Pedoman DIII Perawat Fix PDF
Pedoman DIII Perawat Fix PDF
Back
PEDOMAN
PERSIAPAN UJI KOMPETENSI NASIONAL
P R O G R A M S T U D I D I P L O M A I I I K E P E R AWATA N
i Next
TIM PENYUSUN OLEH:
KONTRIBUTOR:
EDITOR:
Back ii
KATA PENGANTAR
Tenaga kesehatan adalah salah satu faktor terpenting dalam mendukung fungsi sistem pelayanan kes-
ehatan. Dibutuhkan tenaga kesehatan yang kompeten dan berdedikasi dalam jumlah dan sebaran yang baik
untuk dapat menjalankan peran dan fungsinya secara optimal. Peningkatan kualitas pendidikan tenaga kese-
hatan adalah salah satu langkah strategis untuk meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan berkualitas dan
memiliki kompetensi yang relevan untuk menjalankan sistem pelayanan kesehatan. Salah satu upaya untuk
mendorong percepatan peningkatan dan pemerataan kualitas pendidikan tenaga kesehatan adalah dengan
meningkatkan kendali mutu lulusan pendidikan. Uji kompetensi nasional adalah salah satu cara efektif untuk
meningkatkan proses pendidikan dan menajamakan pencapaian relefansi kompetensi sesuai dengan standar
kompetensi yang diperlukan masyarakat.
Uji Kompetensi adalah proses pengukuran pengetahuan, keterampilan, dan perilaku peserta didik
pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan tinggi bidang Kesehatan.
Uji Kompetensi Na-
sional diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi bekerja sama dengan Organisasi Profesi. Penyelenggaraan
dilaksanakan oleh Panitia Penyelenggara yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi. Ujian ini ditujukan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang memenuhi standar
kompetensi kerja.
Selain hal tersebut, Uji Kompetensi Nasional dapat dijadikan sebagai bagian dari penjami-
nan mutu pendidikan.
Berdasarkan pada UU Nomor 12 Tahun 2012 pasal 44 telah dijelaskan tentang kewenangan pemberian
sertifikat kompetensi, namun belum dijelaskan mekanisme proses sertifikasinya. Secara khusus telah terbit UU
No 36 tahun 2014 tentang tenaga Kesehatan dan UU No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan, secara lebih
tegas mengamanatkan adanya uji kompetensi secara nasional. Sesuai dengan pasal 21 ayat (7) UU No. 36 ta-
hun 2014 atau pasal 16 ayat (7) UU No. 38 tahun 2014, tata cara pelaksanaan Uji Kompetensi diatur dengan
Peraturan Menteri , dalam hal ini adalah Kementerian
Ristek dan DIkti.
Untuk memperjelas pelaksanaan Uji Kompetensi Nasional bagi para calon peserta, maka perlu disusun
buku ini. Diharapkan buku ini dapat dijadikan acuan bagi persiapan calon peserta memahami proses pendaft-
aran, persiapan menghadapi soal ujian, dan cara mengerjakan soalnya dengan lebih baik.
iii Next
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ................................................................................................................................... i
Tim Penyusun .................................................................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................................................... iii
Daftar Isi ............................................................................................................................................ iv
Back iv
BAB I
PENDAFTARAN UJI KOMPETENSI
Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
C
alon peserta didaftarkan secara kolektif oleh nempuh 4 semester atau minimal 80 SKS.
program studi calon peserta. Mekanisme
4. Jumlah SKS yang telah diselesaikan untuk Pro-
pemberitahuan dari program studi kepada
gram Profesi Ners adalah 2 semester atau mini-
para calon peserta (lulusan) bermacam-macam ter-
mal 25 SKS dengan kurikulum 2008 atau minimal
gantung pengelola program studi. Informasi menge-
36 SKS dengan kurikulum KBK 2010. Syarat ini
nai persyaratan, waktu dan biaya pendaftaran dapat
ditambahkan dengan sudah lulus sarjana keper-
didapat di laman www.ukperawat.ristekdikti.go.id.
awatan (S.Kep) yang dibuktikan dengan IPK sar-
Seluruh persyaratan peserta harus dipenuhi, jika ada
jananya (S.Kep).
salah satu dari persyaratan tersebut tidak dipenuhi,
proses pendaftaran tidak dapat dilakukan. 5. Mahasiswa harus terdaftar di Pangkalan Data Per-
guruan Tinggi atauPDDikti (https://forlap.ristek-
Berikut ini adalah ketentuan pendaftaran pe-
dikti.go.id).
serta uji kompetensi nasional secara daring (online):
6. Mahasiswa dari program studi atau institusi yang
1. Peserta Uji Kompetensi:
sedang dalam proses pembinaan oleh Kemristek-
a. Mahasiswa yang telah menyelesaikan pro- dikti, tidak diperkenankan mengikuti Uji Kompe-
gram pendidikan dari institusi pendidikan tensi Nasional. Status boleh tidaknya mahasiswa
yang memiliki izin operasional program tersebut diberitahukan kepada Panitia oleh Ko-
studi dari Dirjen Dikti yang masih berlaku. pertis bagi PTS dan oleh Direktorat Penjaminan
Yang dimaksud dengan menyelesaikan pro- Mutu bagi PTN.
gram pendidikan ialah sudah menyelesaikan
seluruh proses pembelajaran baik di kelas,
laboratorium dan klinik-komunitas namun
belum menerima ijazah saat didaftarkan.
Tanda bukti yang diperlukan adalah surat
keterangan yudisium bagi yang belum wisu-
da atau Ijazah bagi yang telah di wisuda.
Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
D
alam menghadapi ujian, peserta harus tetap mencari pilihan Kunci Jawaban yang paling tepat.
tenang, fokus dan percaya diri. Awali den-
6. Yang perlu diingat, semua pilihan tidak ada yang
gan do’a sebelum mengerjakan soal. Jangan
salah. Yang ada hanya rentang dari kurang tepat
berpikir apa yang tidak bisa, tapi pikirkan bahwa:
hingga sangat tepat, atau rentang baik dan sangat
Saya bisa. Berikut ini adalah beberapa cara praktis
baik. Pengecoh dibuat berdasarkan kenyataan
atau tips mengerjakan soal uji kompetensi nasional.
lapangan. Ketepatan pilihan Kunci Jawaban san-
1. Prioritaskan jawab soal yang mudah, jangan ter- gat dipengaruhi oleh pemahaman teori dan kata
paku pada soal yang sulit. Namun pada akhir kunci.
waktu ujian, pastikan semua soal dijawab dengan
7. Perhatikan kata-kata kunci dalam pertanyaan,
menggunakan logika umum. Kunci Jawaban be-
seperti diagnosa prioritas atau prioritas diagnosa,
nar nilai positive 1 dan tidak ada nilai negative
prioritas tindakan, tindakan terpenting atau tinda-
(pengurangan) untuk Kunci Jawaban yang salah,
kan prioritas. Bentuk lain bisa berupa kata-kata
maka isi semua Kunci Jawaban soal.
seperti tindakan pertama, tindakan awal, tindakan
2. Baca dengan cepat setiap kata. Kecepatan memb- segera, segera, awalnya, pertama, atau prioritas.
aca ideal untuk ujian nasional adalah 300 kata per Kata-kata kunci ini adalah modal untuk fokus
menit. Lebih cepat lebih baik. Baca setiap kata dan memilih Kunci Jawaban yang semua tampak be-
buatlah analisa dan keputusan hanya berdasarkan nar.
data dan pertanyaan yang tertulis saja.
8. Bacalah setiap pilihan Kunci Jawaban yang ter-
3. Waktu rata-rata yang digunakan untuk menjawab sedia sebelum menjawab. Eliminasi atau abaikan
soal adalah 60 detik. Perhatikan waktu yang tersi- pilihan Kunci Jawaban yang salah atau tidak
sa untuk memilih soal yang bisa dikerjakan den- mungkin. Fokuskan logika pada Kunci Jawaban
gan baik. Secara umum 60 detik dinggap waktu yang mungkin berdasarkan pada kata penting da-
yang cukup untuk mengerjakan satu soal. Jangan lam vignet dan kata kunci pertanyaan. Bila tidak
tergesa-gesa, fokus pada soal. yakin, baca ulang pertanyaan sebelum memutus-
kan pilihan.
4. Pahami struktur soal. Struktur soal terdiri atas:
vignet atau kasus dilanjutkan dengan pertanyaan 9. Dasar pilihan Kunci Jawaban disesuaikan dengan
dan diakhiri dengan 5 pilihan Kunci Jawaban (a, keadaan atau setting kasus dalam vignet.
b, c, d, e). Dalam soal uji kompetensi nasional, ha-
a. Prinsip umum adalah sesuai dengan teori
nya disediakan hanya 1 PILIHAN Kunci Jawaban
keperawatan (bio-psiko-sosial-spriritual) dari
benar. Berbeda dengan soal pada umumnya, da-
klien yang digambarkan dalam vignet. Prinsip
lam pilihan Kunci Jawaban TIDAK ADA semua
ini bergantung juga pada banyak hal, misaln-
Kunci Jawaban benar atau bukan salah satu Kunci
ya setting pelayanan.
Jawaban diatas.
b. Bila setting atau lokasi kejadian kasus berupa
5. Perhatikan vignette yang biasanya berisi kasus
kegawatdaruratan, maka cara umum memilih
klinis. Perhatikan 3 hal penting: keluhan uta-
prioritas berdasarkan masalah ABC (airway,
ma yang ditampilkan, data klinis yang disajikan
breathing, circulation). Perkecualian pendeka-
dan tempat pelayanan yang terjadi dalam vignet
tan ABC untuk algoritma Bantuan Hidup
tersebut. Kemampuan menghubunkan 3 hal pent-
Dasar yang CAB, berdasarkan katagori triase
ing tersebut dapat membantu mengarahkan untuk
yang berlaku (merah, kuning, atau hijau) atau
mengelimininasi Kunci Jawaban yang salah dan
masalah ethik keperawatan.
Back 6
Program Studi DIII Keperawatan
c. Bila kejadian kasus dalam vignet di ruang Bacalah Rujukan yang dimiliki untuk memahami
rawat atau non gawat darurat, hirarki kebutu- topik atau sumber rujukan lain seperti yang ter-
han Maslow (fisiologis, rasa aman, kasih say- dapat dalam buku ini.
ang hingga aktualisasi diri) dapat dijadikan
11. Pada setiap sub bidang ilmu, contohnya keper-
acuan memilih Kunci Jawaban yang benar.
awatan gawat darurat terdapat contoh soal. Kerja-
Dalam memilih kebutuhan fisiologis (berlaku
kanlah soal tersebut dengan tips nomor 2-9 diatas
juga dalam setting gawat darurat) juga ter-
tanpa melihat pembahasan soal dan kunci Kunci
dapat prioritas yang harus ditetapkan.
Jawaban.
1) Prioritas utama atau terpenting. Mis-
12. Pahami pembahasan. Jika belum mengerti, baca
alnya adalah diagnosa, maka pilihlah
kembali Rujukan yang disarankan. Jika Rujukan
yang paling penting, paling men-
sudah memahami namun Kunci Jawaban belum
gancam kehidupan. Intervensi juga
sesluai dengan kunci, baca kembali tips no 3-9
merupakan yang paling penting, ber-
diatas.
dampak besar dan atau bisa mencegah
masalah lain muncul.
7 Next
Back
BAB III
KISI-KISI (BLUEPRINT)
SOAL UJI KOMPETENSI NASIONAL
Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
K
isi kisi soal atau Blueprint adalah kerang- 3 Keperawatan Anak 8-14%
ka dasar yang merupakan pedoman yang di 4 Keperawatan Jiwa 8-14%
gunakan untuk merancang pengembangan 5 Keperawatan Keluarga 8-14%
soal uji kompetensi nasional. Soal ujian dibuat sesuai 6 Keperawatan Gerontik 3-9%
blueprint agar dapat menjamin asuhan keperawatan 7 Manajemen Keperawatan 3-9%
yang diberikan aman dan efektifserta menggambar- 8 Keperawatan Gawat Darurat 3-9%
kan karakterutamaperawat (DIII atau Ners) sesuai 9 Keperawatan Komunitas 3-9%
dengan standar kompetensi kerja yang diharapkan. Tabel 1 diatas menjelaskan tentang proporsi
Kurikulum pendidikan biasanya mengacu standar soal dari sub bidang keilmuan keperawatan. Dalam
kompetensi kerja untuk lulusan dalam proses pendi- tabel diatas tidak disebutkan sub keilmuan lain yang
dikanya. Blueprint terdiri dari 7 (tujuh) tinjauan pe- diajarkan selama kuliah. Proporsi diatas sejalan den-
nilaian yaitu area kompetensi; domain kompetensi; gan rerata jumlah jam dalam kurikulum dan sesuai
bidang keilmuan; proseskeperawatan;upayakeseha- dengan asumsi kebutuhan pemenuhan kompetensi
tan;kebutuhan dasar manusia dan sistem tubuh (tabel standar kerja yang diperlukan dalam praktik yang
blueprint lengkap terlampir). Ketujuh tinjauan men- aman dan efektif sebagai perawat. Selain proporsi di-
cadi acuan dalam meramu dan membuat kasus atau atas, terdapat proporsi berdasarkan kebutuhan dasar
vignet soal aplikatif sesuai dengan situasi praktik atau manusia pada mayoritas sub bidang keilmuan seperti
kasus klien dan pertanyaan serta pilihan Kunci Jawa- dijelaskan dalam tabel.
banya. Pada buku ini akan dijelaskan hal umum yang
Tabel 2. Proporsi Soal Berdasarkan Kebutuhan
perlu diketahui sebagai bahan acuan belajar calon pe-
Dasar Manusia
serta uji kompetensi nasional.
No Kebutuhan Dasar Prosentase
Diagram 1. Proporsi Jumlah Soal Tinjauan I 1 Oksigenasi 10-14%
(Kerangka Kompetensi)
2 Cairan dan elektrolit 10-14%
3 Nutrisi 10-14%
4 Aman dan nyaman 10-14%
5 Eliminasi 7-11%
6 Aktivitas dan istirahat 7-11%
7 Psikososial 7-11%
8 Komunikasi 7-11%
9 Belajar 3-7%
10 Seksual 3-7%
11 Nilai dan keyakinan 3-7%
9 Next
Back
BAB IV
LINGKUP DAN ISI MATERI
Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
L
ingkup dan isi materi akan dipaparkan menurut A.2. Asuhan keperawatan pada pasen dengan
bidang keahlian keperawatan dengan urutan gangguan sistem jantung, pembuluh darah dan
sebagai berikut: Bidang Keperawatan Medikal
sistem limfatik
Bedah (KMB), keperawatan maternitas, keperawatan
anak, keperawatan Jiwa, manajemen keperawatan, No Sub Topik Element Rujukan
keperawatan gawat darurat, keperawatan keluarga, 1) Fokus pengkajian: Arif Muttaqin (2009). Asuhan
a) Faktor resiko (dapat Keperawatan Gangguan
keperawatan gerontik, dan keperawatan komunitas. diubah dan tidak dapat Sistem Kardiovaskuler,
Back 10
Program Studi DIII Keperawatan
1) Fokus pengkajian: Fransisca B. Batticaca 1) Fokus pengkajian: Kozier, Erb, Berman and
a) Faktor penyebab (2008). Asuhan Keper- a) Faktor penyebab Snyder, Alih Bahasa:
b) Tanda dan gejala awatan Pada Klien b) Tanda dan gejala Esty Wahyuningsih,
spesifik typhoid dengan Gangguan spesifik typhoid dkk. (2011). Buku
2) Prioritas masalah keper- Sistem Metabolisme,- 2) Prioritas masalah keper- Ajar Fundamental
awatan pasen typhoid Jakarta, PT. Salemba awatan pasen typhoid Keperawatan: konsep,
Asuhan keperawatan pada Asuhan keperawatan pada
3) Prinsip penanganan dan Medika 3) Prinsip penanganan dan Proses dan Praktik,
2 pasen typhus abdominalis/ 2 pasen typhus abdominalis/
perawatan typhoid: perawatan typhoid: edisi 7, volume 2.
demam thypoid demam thypoid
a) Penurunan suhu tubuh: Kozier, Erb, Berman and a) Penurunan suhu tubuh: Jakarta, EGC
kompres. Snyder, Alih Bahasa: kompres.
b) Pengaturan cairan Esty Wahyuningsih, b) Pengaturan cairan Muhammad Ardiansyah
c) Pemenuhan nutrisi dkk. (2011). Buku c) Pemenuhan nutrisi (2012). Medikal Be-
khususnya lewat NGT Ajar Fundamental khususnya lewat NGT dah untuk Mahasiswa,
d) Pembatasan aktivitas Keperawatan: konsep, d) Pembatasan aktivitas Yogyakarta, Diva
Proses dan Praktik, Press.
1) Fokus pengkajian: 1) Fokus pengkajian:
edisi 7, volume 2.
a) Keluhan spesifik a) Keluhan spesifik
Jakarta, EGC Perry, Peterson, Potter.
b) Tanda dan gejala b) Tanda dan gejala
(2005). Buku Saku
appendicitis appendicitis
Muhammad Ardiansyah Keterampilan dan
Asuhan keperawatan pada 2) Prioritas masalah keper- Asuhan keperawatan pada 2) Prioritas masalah keper-
3 (2012). Medikal Be- 3 Prosedur Dasar,
pasen appendicitis awatan pasen appendicitis pasen appendicitis awatan pasen appendicitis
dah untuk Mahasiswa, Jakarta EGC.
3) Fokus perawatan appen- 3) Fokus perawatan
Yogyakarta, Diva
dicitis: appendicitis:
Press. Rudi Haryono (2012).
a) Penanganan nyeri a) Penanganan nyeri
Keperawatan Medikal
b) Perawatan luka b) Perawatan luka
Perry, Peterson, Potter. Bedah Sistem Per-
(2005). Buku Saku 1) Pengkajian pasen hepatitis: cernaan, Yogyakarta,
Keterampilan dan a) Cara penularan Gosyen Publishing.
Prosedur Dasar, b) Keluhan spesifik
1) Pengkajian pasen hepatitis: Jakarta EGC. c) Tanda dan gejala Smeltzer &Bare, alih
a) Cara penularan spesifik Bahasa: Agung
b) Keluhan spesifik Rudi Haryono (2012). 2) Fokus perawatan hepatitis: Waluyo, dkk. (2002).
Asuhan keperawatan pada
c) Tanda dan gejala Keperawatan Medikal 4 a) Pengaturan diet Buku Ajar Keper-
pasen hepatitis
spesifik Bedah Sistem Per- b) Pembatasan aktifitas awatan Medikal Bedah
2) Fokus perawatan hepatitis: cernaan, Yogyakarta, c) Pencegahan penularan Brunner & Suddarth,
Asuhan keperawatan pada
4 a) Pengaturan diet Gosyen Publishing. dan komplikasi edisi 8, Jakarta, EGC.
pasen hepatitis
b) Pembatasan aktifitas 3) Indikator/Evaluasi
c) Pencegahan penularan Smeltzer &Bare, alih keberhasilan perawatan pasen
dan komplikasi Bahasa: Agung hepatitis
3) Indikator/Evaluasi Waluyo, dkk.
keberhasilan perawatan pasen
hepatitis
(2002). Buku Ajar
Keperawatan Medikal
A.5. Asuhan keperawatan pada pasen dengan
gangguan sistem penginderaan
Bedah Brunner &
Suddarth, edisi 8,
Jakarta, EGC.
No Sub Topik Element Rujukan
A.4. Asuhan keperawatan pada pasen dengan 1) Fokus pengkajian: Anas Tamsuri (2012). Klien
a) Penyebab Gangguan Mata dan
gangguan sistem persyarafan dan perilaku b) Tanda dan gejala Penglihatan, Jakarta,
spesifik EGC.
No Sub Topik Element Rujukan c) Cara menentukan visus
Asuhan keperawatan pada 2) Prioritas masalah keper- Doengoes, Moorhouse,
1
pasen katarak awatan pasen katarak Geissler, alih Bahasa:
3) Fokus perawatan pasen I Made Kariasa dam
dengan katarak: Ni Made Sumarwati,
a) Pre operasi (2000). Rencana
b) Post operasi Asuhan Keperawatan
c) Pencegahan injury Pedoman untuk
Perencanaan dan
Pendokumentasian
Perawatan Pasien,
Diyono dan Sri Mulyanti, Jakarta, EGC.
(2013). Keperawatan
Medikal Bedah: sistem Indriana N. Istiqomah
pencernaan, edisi 1, (2001). Asuhan
Jakarta, Kencana Pre- Keperawatan Ganggu-
nada Media Group. 1) Fokus pengkajian: an Pada Mata, Jakarta,
1) Fokus pengkajian: a) Penyebab EGC.
a) Faktor resiko Doengoes, Moorhouse, b) Tanda dan gejala
b) Tanda dan gejala Geissler, alih Bahasa: spesifik Rospa Heltharia, Sri
spesifik dehidrasi I Made Kariasa dam c) Komplikasi Mulyani (2002). Klien
2) Prioritas masalah keper- Ni Made Sumarwati, Asuhan keperawatan pada 2) Prioritas masalah keper- Keperawatan Ganggu-
awatan pasen gastroenteritis (2000). Rencana 2 pasen otitis media akut/ awatan pasen OMA/OMK an THT, Jakarta, Trans
Asuhan keperawatan pada 3) Perencanaan keperawatan Asuhan Keperawatan kronik 3) Fokus perawatan pasen Info Media
1
pasen gastroentritis pada pasen gastroenteritis Pedoman untuk dengan OMA/OMK:
4) Prinsip penanganan dan Perencanaan dan a) Penanganan nyeri Suzanne C. Smeltzer
perawatan gastroenteritis: Pendokumentasian b) Pemberian obat-obatan & Brenda G. Bare,
a) Rehidrasi cairan. Perawatan Pasien, c) Pencegahan kom- alih Bahasa: Agung
b) Pengaturan nutrisi Jakarta, EGC. plikasi Waluyo, dkk.
c) Observasi intake (2002). Buku Ajar
output. Fransisca B. Batticaca Keperawatan Medikal
(2008). Asuhan Keper- Bedah Brunner &
awatan Pada Klien Suddarth, edisi 8,
dengan Gangguan Jakarta, EGC.
Sistem Metabolisme,-
Jakarta, PT. Salemba
Medika
11 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
No Sub Topik Element Rujukan A.8. Asuhan keperawatan pada pasen dengan
1) Fokus pengkajian:
a) Tanda dan gejala
Arif Muttaqin (2011). Asu
han Keperawatan
gangguan sistem ginjal dan saluran perkemihan
spesifik DM Gangguan Sistem
b) Komplikasi DM Endokrin, Jakarta, PT. No Sub Topik Element Rujukan
c) Pemeriksaan lab Salemba Medika.
1) Fokus pengkajian: Arif Muttaqin (2008). Asu
spesifik: darah
a) Faktor resiko/penye- han Keperawatan
2) Prioritas masalah keper- Doengoes, Moorhouse,
bab BSK Gangguan Sistem
awatan pasen DM Geissler, alih Bahasa:
b) Tanda dan gejala Perkemihan (p.202
3) Perencanaan keperawatan I Made Kariasa dam
spesifik BSK - 208) Jakarta, PT.
Asuhan keperawatan pada pasen DM Ni Made Sumarwati,
1 c) Pemeriksaan lab: urine Salemba Medika.
pasen Diabetes mellitus 4) Lima pilar perawatan pasen (2000). Rencana
d) Pemeriksaan diagnos-
dengan DM: Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan pada tik: rontgen dan USG Doengoes, Moorhouse,
a) Monitoring gula darah Pedoman untuk
1 pasen batu saluran kemih 2) Prioritas masalah keper- Geissler, alih Bahasa:
b) Pengaturan diet Perencanaan dan
(BSK) awatan pasen BSK I Made Kariasa dam
c) Pengaturan aktifitas Pendokumentasian
3) Fokus perawatan pasen Ni Made Sumarwati,
d) Pemberian obat-obatan Perawatan Pasien,
dengan batu saluran kemih: (2000). Rencana
(oral dan injeksi) Jakarta, EGC.
a) Penanganan nyeri Asuhan Keperawatan
e) Pendidikan kesehatan
b) Pemasangan dan Pedoman untuk
5) Indikator/Evaluasi keberhasi- Nabyl R.A. (2012). Panduan
perawatan catheter Perencanaan dan
lan perawatan pasen DM Hidup Sehat: mence-
c) Perawatan luka Pendokumentasian
gah dan mengobati
d) Pendidikan kesehatan Perawatan Pasien,
Diabetes Mellitus,
Jakarta, EGC.
Yogyakarta, Aulia 1) Fokus pengkajian:
Publishing a) Tanda dan gejala
Muhammad Ardiansyah
1) Fokus pengkajian: spesifik BPH
(2012). Medikal Be-
a) Tanda dan gejala Rumahorbo H. (1999). b) Komplikasi
dah untuk Mahasiswa,
spesifik Goiter Asuhan Keperawatan 2) Prioritas masalah keper-
Yogyakarta, Diva
b) Pemeriksaan lab Gangguan Sistem awatan pasen BPH
Press.
spesifik: T.3 dan T.4 Endokrin, Jakarta, 2 Asuhan keperawatan BPH 3) Perencanaan perawatan
Asuhan keperawatan pada EGC. pasen BPH
2 2) Prioritas masalah keper- Nursalam (2006). Asuhan
pasen Goiter 4) Fokus perawatan pasen
awatan pasen Goiter Keperawatan pada
3) Perencanaan keperawatan Suzanne C. Smeltzer dengan BPH:
Pasen dengan
pasen Goiter & Brenda G. Bare, a) Perawatan catheter
Gangguan Sistem
4) Indikator/Evaluasi keberhasi- alih Bahasa: Agung b) Irigasi dan spooling
Perkemihan (p.65
lan perawatan pasen Goiter Waluyo, dkk. (2002). c) Bladder training
– 67), Jakarta, PT.
Buku Ajar Keper-
1) Prioritas masalah keper- Salemba Medika.
awatan Medikal Bedah
awatan pasen glomerulonefritis.
Brunner & Suddarth,
2) Fokus perawatan pasen Suzanne C. Smeltzer
edisi 8, Jakarta, EGC.
Asuhan keperawatan pada dengan glomerulonefritis: & Brenda G. Bare,
3 pasen ISK atas: glomeru- a) Pembatasan cairan alih Bahasa: Agung
A.7. Asuhan keperawatan pada pasien dengan lonefritis b) Pengaturan nutrisi Waluyo, dkk.
3) Indikator/Evaluasi (2002). Buku Ajar
gangguan sistem muskulo-skeletal keberhasilan perawatan pasen
glomerulonefritis.
Keperawatan Medikal
Bedah Brunner &
Suddarth, edisi 8,
No Sub Topik Element Rujukan 1) Fokus pengkajian:
Jakarta, EGC.
a) Faktor penyebab gagal
1) Fokus pengkajian: Abdul Wahid (2013). Asu ginjal
a) Tanda dan gejala han Keperawatan den- Susan C. Smeltzer alih
b) Tanda dan gejala
spesifik fraktur gan Gangguan Sistem Bahasa: Devi Yulianti
spesifik gagal ginjal
b) Jenis-jenis fraktur muskuloskeletal (p.1 dan Amelia Kimin.
c) Pemeriksaan lab
c) Pemeriksaan diagnos- – 58), Jakarta, Trans (2015). Keperawatan
spesifik: darah
tik spesifik: rontgen Info Media. Medikal Bedah Brun-
2) Prioritas masalah keper-
2) Prioritas masalah keper- ner & Suddarth, edisi
awatan pasen gagal ginjal
awatan pasen fraktur Arif Muttaqin (2008). Asu 12, Jakarta, EGC.
Asuhan keperawatan pada 3) Perencanaan perawatan
Asuhan keperawatan pada 3) Perencanaan keperawatan han Keperawatan 4
1 pasen gagal ginjal pasen gagal ginjal
pasen fraktur pasen fraktur Gangguan Sistem 4) Fokus perawatan pasen
4) Fokus perawatan pasen muskuloskeletal (p.68 dengan gagal ginjal:
dengan fraktur: – 97), Jakarta, EGC. a) Pembatasan cairan
a) Latihan/mobilisasi b) Pengaturan diet
b) Perawatan traksi Doengoes, Moorhouse, c) Pemberian obat-obatan
c) Penggunaan alat bantu Geissler, alih Bahasa: d) Pendidikan kesehatan
jalan I Made Kariasa dam 5) Indikator/evaluasi keber-
5) Indikator/Evaluasi keberhasi- Ni Made Sumarwati, hasilan perawatan pasen gagal
lan perawatan pasen fraktur (2000). Rencana ginjal
Asuhan Keperawatan
1) Fokus pengkajian:
Pedoman untuk
a) Riwayat kebiasaan
b) Tanda dan gejala spesi-
Perencanaan dan A.9. Asuhan keperawatan pada pasen dengan
Pendokumentasian
fik rheumatoid arthritis
c) Pemeriksaan lab
Perawatan Pasien, gangguan sistem integumen
Jakarta, EGC.
spesifik: darah
2) Prioritas masalah keper-
Asuhan keperawatan pada Suratun, Heryati, Santa Ma
2 awatan pasen rheumatoid No Sub Topik Element Rujukan
pasen rheumatoid arthritis nurung, Een Raenah,
arthritis
(2008). Asuhan
3) Fokus perawatan pasen
Keperawatan dengan
dengan rheumatoid arthritis:
Gangguan Sistem mu-
a) Penanganan nyeri
skuloskeletal (p.195 –
b) Latihan/mobilisasi
204), Jakarta, EGC.
c) Pengaturan diet Arif Muttaqin, Kumala Sari
d) Pemberian obat-obatan (2011). Asuhan
Suzanne C. Smeltzer Keperawatan Ganggu-
& Brenda G. Bare, an Sistem integumen,
alih Bahasa: Agung Jakarta, PT. Salemba
1) Prioritas masalah keper- Waluyo, dkk. (2002). 1) Fokus pengkajian: Medika.
Asuhan keperawatan pada
Buku Ajar Keper- 1 a) Klasifikasi luka bakar
awatan pasen osteoporosis pasen luka bakar
awatan Medikal Bedah b) Menentukan luas luka bakar Christanti Effendi (1999).
2) Perencanaan keperawatan Perawatan Pasen Luka
pasen osteoporosis Brunner & Suddarth,
Asuhan keperawatan pada Bakar, Jakarta, PT.
3 3) Fokus perawatan pasen edisi 8, Jakarta, EGC.
osteoporosis Salemba Medika
dengan osteoporosis:
a) Penanganan nyeri
b) Latihan/mobilisasi
c) Pengaturan diet
Back 12
Program Studi DIII Keperawatan
2) Prioritas masalah keper- menit dan suhu tubuh 38,1 oC. Manakah mas-
awatan pasen luka bakar
3) Fokus perawatan pasen
dengan luka bakar:
Doengoes, Moorhouse,
Geissler, alih Bahasa: alah keperawatan yang paling utama pada kasus
a) Penanganan nyeri I Made Kariasa dam
b) Rehidrasi cairan Ni Made Sumarwati, di atas?
c) Perawatan luka (2000). Rencana
d) Pencegahan infeksi
4) Indikator/evaluasi keberhasi-
Asuhan Keperawatan
Pedoman untuk a. pola nafas tidak efektip
lan perawatan pasen luka bakar Perencanaan dan
13 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
tik pada pembuluh darah kafiler, hal ini mendorong 1) Menentukan prioritas
Volume 1. Jakarta:
EGC.
masalah
terjadi nya ekstravasasi cairan dari intra vaskuler ke 4 gangguan preeklampsi dan 2) Intervensi keperawatan
Askep ibu hamil dengan
3) Pendidikan kesehatan
eklampsi, plasenta previa
ekstra vaskuler, sehingga terjadi edema ekstrimitas. 4) Program terapi
5) Pemeriksaan diagnostik
satu tindakan yang dilakukan oleh dokter adalah pem- Kennedy, B. B., Ruth, D.J.,
Martin, E.J. Alih
Bahasa, Esty Wa-
berian obat digoksin, yang memiliki efek terjadinya hyuningtias (2013)
Modul Manajemen
sebelum obat tersebut diberikan perawat harus men- Lowdermilk, D.L., Perry,
S.E., Cashion, K.
Arif Muttaqin (2009). Asuhan Keperawatan Ganggu (2011). Buku Saku Di-
agnosis Keperawatan:
Diagnosis NANDA,
an Sistem Kardiovaskuler (p. 88 – 106), Jakarta, Intervensi NIC, Krite-
ria Hasil NOK Edisi
Reny Yuli Aspirani, (2016). Asuhan Keperawatan B.3. Konsep keperawatan ibu post partum
Pada Gangguan Sistem Kardiovaskuler: ap- No Sub Topik Element Rujukan
Back 14
Program Studi DIII Keperawatan
B.4. Konsep keperawatan BBL unya adalah pada integumen, integumen pada abdo-
No Sub Topik Element Rujukan
men mengalami perubahan karena hormonal sehing-
Asuhan keperawatan bayi Mekanisme kehilangan panas
Lowdermilk, D.L., Perry, ga ibu harus diberikan edukasi perubahan yang terjadi
1 S.E., Cashion, K.
baru lahir (BBL) pada BBL
Alih Bahasa: Felicia
& Anesia. (2013).
selama hamil salah satunya integumen. Perubahan
Pemeriksaan fisik bayi
Keperawatan Ma-
ternitas Buku I. Ed
pada integumen akan berubah atau menghilang be-
2 Perawatan bayi baru lahir
baru lahir 8. Jakarta: Salemba
Medika. rangsur-angsur setelah persalinan.
1
Asuhan keperawatan pada
perempuan dengan ganggu-
serviks, mioma uteri, kista
ovarium)
awatan Maternitas Buku I. Ed 8. (Bab 6),
an reproduksi 2) Penatalaksaan pada tumor
dan keganasan pada sistem
Rasjidi, I. (2008). Manual
Prakanker Serviks. Jakarta: Salemba Medika.
reproduksi Edisi pertama. Jakarta:
Sagung Seto
Tindakan keperawatan 3) Persiapan klien yang akan
2 pada perempuan dengan dilakukan pemeriksaan pap
gangguan reproduksi smear/IVA C. Lingkup dan Isi Materi Keperawatan Anak
C.1. Konsep Keperawatan anak sehat
· Fase penerimaan
Dona L Wong (2009), Buku
Ajar Keperawatan Pe-
diatrik Vol. 2, Jakarta
Pembahasan : : EGC,
15 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
1 Askep anak dengan TB paru 1) Fokus pengkajian anak Dona L Wong , (2009) Buku
dengan TBC Ajar Keperawatan No Sub Topik Element Rujukan
· Prosedur tuberculin test Pediatrik Vol. 1,
1 Askep anak dengan DBD 1) Focus pengkajian anak Dona L Wong , (2009) Buku
/test PPD Jakarta : EGC
dengan DBD Ajar Keperawatan Pediatrik
2) Fokus penanganan anak
· Prosedur Rumpelit test Vol. 1, Jakarta : EGC
dengan TBC Dwi Sulistyo Cahyaningish
· Focus pemeriksaan lab
· Edukasi orang tua cara , (2011) Pertumbuhan
oratorium Dwi Sulistyo Cahyaningish
minum obat spesifik Perkembangan Anak
2) Klasifikasi DBD , (2011) Pertumbuhan
pada anak dan Remaja , Jakarta
· Derajat I Perkembangan Anak dan
· Terapi oksigen Terapi :TIM,
· Derajat II Remaja , Jakarta :TIM,
OAT
· Derajat III
3) Indikator keberhasilan pen- Nursalam,( 2005) Asuhan
· Derajat IV Nursalam,( 2005) Asuhan
anganan anak dengan TBC Keperawatan Bayi
3) Perencanaan anak dengan Keperawatan Bayi dan Anak
dan Anak , Jakarta :
2 Askep anak dengan bron- 1) Fokus penanganan anak DBD , Jakarta : Salemba Medika
Salemba Medika
chopneumonia dengan BP 4) Penanganan anak dengan
· Prosedur fisioterapi DBD Dona L Wong (2009), Buku
Dona L Wong (2009), Buku
dada pada anak · Terapi cairan anak Ajar Keperawatan Pediatrik
Ajar Keperawatan Pe-
· Pemberian terapi dengan DBD Vol. 2, Jakarta : EGC,
diatrik Vol. 2, Jakarta
oksigen dengan nasal · Pemantauan cairan
: EGC,
kanula
2 Askep anak dengan 1) Fokus pengkajian anak
· Indikator keberhasilan
Morbhili dengan morbhili .
anak dengan BP
· Stadium penyakit
morbhili
· Kataral /prodomal
C.4. Askep Anak dengan gangguan system · Erupsi
· Konvalensi
pencernaan 2) Pencegahan penyakit
morbhili
· Imunisasi pasif
No Sub Topik Element Rujukan · Imunisasi aktif
Dona L Wong , (2009) Buku 3 Askep anak dengan Difteri • Fokus pengkajian anak
Ajar Keperawatan dengan difteria
Pediatrik Vol. 1, • Tindakan keperawatan
1) Focus penanganan anak Jakarta : EGC anak dengan trache-
dengan GE. ostomy
· Kebutuhan cairan pada Dwi Sulistyo Cahyaningish
1 Askep anak dengan GE
bayi dan anak , (2011) Pertumbuhan
· Pemantauan hidrasi
pada bayi dan anak
Perkembangan Anak
dan Remaja , Jakarta
C.7. Askep anak dengan ganguan system
:TIM,
perkemihan
Back 16
Program Studi DIII Keperawatan
17 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
Back 18
Program Studi DIII Keperawatan
19 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
Gillies (2004), Nursing alat komunikasi perawat dan tenaga kesehatan lain-
Manajemen : A system
Back 20
Program Studi DIII Keperawatan
1 1) Fokus Pengkajian
2) Primary survey: CABD F.8. Kegawatan sistem endokrin
Inisial assessment
BTCLS Ambulance 118
3) Diagnosis cepat sirkulasi dan
(2011) dan Hipgabi (2015) No Sub Topik Element Rujukan
ventilasi
Susan B. Stillwell (2011);
4) Intervensi & implementasi: 1. Fokus pengkajian Paula K (2009); Askep
Resusitasi jantung Paru Pedoman Keperawatan
RJP (kompresi 30 : ventilasi a). tanda dan gejala khas Gawat Darurat bab VII
kritis
2x) ketoasidosis Susan B. Stillwell (2011);
Paula K. (2009); Askep
5) Evaluasi setiap 2 menit b). penurunan tingkat Pedoman Keperawatan
Gawat Darurat
sirkulasi dan ventilasi sampai kesadaran kritis hal 257
membaik atau meninggal RJP c). napas bau aseton,
dihentikan. d). pernafasan kussmaul
a. Ketoasidosis, e). tanda tanda hipo/
1 b. hypoglycemia, hiperglykemia
c. hyperglykemia 2. Tindakan:
F.5. Kegawatan pencernaan a). Cek guladarah,
b). Cek aceton urine,
c). Cek AGD,
d). terapi insulin
e). observasi
hemodinamik.
21 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
3. Evaluasi: e. EKG
a). tingkat kesadaran
b). gula darah
c). Perbaikan nafas
Kunci Jawaban: A
F.9. Kegawatan Muskuloskeletal
No Sub Topik Element Rujukan
1) Fokus pengkajian jenis Ns. Paula Krisanti, Suratun (2017). Asuhan
keracunan:
a). makanan Keperawatan Gawat Darurat
b). obat
c). gas.
d). reaksi alergi.
e). tingkat kesadaran
f). pernapasan tidak
teratur sianotis.
G. Lingkup dan Isi Materi Keperawatan
a. Keracunan makanan BTCLS ambulance 118 dan
1
b. keracunan obat
2.Tindakan:
a). pasang NGT bilas
Hipgabi (2011) Keluarga
lambung,
b). Pemberian O2 G.1. Asuhan keperawatan individu usia dewasa
nasal kanul, masker
c). Pasang infus dengan masalah kesehatan dalam konteks
3. Evaluasi;
a).Tingkat kesadaran,
b). Hemodinamik
keluarga
c). Perdarahan lambung
No Sub Topik Element Rujukan
Back 22
Program Studi DIII Keperawatan
23 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
2
remaja yang kurang me- langsung pada individu rema- Rujukan:
mahami tentang kesehatan ja penyalahgunaan NAPZA
reproduksi di rumah
6) Mencakup tidakan keper Sarwono, Ilmu Penyakit Dalam Kementerian
awatan yang bersifat promo-
tif, preventif.
7) Tindakan keperawatan Kesehatan RI (2012). Pedoman Nasional Pen-
prioritas: Edukasi keluarga
tentang pemeliharaan keseha-
tan reproduksi remaja
gendalian Tuberkulosis, Depkes RI : Jakarta
8) Pemberdayaan keluarga da
lam merawat anak remaja
c. Justice
mun agak kurus. Manakah dari tindakan keper- d. Veracity
e. otonomi
Back 24
Program Studi DIII Keperawatan
25 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
han /relaksasi sulit menahan BAK, terjadi kontrak- balita, tokoh masyarakat
2) Diagnosa Kep.komunitas Efendy dan Ferry Makhfud-
fokus pada masalah balita li. (2009).Keperawatan kes-
si saat pengisian kandung kemih sehingga langsung gizi kurang / buruk ehatan komunitas teori dan
3) Strategi intervensi prakik dalam keperawatan.
berespon untuk berkemih. Untuk dapat meminimal- keperawatan komunitas : Jakartasalemba medika
a) Prevensi primer :
kan lansia ngompol malam hari maka langkah perta- - Pendidikan keper
awatan
Riasmini, M. (2017).
Panduan Asuhan Keper-
Rujukan : - Identifikasifaktor
resiko
NANDA Diagnosis
Keperawatan: Definisi &
c) Prevensi tersier: Klasifikasi 2015-2017 EGC
Martono, Hadi dan Kris Pranarka (2015). Buku Ajar - Pendokumentasian Standar Diagnosis Keper-
- Pencatatan kasus / awatan Indonesia: Difinisi
Boedhi-Darmojo Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia insiden dan indicator Diagnostik.
- Rujukan Tim Pokja SDKIDPP
Lanjut). Edisi V Hal 246 - 261. Jakarta : Balai Pe- 4) Fokus kegiatan keperawatan
komunitas Nasrulloh.D. (2014). Etika
b. Maleficience
c. Justice
No Sub Topik Element Rujukan d. Veracity
e. Otomi
Achyar, Komang ayu, H.
a. Filosofi keperawatan (2014). Asuhan Keper- a. Pengkajian fokus pada kelom Achyar komang
komunitas awatan Komunitas. Jakarta pok balita dengan masalah ayu.H.(2014) Asuhan
b. Paradigma keperawatan : EGC ISPA : Keperawatan Komunitas .
komunitas a. Study dokumentasi : Data Jakarta.EGC
c. Pengertian keperawatan Anderson, T.E., McFar- KMS,jumlah balita,data
komunitas: lane,J. (2007). Buku ajar SKDN Anderson, Elizabeth & Mc.
Konsep keperawatan d. Tujuan keperawatan keperawatan komunitas b. Angket : pengetahuan,sikap Farlane, Judith. (2011).
1
komunitas komunitas teori dan praktik Edisi 3. dan perilaku masyarakat Community as partner: The-
e. Sasaran keperawatan Jakarta: EGC c. Observasi lingkungan/ ory and practice in nursing,
komunitas wienshield survey (6th ed). Philadelphia:
f. Peran dan fungsi perawat Stanhope, M, & Lancast- d. Wawancara: Kader, tokoh Lippincottt Willims &
keperawatan komunitas : er,J. (2000). Community masyarakat Wilkins.
g. Fokus kegiatan keperawatan and public health nursing. b. Diagnosa Kep.komunitas
komunitas The Mosby Tear Book: fokus pada masaah balita Efendy dan Ferry Makh-
St.Louis. ISPA fudli. (2009).Keperawatan
Asuhan keperawatan c. Strategi intervensi keper kesehatan komunitas teori
Anderson, T.E., McFar- komunitas pada kelompok
2 awatan komunitas : dan prakik dalam keper-
lane,J. (2007). Buku ajar usia anak sekolah dengan a) Prevensi primer : awatan.Jakarta.salemba
keperawatan komunitas masalah penyakit ISPA - Pendidikan keperawatan medika 2009
teori dan praktik: Edisi 3.
- Identifikasi faktor resiko
Jakarta: EGC
- Intervensi professional Riasmini, M. (2017).
keperawatan Panduan Asuhan Keper-
a. Pengertian Stanhope, M, & Lancast-
b) Prevensi sekundair: awatan;individu, keluarga,
b. Tujuan er,J. (2000). Community
- Screniing kesehatan usia kelompok, dan komunitas
c. Fungsi and public health nursing.
balita gizi kurang / dengan modifikasi NAN-
2 Konsep PHC d. Tiga unsur PHC The Mosby Tear Book:
buruk , DA, ICNP,NOC dan NIC di
e. Prinsip PHC St.Louis. (10th ed). UK:
- Identifikasi faktor resiko Puskesmas dan masyarakat,
f. Posyandu
c) Prevensi tersier: Jakarta, Penerbit UI
g. Posbindu Wiley Blackwell
- pendokumentasian
Pedoman Umum Penge-
- pencatatan kasus/ insiden Herdman, T.Heather
lolaan Posyandu. (2011).
- rujukan NANDA Diagnosis
Jakarta: Departemen
Keperawatan: Definisi &
Kesehatan RI
Klasifikasi 2015-2017 EGC
Back 26
Program Studi DIII Keperawatan
d. Fokus kegiatan keperawatan Standar Diagnosis Keper- 1) Pengkajian fokus pada Achyar komang ayu.H.
komunitas: awatan Indonesia: Definisi kelompok anak remaja den- (2014) Asuhan Keper-
- Proses kelompok dan indicator Diagnostik. gan masalah merokok: awatan Komunitas . Jakarta.
- Pendidikan keperawatan Tim Pokja SDKIDPP a) Study dokumentasi : Data EGC
- Intervensi professional Library of Conggress Cata- jumlah remaja di masing 2 Anderson, Elizabeth & Mc.
keperawatan loging in Publication wilayah, RT, RW. Farlane, Judith. (2011).
- Kemitraan/kerjasama b) Angket : pengetahuan,per Community as partner: The-
- Pemberdayaan (empow Data. (2013). Nursing ilaku sikap merokok ory and practice in nursing,
erment ) intervention classification c) Observasi lingkungan / (6th ed). Philadelphia:
e. Evaluasi (NIC). (5th ed). St.Louis: wienshield survey : Lippincottt Willims &
f. Etik Legal terkait pemberian Elsevier Mosby Karakteristik lingkungan Wilkins.
asuhan Keperawatan kelom- Library of Conggress Cata- ,kegiatan remaja . Efendy dan Ferry Makhfud-
pok usia balita dengan gizi loging in Publication d) Wawancara ; Kader, li.(2009).Keperawatan kese-
a. Beneficience petugas kesehatan, tokoh hatan komunitas teori dan
b. Maleficience Data. (2013). Nursing masyarakat prakik dalam keperawatan.
c. Justice outcome classification 2) Diagnosa Keperawatan Jakarta. Salemba medika
d. Otomi (NOC). (5th komunitas fokus pada Riasmini, M. (2017).
masalah anak remaja dengan Panduan Asuhan Keper-
Riasmini, M. (2017). perilaku merokok awatan individu, keluarga,
Panduan Asuhan Keper- 3) Strategi intervensi keper kelompok, dan komunitas
awatan;individu, keluarga, awatan komunitas: dengan modifikasi NAN-
kelompok, dan komunitas a) Prevensi primer : DA, ICNP,NOC dan NIC di
dengan modifikasi NAN- - Pendidikan keperawatan Puskesmas dan masyarakat,
DA, ICNP,NOC dan NIC di - Intervensi professional Jakarta, Penerbit UI
Puskesmas dan Asuhan keperawatan keperawatan Herdman, T.Heather
komunitas pada kelompok b) Prevensi sekundair: NANDA Diagnosis
Nasrulloh.D. (2014). Etika 4 usia remaja dengan masalah - Screniing kesehatan Keperawatan: Definisi &
dan Hukum Keperawatan, perilaku merokok pada remaja Klasifikasi 2015-2017 EGC
Jakarta, Trans info media remaja - Identifikasi faktor resiko Standar Diagnosis Keper-
Notoatmodjo, S. c) Prevensi tersier: awatan Indonesia: Definisi
(2007). Promosi kesehatan - pendokumentasian dan indicator Diagnostik.
& ilmu perilaku. Jakarta: - pencatatan kasus / Tim Pokja SDKIDPP
Rineka Cipta. insiden Library of Conggress
- rujukan Cataloging in Publication
4) Fokus kegiatan keperawatan Data. (2013). Nursing
Achyar komang ayu komunitas intervention classification
.H.(2014) Asuhan Keper- - Proses kelompok (NIC). (5th ed). St.Louis:
a. Pengkajian fokus pada
awatan Komunitas . Jakarta. - Pendidikan keperawatan Elsevier Mosby
kelompok dewasa dengan
EGC - Intervensi professional Library of Conggress Cata-
masalah DBD
1) Study dokumentasi : Data keperawatan loging in Publication Data.
Anderson, Elizabeth & Mc. - Kemitraan/ kerjasama (2013). Nursing outcome
jumlah penderita DBD di
Farlane, Judith. (2011). - Pemberdayaan (empow- classification (NOC).
masing 2 wilayah,RT,RW.
Community as partner: The- erment ) Riasmini, M. (2017).
2) Angket : pengetahuan ttg
ory and practice in nursing, 5) Evaluasi Panduan Asuhan Keper-
penyakit DBD, kemampuan
(6th ed). Philadelphia: 6) Etik Legal terkait pemberian awatan;individu keluarga,
mengenal secara dini ttg
Lippincottt Willims & asuhan Keperawatan kelom- kelompok, dan komunitas
tanda gejala DBD, kemam-
Wilkins. pok usia balita dengan gizi dengan modifikasi NAN-
puan penduduk pencega-
han, riwayat menderita a) Beneficience DA, ICNP,NOC dan NIC di
Efendy dan Ferry Makhfud- b) Maleficience Puskesmas dan
DBD, upaya 3 M plus
li. (2009).Keperawatan kes- c) Justice Notoatmodjo, S.
3) Observasi lingkungan /
ehatan komunitas teori dan d) Veracity (2007). Promosi kesehatan
wienshield survey : Karak-
prakik dalam keperawatan. e) Otomi & ilmu perilaku. Jakarta:
teristik lingkungan yang
Jakarta. Salemba medika Rineka Cipta
berisko DBD, kepadatan
jentik nyamuk, kegiatan 1) Pengkajian fokus pada Achyar komang ayu
Riasmini, M. (2017).
jumantik . kelompok lansia dengan .H.(2014) Asuhan Keper-
Panduan Asuhan Keper-
4) Wawancara: Kader, hipertensi awatan Komunitas . Jakarta.
awatan;individu, keluarga,
petugas kesehatan, tokoh a) Study dokumentasi : Data EGC
kelompok, dan komunitas
masyarakat KMS,jumlah balita,data
dengan modifikasi NAN-
b. Diagnosa Kep.komunitas SKDN Anderson, Elizabeth & Mc.
DA, ICNP,NOC dan NIC di
fokus pada masalah DBD b) Angket: pengetahuan,sikap Farlane, Judith. (2011).
Puskesmas dan masyarakat,
c. Strategi intervensi keper dan perilaku masyarakat Community as partner: The-
Jakarta, Penerbit UI
awatan komunitas : terkait dengan merokok ory and practice in nursing,
a) Prevensi primer : c) Observasi lingkungan / (6th ed). Philadelphia:
Herdman, T.Heather
Asuhan keperawatan komu- - Pendidikan keperawatan wienshield survey Lippincottt Willims &
NANDA Diagnosis (Keper-
3. nitas pada masalah dewasa - Intervensi professional d) Wawancara ; Kader, lansia, Wilkins.
awatan: Definisi &Klasifi-
penyakit DBD keperawatan tokoh masyarakat
kasi). 2015-2017 EGC
b) Prevensi sekundair: 2) Diagnosa Kep.komunitas Yogiantoro, M. 2014.
- Screniing kesehatan fokus pada masalah lansia Pendekatan Klinis Hiper-
Library of Conggress Cata-
penyakit DBD dengan hipertensi tensi, dalam Siti, S., dkk,
loging in Publication
- Identifikasi faktor resiko 3) Strategi intervensi keper Buku ajar ilmu penyakit
Data. (2013). Nursing
c) Prevensi tersier: awatan komunitas : dalam (hlm. 2259-2313).
intervention classification
- Pendokumentasian a) Prevensi primer :
(NIC). (5th ed). St.Louis:
- Pencatatan kasus / - Pendidikan keperawatan Riasmini, M. (2017).
Elsevier Mosby
insiden Asuhan keperawatan komu- - Intervensi professional Panduan Asuhan Keper-
- Rujukan 5 nitas pada kelompok lansia keperawatan awatan;individu keluarga,
Library of Conggress Cata-
d. Fokus kegiatan keperawatan masalah hipertensi b) Prevensi sekundair: kelompok, dan komunitas
loging in Publication Data.
komunitas - Screening kesehatan dengan modifikasi NAN-
(2013). Nursing outcome
- Proses kelompok penyakit hipertensi DA, ICNP,NOC dan NIC di
classification (NOC). (5th)
- Pendidikan keperawatan - Identifikasi faktor resiko Puskesmas dan masyarakat,
- Intervensi professional c) Prevensi tersier: Jakarta: Penerbit UI
Riasmini, M. (2017).
keperawatan - pendokumentasian
Panduan Asuhan Keper-
- Kemitraan/kerjasama - pencatatan kasus / Herdman, T.Heather
awatan;individ, keluarga,
- Pemberdayaan (empow insiden NANDA Diagnosis
kelompok, dan komunitas
erment ) - rujukan Keperawatan: Definisi &
dengan modifikasi NAN-
e. Evaluasi 4) Fokus kegiatan keperawatan Klasifikasi 2015-2017 EGC
DA, ICNP,NOC dan NIC di
f. Etik Legal terkait pemberian komunitas
Puskesmas dan
asuhan Keperawatan kelom- - Proses kelompok Standar Diagnosis Keper-
Nasrulloh.D. (2014). Etika
pok usia balita dengan gizi : - Pendidikan keperawatan awatan Indonesia: Difinisi
dan Hukum Keperawatan,
a) Beneficience - Intervensi professional dan indicator Diagnostik.
Jakarta,Trans info media
b) Maleficience keperawatan Tim Pokja SDKIDPP
c) Justice - Kemitraan/ kerjasama
Notoatmodjo, S.
d) Veracity - Pemberdayaan (empow
(2007). Promosi kesehatan
e) Otonomi erment )
& ilmu perilaku. Jakarta:
Rineka Cipta.
27 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
Riasmini, M. (2017).
Panduan Asuhan Keper-
awatan;individu keluarga,
kelompok, dan komunitas
dengan modifikasi NAN-
DA, ICNP,NOC dan NIC di
Puskesmas dan masyarakat,
Jakarta, Penerbit UI
Notoatmodjo, S.
(2007). Promosi kesehatan
& ilmu perilaku. Jakarta:
Rineka Cipta
a. Educator
b. Advocate
c. collaborator
d. Role model
e. Care provider
Pembahasan:
Rujukan :
Back 28
Next
Back
BAB V
LATIHAN SOAL
UJIAN KOMPETENSI NASIONAL
D. III KEPERAWATAN
Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
1. Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat Apakah indikator utama dari perawatan pa-
di rumah sakit, dengan keluhan: sesak nafas sien tersebut?
disertai dengan batuk produktif sejak 3 bulan
yang lalu dan tidak nafsu makan. Pada pemer- a. menurunnya keluhan nyeri dada
iksaan fisik: pasen tampak lemas, badan ku- b. menurunnya sesak nafas yang dirasakan
rus, banyak berkeringat di malam hari, dahak c. tidak ada hambatan dalam pergerakan
kental berwarna kehijauan dan frekwensi per- otot dada
nafasan 28 kali/menit. d. tidak ada tanda-tanda infeksi pada daerah
luka WSD
Apakah prioritas tindakan keperawatan yang e. tidak adanya penambahan jumlah darah
harus dilakukan pada kasus di atas? dalam botol WSD
Apakah masalah keperawatan utama pada 9. Seorang remaja umur 16 tahun, dirawat telah
pasen tersebut? 3 hari di rumah sakit dengan keluhan muntah
berdarah. Hasil pemeriksaan fisik: keadaan
a. penurunan perfusi jaringan perifer umum lemah, konjungtiva pucat, sklera tidak
b. kelebihan volume cairan tubuh ikterik. Saat ini pasen sedang dipuasakan dan
c. penurunan curah jantung telah dilakukan pemasangan NGT. Perawat
d. gangguan istirahat tidur bermaksud memantau ketepatan posisi NGT
e. pola nafas tidak efektif tersebut.
30 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
Apakah tindakan yang harus dilakukan oleh c. kulit dan sklera tidak ikterik
perawat ? d. berat badan pasen meningkat
e. hasil pemeriksaan Lab: HBSAg (-)
a. melakukan auskultasi udara yang dima-
sukan ke dalam NGT
b. mengukur panjang slang NGT yang akan 12. Seorang perempuan berusia45 tahun di rawat
dimasukan. di RSkarena mengeluh nyeri setelah BAK dis-
c. memberikan pelumas/jelly pada ujung ertai ada darah dan butiran batu dalam urine
NGT nya. Hasil pemeriksaan fisik tampak kandung
d. mengukur tanda-tanda vital kemih bengkak, warna urine kemerahan, jum-
e. mendengarkan bising usus lah urine out put 400 cc/24 jam, serta pasen
tampak gelisah dan berkeringat dingin.
10. Seorang laki-laki dirawat selama 5 hari di RS
Apakah prioritas tindakan keperawatan pada
karena menjalani operasi appendictomy. Klien
kasus tersebut?
mengeluh nyeri ringan. Pada pemeriksaan
fisik diperoleh terdapat luka operasi di daerah a. menenangkan kondisi pasen.
kwadran kanan bawah abdomen yang masih b. memenuhi rasa nyaman pasen.
basah. c. mengobservasi urine output pasen.
d. melakukan pemasangan folley catheter
Apakah prioritas tindakan keperawatan yang
e. Memberikan minum minimal 2 liter/hari
harus dilakukan pada kasus di atas?
32 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
dan terdapat luka (gangraen) didaerah jari Apakah jenis pemeriksaan lab/diagnostik spe-
kaki. Pasen mendapatkan therapi insulin dan sifik yang diperlukan pada kasus di atas?
saat ini anda akan melakukan injeksi insulin
a. USG.
sesuai dengan program therapi.
b. urine lengkap
Apakah tindakan yang harus dilakukan per- c. darah lengkap
awat sebelum melakukan injeksi insulin? d. photo Rontgen
e. Kadar T3 dan T4
a. menghitung intake output
b. mengobservasi tanda-tanda vital
c. mengecek tingkat kesadaran pasen 27. Seorang laki-laki usia 49 tahun dirawat di RS.
d. memastikan makanan sudah siap berada Klien mengeluh sulit menggerakan tungkai
di meja pasen kanan setelah mengalami benturan. Pada pe-
e. memberikan pendidikan kesehatan ten- meriksaan sendi terdapat keterbatasan gerak
tang diet pada pasen DM. dan pada saat diminta tungkai nya digerakan:
pasen tidak dapat menahan gravitasi.
25. Seorang perempuan umur 65 tahun dirawat di Berapakah nilai kekuatan otot pasen tersebut?
RS karena ada gangraen/ulkus pada ibu jari
kaki nya. Pasen mengatakan sudah menderita a. 0
DM selama 7 tahun, tetapi tidak rutin kontrol/ b. 1
memeriksa gula darah, masih sering makan c. 2
melebihi ketentuan diet, dan jarang melaku- d. 3
kan olahraga. e. 4
34 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
a. 3600 ml
30. Seorang Laki-laki usia 30 tahun dirawat di RS
b. 4800 ml
karena luka bakar. Perawat melakukan peng-
c. 6000 ml
kajian untuk menentukan derajat luka bakar
d. 7200 ml
tersebut dan diperoleh data yaitu: bagian yang
e. 8400 ml
terkena seluruh epidermis dan sebagian der-
mis, luka tampak pucat, kering, berlilin dan
tidak memutih serta nyeri saat ditekan. 33. Seorang laki-laki usia 35 tahun datang ke poli
kulit dengan keluhan kulitnya sudah lama
Apakah derajat luka bakar yang dialami pa-
mengalami gatal gatal di seluruh bagian kulit
sien tersebut?
nya. Pada saat pengkajian ditemukan adanya
a. derajat I dermatitis dengan krusta yang mulai menger-
b. derajat II-a ing.
c. derajat II-b
Apakah prioritas tindakan keperawatan untuk
d. derajat II-c
mengatasi krusta pada pasen diatas ?
e. derajat III
a. lakukan kompres basah terbuka
31. Seorang laki-laki 27 tahun dirawat 1 hari di RS b. lakukan kompres kering terbuka
karena menderita luka bakar. Pasen mengeluh c. lakukan kompres basah tertutup
nyeri berat dengan skala 8, pada pemeriksaan d. lakukan kompres basah tertutup
fisik didapatkan luka bakar derajat II dengan e. lakukan kompres hangat terbuka
luas 35 %. BB = 50 Kg, TD = 80/60 mmHg,
urine output 500 cc/24 jam, frekuensi nadi 96
34. Saat ini sebagai perawat, anda sedang mem-
kali/menit dan frekuensi nafas 26 kali/menit,
berikan transfusi darah pada pasien anemia.
suhu 37,1 oC.
Tiba-tiba pasien mengeluh pusing, menggigil
Apakah prioritas utama rencana keperawatan dan gatal-gatal pada seluruh badan.
untuk kasus di atas? Apakah tindakan pertama yang akan anda
Back 35
Program Studi DIII Keperawatan
lakukan ketika menghadapi kondisi tersebut? 37. Seorang laki-laki umur 65 tahun dirawat di
RS mata karena mengeluh penglihatan mata
a. mengukur tanda-tanda vital.
kanannya buram. Ketika saudara periksa visus
b. menghentikan transfusi darah.
diperoleh hasil bahwa pasen hanya bisa meli-
c. memberikan oksigen 2 liter/menit
hat cahaya.
d. melapor kepada dokter penanggung jawab
e. memberikan obat anti histamin sesuai ha- Berapakah nilai visus mata kanan pasen?
sil kolaborasi.
a. 6/6
b. 5/6
35. Anda sedang merawat pasen yang diduga c. 3/6
mengalami HIV (+). Saat ini pasen merasa d. 1/6
khawatir sekali dengan penyakitnya karena e. 1/~
merasa semua orang menjauhinya. Dari data
fisik ditemukan adanya erosi pada mukosa
mulut, bercak hitam pada bibir dan makula 38. Seorang perempuan umur 60 tahun dirawat
hiperpigmentosa pada seluruh tubuh. setelah menjalani operasi katarak pada mata
kiri nya. Pada saat diperiksa tampak mata kiri
Apakah prioritas intervensi keperawatan pada
tertutup verban, pasen kelihatan bingung dan
kasus di atas?
bertanya apa yang harus dilakukan setelah op-
a. lakukan perawatan luka erasi, serta khawatir mata nya tetap tidak bisa
melihat.
b. tingkatkan imunitas pasen
Apakah prioritas tindakan yang harus dilaku-
c. cegah terjadinya penularan
kan perawat pada kasus tersebut?
d. berikan rasa nyaman kepada pasen
a. memonitor tanda-tanda vital pasen
e. berikan dukungan emosi pada pasen b. mengganti verband mata kiri pasen.
c. menganjurkan pasen untuk istirahat
d. memberikan penjelasan tentang per-
36. Seorang laki-laki usia 25 tahun dirawat di RS awatan post operasi
karena menderita HIV (+)/AIDS akibat peng- e. melaporkan kondisi pasen kepada dokter
gunaan narkoba melalui jarum suntik. Dari yang mengoperasinya
data fisik ditemukan adanya erosi dan bercak
hitam pada mukosa mulut dan genital, diare,
kesadaran lethargis dan badan tampak kurus. 39. Seorang laki-laki umur 18 tahun datang ke
Poliklinik THT mengeluh pendengaran nya
Apakah indikator evaluasi keperawatan pada
menurun. Anda melakukan test garpu tala
kasus di atas?
dengan menggetarkan garpu tala dan mele-
a. pasen sembuh dari penyakit nya takan tangkainya pada tulang mastoid dan
b. pasen berhenti menggunakan narkoba. setelah tidak terasa getarannya segera dipin-
c. tidak terjadi penularan pada orang lain. dahkan ke depan telinga, pasen masih bisa
d. tanda dan gejala yang ada pada pasen hi- mendengar jelas getaran tersebut.
lang.
Apakah interpretasi hasil dari test garpu tala
e. pasen tabah dan memiliki harapan yang
tersebut:
realistis.
36 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
terutama pagi hari disertai pusing. Dilakukan 47. Seorang ibu G2 P1 A0 hamil 27 minggu
pengkajian ibu mengatakan sudah sebulan ini datang ke Puskesmas datang untuk memer-
tidak haid. HPHT menurut ibu tanggal 18 Ok- iksakan kehamilannya, anak pertama berusia
tober 2017. 2,5 tahun. Ibu mengeluh kadang merasa pus-
ing sudah beberapa minggu ini, gerakan janin
Kapankah taksiran persalinan ibu tersebut ?
cukup aktif. Hasil pemeriksaan didapatkan
a. 25 Juli 2018 TFU 2 jari diatas pusat, DJJ 140 x/mnt, ede-
b. 26 Juli 2018 ma wajah tidak ada, edema pada pretibia, TD
c. 25 Juni 2018 140/95 mmHg.
d. 27 Juni 2018
Apakah pemeriksaan diagnostik tambahan
e. 14 Juni 2018
yang dapat dilakukan ?
a. Kimia darah
45. Seorang ibu G3P2A0 hamil 29 minggu datang
b. Protein Urin
ke Puskesmas. Dilakukan pengkajian dengan
c. Darah lengkap
tinggi fundus uteri (TFU) 28 cm, dan kepala
d. Berat jenis urin
berada di bawah spina ischiadika.
e. Gula darah sewaktu
Berapakah kira-kira usia kehamilannya saat
ini ?
48. Seorang perempuan dengan G2 P0 A1 ham-
a. 36 minggu il 28 mgg mengeluh keluar darah pervagina
b. 35 minggu tanpa ada rasa nyeri. TTV suhu 36,8°C, Nadi
c. 34 minggu 80 x/mnt, TD 120/70 mm Hg, RR 20 x/mnt.
d. 33 minggu Klien tampak gelisah memikirkan kondisi
e. 32 minggu kehamilannya. Hasil pemeriksaan dinyatakan
mengalami perdarahan antepartum.
46. Seorang ibu datang ke puskesmas G1 P0 Apakah yang perlu dikaji lebih lanjut tentang
A0 hamil 33 minggu, mengeluh mengalami perdarahan pada pasien tersebut ?
perdarahan saat bangun tidur namun tidak ada
a. Waktu perdarahan, riwayat abortus
nyeri. Saat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
b. Riwayat menstruasi, riwayat abortus
dengan USG hasilnya menunjukan plasenta
c. Jumlah perdarahan, warna perdarahan
previa marginalis.
d. Waktu perdarahan, keluhan saat
Apakah tindakan yang sebaiknya tidak dilaku- menstruasi
kan pada ibu tersebut ? e. Warna perdarahan, keluhan menjelang
menstruasi
a. Observasi kontraksi
b. Pemeriksaan dalam
c. Palpasi manuver leopold 49. Seorang ibu 27 tahun, G2 P1 A0 hamil 38
d. Pemeriksaan tinggi fundus minggu, datang ke puskesmas pukul 16.00.
e. Mengukur Tanda-tanda vital Kemudian dilakukan pemeriksaan didapatkan
TFU 36 cm, ibu mengeluh sudah mulas-mu-
las namun belum teratur sejak 10 jam yang
lalu. Ibu mengatakan mules-mules 2-3x setiap
38 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
10 menit selama 20 detik, selain itu ibu juga didapatkan TD 120/78 mmHg, N 78 x/mnt, Sh
mengeluh sudah keluar lendir bercampur da- 36oC, RR 18 x/mnt, TB 143 cm, BB 53 kg,
rah. Saat dilakukan periksa dalam sudah ada TFU 30 cm, tafsiran berat janin 2700 gram.
pembukaan 2 cm, serviks tipis dan mendatar, Hasil pemeriksaan dalam pembukaan 2 cm.
ibu meringis.
Apakah faktor passager yang harus dikaji leb-
Apakah Diagnosa keperawatan utama pada ih lanjut pada persalinan pervaginam ?
kasus diatas ?
a. Ukuran janin
a. Cemas berhubungan dengan mulainya pe- b. Psikologis ibu
salinan c. Bentuk panggul
b. Nyeri berhubungan dengan peningkatan d. Karakteristik serviks
intensitas kontraksi e. Kekuatan kontraksi ibu
c. Risiko infeksi berhubungan dengan adan-
ya pembukaan serviks 52. Seorang ibu baru saja melahirkan bayi laki-la-
d. Defisit volume cairan berhubungan den- ki, saat ini sudah dua jam dilakukan observasi
gan peningkatan output cairan diruang pemulihan. Ibu merasakan darah kel-
e. Risiko ketidakseimbangan volume cairan uar cukup banyak dirasakan pembalut penuh,
berhubungan dengan pengeluaran per sudah ganti pembalut namun sekarang sudah
vaginam terasa keluar darah lagi dan BAK keluar se-
dikit. Hasil pengkajian TTV dalam batas nor-
mal, TFU teraba 3 jari diatas pusat, uterus ter-
50. Seorang ibu G1 P0 A0 hamil 40 minggu,
aba lunak dan agak ke kanan, kandung kemih
datang ke puskesmas pk 15.00. TFU 36 cm,
teraba keras.
merasakan mules-mules sudah sering sejak
5 jam yang lalu dan ada rasa seperti ingin Apakah intervensi prioritas yang dapat diberi-
mengejan. Setelah dilakukan observasi his kan untuk ibu tersebut?
didapatkan his 5x tiap 10 menit selama 48
a. Observasi tanda-tanda vital
detik. Klien juga mengatakan sudah ada yang
b. Melakukan massage pada uterus
keluar dari vagina yaitu lendir bercampur da-
c. Membantu ibu mengganti pembalut
rah banyak. Saat dilakukan periksa dalam,
d. Observasi kandung kemih dan lakukan
pembukaan lengkap, dan porsio tidak teraba.
kateterisasi
Berada pada kala berapakah ibu tersebut? e. Menjelaskan kepada ibu pentingnya
mengganti pembalut
a. Kala I
b. Kala II
c. Kala III 53. Seorang ibu post partum spontan hari ketujuh
d. Kala IV melakukan kunjungan ulang untuk memer-
e. Kala I fase aktif iksakan kondisinya setelah melahirkan. Ibu
tampak sering menguap dan tampak lelah. Ibu
51. Seorang ibu 28 tahun, G1 P0 A0 hamil 40 mengatakan kurang tidur dan kurang nafsu
minggu datang ke Puskesmas. Mengeluh makan, ibu mengatakan yang masak ibu mer-
mulas-mulas sejak Pk 18.00 dan sudah kelu- tuanya dengan menu yang diperbolehkan han-
ar lendir bercampur darah. Pemeriksaan fisik ya nasi dan sayur-sayuran, karena menurut ibu
Back 39
Program Studi DIII Keperawatan
mertuannya jika makan telur atau ikan akan menit, dan suhu 36,5oC.
membuat ASI tambah amis dan luka jahitan
Apakah intervensi keperawatan yang bisa
lama keringnya.
dilakukan untuk ibu tersebut ?
Apakah yang dapat anda lakukan terkait kasus
a. Menganjurkan ibu untuk relaksasi
tersebut ?
b. Melakukan massage pada daerah uterus
a. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkon- c. Anjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi
sumsi yang disediakan oleh ibu mertua dini
b. Menjelaskan pentingnya nutrisi sumber d. Mengobservasi adanya tanda-tanda
hewani untuk ibu post partum perdarahan
c. Menjelaskan cara perawatan bayi dan e. Menghintung banyaknya darah yang kel-
meningkatkan produksi ASI uar pada pembalut
d. Menjelaskan cara mencukupi kebutuhan
tidur ibu menyusui
56. Seorang bayi perempuan lahir pada tanggal
e. Memberikan edukasi tentang cara per-
1 Oktober 2017, pukul 10.35. Bayi saat lahir
awatan payudara
menangis kuat, skor APGAR 8/9. Bayi telah
dilakukan IMD, kemudian ditimbang, diukur
54. Seorang ibu baru saja 2 hari melahirkan anak PB dan antropometri lainnya. Bayi menangis,
perempuan. Ibu mengatakan saat anaknya saat diraba ternyata popok dan bajunya basah.
menangis bingung sekali karena sudah diber-
Apakah jenis kehilangan panas badan yang di-
ikan ASI dan popoknya yang basah sudah di-
alami bayi tersebut?
ganti. Ibu mengatakan ini merupakan pengala-
man pertama mengurus bayi. a. Radiasi
b. Konveksi
Apakah intervensi keperawatan yang dapat
c. Konduksi
diberikan untuk ibu muda tersebut?
d. Evaporasi
a. Auskultasi suara peristaltik usus e. Rehabilitasi
b. Mengobservasi intake dan output cairan
bayi
57. Bayi laki-laki baru saja lahir spontan satu jam
c. Bisa diberikan susu formula jika masih
yang lalu, gerakan aktif, BB 2450 gram, PB 48
menangis
cm, RR 40 x/mnt dengan usia kehamilan 36
d. Memberikan informasi cara mengatasi
minggu. Hasil pemeriksaan fisik tidak ditemu-
bayi menangis
kan kelainan.
e. Memberikan informasi tentang perawatan
bayi baru lahir Apakah tindakan keperawatan yang dapat kita
lakukan selanjutnya ?
55. Seorang ibu post partum 1,5 jam, usia 35 ta- a. Dimandikan
hun P3A0 saat ini mengeluh mules didaerah b. Pemberian oksigen
perut, kontraksi uterus teraba lemah, kandung c. Pemberian antibiotik
kemih kosong ibu sudah BAK ditempat tidur d. Dirawat dalam inkubator
dengan pispot. TD 110/60 mmHg, frekuensi e. Rawat gabung dengan ibunya
Nadi 82 x/menit, frekuensi pernafasan 18 x/
40 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
42 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
68. Seorang anak laki-laki usia 6 tahun dirawat 70. Seorang anak perempuan usia 3 tahun dirawat
dengan keluhan batuk , panas dan sesak na- dengan keluhan batuk, panas dan penurunan
pas. Berdasarkan pengkajian dan analisa data, BB. Berdasarkan anamnesa anak pernah
masalah keperawatan yang ditegakkan: tidak dirawat beberapa bulan yang lalu dengan ka-
efektif bersihan jalan nafas dengan interven- sus yang sama, mendapatkan terapi obat spesi-
si keperawatan saudara melakukan fisiotera- fik hanya ibu sering lupa memberikan kepada
pi dada, dengan salah satu tindakan saudara anaknya. Masalah keperawatan yang ditegak-
melakukan perkusi pada dada atau punggung kan : regimen terapeutik tidak efektif .
anak .
Apakah intervensi prioritas yang dilakukan
Bagaimanakah caranya melakukan tindakan untuk kasus diatas ?
tersebut diatas ?
a. ajarkan orang tua tentang program pen-
a. menggunakan alat khusus sehingga lokasi gobatan dan alasan menjalani pengobatan
dan pengeluaran slym lebih efektif dengan tuntas
b. tehnik pemukulan ritmik dilakukan den- b. beri pendidikan kesehatan cara penanga-
gan telapak tangan yang melekuk nan dan terapi yang harus diberikan pada
c. dilakukan setelah anak menghirup udara anaknya dirumah
yang dikeluarkan nebulizer c. identifikasi alternative pemberian layanan
d. melakukan pemukulan dengan posisi tel- yang dapat memberikan pengobatan anak
apak tangan terbuka lebar jika diperlukan
e. mengganjal bantal terlebih dahulu pada d. ajarkan orang tua untuk mendapatkan
area yang akan diperkusi obat pengganti disaat obat yang harus di-
minum anak sudah habis
e. informasikan kepada orang tua tempat
69. Seorang anak laki-laki usia 7 tahun dirawat
yang dapat dijangkau dengan mudah un-
dengan keluhan sesak nafas , hasil pengka-
tuk mendapatkan obat bagi anaknya
jian frekuensi napas 30 x/mnt tampak anak
menggunakan otot-otot bantu napas . Masalah
keperawatan yang ditegakkan: Perubahan 71. Seorang anak laki-laki usia 6 tahun dirawat
pola napas B/d dengan penurunan ekspansi dengan suspek TB paru . Untuk menegakkan
paru. Dari kondisi tersebut anak mendapatkan diagnose saudara ditugaskan untuk melaku-
terapi oksigen dengan nasal kanula . kan test tuberculin. Setelah saudara mengu-
nakan sarung tangan, menetukan lokasi test
Apakah hal prioritas yang perlu diperhatikan
dan desinfektan pada lokasi test dengan swap
saat prosedur tersebut berlangsung ?
alcohol 70 % , saudara memegang spuit den-
a. posisikan tidur anak senyaman mungkin gan tangan dominan .
b. pertahankan lingkungan agar tidak berisik
Apakah tindakan selanjutnya yang saudara
c. perhatikan botol humidifier jangan sam-
lakukan ?
pai kosong
d. pasang pengumuman dipintu kamar “ pa- a. Tusukan jarum kedalam lapisan kulit
sien perlu istirahat “ b. Anjurkan anak untuk menarik nafas
e. anjurkan orang tua agar segera melapor dalam
jika oksigen sudah habis
Back 43
Program Studi DIII Keperawatan
c. Anjurkan ibu untuk membantu 74. Seorang anak laki-laki usia 2,5 tahun , anak
memegangkan anaknya diawat dengan kejang demam yang pertama
d. Ganjal tangan yang akan ditusuk dengan kali . Selama 3 hari dirawat suhu tubuh anak
bantal agar tinggi tidak pernah meningkat hasil pemeriksaan ter-
e. Pegang spuit sehingga membentuk sudut akhir suhu 36,5 0C dan anak sudah diperbo-
10-15 0, dengan bevel keatas lehkan pulang , saudara memberikan edukasi
kepada orang tua cara penanganan kejang jika
terjadi berulang
72. Seorang anak perempuan usia 10 tahun ,
dirawat dengan GED, hasil pengkajian anak Apakah tindakan prioritas yang harus dilaku-
tampak sakit sedang , suhu tubuh 39 0 C , mu- kan orang tua sehubungan hal diatas ?
kosa mulut dan lidah kering .Masalah keper-
a. Memakaikan pakaian yang ringan
awatan prioritas yang ditegakkan perawat :
b. Biarkan kejang terjadi dan berakhir tanpa
Gangguan keseimbangan cairan tubuh . Salah
gangguan
satu intervensi keperawatan melakukan moni-
c. Mengamati dan mendokumentasikan ak-
tor intake output ketat /24 jam .
tivitas kejang
Bagaimanakah dokumentasi yang saudara d. Menyingkirkan semua objek yang berba-
buat, jika kesimpulan hasil monitor balance haya dekat anak
cairan negative ? e. Membaringkan anak pada satu sisi dan
tetap bersama anak
a. intake 950 cc output 875 cc
b. intake 1100 cc output 1100 cc
c. intake 1400 cc output 1250 cc 75. Seorang anak laki-laki usia 4 tahun dirawat
d. intake 1550 cc output 1450 cc hari ke-3 dengan kejang demam. Ku anak baik
e. intake 1600 cc output 1750 cc dan sudah diperbolehkan pulang. Prioritas
keperawatan yang ditegakkan perawat adalah
deficit pengetahuan berhubungan dengan per-
73. Seorang bayi perempuan usia 9 bulan, dirawat
awatan dirumah .
dengan diare sebanyak 6 kali , muntah se-
banyak 3 kali. Hasil pengkajian suhu 38 0 C, Apakah intervensi prioritas yang sesuai den-
mukosa bibir dan mulut kering, turgor kulit gan kasus tersebut ?
kurang elastis. Berdasarkana analisa data, ma-
a. Ajarkan orang tua cara minum obat ter-
salah keperawatan yang ditegakkan: ganggu-
masuk dosis dan efek sampingnya
an volume cairan : dehidrasi sedang dengan
b. Anjurkan agar meningkatkan asupan nu-
salah satu intervensi keperawatan memantau
trisi adekuat bagi anaknya
hidrasi secara akurat .
c. Pesankan untuk datang control kembali
Manakah tindakan keperawatan yang dimak- sesuai kebutuhan anak
sud dari tindakan diatas ? d. Ajarkan orang tua pentingnya memberi
istirahat yang adekuat
a. mengukur BB harian
e. Berikan surat istirahat sakit agar keseha-
b. mengkaji turgor kulit
tan anak optimal
c. memeriksa nilai elektrolit
d. mengobservasi tetesan infus
e. memantau asupan dan haluaran
44 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
77. Seorang laki-laki usia 20 tahun, dibawa ke a. Bantu klien dalam menilai kemampuan
klinik untuk konsultasi ke psikiater, informasi yang dapat digunakan
dari pengantar sejak dua tahun terakhir, men- b. Identifikasi kemampuan dan aspek positif
jadi sangat pendiam, banyak mengurung diri yang masih dimiliki klien
di kamar, menolak untuk berinteraksi, sering c. Pilih kegiatan-kegiatan klien yang sudah
komat kamit. dipilih sesuai kemampuan
d. Bantu klien dalam merencanakan kegia-
Apakah diagnosa keperawatan yang dapat
tan sesuai kemampuannya.
ditegakkan pada kasus diatas?
e. Bantu klien dalam menetapkan kegiatan
a. isolasi social sesuai dengan kemampuan
b. gangguan HDR
c. gangguan alam perasaan
80. Seorang wanita, usia 26 tahun, dibawa keluar-
d. perubahan mental organik
ganya ke Poli klinik jiwa karena sudah sem-
e. gangguan persepsi sensori
inggu tidak mau mandi, badan kotor dan bau,
tidak mau makan dan bila makan berantakan,
78. Seorang laki-laki usia 27 tahun, dirawat di BAB dan BAK sembarangan, pemeriksaan
ruangan psikiatri , hasil pengkajian didapat- fisik dalam batas normal.
kan : pasien duduk menyendiri, bicara sendiri,
Apakah strategi tindakan keperawatan perta-
tertawa sendiri. Obat psikotik sudah diberikan
ma yang saudara lakukan pada pasien terse-
sesuai program pengobatan. Perawat memutus
but?
halusinasi dengan cara bercakap-cakap.
Apakah tujuan tindakan yang diberikan pada a. Melatih pasien cara makan yang baik
kasus diatas? b. Melatih cara BAB dan BAK yang baik
c. Mengajak pasien mandi dan berdandan
a. meningkatkan konsentrasi d. Menjelaskan pentingnya perawatan ke-
b. mengisi kegiatan sehari hari. bersihan diri
Back 45
Program Studi DIII Keperawatan
e. Menjelaskan pentingnya keluarga dalam klien seperti ini sejak ia diceraikan oleh sua-
merawat diri pasien minya dan di PHK. Tanda-tanda vital dalam
batas normal, setelah pemeriksaan psikologis
dokter memberikan terapi lordomer dan diaz-
81. Seorang perempuan usia 35 tahun, dirawat di
epam injeksi.
ruang rawat Jiwa, hasil pengkajian didapat-
kan : ada riwayat amuk dirumah, mengatakan Apakah tujuan dari pemberian terapi medis
kalau marah merusak perabot rumah tangga, pada pasien tersebut?
sering memukul suami. Dalam percakapan
a. menenangkan pasien
dengan pasien perawat mengatakan ”Setelah
b. membuat pasien tertidur
ibu memukul suami dan merusak perabotan
c. mengendalikan emosi pasien
rumah tangga, apa yang ibu rasakan?”.
d. membuat pasien mengenal realita
Apakah tujuan komunikasi pada kasus diatas? e. memampukan pasien untuk bicara dengan
baik
a. melatih sikap asertif
b. mengevaluasi respon pasien.
c. mengeksplorasi perasaan pasien 84. Seorang perempuan usia 25 tahun, dirawat di
d. membina hubungan saling percaya ruangan psikiatri RS Jiwa, hasil pengkajian
e. mendiskusikan akibat tindakan yang didapatkan : pasien duduk menyendiri, bicara
dilakukan sendiri, tertawa sendiri . Obat psikotik sudah
diberikan sesuai program pengobatan. Sesuai
rencana hari ini akan dilaksanakan SP1.
82. Seorang perempuan, usia 38 tahun, datang ke
IGD psikiatri diantar oleh keluarganya. Hasil Apakah tujuan tindakan yang diberikan pada
pengkajian diketahui bahwa di rumah pasien kasus diatas?
marah-marah bicara kasar, merusak barang
dan mengancam, sudah 2 bulan sejak ia di- a. klien dapat memutus halusinasi dengan
ceraikan oleh suaminya. Tanda-tanda vital da- cara spirituali
lam batas normal, b. klien dapat memutus halusinasi dengan
cara menghardik
Apakah diagnosa keperawatan utama yang c. klien dapat memutus halusinasi dengan
dapat saudara tegakkan ? cara bercakap-cakap
d. klien dapat memutus halusinasi dengan
a. harga diri rendah kronis
cara minum obat teratur
b. harga diri rendah situasional
e. klien dapat memutus halusinasi dengan
c. perilaku kekerasan
cara terapi aktivitas kelompok.
d. risiko perilaku kekerasan
e. koping individu tidak efektif
85. Saudara sebagai perawat pelaksana di ruang
bedah yang diberi tugas oleh ketua tim untuk
83. Seorang perempuan, usia 38 tahun, datang ke
melaksanakan asuhan keperawatan terhadap 2
ruang IGD psikiatri diantar oleh keluarganya.
orang pasien yang mengalami kecelakaan lalu
Dari pengkajian diketahui bahwa di rumah pa-
lintas, kemudian saudara melakukan pengkaji-
sien marah-marah, merusak barang dan men-
an data dan menetapkan prioritas masalahnya.
gancam. Keluarga mengatakan sudah 2 bulan
46 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
Back 47
Program Studi DIII Keperawatan
Apakah metode penugasan yang diterapkan pernah diderita kepada pasien yang menjadi
di ruang tersebut ? tanggung jawabnya.
a. perawat assosiet
b. ketua tim 95. Kepala ruangan penyakit saraf menugas-
c. anggota tim kan saudara dinas sore, saudara akan melak-
d. perawat primer sanakan timbang terima dengan perawat dinas
e. nursing aid malam yang akan bertugas berikutnya.
48 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
a. realibility
98. Kepala bidang keperawatan RS Z meren- b. assurance
canakan menambah jumlah tempat tidur di ru- c. tangibles
angan khusus gangguan kardio vaskuler akan d. emphathy
tetapi kepala ruangannya tidak setuju karena e. responsiveness
jumlah perawatnya kurang sehingga asuhan
keperawatannya tidak optimal.
Back 49
Program Studi DIII Keperawatan
101. Perawat D saat ini bertugas di ruang penyakit hatkan dengan berbaring di tempat tidur.
dalam RS X sebelum dan sesudah melakukan
Apakah evaluasi perawat selanjutnya pada
tindakan keperawatan maupun kontak dengan
pasien diatas?
pasien perawat D selalu mencuci tangan .
a. keluhan sakit kepala
Termasuk indicator pelayanan mutu keper-
b. tekanan Intra Kranial
awatan apakah yang dilakukan oleh perawat
c. penurunan tingkat kesadaran
D?
d. penurunan TD secara bertahap
a. keselamatan pasien e. observasi reaksi alergi
b. perawatan diri
c. Kenyamanan
104. Seorang perempuan berusia 56 tahun dibawa
d. Kepuasan pasien
ke UGD dengan keluhan kesulitan berna-
e. kecemasan
pas, frekuensi napas 28x/menit tidak teratur,
pasien punya riwayat asthma, hasil pemer-
102. Seorang perempuan berusia 56 tahun diba- iksaan fisik TD 120/70 mmHg, frekuensi nadi
wa ke UGD dengan keluhan cepat lelah dan 98x/menit. Diberikan oksigen 3 lt/menit, infus
napas terasa berat. Hasil pemeriksaan fisik pe- baru dipasang lancar, diberikan posisi semi
rut tampak membesar/ asites, edema extremi- fowler, Instruksi dokter segera berikan amino-
tas,, pasien sangat lemah pasien didiagnosis phylin drip, obat sudah tersedia.
gagal jantung kongestif, TD 100/70 mmHg, Apakah tindakan perawat selanjutnya pada
frekuensi nadi 93x/menit, frekuensi napas pasien tersebut ?
27x/menit tidak teratur.Pasien diberikan O2
3lt/menit, diberikan Lasix injeksi Intra Vena. a. obat dimasukkan kedalam cairan
Instruksi dokter balance cairan dimonitor se- b. hitung tetesan obat dengan tepat
cara intensif. c. observasi tanda tanda plebetis.
d. kaji pasien terhadap alergi obat
Apakah tindakan selanjutnya pada pasien di- e. observasi pola napas pasien
atas?
50 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
106. Seorang perempuan berusia 34 tahun diba- Apakah tindakan mandiri perawat pada pa-
wa ke UGD karena ditemukan pingsan, ha- sien tersebut?
sil pengkajian CAB palpasi nadi carotis tidak a. pasang bidai daerah fraktur
teraba, TD 0/0 mmHg, mulut tampak siano- b. tinggikan kaki yang fraktur
tis dan luka, segera dilakukanResusi jantung c. observasi perdarahan
paru/ RJP. d. kaji intensitas nyeri
Apakah langkahpertama untuk mengatasi pa- e. kompres dingin
siendiatas ?
a. berikan rangsang kesadaran 109. Seorang prempuan berusia 31 tahun dibawa ke
b. kompresi 30x, ventilasi 2x UGD karena tertabrak motor, pasien menge-
c. lakukan bagging/ ambubag luh kaki kirinya luka sobek, nyeri dan tidak
d. rawat luka daerah mulut dapat diangkat, pasien ketakutan. Hasil pe-
e. berikan posisi mantap meriksaan rontgen fraktur tibia terbuka, luka
kotor dan perdarahan. Segera operasi pasang
external fixasi. TD 100/60, frekuensi nadi
107. Seorang perempuan berusia 41 tahun dibawa
85x/menit teratur, frekuensi napas 24x/menit,
ke UGD karena keringat dingin kesadaran
membutuhkan transfusi darah, kaki sudah di-
menurun setelah pulang dari olahraga malam,
pasang bidai.
pasien ada riwayat MCI. Pengkajian CAB
nadi carotis teraba kecil dan lambat, TD 60/0 Apakah tindakan perawat selanjutnya pada
mmHg, frekuensi napas 30x/menit dangkal, pasien diatas?
bibir tampak sianotis, rencana dilakukan RJP,
a. cek golongan darah
perawatharus mengatur posisi.
b. buat permintaan darah
Apakah tindakan pertama perawat pada pa- c. lakukan perawatan luka
sien diatas? d. berikan inform consent
a. siapkan alat bantuan jalan napas e. antar ke kamar operasi
b. posisi extensi head till, chin lift
c. berikan oksigen masker
110. Seorang laki laki berusia22 tahun dibawa
d. pasangmayo tube
ke UGD karena jatuh dengan leher terbentur
e. beri posisi mantap
benda tumpul, pasien tampak lemah kesaki-
tan daerah leher terutama ketika digerakkan
108. Seorang laki laki berusia 23 tahun dibawa TD 90/60mmHg, frekuensi nadi 92x/menit,
ke UGD RS, karena mengalami kecelakaan frekuensi napas 25x/menit, hasil rontgen pa-
lalulintas. Dilakukan pemeriksaan rontgen, sien dinyatakan fraktur cervical 3-4 harus im-
hasilnya fraktur tertutup tibia kanan, tampak mobilisasi.
bengkak dan krepitasi tidak dapat digerakkan.
Back 51
Program Studi DIII Keperawatan
52 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
115. Seorang laki laki berusia 37 tahun dibawa ke sianotis napas lambat dan dalam namun nadi
IGD karena kesadaran menurun, pasien mem- masih teraba pada pembuluh darah perifer.
punyai riwayat DM. Hasil pemeriksaan TD
Apakah tindakan perawatselanjutnya pada
100/60 mmHg, frekuensi napas 26 x/menit
pasien diatas?
tidak teratur, kaki tangan dingin, berkerin-
gat seluruh tubuh, frekuensi nadi 93 x/menit, a. Berikan oksigen masker 6 l/mt
gula darah 70 mg%, diberikan O2 6 liter/menit b. Ventilasi ambu bag O2; 10 liter
melalui masker, telah dipasang infus NaCl 0,9 c. Posisikan kepala jow trust
% 21 tetes /menit instruksi dokter berikan d. Lakukan primary survey
glucose 10 % IV . e. Pasang oksimetri
120. Seorang laki laki berusia 51 tahun datang ke Apakah tindakan kolaborasi perawatpada
UGD RS karena mengeluh pusing dan mata pasien diatas?
kunang kunang, tangan kiri tidak dapat dig-
a. pasang infusberikan cairan parenteral/re-
erakkan, kesulitan bicara. Hasil pemeriksaan
hidrasi
fisik TD 180/100 mmHg, frekuensi nadi 92
b. berikan minumlarutan elektrolit
x/menit, frekuensi napas 27x/menit. Tiba tiba
c. monitor TTV secara intensif
Pasien tidak sadar, perawat harus memastikan
d. lakukan pemeriksaan AGD
jalan napas tidak terjadi sumbatan.
e. cek elektrolit darah
Apakah tindakan perawatpada pasien diatas?
54 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
Back 55
Program Studi DIII Keperawatan
pada tangan, dan kaki kanan, sulit berjalan, c. Batasi kebiasaan makan
BB 45 kg, TB 150 cm. d. Berikan pendidikan kesehatan
e. Anjurkan pemeriksaan kesehatan
Manakah data di atas yang perlu dilengkapi
untuk menegakkan masalah keperawatan ka-
sus diatas ? 131. Seorang perempuan, usia 62 tahun, tinggal di
panti werda. Hasil pengkajian didapatkan pa-
a. Suhu akral
sien mengeluh lemas. Hasil pemeriksaan fisik
b. Tekanan darah
didapatkan data: kulit kering, banyak bekas
c. Integritas kulit
luka garuk pada lengan dan kaki, hasil pe-
d. Kemampuan aktifitas
meriksaan GDS: 220 gr/dl
e. Perubahan struktur tubuh
Apakah data utama yang perlu di kaji lebih
lengkap pada kasus di atas?
129. Seorang perempuan, berusia 60 tahun, ting-
gal di rumah bersama dengan adiknya yang a. Pola makan
tidak menikah. Hasil pengkajian didapatkan b. Perilaku hygiene
data: keluhan pusing, nyeri tengkuk, ekspre- c. Faktor keturunan
si wajah tegang. TD: 170/90mmHg Nadi d. Lamanya keluhan
90 x/menit suhu: 37C, pernafasan 20 x/mnt, e. Lingkungan tempat tinggal
tampak pasien mengurut tengkuk.
Manakah tindakan keperawatan mandiri uta- 132. Seorang perempuan berusia 63 tahun, tinggal
ma yang dilakukan perawat pada kasus dia- di panti werda. Hasil pengkajian didapatkan
tas? data pasien terlihat mengusap – usap lutut
sebelah kanannya, persendian kaki terasa
a. Melakukan tehnik relaksasi
kaku dan nyeri bila digerakan, bengkak pada
b. Memberikan kompres hangat
daerah lutut, sholat dengan posisi duduk dan
c. Memberikan tehnik pengalihan
kaki diluruskan, ekspresi wajah meringis.
d. Mengukur tekanan darah tiap 2 jam
TD:130/80 mmHg, suhu: 36C, pernafasan 18
e. Memonitor irama dan denyut jantung
x/mnt, nadi:76x/mnt
Apakah kriteria hasil yang diharapkan dari 136. Seorang perawat komunitas melakukan ke-
tindakan keperawatan di atas? giatan posyandu balita sistim lima meja yang
meliputi : (1) Balita didaftar dalam formulir
a. nyeri berkurang
pencatatan balita, (2) Penimbangan anak dan
b. sendi tidak kaku
balita dan mencatat hasil penimbangan pada
c. aktifitas mandiri
secarik kertas yang terselip di KMS. (3) Me-
d. rasa nyaman terpenuhi
mindahkan hasil penimbangan anak dari se-
e. kebutuhan tidur terpenuhi
carik kertas ke KMS nya
ibu balita dengan gizi kurang , dalam melak- balita, 34% perilaku kurang baik tentang pen-
sanakan tugasnya selalu memberikan yang yakit infeksi dan 44% kunjungan posyandu
terbaik, melindungi hak-hak klien , membuat balita rendah.
rasa nyaman pada balita serta berkolaborasi
Apakah masalah keperawatan komunitas uta-
dengan tim kesehatan lainnya.
ma pada kasus diatas ?
Apakah aspek legal etik yang dijalankan oleh
a. Koping ibu balita tidak efektif
perawat diatas ?
b. Pola pemberian nutrisi yang tidak ekeftif
a. Confidentiality. c. Perilaku pencarian pelayanan kesehatan
b. Non-malefisience tidak efektif
c. Respect for autonomi. d. Resiko peningkatan penyakit infeksi
d. Beneficience (do good). (ispa, diare dan tbc)
e. Veracity (Truthfullness & honesty) e. Defisiensi pengetahuan dan ketrampilan
tentang kesehatan balita
58 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
Apakah strategi penanganan utama untuk 145. Hasil pengkajian pada suatu Kelurahan
membentuk perilaku sehat pada kasus diatas ? ditemukan masalah keperawatan komunitas
didapatkan data Sebagian besar partisipan
a. Kemitraan
beranggapan DBD disebabkan oleh gigitan
b. Binasuasana
nyamuk, tetapi tidak tahu karakteristik jentik
c. Pemberdayaan
nyamuknya , 42% rumah tangga positif jentik.
d. Proses Kelompok
18% warga menyatakan yang paling efektif
e. Pendidikan kesehatan
untuk mencegah DBD adalah dilakukan fog-
ging atau menabur bubuk abate. Perawat me-
143. Hasil pengkajian terhadap remaja disebuah lakukan kampanye tentang penyakit DBD.
SMP didapatkan data 37% dari 120 siswa
Apakah strategi intervensi yang dilakukan
kelas 1 dan 2 mempunyai kebiasaan mero-
oleh perawat ?
kok, 15 orang sering membolos , 10 orang
tidak masuk karena sakit dan 7 orang berat a. Keluarga binaan
badan menurun drastis. Selanjutnya perawat b. Proses kelompok
akan melakukan tindakan pemerisaan fisik c. pendidikan kesehatan
untuk memastikan deteksi dini terhadap mas- d. Penyebaran informasi
alah kesehatan pada seluruh siswa tsb . e. Pemberdayaan masyarakat
a. prevensi primer
b. prevensi tersier
c. proses kelompok
d. tindakan mandiri
e. prevensi sekunder
60 Next
Back
BAB VI
KUNCI JAWABAN, PEMBAHASAN
DAN RUJUKAN LATIHAN SOAL
UJIAN KOMPETENSI NASIONAL
D. III KEPERAWATAN
Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
Pembahasan: Pembahasan:
Pasen dengan TBC paru mengalami peradan- Pada pasen asthma bronchiale terjadi spasme
gan pada lapisan parenkhim paru akibat in- pada daerah bronkhus akibat dari kontak
feksi bakteri Mikobacterium tuberculosa yang dengan bahan yang bersifat allergen. Brok-
terbawa melalui droplet. Akibat dari proses hospasme dapat menyebabkan penyempitan
infeksi tersebut terjadi pembentukan produksi jalan nafas atas dan pada akhir nya menimbul-
dahak/sputum yang kental berwarna kehijau- kan sesak nafas, wheezing dan peningkatan
an karena bercampur dengan bakteri tersebut frekuensi nafas. Salah satu intervensi keper-
atau berwarna kemerahan karena bercampur awatan yang harus diberikan adalah pemberian
dengan bercak darah (hemaptoe). Produksi posisi tidur yang tepat yaitu posisi high fowler
sputum ini merangsang timbulnya batuk yang untuk meningkatkan oksigenasi melalui kapa-
terus menerus, sehingga terjadilah sesak na- sitas pengembangan rongga dada yang maksi-
fas dan juga dapat menurunkan nafsu makan mal sehingga sesak nafas berkurang.
pasen sehingga berat badan akan menurun (tu-
Rujukan
buh menjadi kurus). Prioritas kebutuhan pada
kasus sesuai dengan vignette adalah pemenu- Arif Muttaqin (2008). Asuhan Keperawatan
han kebutuhan oksigen yang diberikan dengan Gangguan Sistem Pernafasan (p. 172 –
aliran rendah melalui nasal canule. 180), Jakarta, PT. Salemba Medika.
Abdul Wahid, Imam Suprapto, (2013). Asuhan Doengoes, Moorhouse, Geissler, alih Bahasa: I
Keperawatan Pada Gangguan Sistem Made Kariasa dam Ni Made Sumarwati,
Respirasi (p. 155 – 184), Jakarta, CV. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan
Trans Info Media. Pedoman untuk Perencanaan dan Pen-
dokumentasian Perawatan Pasien, edisi
Doengoes, Moorhouse, Geissler, alih Bahasa: I 3 (p.155 – 163), Jakarta, EGC.
Made Kariasa dam Ni Made Sumarwati,
(2000). Rencana Asuhan Keperawatan Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare, alih
Pedoman untuk Perencanaan dan Pen- Bahasa: Agung Waluyo, dkk. (2002).
dokumentasian Perawatan Pasien, edisi Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
3 (p.155 – 163), Jakarta, EGC. Brunner & Suddarth, edisi 8, volume 1
(p.584 – 591), Jakarta, EGC.
Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare, alih
Bahasa: Agung Waluyo, dkk. (2002).
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah 3. Kunci Jawaban: E
Brunner & Suddarth, edisi 8, volume 1
(p.584 – 591), Jakarta, EGC. Pembahasan:
Back 61
Program Studi DIII Keperawatan
dada seringkali mengalami kerusakan jaringan Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare, alih
internal di daerah dada termasuk kerusakan Bahasa: Agung Waluyo, dkk. (2002).
dari pembuluh darah dan timbullah perdarah- Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
an dari daerah sekitar pleura sehingga darah Brunner & Suddarth, edisi 8, volume 1
tersebut akan terkumpul di rongga pleura seh- (p.671 – 673), Jakarta, EGC.
ingga terjadilah hemothoraks dan nyeri dada.
Adanya hemothoraks akan meningkatkan
tekanan udara dalam rongga pleura sehingga 4. Kunci Jawaban: E
pengembangan paru-paru dapat tertekan dan
Pembahasan:
menurun sehingga timbul sesak nafas. Untuk
menurunkan tekanan dalam rongga pleura Hipertensi dapat dipicu oleh 2 faktor resiko,
tersebut maka dipasang WSD agar pengem- yaitu faktor resiko yang tidak dapat dirubah
bangan paru-paru kembali optimal dan sesak dan faktor resiko yang dapat dirubah. Fak-
berkurang. Indikator utama dari keefektipan/ tor resiko yang tidak dirubah, yaitu: usia, je-
keberhasilan setelah 3 hari pemasangan WSD nis kelamin, herediter (riwayat orang tua),
adalah tidak ada nya lagi penambahan dari dan ras serta kepribadian type A. Sedangkan
jumlah darah yang tertampung dalam botol faktor yang dapat dirubah yaitu lebih banyak
WSD, hal ini menunjukkan bahwa darah yang dari faktor perilaku, yaitu: kebiasaan mero-
terkumpul dalam rongga pleura sudah tidak kok, makan makanan tinggi lemak dan tinggi
ada, sehingga tekanan dalam paru-paru sudah garam, minum minuman beralkohol, minum
berkurang dan paru-paru dapat berkembang kopi, kurang olah raga dan stress.
kembali dengan optimal. Dengan demikian
Dengan demikian menurut vignette maka
sesuai dengan vignette di atas indikator utama
Kunci Jawaban yang tepat untuk soal di atas
keberhasilan pada pasen yang dipasang WSD
adalah option E.
adalah tidak adanya penambahan jumlah dar-
ah dalam botol WSD. Rujukan:
Rujukan Arif Muttaqin (2009). Asuhan Keperawatan
Arif Muttaqin (2008). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Kardiovaskuler (p.
Gangguan Sistem Pernafasan (p. 150 – 112 – 120), Jakarta, PT. Salemba Me-
152), Jakarta, PT. Salemba Medika. dika.
Abdul Wahid, Imam Suprapto, (2013). Asuhan Palmer Anna and William Bryan, (2007). Sim-
Keperawatan Pada Gangguan Sistem ple Guide: Tekanan darah Tinggi (p: 14
Respirasi (p. 155 – 184), Jakarta, CV. – 16), Jakarta, Penerbit Erlangga.
Trans Info Media.
Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare, alih
Doengoes, Moorhouse, Geissler, alih Bahasa: I Bahasa: Agung Waluyo, dkk. (2002).
Made Kariasa dam Ni Made Sumarwati, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
(2000). Rencana Asuhan Keperawatan Brunner & Suddarth, edisi 8, volume 2
Pedoman untuk Perencanaan dan Pen- (p.896 – 908), Jakarta, EGC.
dokumentasian Perawatan Pasien, edisi
3 (p.195 – 201), Jakarta, EGC.
62 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
Back 63
Program Studi DIII Keperawatan
Pembahasan:
12. Kunci Jawaban: D Pasen dengan batu kandung kemih dapat men-
galami obstruksi saluran kemih sehingga perlu
Pembahasan: dilakukan operasi pengangkatan batu dan ini
Pasen dengan batu kandung kemih dapat men- dapat memicu terjadinya perdarahan di dalam
galami iritasi kandung kemih, perdarahan kandung. Pada hari pertama post operasi urine
dan menyumbat pengeluaran urine, sehingga masih kemerahan karena bercampur dengan
kandung kemih akan teraba penuh dan pasen bekuan darah (stool cell) yang terbawa dari
akan merasa kesakitan, gelisah serta berke- proses pembersihan kandung kemih, sehingga
ringat dingin karena menahan nyeri. Terkait prioritas tindakan perawat sesuai dengan ka-
dengan kondisi sesuai dengan vignette maka sus diatas adalah mempertahankan kelancaran
prioritas tindakan keperawatan adalah me- irigasi agar tidak terjadi sumbatan pada pen-
menuhi pengeluaran urine nya dengan cara galiran urine melalui catheter.
pemasangan catheter karena tanpa pema- Rujukan:
sangan catheter maka akan beresiko terjadi
nya penyumbatan kembali pengaliran urine. Arif Muttaqin (2008). Asuhan Keperawatan
Gangguan Sistem Perkemihan (p.202 -
208) Jakarta, PT. Salemba Medika.
Back 65
Program Studi DIII Keperawatan
Pembahasan:
14. Kunci Jawaban: E
Pada glomerulonefritis terjadi peningkatan
Pembahasan:
permeabilitas membran filtrasi glomerulus,
Pasen post operasi pengangkatan prostat bi- terjadi hypoalbuminemia dan penurunan
asanya dilakukan pemasangan folley cathe- tekanan osmotik koloid plasma sehingga ter-
ter dalam waktu yang cukup lama untuk me- jadi ekstravasasi cairan dari intravaskuler ke
menuhi kebutuhan BAK nya dan mencegah insterstitial sehingga timbul edema di berb-
terjadi nya obstruksi urine oleh bekuan darah agai bagian tubuh, yaitu edema paru-paru
pasca operasi. Tetapi pemasangan folley cath- dan edema di seluruh tubuh. Kemudian akan
eter dalam waktu lama dapat menyebabkan terjadinya penurunan urine output, sehingga
menurunnya refleks BAK dari otot kandung ureum dan kreatinin akan meningkat dalam
kemih dan hilangnya kontrol spingter urethra darah. Oleh karena itu masalah utama keper-
eksterna dalam pengeluaran urine (inkonti- awatan pada kasus di atas adalah kelebihan
nensia urine), sehingga sebelum dilakukan volume cairan (Kunci Jawaban D).
pelepasan folley catheter pasen prioritas inter-
Rujukan:
vensi keperawatan adalah pasen harus dilatih
melakukan baldder training untuk mencegah Arif Muttaqin (2008). Asuhan Keperawatan
terjadinya inkontinensia urine tersebut. Gangguan Sistem Perkemihan (p.202 -
208) Jakarta, PT. Salemba Medika.
Rujukan:
Nursalam (2006). Asuhan Keperawatan pada
Arif Muttaqin (2008). Asuhan Keperawatan
Pasen dengan Gangguan Sistem Perke-
Gangguan Sistem Perkemihan (p.202 -
mihan (p.65 – 67), Jakarta, PT. Salemba
208) Jakarta, PT. Salemba Medika.
Medika.
Doengoes, Moorhouse, Geissler, alih Bahasa: I
Made Kariasa dam Ni Made Sumarwati,
66 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare, alih
Brunner & Suddarth, edisi 8, volume 2 Bahasa: Agung Waluyo, dkk. (2002).
(p.1443 – 1456), Jakarta, EGC. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, edisi 8, volume 3
(p.2131 – 2144), Jakarta, EGC.
18. Kunci Jawaban: B
Pembahasan:
19. Kunci Jawaban: E
Pasen stroke infark mengalami penurunan
Pembahasan:
suplai darah ke otak akibat adanya penyum-
batan trombus atau embolus sehingga menye- Pasen stroke perdarahan mengalami pecah
babkan hipoksia jaringan otak, dan kerusakan/ pembuluh darah ke otak akibat tekanan darah
menurun nya fungsi neuron pada bagian yang tinggi, darah akan merembes masuk ke
wilayah otak tertentu. Hal ini dimanifesta- jaringan otak, sehingga terjadilah edema otak
sikan dengan penurunan kesadaran (stupo- dan timbullah peningkatan tekanan intra kra-
rus), kehilangan fungsi motorik dan wicara. nial. Salah satu intervensi keperawatan yang
Penurunan kesadaran dapat menyebabkan dilakukan adalah memberikan posisi yang te-
hilangnya kontrol terhadap pergerakan lidah pat, yaitu dengan memposisikan kepala lebih
dan pengeluaran saliva sehingga pasen akan tinggi 15 – 30 derajat dari tubuh pasen. Hal ini
mengalami sumbatan jalan nafas atas yang dilakukan untuk memperlancar venous return
dimanifestasikan dengan bunyi nafas ngorok. dari vena jugularis sehingga tidak menambah
Semua tanda dan gejala tersebut disebabkan berat edema otak, kemudian pada saat yang
karena kerusakan fungsi neuron di otak akibat sama tidak memperberat beban jantung dalam
dari kurang/tidak adanya suplai darah ke otak. memompa darah ke daerah otak.
Dengan demikian masalah utama pada pasen
Rujukan:
stroke infark adalah gangguan perfusi jaringan
otak. Arif Muttaqin (2011). Asuhan Keperawatan
Gangguan Sistem persyarafan (p.234 –
Rujukan:
264), Jakarta, PT. Salemba Medika.
Arif Muttaqin (2011). Asuhan Keperawatan
Doengoes, Moorhouse, Geissler, alih Bahasa: I
Gangguan Sistem persyarafan (p.234 –
Made Kariasa dam Ni Made Sumarwati,
264), Jakarta, PT. Salemba Medika.
(2000). Rencana Asuhan Keperawatan
Doengoes, Moorhouse, Geissler, alih Bahasa: I Pedoman untuk Perencanaan dan Pen-
Made Kariasa dam Ni Made Sumarwati, dokumentasian Perawatan Pasien, edisi
(2000). Rencana Asuhan Keperawatan 3 (p.290 – 308), Jakarta, EGC.
Pedoman untuk Perencanaan dan Pen-
Fransisca B. Batticaca (2008). Asuhan Keper-
dokumentasian Perawatan Pasien, edisi
awatan Gangguan Sistem persyarafan,
3 (p.290 – 308), Jakarta, EGC.
(p.55 - 66) Jakarta, PT. Salemba Me-
Fransisca B. Batticaca (2008). Asuhan Keper- dika
awatan Gangguan Sistem persyarafan,
Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare, alih
(p.55 - 66) Jakarta, PT. Salemba Me-
Bahasa: Agung Waluyo, dkk. (2002).
dika
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
68 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
Respon verbal
Arif Muttaqin (2011). Asuhan Keperawatan 2 c. mengucapkan kata” yang tidak tepat 3 Mengulang kata-kata yang tidak tepat secara
acak
264), Jakarta, PT. Salemba Medika. e. tidak ada 1 Tidak ada respon
Respon motorik
Doengoes, Moorhouse, Geissler, alih Bahasa: I a. mematuhi perintah 6 Dapat bergerak mengikuti perintah
Pedoman untuk Perencanaan dan Pen- d. fleksi abnormal 3 Membentuk posisi dekortikasi. Contoh: fleksi
pergelangan tangan
3 (p.308 – 318), Jakarta, EGC. f. tidak ada 1 Tidak ada respon, saat di rangsang apapun.
Back 69
Program Studi DIII Keperawatan
23. Kunci Jawaban: D serta rasa lemas dan luka yang sulit sembuh
(gangraen). Untuk mengatasi masalah terse-
Pembahasan:
but tim dokter biasanya memberikan injeksi
Pada DM terjadi hyperglikemia, terjadi osmotik insulin, dengan tujuan untuk menurunkan ka-
diuresis sehingga dapat menimbulkan banyak dar glukosa darah setelah pasen mendapatkan
kencing (poliuria) dan konsekwensinya men- intake makanan, untuk itu sebelum member-
dorong keinginan minum/merasa haus (polidip- ikan injeksi insulin harus dipastikan terlebih
si). dahulu bahwa makanan sudah tersedia berada
di meja pasen agar rentang waktu penyuntikan
Rujukan:
insulin dengan jam makan pasen tepat.
Arif Muttaqin (2011). Asuhan Keperawatan
Rujukan:
Gangguan Sistem Endokrin, Jakarta, PT.
Salemba Medika. Arif Muttaqin (2011). Asuhan Keperawatan
Gangguan Sistem Endokrin, Jakarta, PT.
Doengoes, Moorhouse, Geissler, alih Bahasa: I
Salemba Medika.
Made Kariasa dam Ni Made Sumarwati,
(2000). Rencana Asuhan Keperawatan Doengoes, Moorhouse, Geissler, alih Bahasa: I
Pedoman untuk Perencanaan dan Pen- Made Kariasa dam Ni Made Sumarwati,
dokumentasian Perawatan Pasien, edisi (2000). Rencana Asuhan Keperawatan
3 (p.726 – 742), Jakarta, EGC. Pedoman untuk Perencanaan dan Pen-
dokumentasian Perawatan Pasien, edisi
Rumahorbo H. (1999). Asuhan Keperawatan
3 (p.726 – 742), Jakarta, EGC.
Gangguan Sistem Endokrin (p.100 –
109), Jakarta, EGC. Rumahorbo H. (1999). Asuhan Keperawatan
Gangguan Sistem Endokrin (p.100 –
Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare, alih
109), Jakarta, EGC.
Bahasa: Agung Waluyo, dkk. (2002).
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare, alih
Brunner & Suddarth, edisi 8, volume 2 Bahasa: Agung Waluyo, dkk. (2002).
(p.1220 – 1263), Jakarta, EGC. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, edisi 8, volume 2
(p.1220 – 1263), Jakarta, EGC.
24. Kunci Jawaban: D
70 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
terjadi perubahan perilaku positip dari pasen Doengoes, Moorhouse, Geissler, alih Bahasa: I
tersebut, maka penyakit DM yang diderita nya Made Kariasa dam Ni Made Sumarwati,
bisa dikendalikan dan terkontrol dengan baik. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan
Pedoman untuk Perencanaan dan Pen-
Rujukan:
dokumentasian Perawatan Pasien, edisi
Doengoes, Moorhouse, Geissler, alih Bahasa: I 3 (p.726 – 742), Jakarta, EGC.
Made Kariasa dam Ni Made Sumarwati,
(2000). Rencana Asuhan Keperawatan
Pedoman untuk Perencanaan dan Pen- Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare, alih
dokumentasian Perawatan Pasien, edisi Bahasa: Agung Waluyo, dkk. (2002).
3 (p.726 – 742), Jakarta, EGC. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, edisi 8, volume 2
Nabyl R.A. (2012). Panduan Hidup Sehat:
(p.1297 – 1313), Jakarta, EGC.
mencegah dan mengobati Diabetes Mel-
litus, Yogyakarta, Aulia Publishing.
Back 71
Program Studi DIII Keperawatan
• Poor (2) mampu bergerak dengan luas ger- sep, proses dan praktik. Edisi 7, volume
ak sendi penuh tanpa melawan gravitasi. 2 (p. 649 -653). Jakarta, EGC.
• Trace (1) tidak ada gerakan sendi, tetapi Suratun, Heryati, Santa Manurung, Een Rae-
kontraksi otot dapat dipalpasi nah, (2008). Asuhan Keperawatan den-
gan Gangguan Sistem muskuloskeletal
• Zero (0) kontraksi otot tidak terdeteksi (p.195 – 204), Jakarta, EGC.
dengan palpasi
Rujukan:
29. Kunci Jawaban: A
Arif Muttaqin (2008). Asuhan Keperawatan
Pembahasan:
Gangguan Sistem muskuloskeletal (p.57
– 58), Jakarta, EGC. Pada kasus arthritis terjadi proses peradangan
pada sendi dan respon dari proses infeksi ada-
lah nyeri pada persendian terutama sendi yang
28. Kunci Jawaban: E. sering dipakai bergerak, misal nya sendi lu-
tut, apalagi sendi lutut merupakan sendi yang
Pembahasan:
menopang tubuh kita, sehingga rasa nyeri
Pada pasen fraktur yang telah di operasi pe- akan terus dirasakan.
masangan plat maka kaki tersebut harus
Rujukan:
diimmobilisasi dulu dan ketika berjalan tidak
boleh diberikan beban berlebihan atau keti- Arif Muttaqin (2008). Asuhan Keperawatan
ka berjalan harus diberikan tumpuan dengan Gangguan Sistem muskuloskeletal
menggunakan kruk tersebut, sehingga beban (p.334 – 347), Jakarta, EGC.
tubuh pasen tidak langsung bertumpu pada
Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare, alih
kaki tersebut atau dialihkan kepada kruk. Hal
Bahasa: Agung Waluyo, dkk. (2002).
ini dimaksudkan agar kaki yang baru dioper-
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
asi tidak harus menahan beban tubuh secara
Brunner & Suddarth, edisi 8, volume 2
keseluruhan karena sedang dalam proses
(p.2344 – 2346), Jakarta, EGC.
penyembuhan tulang , dengan demikian pros-
es penyembuhan tulang nya dapat berjalan
baik dan sempurna.
30. Kunci Jawaban : B
Rujukan:
Pembahasan:
Abdul Wahid (2013). Asuhan Keperawatan
Derajat luka bakar ditentukan berdasarkan
dengan Gangguan Sistem muskuloskele-
kedalaman kerusakan jaringan yang diakibat-
tal (p.1 – 58), Jakarta, Trans Info Media.
kan oleh trauma panas. Hal ini sangat tergan-
Arif Muttaqin (2008). Asuhan Keperawatan tung pada intensitas panas dan lamanya panas
Gangguan Sistem muskuloskeletal (p.68 mengenai tubuh serta proses rambatan panas
– 97), Jakarta, EGC. pada jaringan tubuh. Berikut klasifikasi luka
bakar berdasarkan grade luka bakar :
Kozier, Erb, Berman and Snyder, Alih Bahasa:
Esti Wahyuningsih, dkk. (2011). Buku 1. Luka bakar grade I (superficial burn)Ker-
Ajar Fundamental Keperawatan: kon- usakan jaringan terbatas pada kulit lapisan
72 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
Rujukan:
2. Luka bakar grade IIa (superficial par- Christanti Effendi (1999). Perawatan Pasen
tial-thickness burn)Kerusakan jaringan Luka Bakar (p.1 – 46), Jakarta, PT.
mengenai sebagian dermis, folikel rambut Salemba Medika
dan kelenjar keringat tetap utuh, secara
Doengoes, Moorhouse, Geissler, alih Bahasa: I
klinis kulit tampak merah/kuning, basah
Made Kariasa dam Ni Made Sumarwati,
dengan bula, dan terasa sakit.
(2000). Rencana Asuhan Keperawatan
Pedoman untuk Perencanaan dan Pen-
dokumentasian Perawatan Pasien, edisi
3 (p.809 – 825), Jakarta, EGC.
Back 73
Program Studi DIII Keperawatan
ingkatan permeabilitas kapiler menyebabkan Menurut Rumus Baxter untuk rehidrasi cairan
plasma pindah ke ruang interstisial. Dalam akibat luka bakar adalah: BB x % luka bakar
48 jam pertama setelah kejadian, perubahan x 4 cc, dari kasus diketahui BB pasen = 50 Kg
cairan menyebabkan hypovolemia dan jika ti- dan prosentase luka bakar adalah 36 % hasil
dak di tanggulangi dapat menyebabkan pasien dari penjumlahan dada 7 % + kedua lengan 4
jatuh pada shock hypovolemia, penurunan % + punggung 25 %
urine output dan tanda-tanda vital.
Sehingga dengan menggunakan rumus terse-
Dengan demikian prioritas utama rencana but diperoleh: 50 x 36 x 4 cc = 7200 cc
keperawatan sesuai dengan vignette ada-
Rujukan:
lah melakukan segera rehidrasi cairan un-
tuk mencegah kematian dengan cepat akibat Arif Muttaqin, Kumala Sari (2011). Asuhan
kekurangan cairan. Keperawatan Gangguan Sistem integu-
men (p.200 – 227), Jakarta, PT. Salem-
Rujukan:
ba Medika.
Arif Muttaqin, Kumala Sari (2011). Asuhan
Christanti Effendi (1999). Perawatan Pasen
Keperawatan Gangguan Sistem integu-
Luka Bakar (p.36 – 46), Jakarta, PT.
men (p.200 – 216), Jakarta, PT. Salem-
Salemba Medika.
ba Medika.
Doengoes, Moorhouse, Geissler, alih Bahasa: I
Christanti Effendi (1999). Perawatan Pasen
Made Kariasa dam Ni Made Sumarwati,
Luka Bakar (p.1 – 46), Jakarta, PT.
(2000). Rencana Asuhan Keperawatan
Salemba Medika
Pedoman untuk Perencanaan dan Pen-
Doengoes, Moorhouse, Geissler, alih Bahasa: I dokumentasian Perawatan Pasien, edisi
Made Kariasa dam Ni Made Sumarwati, 3 (p.809 – 825), Jakarta, EGC.
(2000). Rencana Asuhan Keperawatan
Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare, alih
Pedoman untuk Perencanaan dan Pen-
Bahasa: Agung Waluyo, dkk. (2002).
dokumentasian Perawatan Pasien, edisi
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
3 (p.809 – 825), Jakarta, EGC.
Brunner & Suddarth, edisi 8, volume 3
Rospa Hetharia, (2009). Asuhan Keperawatan (p.1912 – 1958), Jakarta, EGC.
Gangguan Sistem Integumen (p. 54 –
90). Jakarta. Trans Info Media
33. Kunci Jawaban: A
Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare, alih
Bahasa: Agung Waluyo, dkk. (2002). Pembahasan:
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Pada dermatitis terjadi peradangan pada kulit
Brunner & Suddarth, edisi 8, volume 3
yang dipicu oleh adanya kontak dengan yang
(p.1912 – 1958), Jakarta, EGC.
bersifat allergen. Manifestasi klinik yang mun-
cul antara lain: gatal-gatal pada kulit, bruntus
kemerahan, krusta, dll. Adanya krusta menim-
bulkan ketidaknyamanan dan menghambat
32. Kunci Jawaban: D perbaikan pada kulit sehingga perlu dibersi-
Pembahasan: hkan dan dirawat dengan baik. Proses pem-
74 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
bersihan krusta pada kulit dilakukan dengan Berdasarkan vignette soal di atas sebenar nya
kompress basah terbuka untuk memudahkan pasen masih diduga menderita HIV (+) teta-
dan mempercepat lepasnya krusta dari kulit. pi pasen sudah merasa dijauhi teman-teman
nya sehingga intervensi yang sesuai dengan
Rujukan:
keluhan di atas adalah memberikan dukungan
Arif Muttaqin, Kumala Sari (2011). Asuhan emosi pada pasen supaya pasen tenang, tidak
Keperawatan Gangguan Sistem integu- depresi dan mau mengikuti program pengo-
men (p.200 – 227), Jakarta, PT. Salem- batan, sehingga merasa aman dan nyaman ser-
ba Medika. ta tidak menulari orang lain.
Arif Muttaqin (2009). Asuhan Keperawatan Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare, alih
Gangguan Sistem Kardiovaskuler (p. 88 Bahasa: Agung Waluyo, dkk. (2002).
– 106), Jakarta, PT. Salemba Medika. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, edisi 8, volume 3
Reny Yuli Aspirani, (2016). Asuhan Keper-
(p.1714 – 1752), Jakarta, EGC.
awatan Pada Gangguan Sistem Kardio-
vaskuler: aplikasi NIC dan NOC (p. 151
– 171), Jakarta, CV. Trans Info Media.
36. Kunci Jawaban: E
Pembahasan:
35. Kunci Jawaban: E
Berdasarkan vignette soal di atas kondisi
Pembahasan: pasen sudah dalam keadaan terminal, dalam
keadaan seperti itu pasen memerlukan per-
Back 75
Program Studi DIII Keperawatan
awatan palliative, lebih butuh dukungan psi- Anas Tamsuri (2012). Klien Gangguan Mata
kologis dan spiritual agar pasen dapat tabah, dan Penglihatan (p.53 – 70), Jakarta,
bisa mengambil hikmah dari kehidupan yang EGC.
sudah dijalani dan memiliki harapan yang re-
Indriana N. Istiqomah (2001). Asuhan Keper-
alistis terhadap kesembuhan penyakit nya.
awatan Gangguan Pada Mata (p.19 –
Rujukan: 39), Jakarta, EGC.
Doengoes, Moorhouse, Geissler, alih Bahasa: I Pada pasen post operasi katarak ada beberapa
Made Kariasa dam Ni Made Sumarwati, hal yang harus dihindari agar tidak menim-
(2000). Rencana Asuhan Keperawatan bulkan komplikasi yaitu: peningkatan tekanan
Pedoman untuk Perencanaan dan Pen- bola mata, infeksi dan ablatio retina. Melihat
dokumentasian Perawatan Pasien, edisi vignette pada kasus di atas, pasen tampak nya
3 (p.826 – 835), Jakarta, EGC. belum tahu tentang perawatan post operasi
Setyoadi, Endang Triyanto (2012). Strategi katarak sehingga tampak bingung dan banyak
Pelayanan Keperawatan bagi Penderi- bertanya.
ta AIDS (p. 63 – 81). Yogyakarta, Grha Rujukan:
Ilmu.
Anas Tamsuri (2012). Klien Gangguan Mata
Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare, alih
dan Penglihatan (p.53 – 70), Jakarta,
Bahasa: Agung Waluyo, dkk. (2002).
EGC.
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, edisi 8, volume 3 Indriana N. Istiqomah (2001). Asuhan Keper-
(p.1714 – 1752), Jakarta, EGC awatan Gangguan Pada Mata (p.19 –
39), Jakarta, EGC.
76 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
telinga, jika pasien sudah tak merasa ge- sien dalam keadaan normal.
taran pada mastoid
Rujukan:
d. Catat hasil test :
(+) jika setelah dipindahkan klien Rospa Heltharia, Sri Mulyani (2002). Klien
masih mendengar bunyi garpu Keperawatan Gangguan THT (p.29 – 34),
tala. Jakarta, Trans Info Media.
Alih Bahasa: Felicia & Anesia (2013). Wilkinson, J.M., Ahern, N.R. Alih bahasa,
Keperawatan Maternitas Buku I. Ed 8. Esty Wahyuningsih (2011). Buku Saku
(Bab 6). Jakarta: Salemba Medika. Diagnosis Keperawatan: Diagnosis
NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil
NOC Edisi 9. Jakarta: EGC
42. Kunci Jawaban : C
Lowdermilk, D.L., Perry, S.E., Cashion, K.
Pembahasan : Alih Bahasa: Felicia & Anesia (2013).
Keperawatan Maternitas Buku I. Ed 8.
Setelah implantasi atau perlekatan hasil kon- (Bab 6). Jakarta: Salemba Medika.
sepsi di dinding rahim, kadar hCG (Human
Chorionic Gonadotropin) meningkat, hCG
dapat dideteksi dalam urin ibu sekitar waktu
44. Kunci Jawaban : A
pertama tidak terjadi menstruasi atau 2 ming-
gu setelah ovulasi dan konsepsi selain itu tidak Pembahasan :
membutuhkan waktu lama dan biaya murah.
Menghitung TP (taksiran persalinan) menggu-
Rujukan : nakan rumus Neagle dengan cara (HPHT + 7
hari) (Bulan – 3) (Tahun + 1). sehingga (18 +
Reeder, S.J., Martin, L.L., Griffin, D.K. Alih
7) (10 – 3) (2017 + 1) = 25 Juli 2018. Maka TP
Bahasa, Yati Afiyanti, et. al (2011). Keper-
adalah 25 Juli 2018.
awatan Maternitas Kesehatan Wanita,
Bayi, & Keluarga Volume 1. (Bab 15), Rujukan :
Jakarta: EGC.
Kennedy, B.B., Ruth, D.J., Martin, E.J. Alih
Lowdermilk, D.L., Perry, S.E., Cashion, K. Bahasa, Esty Wahyuningtias (2013).
Alih Bahasa: Felicia & Anesia (2013). Modul Manajemen Intrapartum, Modul
Keperawatan Maternitas Buku I. Ed 8. 4. Edisi 4. Jakarta: EGC.
(Bab 6), Jakarta: Salemba Medika.
78 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
Rujukan :
Reeder, S.J., Martin, L.L., Griffin, D.K. Alih 49. Kunci Jawaban : B
Bahasa: Yati Afiyanti, et.al (2011). Keper-
Pembahasan :
awatan Maternitas Kesehatan Wanita,
Bayi, & Keluarga, Volume 1. (Bab 31). Nyeri persalinan dialami karena dilatasi ser-
Jakarta: EGC. viks dan segmen bawah uterus, ibu mengeluh
nyeri, tampak meringis kesakitan, dan ibu be-
rada pada kala I yaitu mulainya his/kontraksi
47. Kunci Jawaban : B sampai pembukaan lengkap.
Pembahasan : Rujukan :
Pre eklampsi ringan umumnya gejala yang Wilkinson, J.M., Ahern, N.R. Alih bahasa,
timbul adalah pertambahan berat badan yang Esty Wahyuningsih (2011). Buku Saku
berlebih, adanya edema, hipertensi (kenaikan Diagnosis Keperawatan: Diagnosis
sistolik 30 mmHg atau lebih, diastolik 15 NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil
mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum NOC Edisi 9. Jakarta: EGC
hamil pada kehamilan 20 mg atau lebih), pro-
Kennedy, B. B., Ruth, D.J., Martin, E.J. Alih
tein urin secara kuantitatif 0,3 gr/lt dalam 24
Bahasa: Esty Wahyuningtias (2013).
jam atau secara kualitatif positif 2.
Modul Manajemen Intrapatum. (Modul
Rujukan : 1). Edisi 4. Jakarta: EGC.
Lowdermilk, D.L., Perry, S.E., Cashion, K. Ibu post partum sangat membutuhkan nutrisi
Alih Bahasa: Felicia & Anesia (2013). seimbang untuk pemulihan kondisi kesehatan
Keperawatan Maternitas Buku I. Ed 8. ibu post partum, persepsi yang salah terkait
(Bab 9). Jakarta: Salemba Medika. nutrisi yang dibutuhkan sangat mungkin ter-
jadi.
80 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
Back 81
Program Studi DIII Keperawatan
Berat badan < 1 tahun : Usia ( bulan ) + 9 tersebut , sedangkan bola bekel dapat dimain-
kan pada anak usia sekolah dengan kemam-
2
puan motorik halus yang lebih baik lagi.
Berat badan 1 tahun : 3 X BB lahir
Rujukan :
Berat badan 2-6 tahun : 2n + 8
Mary E Muscari (2005). Panduan Belajar :
Berat badan 6-12 tahun: n x 7 – 5 Keperawatan Pediatrik, Jakarta : EGC
82 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
Pembahasan :
Saat anak masuk dan dirawat dirumah sakit 67. Kunci Kunci Jawaban : D
hal ini akan menyebabkan kecemasan dan
Pembahasan :
stress fisik dan psikologis baik bagi anak dan
keluarganya .Asuhan atraumatic adalah se- Mantoux test /test tuberculin adalah test yang
bagai asuhan terapeutik yang meminimalkan digunakan untuk mendeteksi berkemban-
atau menghilangkan distress psikologis dan gnya mycobacterium tuberculosa . test ini
fisik yang dialami oleh anak dan keluargan- merupakan pemeriksaan diagnostic dengan
ya. Salah satu langkah yang dilakukan adalah menyuntikkan Purified Protein derivate ( PPD
menurunkan dan mencegah dampak perpisa- ) secara intra dermal. Hasil maksimal akan
han anak dari keluarganya dengan memberi teramati setelah 48-72 jam . Indurasi dengan
kesempatan orang tua menemani saat anak diameter 10 mm atau lebih menandakan hasil
dirawat. positif.
Rujukan : Rujukan :
Terri Kyle & Susan Carman (2015). Buku Ajar Asmadi (2009). Konsep dan Aplikasi Kebutu-
Pediatrik Vol 1 , Jakarta : EGC han Dasar Klien, Jakarta : Salemba Me-
dika
Back 83
Program Studi DIII Keperawatan
Pembahasan :
71. Kunci Jawaban : E Bayi dan anak-anak yang lebih kecil akan
mengalami kehilangan cairan yang tidak tam-
Pembahasan :
pak. Mengukur BB harian adalah cara yang
Jika sudut penusukan lebih dari 10-15 0, maka paling akurat untuk mengukur peningkatan
penyuntikan akan terlalu dalam. Melakukan atau kehilangan cairan pada anak. Memantau
penyuntikan dengan bevel menghadap keatas asupan dan haluran, memeriksa nilai elektrolit
akan meudahkan penusukan jarum . , mengkaji turgor kulit merupakan intervensi
penting, namun tidak dapat mengukur atau
Rujukan : menghitung kehilangan cairan yang tidak ta-
84 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
Back 85
Program Studi DIII Keperawatan
Sesuai dengan vignete di atas ada kata kunci lu tentang pentingnya perawatan kebersihan
yaitu , bicara sendiri, tertawa sendiri, maka pi- diri.
lihan Kunci Jawaban yang tepat yaitue kare-
Rujukan:
na tindakan pemberian obat psikotik dan cara
bercakap-cakap dapat memutuskan halusinasi Stuart, G.W. (2013). Buku Saku Keperawatan
serta mengontrol halusinasi pasien. Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC
Rujukan : Rujukan:
Pembahasan : Pembahasan :
Sesuai dengan vignete di atas ada kata kunci Sesuai dengan vignete di atas ada kata kunci
yaitu karena sudah seminggu tidak mau man- di rumah pasien marah-marah, merusak ba-
di, badan kotor dan bau, tidak mau makan dan rang dan mengancam, sudah 2 bulan sejak ia
bila makan berantakan, BAB dan BAK sem- diceraikan oleh suaminya,pilihan cperilaku
barangan,.pilihan d karena Kunci Jawaban kekerasan karena sudah sesuai dengan tanda
yang paling tepat karena pada pasien defisit gejala mayor Peilaku Kekerasan
perawatan diri harus dijelaskan terlebih dahu-
86 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
PPNI (2017). Standar Diagnosis Keper- Yosep, I & Sutini, T. (2014). Buku Ajar Keper-
awatan Indonesia, hal 288. Edis I. Jakar- awatan Jiwa. Bandung : PT Refika Adi-
ta : DPP- PPNI tama
Back 87
Program Studi DIII Keperawatan
• Membuat perencanaan
Pembahasan
88 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
Perawat Assosiet adalah perawat yang melak- Hal yang harus disampaikan oleh perawat di-
sanakan asuhan keperawatan yang sdh dib- nas sore pada saat timbang terima ke perawat
uat perencanaannnya oleh perawat primer dinas malam, yang akan bertugas adalah:
dan melaporkan asuhan keperawatan yang sdh
• Identitas pasien dan Diagnosa medis
dilaksanakannya.
• Masalah ke;perawatan yang kemungk-
Rujukan :
inan masalah
Nursalam (2011), Manajemen Keperawatan
• Tindakan keperawatan yang sudah dan
(hal. 148), Jakarta : Salemba Medika
belum dilaksanakan
Pembahasan :
94. Kunci Jawaban : C
Supervisi Langsung yaitu supervisi dilaku-
Pembahasan kan secara langsung pada kegiatan yang
sedang berlangsung, yaitu supervisor dapat
Tujuan timbang terima adalah : Menyam-
terlibat dalam kegiatan, umpan balik, dan
paikan kondisi atau keadaan secara umum
perbaikan
pasien/ klien, Menyampaikan hal- hal penting
yang perlu ditindak lanjuti oleh dinas berikut- Rujukan :
nya, dan Tersusunnya rencana kerja untuk di-
Nursalam (2011). Manajemen keperawatan,
nas berikutnya.
(hal.70), Jakarta : Salemba
Rujukan : medika
Pembahasan:
95. Kunci Jawaban : b
Konflik intrapersonal adalah konflik yang
Pembahasan terjadi pada Individu itu sendiri. Keadaan ini
Back 89
Program Studi DIII Keperawatan
Pembahasan: Rujukan:
Pembahasan:
90 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
Pembahasan: Pembahasan:
Kunci Jawaban d merupakan Kunci Jawaban Pasien yang mengalami Cardiac Arrest yang
yang benar, karena Evaluasi TD menurun ditandai dengan tidak teraba palpasi nadi pada
secara bertahap sebagai indicator efektivitas arteri besar seperti nadi carotis, femoral, artinya
obat hipertensi. jantung sudah tidak bekerja dan tidak ada hem-
busan napas paru juga tidak bekerja. Bila jan-
Rujukan
tung sudah tudak mampu memompakan darah
Susan B. Stillwell (2011); Pedoman Keper- maka seluruh organ mengalami keriusakan bah-
awatan kritis hal. 201 kan kematian karena itu harus segera dilakukan
kompresi agar jantung dapat terangsang untuk
FK UI (2001). Penatalaksanaan Kedaruratan
berkontraksi yang diikuti dengan ventilasi agar
Penyakit Dalam Hal. 70
paru expansi sehingga terjadi inspirasi. Kesi-
mpulan Kunci Jawaban adalah: b, yaitu laku-
kan kompresi 30x/menit disertai ventilasi 2x/
104. Kunci Jawaban: A
menituntuk merangsang jantungberkontraksi
Pembahasan: sehingga compliance paru terangsang untuk
bernapas.
Kunci Jawaban A karena karena obat vasodi-
lator harus diberikan sesegera mungkin. Rujukan
Back 91
Program Studi DIII Keperawatan
Rujukan:
112. Kunci Jawaban: A
FKUI (2001) Penatalaksanaan kedaruratan
penyakit Dalam Pembahasan
Rujukan
110. Kunci Jawaban: B (pasang collar neck) Paula Krisanty (2009) Askep Gawat Darurat
Bab VI hal 459
Pembahasan:
92 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
Pamela S, Kidd, Patty Ann( 2011). Pedoman rus dievaluasi responnya, dengan prioritas in-
keperawatan Emergency dikator evaluasinya adalah tingkat kesadaran
karena jika keadaan gula darah pasien mem-
baik maka suplay glukosa ke otak akan opti-
113. Kunci Jawaban: B mal, sehingga pasen akan meningkat tingkat
kesadaran nya.
Pembahasan:
Rujukan
Jadi Kunci Jawaban yang menjadi prioritas
adalah B karena dengan pemasangan NGT Paula Krisanty (2009) Askep Gawat Darurat
maka bilas lambung dapat segera dilakukan Bab VI hal 459
akibat banyak stolsel untuk mengeluarkan
Pamela S, Kidd, Patty Ann( 2011). Pedoman
bekuan darah dalam lambung yang menum-
keperawatan Emergency
puk jika dibiarkan berakibat distensi lambung
mengganggu pernapasan dan dapat mening-
katkan amoniak yang toksik dalam tubuh.
116. Kunci Jawaban: B.
Rujukan
Pembahasan:
Susan B.Stillwell (2011). Pedoman Keper-
awatan Kritis hal 242 Pasien DM dengan gula darah tinggi harus
segera diberikan insulin untuk mencegah ker-
Pamela S, Kidd, Patty Ann ( 2011). Pedoman usakan sel lebih lanjut oleh karena nya option
keperawatan Emergency bmerupakan Kunci Jawaban utama nya.
Rujukan
Back 93
Program Studi DIII Keperawatan
BTCLS (2012) Ambulan 118 dan Hipgabi Pemasangan oroparingeal tube dapat mence-
(2016) gah lidah jatuh kebelakang sehingga tidak ter-
jadi sumbatan jalan napas pasien yang men-
Pamela S, Kidd, Patty Ann( 2011) pedoman
galami tanda tanda stroke dengan kesadaran
keperawatan Emergency
menurun.
118. Kunci Jawaban: D Rujukan
Pembahasan: Buku BTCLS 118 ( 2011) dan BTCLS Hipga-
Pasien yang keracunan hidro karbon harus bi (2015)
hati hati karena dapat terjadi pneumonia be-
Paula Krisanty (2009). Askep Gawat Darurat
rat karena itu sangat membutuhkan tindakan
Bab VI hal 127
cepat. Tindakan yang tepat pada kasus di atas
adalah Baygon yang masuk kedalam lambung
harus segera dikeluarkan agar tidakterjadi
121. Kunci Jawaban: E
komplikasisehingga Kunci Jawabannya Pas-
ang NGT bilas lambung Pembahasan:
Pada cedera kepala untuk mengeluarkan Paula Krisanty (2009). Askep Gawat Darurat
muntahan harus dengan cara memiringkan Bab XI hal 197
bersamaan dengan badan pasien /log rool un-
tuk mencegah terjadinya cedera servikal.
122. Kunci Jawaban: A
Rujukan
Pembahasan:
BTCLS (2012) Ambulan 118 dan Hipgabi
(2016) Sesuai dengan vignette kasus di atas, maka pe-
masangan infus atau pemberian cairan paren-
Pamela S, Kidd, Patty Ann( 2011) pedoman
teral/rehidrasi menjadi prioritas karena pasien
keperawatan Emergency
kekurangan cairan untuk mengimbangi cairan
yang keluar lewat diare.
94 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
Pamela S, Kidd, Patty Ann ( 2011). Pedoman luka yang kemudian sulit sembuh. Diagnosa
keperawatan Emergency hal 758 lain masih kurang data pendukung.
Nasrullah,D. (2014). Etika Dan Hukum keper- Relaksasi merupakan kebebasan mental dan
awatan. Jakarta :Trans Info Media. fisik dari ketegangan dan stress, karena dapat
mengubah 2 persepsi kognitif dan motivasi
afektif pasien. Teknik relaksasi membuat pasien
dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak
127. Kunci Jawaban : C
nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada
Pembahasan : nyeri
96 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
UI.
Pembahasan:
132. Kunci Jawaban : E
Keluhan kesulitan orientasi waktu, tempat dan
Pembahasan: orang, lupa meletakan barang danskor nilai
MMSE dibawah normal (24 - 30) mengindi-
Pemberian kompres hangat dapat memberi-
kasikan adanya penurunan atau gangguan kog-
kan efek vasodilatasi. vasodilatasi membantu
nitif/ proses fikir.
pengeluaran endorfin dan dapat menghambat
impuls-impuls nyeri. Rujukan:
Back 97
Program Studi DIII Keperawatan
Meja V :Pelayanan oleh tenaga profesional Nasrulloh.D. (2014). Etika dan Hukum Keper-
awatan, Jakarta, Trans info media
meliputi pelayanan KIA, KB,
DPP PPNI (2017). Pedoman Perilaku sebagai
Imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan
Penjabaran Kode Etik Keperawatan, Ja-
lain sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan meja
karta, DPP PPNI.
III ( Pengisian KMS). Adalah mintalah KMS
anak, Memindahkan/mencatat hasil penim- 139. Kunci Kunci Jawaban: b
bangan anak dari secarik kertas ke KMS dan
Pembahasan :
selanjutnya harus memperhatikan umur dan
98 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
1. Proses kelompok
100 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
isiko) Rujukan:
Rujukan :
Pembahasan:
Back 101
Program Studi DIII Keperawatan
102 Next
Pedoman Persiapan Uji Komptensi Nasional
Back 103