DOSEN PEMBIMBING :
Ns.Jasmawati,S.kep,m.kes
Disusunoleh:
Kelompok I
Adinda zalzabila muzakkyah (P07224219001)
AndiTenriAngka (P07224219004)
Clarita Emilia Febiana (P07224219006)
Dian Sasmitah (P07224219010)
Dinni Indrawati (P07224219011)
Gusti Reni Anggini (P07224219020)
Melysa Nur Aini (P07224219024)
Ratna Komalasari (P07224219031)
Sinta Alam Sari (P07224219039)
Wiwik Kristiani (P07224219043)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Katabolisme dan
Anabolisme”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
dosen pemimbing kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Samarinda,08 November
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
1.1.............................................................................................. Latar
Belakang......................................................................................... 1
1.2.............................................................................................. Rum
usanMasalah ................................................................................... 1
1.3.............................................................................................. Tujua
n ...................................................................................................... 1
BAB II PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
TINJAUAN PUSTAKA
Porfirin adalah senyawa siklik yang dibentuk dari gabungan empat cincin pirol melalui
jembatan metenil (-CH=). Sifat khas porfirin adalah pembentukan kompleks dengan ion-
ion logam (metaloporfirin) yang terikat pada atom nitrogen cincin-cincin pirol. Sebagai
contoh misalnya heme yang merupakan porfirin besi dan klorofil, merupakan porfirin
magnesium.
Porfirin mengandung nitrogen tersier pada 2 cincin pirolen sehingga bersifat basa lemah
dan adanya gugus karboksil pada rantai sampingnya menyebabkan juga bersifat asam.
Titik isoelektriknya berkisar pada pH 3-4, sehingga pada pH trersebut porfirin mudah
diendapkan dalam larutan air. Berbagai jenis porfirinogen tidak berwarna, sedangkan
berbagai jenis porfirin berwarna. Porfirin dan derivat-derivatnya mempunyai spektrum
absorbsi yang khas pada daerah yang dapat dilihat dan pada daerah ultraviolet. Larutan
porfirin dalam HCl 5% mempunyai pita absorbsi pada 400 nm yang disebut pita Soret.
Porfirin dalam asam mineral kuat atau pelarut organik dan kemudian disianari sinar
ultraviolet akan memancarkan fluoresensi merah yang kuat. Sifat fluoresensi ini sangat
khas sehingga sering dipakai untuk mendeteksi porfirin bebas dengan jumlah yang sedikit.
Sifat absorbsi dan fluoresensi yang khas dari porfirin disebabkan oleh ikatan rangkap
yang menyatukan cincin pirol. Ikatan rangkap ini tidak ada pada porfirinogen sehingga
tidak menunjukkan sifat-sifat tersebut. Jika porfirinogen mengalami oksidasi dengan
melepaskan 6 atom H akan terbentuk porfirin yang mempunyai ikatan rangkap.
Biosintesis Heme
Biosintesis heme dapat terjadi pada sebagian besar jaringan kecuali eritrosit dewasa yang
tidak mempunyai mitokondria. Sekitar 85% sintesis heme terjadi pada sel-sel prekursor
eritoid di sumsum tulang dan sebagian besar sisanya di sel hepar. Biosintesis heme dapat
dibagi menjadi 2 tahap, yaitu: (1) Sintesis porfirin; (2) Sintesis heme.
AmLev yang terbentuk kemudian keluar ke sitosol. Di sitosol 2 molekul AmLev dengan
perantaraan enzim AmLev dehidratase/dehidrase membentuk porfobilinogen yang
merupakan prazat pertama pirol. AmLev dehidratase merupakan enzim yang
mengandung seng dan sensitif terhadap inhibisi oleh timbal
Enzim yang bertindak sebagai regulator biosintesis heme adalah AmLev sintase. Heme
yang mungkin bekerja melalui molekul aporepresor menghambat sintesis AmLev sintase,
dalam hal ini kemungkinan terjadi feed back negative. Obat yang metabolismenya
menggunakan hemoprotein spesifik di hati (sitokrom-P450) menyebabkan konsentrasi
heme intra seluler menurun. Hal ini menyebabkan represi terhadap AmLev sintase
menurun. Aktivitas AmLev sintase meningkat sehingga sintesis heme juga meningkat.
Pemberian glukosa dan hematin dapat mencegah pembentukan AmLev sintase sehingga
menurunkan sintesis heme.
Metabolisme sekunder adalah berbagai macam reaksi yang produknya tidak secara
langsung terlibat dalam pertumbuhan normal. Dalam hal ini metabolit sekunder berbeda
dengan bahan metabolit intermediet yang memang merupakan produk dari metabolisme
normal.
• Fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu
glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan
zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari.
Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis.
Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga
berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme
yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai
fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam
fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul
penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon
adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.
Proses fotosintesis tidak dapat berlangsung pada setiap sel, tetapi hanya pada sel yang
mengandung pigmen fotosintetik. Sel yang tidak mempunyai pigmen fotosintetik ini tidak
mampu melakukan proses fotosintesis. Pada percobaan Jan Ingenhousz, dapat diketahui
bahwa intensitas cahaya mempengaruhi laju fotosintesis pada tumbuhan. Hal ini dapat
terjadi karena perbedaan energi yang dihasilkan oleh setiap spektrum cahaya. Di samping
adanya perbedaan energi tersebut, faktor lain yang menjadi pembeda adalah kemampuan
daun dalam menyerap berbagai spektrum cahaya yang berbeda tersebut. Perbedaan
kemampuan daun dalam menyerap berbagai spektrum cahaya tersebut disebabkan adanya
perbedaan jenis pigmen yang terkandung pada jaringan daun.
Di dalam daun terdapat mesofil yang terdiri atas jaringan bunga karang dan jaringan
pagar. Pada kedua jaringan ini, terdapat kloroplas yang mengandung pigmen hijau
klorofil. Pigmen ini merupakan salah satu dari pigmen fotosintesis yang berperan penting
dalam menyerap energi matahari.
Kloroplas
Kloroplas terdapat pada semua bagian tumbuhan yang berwarna hijau, termasuk batang
dan buah yang belum matang. Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil yang berperan
dalam proses fotosintesis. Kloroplas mempunyai bentuk seperti cakram dengan ruang
yang disebut stroma. Stroma ini dibungkus oleh dua lapisan membran. Membran stroma
ini disebut tilakoid, yang didalamnya terdapat ruang-ruang antar membran yang disebut
lokuli.[9] Di dalam stroma juga terdapat lamela-lamela yang bertumpuk-tumpuk
membentuk grana (kumpulan granum). Granum sendiri terdiri atas membran tilakoid
yang merupakan tempat terjadinya reaksi terang dan ruang tilakoid yang merupakan
ruang di antara membran tilakoid. Bila sebuah granum disayat maka akan dijumpai
beberapa komponen seperti protein, klorofil a, klorofil b, karetonoid, dan lipid. Secara
keseluruhan, stroma berisi protein, enzim, DNA, RNA, gula fosfat, ribosom, vitamin-
vitamin, dan juga ion-ion logam seperti mangan (Mn), besi (Fe), maupun perak (Cu).
Pigmen fotosintetik terdapat pada membran tilakoid. Sedangkan, pengubahan energi
cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan produk akhir berupa
glukosa yang dibentuk di dalam stroma. Klorofil sendiri sebenarnya hanya merupakan
sebagian dari perangkat dalam fotosintesis yang dikenal sebagai fotosistem.
Struktur kloroplas:
1. membran luar
4. Stroma
6. membran tilakoid
8. tilakoid (lamella)
9. Pati
10. Ribosom
12. plastoglobula
Fotosintesis Tumbuhan
Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung dari
senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk
menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk
menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi yang
menghasilkan glukosa berikut ini:
Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan
dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi
seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi
pada respirasi seluler berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula
(glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon
dioksida, air, dan energi kimia.
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah
yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut
kloroplas. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun
seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun
sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut
mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya
akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil,
tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi
oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar
matahari ataupun penguapan air yang berlebihan.
Proses Fotosintesis
Proses fotosintesis sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu pengetahuan
alam utama, seperti fisika, kimia, maupun biologi sendiri.
Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun
secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk melangsungkan reaksi
ini. Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian
stroma.[17] Hasil fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-jaringan
terdekat terlebih dahulu.
Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama:
reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya
tetapi memerlukan karbon dioksida).
Reaksi Terang
Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di
dalam stroma. Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia
dan menghasilkan oksigen (O2).
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini
memerlukan molekul air dan cahaya matahari. Proses diawali dengan penangkapan foton
oleh pigmen sebagai antena.
Reaksi terang melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja sama, yaitu fotosistem I dan
II. Fotosistem I (PS I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti bahwa fotosistem ini optimal
menyerap cahaya pada panjang gelombang 700 nm, sedangkan fotosistem II (PS II) berisi
pusat reaksi P680 dan optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 680 nm.
Mekanisme reaksi terang diawali dengan tahap dimana fotosistem II menyerap cahaya
matahari sehingga elektron klorofil pada PS II tereksitasi dan menyebabkan muatan
menjadi tidak stabil. Untuk menstabilkan kembali, PS II akan mengambil elektron dari
molekul H2O yang ada disekitarnya. Molekul air akan dipecahkan oleh ion mangan (Mn)
yang bertindak sebagai enzim. Hal ini akan mengakibatkan pelepasan H+ di lumen
tilakoid. Dengan menggunakan elektron dari air, selanjutnya PS II akan mereduksi
plastokuinon (PQ) membentuk PQH2. Plastokuinon merupakan molekul kuinon yang
terdapat pada membran lipid bilayer tilakoid. Plastokuinon ini akan mengirimkan elektron
dari PS II ke suatu pompa H+ yang disebut sitokrom b6-f kompleks. Reaksi keseluruhan
yang terjadi di PS II adalah:
Elektron dari sitokrom b6-f kompleks akan diterima oleh fotosistem I. Fotosistem ini
menyerap energi cahaya terpisah dari PS II, tapi mengandung kompleks inti terpisahkan,
yang menerima elektron yang berasal dari H2O melalui kompleks inti PS II lebih dahulu.
Sebagai sistem yang bergantung pada cahaya, PS I berfungsi mengoksidasi plastosianin
tereduksi dan memindahkan elektron ke protein Fe-S larut yang disebut feredoksin.[22]
Reaksi keseluruhan pada PS I adalah:
Selanjutnya elektron dari feredoksin digunakan dalam tahap akhir pengangkutan elektron
untuk mereduksi NADP+ dan membentuk NADPH. Reaksi ini dikatalisis dalam stroma
oleh enzim feredoksin-NADP+ reduktase. Reaksinya adalah:
Ion H+ yang telah dipompa ke dalam membran tilakoid akan masuk ke dalam ATP
sintase. ATP sintase akan menggandengkan pembentukan ATP dengan pengangkutan
elektron dan H+ melintasi membran tilakoid. Masuknya H+ pada ATP sintase akan
membuat ATP sintase bekerja mengubah ADP dan fosfat anorganik (Pi) menjadi ATP.
Reaksi keseluruhan yang terjadi pada reaksi terang adalah sebagai berikut:
Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik yang membentuk gula dari bahan
dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH). Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini
diperoleh dari reaksi terang.[19] Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya
matahari. Reaksi gelap bertujuan untuk mengubah senyawa yang mengandung atom
karbon menjadi molekul gula. Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya
panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu
panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (380-700 nm). Cahaya
tampak terbagi atas cahaya merah (610 - 700 nm), hijau kuning (510 - 600 nm), biru (410
- 500 nm) dan violet (< 400 nm).[20] Masing-masing jenis cahaya berbeda pengaruhnya
terhadap fotosintesis. Hal ini terkait pada sifat pigmen penangkap cahaya yang bekerja
dalam fotosintesis. Pigmen yang terdapat pada membran grana menyerap cahaya yang
memiliki panjang gelombang tertentu. Pigmen yang berbeda menyerap cahaya pada
panjang gelombang yang berbeda. Kloroplas mengandung beberapa pigmen. Sebagai
contoh, klorofil a terutama menyerap cahaya biru-violet dan merah. Klorofil b menyerap
cahaya biru dan oranye dan memantulkan cahaya kuning-hijau. Klorofil a berperan
langsung dalam reaksi terang, sedangkan klorofil b tidak secara langsung berperan dalam
reaksi terang. Proses absorpsi energi cahaya menyebabkan lepasnya elektron berenergi
tinggi dari klorofil a yang selanjutnya akan disalurkan dan ditangkap oleh akseptor
elektron. Proses ini merupakan awal dari rangkaian panjang reaksi fotosintesis.
Reaksi Gelap
Reaksi gelap pada tumbuhan dapat terjadi melalui dua jalur, yaitu siklus Calvin-Benson
dan siklus Hatch-Slack. Pada siklus Calvin-Benson tumbuhan mengubah senyawa
ribulosa 1,5 bisfosfat menjadi senyawa dengan jumlah atom karbon tiga yaitu senyawa 3-
phosphogliserat. Oleh karena itulah tumbuhan yang menjalankan reaksi gelap melalui
jalur ini dinamakan tumbuhan C-3. Penambatan CO2 sebagai sumber karbon pada
tumbuhan ini dibantu oleh enzim rubisco. Tumbuhan yang reaksi gelapnya mengikuti
jalur Hatch-Slack disebut tumbuhan C-4 karena senyawa yang terbentuk setelah
penambatan CO2 adalah oksaloasetat yang memiliki empat atom karbon. Enzim yang
berperan adalah phosphoenolpyruvate carboxilase.
Mekanisme siklus Calvin-Benson dimulai dengan fiksasi CO2 oleh ribulosa difosfat
karboksilase (RuBP) membentuk 3-fosfogliserat. RuBP merupakan enzim alosetrik yang
distimulasi oleh tiga jenis perubahan yang dihasilkan dari pencahayaan kloroplas.
Pertama, reaksi dari enzim ini distimulasi oleh peningkatan pH. Jika kloroplas diberi
cahaya, ion H+ ditranspor dari stroma ke dalam tilakoid menghasilkan peningkatan pH
stroma yang menstimulasi enzim karboksilase, terletak di permukaan luar membran
tilakoid. Kedua, reaksi ini distimulasi oleh Mg2+, yang memasuki stroma daun sebagai
ion H+, jika kloroplas diberi cahaya. Ketiga, reaksi ini distimulasi oleh NADPH, yang
dihasilkan oleh fotosistem I selama pemberian cahaya.
Fiksasi CO2 ini merupakan reaksi gelap yang distimulasi oleh pencahayaan kloroplas.
Fikasasi CO2 melewati proses karboksilasi, reduksi, dan regenerasi. Karboksilasi
melibatkan penambahan CO2 dan H2O ke RuBP membentuk dua molekul 3-fosfogliserat
(3-PGA). Kemudian pada fase reduksi, gugus karboksil dalam 3-PGA direduksi menjadi
1 gugus aldehida dalam 3-fosforgliseradehida (3-Pgaldehida). Reduksi ini tidak terjadi
secara langsung, tapi gugus karboksil dari 3-PGA pertama-tama diubah menjadi ester
jenis anhidrida asam pada asam 1,3-bifosfogliserat (1,3-bisPGA) dengan penambahan
gugus fosfat terakhir dari ATP. ATP ini timbul dari fotofosforilasi dan ADP yang dilepas
ketika 1,3-bisPGA terbentuk, yang diubah kembali dengan cepat menjadi ATP oleh reaksi
fotofosforilasi tambahan. Bahan pereduksi yang sebenarnya adalah NADPH, yang
menyumbang 2 elektron. Secara bersamaan, Pi dilepas dan digunakan kembali untuk
mengubah ADP menjadi ATP.
Pada fase regenerasi, yang diregenerasi adalah RuBP yang diperlukan untuk bereaksi
dengan CO2 tambahan yang berdifusi secara konstan ke dalam dan melalui stomata. Pada
akhir reaksi Calvin, ATP ketiga yang diperlukan bagi tiap molekul CO2 yang ditambat,
digunakan untuk mengubah ribulosa-5-fosfat menjadi RuBP, kemudian daur dimulai lagi.
Tiga putaran daur akan menambatkan 3 molekul CO2 dan produk akhirnya adalah 1,3-
Pgaldehida. Sebagian digunakan kloroplas untuk membentuk pati, sebagian lainnya
dibawa keluar. Sistem ini membuat jumlah total fosfat menjadi konstan di kloroplas,
tetapi menyebabkan munculnya triosafosfat di sitosol. Triosa fosfat digunakan sitosol
untuk membentuk sukrosa.
PROSES KATABOLISME
Respirasi sel, jalur metabolisme yang menghasilkan energi (dalam bentuk ATP dan
NADPH) dari molekul-molekul bahan bakar (karbohidrat, lemak, dan protein). Jalur-jalur
metabolisme respirasi sel juga terlibat dalam pencernaan makanan.
Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup
melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan
fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari, respirasi dapat disamakan
dengan pernapasan. Namun demikian, istilah respirasi mencakup proses-proses yang juga
tidak tercakup pada istilah pernapasan. Respirasi terjadi pada semua tingkatan organisme
hidup, mulai dari individu hingga satuan terkecil, sel. Apabila pernapasan biasanya
diasosiasikan dengan penggunaan oksigen sebagai senyawa pemecah, respirasi tidak
melulu melibatkan oksigen.
Pada dasarnya, respirasi adalah proses oksidasi yang dialami SET sebagai unit penyimpan
energi kimia pada organisme hidup. SET, seperti molekul gula atau asam-asam lemak,
dapat dipecah dengan bantuan enzim dan beberapa molekul sederhana. Karena proses ini
adalah reaksi eksoterm (melepaskan energi), energi yang dilepas ditangkap oleh ADP
atau NADP membentuk ATP atau NADPH. Pada gilirannya, berbagai reaksi biokimia
endotermik (memerlukan energi) dipasok kebutuhan energinya dari kedua kelompok
senyawa terakhir ini.
Respirasi dilakukan pada satuan sel. Proses respirasi pada organisme eukariotik terjadi di
dalam mitokondria.
Katabolisme karbohidrat
oksigen
Jalur pentose fosfat adalah adalah jalur alternative metabolism glukosa. Jalur ini
berlangsung di sitosol. Enzim yang terlibat antara lain G6P, transketolase, dan
transaldolase.
Respirasi aerobik
Siklus Krebs
Siklus krebs merupakan tahap kedua respirasi aerob. Nama siklus ini berasal dari nama
orang yang menemukan reaksi tahap kedua respirasi aerob ini, yaitu Hans Krebs. Siklus
ini disebut juga siklus asam sitrat.
Siklus krebs diawali dengan adanya 2 molekul asam piruvat yang dibentuk pada glikolisis
yang meninggalkan sitoplasma masuk ke mitokondria. Sehingga, siklus krebs terjadi di
dalam mitokondria.
a) Asam piruvat dari proses glikolisis, selanjutnya masuk ke siklus krebs setelah bereaksi
dengan NAD+ (Nikotinamida adenine dinukleotida) dan ko-enzim A atau Ko-A,
membentuk asetil Ko-A. Dalam peristiwa ini, CO2 dan NADH dibebaskan. Perubahan
kandungan C dari 3C (asam piruvat) menjadi 2C (asetil ko-A).
b) Reaksi antara asetil Ko-A (2C) dengan asam oksalo asetat (4C) dan terbentuk asam
sitrat (6C). Dalam peristiwa ini, Ko-A dibebaskan kembali.
c) Asam sitrat (6C) dengan NAD+ membentuk asam alfa ketoglutarat (5C) dengan
membebaskan CO2.
d) Peristiwa berikut agak kompleks, yaitu pembentukan asam suksinat (4C) setelah
bereaksi dengan NAD+ dengan membebaskan NADH, CO2 dan menghasilkan ATP
setelah bereaksi dengan ADP dan asam fosfat anorganik.
e) Asam suksinat yang terbentuk, kemudian bereaksi dengan FAD (Flarine Adenine
Dinucleotida) dan membentuk asam malat (4C) dengan membebaskan FADH2.
f) Asam malat (4C) kemudian bereaksi dengan NAD+ dan membentuk asam oksaloasetat
(4C) dengan membebaskan NADH, karena asam oksalo asetat akan kembali dengan asetil
ko-A seperti langkah ke 2 di atas.
Dapat disimpulkan bahwa siklus krebs merupakan tahap kedua dalam respirasi aerob
yang mempunyai tiga fungsi, yaitu menghasilkan NADH, FADH2, ATP serta
membentuk kembali oksaloasetat. Oksaloasetat ini berfungsi untuk siklus krebs
selanjutnya. Dalam siklus krebs, dihasilkan 6 NADH, 2 FADH2, dan 2 ATP.
Transpor elektron
Jadi, hasil akhir proses ini terbentuknya 32 ATP dan H2O sebagai hasil sampingan
respirasi. Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh, pada
tumbuhan melalui stomata dan melalui paru-paru pada pernapasan hewan tingkat tinggi.
Ketiga proses respirasi dapat diringkas sebagai berikut.
Fosforilasi oksidatif
Walaupun banyak bentuk kehidupan di bumi menggunakan berbagai jenis nutrien, hampir
semuanya menjalankan fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP. Lintasan ini sangat
umum digunakan karena sangat efisien untuk mendapatkan energi, dibandingkan dengan
proses fermentasi alternatif lainnya seperti glikolisis anaerobik.
Dalam proses fosforilasi oksidatif, elektron yang dihasilkan oleh siklus asam sitrat akan
ditransfer ke senyawa:
• NAD+ yang berada di dalam matriks mitokondria. Setelah menerima elektron, NAD+
akan bereaksi menjadi NADH dan ion H+, kemudian mendonorkan elektronnya ke rantai
transpor elektron kompleks I.
• dan FAD yang berada di dalam rantai transpor elektron kompleks II. FAD akan
menerima dua elektron, kemudian bereaksi menjadi FADH2 melalui reaksi redoks.
Reaksi redoks ini melepaskan energi yang digunakan untuk membentuk ATP. Pada
eukariota, reaksi redoks ini dijalankan oleh serangkaian kompleks protein di dalam
mitokondria, manakala pada prokariota, protein-protein ini berada di membran dalam sel.
Enzim yang saling berhubungan ini disebut sebagai rantai transpor elektron. Pada
eukariota, lima kompleks protein utama terlibat dalam proses ini, manakala pada
prokariota, terdapat banyak enzim-enzim berbeda yang terlibat.
Elektron yang melekat pada molekul rantai transpor elektron di sisi dalam membran
mitokondria akan menarik ion H+ menuju membran mitokondria sisi luar, disebut
kopling kemiosmotik,[4] yang menyebabkan kemiosmosis, yaitu difusi ion H+ melalui
ATP sintase ke dalam mitokondria yang berlawanan dengan arah gradien pH, dari area
dengan energi potensial elektrokimiawi lebih rendah menuju matriks dengan energi
potensial lebih tinggi. Proses kopling kemiosmotik menghasilkan kombinasi gradien pH
dan potensial listrik di sepanjang membran ini yang disebut gaya gerak proton. Energi
gaya gerak proton digunakan untuk menghasilkan ATP melalui reaksi fosforilasi ADP.
Dekarbosilasi Oksidatif
• Proses ini berlangsung karboksilasi Oksidatif ini di membran luar mitocondria sebagai
fase antara sebelum Siklus Krebs ( Pra Siklus Krebs ) sehingga DO sering dimasukkan
langsung dalam Siklus krebs.
• Reaksi oksidasi piruvat hasil glikolisis menjadi asetil koenzim-A, merupakan tahap
reaksi penghubung yang penting antara glikolisis dengan jalur metabolisme lingkar asam
trikarboksilat (daur Krebs).
• Reaksi ini merupakan jalan masuk utama karbohidrat kedalam daur Krebs.
• Tahap reaksi pertama dikatalis oleh piruvat dehidrogenase yang menggunakan tiamin
pirofosfat sebagai koenzimnya.
• Pada tahap reaksi kedua α-hidroksietil didehidrogenase menjadi asetil yang kemudian
dipindahkan dari tiamin pirofosfat ke atom S dari koenzim yang berikutnya, yaitu asam
lipoat, yang terikat pada enzim dihidrolipoil transasetilase.
• Dalam hal ini gugus disulfida dari asam lipoat diubah menjadi bentuk reduksinya, gugus
sulfhidril. Pada tahap reaksi ketiga, gugus asetil dipindahkan dengan perantara enzim dari
gugus lipoil pada asam dihidrolipoat, kegugus tiol (sulfhidril pada koenzim-A).
• Kemudian asetil ko-A dibebaskan dari sistem enzim kompleks piruvat dehidrogenase.
• Pada tahap reaksi keempat gugus tiol pada gugus lipoil yang terikat pada dihidrolipoil
transasetilase dioksidasi kembali menjadi bentuk disulfidanya dengan enzim dihidrolipoil
dehidrogenase yang berikatan dengan FAD (flavin adenin dinukleotida).
• Akhirnya (tahap reaksi kelima) FADH + (bentuk reduksi dari FAD) yang tetap terikat
pada enzim, dioksidasi kembali oleh NAD + (nikotinamid adenin dinukleotida) manjadi
FAD, sedangkan NAD + berubah menjadi NADH (bentuk reduksi dari NAD +).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Makalah ini berisi materi dari kajian pustaka yang bertujuan untuk menambah wawasan
dan sebagai acuan dalam pembelajaran .Namun, makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagai mana manusia yang tidak luput dari kesalahan .Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk kesempurnaan
makalah-maklah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/11915755/Anabolisme_dan_Katabolisme
Malik in IPA. 2017 Proses anabolisme dan katabolisme. Diakses pada tanggal 9
november 2019 pada pukul 11.59 WITA melalui
https://mengakujenius.com/proses-anabolisme-dan-katabolisme-pada-makhluk-
hidup/