Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

Judul Praktikum : Gaya dan Pesawat Sederhana

Hari, Tanggal : Senin, 10 Oktober 2016

Praktikan :

1. Afrizal Heryadi
2. Dewi Novalinda
3. Kartikawati
4. Valentini

Kelas : 5G

A. Landasan Teori
1. Gaya
Gaya adalah tarikan dan dorongan yang diberikan pada suatu benda. Delman
dapat bergerak karena ada gaya. Contoh tarikan adalah membuka pintu, menarik
laci, dan menarik mobil-mobilan. Contoh dorongan lainnya adalah mendorong
gerobak baso, menutup pintu, memijat bel, dan melempar bola. Kamu tidak dapat
melihat wujud gaya. Kamu hanya dapat melihat sumber dan pengaruh gaya.
Sumber gaya contohnya kuda, orang, mesin, dan angin. Pengaruh gaya, contohnya
benda diam menjadi bergerak, benda bergerak menjadi lebih cepat gerakannya, dan
benda bergerak menjadi diam.
Gaya gesek

Sewaktu kecil, mungkin kamu pernah main kelereng. Apakah ada perbedaan antara
main di lantai keramik di tanah? Apakah yang menye-babkan perbedaan tersebut?
Kamu pasti ingat bahwa kelereng bergerak lebih lamban di tanah. Itu terjadi karena
pengaruh hambatan lintasan geraknya. Hambatan gerak dari lantai keramik lebih
kecil dibandingkan dengan hambatan gerak tanah. Hambatan gerak dari lantai
disebut gaya gesek. Gaya gesekan adalah hambatan yang terjadi jika dua
permukaan benda saling bersentuhan.Makin kasar permukaan, makin besar pula
gaya geseknya sangat kecil. Oleh karena itu, benda akan mudah meluncur di
atasnya. Sifat es ini dimanfaatkan oleh para pemain ski. Dengan sedikit dorongan
saja, pemain ski dapat meluncur dengan cepat. Bagaimanakah cara memperkecil
gaya gesek? Gaya gesek dapat diperkecil dengan cara menghaluskan permukaan
lantai. Selain itu, dapat juga dengan cara melicinkannya. Gaya gesek juga dapat
diperkecil dengan cara memberikan bantalan.
2. Pesawat Sederhana
Kamu tentu pernah melihat orang memindahkan barang ke dalam truk
menggunakan bidan miring, menimba air dari sumur, seorang tukang kayu yang
sedang mencabut paku, atau kejadian lain di sekitarmu yang bertujuan untuk
mempermudah melakukan berbagai aktivitas. Dalam usaha menyelesaikan
pekerjaan, berbagai alat dibuat dari yang sederhana sampai dengan yang rumit.
Pesawat adalah setiap alat yang dapat mengubah besar, arah, atau cara pemakaian
gaya untuk memperoleh suatu keuntungan. Setiap alat yang digunakan untuk
mempermudah pekerjaan manusia dinamai pesawat sederhana.
Di antara contoh jenis pesawat sederhana yaitu tuas, bidang miring, katrol, roda,
dan poros.
Tuas (Pengungkit)
Tuas merupakan alat pengungkit. Tuas biasa terbuat dari kayu atau linggis. Sebuah
tuas terdiri atas tiga bagian utama, yaitu:
a. Titik tumpuan (TT) adalah titik di mana tempat batang tuas bertumpu.
b. Titik kuasa (TK) adalah titik di mana tempat mengumpulkan gaya.
c. Titik beban (TB) adalah titik di mana benda yang akan diangkat diletakkan.

Berdasarkan letak titik beban, titik tumpu, dan titik kuasanya, tuas dibagi menjadi
tiga jenis.
1) Tuas Jenis Pertama
Tuas jenis pertama merupakan tuas dengan titik tumpu berada di antara titik
beban dan titik kuasa.
Alat-alat yang termasuk dalam tuas jenis pertama di antaranya: gunting,
jungkat-jungkit, tang, linggis, timbangan, dan pemotong kuku.
2) Tuas Jenis Kedua
Sebuah tuas yang titik bebannya terletak di antara titik tumpu dan titik kuasa
disebut tuas jenis kedua. Beberapa alat yang termasuk tuas jenis kedua ini di
antaranya pisau pemotong kertas, gerobak beroda satu, pemecah kemiri, dan
pembuka botol.
3) Tuas Jenis Ketiga
Tuas jenis ketiga merupakan tuas yang posisi kuasa berada di antara titik tumpu
dan titik beban. Contoh peralatan yang termasuk tuas jenis ketiga antara lain
lengan kita, sekop pasir, pinset, penjepit roti, penjepit es, dan lain-lain.

Bidang Miring
Pernahkah kamu melihat orang yang sedang menurunkan atau menaikkan
drum berisi minyak ke dalam truk? Mereka memindahkannya menggunakan bidang
miring.
Ternyata bidang miring berguna untuk membantu memindahkan benda-benda yang
terlalu berat. Prinsip kerja bidang miring dimanfaatkan orang untuk membuat baji.
Beberapa alat yang menggunakan prinsip baji, diantaranya kapak, pisau, linggis,
obeng, paku ulir, sekrup, jarum, paku, tatah, dan lain-lain.

Perbedaan baji dan bidang miring adalah :


a. Pada bidang miring, yang bergerak bendanya.
b. Pada baji, yang bergerak bidang miringnya.
Katrol ( kerek )
Katrol merupakan roda yang dapat berputar pada porosnya yang berguna sebagai
alat pengangkat atau penarik benda. Prinsip kerja katrol sama dengan pengungkit,
yaitu memiliki tiga titik, antara lain titik tumpu (TT), titik beban (TB), dan titik
kuasa (TK). Berdasarkan jenisnya, ada empat macam katrol, yaitu katrol tetap,
katrol bebas atau lepas, katrol berganda, dan blok katrol.
a. Katrol Tetap

Katrol tetap merupakan katrol yang posisinya tidak berubah. Katrol tetap hanya
berfungsi untuk mengubah arah gaya. Katrol tetap memudahkan kamu
melakukan pekerjaan.Dalam kehidupan sehari-hari, sering kamu temui
penggunaan katrol tetap pada sumur timba, tiang bendera, dan sangkar burung.

b. Katrol bebas
Katrol bebas adalah katrol yang dapat bergerak bebas atau dipindah-
dipindahkan. Sedangkan bebannya digantungkan pada katrolnya. Kuasa yang
diperlukan pada katrol bebas untuk mengangkat beban lebih kecil daripada
katrol tetap.Gaya yang digunakan untuk mengangkat beban hanya
setengahnya, misal beban yang diangkat beratnya 100 kg, maka hanya
dibutuhkan kuasa sebesar 50 kg. Katrol bebas biasa digunakan oleh pekerja
pabrik, pelabuhan, atau pedagang grosir untuk memudahkan pekerjaannya.
c. Katrol Berganda
Katrol berganda atau majemuk merupakan perpaduan antara katrol tetap dan
katrol bebas yang dihubungkan dengan tali. Beban dikaitkan pada katrol bebas.
Sedangkan salah satu ujung tali diikat pada penopang katrol tetap. Ujung tali
yang lain ditarik. Akibat tarikan itu beban dan katrol bebas akan terangkat.
Roda dan Poros
Di sekitar kamu banyak alat-alat yang menggunakan roda dan poros, seperti roda
sepeda, kursi roda, roda mobil, roda pesawat terbang, engsel pintu, roda gerobak,
roda lemari es, dan lain-lain. Sejak zaman dahulu sebenarnya orang sudah
mengenal roda untuk membantu meringankan kerja mereka.
Perkembangan berikutnya, orang membuat roda yang berporos. Ternyata cara ini
memang lebih praktis.

B. Tujuan Praktikum
1. Kami dapat membuktikan dan menyimpulkan bahwa dua buah benda yang
bersentuhan akan menimbulkan gaya gesek.
2. Kami dapat menyimpulkan bahwa tuas dapat mempermudah mengangkat suatu
benda.
3. Kami dapat menyimpulkan bahwa bidang miring dapat mempermudah
memindahkan suatu benda.
4. Kami dapat menyimpulkan bahwa katrol dapat mempermudah mengangkat suatu
benda.
5. Kami dapat menyimpulkan bahwa roda dapat mempermudah memindahkan suatu
benda.
C. Alat dan Bahan
1. Neraca pegas 1 Buah
2. Kaca 1 Buah
3. Kotak Resonasi 1 Buah
4. Buku 1 Buah
5. Tiang Neraca 1 Buah
6. Dudukan Neraca Beralur 1 Buah
7. Lengan Neraca Beralur 1 Buah
8. Penggantung Piring Neraca 1 Buah
9. Neraca Pegas 1 Buah
10. Kubus Alumunium 1 Buah
11. Tutup Kotak Resonasi 1 Buah
12. Neraca Pegas 1 Buah
13. Piring Neraca 1 Buah
14. Penggantung Piring Neraca 1 Buah
15. Kubus Kayu 1 Buah
16. Kubus Alumunium 1 Buah
17. Papan Plastik Bidang Miring 1 Buah
18. Penyangga Bidang Miring 2 Buah
19. Piring Neraca 1 Buah
20. Pengantung Piring Neraca 1 Buah
21. Kubus Kayu 1 Buah
22. Kubus Alumunium 1 Buah
23. Tali Secukupnya
24. Katrol Tunggal 1 Buah
25. Katrol Ganda 1 Buah
26. Neraca Pegas 1 Buah

D. Rangkaian Alat Praktikum


E. Prosedur Pratikum
Praktikum I ( Gaya )
1. Meletakan kotak resonansi di atas meja.
2. Mengaitkan sebuah pegas pada kotak resonansi. Kemudian menarik kotak
resonansi dan mengamati apa yang terjadi.
3. Meletakan kotak resonansi di atas buku.
4. Mengaitkan sebuah pegas pada kotak resonansi. Kemudian menarik kotak
resonansi dan mengamati apa yang terjadi.
5. Meletakan kotak resonansi di atas kaca.
6. Mengaitkan sebuah pegas pada kotak resonansi. Kemudian menarik kotak
resonansi dan mengamati apa yang terjadi.
Praktikum II ( Pesawat Sederhana_Tuas )
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Merakit neraca.
3. Mengaitkan piring neraca pada ujung sebelah kiri.
4. Meletakkan kubus alumunium di atas piring neraca.
5. Menarik neraca pegas sehingga keadaan neraca dalam posisi seimbang.
Praktikum III (Bidang Miring )
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengangkat tutup kotak resonansi dengan cara mengaitkan pengait neraca pegas
dengan kaitan pada kotak resonansi.
3. Menghitung panjang regangan pegas.
4. Memasang papan bidang miring pada penyangga bidang miring.
5. Meletakkan tutup kotak resonansi pada bidang miring, kemudian mengangkat dan
menarik tutup kotak resonansi yang terkait pada neraca pegas dari bawah ke atas.
6. Menghitung panjang rengangan pegas.
7. Melandaikan papan bidang miring.kemudian mengangkat dan menarik tutup kotak
resonansi yang terkait pada neraca pegas dari bawah ke atas.
8. Menghitung panjang regangan pegas.
Praktikum IV ( Katrol )
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menggantung piring pada neraca pegas kemudian meletakan kubus alumunium dan
kubus kayu pada piring neraca.
3. Menghitung panjang regangan neraca pegas.
4. Menggantung katrol tunggal kemudian meletakan tali pada alur katrol.
5. Mengikat penggantung piring neraca pada salah satu ujung tali dan ujung tali
lainnya diikatkan pada neraca pegas.
6. Meletakan kubus kayu dan kubus alumunium pada piring neraca.
7. Menarik neraca pegas sampai piring neraca bergerak.
8. Menghitung panjang regangan neraca pegas.
9. Melakukan langkah 4-8 pada katrol ganda.
Praktikum V ( Roda )
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengaitkan neraca pegas dengan kotak resonansi, kemudian menghitung regangan
pegas saat kotak tersebut ditarik.
3. Memasang kereta roda empat sebagai alat pengangkut kotak resonansi.
4. Mengaitkan neraca pegas dengan kotak resonansi yang telah dipasang kereta roda
empat, kemudian menghitung regangan pegas saat kotak tersebut ditarik.
F. Perolehan Data
Praktikum I ( Gaya )
1. Sebelum kotak resonansi yang diletakan di atas meja ditarik maka keadaan pegas
normal
2. Kotak resonansi ditarik dengan neraca pegas maka keadaan pegas merenggang
sebesar 0,1 N
3. Ketika tarikkan diteruskan maka kotak resonansi bergerak
4. Ketika kotak resonansi diletakkan di atas buku kemudian ditarik dengan neraca
pegas, maka kotak resonansi bergerak
5. Regangan pegas saat menarik kotak resonansi di atas buku jika dibanding saat
menarik di atas meja adalah gaya gesek lebih besar 0,2 N
6. Ketika kotak resonansi di letakkan di atas kaca kemudian ditarik dengan neraca
pegas, maka kotak resonansi bergerak
7. Regangan pegas saat menarik kotak resonansi di atas kaca resonansi di atas kaca
jika dibanding saat menarik di atas meja adalah gaya gesek lebih besar 0,2 N
Praktikum II (Pesawat Sederhana_Tuas)
No Piring neraca digantung Panjang regangan Jarak neraca pegas
pada lubang ke pegas kedudukan lengan
neraca
1 14 1 cm 11 cm
2 12 0,5 cm 13 cm
3 10 0,3 cm 15 cm

Praktikum III (Bidang Miring)


No Keadaan tutup kotak resonansi Panjang regangan
pegas
1. Diangkat langsung keatas 1,5 cm
2. Diangkat melalui bidang miring 0,5 cm
3. Diangkat melalui bidang miring yang lebih landai 0,3 cm

Praktikum IV ( Katrol )
No Keadaan Panjang regangan
pegas
1 Piring neraca digantungkan pada neraca pegas 0,7 cm
2 Piring neraca ditarik ( katrol tunggal) 0,5 cm
3 Piring neraca ditarik ( katrol ganda ) 0,3 cm

Praktikum V ( Roda )
1. Panjang regangan pegas ketika menarik kotak resonansi 0,3 cm
2. Panjang regangan pegas ketika menarik kotak resonansi yang telah di pasang kereta
roda empat 0,2 cm
3. Berdasarkan pengamatan 1 dan 2 maka selisih panjang regangan pegas 0,1 cm
G. Analisis Data
Praktikum I (Gaya)
Besarnya gaya gesekan ditentukan oleh kealusan atau kasar permukaan benda yang
bersentuhan.
Praktikum II ( Pesawat Sederhana_ Tuas )
Dari hasil perolehan data di atas dapat kita analisis bahwa semakin panjang jarak antara
titik gantungan piring, neraca dengan dudukan lengan neraca disbanding jarak antara
pegas dengan dudukan neraca maka gaya atau kuasa semakin besar.
Praktikum III (Bidang Miring )
Kami dapat mengetahui dan membuktikan bahwa bidang miring dapat mempermudah
memindahkan suatu benda. Keuntungan menggunakan bidang miring adalah kami dapat
memindahkan benda ketempat yang lebih tinggi dengan gaya yang lebih kecil. Saat
kami melakukan percobaan dengan menggunakan papan plastik bidang miring dan
meletakkan kotak resonansi pada bidang miring kemudian kami angkat dan kami tarik
kotak resonansi yang terkait pada neraca pegas dari bawah ke atas.
Praktikum IV (Katrol )
Dari hasil perolehan data di atas dapat kita analisis bahwa katrol dapat mempermudah
mengangkat suatu benda, makin banyak katrol dan regangan semakin pendek maka
akan makin mudah untuk mengangkat atau menarik suatu benda.
Praktikum V (Roda )
1. Panjang regangan pegas ketika menarik kotak resonansi 0.3 cm
2. Panjang regangan pegas ketia menarik kotak resonansi yang telah di pasang kereta
roda empat 0,2 cm
3. Berdasarkan pengamatan 1 dan 2 maka selisih panjang regangan pegas 0,1 cm
Dari hasil data di atas dapat kita analisis bahwa ketika menggunakan roda panjang
regangan semakin pendek sehingga semakin mudah menarik kotak resonansi.
H. Kesimpulan
Gaya adalah tarikan dan dorongan yang diberikan pada suatu benda. Gaya gesekan
adalah hambatan yang terjadi jika dua permukaan benda saling bersentuhan. Pesawat
sederhana terdiri dari tuas, bidang miring, katrol dan roda.
Tuas merupakan alat pengungkit. Tuas biasa terbuat dari kayu atau linggis. Sebuah
tuas terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: Titik tumpuan (TT) adalah titik di mana
tempat batang tuas bertumpu, titik kuasa (TK) adalah titik di mana tempat
mengumpulkan gaya, titik beban (TB) adalah titik di mana benda yang akan diangkat
diletakkan.
Bidang miring berguna untuk membantu memindahkan benda-benda yang terlalu
berat. Prinsip kerja bidang miring dimanfaatkan orang untuk membuat baji. Beberapa
alat yang menggunakan prinsip baji, diantaranya kapak, pisau, linggis, obeng, paku ulir,
sekrup, jarum, paku, tatah, dan lain-lain. Katrol merupakan roda yang dapat berputar
pada porosnya yang berguna sebagai alat pengangkat atau penarik benda. Prinsip kerja
katrol sama dengan pengungkit. Berdasarkan jenisnya, ada empat macam katrol, yaitu
katrol tetap, katrol bebas atau lepas, katrol berganda, dan blok katrol. Roda berporos
merupakan pesawat sederhana yang terdiri atas sebuah roda berputar yang dihubungkan
dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama.
Kami melakukan beragam praktikum, antara lain mengaitkan sebuah pegas pada
kotak resonansi, kemudian menarik kotak resonansi tersebut dengan beralaskan meja,
buku dan kaca. Merakit neraca lalu meletakkan kubus alumunium dan kubus kayu di
atas piring neraca pada ujung sebelah kiri dan mengaitkan neraca pegas pada ujung
sebelah kanan. Mengangkat kotak resonansi yang diletakkan pada bidang miring.
Menggantung piring neraca pada salah satu ujung tali pada katrol tunggal dan katrol
ganda dan ujung tali lainnya diikatkan pada neraca pegas. Menarik kotak resonansi
yang telah dipasang kereta roda empat yang dikaitkan dengan neraca pegas lalu
menghitung panjang regangannya.
Dari data yang kami peroleh dapat disimpulkan bahwa semakin halus permukaan
benda yang bersentuhan maka gaya gesek yang terjadi semakin kecil. Semakin panjang
jarak antara titik gantung piring neraca dengan dudukan lengan neraca (dibanding jarak
antara pegas dengan dudukan lengan neraca), gaya (kuasa) semakin besar. Bidang
miring dapat membantu mempermudah memindahkan beban menjadi lebih ringan.
Makin miring bidang, makin berat gaya untuk mengangkat beban. Katrol dapat
mempermudah mengangkat suatu benda, makin banyak katrol dan regangan semakin
pendek maka akan semakin mudah untuk mengangkat/menarik suatu benda. Roda dapat
membantu memperingan untuk memindahkan suatu benda.
Daftar Pusaka

Ermawaty, Imas Ratna dan Tri Isti Hartini. 2015. Konsep Dasar Fisika Berbasis Nilai.
Jakarta: UHAMKA PRESS.
Indriati, dkk. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian
Pendidikan Nasional.
Karim, Saeful, dkk. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar 2 untuk kelas
VIII/ SMP/MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Rositawaty, S dan Aris Muharam. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 4.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai