Anda di halaman 1dari 12

PRILAKU DINAMIK TANGKI BERPENGADUK

PERCOBAAN 1 : EFEK PERUBAHAN INPUT SECARA BERTAHAP (DS 1)

1. TUJUAN

Setelah melakukan praktikum mahasiswa dapat diharapkan :

1. Mengetahui perilaku dinamis dari tangki berpengaduk yang disusun secara seri
2. Menentukan respon konsentrasi tangki bersusun seri terhadap perubahan
konsentrasi di tangki pertama.
3. Menggambarkan kurva respon konsentrasi tangki bersusun dan menentukan
konstanta waktu (Time Constant).

2. DASAR TEORI

Tangki berpengaduk adalah alat simulasi pengendalian yang bertujuan


menjelaskan simulasi prilaku dari suatu sistem pengendali untuk tangki-tangki
berpengaduk yang disusun secara seri.

Salah satu hal yang penting dari pada tangki yang berpengaduk didalam
penggunaanya adalah :

1. Mempunyai bentuk yang pada umumnya digunakan yang berbentuk selinder


dan bagian bawahnya cekung.
2. Dapat dilihat dari ukurannya yaitu diameter dan tinggi tangki.
3. Kelengkapan dari suatu bejana yaitu :
- Ada atau tidaknya buffle, yang berpengaruh pada pola aliran di dalam
tangki.
- Jaket atau coil pendingin/pemanas yang berfungsi sebagai pengendali
suhu.
- Letak lubang pemasukan dan pengeluaran untuk proses kontinyu.
- Tutup tangki.
4. Pengaduk, biasanya zat cair diaduk dalam suatu bejana yang biasa berbentuk
selinder dengan sumbu terpasang vertical. Bagian atas bejana ini mungkin
terbuka saja keudara atau dapat pula tertutup.
Pada ujung tangki membulat maksudnya agar atau tidak terlalu banyak sudut-
sudut tajam atau daerah yang sulilt ditembus arus zat cair. Kedalam zat cair biasanya
hampir sama dengan diameter tangki, dan di dalam tangki dipasang impeller pada
ujung poros yang menggantung artinya poros itu ditumpu dari atas. Poros tersebut
digerakkan oleh motor, yang kadang-kadang dihubungkan langsung dengan poros itu.

Pengadukan zat cair dilakukan untuk berbagai maksud tergantung dari tujuan
langkah pengolahan itu sendiri. Tujuan dari pengadukan antara lain :

1) Untuk mencampur dua macam zat cair yang mampu campur.


2) Melarutkan padatan seperti garam dan air.
3) Untuk mendispersikan gas dalam zat cair yang menjadi gelembung-gelembung
halus dalam suspensi agar suatu mikroorganisme untuk fermentasi atau untuk
proses kerja Lumpur dalam proses pengolahan limbah.
4) Untuk suspensasi padatan halus dalam zat cair seperti dalam hidrogenesasi katalik,
dimana gas-gas hydrogen didispersikan melalui zat cair dimana terdapat partikel-
pertikel katalis padat dalam keadaan suspensi di dalam bejana hidrogenasi.
5) Pengadukan fluida mempercepat proses perpindahan panas antara zat cair dengan
kumparan atau mantel kalor dalam dinding bejana, dimana kalor reaksi diangkut
melaui kumparan atau mantel.

Tangki ini termasuk sistem tangki kontinyu untuk reaksi–reaksi sederhana.


Berbeda dengan sistem operasi batch di mana selama reaksi berlangsung tidak ada
aliran yang masuk atau meningggalkan sistem secara berkesinambungan, maka di
dalam tangki alir (kontinyu), baik umpam maupun produk akan mengalir secara terus
menerus. Sistem seperti ini memungkinkan kita untuk bekerja pada suatu keadaan
dimana operasi berjalan secara keseluruhan daripadab sistem berada dalam kondisi
stasioner. Ini berarti bahwa baik aliran yang masuk , aliran keluar maupun kondisi
operasi reaksi di dalam tangki tidak lagi berubah oleh waktu. Pengertian waktu reaksi
tidak lagi sama dengan lamanya operasi berlangsung, tetapi akivalen dengan lamanya
reaktan berada di dalam tangki. Penyataan terakhir ini biasa disebut waktu tinggal
campuran di dalam tangki, yang besarnya ditentukan oleh laju alir campuran yang
lewat serta volume tangki di mana reaksi berlangsung.

Tangki tipe ini bisa terdiri dari satu tangki atau lebih. Biasanya tangki–tangki
ini dipasang vertikal dengan pengadukan sempurna. Pengadukan pada masing-masing
tangki dilakukan secara kontinu sehingga diperoleh suatu keadaan di mana komposisi
campuran di dalam tangki benar-benar seragam. Tangki tangki ini biasanya digunakan
untuk reaksi-reaksi dalam fase cair, untuk reaksi heterogen cair – padat atau reaksi
homogen cair- cair dan sebagainya.

Tiga buah tangki berpengaduk yang disusun secara seri mempunyi respon
berbentuk kurva eksponensial untuk tanki pertama : tempat terjadi perubahan input ,
dan kurva sigmoidal (bentuk huruf S) untuk dua tangki berikutnya. Perbedaan bentuk
kurva diakibatkan oleh transfer lag ; kelembapan akibat perpindahan , yang pada
akhirnya akan mencapai konstan pada titik yang sama.

A adalah konsentrasi dalam tangki pertama setelah terjadinya oerubahan


input konsenrasi yang diukur menggunakan alat konduktor, sedangkan E adalah
konsentrasi awal (konduktivitas awal) dan t adalah waktu konstan aau time constant,
yang besarnya 2/3 dari total perubahan mencapai konstan (63,2%) .

A = E (1 - 𝑒 −𝑡/𝑇 ) dapat disederhanakan menjadi dA/dT = (E/T) 𝑒 −𝑡/𝑇

A = 0,6321 E

Dikarenakan kelambatan ini, maka suatu perubhan terhadap input akan


kembali stabil etelah waktu konstan, dengan menghitung waktu konstan maka dapat
diperkirakan waktu yang dibutuhjjan oleh suatu perubahan untuk mencapastabil suatu
keadaan konstan atau stabil sehingga pengaturan dapat sebelum perubahan tersebut
disarankan oleh suatu proses atau system.

3. BAHAN DAN ALAT


 Bahan yang digunakan :
Kalium klorida yang dilarutkan dalam air sehingga mencapai konsentrasi
0,025 M dalam tangki berpengaduk (2 L)
 Alat yang digunakan :
- 1 set tangki berpengaduk bersusun seri
- 1 set konduktometer
- Stopwatch
- Gelass kimia 100mL , 50ml , 500 ml
- Labu takar 1000ml
- Spatula, pengaduk, botol aquades.
4. LANGKAH KERJA
1. Mengkalibrasi konduktormeter yang akan digunakan sesuai prosedur kalibrasi.
2. Mempersiapkan 10 liter aquades dalam tangki penampungan dibelakang alat.
3. Mengisi ke 3 tangki berpengaduk dibagian depan dengan larutan KCl 0,025 M.
4. Menghidupkan pengaduk dan atur laju pengadukan dengan kecepatan medium.
Ukur konduktivitas ke 3 tangki di depan, pastikan nilai konduktivitas harus
sama (matikan pengaduk saat melakukan pengukuran konduktivitas)
5. Menghidupkan pompa dan alirakan aquadest dari tangki penampungan ke
tangki berpengaduk tentukan laju alir ke tangki berpengaduk dengan
menggunakan stopwatch (volume air tertampung/waktu).
6. Memasukkan selang berisi aquadest ke tangki berpengaduk I dan catat waktu
sebagai waktu 0 menit.
7. Mengukur konduktivias di tangki berpengaduk I,II,III bergantian setiap 2
menit . (matikan pengaduk saat melakukan pengukuran konduktivitas)
8. Mengulangi langkah ke7 hingga didapat harga konduktivitas yang konstan di
ke3 tangki berpengaduk.
9. Setelah selesai, mengosongkan seluruh tangki penampung dan ke 3 tangki
berpengaduk. Cuci bersih dengan air karena sisa air garam dapat membuat
korosi pada alat.

Alternatif :

Ke 3 tangki berpengaduk di isi dengan larutan KCL 0,025 M (±2000mL)


sedangkan tangki penampungan di isi dengan air aquades.
5. DATA PENGAMATAN
Tabel 1. Pengkonstanan Konduktivity Aliran Masuk
Tangki 1 Tangki 2 Tangki 3
6,80 6,91 6,75
6,79 6,8 6,76
6,79 6,8 6,78
6,78 6,8 6,77
6,78 6,79 6,67
6,78 6,79 6,77
6,77 6,78 6,78
6,76 6,77 6,78
6,76 6,76 6,77
6,75 6,75 6,75

Tabel 2. Pengkostanan Konduktivity Aliran Keluar


Waktu Konduktivity (mS/cm)
(menit) Tanki 1 Tanki 2 Tanki 3
0 6,75 6,75 6,75
2 1,284 2,95 4,53
4 0,785 1,97 3,45
6 0,466 1,218 2,46
8 0,347 0,799 1,378
10 0,279 0,565 1,260
12 0,242 0,403 0,907
14 0,205 0,304 0,631
16 0,185 0,244 0,454
18 0,180 0,227 0,426
20 0,178 0,208 0,397
22 0,175 0,194 0,363
24 0,173 0,187 0,300
26 0,170 0,181 0,266
28 0,168 0,175 0,232
30 0,166 0,172 0,211
32 0,165 0,170 0,204
34 0,164 0,168 0,200
36 0,163 0,166 0,186
38 0,162 0,164 0,183
40 0,161 0,163 0,172
42 0,160 0,161 0,168
44 0,160 0,160 0,164
46 0,160 0,160 0,162
48 0,160 0,160 0,160
50 0,160 0,160 0,160
52 0,160 0,160 0,160

Grafik 1. Grafik Perubahan Konduktivitas pada Tangki 1, 2 dan 3

Konduktivity VS Waktu
8
7
6
5
Konduktivity Konduktivity (mS/cm)
4
(ms/cm) Tanki 1
3 Konduktivity (mS/cm)
2 Tanki 2
Konduktivity (mS/cm)
1 Tanki 3
0
0 10 20 30 40 50 60
Waktu
(menit)

Grafik 2. Grafik Time Constant


Konduktivity VS Waktu
8
7
6
5
Konduktivity
4
(ms/cm)
3 Tanki 1

2
1
0
0 10 20 30 40 50 60
Waktu (menit)

6. PERHITUNGAN
Time Constant secara teori (Kt)
K max = 6,75
Kmin = 0,160
Kt = (K max – Kmin) 63,2%
= (6,75 – 0,160) 63,2%
= 6,59 x 0,632
= 4,16

Time Constant secara praktek (Kp)


Kp = 0,21 (Lihat Grafik)

Laju aliran masuk


V = 50 ml
t = 11 s
50 ml
Q = 11 s

= 4,545 ml/s
Volume yang dibutuhkan tangki 1 dalam mencapai waktu konstan
V = Qxt
= 4,545 ml/s x 2,5 menit
= 4,545 ml/s x 150 s
= 681,75 ml
7. ANALISA PERCOBAAN
Setelah melakukan praktikum kali ini, dapat dianalisa bahwa tangki
berpengaduk yang disusun secara berseri mempunyai jarak yang berbeda antar setiap
tangkinya. Tangki 1 dan tangki 2 dihubungkan langsung oleh pipa di bagian bawah
tangki tersebut, sehingga saat tangki 1 berisi suatu larutan maka tangki 2 juga akan
langsung berisi larutan dengan tinggi dan volume yang sama seperti tangki 1.
Sedangkan tangki 2 dan tangki 3 dihubungkan dengan pipa dengan jarak tertentu.
Setelah tangki 2 mencapai maksimum, cairan di tangki 2 akan masuk ke dalam pipa
yang dipasang berdiri dalam tangki, cairan lalu turun dan masuk ke dalam tangki 3
melalui bagian bawah tangki 3. Jarak yang berbeda antara tangki 1, 2, dan 3 tersebut
menyebabkan adanya sifat dinamis pada tangki berpengaduk yang disusun secara
berseri. Pada prinsipnya air yang terdapat dalam bak penampung dibagian belakang
dialirkan menuju ketiga tangki berpengaduk yang sebelumnya telah diisi dengan
larutan KCl, sehingga air yang mengalir ke tangki akan mengisi tangki dan bercampur
dengan larutan KCl sehingga terjadi perubahan konsentrasi pada masing – masing
tangki. Tetapi lama – kelamaan konsentrasi ketiga tangki akan sama pada waktu
tertentu.
Pada setiap tangki tersebut, di isi dengan larutan KCl 0,025 M, konduktivitas
larutan yang semula 3,26 ms/cm lama kelamaan menurun seiring dengan penambahan
air dari tangki belakang. Air pada tangki belakang dialirkan dengan laju alir 9,44 ml/s.
Dari data pengamatan dapat dilihat bahwa, perubahan konduktivitas pada tangki ke-3
lebih lama dari pada tangki pertama dan ke dua. Hal ini dikarenakan penyusunan
tangki tersebut memiliki jarak yang jauh dan prinsip pemasangannya berbeda dengan
pemasangan tangki 1 dan 2. Larutan pada ke tiga tangki berada pada keadaan konstan
mulai pada menit ke 18 sampai menit – menit berikutnya hingga menit ke 34 larutan
tetap konstan.
Dari perhitungan akan didapatkan harga konstanta waktu pada ketiga tangki yaitu,
2,271 menit, 7,1358 menit, dan 17,3295 menit. Untuk menentukan volume yang
dibutuhkan tangki 1 dalam mencapai waktu konstan, dihitung dengan mengetahui laju
alir masuk dan waktu yang didapat dari grafik.

8. KESIMPULAN
1. Tangki berpengaduk yang disusun secara berseri memiliki perilaku dinamis
akibat adanya jarak yang berbeda antara ketiga tangki.
2. Konduktifitas larutan KCl 0,025 M pada tangki setiap tangki lama kelamaan
menurun dengan adanya penambahan aquadest.
3. Larutan pada ke tiga tangki berada pada keadaan konstan mulai pada menit ke
18 sampai menit – menit berikutnya hingga menit ke 34 larutan tetap konstan.
4. Harga konstanta waktu pada ketiga tangki adalah 2,271 menit, 7,1358 menit,
dan 17,3295 menit.
DAFTAR PUSTAKA

- Lestari, Sutini Puji Astuti. 2013. “Petunjuk Praktikum Pengendalian Proses”.


Palembang: Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya.
- http://www.scribd.com/
- http://fevzyvielky.blogspot.com/2012/12/tangki-berpengaduk.html
GAMBAR ALAT

4 5 6 7 8
3 9

Tangki Berpengaduk dengan sususan seri

Keterangan

1. Pengaduk
2. Tanki
3. Konduktometer
4. Tombol on/off
5. Tombol stirrer
6. Tombol pump
7. Selang air masuk
8. Bak penampung
9. Selang keluaran

Anda mungkin juga menyukai