Teori Florence Kelompok 3
Teori Florence Kelompok 3
Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas Falsafah Teori Keperawatan
Disusun oleh:
Kelompok 3
Kelas III A
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
1
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul “Teori
Keperawatan Modern Nursing: Florance Nightingale”, penulis susun sebagai tugas mata
kuliah Perencanaan Pendidikan. Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, sehingga dalam penulisan karya tulis ini penulis
banyak memperoleh bimbingan, saran, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
Semoga semua bantuan, bimbingan, dorongan dan doa yang diberikan kepada penulis
mendapatkan rahmat dan karunia dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini
jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pihak.Amin.
Padang, 20 Maret2019
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………...2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….…3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….….4
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………....6
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..15
3.2 Saran…………………………………………………………………………....15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………16
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan Penulisan
a. Tujuan umum
Tujuan umum dari makalah ini agar mahasiswa mampu mengaplikasikan teori
keperawatan menurut Florence Nightingale.
b. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari makalah ini:
1. Menjelaskan latar belakang teori dan sejarah dari teori keperawatan Florence
Nightingale
2. Menjelaskan sumber teori untuk pengembangan teori
3. Menjelaskan konsep umum dan definisi dari teori keperawatan Florence
Nightingale
4. Menjelaskan penggunaan temuam empiris
5. Menjelaskan paradigma keperawatan
6. Menjelaskan pengaplikasian dari teori keperawatan Florence Nightingale
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2.2 Sumber Teori Untuk Pengembangan Teori
Akibatnya, tersirat bahwa konsep, definisi, dan proposisi sebuah teori keperawatan
berasal dari keperawatan model konseptual. Teori keperawatan bervariasi dalam ruang
lingkup; itu adalah, mereka berbeda dalam tingkat abstraksi. Teori yang jangkauannya lebih
luas disebut jangkauan luas teori Teori-teori ini abstrak dan memberi perspektif luas untuk
tujuan dan struktur praktik keperawatan (Fawcett, 1994; Walker & Avant, 1995). Mereka
7
tidak dapat diuji; lebih tepatnya, mereka dipandang sebagai model penghasil pengetahuan
dari mana hipotesis dapat diturunkan dan diuji (Wilson, 1989), dan mereka bermanfaat
sebagai a kerangka kerja teoritis untuk pengembangan teori rentang menengah (Armstrong &
Kelly, 1995).
Teori rentang menengah terbatas dalam ruang lingkup dan mengandung sejumlah
variabel (Fawcett, 1994; Walker & Avant, 1995); mereka “melibatkan abstraksi, tentu saja,
tetapi mereka dekat cukup untuk mengamati data yang akan dimasukkan dalam proposisi
yang memungkinkan pengujian empiris ” (Merton, 1968, hlm. 39). Dengan demikian, mereka
dapat dengan mudah dibawa ke tingkat operasional (Wilson, 1989); mereka adalah teori yang
menggambarkan, menjelaskan, dan memprediksi fenomena kepedulian terhadap keperawatan
sebagai serta meresepkan tindakan sebagai tanggapan terhadap itu fenomena. Baik teori
grand dan mid range penting untuk pengembangan pengetahuan dalam disiplin keperawatan.
Kisaran besar teori penting untuk memberikan yang lebih besar gambaran fenomena.
8
Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam konteks lingkungan secara
keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psiklologis dan lingkungan sosial.
9
c) Lingkungan Sosial (Social environment)
Indikator empiris didefinisikan sebagai suatu yang sangat konkrit dan wakil dari dunia
nyata yang spesifik atau pengganti konsep teori middle-range, sebuah instrumen aktual,
kondisi eksperimental atau prosedur yang digunakan untuk mengamati atau mengukur konsep
teori middle-range. Informasi diperoleh dari indikator empiris yang secara khas disebut
dengan Data. Fungsi dari indikator empiris adalah menyediakan pengertian oleh teori
middle-range yang dihasilkan dan diuji. Indikator empiris adalah instrumen-instrumen yang
menghasilkan data yang dapat disortir ke dalam kategori kualitatif atau dihitung sebagai nilai
kuantitatif. Sebagai contoh, respon-respon pada jadwal wawancara yang dibuat pertanyaan
open-ended dapat dianalisa pada kategori atau tema yang dihasilkan dan respon pada
kuisioner yang dibuat item fixed-choice dapat diperlakukan pada kalkulasi matematikal yang
menghasilkan nomor atau skor. Indikator empiris yang merupakan kondisi eksperimental atau
prosedur yang dikatakan peneliti atau praktisi yang pasti dilakukan. Mereka merupakan
protocol atau skrip yang mengarahkan tindakan dalam cara yang tepat. Indikator empiris,
kemudian diperlukan dalam menghasilkan dan menguji teori middle-range.
10
2.5 Paradigma Keperawatan
1. Manusia
Manusia terdiri dari komponen fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual.
Walaupun memang lebih terfokus pada aspek fisik tetapi tetap saja ide yang dikemukakan
Nightingale tentang seseorang yang sedang sakit mempunyai semangat hidup yang lebih
besar daripada mereka yang sehat, sebenarnya terkait dengan dimensi psikologis dari
manusia.
2. Lingkungan
Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan sosial dan
psikologis yang dieksplor secara lebih terperinci dalam tulisannya. Penekanannya terhadap
lingkungan sangat jelas melalui pernyataannnya bahwa jika ingin meramalkan masalah
kesehatan, maka yang harus dilakukan adalah mengkaji keadaan rumah, kondisi dan cara
hidup seseorang daripada mengkaji fisik atau tubuhnya.
3. Kesehatan
Yang mempengaruhi kesehatan menurut Nightingale keadaan sehat dapat dicapai melalui
pendidikan dan perbaikan kondisi lingkungan. Penyakit merupakan proses perbaikan, tubuh
berusaha untuk memperbaiki masalah. Juga merupakan suatu kesempatan untuk
meningkatkan pandangan spiritual. Oleh karena itu, Nightingale sangat menekankan bahwa
kesehatan tidak hanya berorientasi dalam lingkungan rumah sakit tetapi juga komunitas.
11
4. Keperawatan
Membuat pasien merasa nyaman dan tenang di lingkungan rumah sakit merupakan hal
yang perlu dilakukan. Cara yang dilakukan untuk membuat pasien merasa nyaman, pada saat
memberi makanan di rumah sakit misal dengan membersihkan meja tempat tidur dan
yakinkan ada tempat untuk semua piring. Makanan harus di hidangkan pada nampan bersih
dan harus terlihat menarik. Yakinkan ada alat makan yang digunakan.
1. Lingkungan fisik,
2. Psikologis,
3. Sosial.
12
mereka bila mungkin. Penting untuk menanyakan pasien apa yang biasanya mereka lakukan
dan bagaimana mereka menginginkan bantuan. Praktek budaya dan agama dapat
membedakan praktek higiene. Higiene adalah sangat pribadi dan masing – masing individu
mempunyai ide yang berbeda-beda tentang apa yang mereka ingin lakukan. Jika
memungkinkan, perawat harus membantu pasien memenuhi kebutuhan pribadinya daripada
melakukan standard rutin.
Perawat adalah orang yang membantu proses penyembuhan penyakit, tetapi tidak untuk
menyembuhkan penyakit. Ini karena tugas seorang perawat adalah merawat orang yang sakit
dan dokter adalah orang yang berperan penting dan sangat membantu dalam proses
penyembuhan penyakit. Itulah beda perawat dan dokter. Perawat juga bukan hanya
memberikan obat untuk menyembuhkan penyakit kepada si pasien, tetapi mereka juga harus
bisa membuat lingkungan fisik, psikologis, sosial pasien sembuh. Setelah mereka merasa
sehat atau sembuh dari penyakit baik lahir maupun batin mereka tenang dan nyaman. Pada
saat pasien berada di rumah sakit pun perawat di tuntut untuk memberikan kenyamanan bagi
pasien, artinya kita bisa meringankan penderitaan sakit si pasien itu dan dalam perawatan
pasien tidak dibedakan yang kaya dan miskin.
2. Contoh Kasus
Banyak kasus orang dipulangkan dari rumah sakit ke rumah ketika mereka masih
membutuhkan asuhan keperawatan, sehingga perawat sering memberikan perawatan di
rumah yamg hampir sama dengan yang mereka berikan pada pasien di rumah sakit.
Berdasarkan teori ada beberapa hal yang pelu di lakukan perawat atau beberapa contoh peran
perawat berdasarkan teori :
Pada saat memberikan nutrisi kepada pasien yang harus dilakukan perawat adalah :
13
5. Jika perlu, perawat bisa membantu pasien makan.
4. Melindungi pasien,
7. Memberikan udara kepada pasien agar pasien dapat bernapas dengan, tenang dan nyaman,
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Florence Nightingale “Ibu dari keperawatan modern” merupakan salah satu pendiri
yang meletakan dasar-dasar teori keperawatan yang melalui model konsep dan teori
keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat menemukan kebutuhan dasar
manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang yang
sakit yang dikenal dengan teori lingkunganya. Selain itu Florence Nightingale juga membuat
standar pada pendidikan keperawatan serta standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang
efesien. Florence Nightingale memandang pasien dalam konteks keseluruhan lingkungan
yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial.
Florence Nightingale kita kenal sebagai perawat yang membangun landasan teori bagi
profesi keperawatan, mengembangkan dan menerbitkan suatu filosofi dan suatu teori tentang
hubungan antara kesehatan dan keperawatan (Soemowinoto, 2008). Model konsep Florence
Nightingale memposisikan lingkungan adalah sebagai focus asuhan keperawatan, dan
perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep ini dalam upaya
memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Menurut Nightingale keadaan sehat
dapat dicapai melalui pendidikan dan perbaikan kondisi lingkungan. Nightingale
mendefinisikan kesehatan sebagai merasa sehat dan menggunakan semaksimal mungkin
setiap kekuatan yang dimiliki yang merupakan proses aditif, yaitu hasil kombinasi dari faktor
lingkungan, fisik, dan psikologis.
3.2 Saran
Florence Nigtingale merupakan seorang perawat yang perlu ditiru dalam proses
keperawatan dan proses penyembuhan penyakit. Dia merupakan Lady With The Lamp bagi
pasien yang sakit. Maka kita sebagai perawat haruslah sebagai penerang bagi pasien yang kita
rawat. Marilah kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan penderitaan pasien yang
kita rawat. Rawatlah pasien seperti kita merawat orang yang paling kita sayang.
15
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Hidayat, Aziz 2008, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Salemba Medika,
Jakarta.
Potter & Perry, 2005,Fundamental keperawatan,EGC, Jakarta George, Julia B, Dkk 1990,
Nursing Theories, Appleton & lange, Amerika.
Ch Ristensen, Paula J, Jannet W : alih bahasa, Yuyun Dkk, 2009. Proses keperawatan:
aplikasi model konseptual Jakarta: EGC
Sousa VD, Hayman LL. Nursing theory development. Online Braz J Nurs [internet]2002 Jan [cited
month day year] 1(1); 2-9. Available from:http://www.uff.br/nepae/objn101cunhaetal.htm
16