Dosen Pembimbing
Riki Muhammad Mufti Alawi, M.Pd.I
Disusun oleh :
Aldy Rifaldy Pratama 191FK03020
Ellysa Amanda Indriani 191FK03019
Farah Nabila Nofitriani 191FK03023
Mutia Kansha 191FK03021
Regi Bayu Anggara 191FK03018
Sinta Anggraeni 191FK03022
Tyan Lassanova Fazrin Nugraha 191FK03017
Kelompok 3
Kelas 1A
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
2019
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
beberapa Negara ASEAN juga masih cukup rendah antara lain India (46%),
Philipina (34%), Vietnam (27%), Myanmar (24%), dan Indonesia (54,3%)
(Kemenkes, 2014). Cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia tersebut
masih di bawah target Indonesia Sehat 2010 sebesar 80%.
Rendahnya cakupan ASI dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain usia
ibu, tingkat pendidikan, status pekerjaan, urutan kelahiran bayi, pengetahuan
ibu, dukungan suami/keluarga dan dukungan petugas kesehatan. Menurut
penelitian Rahmawati (2010), faktor yang paling dominan mempengaruhi
pemberian ASI eksklusif pada ibu di kelurahan Pedalangan kecamatan
Banyumanik yakni status pekerjaan (p=0,008; OR=4,137). Menurut Sartono
dan Hanik (2010) pendidikan ibu, pengetahuan ibu, dan dukungan suami tidak
berhubungan dengan praktik pemberian ASI eksklusif. Praktik pemberian ASI
eksklusif lebih ditentukan oleh keinginan pribadi ibu dan keberhasilan
manajemen laktasi pada saat pertolongan persalinan di institusi pelayanan
kesehatan.
Praktik pemberian ASI harus dilakukan oleh semua ibu pada semua
kelompok umur, termasuk pada ibu muda. Banyaknya ibu muda sangat
dipengaruhi oleh tingginya angka pernikahan dini. Angka pernikahan dini di
Indonesia akan berdampak pada tingginya jumlah calon ibu-ibu muda yang
akan melakukan praktik menyusui. Penelitian Maryatun (2010), konsekuensi
dari pernikahan usia muda dan melahirkan di usia remaja berisiko untuk
melahirkan prematur, berat badan lahir rendah dan berakibat pada gizi kurang.
Perkawinan usia remaja juga berdampak pada rendahnya kualitas keluarga,
baik ditinjau dari segi ketidaksiapan secara psikis dalam menghadapi
persoalan sosial maupun ekonomi rumah tangga, risiko tidak siap mental
untuk membina perkawinan dan menjadi orang tua yang bertanggung jawab,
dan kegagalan perkawinan. Kehamilan usia dini juga berisiko terhadap
kematian ibu karena ketidaksiapan calon ibu remaja dalam mengandung dan
melahirkan bayinya sehingga tidak memberikan ASI.
Dampak ibu muda yang tidak memberikan ASI pada bayi akan
menyebabkan bayi berisiko terkena berbagai penyakit infeksi seperti infeksi
4
saluran pernapasan, infeksi telinga, daya imunitas rendah, berakibat pada
generasi penerus yang kurang cerdas, meningkatnya angka kesakitan,
meningkatnya kematian anak, menambah subsidi rumah sakit dan menambah
devisa untuk membeli susu formula (Nugroho, 2011). Berdasarkan Survei
pendahuluan tanggal 25 maret 2016 diperoleh informasi sebanyak 40% bayi
yang mendapatkan ASI Eksklusif, 40% ibu menyusui berusia di bawah 20
tahun, 60% pendidikan terakhir ibu SMA, 60% ibu bekerja, 60%
persalinannya saesar, dan 40% memperoleh dukungan dari suami.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses kelahiran secara biologis.
2. Untuk mengetahui persalinan dan kelahiran menurut islam.
3. Untuk mengetahui adab menyambut kelahiran bayi menurut islam.
4. Untuk mengetahui urgensi air susu ibu (ASI) dan ibu menyusui.
5. Untuk mengetahui menyapih anak menurut islam.
1.4 Manfaat
1. Dapat memahami proses kelahiran secara biologis.
2. Dapat memahami persalinan dan kelahiran menurut islam.
3. Dapat memahami adab menyambut kelahiran bayi menurut islam.
4. Dapat memahami urgensi air susu ibu (ASI) dan ibu menyusui.
5. Dapat memahami menyapih anak menurut islam.
5
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
7
alat. Tidak menimbulkan komplikasi pada ibu maupun bayi, dan
berlangsung dalam waktu 18-24 jam.
B. Persalinan Spontan
Persalinan spontan merupakan persalinan yang lahir melalui
vagina, tanpa bantuan peralatan khusus. Sepenuhnya mengandalkan
tenaga dan usaha ibu. Persalinan dapat terjadi pada presentasi kepala
atau persalinan normal, atau presentasi bokong (sungsang). Walaupun
risiko persalinan sungsang 3 kali lebih berbahaya di banding dengan
persalinan kepala, namun tetap dapat dilakukan.
C. Persalinan Patologis atau dengan Bantuan
Selain itu persalinan melalui vagina (pervaginam), dapat pula
dilakukan dengan bantuan dokter menggunakan alat khusus.
Penggunaan bantuan alat hanya dapat dilakukan pada presentasi
kepala. Peralatan yang digunakan, misalnya “vakum” yang menyedot
kepala janin (ekstraksi vakum) atau menggunakan forsep, sejenis alat
yang mirip tang, yang menjepit dan menarik kepala janin (ekstraksi
forseps).
Pada persalinan sungsang, dapat pula dokter berperan secara aktif
untuk membantu ibu melahirkan, sampai kepala dengan ekstrasi atau
menggunakan manuver tertentu, untuk melahirkan bokong, bahu, dan
kepala janin.
Apabila setelah melalui pemeriksaan teliti, proses persalinan tidak
dapat dilakukan melalui jalan lahir, maka persalinan dilakukan
melalui jalan operasi atau pembedahan pengeluaran janin melalui
pembedahan. Di mana janin dilahirkan melalui irisan pada dinding
perut dan dinding rahim. Tindakan ini dinamakan pembedahan Seksio
Sesarea, atau di kenal juga dalam bahasa inggris dengan nama
Cesarean section yang di singkat menjadi Csection.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan
A. Jalan Lahir (Passage)
8
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar
panggul, vagina, dan introuitus (lubang luar vagina). Meskipun
jaringan lunak, khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut
menunjang kelahiran bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan
dalam proses persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya
terhadap jalan lahir yang relatif kaku. Oleh karena itu, ukuran dan
bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan.
B. Janin dan Plasenta (Passenger)
Janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi
beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, letak, sikap, dan posisi
janin. Karena placenta juga harus melewati jalan lahir, maka di
anggap pasenger yang menyertai janin. Namun placenta jarang
menghambat proses persalinan pada kehamilan normal.
C. Kekuatan (Power)
Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu untuk mengejan, saat terjadi
kontraksi dalam proses persalinan untuk segera melahirkan bayinya.
D. Psikologis (Ibu dan Penolong)
Wanita normal tentu memiliki ketakutan dalam menghadapi masa
persalinan. Namun ketakutan yang berlebihan, harus dihindari agar
psikologis ibu tidak terganggu. Selain keluarga, bidan juga berperan
dalam memberikan dukungan, semangat, serta rasa aman. Dan bidan
harus bersikap professional dalam menangani persalinan.
9
2.2 Persalinan dan Kelahiran Menurut Islam
1. Perhatian Islam Terhadap Wanita Hamil
A. Memberikan Perhatin Sepenuhnya Saat Istri Hamil
Allah SWT. berfirman dalam QS. Al-A’raf (7) : 189 ”Dialah Yang
menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia
menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka
setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang
ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian
tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada
Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau
memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang
yang bersyukur".”
10
yang menyebabkan dirinya lemah, dan semakin lemah secara fisik. Allah
SWT. berfirman dalam QS. Luqman [31]:14
َعا َمي ِْن أ َ ِن ا ْش ُك ْر لِي َول َِوا ِلدَيْك
َ صالُهُ فِي َ سانَ بِ َوا ِلدَ ْي ِه َح َملَتْهُ أ ُ ُّمهُ َو ْهنًا
َ ِعلَ ٰى َو ْه ٍن َوف ِ ْ ص ْينَا
َ اْل ْن َّ َو َو
ير
ُ صِ ي ْال َم
َّ َإِل
“...Ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun...”
Perlindungan yang diberikan suami kepada istrinya meliputi berbagai
aspek. Perlindungan dari kekerasan dalam rumah tangga, dengan tidak
memperlakukan istri dengan cara kasar. Perlindungan dari kelaparan,
perlindungan dari penyakit, dan lain lain.
2. Tanda-Tanda Persalinan
Tanda-tanda persalinan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu tanda kemungkinan
persalinan, tanda awal bersalin, dan tanda positif persalinan. Ibu hamil dapat saja
mengalami semua persalinan itu atau hanya sebagian.
Berikut ini beberapa tanda kemungkinan akan melakukan persalinan:
a. Sakit pinggang.
b. Nyeri yang samar, ringan, mengganggu, dan hilang timbul tiba-tiba.
c. Kram pada perut bagian bawah.
11
d. Seperti kram menstruasi, dan dapat disertai dengan rasa tidak nyaman
dipaha.
e. Tinja yang lunak.
f. Buang air beberapa kali dan beberapa jam, dapat disertai dengan kram
perut dan gangguan pencernaan.
g. Desakan untuk berbenah.
h. Lonjakan energi yang mendadak menyebabkan ibu hamil melakukan
banyak aktivitas dan keinginan unyuk menuntaskan persiapan bagi bayi.
12
Menjadikan sebuah keluarga kokoh dan bahagia. Selain itu, kasih sayang itu
sendiri merupakan anugerah Sang Pencipta.
Kasih sayang itu pulalah yang membuat anak tidak dapat melupakan kedua
orang tuanya. Bahkan ketika mereka meniggal dunia sekalipun. Sebagai rasa
bakti anak kepada orang tua, Islam menganjurkan mereka untuk selalu berdoa:
“Ya Allah, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku, sebagaimana mereka
telah mendidikku di waktu kecil.”
Setiap wanita yang hendak melahirkan, akan mengalami cobaan yang begitu
besar. Apalagi ketika mengalai kesulitan ketika melahirkan, sebagaimana dalam
Al-Qur’an surah luqman ayat 14, bahwasannya Allah SWT. mengabadikan
perjuangan ibu selama kehamilan dan persalinannya. Dan kami perintahkan
kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam usia dua tahun, bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua
orang tuamu. Hanya kepada-Ku kembalimu.
Sementara ayat yang menceritakan tentang rasa sakit dalam
persalinan, seperti firman Allah SWT. Dalam QS. Maryam{19}: 22-
23yang menjelaskan tentang peroses kehamilan Nabi Isa as. maka dia
(Maryam) mengandung, mengasingkan diri dengan kandunggannyaitu
ketempat yang jauh. Kemudian rasa sakitakan melahirkan memaksannya
(bersandar) pada pangkal pohon kurma,dia Maryam berkata, :Wahai,
betapah (baiknya) aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang
tidak di perhatikan dan dilupakan.
13
ُض َعتْهُ ُك ْر ًها ۖ َو َح ْملُهَ سانًا ۖ َح َملَتْهُ أ ُ ُّمهُ ُك ْر ًها َو َو ِ ْ ص ْينَا
َ اْل ْن
َ ْسانَ ِب َوا ِلدَ ْي ِه ِإح َّ َو َو
ب أ َ ْو ِز ْعنِي أ َ ْنِ سنَةً َقا َل َر َ َشدَّهُ َوبَ َل َغ أ َ ْربَعِين
ُ َ ش ْه ًرا ۚ َحت َّ ٰى ِإذَا بَ َل َغ أ َ َصالُهُ ث َ ََلثُونَ َِوف
ْ َ ضاهُ َوأ
صلِحْ ِلي َ ي َوأ َ ْن أ َ ْع َم َل
َ صا ِل ًحا ت َْر َّ َعلَ ٰى َوا ِلد َ َأ َ ْش ُك َر نِ ْع َمتَكَ الَّتِي أ َ ْن َع ْمت
َّ َعل
َ ي َو
فِي ذُ ِريَّتِي ۖ ِإنِي تُبْتُ ِإلَيْكَ َوإِنِي ِمنَ ْال ُم ْس ِل ِمين
14
darurat, dan komplikasi yang memerlukan sarana dan prasaranan yang
lebih lengkap, seperti dirumah sakit. Kedua pelayanan tersebut harus
tersedia dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakant, baik dari aspek
finansial au pun teknis, terkait dengan jarak dan sarana terasportasi.
a. Kesederhanaan aturan.
b. Kecepatan pelayanan.
15
ruangan untuk bersalin. Belum lagi adanya rumah sakit keliling, yang di
sediakan oleh negar yang menelusuri pelosok negri, sehingga layanan
bersalin bagi semua itu benar- benar direalisasikan secara nyata.
Anak adalah karunia Allah SWT. Yang tiada terhingga bagi semua
keluarga. Keberadaannya sangat dinantikan, karena akan menjadi penerus
sejarah manusia, dan menjadi salah satu penguat ikatan berumah tangga.
Banyak pasangan suami istri yang belum dikaruniai anak, sangat berharap
agar segera mendapatkannya. Ini menunjukan , demikian penting kehadiran
anak bagi semua umat manusia.
16
Dalam agama Islam, ada beberapa adab atau tuntunan dalam menyambut
kelahiran bayi. Hendaknya orangtua mendoakan untuk kebaikan bagi bayi
yang baru lahir. Bukan hanya orang tua, bahkan orang lain turut mendoakan
ketika mendengar berita kelahiran bayi.
Dari Abu Musa r.a, beliau mengatakan, “ketika anakku lahir, aku
membawanya kehadapan Nabi Saw. Beliau memberikan nama bayiku,
Ibrahim dam mentahnik dengan kurma lalu mendoakannya dengan
keberkahan. Kemudian beliau kembalikan kepadaku”
Hal yang sama juga dilakukan oleh Rasulullah Saw kepada putra Asma
binti Abu Bakar, yang bernama Abdulallah bin Zubair. Sesampainya Asma
hijrah di Madinah, beliau melahirkan putranya, Abdullah bin Zubair. Bayi ini
di bawa kehadapan Nabi Muhammad Saw. Asma mengatakan, “….Kemudian
Nabi Saw minta kurma, lalu beliau mengunyahnya dan meletakannya ke
mulut si bayi. Makanan pertama yang masuk ke mulut si bayi adalah ludah
Rasulullah Saw, kemudian beliau mendoakannya, dan memohon keberkahan
untuknya”(HR. Bukhari 3909).
Tidak ada teks khusus yang isinya permohonan berkah untuk si anak.
Dalam Fatawa Syabakah Islam dinyatakan, “Tidak terdapat dalil –
sepengetahuan kami – yang menunjukan di anjurkannya membaca ayat Al-
Qur’an atau doa tertentu ketika seorang anak dilahirka. Baik doa dari ibunya,
bapaknya, atau doa dari orang lain”. Karena itu, kita bisa berdoa dengan kata
apapun yang kita pahami. Misalnya dengan membaca, “Barakallahu fik”
(semoga Allah memberkahi kamu) atau semacamnya.
Salah satu contohmya adalah doa yang di praktekkan oleh istri Imran,
ibunya Maryam. Allah SWT. Menceritakan kejadian ketika istri Imran
17
melahirkan Maryam: Tatkala isteri ‘Imran melahirkan anaknya, diapun
berkata: “ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak
perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan
anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah
menamai Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak
keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada setan yang terkutuk.”
(QS. Ali-Imran [3] : 36)
Satu hal yang istimewa, karena doa ibu Maryam inilah ketika Maryam
lahir., dia tidak di ganggu setan, kemudian pula ketika Nabi Isa dulahirkan.
Allah SWT, mrngabulkan doa ibunya Maryam. Dari Abu Hurairah ra,
Rasulullah Saw bersabda, “Setiap bayi dari anak keturunan Adam akan
ditusuk dengan tangan setan ketika dia melahirkan, sehingga dia berteriak
menangis, karena disentuh setan. Selain Maryam dan putranya” (HR.
Bukhari). Kemudian Abu Hurairah membaca surat Ali Imran ayat 36 di atas.
Kita bisa meniru doa istri Imran ini. Hanya perlu disesuaikan dengan
jenis kelamin bayi yang dilhirkan. Karena perbedaan kata ganti dalam bahasa
Arab antara laki-laki dan perempuan.
الر ِج ِيم
َّ ان
ِ ط َّ اَللَّ ُه َّم ِإنِي أ ُ ِعيذُهَا ِبكَ َوذُ ِريَّت َ َها ِمنَ ال
َ ش ْي
الر ِج ِيم
َّ ان
ِ ط َّ اللَّ ُه َّم ِإ ِني أ ُ ِعيذُهُ ِبكَ َوذُ ِريَّتَهُ ِمنَ ال
َ ش ْي
Kita juga bisa memohon perlindungan untuk anak dari gangguan setan,
dengan doa seperti yang telah di praktekkan Nabi Muhammad Saw, ketika
mendoakan cucunya Hasan dan Husain.
18
Ibnu Abbas menceritakan, bahwa Rasulullah Saw, membacakan doa
perlindungan untuk kedua cucunya,
Kita bisa meniru doa beliau ini, dengan penyesuaian jenis kelamin bayi.
19
minggu pertama), hanyalah sebuah lukisan berbentuk sketsa, cetak biru
yang sama sekali belum sempurna. Tangan-tangan lingkunganlah yang
akan menyelesaikan atau membengkalaikannya.
Berbagai penelitian melaporkan bahwa struktur otak, termasuk
pula kualitas daya ingat, konsentrasi, perasan, dan emosi anak, sangat
dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas supan zat makanan yang
dikonsumsinnya. Dengan kata lain, terdapat hubungan antara konsumsi
makanan, dan fungsi kognifitif pada bayi.
Pada anak yang baru lahir, nutrisi atau zat gizi sebagai sumber
energi untuk menjalankan berbagai metobolisme. Asupan gizi
seimbang pada balita berasal dari ASI.
ASI kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan
sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf. Terdapat 1000 jenis
nutrien. Artinya, jumlah protein, karbohidrat, dan lemak berkisar 10-15
persen, 60-70 persen, dan 20-25 persen dari kalori yang dibutuhkan per
kilogram berat badan dapat terpenuhi.
ASI mampu memberikan perlindungan terhadap penyakit dengan
menyediakan lingkungsn yang ramah bagi flora normal (bakteri baik).
20
Artinya : Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua
tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan
kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan
cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan
karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun
berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum
dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka
tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan
oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu
memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu
kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang
kamu kerjakan.(QS. Al-Baqarah [2]:233)
Hikmah ayat yang terkandung dalam kitab suci Al-Qur’an tersebut,
menekankan bahwa ASI sangat penting. Walaupun masih banyak
perbedaan pendapat, tetapi seorang muslim harus menghormati ayat-
ayat Allah SWT.
Inspirasi utama dari pengambilan keputusan ini, harus didasarkan
pada penghormatan kepada perintah Allah SWT. dan pelaksanaan
hukum-Nya, dan tidak bertujuan meremehkan perintah-Nya.
Demikian pula jika seorang ibu tidak bisa menyusui, dan diputuskan
untuk menyusukan bayinya pada wanita lain., sehingga haknya untuk
mendaptkan ASI tetap tertunaikan.
ASI jaminan rizki untuk setiap bayi, Dan tidak ada suatu binatang
melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan
Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu, dan tempat
penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh
mahfuzh) (QS. Hud [11]: 6).
21
sedang hamil, maka berikanlan kepada mereka nafkahnya hingga
mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu
untukmu, maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan
musyawarahkanlan diantara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan
jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan
(anak itu) untuknya. (QS. Ath Thalaaq [65]: 6).
C. Komentar Ulama
Imam Amirul Mu’minin Ali ra. berkata, “Tidak ada air susu yang
lebih barokah bagi anak bayi dari air susu ibunya sendiri.” “Dengan
menyusui, hubungan cinta dan kasih sayang antara ibu dan anak, anak
semakin erat dan akan membuat anak merasa tenang dan aman”.
22
cintan dan kasih sayang, anatara ibu dan anak. Ibu adalah orang yang
paling mampu memberikan cinta dan kehangatan yang sesungguhnya
kepada anak, dengan naluri keibuannya yang diberikan Allah SWT.
kepadanya.
23
mimbar dan menggendong keduanya ke atas mimbar, beliau pun
bersabda, “Sesungguhnya aku melihat kedua anak ini berjalan dan
jatuh, aku tidak sabar hingga turun mengambil keduanya” (HR.Abu
Dawud).
24
Ayat di atas menjelaskan tentang anjuran kepada para ibu, untuk
menyusui anak-anaknya hingga dua tahun. Dibolehkan bagi mereka
untuk mencarikan ibu susu, bila mereka mau. Ini menunjukkan betapa
perihal pemberian ASI ini, bukanlah hal yang sepele. Sampai-sampai
anjurannya tercantum dalam Kitab Suci umat Islam. Dan rahasia
mengapa Allah SWT. menyebutkan “dua tahun” sebagai masa
menyusui yang sempurna. Manusia kini mengetahui tentang manfaat
yang luar biasa dari pemberian ASI selama dua tahun. Hal itu
diperkuat dengan anjuran dari WHO kepada para ibu di seluruh dunia,
tidak hanya yang muslimah, untuk menyusui anak-anak mereka yang
disebutkan selama dua tahun pula.
25
agar jenazah perempuan itu diurus, dan beliau pun menshalati dan
menguburkannya.
26
seperti yang dijelaskan dalam tafsir tersebut. Rasulullah Saw
bersabda, “tidak menjadikan mahram akibat penyusuan, kecuali yang
dlakukan kurang dari dua tahun” (HR. Ad-Daruquthni). Dan dalam
hadits lain disebutkan dengan tambahan, “Dan penyusuan setelah dua
tahun itu tidak mempengaruhi apa – apa.”
Kedua hadits tersebut menunjukaan bahwa penyusuan, atau
pemberian ASI yang sebenarnya adalah dalam kurun waktu dua tahun.
Sedangkan yang setelahnya, tidak dianggap memberi ASI. Karena
ASI pada saat itu dibutuhkan mengenyangkan perutnya. Dan memang
sepert yang dijumpai di dalam realita, bahwa anak anak yang telah
mencapai dua tahun atau lebih yang masih menyusui ASI kepada
ibunya, bukan untuk menganyangkan perutnya, melainkan mereka
masih ingin bersama dengan ibunya, dalam pelukan sambil
‘menyusu”.
Tidak diwaiibkan menghentikan penyusuan, atau menyapih setelah
anak mencapai dua tahun, merupakan bukti bahwa islam
memperhatikan anak – anak. Allah SWT telah menakdirkan kesulitan
bagi seorang anak untuk begitu saja lepas dari dekapan ibunya.
Sebaliknya, betapa sulit seorang ibu melepaskan anaknya dari
dekapannya.
Memahami surat Al-Baqarah ayat 233 di atas, sebagai dalil
wajibnya menyapih terhadap anak yang telah mencapai usia dua
tahun, adalah tidak tepat. Karena ayat diatas tidak berbicara tentang
hal itu, melainkan tentang anjuran agar para ibu menyusui anaknya
hingga penyusuan itu sempurna, yaitu hingga dua tahun. Adapun yang
wajib setelah itu tidak dsebutkan. Seandainya yang dimaksud
demikian, maka tentu akan kita dapatkan penjelasan ulama tentang hal
ini. Namun tidak ada satupun penjelasan ulama mengenai hal tersebut.
Yang ada justru apabila penyapiham dilakukan sebelum dua tahun,
yaitu apabila memang ada suatu sebab yang tidak memungkinkan
untuk terus melakukan penyusuan hingga dua tahun, maka penyapihan
27
sebelum itu diperbolehkan, yang berarti perkara penyusuan hingga
dua tahun ini adalah suatu hal yang amat dianjurkan. Dalam literatur
Arab, anjuran tersebut bermakna lebih kepada perintah.
Ada satu kisah yang dapat menjelaskan hal ini, yaitu kisah Ummu
Sulaim yang dikenal sebagai shahabiyyah yang hidup di zaman Nabi
Muhammad Saw, teladan wanita shalihah, Ibu dari Anas bin Malik,
yang merupakan salah seorang sahabat yang banyak meriwayatkan
hadits Nabi Muhammad Saw.
Ketika Islam bersinar dimuka bumi, cahayanya sampai di Ummu
Sulaim, maka yang pertama kali ia dakwahi adalah keluarganya, yaitu
suaminya. Namun, suaminya menolak, hingga ia mati dalam keadaan
kafir. Ketika Ummu Sulaim mengetahui suaminya terbunuh, ia tetap
tabah dan mengatakan, “Aku tidak akan menyapih Anas hingga ia
sendiri yang memutuskannya, dan aku tidak akan menikah sehingga
Anas menyuruhku.”
Dari kisah diatas dapat kita ketahui bahwa kemungkinan ketika itu
Anas bin Malik masih kecil dan masih menyusu, seandainya
penyapihan wajib dilakukan ketika anak berusia dua tahun, maka
tentu Ummu Sulaim tidakk akan mengatakan bahwa ia tidak akan
menyapih Anas, sampai anaknya itu sendiri yang memutuskan.
Karena jika demikian, berarti Ummu Sulaim telah menyelisihi syariat
islam, yang tentunya akan mendapat teguran dari Nabi Muhammad
Saw yang masih hidup di zaman itu. Namun, tidak ada keterangan
darii para ulama mengenai hal ini. Sedangkan kisah ini mahsyur
dikalangan mereka. Wallahua’alam.
Namun demikian tidak disebutkan kewajiban menyapih diusia dua
tahun, bukan berarti anak seterusnya tidak disapih. Tentusaja, bagi
siapa saja yang ingin menyapih anaknya tepat diusia dua tahun itu
yang terbaik, karena telah disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat
233.
28
Namun salah satu faidah yang dapat kita ambil daari ayat tersebut,
tentang penyapihan sebelum dua tahun, adalah hal itu harus di lakukan
dengan kerelaan dan musyawarah antara ayah dan ibu. Karena tidak
jarang, penyapihan ingin di lakukan oleh sang ibu saja, karena sudah
lelah, kerepotan atau alasan lain. Ataupun ayah saja yang
menginginkannya, karena tidak mau ikut – ikutan repot, atau agar
istrinya dapat merawat diri, dan lain – lain. Maka tidak menutup
kemungkinan penyapihana setelah anak mencapai dua tahun pun
seharusnya dengan musyawarah antara ayah dan ibu. Ditambah anak
yang sudah berusia dua tahun pun sudah bisa diajak bermusyawarah,
maka tentu adalah hal yang sangat terpuji bila penyapihan dapat
dilakukan dengan kerelaan sang anak pula.
Islam telah mengajarkan melalui Nabi Muhammad Saw. agar
menyayangi anak – anak. Maka apakah menolak menyusui dan
membiarkan anak menangis adalah kasih sayang, seperti yang
diajarkan Islam, sementara Nabi Muhammad Saw pernah
memperpendek shalatnya karena mendengar seorsng anak yang
menangis.
Allah SWT berfirman : Dan Kami perintahkan kepada manusia
(berbuat baik) kepada dua orang Ibu-Bapaknya ; Ibu telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah – tambah,
dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada dua orang Ibu – Bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu
(QS. Luqman [31]: 14).
Ayat diatas menunjukkan bahwa pemberian ASI yang sempurna,
hingga penyapihan adalah jasa kedua orang tua. Maka jadikanlah jasa
ini sebagai kenangan indah yang akan dikenang, baik oleh anak – anak
hingga mereka besar nanti. Menyapihlah dengan kasih sayang,
sebagaimana Islam telah mengajarkannya.
29
BAB III
3.1 Kesimpulan
Melahirkan adalah ujung dari proses penantian yang panjang selama
kehamilan. Pada manusia usia kehamilan hingga melahirkan, rata-rata 280
hari. Ada perbedaan penyebutan untuk menggambarkan usia kehamilan,
dokter kandungan menyebut 40 minggu, di hitung dari hari pertama
menstruasi terakhir, dan berpedoman bahwa 1 bulan adalah 28 hari. Orang
awam sering menyebut 9 bulan 10 hari, dengan anggapan 1 bulan 30 hari.
Semuanya tepat, tergantung dari mana pedoman atau patokan yang di anut.
Terdapat 3 jenis persalinan yaitu normal, spontan, dan juga patologis atau
dengan bantuan. Faktor yang mempengaruhi persalinan adalah jalan lahir
(passage), janin dan plasenta (passenger), kekuatan (power), psikologis dan
juga penolong.
ASI adalah makanan terbaik bagi bayi karena mengandung berbagi zat gizi
dan antibodi yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan. Bayi yang
mendapatkan ASI secara eksklusif terbukti lebih cerdas, dan tidak mudah
terserang penyakit.
3.2 Saran
Diharapkan makalah ini dapat di gunakan pembaca untuk menambah
wawasan dan pengetahuan Bayi Baru Lahir dan ASI.
30
DAFTAR PUSTAKA
31