Anda di halaman 1dari 3

IV .

DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan

Data pengamatan Pengenalan Alat Geolistrik terlampir pada lampiran.

B. Pembahasan

Pada hari kamis tanggal 07 November 2019, praktikkan melakukan


praktikum geolistrik yang berjudul Pengenalan Alat Akuisisi Geolistrik
(ARES/Automatic Resistivity Siystem). Dilaksanakan di TG 3 Teknik
Geofisika. Praktikum kali ini, praktikkan dituntut untuk dapat mengenali
komponen-komponen yang ada pada ares dan mengetahui cara menggunakan
ares. Pertama tama praktikkan melakukan pre test yang dilaksanakan di TG 3.
Jika praktikkan gagal dalam pre test, maka praktikkan harus mengulang
praktikum geolistrik di tahun yang akan datang. Asisten juga akan mengambil
nilai keaktifan praktikkan dengan mengambil kesempatan kepada praktikkan
untuk menjawab soal yang diberikkan kepada asisten sebanyak empat soal.
Praktikkan harus menawarkan diri kepada asisten untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan asisten, jika beruntung asisten akan menunjuk
beberapa praktikkan untuk menjawab beberapa soal yang dilontarkan
praktikkan. Kemudian setelah asisten menjelaskan materi tentang pengenalan
alat geolistrik ini, praktikkan dapat melontarkan beberapa pertanyaan kepada
asisten terkait materi yang sedang dipelajari. Setelah semuanya sudah
dipahami oleh praktikkan, praktikum pun telah selesai dilaksanakan.

Resistivitymeter tipe multichannel merupakan alat pengukuran resistivitas


yang mampu untuk melakukan pengukuran secara otomatis dan
menggunakan banyak elektroda sekaligus, dan mampu untuk langsung
menghasilkan data yang model-ready (siap dimodelkan). Salah satu
resistivitymeter yang termasuk tipe multichannel ialah ARES resistivitymeter.
Alat ini merupakan salah satu tipe multichannel yang cukup mutakhir, dengan
beberapa kemampuan sekaligus yakni pengukuran resistivitas, induced
polarization, dan self polarization. Resistivity meter ares tentu berbeda
dengan alat resistivitymeter naniura NRD 300HF. Jika alat resistivitymeter
naniura merupakan tipe resistivity single channel yang merupakan masih
manual dalam penggunaannya berbeda dengan ares yang merupakan tipe
resistivitymeter multichannel yang penggunaaannya otomatis dan dapat
menghitung induced polarization serta self potential.

Pada alat resistivitymeter ares ini terdapat beberapa macam main unitnya,
yang terdiri dari pemancar dan penerima. Selain itu terdapat komponen-
komponen serta tombol untuk melakukan pekerjaannya. Yaitu terdiri dari
kabel untuk menghubungkan alat dengan pengukuran dan bagian alat
resistivitymeter itu sendiri. Pada kabel terdiri dari kabel penerima dan
pemberi, jika disatukan akan membentuk kesatuan pada kabel tersebut. Lalu
pada satu sisinya ada bagian untuk menghubungkan kabel pada alat dan
begitupun sebaliknya. Pada alat juga terdapat tombol untuk melakukan start
dan keyboard untuk memasukkan angka-angka dan huruf.

Pada jurnal yang berjudul Pemetaan Zona Lemah Menggunakan Metode


Geolistrik Konfigurasi Wenner dan Dutch Cone Penetrometer Test (Dcpt)
dapat diresume bahwa:
Dutch Cone Penetration Test (CPT) dikenal sebagai test Sondir yang
digunakan untuk mengetahui profil ke dalam tanah secara menerus yang
dinyatakan dengan nilai tahanan ujung konus dan tahanan selimut.
Interprestasi yang tepat terhadap data ini dapat digunakan untuk
mengestimasi profil tanah, kepadatan relatif (untuk pasir), kuat geser tanah,
kekakuan tanah, permeabilitas tanah atau koefisien konsolidasi, kuat geser
selimut tiang, dan kapasitas daya dukung ujung tiang. Uji sondir ditujukan
untuk identifikasi stratigrafi, klasifikasi lapisan tanah, kekuatan lapis tanah,
kontrol pemadatan tanah timbunan, perencanaan pondasi dan settlement.
perencanaan stabilitas lereng dan galian / timbunan.
Dari pengetahuan diatas dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk
mengidentifikasi struktur bawah permukaan tanah, memetakan persebaran
zona lemah dan mendapatkan hubungan nilai tekanan konus dengan
resistivitas untuk menentukan zona lemah.
Pada penelitian ini metode yang digunakan yakni akusisi data lapangan dan
korelasi dengan data sekunder. Tahap awal penelitian ini yakni pengambilan
data lapangan geolistrik di jalan arteri porong dengan menggunakan alat
geolistrik ARES AUTOMATIC RESISTIVITY SYSTEM dengan menggunakan
konfigurasi Wenner sepanjang 480 meter dengan spasi antar elektroda 5
meter. Setelah akusisi data lapangan dilakukan berlanjut pengolahan data
dengan menggunakan Software Res2dinv untuk mendapatkan gambar
permukaan yang terdapat di daerah penelitian.
Pada penelitian ini digunakan tiga lintasan untuk mengetahui zona lemah
yang terdapat pada lokasi penelitian. Dari penelitian yang telah dilakukan
dapat disimpulkan: 1). Ditemukan zona lemah pada daerah penelitian dengan
nilai resistivitas kecil yakni < 10 Ωm pada data geolistrik dan memiliki level
Sangat Lepas dengan nilai tekanan konusnya < 20 kg/cm2 pada data sondir
DCPT. 2). Persebaran zona lemah terdapat di kedalaman 6-13 meter pada
lintasan 1 membentang pada jarak 30-200 meter, pada lintasan 14 di jarak 320
meter sedangkan pada lintasan 16 terdapat pada jarak 330-340 meter dan 400-
440 meter.

Anda mungkin juga menyukai