Sistem Pemerintahan
Arab Saudi ialah negara dengan bentuk negara monarki absolut. Sistem pemerintahan
Arab Saudi yaitu negara Islam yang berdasarkan syariah Islam dan Al Qur’an. Kitab Suci Al-
Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW merupakan konstitusi Arab Saudi. Pada tahun 1992
ditetapkan Basic Law of Government yang mengatur sistem pemerintahan, hak dan kewajiban
pemerintah serta warga negara.
Arab Saudi dipimpin oleh seorang raja yang dipilih berdasarkan garis keturununan atau
orang yang diberi kekuasaan langsung oleh raja. Hal ini berdasarkan pasal 5 Basic Law of
Government yang menyatakan kekuasaan kerajaan diwariskan kepada anak dan cucu yang
paling mampu dari pendiri Arab Saudi, Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al-Saud, dimana raja
merangkap perdana menteri dan anglima tinggi angkatan bersenjata Arab Saudi. Pada tanggal
20 Oktober 2006 Raja Abdullah telah mengamandemen pasal ini dengan mengeluarkan UU
yang membentuk lembaga suksesi kerajaan (Allegiance Institution) terdiri dari para anak dan
cucu dari Raja Abdul Aziz Al-Saud. Dalam ketentuan baru, raja tidak lagi memilki hak penuh
dalam memilih Putera Mahkota. Raja dapat menominasikan calon Putera Mahkota. Namun,
Komite Suksesi akan memilih melalui pemungutan suara. Selain itu, bila Raja atau Putera
Mahkota berhalangan tetap, Komite Suksesi akan membentuk Dewan Pemerintahan Sementara
(Transitory Ruling Council) yang beranggotakan lima orang. Ketentuan ini baru akan berlaku
setelah Putera Mahkota Pangeran Sultan naik tahta. Berikut nama-nama raja yang pernah
memerintah Arab Saudi:
1. Raja Abdul Aziz (Ibnu Saud), pendiri kerajaan Arab Saudi: 1932 – 1953
2. Raja Saud, putra Raja Abdul Aziz : 1953 – 1964 (kekuasaannya diambil alih oleh
saudaranya, Putera Mahkota Faisal)
3. Raja Faisal, putra Raja Abdul Aziz : 1964 – 1975 (dibunuh oleh keponakannya,
Faisal bin Musa’id bin Abdul Aziz)
4. Raja Khalid, putra Raja Abdul Aziz : 1975 – 1982 (meninggal karena serangan
jantung)
5. Raja Fahd, putra Raja Abdul Aziz : 1982 – 2005 (meninggal karena sakit usia tua)
6. Raja Abdullah, putra Raja Abdul Aziz : 2005-sekarang.
Ayat 1 dalam Undang-undang ini menyebutkan bahwa: "Kerajaan Arab Saudi adalah
Negara Arab Islam, memiliki kedaulatan penuh, Islam sebagai agama resmi, undang-undang
dasarnya Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wa Sallam, bahasa resmi
Bahasa Arab, dan ibukotanya Riyadh". Dan ayat 5 menyebutkan bahwa sistem pemerintahan
di Arab Saudi adalah Kerajaan atau Monarki. Sedang ayat-ayat lainnya menyebutkan tentang
sendi-sendi yang menjadi landasan bagi sistem pemerintahan di Arab Saudi, lingkungan resmi
yang mengaturnya, unsur-unsur fundamental masyarakat Saudi, prinsip-prinsip ekonomi
umum yang dilaksanakan Kerajaan, jaminan negara terhadap kebebasan dan kehormatan atas
kepemilikan khusus, perlindungan atas hak-hak asasi manusia sesuai dengan hukum-hukum
Syariat Islam.
Pajak vs Zakat
Pajak bisa diartikan kontribusi wajib kepada Negara berdasarkan Undang-undang dan
dipergunakan untuk kelangsungan Negara dengan tujuan memakmurkan masyarakat. Pajak
dibayar oleh Wajib Pajak setelah Wajib Pajak tersebut dalam satu tahun berpenghasilan
melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
Peruntukan pajak sangat universal. Pajak diperuntukan untuk semua masyarakat baik
kaya ataupun miskin. Pajak yang terkumpul akan dikembalikan kepada masyarakat lagi dengan
tidak secara langsung. Pajak akan dikembalikan dalam bentuk pembangunan jalan, rumah
sakit, sekolah, pembayaran gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS), subsidi, Bantuan Langsung Tunai
(BLT) dan pembiayaan negara lainnya.
Setelah pajak terkumpul, pajak akan dialokasikan ke Departemen lain sesuai
proporsinya. Departemen lain itulah yang akan mengelola uang pajak tersebut.
Sedangkan Zakat merupakan harta yang dikeluarkan karena sudah memenuhi batas
kekayaan tertentu dan besar serta peruntukannya sudah ditentukan. Zakat dikeluarkan jika
kekayaan orang dalam satu tahun telah setara dengan 85 gram emas. Sedangkan peruntukan
zakat untuk delapan golongan antara lain orang fakir, miskin, amil zakat, muallaf, orang
berhutang dan musafir.
Jika dianalogikan dengan pajak, pajak dikeluarkan jika penghasilan Wajib Pajak dalam
satu tahun sudah memenuhi Penghasilan Tidak Kena Pajak. Sedangkan zakat dikeluarkan jika
dalam satu tahun kekayaan setara dengan 85 gram emas.
Analogi lain antara pajak dan zakat yaitu tujuan peruntukannya. Pajak diperuntukkan
untuk masyarakat umum, baik kaya atau miskin. Sedangakan zakat diperuntukkan hanya
kepada delapan golongan saja. Tetapi tujuan dari peruntukan pajak dan zakat adalah sama yaitu
untuk kesejahteraan.
Kebijakan Pajak
Menurut kamus bahasa Indonesia, kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yg
menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan
cara bertindak (tata pemerintahan, organisasi, dsb); pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau
maksud sbg garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran; garis haluan.
Menurut pendapat Ray M. Sommerfeld yang dikutip R.Mansury bahwa pengertian
pajak adalah pengalihan sumber daya dari sektor swasta kepada sektor publik (Negara), karena
penduduk yang bersangkutan mempunyai kemampuan secara ekonomis yang didasarkan atas
peraturan perundang-undangan tanpa mendapat imbalan yang langsung ditunjuk dalam rangka
memenuhi tujuan ekonomi sosial negaranya. Jadi tujuan pemungutan pajak adalah merupakan
tujuan sosial dan ekonomi suatu bangsa yang ingin dicapai melalui pengeluaran publik, yang
tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menurut R. Mansury, tujuan kebijakan perpajakan adalah sama dengan kebijakan
publik pada umumnya, yaitu mempunyai tujuan pokok:
1. Untuk peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran,
2. Distribusi penghasilan yang lebih adil, dan
3. Stabilitas.
Defisit Besar
Tampaknya Saudi harus mulai memajaki rakyatnya, karena mulai kesulitan membiayai
semua tunjangan itu. Saudi mengalami defisit hampir US$ 100 miliar (Rp 1.386 triliun) tahun
lalu, dan kondisi yang sama atau malah lebih buruk diperkirakan akan terjadi tahun ini. Dana
Moneter Internasional (IMF) belum lama ini memprediksi bahwa Saudi bisa kehabisan dana
tunai dalam lima tahun ke depan atau kurang, jika harga minyak dunia tetap di bawah US$ 50
per barel. Tingkat pengangguran juga cukup tinggi, yaitu 12% menurut data resmi pemerintah.
Beban lain yang mengancam anggaran adalah belanja pertahanan yang besar. Pengeluaran
Saudi di bidang pertahanan mencakup 11% dari produk domestik bruto, prosentase tertinggi di
dunia. Dan Saudi berniat meningkatkan angka itu tahun ini.
Uraian Keterangan
Sistem Pemerintahan Politik Monarki
PDB Nominal US$ 646 miliar (2015)
Pertumbuhan ekonomi 3,49% (2015)
Populasi 31,54 juta jiwa (2015)
Tax Ratio 5,3% (2015)
Otoritas Pajak Department of Zakat and Income Tax(DZIT)
Sistem Perpajakan Self-Assessment System
Umum 20%
Tarif PPh Badan Perusahaan Minyak dan Hidrokarbon 85%
Perusahaan Gas Alam 30%
Tarif PPh Orang Pribadi -
Tarif PPN -
Tarif pajak dividen 5%
Tarif pajak royalty 15%
Tarif bunga 5%
Tax Treaty 32 negara