Anda di halaman 1dari 10

Bahan Ajar

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA


Untuk Biologi Kelas X1 MIPA

Disusun Oleh:
Dewi Sulistyowati
SISTEM EKSKRESI MANUSIA
Standar Kompetensi :
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu,kelainan atau
penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada saling temas.
Kompetensi Dasar :
3.9 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
ekskresi dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi
pada sistem ekskresi manusia
4.9 Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur
dan fungsi organ yang meyebabkan gangguan pada sistem ekskresi serta kaitannya
dengan teknologi
Tujuan Pembelajaran :
Siswa dapat mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit
yang terjadi pada sistem pencernaan

PENDAHULUAN
Setiap makhluk hidup selalu menghasilkan sampah yang dihasilkan dari
kegiatan metabolisme atau respirasi yang harus dibuang atau dikeluarkan. Sangat
berbahaya bagi sel apabila penuh dengan sampah hasil metabolisme. Karena dapat
meracuni jaringan. Jaringan sakit tersebut akan kelaparan dan kekurangan oksigen
sehingga akan mematikan sel penyusunnya.
Proses metabolisme tubuh menghasilkan zat-zat sampah seperti
karbondioksida, amonia, urea, asam urat, atau bahkan air. Zat-zat sampah ini
apabila dibiarkan menumpuk di dalam tubuh akan meracuni dan berbahaya bagi
tubuh. Untuk menghindari masalah akibat zat-zat sampah ini, zat-zat tersebut
harus dikeluarkan dari sel, jaringan, kemudian tubuh. Proses pengeluaran zat-zat
sampah ini dari sel, jaringan, dan tubuh disebut ekskresi. Proses pengeluaran
(ekskresi) ini hampir selalu melibatkan proses osmoregulasi, suatu proses
untukmemelihara tekanan osmosis dalam tubuh manusia dan hewan dalam
menghadapi kondisi lingkungan. (Trijoko.2006.123).
Sistem Ekskresi Pada Manusia

Ekskresi merupakan
proses pengeluaran zat-zat
sisa metabolisme dari dalam
tubuh. Fungsi sistem
ekskresi adalah untuk
memelihara homeostasis
tubuh.
Proses pengeluaran zat
dari tubuh meliputi:
 Ekskresi yaitu
pengeluaran zat sisa
metabolisme yang tidak
dipakai lagi oleh tubuh,
berupa keringat, urine, dan
CO2.
 Sekresi yaitu proses pengeluaran getah oleh sel dan kelenjar, getah ini masih
diperlukan oleh tubuh berupa enzim dan hormon.
 Defekasi adalah proses pengeluaran zat sisa pencernaan makanan berupa
feses.

Alat pengeluaran atau ekskresi berupa ginjal, paru-paru, hati dan kulit.
Setiap alat ekskresi tersebut berfungsi mengeluarkan zat sisa yang berbeda, kecuali
air yang dapat diekskresikan melalui semua alat ekskresi.

Apa sajakah fungsi sistem ekskresi …???

Fungsi Sistem Ekskresi yaitu:


 Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun didalam tubuh
 Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh
 Mempertahankan temperature tubuh dalam kisaran normal
(termoregulasi)
 Homeosstatis
ORGAN EKSKRESI PADA MANUSIA

1. Ginjal
Ginjal pada manusia berjumlah
sepasang, terletak di rongga pelvic,
berbentuk seperti biji kacang
merah, serta berukuran panjang 8-
12 cm dan lebar 5-6 cm (Sayekti,
2007: 143). Pada orang dewasa berat
ginjal berkisar 120 -170 gram. Bagian
ginjal terdiri atas kulit ginjal
(korteks), sumsum ginjal (medula),
dan rongga ginjal (pelvis renalis).
Ginjal terletak di kanan dan kiri
tulang pinggang, yaitu di dalam
rongga perut pada dinding tubuh
bagian belakang (dorsal). Ginjal sebelah kiri letaknya lebih tinggi dari pada ginjal
sebelah kanan. Ginjal berfungsi untuk menyaring darah yang mengandung limbah sisa
metabolism dari sel. Ginjal berwarna merah karena banyak darah yang masuk ke dalam
ginjal. Darah akan masuk ke dalam ginjal melalui arteri besar dan akan keluar dari
ginjal melalui pembuluh vena besar.

Apa saja sih fungsi ginjal itu???


1. Mengekskresikan zat-zat yang
membahayakan tubuh.
2. Mengatur keseimbangan air untuk
mempertahankan tekanan osmosis cairan
ekstraseluler.
3. Mengatur keseimbangan asam dan basa.
4. Sebagai penyaring darah

Bagian-Bagian Ginjal
a. Korteks
Kulit ginjal disebut korteks renalis. Korteks renalis tersusun dari sel- sel ginjal
atau nefron yang berjumlah lebih kurang satu juta sel. Di dalam kulit ginjal terdapat
badan Malphigi yang terdiri atas glomerulus dan kapsula Bowman. Glomerulus adalah
kumpulan cabang-cabang yang halus atau anyaman pembuluh darah kapiler dibagian
korteks, sedangkan Kapsula Bowman adalah lapisan yang melingkupi glomerulus,
bentuknya seperti cawan dan berdinding ganda. Di korteks terjadi proses penyaringan
darah. Saluran nefron terbagi tiga, yaitu sebagai berikut:
1. Tubulus kontortus proximal (letak dekat badan malpighi).
2. Tubulus kontortus distal (letak menjauhi badan malpighi).
3. Tubulus kontortus kolektivus merupakan saluran dari beberapa nefron,
pengumpul hasil ekskresi.
b. Medulla (sumsum ginjal)
Medulla tersusun atas nefron-nefron. Medulla berbentuk kerucut atau renal
piramid. Medulla merupakan tempat berkumpulnya pembuluh darah kapiler dari
kapsula Bowman. Di dalam medulla akan terjadi proses reabsorbsi dan augmentasi
oleh tubulus proksimal dan tubulus distal. Lengkung henle juga merupakan bagian dari
yang menghubungkan tubulus proksimal dengan tubulus distal.
c. Pelvis renalis (rongga ginjal)
Rongga ginjal berfungsi sebagai penampung urin sementara sebelum
dikeluarkan melalui ureter. Dari rongga ginjal keluar saluran ureter yang
bermuara di kandung kencing (vesica Urinaria). Dari vesica urinaria menuju luar
tubuh, urine melewati saluran uretra, lalu air seni keluar lewat lubang seni.

Bagaimana Proses Pembentukan Urine?


Proses bembentukan urine dalam ginjal dapat dibagi menjadi 3 tahapan yaitu:

1. Fitrasi (penyaringan)
Penyaringan fitrasi terjadi
diantara glomelurus dan kapsul
Bawman. Di dalam glomelurus
darah di saring dan akhirnya
terbentuk urine primer. Urine
ini masih mengandung zat-zat
yang masih berguna bagi tubuh
seperti glukosa,air,garam dan
asam amino.

2. Reabsorbsi (Penyerapan)
Zat-zat yang berguna bagi tubuh akan diserap kembali di tubulus kontortus proximal sehingga
terbentuk urine sekunder yang mengandung air,garam,urea,dan pigmen empedu yang berfungsi
memberi warna dan bau pada urin, Bilirubin zat pemberi warna pada feses dan biliverdin zat
pemberi warna pada urine.
3. Augmentasi (Penambahan zat)
Urine sekunder tersebut kemudian di tambahkan zat-zat yang sudah tidak bermanfaat lagi bagi
tubuh sehingga akhirnya terbentuklah urin sejati akan di alirkan ke tubulus pengumpul (pelvis) yang
selanjutnya akan dikeluarkan ke kantung kemih (Vesica urinaria) dan di keluarkan melalui uretra.
Ginjal dapat mengalami beberapa gangguan atau kelainan di antaranya yaitu:
 Uremia: Tertimbunya urea dalam darah sehingga mengakibatkan keracunan.
 Albuminuria: Urin mengandung albumin karena adanya kerusakan glomelurus
kapsul bowman sehingga proses fitrasi tidak berjalan sempurna.
 Nefritis: Gangguan pada ginjal dikarenakan infeksi bakteri sehingga darah
masuk kedalam urine
2. Kulit
Kulit atau integumen mengekskresikan keringat. Banyaknya keringat yang
dihasilkan atau dikeluarkan seseorang dipengaruhi antara lain oleh aktivitas tubuh,
suhu lingkungan, makanan, kondisi kesehatan, dan keadaan emosi. Keringat manusia
terdiri dari air, garamgaram, terutanma garam dapur (NaCl), sisa metabolism sel,
urea, serta asam. Kulit (integumen) terdiri dari dua bagian, yaitu epidermis dan
dermis.

a. Epidermis (Kulit Ari)


Ketebalan epidermis menentukan ketebalan kulit. Kulit yang tebal, misalnya pada
telapak tangan, ujung jari, dan telapak kaki,memiliki lima lapisan epidermis, yaitu
stratum basal, stratum spinosum,stratum granulosum, stratum lusidum, dan
stratum korneum. Kulit yang tipis, seperti yang melapisi tubuh, tidak memiliki stratum
lusidum. Sel-sel di stratum basal, stratum spinosum, dan stratum granulosum
merupakan sel hidup karena mendapat nutrien dari kapiler di jaringan ikat (dalam hal
ini adalah dermis). Sebaliknya, sel-sel di stratum lasidum dan stratum korneum
merupakan sel mati karena kapiler tidak mencapai lapisan ini.
b. Dermis (Kulit Jangat) atau Korium
Dalam dermis terdapat pembuluh darah, akar rambut, dan ujung saraf. Selain
itu, terdapat pula kelenjar keringat (glandula sudorifera) serta kelenjar minyak
(glandula sebassea) yang terlatak dekat akar rambut dan berfungsi meminyaki
rambut. Kelenjar keringat berupa pipa terpilin yang memanjang dari epidermis masuk
ke bagian dermis. Pangkal kelenjarnya menggulung dan dikelilingi oleh kapiler darah
dan serabut saraf simpatetik. Dari kapiler darah inilah kelenjar keringat menyerap
cairan jaringan yang terdiri dari air dan ±1% larutan garam beserta urea. Cairan
jaringan tersebut dikeluarkan sebagai keringat melalui saluran keringat di
permukaan kulit.
Selain sebagai alat pengeluaran (ekskresi), kulit juga berfungsi sebagai
pengatur suhu tubuh, tempat penyimpana cadangan bahan makanan berupa lemak,
pelindung untuk mengurangi hilangnya air dalam tubuh, melindungi tubuh dari gesekan,
penyinaran panas, zat-zat kimia, dan kuman-kuman. Kulit juga berperan sebagai alat
indra peraba.
Proses Pembentukan Keringat
Pengaturan kerja kelenjar keringat diatur oleh sistem saraf pusat
(hipotalamus). Saraf hipotalamus mempunyai fungsi mengendalikan suhu darah.
Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan kita tinggi,
pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan banyak darah
yang mengalir ke daerah tersebut. Karena pangkal kelenjar keringat
berhubungan dengan pembuluh darah maka terjadilah penyerapan air, garam dan
sedikit urea oleh kelenjar keringat. Kemudian air bersama larutannya keluar melalui
pori-pori yang merupakan ujung dari kelenjar keringat. Keringat yang keluar
membawa panas tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga agar suhu tubuh
tetap normal.
Tubuh memiliki kemampuan untuk mengatur berapa banyak jumlah air yang
harus dikeluarkan oleh tubuh agar jumlah air di dalam darah tetap seimbang.
Ketika otak mendeteksi bahwa di dalam darah terlalu banyak air, maka
hipotalamus akan melepaskan sejumlah hormon yang mendorong ginjal untuk
meningkatkan jumlah urin yang dikeluarkan. Begitu pula ketika suhu udara panas di
siang hari, ketika jumlah cairan di dalam darah tinggi, maka hipotalamus akan
mengeluarkan hormon tertentu dan memberikan signal pada kelenjar keringat
yang ada di dalam kulit untuk memproduksi keringat yang lebih banyak.
Otak akan mengatur kapan terjadi pengeluaran zat sisa melalui ginjal dalam
bentuk urin atau melalui kulit dalam bentuk keringat. Pengaturan dilakukan oleh otak
dengan mengirim signal ke ginjal atau ke kelenjar keringat pada kulit. Pada suhu dingin
maka pori-pori kelenjar keringat mengecil, kemudian sisa metabolit lebih banyak
dikeluarkan lewat urine, sehingga lebih sering berkemih. Sebaliknya apabila suhunya
panas maka pori-pori kelenjar keringat dilatasi, metabolit dikeluarkan lebih banyak
lewat keringat, sehingga urine yang di hasilakan tidak banyak dan jarang berkemih.

3. Paru-Paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada
bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh
otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi
oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru
ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo
dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-
paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2
lobus.

Apa fungsi paru-paru dalam sistem ekskresi??


Paru-paru (Pulmo) berfungsi untuk melakukan respirasi (Pernafasan), paru-paru
juga berperan sebagai alat ekskresi karena hasil respirasi yakni berupa CO2 dan uap
air. Terdapat gangguan pada paru-paru yaitu Pleuritis,emfisema dan kangker paru-
paru.
Pengangkutan CO2 sebagai hasil zat sisa metabolisme, diangkut oleh darah dapat
melalui 3 cara yakni sebagai berikut:
1. Karbon dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam karbonat dengan enzim
anhidrase (7% dari seluruh CO2).
2. Karbon dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino hemoglobin
(23% dari seluruh CO2).
3. Karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO3) melalui proses
berantai pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2).

4. Hati
Hati berfungsi sebagai alat
sekresi dan ekskresi. Hati dikatakan
sebagai alat sekresi karena dapat
menghasilkan empedu. Sedangkan,
Hati dikatakan sebagai alat ekskresi
karena empedu yang dikeluarkan
mengandung zat sisa yang berasal dari
sel darah merah yang rusak dan
dihancurkan di dalam limpa. Di dalam
hati, sel-sel darah merah yang telah
tua dan rusak akan dipecah atau
dirombak menjadi zat besi, hemin dan
globin. Pengubahan dilakukan oleh sel-
sel khusus yang disebut sel histosit.
Zat besi diambil dan disimpan dalam hati untuk dikembalikan ke sumsum
tulang. Hemin akan diubah menjadi zat warna empedu berwarna hijau kebiruan,
yaitu bilirUbin dan biliverdin. Zat warna empedu dikeluarkan ke usus dua
belas jari dan dioksidasi menjadi Urobilin. Urobilin berwarna kuning coklat yang
berperan memberi warna pada feses dan urin. Hati mengekskresikan empedu yang
berupa cairan yang mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu,
serta pigmen bilirUbin dan biliverdin. Organ hati juga berfungsi menguraikan
asam amino dan dari penguraiannya akan menghasilkan zat sisa urea yang
bersifat racun bagi tubuh kita. Urea dari dalam hati akan dikeluarkan dan diangkut
ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urine. Globin digunakan untuk metabolisme
protein yang nantinya digunakan untuk membentuk hemoglobin (Hb) baru.

Taukah kamu???
Hati adalah kelenjar tubuh yang juga berfungsi sebagai alat ekskresi, yaitu untuk mengubah
zat buangan dan bahan racun untuk dikeluarkan ke dalam empedu dan urine. Selain itu, hati
juga berfungsi sebagai berikut.
a) Menghasilkan empedu.
b) Sebagai penawar racun.
c) Menyimpan gula dalam bentuk glikogen.
d) Membentuk protein tertentu dan merombaknya.
e) Tempat untuk mengubah pro vitamin A menjadi vitamin.
f) Tempat pembentukan protrombin yang berperan dalam pembekuan darah
Kelainan atau Gangguan Pada Sistem Ekskresi

1. Nefritis
Nefritis adalah kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi racun kuman,
biasanya disebabkan oleh bakteri streptococcus. Nefritis menyebabkan
seseorang mengalami uremia dan oedema. Uremia adalah masuknya kembali
asam urin dan urea ke pembuluh darah. Oedema adalah penimbunan air di kaki
karena reabsorpsi air terganggu.
2. Batu ginjal
Batu ginjal terbentuk karena pengandapan garam kalsium didalam rongga
ginjal, saluran ginjal, atau kantong kemih.batu ginjal ini berbentuk kristal
yang tidak dapat larut. Kandungan batu ginjal adalah kalsium oksalat, asam urat,
dan kristal kalsium kalsium fosfat. Endapan garam ini terbentuk jika seseorang
terlalu banyak mengonsumsi garam mineral dan terlalu sedikit mengonsumsi air.
3. Albuminuria
Albuminuria adalah di temukannya albumin pada urin. Adanya albumin dalam
urin merupakan indikasi adanya kerusakan pada membran kapsul
endotelium.Selain itu dapat juga disebabkan oleh iritasi sel-sel ginjal kerana
masuknya substansi seperti racun bakteri, eter, atau logam berat organ urinaria
atau iritasi akibat gesekan pada batu ginjal.
4. Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah penyakit yang muncul karena pankreas tidak
menghasilkan atau hanya menghasilkan sedikit sekali insulin. Insulin adalah
hormon yang mampu mengubah glukosa menjadi glikogen sehingga mengurangi
kadar gula dalam darah. Selain insulin juga membantu jaringan tubuh menyerap
glukosa sehingga dapat digunakan sebagai sumber energi. Diabetes melitus
juga dapat terjadi jika sel-sel hati, otot, dan lemak memiliki respons rendah
terhadap insulin. Kadar glukosa di urin dan darah penderita diabetes melitus
sangat tinggi. Ini menyebabkan sering buang air kecil, cepat haus dan lapar,
serta menimbulkan masalah pada metabolisme lemak dan protein.
5. Diabetes insipidus
Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang menyebabkan penderita
mengeluarkan urin terlalu benyak. Penyakit diabetes insipidus adalah
kekurangan hormon ADH. ADH ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian
belakang. Jika kekurangan ADH, jumlah urin dapat naik 20-30 kali lipat
dari keadaan normal.
Teknologi Sistem Ekskresi
Dialisis Darah
Pada tahun 1950, peneliti medis menciptakan ginjal buatan berdasarkan proses
dialisis. Proses dialysis adalah metode untuk memisahkan molekul bardasarkan
ukurannya. Mesin ini bekerja layaknya sebuah ginjal yang membersihkan
darahmelalui cara difusi sederhana. Mesin dilengkapi dengan pipa panjang berisi
larutan yang komposisinya seperti plasma darah. Larutan ini berada di satu sisi
pipa saja yang dibatasi oleh membran berpori.
Jika mesin dinyalakan, darah pasien yang penuh dengan sisa metabolisme akan
mengalir sepanjang pipa yang kosong. Setelah darah memenuhi pipa, sisa
metabolisme mengalami difusi ke dalam larutan yang tersedia dalam pipa tersebut.
Setelah disirkulasikan beberapa kali sepanjang pipa mesin dan arteri tubuh, darah
pasien sudah cukup bersih dari sisa metabolisme. Selama dialisis, darah pasien
diberi heparin (agen anti penggumpalan/anti koagulan) agar darah tidak membeku
selama mengalir di dalam pipa mesin. Pada saat darah masuk ke dalam vena, darah
di beri zat antikoagulan
Mesin dialisis ini menyeleksi molekul-molekul halus pada darah pasien di
pompakan dari sebuah arteri melalui serangkaian saluran terbuat dari sejenis
membran bersifat selektif permiabel. Saluran ini di benamkan dalam larutan dialis,
sewaktu dan melewati saluran urea dan garam yang berlebih keluar secara difusi
cairan dialisis masuk ke dalam darah. Zat yang masih di perlukan tubuh ion
bikarbonat dan dialisis masuk ke dalam darah. Mesin secara kontinyu membuang
cairan dialisis bekas pakai sebagai sampah.

Anda mungkin juga menyukai