu disimpan pada temperatur konstan,
dan kadang-kadang perlu dilengkapi dengan peralatan tambahan. Seperti halnya
pembuatan keju di negara-negara Eropa, gua merupakan tempat ideal untuk
pematangan keju. Hingga kini, beberapa jenis keju Cheddar yang diproduksi di
Inggris dimatangkan di dalam gua di Wookey Hole dan Lembah Cheddar.
Tahu susu dan dadih susu dipisahkan dengan rennet (enzim kompleks
yang secara alami diproduksi dari lambung anak sapi yang baru lahir). Dalam
pembuatan keju Cheddar vegetarian, enzim yang fungsinya sama diambil dari
sumber non hewani.
Dan keju yogurt adalah keju yang dibuat dari susu cair murni dengan
teknik seperti pembuatan yogurt namun ditambah susu bubuk full cream sehingga
tekstur yogurt yang dihasilkan menjadi menggumpal hingga jadilah keju yogurt

Manfaat yoghurt :

1. Menurunkan tekanan darah


2. Sumber protein yang sangat baik
3. Menggantikan energi setelah berolahraga
4. Membantu sistem pencernaan lebih lancar
5. Menjaga kesehatan tulang
6. Sumber mineral dan vitamin
7. Memperkuat sistem imun
8. Membantu menurunkan berat badan
PROSES PEMBUATAN YOGHURT

KELOMPOK :

 AAN ANISA
 SITI OMAH

KELAS : X IPA 3

SMA NEGERI 1 CIOMAS

TAHUN AJARAN 2018 / 2019


PROSES PEMBUATAN YAKULT

KELOMPOK :

 LULU ALAWIYAH
 IIS ROHISAH

KELAS : X IPA 3

SMA NEGERI 1 CIOMAS

TAHUN AJARAN 2018 / 2019


PROSES PEMBUATAN TEMPE
Bahan:
1. Kedelai
2. Ragi tempe
3. Air secukupnya
Alat:
· Tampah besar
· Ember/tong
· Keranjang
· Rak bambu
· Cetakan
· Pengaduk kayu
· Dandang
· Karung goni
· Tungku atau kompor
· Daun pisang atau plastic

Proses Pembuatan Tempe


1. Proses Pembersihan
Pertama-tama pilihlah kedelai yang tidak busuk dan tidak kotor.
Kemudian kedelai dibersihkan menggunakan air bersih. Dalam hal ini air
yang digunakan adalah air PAM. Kemudian kedelai yang sudah dibersihkan
direndam didalam ember/tong selama satu malam supaya kulitnya mudah
lepas;
2. Proses pengupasan
Kedelai yang sudah direndam selama satu malam dikupas kulit arinya dengan
cara diinjak-injak atau menggunakan mesin pengupas kedelai;
3. Proses Pengukusan
Setelah dikupas dan dicuci bersih, kedelai dikukus dalam dandang selama 1
jam. Kemudian angkat dan dinginkan dalam tampah besar;
4. Proses peragian
Proses ini dilakukan setelah kedelai dingin. Ragi tempe dimasukkan kedalam
rendaman kedelai kemudian diaduk hingga merata.
Masukkan campuran tersebut dalam cetakan yang dialasi plastik atau
dibungkus dengan daun pisang. Daun atau plastik dilubangi agar jamur tempe
mendapat udara dan dapat tumbuh dengan baik:
5. Tempe Yang Sedang Dicetak
Proses penyimpanan
Tumpuk cetakan dan tutup dengan karung goni supaya menjadi hangat.
Setelah 1 malam jamur mulai tumbuh dan keluar panas.

Setelah 1 malam ambil cetakan-cetakan tersebut dan letakkan diatas rak, berjajar
satu lapis dan biarkan selama 1 malam. Kemudian keluarkan tempe dari
cetakannya.
Catatan:
1. Ruangan untuk membuat tempe harus bersih dan tidak harus terbuat dari
tembok. Ruangan untuk pemeraman diberi jendela, agar udara dapat diatur
dengan membuka atau menutup jendela tersebut. Di waktu musim hujan
ruangan ini perlu diberi lampu agar suhu ruangan tidak terlalu dingin.
2. Tempe mudah busuk setelah disimpan 2 ½ hari dalam keadaan terbungkus,
oleh karena itu perlu diawetkan secara kering.
3. Iris tempe dengan ketebalan ½ mm, keringkan dalam oven pada suhu
o
75.Iris tempe dengan ketebalan C selama 55 menit. Dengan cara
pengawetan seperti ini produk tempe awetan yang dihasilkan tahan
disimpan selama 3 sampai 5 minggu.
4. Kandungan protein dan lemak tempe kedelai, masing-masing sebesar
22,5% dan 18%. Kebutuhan protein sebesar 55g/hari dapat dipenuhi
dengan mengkonsumsi tempe sebanyak 244,44 gram.
5. Setelah semua proses tersebut diatas selesai, maka tempe siap untuk
didistribusikan.

Kesimpulan
· Tempe terbuat dari kacang kedelai. Pembuatan tempe secara tradisional
biasanya menggunakan tepung tempe yang dikeringkan di bawah sinar
matahari. Sekarang pembuatan tempe ada juga yang menggunakan ragi
tempe.

· Cara Pembuatan:
a) Bersihkan kedelai kemudian rendam satu malam supaya kulitnya mudah
lepas;
b) Kupas kulit arinya dengan cara diinjak-injak. Bila ada, dapat
menggunakan mesin pengupas kedelai;
c) Setelah dikupas dan dicuci bersih, kukus dalam dandang selama 1 jam
Kemudian angkat dan dinginkan dalam tampah besar;
d) Setelah dingin, dicampur dengan ragi tempe secukupnya;
e) Masukkan campuran tersebut dalam cetakan yang dialasi plastik atau
dibungkus dengan daun pisang. Daun atau plastik dilubangi agar jamur
tempe mendapat udara dan dapat tumbuh dengan baik;
f) Tumpuk cetakan dan tutup dengan karung goni supaya menjadi hangat.
Setelah 1 malam jamur mulai tumbuh dan keluar panas;
g) Ambil cetakan-cetakan tersebut dan letakkan diatas rak, berjajar satu
lapis dan biarkan selama 1 malam;
h) Keluarkan tempe dari cetakannya.

Anda mungkin juga menyukai