Anda di halaman 1dari 26

20 ORANG TOKOH KESEHATAN TINGKAT INTERNASIONAL

AARON MICHELLE DUVALI 1711411002

AFIFFURAHMAN 1711412017

MUHAMMAD IQBAL AMIR 171141

RAIHAN RYOZA 1711413001

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ANDALAS

2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha Pemurah dan Lagi
Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang
telah melimpahkan hidayah, inayah, dan rahmat-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan
penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan judul “20 Orang Tokoh Kesehatan
Tingkat Internasional” tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan dukungan


dari banyak pihak, sehingga bisa memudahkan dalam penyusunannya. Untuk itu kami pun
tidak lupa mengucapkan terima kasih dari berbagai pihak yang sudah membantu kami dalam
rangka menyelesaikan makalah ini.

Tetapi tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa serta aspek-aspek
lainnya. Maka dari itu, dengan lapang dada kami membuka seluas-luasnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun sarannya demi penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat berharap semoga dari makalah yang sederhana ini bisa
bermanfaat dan juga besar keinginan kami bisa menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat berbagai permasalah lainnya yang masih berhubungan pada makalah-makalah
berikutnya.

Padang, 30 April 2018


DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 5

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 6

1.3 Tujuan ................................................................................................................... 6

BAB II................................................................................................................................. 7

PEMBAHASAN ................................................................................................................. 7

2.1. Tokoh-Tokoh Kesehatan Islam Tingkat Internasional ......................................... 7

2.2. Tokoh-Tokoh Kesehatan Non-Islam Tingkat Internasional ............................... 19

2.3. Perkembangan Kemajuan Kesehatan ................................................................ 20

BAB III ............................................................................................................................. 24

KESIMPULAN ................................................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 26


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu kedokteran tak lahir dalam waktu semalam, ujar Dr Abouleish MD dalam
tulisannya berjudul Contribution of Islam to Medicine. Studi kedokteran yang
berkembang pesat di era modern ini merupakan puncak dari usaha jutaan
manusia, baik yang dikenal maupun tidak, sejak ribuan tahun silam. Begitu
pentingnya ilmu kedokteran selalu diwariskan dari generasi kegenarasi dan bangsa
ke bangsa. Cikal bakal ilmu medis sudah ada sejak dahulu kala. Sejumlah
peradaban kuno, seperti Mesir, Yunani, Roma, Persia, India, serta Cina sudah mulai
mengembangkan dasar-dasar ilmu kedokteran dengan cara sederhana

Peradaban keilmuan khususnya dalam bidang kedokteran yang dicapai oleh bangsa-
bangsa itu akhirnya bergeser, peradaban ada ditangan Islam, dimana ilmu
pengetahuan mendapat perhatian penuh. Tidak terkecuali ilmu kedokteran, ketika
penerjemahan dilakukan secara besar-besaran. Dari kegiatan itu dapat dikatakan
kejayaan Islam dalam keilimuan dimulai. Inilah zaman menuju keemasan Islam,
yang dalam dunia politik kekhalifahan dipegang oleh bani Abbasiyah.

Konstribusi peradaban Islam dalam dunia kesehatan sngguh sangat ternilai.


Di era keemasannya, peradaban Islm telah melahirkan sederet pemikir dan dokter
terkemuka yang telah meletakkan dasar-dasar ilmu kedokteran modern. Dunia
Islam juga tercatat sebagai peradaban pertama yang mempunyai rumah sakit dan
dikelolah oleh tokoh-tokoh professional. Dunia kesehatan Islam di zaman
kekhalifahan meninggalkan banyak karya yang menjadi literature keilmuan dunia.

Oleh karena itu, menurut hemat penulis, topik tetang perkembangan ilmu
Kesehatan terutama ilmu kedokteran di dunia Islam sangat penting untuk dikaji,
Khasana keilmuan Islam terbentang luas diberbagai penjuru dunia. Dimana itu
menjadi dasar kegiatan keilmuan akademis dan peraktek pengobatan
lembaga-lembaga rumah sakit sampai sekarang. Dalam makalah ini ,
penulis tidak bermaksud untuk membicarakan keagungan Islam zaman itu.
Tapi penulis mengutarakan pokok pembahasan tentang siapa saja tokoh-tokoh
kesehatan dalam tingkat Internasional
1.2 Rumusan Masalah

1. Siapa saja tokoh-tokoh Islam yang berperan dalam bidang kesehatan tingkat
internasional?

2. Siapa saja tokoh-tokoh Non-Islam yang berperan dalam bidang kesehatan tingkat
internasional?

3. Perkembangan kemajuan kesehatan pada saat sekarang ini

1.3 Tujuan

1. Mengetahui tokoh-tokoh Islam yang dibidang kesehatan tingkat internasional

2. Mengetahui tokoh-tokoh Non-Islam yang dibidang kesehatan tingkat internasional

3. Mengetahui perkembangan kesehatan sampai saat sekarang ini


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Tokoh-Tokoh Kesehatan Islam tingkat Internasional

1. Ar-Razi bidang Ilmu Anatomi


Filosofi Ar-Razi: Ar-Razi dilahirkan pada tahun 846 di Rayy,dekat
Teheran,Iran.Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Muhammad bin Zakariyya ar-Razi.Di
barat,ia dikenal dengan sebutan Razhes.Ia juga sering dijuluki sebagai GALEN-
nyaArab.Galen adalah seorang dokter dan filosof Yunani yang sangat terkenal.sejak
kecil,Ar-Razi telah menunjukkkan minat yang besar terhadap ilmu pengetahuan. Di bidang
medis,Ar-Razi mencurahkan segenap pikirannya untuk mendiagnosa penyakit cacar.Dalam
salah satu karyanya,Ar-Razi memberikan sebuah informasi yang amat menarik perhatian
para peneliti,yaitu tentang small-pox(penyakit cacar).Sehubungan dengan itu,ia pun
dianggap sebagai dokter pertama yang meneliti penyakit tersebut.Ar-Razi membedakan
penyakit cacar menjadi cacar air(variola)dan cacar merah(rougella). Ar-Razi juga menulis
sejumlah karya.salah satunya adalah al-judari wa al-hasbah(cacar dan campak),yang
kemudian diterjemahkan kedalam bahasa inggris oleh J.Ruska dan diterbitkan dengan judul
ar-Razi’s buch:geheimnis de gehemnisse,sejak tahun 1498-1866,al judari wa al hasbah
versi bahasa Inggris teleh dicetak sebanyak empat puluh kali.Buku inilah yang memberikan
pengetahuan tentang seluk beluk penyakit cacar kepada para dokter Eropa.

Selain memperkenalkan penyakit cacar,Ar-Razi juga melakukan pengobatan khas


dengan pemanasan syaraf dan menganggap penting pengobatan penyakit kepala
pening.Lagi-lagi,iaadalah dokter pertama yang melakukan kedua hal tersebut.Selain itu,ia
juga diduga sebagai dokter pertama yang mendiagnosa penyakit tekanan darah tinggi. Ar-
Razi mengungkapkan tentang kyai,yaitu pengobatan serupa akupuntur .Ia memanfaatkan
pengetahuannya tentang titk-titik penting pada tubuh manusia untuk pengobatan.Caranya ia
menusuk titk tersebut dengan sebatang besi yang pipih dan rucing,yang sebelumnya telah
dipanaskan dengan minyak mawar atau minyak cendana.Selain itu,Ar-Razi juga
memaparkan tentang beberapa macam luka,penggunaan kayu pengapit dan
penyangga(spalk)untuk keperluan patah tulang,serta injeksi erethal(saluran kencing dan
sperma). Lebih jauh lagi,ia menguraikan jenis sakit perut yang disebutnya batr(potong),dan
fatg(koyak).ia juga menulis tentang penyakit anak-anak. Selama hidupnya,Ar-Razi telah
mengarang sekitar dua ratus buku ilmiah.salah satu diantaranya adalah al hawi(buku
menyeluruh)yang terdiri dari dua puluh jilid.Al hawi pun dianggap sebagai karya terbesar
Ar-Razi.Buku ini juga dianggap sebagai intisari ilmu Yunani,Syiria,dan Arab.Kurang lebih
setengah abad setelah kematiannya.Buku tersebut baru ditemukan dua jilid,sebelum
akhirnya ditemukan lagi beberapa jilid.Karya Ar-Razi tersebut tersimpan di berbagai
tempat di Eropa. Abu bakar muhammad bin Zakariya ar-Razi dilahirkan pada bulan
sya’ban tahun 251 H. dan wafat pada bulan sya’ban tahun 313 Hijriyah. Beliau seorang
kimiawan yang mampu mengobati pasiennya dengan makanan. Yang paling banyak
membantu beliau dalam ilmu kimia ialah Jabir bin Hayyan. Dalam kitab Mansuri beliau
menyebutkan semua anggota badan dan menjelaskan fungsinya masing-masing, beliau
menulisnya dengan sangat rinci.

Ahli sejarah sepakat bahwa ar-Razi adalah mercusuar bagi kedokteran dalam
dunia Islam dan barat sampai abad ke tujuh. Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi
atau dikenali sebagai Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang
hidup antara tahun 864 – 930. Ar-Razi juga diketahui sebagai ilmuwan serbabisa dan
dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam Islam. Ia lahir di Rayy, Teheran pada
tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925. Ar-Razi sejak muda telah mempelajari
filsafat, kimia, matematika dan kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada
Hunayn bin Ishaq di Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk memimpin
sebuah rumah sakit di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari di
Baghdad. Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad, ar-Razi merupakan
orang pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit cacar. Razi diketahui sebagai
seorang ilmuwan yang menemukan penyakit “alergi asma”, dan ilmuwan pertama yang
menulis tentang alergi dan imunologi. Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan
timbulnya penyakit rhintis setelah mencium bunga mawar pada musim panas. Razi juga
merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh untuk
melindungi diri. Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan seperti
tabung, spatula dan mortar. Ar-razi juga mengembangkan obat-obatan yang berasal dari
merkuri. Ar Razi (abad ke8); pengarang kitab Sirr Al Asrar (rahasianya rahasia) tentang
penyulingan minyak mentah, pembuatan ekstrak parfum/minyak wangi (sekarang
Perancis yang terkenal), ekstrak tanaman untuk keperluan obat, pembuatan sabun, kaca
warna-warni, keramik, tinta, bahan celup kain, ekstrak minyak dan lemak, zat warna,
bahan-bahan dari kulit, Mengembangkan penelitian tentang penyakit wanita dan
kebidanan, penyakit keturunan, penyakit mata, penyakit campak dan cacar.

2. Ibnu an-Nafis (Konsep Sirkulasi Pernafasan)


Filosofi Ibnu an-Nafis : Nama lengkap Ibnu Nafis adalah al-Din Abu al-Hasan
Ali Ibn Abi al-Hazm al-Qarshi al-Dimashqi. Dia biasa dipanggil dengan Ad-Dimasyqi,
karena ia dilahirkan di Syam dan awal masa mudanya ia habiskan di kota Damaskus,
sebagaimana dia juga dipanggil dengan Al Mishri, karena ia telah mengabiskan sebagian
besar usianya di kota Cairo dan memiliki ikatan yang kuat dengan Mesir dan penduduknya.
Selain itu, ia juga mempunyai nama panggilan lain, yaitu The Second Avicenna (Ibnu Sina
Kedua), yang diberikan oleh para pengagumnya. Ibnu Nafis lahir pada tahun 1213 di
Damaskus referensi lain menyebutkan ia dilahirkan di Syria pada tahun 607 H (1210 M).
Ia menghabiskan masa kecilnya di kota tersebut hingga menjelang dewasa. Dia
tinggal dan menetap di Mesir hingga ajal menjemputnya. Setelah menyelesaikan
pendidikan dasarnya, Ibnu Nafis menempuh pendidikan kedokteran di Medical College
Hospital. Gurunya adalah Muhalthab al-Din Abd al-Rahim. Selain itu, ia juga mempelajari
hukum Islam. Di kemudian hari, selain sebagai dokter, Ibnu Nafis juga dikenal sebagai
pakar hukum Islam bermazhab Syafi'i. Pada tahun 1236, setelah menyelesaikan
pendidikannya di bidang kedokteran dan hukum Islam, Ibnu Nafis meninggalkan tanah
kelahirannya menuju Kairo, Mesir. Di sana, ia belajar di Rumah Sakit al-Nassiri.
Prestasinya yang gemilang membuat ia kemudian ditunjuk sebagai direktur
rumah sakit tersebut. Sebagai seorang dokter, Ibnu Nafis tidak pernah merasa puas dengan
ilmu kedokteran yang dimilikinya. Ia terus memperkaya pengetahuannya melalui berbagai
observasi. Hal inilah yang membuat namanya terkenal. Ia adalah dokter pertama yang
mampu menerangkan secara tepat tentang paru-paru dan memberikan gambaran mengenai
saluran pernapasan, juga interaksi antara saluran udara dengan darah dalam tubuh manusia.
Ibnu Nafis dikenal sebagai seorang dokter muslim yang mempunyai pendapat dan
pemikiran yang masih murni, terbebas dari berbagai pengaruh Barat. Dalam studinya, Ibnu
Nafis menggunakan beberapa metode, yaitu observasi, survei, dan percobaan. Ia
mempelajari ilmu kedokteran melalui pengamatan terhadap sejumlah gejala dan unsur yang
mempengaruhi tubuh. Menurut Ibnu Nafis, selain melakukan pengobatan, memeriksa
unsur-unsur penyebab munculnya penyakit juga perlu. Selain itu, ia juga memaparkan
mengenai fungsi pembuluh arteri dalam jantung sebagai pemasok darah bagi otot jantung
(Cardiac Musculature). Penemuannya mengenai peredaran darah di paru-paru ini
merupakan penemuan yang menarik. Sehubungan dengan hal itu, Nafis dianggap telah
memberikan pengaruh besar bagi perkembangan ilmu kedokteran Eropa pada abad XVI.
Lewat penemuannya tersebut, para ilmuwan menganggapnya sebagai tokoh pertama dalam
ilmu sirkulasi darah. Pendapat yang diyakini selama ini, teori mengenai sirkulasi paru-paru
(kaitan antara pernafasan dan peredaran darah) ditemukan oleh ilmuwan eropa mulai abad
ke 16. Penggiatnya berturut-turut ialah servetus, Vesalius, Colombo, dan terakhir Sir
William Harvey dari Inggris. Namun dengan meneliti berbagai manuskrip dan objek
sejarah lain maka kejelasan diungkapkan bahwa penemu sirkulasi paru – paru adalah Ibnu
an-Nafis pada abad ke 13. Dr. Muhyo al-Deen al-Tawi, psikawan mesir menemukan
sebuah tulisan berjudul "Commentary on The Anatomy of Canon of Avicenna" di
perpustakaan nasional prussia, berlin. Belakangan diketahui bahwa tulisan itu karya Ibnu
an-Nafis. Ini juga mengungkap sesuatu yang mengejutkan, yaitu diskripsi pertama di dunia
mengenai sirkulasi paru – paru. ibnu Nafis atau Ibn Al-Nafis Damishqui, merupakan orang
pertama yang secara akurat mendeskripsikan peredaran darah dalam tubuh manusia (pada
1242). Penggambaran kontemporer proses ini telah bertahan. Khususnya, ia merupakan
orang pertama yang diketahui telah mendokumentasikan sirkuit paru-paru. Secara besar-
besaran karyanya tak tercatat sampai ditemukan di Berlin pada 1924. Dia lahir di
Damaskus (kini wilayah Suriah) tahun 1210 dan meninggal di Kairo (kini wilayah Mesir),
17 Desember 1288 pada umur 77/78 tahun)
3. Al-Balkhi (Perintis Pengobatan Penyakit Jiwa)
filosofi Al-Bakhi : Jauh sebelum barat mengenal metode penyembuhan
penyakit jiwa dan tempat perawatannya, pada abad ke 8 M. Di kota baghdad telah didirikan
rumah sakit jiwa atau insane asylums oleh para dokter dan psikolog islam. Hal itu
disampaikan oleh Ibrahim B. PhD. Dalam bukunya yang berjudul: “Islamic Medicine:
1000 years ahead of its times”. Konsep kesehatan mental atau at-Tibb ar-Ruhani pertama
kali diperkenalkan di dunia kedokteran Islam oleh seorang dokter persia bernama Abu
Zayd Ahmad Ibnu Sahl al-Balkhi, beliau lahir pada tahun 850 dan wafat pada tahun 934.
Dalam bukunya berjudul “Masalih al-Abdan wa an-Anfus”, Al-Balkhi berhasil
menghubungkan peyakit antara tubuh dan jiwa. Beliau menggunakan istilah ath-Thibb ar-
Ruhani untuk menjelaskan kesehatan spritual dan psikologi.

4. At-Tabrani (Terapi Konseling & Psikoterapi)


Selain al-Balkhi, peradaban islam juga memiliki dokter kejiwaan bernama Ali
ibnu Sahl Rabban at-Tabari. Lewat kitab Firdaus al-Hikmah yang ditulisnya pada abad ke 9
M., beliau telah mengembangkan psikoterapi untuk menyembuhkan pasien yang
mengalami gangguan jiwa. Beliau menekankan kuatnya hubungan antara psikologi dengan
kedokteran.

5. Az-Zuhr (Penemu Penyakit Saraf)


Filosofi Az-Zuhr : Ibnu Zuhr alias Evenzoar juga berhasil mengungkap
penyakit syaraf secara akurat. Ibnu zuhr juga telah memberi sumbangan yang berarti bagi
neuropharmakology modern. Namun, Sejarawan francis, Bacon, menyebut al-Haitham
sebagai ilmuwan yang meletakkan dasar – dasar psychophysics dan psikologi
eksperimental. Bedasarkan penulusurannya, ia yakin bahwa al-Haitam adalah sarjana
pertama yang berhasil menggabungkan fisika dengan psikologi. Boleh az-Zuhr, boleh juga
al-Haitam, tapi yang jelas dunia kedokteran berutang begitu banyak terhadap ilmuwan
muslim di era keemasan. Dokter muslim di era kekhalifahan merupakan perintis diagnosis
dan penyembuhan beragam penyakit.
6. Al-Jahiz (Peletak Dasar Teori Revolusi)
Filosofi Al-Jahiz : Beliau bernama lengkap Abu Utsman amr bin Bahr al-
Fuqaymi al-Bashri. Julukan al-Jahiz diberikan oleh masyarakat sekitar karena bentuk
matanya yang unik. Menurut catatan sejarah, beliu keturunan Abesinia, berkulit hitam, dan
berpenampilan sangat sembarangan. Pokok pikiran al-Jahiz dipertajam oleh cendikiawan
muslim, Ibnu Miskawaih dan kamaluddin ad-Damiri. Al-Jahiz telah menulis lebih dari 100
judul buku meliputi bidang biologi, botani, zoology, sosiologi, polotik, dan ekonomi,
namun hanya sekitar 30 judul yang bisa diselamatkan ketika perpustakaan baghdad dibakar
oleh Hulagu Khan. Sebagai seorang muslim, al-Jahiz meyakini hanya Allah yang
menciptakan seluruh eksistensi di jagad raya. Ketika Allah Swt menciptakan makhluk,
Allah melengkapinya dengan kemampuan bervolusi. Dan hanya Allah swt yang merupakan
zat yang tak pernah berubah. Disegi aliran, mungkin al-Jahiz agak cenderung ke mu’tazilah
karena gurunya merupakan orang yang cenderung kepada aliran tersebut.

7. Thabib Bin Qurra (Penulis dan pemikir bidang kesehatan)


Filosofi Thabib Bin Qurra: Thabib bin Qurra lahir di Haran (turki) dan
meninggal di baghdad (irak). Di bidang metematika beliau telah meletakkan asas pertama
metematika modern dibawah tajuk hisab calculus Beliau juga telah menulis buku
"Muqaddimah li al-Ilm al-‘adad", yaitu salah satu sumber dasar bagi orang islam di dalam
ilmu bilangan. Di bidang astronomi, beliau telah bekerja di pusat kajian yang dibina oleh
khalifah al-Makmun di baghdad pada tahun 851 M. Di bidang kedokteran beliau telah
menghasilkan karya seperti kitab "zakhirah" yang merupakan karya terpenting beliua, juga
kitab “Auja’il kalli wa al-Masani”, kitab “al-Maulud ibn sab’ata asyar”, dan beliua telah
menerjemahkan karangan galinous yang bertajuk “jawami al-adawiyati al-Mufradah”

8.Abu Al Zahraw Filosofi abu al zahraw (Penemu Gips Era Islam)


Abu Al Zahrawi merupakan seorang dokter, ahli bedah, maupun ilmuan yang
berasal dari Andalusia. Dia merupakan penemu asli dari teknik pengobatan patah tulang
dengan menggunakan gips sebagaimana yang dilakukan pada era modern ini . Sebagai
seorang dokter era kekalifahan, dia sangat berjasa dalam mewariskan ilmu kedokteran yang
penting bagi era modern ini.Al Zahrawi lahir pada tahun 936 di kota Al Zahra yaitu sebuah
kota yang terletak di dekat Kordoba di Andalusia yang sekarang dikenal dengan negara
modern Spanyol di Eropa .Kota Al Zahra sendiri dibangun pada tahun 936 Masehi oleh
Khalifah Abd Al rahman Al Nasir III yang berkuasa antara tahun 912 hingga 961 Masehi.
Ayah Al Zahrawi merupakan seorang penguasa kedelapan dari Bani Umayyah di
Andalusia yang bernama Abbas . Al Zahrawi selain termasyhur sebagai dokter yang hebat
juga termasyhur karena sebagai seorang Muslim yang taat. Dalam buku Historigrafi Islam
Kontemporer, seorang penulis dari perpustakaan Viliyuddin Istanbul Turki menyatakan Al
Zahrawi hidup bagaikan seorang sufi .Kebanyakan dia melakukan pengobatan kepada para
pasiennya secara cuma-cuma. Dia sering kali tidak meminta bayaran kepada para
pasiennya. Sebab dia menganggap melakukan pengobatan kepada para pasiennya
merupakan bagian dari amal atau sedekah. Dia merupakan orang yang begitu pemurah
serta baik budi pekertinya .
Selain membuka praktek pribadi, Al Zahrawi juga bekerja sebagai dokter pribadi
Khalifah Al Hakam II yang memerintah Kordoba di Andalusia yang merupakan putra dari
Kalifah Abdurrahman III (An-Nasir). Khalifah Al Hakam II sendiri berkuasa dari tahun
961 sampai tahun 976. Salah satu sumbangan pemikiran Al Zahrawi yang begitu besar bagi
kemajuan perkembangan ilmu kedokteran modern adalah penggunaan gips bagi penderita
patah tulang maupun geser tulang agar tulang yang patah bisa tersambung kembali.
Sedangkan tulang yang geser bisa kembali ke tempatnya semula. Tulang yang patah
tersebut digips atau dibalut semacam semen .
Dalam sebuah risalahnya, dia menuliskan, jika terdapat tulang yang bergeser
maka tulang tersebut harus ditarik supaya kembali tempatnya semula. Sedangkan untuk
kasus masalah tulang yang lebih gawat, seperti patah maka harus digips.Untuk menarik
tulang lengan yang bergeser, Al Zahrawi menganjurkan seorang dokter meminta bantuan
dari dua orang asisten. Kedua asisten tersebut bertugas memegangi pasien dari
tarikan .Kemudian lengan harus diputar ke segala arah setelah lengan yang koyak dibalut
dengan balutan kain panjang atau pembalut yang lebih besar. Sebelum dokter memutar
tulang sendi sang pasian, dokter tersebut harus mengoleskan salep berminyak ke
tangannya. Hal ini juga harus dilakukan oleh para asisten yang ikut membantunya dalam
proses penarikan. Setelah itu dokter menggerakan tulang sendi pasien dan mendorong
tulang tersebut hingga tulang tersebut kembali ke tempatnya semula. Salah satu karya
fenomenal Al Zahrawi merupakan Kitab Al-Tasrif. Kitab tersebut berisi penyiapan aneka
obat-obatan yang diperlukan untuk penyembuhan setelah dilakukannya proses operasi .
Dalam penyiapan obat-obatan itu, dia mengenalkan tehnik sublimasi. Kitab Al
Tasrif sendiri begitu populer dan telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa oleh para
penulis. Terjemahan Kitab Al Tasrif pernah diterbitkan pada tahun 1519 dengan judul
Liber Theoricae nec non Practicae Alsaharavii. Salah satu risalah buku tersebut juga
diterjemahkan dalam bahasa Ibrani dan Latin oleh Simone di Genova dan Abraham
Indaeus pada abad ke-13. Salinan Kitab Al Tasrif juga juga diterbitkan di Venice pada
tahun 1471 dengan judul Liber Servitoris. Risalah lain dalam Kitab Al Tasrif juga
diterjemahkan dalam bahasa Latin oleh Gerardo van Cremona di Toledo pada abad ke-12
dengan judul Liber Alsaharavi di Cirurgia. Dengan demikian kitab karya Al Zahrawi
semakin termasyhur di seluruh Eropa. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya karya Al
Zahrawi tersebut bagi dunia. Kitabnya yang mengandung sejumlah diagram dan ilustrasi
alat bedah yang digunakan Al Zahrawi ini menjadi buku wajib mahasiswa kedokteran di
berbagai kampus-kampus.Al Zahrawi menjadi pakar kedokteran yang termasyhur pada
zamannya. Bahkan hingga lima abad setelah dia meninggal, bukunya tetap menjadi buku
wajib bagi para dokter di berbagai belahan dunia. Prinsip-prinsip ilmu pengetahuan
kedokterannya masuk dalam kurikulum jurusan kedokteran di seluruh Eropa.

9. Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-
Haitham atau Ibnu Haitham (Basra,965 – Kairo 1039),
dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan nama Alhazen, adalah
seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri,
pengobatan, dan filsafat. Ia banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya, dan
telah memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam
menciptakan mikroskop serta teleskop. Bidang lain: Physics,Optics, Mathematics.

10. Abu Musa Jabir bin Hayyan Abu Musa Jabir bin Hayyan / Jabir Ibnu Hayyan
Abu Musa Jabir bin Hayyan Abu Musa Jabir bin Hayyan / Jabir Ibnu
Hayyan Orang-orang Eropa menamakannya Gebert, ia hidup antara tahun 721-815 M. Dia
adalah seorang tokoh Islam yang mempelajari dan mengembangkan dunia Islam yang
pertama. Ilmu tersebut kemudian berkembang dan kita mengenal sebagai ilmu kimia.
Bidang keahliannya, (dimana dia mengadakan peneltian) adalah bidang : Logika, Filosofi,
Kedokteran, Fisika, Mekanika, dan sebagainya.

11. Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi
Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi
Dalam dunia barat dia dikenal dengan nama Al-Kindus. Memang sudah menjadi semacam
adat kebiasaan orang barat pada masa lalu dengan melatinkan nama-nama orang
terkemuka, sehingga kadang-kadang orang tidak mengetahui apakah orang tersebut muslim
atau bukan. Tetapi para sejarawan kita sendiri maupun barat mengetahui dari buku-buku
yang ditinggalkan bahwa mereka adalah orang Islam, karena karya orisinil mereka dapat
diketahui dalam bentuk tulisan ilmiah mereka sendiri.
Al Khindi ahli adalah ilmuwan ensiklopedi, pengarang 270 buku, ahli matematika,
fisika, musik, kedokteran, farmasi, geografi, ahli filsafat Arab dan Yunani kuno. Al-Kindi
adalah seorang filosof muslim dan ilmuwan sedang bidang disiplin ilmunya adalah:
Filosofi, Matematika, Logika, Musik, Ilmu Kedokteran.

12. Abul Hakam Umar


Abul Hakam Umar bin Abdurrahman bin Ahmad bin Ali Al-Kirmani Abul Hakam
Umar bin Abdurrahman bin Ahmad bin Ali Al-Kirmani adalah cendekiawan besar abad ke-
12 dari Kordoba, Al-Andalus. Ia adalah murid dari Maslamah Al-Majriti. Ia mempelajari
dan berkarya di bidang bidang geometri dan logika. Menurut muridnya Al-Husain bin
Muhammad Al-Husain bin Hayy Al-Tajibi, “tak ada yang sepandai Al-Kirmani dalam
memahami geometri atau jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya yang tersulit, dan dalam
mempertunjukkan seluruh bagian dan bentuknya.” Ia lalu pindah ke Harran, Al-Jazirah
(sekarang terletak di Turki). Disana ia mempelajari geometri dan kedokteran. Ia lalu
kembali ke Al-Andalus dan tinggal di Sarqasta (Zaragoza). Ia diketahui menjalankan
praktik bedah seperti amputasi dan kauterisasi.

13. Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-
Zahrawi
Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas
az-Zahrawi adalah salah satu pakar di bidang kedokteran pada masa Islam abad
Pertengahan. Dia lahir di Madinatuz Zahra’, 936 – 1013 yang dikenal di Barat sebagai
Abulcasis. Karya terkenalnya adalah Al-Tasrif, kumpulan praktik kedokteran yang terdiri
atas 30 jilid. Abul Qasim lahir di Zahra, yang terletak di sekitar Kordoba, Spanyol. Di
kalangan bangsa Moor Andalusia, dia dikenal dengan nama “El Zahrawi”. Al-Qasim
adalah dokter kerajaan pada masa Khalifah Al-Hakam II dari kekhalifahan Umayyah. Al-
Tasrif berisi berbagai topik mengenai kedokteran, termasuk di antaranya tentang gigi dan
kelahiran anak. Buku ini diterjemahkan ke bahasa Latin oleh Gerardo dari Cremona pada
abad ke-12, dan selama lima abad Eropa Pertengahan, buku ini menjadi sumber utama
dalam pengetahuan bidang kedokteran di Eropa. Bidang lain: Surgery, Medicine.

14. Ibnu Rushd Ibnu Rushd

Atau nama lengkapnya Abu Walid Muhammad Ibnu Ahmad adalah ahli falsafah,
perubatan, matematik, teologi, ahli fikah mazhab Maliki, astronomi, geografi dan sains.
Rushd lahir 1126 dan meninggal dunia 1198. Dilahirkan di Sepanyol dan meninggal dunia
di Maghribi, beliau adalah ahli falsafah yang paling agung pernah dilahirkan dalam sejarah
Islam. Pengaruhnya bukan sahaja berkembang luas didunia Islam, tetapi juga di kalangan
masyarakat di Eropah. Di Barat, beliau dikenal sebagai Averroes dan bapa kepada fahaman
sekularisme.

15. Abu Raihan Al-Biruni Abu Raihan Al-Biruni


Abu Raihan Al-Biruni Abu Raihan Al-Biruni merupakan matematikawan Persia,
astronom, fisikawan, sarjana, penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli
farmasi dan guru, yang banyak menyumbang kepada bidang matematika, filsafat, obat-
obatan. Abu Raihan Al-Biruni dilahirkan di Khawarazmi, Turkmenistan . Beliau
merupakan Khiva di kawasan Danau Aral di Asia Tengah yang pada masa itu terletak
dalam kekaisaran Persia. Abu Raihan Al-Biruni merupakan teman filsuf dan ahli obat-
obatan Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn Sina/Ibnu Sina, sejarawan, filsuf, dan pakar
etik Ibnu Miskawaih, di universitas dan pusat sains yang didirikan oleh putera Abu Al
Abbas Ma’mun Khawarazmshah.

16. Muhammad Ibnu Zakaria Al-Razi


Hidup antara tahun 864-930 dan namanya dilatinkan menjadi Razes. Seorang
dokter klinis yang terbesar pada masa itu dan pernah mengadakan satu penelitian Al-Kimi
atau sekarang lebih terkenal disebut ilmu Kimia. Didalam penelitiannya pada waktu itu
Muhammad Ibnu Zakaria Al-Razi sudah menggunakan peralatan khusus dan secara
sistimatis hasil karyanya dibukukan, sehingga orang sekarang tidak sulit mempelajarinya.
Disamping itu Al-Razi telah mengerjakan pula proses kimiawi seperti: Distilasi, Kalsinasi
dan sebagainya dan bukunya tersebut merupakan suatu buku pegangan Lboratorium Kimia
yang pertama di dunia. Bidang lain: Medicine, Ophthalmology, Smallpox , Chemistry,
Astronomy.

17. Ibnu Sina Abu Ali Al-Husein


Ibnu Sina atau dikenal dengan nama Avicenna, yang hidup antara tahun 986-1037
M. Seorang ilmuwan muslim dan Filosof besar pada waktu itu, hingga kepadanya
diberikan julukan Syeh Al-Rais. Keistimewaannya antara lain pada masa umur 10 tahun
sudah hafal Al-Qur`an, kemudian pada usia 18 tahun sudah mampu menguasai semua ilmu
yang ada pada waktu itu, bidang keahliannya adalah ilmu Kedokteran, ilmu Fisika,
Geologi, Mineralogi. Juga dibidang Medicine, Philosophy, Mathematics, Astronomy. Ibnu
Sina (1037) dikenal oleh barat dengan nama Aveciena; ilmuwan ensiklopedi, dokter,
psikolog, penulis kaidah kedokteran modern (dipakai sebagai referensi ilmu kedokteran
barat), menulis buku tentang fungsi organ tubuh, meneliti penyakit TBC, Diabetes dan
penyakit yang ditimbulkan oleh efek fikiran.
18. Fakhruddin Razi Fakhruddin Razi (1290)
ahli matematika, ahli fisika, tabib/dokter, filosof, penulis ensiklopedia ilmu
pengetahuan modern.

19. Ibnu Thufail Ibnu Thufail (1185);


dokter, filosof, penulis novel filsafat paling awal Risalah Hayy Ibn Yaqzan
kemudian dijiplak habis-habisan oleh Defoe dengan judul barunya Robinson Crusoe

20. Abu Bakar Muhammad bin Yahya bin ash-Shayigh


Filosofi Abu Bakar Muhammad bin Yahya bin ash-Shayigh : ibnu Bajjah atau
lengkapnya Abu Bakar Muhammad bin Yahya bin ash-Shayigh merupakan filsuf dan
dokter Muslim Andalusia yang dikenal di Barat dengan nama Latinnya, Avempace. Ia lahir
di Saragossa di tempat yang kini bernama Spanyol dan meninggal di Fez pada 1138.
Pemikirannya memiliki pengaruh yang jelas pada Ibnu Rushdi dan Yang Besar
Albert. Kebanyakan buku dan tulisannya tidak lengkap (atau teratur baik) karena
kematiannya yang cepat. Ia memiliki pengetahuan yang luas pada kedokteran, Matematika,
dan Astronomi. Sumbangan utamanya pada filsafat Islam ialah gagasannya pada
Fenomenologi Jiwa, namun sayangnya tak lengkap. Ekspresi yang dicintainya ialah Gharib
dan Motivahhed ekspresi yang diakui dan terkenal dari Gnostik Islam. \

21. Az Zahra Az Zahra (939);


pembuat alat bedah/pembedahan , teknik dan jenis pengoperasian, pengembangan
ilmu kedokteran gigi dan operasi gigi serta peralatan bedah gigi.

23 .Al Ibadi Al Ibadi (873);


pengarang buku tentang anatomi mata, otak dan syaraf optik, permasalahan pada
mata.Ibnu Fadlan (abad 10); membuat daftar koordinat daerah Volga-Caspian (daerah
Rusia) dan sosiologi daerah tersebut.

24. Ibnu Rusyd Ibnu Rusyd


(Ibnu Rushdi, Ibnu Rusyid, dalam bahasa Latin Averroes, adalah seorang filsuf
dari Spanyol (Andalusia). Dia lahir tahun 1126 – Marrakesh, Maroko, dan meninggal 10
Desember 1198). Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih
dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir semua karya-karya Ibnu Rusyd
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi) sehingga kemungkinan besar
karya-karya aslinya sudah tidak ada. Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd
seperti yang dipahami oleh orang Eropa pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd
tentang akidah dan sikap keberagamaannya. Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang berasal
dari Andalusia dengan pengetahuan ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar diberikan
untuk mengabdi sebagai “Kadi” (hakim) dan fisikawan. Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal
sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat Aristoteles yang memengaruhi
filsafat Kristen di abad pertengahan, termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas.
Banyak orang mendatangi Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan masalah kedokteran dan
masalah hukum.

2.2. Tokoh-Tokoh Kesehatan Non-Islam tingkat Internasional

1. Sir Charles Bell (1774-1842)


Orang asal Skotlandia dari abad ke 19 ini merupakan fisiologis, dokter bedah, dan artis seni
rupa di London dan Edinburgh. Sir Charles Bell (1774-1842) Orang asal Skotlandia dari abad ke 19
ini merupakan fisiologis, dokter bedah, dan artis seni rupa di London dan Edinburgh. Dia
menciptakan Hukum Bell yang menyebutkan bahwa sebelah depan (anterior) dari tulang belakang
mengakari syaraf-syaraf motorik (anggota gerak) di tubuh, sedangkan sebelah belakang (posterior)
mengakari syaraf-syaraf sensorik (panca indera). Dia juga menemukan Refleks Bell, yang
menyebutkan bahwa ketika kelopak mata kita tertutup, maka bola mata akan secara otomatis
mengarah ke atas. Dan yang paling terkenal adalah dia menemukan penyakit Bell Palsy, yang
merupakan kelumpuhan syaraf kranial ketujuh (syaraf di wajah)

2. Victor Eisenmenger (1864-1932)


Dokter asal Jerman ini menemukan sindroma 'shunting', atau percampuran darah dari
ruangan jantung di sebelah kiri ke sebelah kanan, yang terjadi karena kelainan sekat jantung
bawaan sejak lahir. Victor Eisenmenger (1864-1932) Dokter asal Jerman ini menemukan sindroma
'shunting', atau percampuran darah dari ruangan jantung di sebelah kiri ke sebelah kanan, yang
terjadi karena kelainan sekat jantung bawaan sejak lahir. Sindroma ini merupakan komplikasi dari
penyakit jantung bawaan nonsianotik (yang tidak biru) yang tidak dikenali atau tertangani segera.
3. George Kenneth Mallory dan Soma Weiss
Duo dokter patologi dan dokter umum yang berasal dari Boston ini mendeskripsikan
sindroma Mallory-Weiss, dimana muntah darah terjadi karena robekan sambungan antara
esofagus dan lambung, yang disebabkan oleh muntah yang terlalu kuat. George Kenneth Mallory
dan Soma Weiss Duo dokter patologi dan dokter umum yang berasal dari Boston ini
mendeskripsikan sindroma Mallory-Weiss, dimana muntah darah terjadi karena robekan
sambungan antara esofagus dan lambung, yang disebabkan oleh muntah yang terlalu kuat.

2.3. Perkembangan Kemajuan Kesehatan

Resep obat-obatan
Resep obat adalah masalah lain yang telah diubah oleh penggunaan ICT. ‘Lebih dari
800 juta resep terpisah untuk pasien yang ditulis oleh dokter umum dan dokter rumah
sakit setiap tahun.

Masa lalu
Di masa lalu, dokter akan meresepkan obat kepada / untuk pasien dengan melihat
informasi dalam buku teks, melihat catatan medis (di atas kertas) dari perlakuan
sebelumnya bahwa pasien memiliki dan melihat respon pasien lain untuk obat. Ini akan
sangat memakan waktu untuk dokter. Juga, karena setiap orang adalah individu, adalah
mustahil untuk mengatakan, dari respon orang lain untuk obat, apakah itu akan cocok.
Hal ini juga sulit untuk mengatakan apa dosis obat kebutuhan pasien, dan ini bisa
menyebabkan penyakit tidak sembuh cukup cepat (jika dosis terlalu rendah) dan dapat
menyebabkan efek samping lainnya (jika dosis terlalu tinggi.)

Masa Sekarang
Sekarang, resep pasien dapat dicetak dari komputer dan dapat diakses secara
elektronik. Para dokter dapat menggunakan fitur online untuk menemukan obat terbaik
untuk penyakit pasien dan menghitung dosis yang diperlukan dan tepat waktu bahwa
obat itu harus diambil. Ini berarti bahwa pasien memiliki dosis yang tepat obat dan lebih
mungkin untuk pulih dengan cepat. Ini juga berarti bahwa obat-obatan mahal tidak disia-
siakan oleh dokter meresepkan ke tinggi dosis, atau terlalu waktu reguler. Penggunaan
komputer juga berarti bahwa dokter cepat dapat mengetahui perkembangan baru atau
obat-obatan. Hal ini juga jauh lebih cepat bagi seorang dokter untuk mencetak salinan
setelah mengisi di di komputer, daripada mengisinya dengan tangan dan jauh lebih
mudah bagi apoteker dan pasien untuk membaca).

Perawatan-Pasien Merawat pasien dalam perawatan intensif


Salah satu perubahan yang paling mencolok dalam perawatan kesehatan telah
perawatan sebenarnya pasien di seluruh pelayanan kesehatan. Komputer telah
melakukan banyak untuk meningkatkan perawatan pasien di rumah sakit, dokter dan
dokter gigi dan kini digunakan di seluruh pelayanan kesehatan untuk membantu dan
melakukan pekerjaan yang berbeda. Komputer ini mungkin paling penting dalam
bangsal perawatan intensif di rumah sakit, di mana komputer dapat bekerja untuk
memantau orang dan bahkan dalam beberapa kasus, membantu untuk membuat mereka
hidup.
Masa lalu
Di masa lalu (ketika kita tidak memiliki teknologi modern kita miliki saat ini) bekerja
di rumah sakit sangat padat karya. Perawat harus mengambil pembacaan denyut nadi,
pernapasan, tekanan darah, bahan kimia darah dll secara manual. Hal ini akan sangat
memakan waktu untuk perawat. Ini juga akan sangat mudah untuk salah hitung atau miss
hakim membaca dan ini dapat menyebabkan pasien diberi obat campuran yang salah atau
perlakuan yang salah. Juga pembacaan ini harus diambil setiap jam atau lebih tergantung
pada kondisi seseorang. Jika jantung seseorang berhenti berdetak (atau diperlambat)
antara waktu ketika pembacaan itu harus diambil, maka tidak akan ada cara untuk
mengetahui ini dan orang ini bisa diletakkan di risiko kematian.
Masa Sekarang
Hari ini, komputer di rumah sakit telah sangat meningkatkan perawatan pasien.
Sekarang, pasien sakit kritis adalah kabel sampai dengan mesin yang memantau denyut
nadi mereka, pernapasan, denyut jantung dll Mesin ini dapat diprogram untuk mengambil
bacaan terus-menerus dari hal-hal (jantung, nadi, kecepatan napas) daripada pembacaan
intermiten yang dulu dilakukan secara manual oleh para perawat dan dokter. Ini berarti
bahwa pasien dapat dipantau 24 jam sehari. Ini juga berarti bahwa jika jantung, denyut
nadi atau tingkat bernafas keluar dari kisaran normal, hal ini segera terdeteksi dan alarm
dibunyikan alert yang perawat dan dokter untuk intervensi. Ini adalah keuntungan besar
sebagai pasien memiliki lebih banyak peluang yang diselamatkan jika segera setelah
pulsa mereka, jantung, pernapasan tingkat keluar dari kisaran normal, para dokter
disiagakan. Staf kemudian dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mencoba
menyelamatkan orang tersebut.
Dengan memiliki mesin di bangsal perawatan intensif, memberikan dokter dan perawat
jauh lebih banyak waktu untuk melihat pasien lain, karena mereka tidak harus terus
pembacaan mengambil untuk pasien di bangsal. Mesin ini mungkin jauh lebih bersih
karena mereka dapat disterilkan.

Kebijakan kesehatan Khilafah juga diarahkan bagi terciptanya lingkungan yang sehat
dan kondusif. Tata kota dan perencanaan ruang akan dilaksanakan dengan senantiasa
memperhatikan kesehatan, sanitasi, drainase, keasrian, dan sebagainya.[9][10]Hal itu
sudah diisyaratkan dalam berbagai hadis, seperti dalam hadis:

‫الط ِي ه‬, ‫ظافهةه ي ُِحب ن ِهظيف‬


‫ب ي ُِحب ه‬
‫ط ِيب للاه ِإن‬ ْ ‫ال ُجوده ي ُِحب هج هواد‬,
‫الن ه‬, ‫الك ههر هم ي ُِحب ك ِهريم‬, ْ ‫هوله أ ه ْفنِيهت ه ُك ْم هو بُي ُْوت ه ُك ْم فهن ِهظفُوا‬
‫ِب ْال هي ُهو ِد تهشهب ُه ْوا‬

“Sesungguhnya Allah Mahaindah dan mencintai keindahan, Mahabersih dan mencintai


kebersihan, Mahamulia dan mencintai kemuliaan. Karena itu, bersihkanlah rumah dan
halaman kalian, dan janganlah kalian menyerupai orang-orang Yahudi” (HR at-
Tirmidzi dan Abu Ya’la).
‫ار هع ِة ْال هم هو ِار ِد فِي ْال هب هرازه الثالهثهةه ْال همالهعِنه اتقُوا‬
ِ ‫ق هوقه‬
ِ ‫الظ ِل الط ِري‬
ِ ‫هو‬

“Jauhilah tiga hal yang dilaknat, yaitu buang air dan kotoran di sumber/ saluran air, di
pinggir atau tengah jalan dan di tempat berteduh”(HR.Abu Dawud).

Rasul saw. juga bersabda: “Janganlah salah seorang dari kalian buang air di air yang
tergenang.” (HR Ashhab Sab’ah).
BAB III

KESIMPULAN

Dari beberapa paparan tokoh tentang ilmu kesehatan dalam dalam islam dapat
diambil kesimpulan bahwa khzanah pengetahuan Islam dalam bidang kedokteran sangat
kaya dan luas. Hal ini dapat dilihat dari karya-karya, serta sejarah yang lain terlihat pada
bangunan-bangunan Institusi kedokteran atau rumah sakit, apotek dan institusi yang
lainnya.

Warisan-warisan Islam dalam bidang kedokteran tersebut tidak hanya


menjadi kenangan masa lampau. Tapi lewat karya dokter-dokter Islam, para ilmuan Timur
maupun Barat dapat menguras habis teori-teori atau metode pengobatan dan analisis
berbagai penyakit beserta obatnya. Dengan begitu literatur Islam dalam ilmu medis dapat
mengilhami banyak ilmuan.

Al-Razi dan Ibnu Sina adalah salah satu dari sekian banyak dokter Islam yang
paling berpengaruh dalam keilmuan ini. Dengan dasar kekhasan pemikiran kedua tokoh
untuk membandingkan metode atau titik focus dalam kegiatan kedokteran. Dan
begitu keharmonisan yang saling melengkapi jika metode tersebut dikaji dan diaplikasikan
dengan tetap memegang perinsip keseimbangan. Hal ini sudah terwujud dengan melihat
perkembangan kedokteran sekarang, seperti cara pengobatan yang sudah maju,
penemuan penawar (obat) bagi penyakit-penyakit, dan adanya dokter-dokter professional.

Pembangunan kesehatan yang meliputi keseimbangan aspek promotif, preventif,


kuratif dan rehabilitative sudah ada dan diterapkan sejak masa pemerintahan islam yang teori
dan prakteknya digunakan sampai saat ini.

Dalam Islam, sistem kesehatan tersusun dari 3 (tiga) unsur sistem (S. Waqar Ahmed Husaini,
Islamic Sciences, hlm. 148).. Yaitu:

1. Peraturan, baik peraturan berupa syariah Islam, kebijakan maupun peraturan teknis
administratif.
2. Sarana dan peralatan fisik seperti rumah sakit, alat-alat medis dan sarana prasarana
kesehatan lainnya.

3. SDM (sumber daya manusia) sebagai pelaksana sistem kesehatan yang meliputi dokter,
perawat, dan tenaga medis lainnya.

Pelayanan kesehatan berkualitas hanya bisa direalisasikan jika didukung dengan


sarana dan prasarana kesehatan yang memadai serta sumber daya manusia yang profesional
dan kompeten. Penyediaan semua itu menjadi tanggung jawab dan kewajiban negara
(Khilafah) karena negara (Khilafah) berkewajiban menjamin pemenuhan kebutuhan dasar
berupa kesehatan dan pengobatan.

Khilafah wajib membangun berbagai rumah sakit, klinik, laboratorium medis, apotik, pusat
dan lembaga litbang kesehatan, sekolah kedokteran, apoteker, perawat, bidan dan sekolah
lainnya yang menghasilkan tenaga medis, serta berbagai sarana prasarana kesehatan dan
pengobatan lainnya. Juga wajib mengadakan pabrik yang memproduksi peralatan medis dan
obat-obatan; menyediakan SDM kesehatan baik dokter, apoteker, perawat, psikiater,
penyuluh kesehatan dan lainnya.

Pelayanan kesehatan harus diberikan secara gratis (minimal semurah mungkin)


kepada rakyat baik kaya atau miskin tanpa diskriminasi baik agama, suku, warna kulit dan
sebagainya. Pembiayaan untuk semua itu diambil dari kas Baitul Mal, baik dari pos harta
milik negara ataupun harta milik umum. Setiap pelayanan masyarakat dalam sistem Islam
wajib memenuhi 3 (tiga) prinsip baku yang berlaku umum, yaitu:

1. Sederhana dalam peraturan (tidak berbelit-belit).

2. Cepat dalam pelayanan.

3. Profesional dalam pelayanan, yakni dikerjakan oleh orang yang kompeten dan amanah.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Fuad Al-Ahwany,Dr, Al-Falsafah Al-Islamyah, Warasat al-Saqafat


wa al-Irsyad al-Qaumy, 1962

Esposito, John L, The oxford History of Islam, diterjemahkan oleh


M.Khairul Anam dengan judul, Sains-sains Islam, Jakarta: Inisiasi Press,
2004

Etika Kedokteran Dira Usmani “ REPUBLIKA” 15 Juli 2009

Sucipto, Hery, Ensiklopedi Tokoh Islam , dari Abu Bakar sampai


Nasr dan Qardhawi. Jakarta: Penerbit Hikmah. 2003

K. Hitti Philip, History of the Arabs, diterjemahkan oleh Ushuluddin


Hutaghalung, dengan judul; Dunia Arab Sejarah Ringkas, Bandung:Sumur
Bandung, t.th

Fakhry Majid, Sejarah Filsafat Islam , Jakarta: Pusataka Jaya

Hussein Naser Sayyed, Science and Cilivization in Islam , diterjemahkan


oleh J.M N Mahyuddin, dengan judul; Sains dan Peradaban Islam .
Bandung Pustaka,1986

Hussein Sayyed, Oliver Leaman, Ensiklopedi Tematis Filsafat Islam . Bandung;


Miz

http://www.gaulislam com/menguak-jejak-kedokteran-Islam

https://www.kedokteran-islam.net/2015/06/12/kontribusi-ilmuwan-muslim-di-
bidang-kedokteran/

Anda mungkin juga menyukai