YAKULT
YAKULT
Yakult adalah minuman susu fermentasi, yang dibuat dengan cara memfermentasi
susu bubuk skim yang mengandung bakteri asam laktat hidup Lactobacillus casei
Shirota strain. Lactobacilllus casei Shirota strain adalah galur unggul yang mudah
dan cocok untuk dikembangbiakkan dalam minuman dasar susu.
Yakult adalah minuman susu (fermentasi), yang dibuat dengan memfermentasikan
susu bubuk skim yang mengandung bakteri asam laktat hidup, Lactobacillus casei
Shirota strain (Anonim, 2007).
Sterilisasi Yakult
Suhu Danijel pemrosesan Ultra-Tinggi (sering Less)-perlakuan Panas ultra
(disingkat keduanya UHT) adalah sterilisasi parsial USING makanandengan
memberikan pemanasan untuk Artikel Yang waktu singkat, sekitar 1-2 Detik,
Suhu PADA melebihi 135 oC (275 oF), Yang Suhu merupakan Yang diperlukan
untuk Artikel membunuh spora dalam susu. UHT Produk Yang Umum adalah
susu memucat, namun transovarial Suami juga digunakan untuk Artikel jus buah,
Krim, yogurt, anggur, sup, rebusan Artikel Baru. susu UHT diciptakan PADA
1960-an dan Jaksa menjadi konsumsi umumnya tersedia untuk Artikel Di Tahun
1970-an. Panas Tinggi selama transovarial UHT dapat menyebabkan Maillard
browning (ANTARA Kimia reaksi asam amino Dan Gula pereduksi, biasanya
membutuhkan Panas) dan perubahan rasa susu Dan bau Produk.
Alat :
Bahan
CARA KERJA :
Salah satu cara pengolahan dan pengawetan susu yang tertua adalah
tehnologi pengemasan susu dilakukan dengan cara fermentasi. Salah satu produk
fermentasi susu ini adalah yoghurt. Melalui proses fermenatasi ini maka susu akan
memiliki konsitensi berupa pasta atau puding yang mempunyai cita rasa yang
spesifik karena timbulnya senyawa – senyawa yang mudah menguap yang
dihasilkan oleh bakteri stater.
Dalam proses fermentasi susu dalam pembuatan Yoghurt digunakan
bakteri fermentan penghasil asam laktat, terdiri dari Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus. Bakteri tersebut berperan sebagai pembentuk asam,
sehingga terbentuk Yoghurt dengan aroma yang khas. Asam yang terbentuk
menyebabkan penggumpalan protein susu dan membantu mengawetkan yoghurt.
Bakteri asam laktat juga dapat menekan pertumbuhan bakteri pembusuk susu,
sehingga yoghurt lebih tahan lama selama masa penyimpanan dibandingkan susu.
Lactobacillus lebih berperan dalam pembentukan aroma, sedangkan
streptococcus lebih berperan dalam pembentukan cita rasa. Komponen susu
yang paling berperan dalam pembuatan yoghurt adalah laktosa dan kasein.
Laktosa yang merupakan carbohydre susu digunakan sebagai sumber energi
selama pertumbuhan biakan bakteri dan akan menghasilkan asam laktat.
Terbentuknya asam laktat dari hasil fermentasi laktosa menyebabkan keasaman
susu meningkat atau pH menurun, kasein merupakan komponen terbanyak dalam
susu yang sangat peka terhadap asam. Dalam kondisi keasaman yang rendah maka
kasein menjadi tidak stabil sehingga kasein akan terkoaqulasi membentuk padatan
yang disebut yoghurt. Pada umumnya yoghurt yang baik memiliki total asam
laktat 0,85 % sampai 0,95 % atau derajat keasaman (pH) 4 – 4.5.
Sangat penting diperhatikan bahwa saat memasukkan starter, maka suhu
susu harus didinginkan dulu dari suhu saat pemanasan susu yaitu 90oC menjadi
sekitar 45oC-55oC. hal ini sangat penting karena jika starter dimasukkan pada saat
suhu susu masih tinggi sekita 90oC maka bakteri yang terkandung dalam starter
tersebut akan mati sehingga pembuatan yoghurt akan mengalami kegagalan.
Untuk memperoleh hasil yoghurt yang baik maka perbandingan
penggunaan starter Thermophylus dan Lactobulgaricus adalah 1:1. Berdasarkan
flavornya yoghurt dibedakan antara lain yang plain (natural), fruit yoghurt dan
flavoured yoghurt. Plain yoghurt memiliki rasa yang sangat asam, oleh karena itu
tidak semua orang menyukainya, yoghurt semacam ini biasanya digunakan untuk
campuran salad. Fruit yoghurt adalah yoghurt yang dicampur buah potongan kecil
atau sari buah, biasanya penambahan buah – buahan sekitar 10 %. Flavoured
yoghurt adalah yoghurt dengan flavoured sintetis dan pewarnamakanan. Untuk
jenis ini saat ini sangatlah digemari dikalangan anak – anak dan remaja.
Kondisi fermentasi pada pembuatan yoghurt dalam usaha
mengembangbiakan kedua stater inti menuntut kondisi susu yang bebas dari
berbagai jenis mikroorganisme yang lain yang menghambat pertumbuhan kedua
jenis starter diatas. Untuk itu proses pasteurisasi dengan menggunakan kombinasi
suhu dan waktu yang tepat sangat menentukan keberhasilan proses pengolahan
yoghurt.
Kombinasi suhu pasteurisasi ini dapat digunakan sbb:
1. 80oC – 85oC selama 20 menit
2. 85oC – 90oC selama 15 menit
·Pemanasan
Pemanasan ini bertujuan untuk mematikan semua mikroba yang ada pada susu
seperti Mycobacterium tubercolis, micrococcus dll, yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri stater. Disamping itu juga untuk menurunkan kandungan air
pada susu sehingga pada akhirnya akan diperoleh yoghurt dengan konsistensi
yang cukup padat.
Pemanasan susu ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara
lain sebagai berikut : Susu dipanaskan pada suhu tinggi (dibawah suhu didih)
dalam jangka tertentu hingga volumenya berkurang menjadi 2/3 dari jumlah
semula, patokannya adalah volume susu (pemanasan tidak sampai mendidih).
· Pendinginan
Proses ini bertujuan untuk memberikan kondisi yang optimum bagi bakteri
Starter, pendinginan dikerjakan sampai suhu 50-55 oC, kemudian Setelah suhu
tercapai ditambahkan bakteri starter 2-3 % dari jumlah susu
· Pemeraman atau Inkubasi
Pemeraman dapat dilakukan pada suhu 37 derajat C selama 24 jam atau dalam
incubator dengan suhu 45 derajat C selama 4-6 jam, Incubasi dihentikan bila telah
tercapai keasaman 4 – 4,5. Setelah pemeraman ini biasanya yoghurt bisa langsung
dikonsumsi sebagai plain yoghurt.
Adapun perbedaan keju swiss, keju cheddar dan keju yogurt adalah
sebagai berikut:
Keju Swiss merupakan keju lokal yang diproduksi di negara Swiss. Swiss
hingga saat ini memproduksi lebih dari 450 jenis keju. Pembuatan keju telah
menjadi tradisi di negara ini selama beratus-ratus tahun. Swiss memiliki tanah
yang dipenuhi dengan rerumputan. Sekitar 80% tanahnya tidak cocok untuk
bertani, karena itu digunakan untuk menggembalakan ternak. Beberapa keju Swiss
yang terkenal adalah Appenzell, Bellelay atau Tête de Moine, Emmental,
Fribourgeois, Gruyère, Saanen, Sapsago, Sbrinz, Vacherin-Fribourgeois. Keju
Swiss yang dikenal di dunia memiliki ciri-ciri yang khas yaitu berwarna kuning
pucat, mengandung sedikit rasa kacang, dan memiliki banyak lubang pada
teksturnya. Sebagian besar keju Swiss dibuat dari susu sapi.
Keju Swiss yang dikenal memiliki banyak lubang sebenarnya adalah keju
Emmental. lubang-lubang ini terbentuk karena saat setelah melewati proses
pematangan, ketika asam laktat dan asam glutamat mulai hilang, mikroba-mikroba
menciptakan gas karbondioksida. Mikroba tersebut adalah Propionibacteria
shermanii atau P. shermanii. Mikroba ini ditambahkan kedalam susu setelah
dihangatkan. P. shermanii mengonsumsi asam laktat yang dikeluarkan oleh
bakteria lain, yaitu bakteria yang mengubah susu menjadi keju.Mikroba ini lalu
bersendawa dan menyemburkan banyak sekali gas karbondioksida. Gas tersebut
tidak dapat dilepaskan, tetapi menjadi terjebak pada apa yang dikenal sebagai
lubang atau "mata".Keju Swiss yang dimatangkan hanya untuk waktu yang
sebentar saja akan memiliki lubang yang lebih kecil dan memiliki rasa yang
lembut. Sedangkan yang lebih lama proses pematangannya seperti Emmental akan
memiliki lubang yang lebih besar dan rasa yang lebih tegas.
Sedangkan proses yang khas dalam pembuatan keju cheddar adalah
adanya sebuat proses yang dinamakan cheddaring. Cheddaring adalah tahap
tambahan dalam pembuatan keju Cheddar. Setelah dipanaskan, tahu susu diuleni
dengan garam, dipotong kotak-kotak untuk menghilangkan dadih susu, kemudian
disusun dan dibalik. Keju Cheddar yang keras dan sangat tua (vintage) perlu
dimatangkan hingga 15 bulan. Keju omo perlu disimpan pada temperatur konstan,
dan kadang-kadang perlu dilengkapi dengan peralatan tambahan. Seperti halnya
pembuatan keju di negara-negara Eropa, gua merupakan tempat ideal untuk
pematangan keju. Hingga kini, beberapa jenis keju Cheddar yang diproduksi di
Inggris dimatangkan di dalam gua di Wookey Hole dan Lembah Cheddar.
Tahu susu dan dadih susu dipisahkan dengan rennet (enzim kompleks
yang secara alami diproduksi dari lambung anak sapi yang baru lahir). Dalam
pembuatan keju Cheddar vegetarian, enzim yang fungsinya sama diambil dari
sumber non hewani.
Dan keju yogurt adalah keju yang dibuat dari susu cair murni dengan
teknik seperti pembuatan yogurt namun ditambah susu bubuk full cream sehingga
tekstur yogurt yang dihasilkan menjadi menggumpal hingga jadilah keju yogurt
Manfaat yoghurt :
KELOMPOK :
AAN ANISA
SITI OMAH
KELAS : X IPA 3
KELOMPOK :
LULU ALAWIYAH
IIS ROHISAH
KELAS : X IPA 3
Setelah 1 malam ambil cetakan-cetakan tersebut dan letakkan diatas rak, berjajar
satu lapis dan biarkan selama 1 malam. Kemudian keluarkan tempe dari
cetakannya.
Catatan:
1. Ruangan untuk membuat tempe harus bersih dan tidak harus terbuat dari
tembok. Ruangan untuk pemeraman diberi jendela, agar udara dapat diatur
dengan membuka atau menutup jendela tersebut. Di waktu musim hujan
ruangan ini perlu diberi lampu agar suhu ruangan tidak terlalu dingin.
2. Tempe mudah busuk setelah disimpan 2 ½ hari dalam keadaan terbungkus,
oleh karena itu perlu diawetkan secara kering.
3. Iris tempe dengan ketebalan ½ mm, keringkan dalam oven pada suhu
o
75.Iris tempe dengan ketebalan C selama 55 menit. Dengan cara
pengawetan seperti ini produk tempe awetan yang dihasilkan tahan
disimpan selama 3 sampai 5 minggu.
4. Kandungan protein dan lemak tempe kedelai, masing-masing sebesar
22,5% dan 18%. Kebutuhan protein sebesar 55g/hari dapat dipenuhi
dengan mengkonsumsi tempe sebanyak 244,44 gram.
5. Setelah semua proses tersebut diatas selesai, maka tempe siap untuk
didistribusikan.
Kesimpulan
· Tempe terbuat dari kacang kedelai. Pembuatan tempe secara tradisional
biasanya menggunakan tepung tempe yang dikeringkan di bawah sinar
matahari. Sekarang pembuatan tempe ada juga yang menggunakan ragi
tempe.
· Cara Pembuatan:
a) Bersihkan kedelai kemudian rendam satu malam supaya kulitnya mudah
lepas;
b) Kupas kulit arinya dengan cara diinjak-injak. Bila ada, dapat
menggunakan mesin pengupas kedelai;
c) Setelah dikupas dan dicuci bersih, kukus dalam dandang selama 1 jam
Kemudian angkat dan dinginkan dalam tampah besar;
d) Setelah dingin, dicampur dengan ragi tempe secukupnya;
e) Masukkan campuran tersebut dalam cetakan yang dialasi plastik atau
dibungkus dengan daun pisang. Daun atau plastik dilubangi agar jamur
tempe mendapat udara dan dapat tumbuh dengan baik;
f) Tumpuk cetakan dan tutup dengan karung goni supaya menjadi hangat.
Setelah 1 malam jamur mulai tumbuh dan keluar panas;
g) Ambil cetakan-cetakan tersebut dan letakkan diatas rak, berjajar satu
lapis dan biarkan selama 1 malam;
h) Keluarkan tempe dari cetakannya.