HANDHYGIENE
1
5 (LIMA ) MOMEN MENCUCI TANGAN
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
01/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh:
STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 30 Maret 2016
2
MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
02/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
3
MENCUCI TANGAN DENGAN HANDRUB
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
03/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
4
MENCUCI TANGAN BEDAH
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
04 /SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/2
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh:
STANDAR Direktur
PROSEDUR 30 Maret 2016
OPERASIONAL
5
MENCUCI TANGAN BEDAH
No. Dokumen No Revisi: Halaman:
04/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 2/2
OK
UNIT TERKAIT
Unit terkait lainnya
6
SPO
ALAT PELINDUNG
DIRI
7
PENUTUP KEPALA
No. Dokumen No Revisi: Halaman:
05/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
Tindakan operasi
Pertolongan dan tindakan persalinan
Tindakan insersi CVL
INDIKASI
Intubasi Trachea
Penghisapan lendir massive
Pembersihan peralatan kesehatan
Petugas menggunakan penutup kepala diruangan tertentu.
Petugas menggunakan penutup kepala dalam keadaan bersih.
PROSEDUR Petugas menggunakan penutup kepala dengan memastikan
rambut tersimpan rapi dalam penutup kepala tersebut.
Segera cuci pentup kepala bila sudah selesai digunakan.
Unit Rawat Inap
UNIT TERKAIT Unit Rawat Jalan
IGD
OK
Unit terkait lainnya
8
PELINDUNG WAJAH (MASKER BEDAH)
No. Dokumen No Revisi: Halaman:
06/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
9
MASKER RESPIRATORIK (N-95)
No. Dokumen No Revisi: Halaman:
07/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/2
10
GOGGLE DAN PERISAI WAJAH
11
PEMAKAIAN SARUNG TANGAN STERIL
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
09/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/2
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh:
STANDAR Direktur
PROSEDUR 30 Maret 2016
OPERASIONAL
PROSEDUR 1. Petugas meletakkan sarung tangan steril pada posisi yang sedikit
lebih tinggi dari tangan ± 15 cm dari ujung jari tangan jika tangan
lurus disamping badan.
2. Petugas membuka bungkus sarung tangan dengan hati-hati dan
jaga agar tidak terkontaminasi.
3. Petugas mengatur agar posisi jari sarung tangan mengarah ke
depan pembungkus.
4. Petugas mengidentifikasi sarung tangan kanan dan kiri.
5. Petugas mengambil salah satu sarung tangan dengan memegang
pada sisi sebelah dalam lipatannya, yaitu bagian yang akan
bersentuhan dengan kulit tangan saat dipakai.
6. Posisikan sarung tangan setinggi pinggang dan menggantung ke
lantai, sehingga bagian lubang jari-jari tangannya terbuka.
7. Masukan tangan (jaga sarung tangan supaya tidak menyentuh
permukaan)
8. Ambil sarung tangan kedua dengan cara menyelipkan jari-jari
tangan yang sudah memakai sarung tangan ke bagian lipatannya,
yaitu bagian yang tidak akan bersentuhan dengan kulit tangan saat
dipakai.
9. Pasang sarung tangan yang kedua dengan cara memasukan jari-jari
tangan yang belum memakai sarung tangan, kemudian luruskan
lipatan.
10. Atur posisi sarung tangan sehingga terasa pas dan enak ditangan
11. Petugas menyesuaikan sarung tangan yang telah terpasang dengan
merekatkan kedua tangan.
13
GAUN / BAJU PELINDUNG
No. Dokumen No Revisi: Halaman:
11/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
14
PEMAKAIAN SEPATU PELINDUNG
No. Dokumen No Revisi: Halaman:
12/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
15
PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI
DI LABORATORIUM
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
13/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
16
PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI
DI RONTGEN
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
14/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh:
STANDAR Direktur
PROSEDUR 30 Maret 2016
OPERASIONAL
17
SPO
PAJANAN
18
PENATALAKSANAAN PAJANAN TERTUSUK JARUM
ATAU BENDA TAJAM
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
15/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/2
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh:
Direktur
STANDAR 30 Maret 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
19
PENATALAKSANAAN PAJANAN TERTUSUK JARUM
ATAU BENDA TAJAM
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
15/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 2/2
20
PENATALAKSANAAN PAJANAN BAHAN INFEKSIUS
DI TEMPAT KERJA
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
16/SPO/PPI/RSI-ISPD/I/2017 0 1/2
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh:
Direktur
STANDAR 30 Maret 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
b. Pajanan
PROSEDUR Bahan yang memberikan risiko penularan infeksi adalah:
- Darah
- Cairan bercampur darah yang kasat mata
- Cairan yang potensial terinfeksi: semen, cairan vagina,
cairan serebrospinal, cairan sinovia, cairan pleura,
cairan peritoneal, cairan perickardial, cairan amnion
- Virus yang terkonsentrasi
c. Status Infeksi
Tentukan status infeksi sumber pajanan (bila belum diketahui),
dilakukan pemeriksaan :
- Hbs Ag untuk Hepatitis B
- Anti HCV untuk Hepatitis C
- Anti HIV untuk HIV
- Untuk sumber yang tidak diketahui, pertimbangkan
adanya
- Faktor risiko yang tinggi atas ketiga infeksi di atas.
21
PENATALAKSANAAN PAJANAN BAHAN INFEKSIUS
DI TEMPAT KERJA
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
16/SPO/PPI/RSI-ISPD/I/2017 0 2/2
d. Kerentanan
Tentukan kerentanan orang yang terpajan dengan cara:
- Pernahkah mendapat vaksinasi Hepatitis
- Status serologi terhadap HBV (titer Anti HBs ) bila
PROSEDUR
pernah mendapatkan vaksin.
- PemeriksaanAnti HCV (untuk hepatitis C)
- Anti HIV (untuk infeksi HIV)
22
SPO
LIMBAH
23
PENGELOLAAN LIMBAH INFEKSIUS
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
17/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh:
Direktur
STANDAR 30 Maret 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
24
PENGELOLAAN LIMBAH NON INFEKSIUS
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
18/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh:
Direktur
STANDAR 30 Maret 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
25
PENGELOLAAN LIMBAH SITOTOKSIK
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
19/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh:
Direktur
STANDAR 30 Maret 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
26
PENANGANAN LIMBAH BENDA TAJAM /KACA
27
SPO
KESLING
28
PENYIMPANAN / PENANGANAN OLI BEKAS
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
21/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
Direktur
STANDAR 30 Maret 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
1. Oli bekas dikumpulkan pada suatu tempat dari sisa pemakaian dari
kegiatan rumah sakit, kemudian diserahkan kepada petugas yang
menangani limbah B3.
2. Petugas menyimpan oli bekas yang diserahkan tersebut ke tempat
yang telah disediakan dan dicatat dalam Loog Book oli bekas.
3. Dalam jumlah tertentu oli bekas tersebut dijual oleh petugas kepada
pihak pembeli yang telah memiliki izin dari Kementerian Lingkungan
Hidup dengan memberikan bukti penerimaan Dokumen Limbah B 3 (
Hazardous Waste Manifest ) untuk diproses selanjutnya sesuai dengan
peraturan Pemerntah RI atau peraturan Internasional.
4. Dari pihak Rumah Sakit membuat laporan Neraca Limbah Bahan
Berbahaya dan beracun dengan melampirkan Dokumen Limbah B 3
PROSEDUR
ke Bapedalda Provinsi, Bapedalda Kota dan Kementerian Lingkungan
Hidup di Jakarta.
5. Berita acara penyerahan dicatat pada Loog Book oli bekas pada kolom
pengeluaran dan sisanya tanggal berapa dan setiap akhir bulan kartu
tersebut di tutup dan ditanda tangani oleh petugas Limbah B3,
sekaligus melakukan evaluasi masa simpan oli bekas yang berada di
TPS B3 dengan batas maksimum masa simpan 90 hari tidak boleh
lebih.
29
PENYIMPANAN / PENANGANAN BATERAI BEKAS
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
22/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
Direktur
30 Maret 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
30
PENYIMPANAN / PENANGANAN LAMPU TL
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
23/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
Direktur
STANDAR 30 Maret 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
31
PENGENDALIAN SERANGGA, TIKUS DAN BINATANG
PENGGANGGU LAINNYA
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
24/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
PROSEDUR 1. Nyamuk
- Pertama-tama berikan abatisasi kedalam penampungan air
bersih
- Jika sumber nyamuk dari tempat kotor seperti roil atau drainse
lakukan dengan menggunakan predato (ikan ) atau dengan
menggunakan oiling untuk pemberantasan nyamuk culex
- Kerjasama dengan dinas terkait melakukan pemfoogingan
2. Kecoa
- Menyiram tempat perindukan dengan air panas
- Menutup celah-celah dinding
- Gunakan pengasapan dengan insektisida
3. Tikus
- Pemasangan perangkap atau dengan racun tikus
4. Lalat
- Dengan penyemprotan insektisida
- Kemudian lakukan penangkapan atau pemukulan lalat
5. Kucing dan anji ng
- Lakukan penangkapan dan di buang jauh dari rumah sakit
- Bekerjasama dengan dinas peternakan setempat untuk
menangkap kucing dan anjing
UNIT TERKAIT Tenaga kesling
Instansi terkait
32
SPO
ISOLASI
33
PASIEN RAWAT DI RUANG ISOLASI
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
25 /SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/2
34
PASIEN DIRAWAT DI RUANG ISOLASI
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
25 /SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 2/2
5. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan memberikan penjelasan
secara jelas dan benar pada pasien dan keluraga tentang:
a. Rencana dan hasil pelayanan
b. Pengobatan dan prosedur medis yang akan dilakukan
terhadap pasien
c. Kejadian yang diharapkan dan yang tidak diharapkan.
6. Khusus untuk pasien dengan penyakit menular perawatan
dilaksanakan sesuai prinsip penanganan infeksi rumah sakit
yang berlaku.
PROSEDUR
7. Dokter menentukan kapan pasien bisa dipindahkan dari ruangan
isolasi ke ruangan rawat biasa atau tetap diruangan isolasi.
8. Prosedur penanganan medis dan peralatan di ruang isolasi
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Standar
Pelayanan Medis (SPM) dan asuhan keperawatan.
9. komite Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PIRS) diberitahukan
oleh kepala ruangan dan melaksanakan pemantauan terhadap
pelayanan di ruang isolasi.
35
PASIEN RAWATAN ISOLASI PENYAKIT MENULAR
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
26/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/2
37
PERAWATAN PASIEN ISOLASI
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
27 /SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/2
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
STANDAR Direktur
PROSEDUR 30 Maret 2016
OPERASIONAL
39
PERAWATAN PASIEN TB
(TUBERKULOSIS PARU)
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
28/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/2
40
PERAWATAN PASIEN TB
(TUBERKULOSIS PARU)
No. Dokumen No Revisi: Halaman:
28/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 2/2
14. Bayi harus dipisahkan dari ibu yang infeksius selama dua
sampai empat minggu, setelah itu ia tidak akan menular lagi.
Jika ibu meminum obat, ia tetap dapat menyusui. Selama
waktu ketika ia terpisah dari bayi, ia harus memeras air susu
ibu untuk menjamin bahwa ia mempunyai air susu setelah
dua sampai empat minggu.
15. Petugas harus memastikan bahwa pasien mengonsumsi setiap
obat yang diresepkan.
16. Ajarkan pasien dan keluarga bahwa TB dapat disembuhkan
selama pasien meminum obat seluruhnya dengan teratur.
17. Petugas harus melakukan pengawasan langsung selama
sedikitnya dua bulan pertama pengobatan, program
pengobatan biasanya berakhir enam sampai sembilan bulan,
untuk menjamin bahwa pasien mengonsumsi medikasi
PROSEDUR
mereka dengan teratur,
18. Petugas harus memberi penjelasan kepada pasien bahwa bila
mereka berhenti minum obat, mereka berisiko mengalami
resistansi terhadap obat TB, dan mereka juga akan menjadi
infeksius kembali, menyebabkan risiko pada orang lain.
19. Petugas menunjukkan kepada pasien bagaimana mengurangi
risiko infeksi kepada orang lain, yaitu menutup mulut mereka
dengan tangan ketika batuk dan menggunakan pot sputum
dengan penutup.
20. Petugas memberi tahu pasien dan keluarga untuk
menghindari meludah.
21. Petugas harus bersikap baik kepada pasien dan tidak
menghindari mereka karena penyakit ini.
41
PERAWATAN PASIEN HIV
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
29/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/2
42
PERAWATAN PASIEN HIV
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
29/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 2/2
43
PERALATAN PERAWATAN PASIEN
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
30/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
Direktur
STANDAR 30 Maret 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
1. Peralatan yang ternoda oleh darah, cairan tubuh, sekret, dan ekskresi
harus diperlakukan sedemikian rupa sehingga pajanan pada kulit dan
membran mukosa, kontaminasi pakaian, dan penyebaran patogen ke
pasien lain atau lingkungan dapat dicegah.
2. Petugas harus menbersihkan, mendisinfeksi, dan memproses kembali
alat dan perlengkapan dalam ruang perawatan pasien secara rutin
setiap hari.
3. Petugas harus mencegah terjadinya kontaminasi pada pakaian atau
PROSEDUR lingkungan.
4. Petugas menyediakan alat yang diperlukan tersendiri untuk masing-
masing pasien, bila terbatas alat yang digunakan oleh pasien lain
seluruh alat harus dibersihkan dan didesinfeksi (sterilkan) sebelum
digunakan.
5. Petugas menyediakan peralatan kebersihan dan desinfeksi yang
dibutuhkan dalam ruangan pasien.
6. Petugas harus membersihkan ruangan secara menyeluruh setiap hari.
7. Petugas membersihkan peralatan makan dalam air sabun (panas).
UNIT TERKAIT Unit Rawat Inap
Unit Rawat Jalan
IGD
Unit terkait lainnya
44
PENEMPATAN PASIEN
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
31/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
STANDAR Direktur
PROSEDUR 30 Maret 2016
OPERASIONAL
45
SPO
JENAZAH
46
PERAWATAN JENAZAH
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
32/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/3
12. Petugas meminta tanda tangan dari anggota keluarga yang sudah
dewasa untuk verifikasi penerimaan barang-barang berharga pasien.
13. Petugas membersihkan badan pasien dengan menggunakan air
bersih.
14. Petugas membersihkan area tubuh yang terdapat kotoran seperti
darah, feces, atau muntahan. Jika kotoran terjadi pada area rectum,
uretra atau vagina, letakan kassa untuk menutup tiap lubang dan
rekatkan dengan plester untuk mencegah pengeluaran lebih lanjut.
15. Petugas merapikan rambut pasien dengan sisir rambut.
16. Petugas mengganti balutan bila ada balutan. (Balutan yang kotor
harus diganti dengan yang bersih).
17. Petugas memakaikan pasien dengan pakaian yang bersih.
18. Beri label identifikasi pada jenazah. Label identitas dengan nama,
umur, dan jenis kelamin, tanggal, no RS, nomor kamar dan nama
dokter. Sesuai dengan peraturan RS, ikatan label identitas pada
pergelangan tangan atau pergelangan kaki atau plester label pada
dada depan pasien.
19. Petugas meletakan jenazah pada kain kafan sesuai dengan peraturan
RS.
20. Petugas mengikatkan kasa/verban atau pengikat yang lain dibawah
dagu dan sekitar kepala untuk menjaga agar dagu tetap tertutup.
PROSEDUR
21. Petugas mengikat kedua pergelangan tangan pasien dengan
menyilangkannya diatas abdomen untuk menjaga lengan dari jatuh
dari brankar ketika jenazah diangkut kekamar jenazah.
22. Petugas meletakan jenazah pada kain kafan. Lipat bagian 1 sudut
kebawah menutup kepala, diikuti bagian sudut ke 2 keatas menutup
kaki. Lipat bagian sudut 3 dan 4. Peniti atau plester diperlukan untuk
menjaga kain kafan pada tempatnya.
23. Beri label pada bagian luar. Tandai identifikasi di penitikan pada
bagian luar kain kafan.
24. Petugas memindahkan jenazah ke kamar jenazah.
25. Petugas memindahkan jenazah secara perlahan ke brankar
26. Petugas menutup jenazah dengan kain, kemudian ikat dengan
pengikat brankar pada bagian dada dan lutut. untuk mencegah
jenazah jatuh, tapi tidak boleh terlalu kuat sehingga dapat
menyebabkan lecet.
27. Petugas membereskan dan membersihkan kamar pasien.
28. Petugas mendokumentasikan prosedur. Pada catatan perawatan, catat
waktu dan tanggal jenasah diantar kekamar jenasah. Lakukan
pencatatan apakah barang berharga disimpan atau diserahkan pada
keluarga.
Petugas juga harus memberikan support emosional kepada keluarga
yang ditinggalkan dan teman dan kepada klien lain yang sekamar.
48
PERAWATAN JENAZAH
No Dokumen: No. Revisi Halaman:
32/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 3/3
49
JENAZAH YANG DIANTAR OLEH MASYARAKAT
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
33/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
50
TATALAKSANA PASIEN YANG MENINGGAL
DI RUANG RAWAT INAP
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
34/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
51
TATALAKSANA JENAZAH PASIEN HIV
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
35/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/2
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
Direktur
STANDAR 30 Maret 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
52
TATALAKSANA JENAZAH PASIEN HIV
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
35/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 2/2
Rawat Inap
UNIT TERKAIT
Unit terkait lainnya
53
SPO
KESEHATAN
KARYAWAN
54
KESEHATAN KARYAWAN/PERLINDUNGAN
PETUGAS KESEHATAN
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
36 /SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/2
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
STANDAR Direktur
STANDAR PROSEDUR 30 Maret 2016
OPERASIONAL
OPERASIONAL
55
STAF TERPAPAR PENYAKIT INFKESIUS/MENULAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman:
37/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
Direktur
30 Maret 2016
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
56
SPO
KLB
57
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
No. Dokumen No. Revisi Halaman:
38/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
Direktur
STANDAR 30 Maret 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
59
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
ALIRAN DARAH PRIMER (IADP)
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
39/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/2
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
Direktur
STANDAR 30 Maret 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
60
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
ALIRAN DARAH PRIMER (IADP)
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
39/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 2/2
16. Campurkan seluruh cairan parentral di bagian farmasi dalam
Laminar – air flow hood menggunakan tehnik aseptik
17. Menggunakan vial multi dosis
a. Dinginkan dalam kulkas vial multi dosis yang dibuka, bila
direkomendasikan oleh pabrik .
b. Bersihkan karet penutup vial multi dosis dengan alkohol
sebelum menusukkan alat ke vial
c. Gunakan alat steril setiap kali akan mengambil cairan dari
vial multi dosis, dan hindari kontaminasi alat sebelum
menembus karet vial.
d. Buang vial multi dosis bila sudah kosong, bila dicurigai
atau terlihat adanya kontaminasi, atau bila telah mencapai
tanggal kadaluarsa.
18. Jangan memberikan antimikroba sebagai prosedur rutin
sebelum pemasangan atau selama pemakaian alat
intravaskuler untuk mencegah kolonisasi kateter atau infeksi
bakterimia
19. Setiap hari kaji ulang, keperluan kateter masih indikasi apa
tidak, adanya tanda-tanda infeksi.
20. Bila pemasangan kateter central dalam situasi emergency
dimana tidak terjamin kesterilannya, maka kateter harus
diganti dalam 48 jam.
21. Semua kateter harus diganti jika diduga ada infeksi.
61
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HAP
(HOSPITAL ACQUIRED PNEUMONIA)
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
40/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/2
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
STANDAR Direktur
PROSEDUR 30 Maret 2016
OPERASIONAL
62
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HAP
(HOSPITAL ACQUIRED PNEUMONIA)
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
40/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
8. Tubing ventilator diganti setiap minggunya
9. Bila mesin respirator digunakan untuk beberapa pasien maka
pada setiap pergantian pasien semua sirkuit alat bantu napas
harus diganti dengan yang tehnik steril atau sudah di
desinfeksi.
63
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI SALURAN
KEMIH (ISK)
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
41/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/2
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
STANDAR Direktur
PROSEDUR 30 Maret 2016
OPERASIONAL
64
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI SALURAN
KEMIH (ISK)
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
41/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 2/2
Unit Rawat Inap
Unit Rawat Jalan
IGD
UNIT TERKAIT OK
Unit terkait lainnya
65
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
DAERAH OPERASI
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
42/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
STANDAR Direktur
PROSEDUR 30 Maret 2016
OPERASIONAL
66
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN ULKUS DECUBITUS
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
43/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/2
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
Direktur
30 Maret 2016
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
A. Perawatan Kulit.
1. Bersihkan kulit dengan air hangat
2. Oleskan lotion agar kulit tetap lembab.
3. Jaga pakaian dan seprai tetap kering hindari kulit dari keringat dan
urin
4. Periksa kulit tiap hari terutama kulit pada bagian yang menonjol,
perjatikan adanya perubahan warna kemerahan dan perubahan
temperatur
5. Pijat kulit yang masih intak untuk membantu sirkulasi dan
kenyamanan, hindari pijat pada bagian yang menonjol
B. Perubahan posisi tubuh
1. Usahakan pasien secara rutin dapat pindah dari tempat tidur ke
kursi bediri dan berjalan, jika tidak bisa berpindah dibantu latihan
PROSEDUR
ROM exercise.
2. Miring ke kiri dan miring ke kanan dan terlentang minimal 2 jam
sekali, dapat menggunakan bantal lunak untuk mengurangi
tekanan
3. Jangan mengangkat kepala terlalu tinggi dai tempat tidur karena
badan akan meluncur dan menyebabkan kulit akan lecet
4. Jangan memindahkan pasien dengan cara menarik dari tempat
tidur.
C. Alas tempat tidur, nutrisi dan hidrasi
1. Seprei dan selimut dalam keadaan kering dengan permukaan rata
dan halus.
2. Gunakan kasur antidekubitus
3. Asupan makanan dan cairan cukup, termasuk vitamin dan mineral
67
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN ULKUS DECUBITUS
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
43/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 2/2
Unit Gawat Darurat
UNIT TERKAIT Unit Rawat Inap
Unit terkait lainnya
68
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN FLEBITIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman:
44/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/2
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
Direktur
30 Maret 2016
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
69
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN FLEBITIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman:
44/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 2/2
14. Cabut bagian jarum seluruhnya perhatikan apakah darah keluar
dari kanul, tahan bagiann kanul dengan ibu jari kiri
15. Hubungkan kanula dengan transfusion set. Buka saluran infus
perhatikan apakah tetesan lancer. Perhatikan apakah lokasi
penusukan membengkak, menandakan elestravasasi cairan
sehingga penusukan harus diulang dari awal
16. Bila tetesan lancar, tak ada ekstravasasi lakukan fiksasi dengan
PROSEDUR plester dan pada bayi / balita diperkuat dengan spalk
17. Kompres dengan kasa betadine pada lokasi penusukan
18. Atur tetesan infus sesuai instruksi
19. Laksanakan proses administrasi, lengkapi berita acara
pemberian infus, catat jumlah cairan masuk dan keluar, catat
balance cairan selama 24 jam setiap harinya, catat dalam
perincian harian ruangan. Bila sudah tidak diperlukan lagi,
pemasanggan infus dihentikan.
Unit Rawat jalan
Unit Gawat Darurat
UNIT TERKAIT
Unit Rawat Inap
Unit terkait lainnya
70
SPO
SURVEILANS
71
SURVEILANS
72
SURVEILANS INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER (IADP)
74
SURVEILANS INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) (IADP)
No. Dokumen No. Revisi Halaman:
47/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 2/2
75
SURVEILANS VENTILATOR AQUIRED PNEUMONIA (VAP)
DAN HOSPITAL AQUIRED PNEUMONIA (HAP)
No. Dokumen No. Revisi Halaman:
48/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/2
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
Direktur
30 Maret 2016
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Tetap
76
SURVEILANS VENTILATOR AQUIRED PNEUMONIA (VAP)
DAN HOSPITAL AQUIRED PNEUMONIA (HAP)
No. Dokumen No. Revisi Halaman:
48/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 2/2
77
SURVEILANS INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO)
78
SURVEILANS VENTILATOR AQUIRED PNEUMONIA (VAP)
DAN HOSPITAL AQUIRED PNEUMONIA (HAP)
No. Dokumen No. Revisi Halaman:
49/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 2/2
79
PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH PADA DUGAAN
INFEKSI AKIBAT PEMASANGAN INFUS PADA
CENTRAL VENOUS LINE (CVL)
No. Dokumen No. Revisi Halaman:
50/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/2
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
Direktur
STANDAR 30 Maret 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
80
PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH PADA DUGAAN
INFEKSI AKIBAT PEMASANGAN INFUS PADA CENTRAL
VENOUS LINE (CVL)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
50/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 2/2
UNIT TERKAIT Unit Kesehatan Lingkungan
Cleaning Service
Petugas Ruangan
81
SPO
MRSA
82
SKRINING DAN PENANGANAN MRSA
83
SKRINING DAN PENANGANAN MRSA
No. Dokumen No. Revisi Halaman:
51/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 2/2
b) Platensimycin
Adalah natural antibiotika yang dipublikasikan oleh
Merks Pharmaceuticals (produsen obat) yang
dinyatakan berhasil melawan MRSA pada mei
2006.
c) Linezolid (Zyvox)
Adalah antibiotika yang di produksi para peneliti
Inggris.
d) Mupirocin
Adalah antibiotika yang dipergunakan untuk kulit
yang terinfeksi.
e) Kemangi
Para peneliti University of Brighton, Sussex Timur
menyatakan bahwa kemangi bisa kuman MRSA.
Mereka menyatakan ekstrak minyak dalam tanaman
ini bisa membunuh kuman tersebut dalam waktu 2
jam.
4. Pencegahan :
a) Hindari kontak kulit dengan seseorang yang diduga
PROSEDUR
MRSA.
b) Hindari kontak dengan barang-barang yang dipakai
oleh penderita MRSA
c) Setiap yang mau kontak dengan pasien MRSA
diharuskan selalu mencuci tangan.
d) Gunakan APD yang memadai jika akan melakukan
penanganan luka pada pasien dengan infeksi kulit.
e) Pastikan tabung infus dan kateter dimasukkan dalam
kondisi steril - orang yang memasukkannya perlu
mengenakan masker dan mensterilkan kulit Anda
terlebih dahulu. Bagian kulit yang ditusuk adalah
titik masuk utama yang rentan terjangkit MRSA.
f) Sampaikan kepada pengunjung yang datang
menjenguk untuk mencuci tangan terlebih dahulu,
dan meminta individu yang kurang sehat supaya
berkunjung di lain waktu, setelah kondisi mereka
membaik.
84
SPO
KADALUARSA
85
PROSEDUR PENGAWASAN PERALATAN KADALUARSA
86
PROSEDUR PENGAWASAN PERALATAN KADALUARSA
87
PENGAWASAN PERALATAN KADALUARSA
88
SPO
STERILISASI
89
DEKONTAMINASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman:
54/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
90
PENCUCIAN DAN PEMBILASAN INSTRUMEN
No. Dokumen No. Halaman:
55/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 Revisi 1/1
0
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
STANDAR Direktur
PROSEDUR 30 Maret 2016
OPERASIONAL
91
PEGEMASAN/PACKING INSTRUMEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman:
56/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
92
STERILISASI DENGAN MENGGUNAKAN AUTOCLAV
No. Dokumen No. Revisi Halaman:
57/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
93
STERILISASI PANAS KERING
DENGAN MENGGUNAKAN OVEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman:
58/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
94
STERILISASI DENGAN METODE ALTERNATIF
REBUS ATAU KUKUS
95
PENYIMPANAN INSTRUMEN
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
60/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
96
PENCUCIAN, DEKONTAMINASI, STERILISASI ALAT
YANG DI RE-USE
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
61/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/2
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
Direktur
STANDAR 30 Maret 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
97
SPO
PENANGANAN
DARAH DAN
KOMPONEN
DARAH
98
PENANGANAN DAN PEMBUANGAN DARAH DAN
KOMPONEN DARAH
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
62/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/2
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
Direktur
STANDAR 30 Maret 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
99
SPO
MENYUNTIK YANG
AMAN
100
PRAKTIK MENYUNTIK YANG AMAN
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
63/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
101
SPO
ETIKA BATUK
102
KEBERSIHAN PERNAFASAN
DAN ETIKA BATUK
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
64/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
STANDAR Direktur
PROSEDUR 30 Maret 2016
OPERASIONAL
103
SPO
LUMBAL PUNKSI
104
LUMBAL PUNKSI
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
65/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/2
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
STANDAR Direktur
PROSEDUR 30 Maret 2016
OPERASIONAL
106
SPO
PEMBERSIHAN
AMBULANS
INFEKSIUS
107
PEMBERSIHAN AMBULAN BEKAS PASIEN INFEKSIUS
No Dokumen: No Halaman:
66/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 Revisi: 1/1
0
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
PROSEDUR Direktur
TETAP 30 Maret 2016
108
SPO
TRANSFER PASIEN
INFEKSIUS
109
TRANSFER PASIEN DI RS DENGAN AIRBORNE DISEASE
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
67/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0 1/1
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
Direktur
30 Maret 2016
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
110
SPO
PENGONTROLAN
FASILITAS
111
PENGONTROLAN FASILITAS
No Dokumen: No Revisi: Halaman:
68/SPO/PPI/RSI-ISPD/II/2016 0
1/1
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh:
STANDAR Direktur
30 Maret 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
112
SPO
SINGLE USE-REUSE
113
PENGGUNAAN ALAT SINGLE USE – RE USE
TUJUAN Mengatur penggunaan alat single use yang akan digunakan kembali
dengan tetap memperhatikan keamanan pasien
Surat Keputusan Direktur RSI Ibnu Sina Padang No 04.E/KPTS/IS-
KEBIJAKAN PD/II/2013 Tentang Ketentuan Pelayanan Pencegahan Pengendalian
Infeksi.
1. Alat single use yang akan digunakan kembali harus di nilai oleh
user (operator), apakah masih memenuhi syarat, tidak berubah
bentuk, tidak berubah warna, tidak cacat dan mudah di gunakan
kembali.
2. Proses dekontaminasi, pembersihan, pengemasan, pelabelan
sesuai SPO yang berlaku.
PROSEDUR 3. Dalam kemasan harus dicantumkan catatan penggunaan alat
yang berisi : kode, nama alat, nama penilai, tanggal sterilisasi,
penggunaan, nama dan tanda tangan petugas yang melakukan
sterilisasi.
4. Alat single use – reuseable harus disimpan dalam tempat
tersendiri
5. Dilakukan pencatatan untuk evaluasi.
Unit Rawat Inap
Unit Rawat Jalan
114