Anda di halaman 1dari 6

MODUL EKSPERIMEN

PENGARUH MUSIK
BAHAGIA DAN
SEDIH TERHADAP
EMOSI PADA
MAHASISWA
FAKULTAS
PSIKOLOGI UIN AR-
RANIRY
OLEH
HERMIYANJAS DAN LAFI MUNIRA
PENDAHULUAN

LATARBELAKANG

Pada era yang modern ini, banyak orang salah persepsi tentang pengertian emosi.
Umumnya emosi dianggap lupaan perasaan marah belaka, padahal emosi merupakan suatu
aspek klinis yang berkaitan dengan semua perasaan yang ada pada diri seseorang, misalnya
merasa senang, marah, jengkel, sedih, kesal, takut, tegang, dan lain-lain. Namun emosi pada
diri seseorang berhubungan erat dengan keadaan psikis tertentu yang mendapat rangsangan
baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Emosi adalah perasaan atau afeksi yang
melibatkan rangsangan fisiologis ( seperti denyut jantung yang cepat), pengalaman sadar
(seperti memikirkan keadaan jatuh cinta dengan seseorang), dan ekspresi perilaku (sebuah
senyuman atau raut muka cemberut). Menurut James-Lange menyatakan bahwa emosi adalah
hasil dari keadaan psikologis yang dipicu oleh rangsangan lingkungan. Emosi mengikuti reaksi
fisiologis. Menurut Cannon-Bard menyatakan bahwa emosi dan reaksi fisiologis terjadi
bersamaan.
Emosi adalah perasaan psikologis dan mental seseorang yang muncul karena
dipengaruhi oleh keadaan sekitar baik itu dari dalam diri maupun dari luar dengan
mengekspresikan dalam tingkah laku yang tampak. Sebagai contoh saat seseorang mendapat
hadiah akan muncul emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga
nampak terlihat tertawa, sebaliknya jika melihat hewan kesayangannya mati, timbul lah emosi
sedih yang akan mendorong perilaku untuk menangis. Emosi adalah perasaan dan pikiran yang
khas, suatu keadaan biologis danpsikologis dan serangkaiankecenderungan untuk bertindak
(Peretz, 2001). Menurut Santrock (2009) emosi adalah perasaan atau efek, terjadi ketika
seseorang berada dalam suatu kondisi/sedang terlibat dalam interaksi penting baginya. Jadi
emosi tidak hanya perasaan yang tiba-tiba muncul begitu saja melainkan emosi muncul karena
adanya interaksi. Pada kesehariannya, seseorang tidak selalu dilingkupi oleh emosi positif saja
tetapi juga emosi negatif. Emosi terjadi pada setiap orang karena stimulus.
Stimulus pembangkit emosi dikatagorikan menjadi dua yakni stimulus internal dan
stimulus eksternal (Goleman dkk,2002). Stimulus internal adalah kondisi yang berasal dari
individu, misalnya kondisi tubuh. Sedangkan stimulus eksternal merupakan kondisi yang
berasal dari luar tubuh, misalnya dari lingkungan sekitar atau dari orang lain baik itu tindakan
maupun tanggapan. Menurut Prez (1999) emosi adalah suatu reaksi tubuh dalam menghadapi
sesuatu. Sifat dan intensitas emosi terikat erat dengan aktivitas kognitif sebagai hasil dari
persepsi terhadap situasi. Seperti yang kita ketahui kebanyakan orang banyak mendengarkan
musik, baik musik indonesia maupun luar negeri. Namun salah satu pembangkit stimulus
eksternal emosi adalah musik.
Musik mampu menarik perhatian individu sehingga daya tarik dari lagu itu dapat
mempengaruhi emosi individu tersebut. Musik adalah suara yang disusun sedemikian rupa
sehingga irama, lagu, nada, dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat
yang dapat menghasilkan irama walaupun musik adalah sejenis fenomena intuisi, untuk
mencipta, memperbaiki, dan mempersembahkannya adalah suatu bentuk seni. Menurut
jamalus (1988) musik adalah suatu yang membuahkan hasil karya seni, berupa bunyi
berbentuk lagu atau komposisi yang mengungkapkan fikiran serta perasaan penciptanya lewat
unsur-unsur pokok musik yakni, irama, melodi, harmoni, serta bentuk , atau susunan lagu dan
ekspresinya. Musik merupakan bentuk dari perilaku manusia yang unik dan memiliki kekuatan
untuk mempengaruhinya (Gaston dalam Djohan, 2010:3). Keunikan dari bunyi alat musik dan
suara penyanyi membuat lagu mempunyai kekuatan psikologis untuk menggerakan perasaan
sekaligus ekspresi emosi siapapun yang mendengarnya, sehingga mampu membuat individu
merasa sedih, senang, marah, dan gembira.
Menurut Konecni (2003), penelitian musik dan emosi diawali oleh Hevner pada tahun
1936. Meminta subjek penelitian menuliskan sebuah kata sifat yang hadir didalam pikirannya
saat musik dimainkan. Dari penelitian tersebut, Heavner (1936) berpendapat bahwa musik
membawa sebuah arti emosi. Musik sanggup membuat pendengarnya sedih, bahagia, takut,
gelisah, sedih, bahkan geli (Bernstein dan Picker, 1972).
Berdasarkan ulasan mengenai musik dan emosi di atas, peneliti ingin mengetahui
musik yang menjadi stimulus pembangkit emosi. Namun peneliti mencakup dua jenis musik
yang membangkitkan emosi individu, yaitu emosi bahagia dan emosi sedih yang dialami oleh
individu. Kedua emosi tersebut dipilih karena merupakan emosi yang paling mudah
dibangkitkan oleh musik ( Gabrielson dan Juslin,1996; Krumhansl, 1997). Musik memiliki
beberapa elemen musik yang terdiri dari pilse, tempo, pitch, dinamika, struktur, timbre, tekstur,
dan style. Dari elemen-elemen inilah musik memberikan ruang nyaman bagi orang
disekirarnya untuk menjalin hubungan antara dirinya dan emosi yang individu itu rasakan.
Salah satunya yang penting dalam musik adalah dinamika atau sering disebut volume musik.
TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh musik bahagia dan sedih
terhadap emosi pada mahasiswa psikologi UIN Ar-raniry Banda Aceh.

METODE PENILITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif eksperimental dengan desain


eksperimen One Group Pretest-Posttest Design. Penelitian ini merupakan penelitian
populasi dengan karakteristik subjek adalah mahasiswa semester lima UIN Ar-raniry
Banda Aceh.
.

JUMLAH PESERTA

Jumlah peserta dalam pelatihan ini adalah 4 orang yang merupakan


mahasiswa psikologi UIN Ar-raniry Banda AceH.

PELAKSANAAN PELATIHAN

Pelaksanaan dilakukan diruang khusus psikologi UIN Ar-raniry. Pengumpulan


data menggunakan skala psikologi yaitu skala emosi dalam bentuk pengisian
kuesioner yang berjumlah 19 aitem dengan dua pernyataan ya dan tidak. Dalam
pelaksanaanya Dilakukan dalam tiga sesi yaitu, pemberian kuesioner, memberikan
stimulus berupa music gembira dan music sedih, kemudian pemberian kuesioner.
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN

SESI I
PEMBERIAN ANGKET PERTAMA

A. tujuan
unuk melihat emosi testee tampa stimulus

B. waktu : 10 menit
C. alat bantu : bolpoint, lembar kuesioner
D. prosedure
1. tester membagikan kuesioner kepada testee
2. tester memberikan intruksi pada testee untuk mengisi kuesioner yang telah di
bagikan
3. setelah sepuluh menit tester kembali mengambil kuesioner yang telah diisi
oleh testee
SESI II

PEMBERIAN STIMULUS

A. tujuan
merangsang emosi dengan pemberian music gembira dan music sedih

B. waktu : 8 menit
C. alat bantu : hanphone, pengeras suara (speaker)
D. prosedure
1. tester memutarkan music sedih selama empat menit
2. tester memutarkan music gembira selama empat menit

SESI III

PEMBERIAN KUESIONER KE DUA


A. tujuan
untuk melihat emosi testee setelah di berikan stimulus

B. waktu : 10 menit
C. alat bantu : bolpoint, lembar kuesioner
D. prosedure
1. tester membagikan kuesioner kepada testee
2. tester memberikan intruksi pada testee untuk mengisi kuesioner yang telah di
bagikan
3. setelah sepuluh menit tester kembali mengambil kuesioner yang telah diisi
oleh testee

Anda mungkin juga menyukai