AFIFFURAHMAN 1711412017
UNIVERSITAS ANDALAS
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha Pemurah dan Lagi
Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang
telah melimpahkan hidayah, inayah, dan rahmat-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan
penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan judul “20 Orang Tokoh Kesehatan
Tingkat Internasional” tepat pada waktunya.
Tetapi tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa serta aspek-aspek
lainnya. Maka dari itu, dengan lapang dada kami membuka seluas-luasnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun sarannya demi penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat berharap semoga dari makalah yang sederhana ini bisa
bermanfaat dan juga besar keinginan kami bisa menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat berbagai permasalah lainnya yang masih berhubungan pada makalah-makalah
berikutnya.
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
BAB II................................................................................................................................. 7
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 7
KESIMPULAN ................................................................................................................. 25
PENDAHULUAN
Ilmu kedokteran tak lahir dalam waktu semalam, ujar Dr Abouleish MD dalam
tulisannya berjudul Contribution of Islam to Medicine. Studi kedokteran yang
berkembang pesat di era modern ini merupakan puncak dari usaha jutaan
manusia, baik yang dikenal maupun tidak, sejak ribuan tahun silam. Begitu
pentingnya ilmu kedokteran selalu diwariskan dari generasi kegenarasi dan bangsa
ke bangsa. Cikal bakal ilmu medis sudah ada sejak dahulu kala. Sejumlah
peradaban kuno, seperti Mesir, Yunani, Roma, Persia, India, serta Cina sudah mulai
mengembangkan dasar-dasar ilmu kedokteran dengan cara sederhana
Peradaban keilmuan khususnya dalam bidang kedokteran yang dicapai oleh bangsa-
bangsa itu akhirnya bergeser, peradaban ada ditangan Islam, dimana ilmu
pengetahuan mendapat perhatian penuh. Tidak terkecuali ilmu kedokteran, ketika
penerjemahan dilakukan secara besar-besaran. Dari kegiatan itu dapat dikatakan
kejayaan Islam dalam keilimuan dimulai. Inilah zaman menuju keemasan Islam,
yang dalam dunia politik kekhalifahan dipegang oleh bani Abbasiyah.
Oleh karena itu, menurut hemat penulis, topik tetang perkembangan ilmu
Kesehatan terutama ilmu kedokteran di dunia Islam sangat penting untuk dikaji,
Khasana keilmuan Islam terbentang luas diberbagai penjuru dunia. Dimana itu
menjadi dasar kegiatan keilmuan akademis dan peraktek pengobatan
lembaga-lembaga rumah sakit sampai sekarang. Dalam makalah ini ,
penulis tidak bermaksud untuk membicarakan keagungan Islam zaman itu.
Tapi penulis mengutarakan pokok pembahasan tentang siapa saja tokoh-tokoh
kesehatan dalam tingkat Internasional
1.2 Rumusan Masalah
1. Siapa saja tokoh-tokoh Islam yang berperan dalam bidang kesehatan tingkat
internasional?
2. Siapa saja tokoh-tokoh Non-Islam yang berperan dalam bidang kesehatan tingkat
internasional?
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Ahli sejarah sepakat bahwa ar-Razi adalah mercusuar bagi kedokteran dalam
dunia Islam dan barat sampai abad ke tujuh. Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi
atau dikenali sebagai Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang
hidup antara tahun 864 – 930. Ar-Razi juga diketahui sebagai ilmuwan serbabisa dan
dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam Islam. Ia lahir di Rayy, Teheran pada
tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925. Ar-Razi sejak muda telah mempelajari
filsafat, kimia, matematika dan kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada
Hunayn bin Ishaq di Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk memimpin
sebuah rumah sakit di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari di
Baghdad. Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad, ar-Razi merupakan
orang pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit cacar. Razi diketahui sebagai
seorang ilmuwan yang menemukan penyakit “alergi asma”, dan ilmuwan pertama yang
menulis tentang alergi dan imunologi. Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan
timbulnya penyakit rhintis setelah mencium bunga mawar pada musim panas. Razi juga
merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh untuk
melindungi diri. Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan seperti
tabung, spatula dan mortar. Ar-razi juga mengembangkan obat-obatan yang berasal dari
merkuri. Ar Razi (abad ke8); pengarang kitab Sirr Al Asrar (rahasianya rahasia) tentang
penyulingan minyak mentah, pembuatan ekstrak parfum/minyak wangi (sekarang
Perancis yang terkenal), ekstrak tanaman untuk keperluan obat, pembuatan sabun, kaca
warna-warni, keramik, tinta, bahan celup kain, ekstrak minyak dan lemak, zat warna,
bahan-bahan dari kulit, Mengembangkan penelitian tentang penyakit wanita dan
kebidanan, penyakit keturunan, penyakit mata, penyakit campak dan cacar.
9. Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-
Haitham atau Ibnu Haitham (Basra,965 – Kairo 1039),
dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan nama Alhazen, adalah
seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri,
pengobatan, dan filsafat. Ia banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya, dan
telah memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam
menciptakan mikroskop serta teleskop. Bidang lain: Physics,Optics, Mathematics.
10. Abu Musa Jabir bin Hayyan Abu Musa Jabir bin Hayyan / Jabir Ibnu Hayyan
Abu Musa Jabir bin Hayyan Abu Musa Jabir bin Hayyan / Jabir Ibnu
Hayyan Orang-orang Eropa menamakannya Gebert, ia hidup antara tahun 721-815 M. Dia
adalah seorang tokoh Islam yang mempelajari dan mengembangkan dunia Islam yang
pertama. Ilmu tersebut kemudian berkembang dan kita mengenal sebagai ilmu kimia.
Bidang keahliannya, (dimana dia mengadakan peneltian) adalah bidang : Logika, Filosofi,
Kedokteran, Fisika, Mekanika, dan sebagainya.
11. Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi
Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi
Dalam dunia barat dia dikenal dengan nama Al-Kindus. Memang sudah menjadi semacam
adat kebiasaan orang barat pada masa lalu dengan melatinkan nama-nama orang
terkemuka, sehingga kadang-kadang orang tidak mengetahui apakah orang tersebut muslim
atau bukan. Tetapi para sejarawan kita sendiri maupun barat mengetahui dari buku-buku
yang ditinggalkan bahwa mereka adalah orang Islam, karena karya orisinil mereka dapat
diketahui dalam bentuk tulisan ilmiah mereka sendiri.
Al Khindi ahli adalah ilmuwan ensiklopedi, pengarang 270 buku, ahli matematika,
fisika, musik, kedokteran, farmasi, geografi, ahli filsafat Arab dan Yunani kuno. Al-Kindi
adalah seorang filosof muslim dan ilmuwan sedang bidang disiplin ilmunya adalah:
Filosofi, Matematika, Logika, Musik, Ilmu Kedokteran.
13. Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-
Zahrawi
Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas
az-Zahrawi adalah salah satu pakar di bidang kedokteran pada masa Islam abad
Pertengahan. Dia lahir di Madinatuz Zahra’, 936 – 1013 yang dikenal di Barat sebagai
Abulcasis. Karya terkenalnya adalah Al-Tasrif, kumpulan praktik kedokteran yang terdiri
atas 30 jilid. Abul Qasim lahir di Zahra, yang terletak di sekitar Kordoba, Spanyol. Di
kalangan bangsa Moor Andalusia, dia dikenal dengan nama “El Zahrawi”. Al-Qasim
adalah dokter kerajaan pada masa Khalifah Al-Hakam II dari kekhalifahan Umayyah. Al-
Tasrif berisi berbagai topik mengenai kedokteran, termasuk di antaranya tentang gigi dan
kelahiran anak. Buku ini diterjemahkan ke bahasa Latin oleh Gerardo dari Cremona pada
abad ke-12, dan selama lima abad Eropa Pertengahan, buku ini menjadi sumber utama
dalam pengetahuan bidang kedokteran di Eropa. Bidang lain: Surgery, Medicine.
Atau nama lengkapnya Abu Walid Muhammad Ibnu Ahmad adalah ahli falsafah,
perubatan, matematik, teologi, ahli fikah mazhab Maliki, astronomi, geografi dan sains.
Rushd lahir 1126 dan meninggal dunia 1198. Dilahirkan di Sepanyol dan meninggal dunia
di Maghribi, beliau adalah ahli falsafah yang paling agung pernah dilahirkan dalam sejarah
Islam. Pengaruhnya bukan sahaja berkembang luas didunia Islam, tetapi juga di kalangan
masyarakat di Eropah. Di Barat, beliau dikenal sebagai Averroes dan bapa kepada fahaman
sekularisme.
Resep obat-obatan
Resep obat adalah masalah lain yang telah diubah oleh penggunaan ICT. ‘Lebih dari
800 juta resep terpisah untuk pasien yang ditulis oleh dokter umum dan dokter rumah
sakit setiap tahun.
Masa lalu
Di masa lalu, dokter akan meresepkan obat kepada / untuk pasien dengan melihat
informasi dalam buku teks, melihat catatan medis (di atas kertas) dari perlakuan
sebelumnya bahwa pasien memiliki dan melihat respon pasien lain untuk obat. Ini akan
sangat memakan waktu untuk dokter. Juga, karena setiap orang adalah individu, adalah
mustahil untuk mengatakan, dari respon orang lain untuk obat, apakah itu akan cocok.
Hal ini juga sulit untuk mengatakan apa dosis obat kebutuhan pasien, dan ini bisa
menyebabkan penyakit tidak sembuh cukup cepat (jika dosis terlalu rendah) dan dapat
menyebabkan efek samping lainnya (jika dosis terlalu tinggi.)
Masa Sekarang
Sekarang, resep pasien dapat dicetak dari komputer dan dapat diakses secara
elektronik. Para dokter dapat menggunakan fitur online untuk menemukan obat terbaik
untuk penyakit pasien dan menghitung dosis yang diperlukan dan tepat waktu bahwa
obat itu harus diambil. Ini berarti bahwa pasien memiliki dosis yang tepat obat dan lebih
mungkin untuk pulih dengan cepat. Ini juga berarti bahwa obat-obatan mahal tidak disia-
siakan oleh dokter meresepkan ke tinggi dosis, atau terlalu waktu reguler. Penggunaan
komputer juga berarti bahwa dokter cepat dapat mengetahui perkembangan baru atau
obat-obatan. Hal ini juga jauh lebih cepat bagi seorang dokter untuk mencetak salinan
setelah mengisi di di komputer, daripada mengisinya dengan tangan dan jauh lebih
mudah bagi apoteker dan pasien untuk membaca).
Kebijakan kesehatan Khilafah juga diarahkan bagi terciptanya lingkungan yang sehat
dan kondusif. Tata kota dan perencanaan ruang akan dilaksanakan dengan senantiasa
memperhatikan kesehatan, sanitasi, drainase, keasrian, dan sebagainya.[9][10]Hal itu
sudah diisyaratkan dalam berbagai hadis, seperti dalam hadis:
“Jauhilah tiga hal yang dilaknat, yaitu buang air dan kotoran di sumber/ saluran air, di
pinggir atau tengah jalan dan di tempat berteduh”(HR.Abu Dawud).
Rasul saw. juga bersabda: “Janganlah salah seorang dari kalian buang air di air yang
tergenang.” (HR Ashhab Sab’ah).
BAB III
KESIMPULAN
Dari beberapa paparan tokoh tentang ilmu kesehatan dalam dalam islam dapat
diambil kesimpulan bahwa khzanah pengetahuan Islam dalam bidang kedokteran sangat
kaya dan luas. Hal ini dapat dilihat dari karya-karya, serta sejarah yang lain terlihat pada
bangunan-bangunan Institusi kedokteran atau rumah sakit, apotek dan institusi yang
lainnya.
Al-Razi dan Ibnu Sina adalah salah satu dari sekian banyak dokter Islam yang
paling berpengaruh dalam keilmuan ini. Dengan dasar kekhasan pemikiran kedua tokoh
untuk membandingkan metode atau titik focus dalam kegiatan kedokteran. Dan
begitu keharmonisan yang saling melengkapi jika metode tersebut dikaji dan diaplikasikan
dengan tetap memegang perinsip keseimbangan. Hal ini sudah terwujud dengan melihat
perkembangan kedokteran sekarang, seperti cara pengobatan yang sudah maju,
penemuan penawar (obat) bagi penyakit-penyakit, dan adanya dokter-dokter professional.
Dalam Islam, sistem kesehatan tersusun dari 3 (tiga) unsur sistem (S. Waqar Ahmed Husaini,
Islamic Sciences, hlm. 148).. Yaitu:
1. Peraturan, baik peraturan berupa syariah Islam, kebijakan maupun peraturan teknis
administratif.
2. Sarana dan peralatan fisik seperti rumah sakit, alat-alat medis dan sarana prasarana
kesehatan lainnya.
3. SDM (sumber daya manusia) sebagai pelaksana sistem kesehatan yang meliputi dokter,
perawat, dan tenaga medis lainnya.
Khilafah wajib membangun berbagai rumah sakit, klinik, laboratorium medis, apotik, pusat
dan lembaga litbang kesehatan, sekolah kedokteran, apoteker, perawat, bidan dan sekolah
lainnya yang menghasilkan tenaga medis, serta berbagai sarana prasarana kesehatan dan
pengobatan lainnya. Juga wajib mengadakan pabrik yang memproduksi peralatan medis dan
obat-obatan; menyediakan SDM kesehatan baik dokter, apoteker, perawat, psikiater,
penyuluh kesehatan dan lainnya.
3. Profesional dalam pelayanan, yakni dikerjakan oleh orang yang kompeten dan amanah.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.gaulislam com/menguak-jejak-kedokteran-Islam
https://www.kedokteran-islam.net/2015/06/12/kontribusi-ilmuwan-muslim-di-
bidang-kedokteran/