Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TERAPI KOMPLEMENTER “TERAPI BEKAM”

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah IKD

Dosen Pembimbing : Ns. Wahyu Dewi Sulistyarini,M.S

Disusun Oleh :

Kelompok VII

Hadiah Endang
Nirwana B
Rina
Subekti

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIYATA HUSADA
SAMARINDA 2018
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Terapi bekam telah dikenal oleh berbagai bangsa di dunia sejak ribuan
tahun lalu. Dibangunan-bangunan ibadah dinasti pharaoh (firaun) terdapat
banyak relief yang mengilustrasikan terapi bekam. Setiap bangsa memiliki
metode bekam yang berbeda-beda, sejak dulu hingga sekarang beberapa suku
menggunakan tanduk hewan sebagai alat mengisap darah, dengan cara
melubangi ujung tanduk, mengisap udara dari dalam dan menyumbatnya
dengan pasta. Mereka menyebutnya horn therapy (terapi tanduk). Bangsa
romawi dan Yunani menggunakan gelas kaca untuk praktik bekam, mereka
menyalakan api di dalam gelas yang telah diisi dengan secarik kain guna
melakukan pengisapan, (Sharaf, 2012). Di zaman Rasulullah Shallallahu‘alaihi
wa sallam bekam sudah banyak dikerjakan oleh para sahabat Radhiallahu’anhu.
Bahkan menjadi sunnah dan kebiasaan mereka. Rasulullah shallallahu‘alaihi wa
sallam selain memerintahkan lima umatnya untuk merobat dengan bekam,
juga memberikan petunjuk tentang tempat-tempat yang sangat baik untuk
dibekam. Walaupun rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bukan tabib namun
semua perbuatannya merupakan petunjuk dari allah. Rasulullah memberikan
arahan kepada umatnya untuk melakukan bekam pada titik-titik tertentu.
Beberapa titik bekam yang diajarkan rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam dan
sangat baik untuk dibekam diantaranya adalah hammah, naqroh,
qomahduwah, akhdza’ain, kahil, mankib, dziqn, udzn, tsadyu, qithon, bathn,
shodr, maq’idah, rukbah, fakhdzu, saq, rusgh, nakhid, qodam, iltiwa’, wirik, na’is
dan katifain, (Umar, 2007).
Dimasa perkembangan islam sekitar tahun 300 hijriah, di Baghdad,
bekam merupakan pengobatan paling maju disaat itu. Mereka menggunakan
bekam bersama al-kayy bakar, fashid dan bekam jubb yaitu bekam yang
khusus terbuat dari gelas kaca yang indah, pisaunya pun khusus bentuknya
kecil dan tajam. Pisau itu direbus terlebih dahulu untuk mensterilkan. Para juru
bekamnya pun bermacam-macam, dari yang belajar karna turun-temurun,
bekam jalanan, hingga ahli bekam yang berpendidikan tinggi seperti
dilembaga kedokteran tinggi Jundi Syahpur, Harran, Syam, maupun
Iskandariyah. Namun banyak yang berasal dari madrasah piqih. Karena itu
bekam dan fasshid yang dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran saat itu,
sangat berbeda dengan bekam yang dilakukan oleh para juru bekam yang
tidak berpendidikan kedokteran, (Umar, 2007.
Bekam merupakan pengobatan yang usianya kurang lebih mencapai
hitungan abad. Hingga sampai ke Indonesia, ternyata belum banyak
masyarakat yang tahu metode pengobatan ini. Sementara itu belum ada
data statistik yang menggambarkan berapa prosentase masyarakat yang
tahu dan paham tentang metode pengobatan bekam.
Bekam merupakan bagian dari teori pengobatan dengan mengeluarkan
darah (“tutoring and APA,” n.d). Pada jaman Cina kuno teknik pengobatan ini
disebut dengan pengobatan tanduk, karena tanduk digunakan sebelum adanya cup
atau gelas dari kaca maupun pelastik. Sedangkan di Eropa pada abad ke-18 lintah
digunakan sebagai alat dalam melakukan pembekaman.

Sejarah penggunaan bekam hingga saat ini masih menjadi perdebatan, mulai
dari dimana, kapan, dan bagaimana perkembangannya. Berdasarkan awal
penggunaannya Yasin (2007) menyebutkan bahwa bekam sudah digunakan oleh
kaum Nabi Luth, dengan cara dilempari batu agar darah keluar dari tubuh pasien.
Gambaran yang diberikan masih menggunakan cara-cara yang tidak manusiawi,
walaupun ketika itu metode tersebut masih dianggap wajar.
Pendapat lain menyebutkan (As sufi, 2006) bahwa bekam sudah digunakan sejak
jaman Nabi Musa, tanpa menjelaskan metode ini pertama kali ditemukan atau
sebuah metode warisan dari masa sebelumnya. Sementara itu melihat
penyebarannya hingga sampai ke indonesia (Arixs, 2005) dijelaskan bahwa bekam
dimulai pada jaman Babylonia, berkembang di cina, kemudian ke India, menyebar ke
Arab, dan sampai di Indonesia. Klaim sejarah tersebut belum jelas bukti dan
sumbernya. Hingga saat ini masih sebatas pernyataan tanpa ada bukti fisik yang
menunjang.

Versi berbeda (Dharmananda, n.d,) menyebutkan bahwa awal perkembangan


bekam terjadi di negara Cina pada tahun 281-341 Masehi. Ketika itu bekam masih
menggunakan tanduk, bambu, atau tembikar. Cara mereka melakukan pengobatan
dengan merebus gelas-gelas tersebut kedalam air dengan berbagai macam rempah-
rempah kemudian memadukannya dengan teknik akupunktur. Cara lain yaitu dengan
membakar gelas-gelas sebelum diletakkan pada titik tubuh yang sudah ditentukan,
seperti pada gambar berikut,

Gambar 1.1 Flash cupping

Seiring perkembangannya alat dan cara dalam melakukan pengobatan ini


semakin berubah. Tanduk, bambu, tembikar yang dijadikan sebagai cup untuk
membekam tidak dipergunakan lagi. Dilihat dari efektifitasnya alat-alat yang
digunakan sebelumnya dengan cara direbus atau dibakar justru akan merusak alat-
alat tersebut, sehingga tidak dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang lama.
Oleh karena itu pada akhir abad ke-20 diciptakannya alat yang terbuat dari pelastik
dan lebih mempermudah pembekam tanpa harus menggunakan api.
Kemudian dari cara melakukan pembekaman mulai dari yang sebelumnya
dengan merebus gelas-gelas atau membakarnya, sekarang tidak dilakukan kembali.
Gelas-gelas atau cup tersebut sudah dirancang sedemikian rupa sehingga pembekam
dapat menggunakan dan melakukan pengobatan bekam dengan mudah, hanya dengan
melakukan penghisapan dengan alat penghisap. Berikut contoh gambar cup bekam
mulai dari bambu, tembikar hingga pelastik

Gambar 1.2 Jenis Cup


2. Definisi
Bekam merupakan metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah yang
terkontaminasi toksin atau oksidan dari dalam tubuh melalui permukaan kulit ari. Dalam
istilah medis dikenal dengan istilah ‘Oxidant Release Therapy’ atau ‘Oxidant Drainage
Therapy’ atau istilah yang lebih populer adalah ‘detoksifikasi’. Cara ini lebih efektif
dibandingkan dengan cara pemberian obat antioksidan (obat kimiawi) yang bertujuan
untuk menetralkan oksidan di dalam tubuh sehingga kadarnya tidak makin tinggi. Tapi
jika efek obat antioksidan sudah habis, oksidan akan tumbuh dan berkembang kembali.
Karena itu, para dokter biasanya memberikan obat antioksidan secara kontinyu.
Untuk mengeluarkan oksidan dari dalam tubuh butuh keterampilan khusus. Caranya
dengan penyedotan menggunakan alat khusus yang sebelumnya didahului dengan
pembedahan minor (sayatan khusus) secara hati-hati di titik-titik tertentu secara tepat
dalam tubuh. Jika oksidan dapat dikeluarkan semua maka penyumbatan aliran darah ke
organ-organ tertentu dalam tubuh dapat diatasi, sehingga fungsi-fungsi fisiologis tubuh

kembali normal

Umar (2008), dalam bukunya “Sembuh Dengan Satu Titik” mengatakan,


bekam adalah metode pengobatan dengan metode tabung atau gelas yang
ditelungkupkan pada permukaan kulit agar menimbulkan bendungan lokal.
Terjadinya bendungan lokal disebabkan tekanan negatif dalam tabung yang
sebelumnya benda-benda dibakar dan dimasukan ke dalam tabung agar terjadi
pengumpulan darah lokal. Kemudian darah yang telah berkumpul dikeluarkan
dari kulit dan dihisap (Ridho, 2012).

3. Tujuan Bekam
Tujuan Bekam antara lain sebagai berikut:
a. Bekam merupakan suatu pengamalan sunnah Nabi
b. Penyembuhan penyakit
c. Pencegahan penyakit
d. Memulihkan dan meningkatkan system imuniti tubuh
e. Membangkitkan saraf-saraf yang tidak aktif atau lemah
f. Mengeluarkan racun dalam darah

4. Jenis Bekam
Secara umum bekam dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu bekam kering,
bekam basah, bekam seluncur atau meluncur dan bekam tarik.
a. Bekam kering (Yasin, 2007; As sufi, 2006) yaitu bekam tanpa sayatan atau tusukan
yang mengeluarkan darah. Bekam jenis ini hanya memindahkan darah kotor yang
menyebabkan penyakit dari tempat yang berpengaruh ke tempat yang kurang
berpengaruh atau menurut pendapat lain (“tutoring and APA,” n.d) dapat diartikan
menghisap permukaan kulit dan memijat tempat sekitarnya tanpa mengeluarkan
darah kotor.
Bekam kering (Fatahillah, 2006) digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri pada
tubuh bagian belakang. Dalam proses pembekaman, bekam kering dilakuakn
sebelum permukaan kulit disayat atau ditusuk.
Manfaat bekam kering (Yasin, 2007; Fatahillah, 2006) pada tubuh yaitu
meringankan rasa sakit dan mengurangi penumpukan darah, penyakit paru-paru
yang kronis, mengobati nephritis, mengatasi radang pada organ bagian dalam
(selaput, jantung, urat syaraf atau daerah punggung bawah yang mulai sejajar dari
pusar ke bawah dan di sela tulang-tulang dada), menahan derasnya haid dan hidung
mimisan, mengatasi masuk angin, pemindahan darah dari pembuluh darah pasien
dan manginjeksikannya ke otot paha, serta khusus bagi anak-anak atau siapa saja
yang urat nadi mereka sulit ditemukan.

b. Bekam basah (Fatahillah, 2006; As sufi, 2006,) yaitu bekam dengan sayatan atau
tusukan dengan mengeluarkan darah statis atau darah kotor. Dengan Manfaat-
manfaat (“tutoring and APA,” n.d) sebagai berikut diantaranya membersihkan darah
dan meningkatkan aktifitas syaraf tulang belakang, memperbaiki permeabilitas
pembuluh darah, menghilangkan kejang-kejang, menghilangkan memar pada otot,
asma, pneumonia, dan angina pectoris, penyakit mata dan rabun, gangguan rahim
dan berhentinya menstruasi bagi wanita, rematik, sciatica (pegal di pinggang), encok,
gangguan tekanan darah arteriosclerosis (pengapuran pembuluh darah), sakit bahu,
dada, dan punggung, malas, lesu, dan banyak tidur, Luka (bisul, jerawat, gatal-gatal
pada kulit, dan luka bernanah), radang selaput jantung dan ginjal.

c. Bekam seluncur atau meluncur (Fatahillah, 2006) merupakan bekam sebagai


pengganti kerokan yang bermanfaat untuk membuang angin, melemaskan otot, dan
melancarkan peredaran darah. Metode ini serupa dengan guasha (Cina) dan
scrapping (Inggris).
d. Metode ini hanya untuk menghilangkan rasa nyeri dan penat di bagian dahi, kening
dan bagian yang pegal - pegal. Caranya : Dengan menyedotkan gelas kaca
secukupnya di dahi/ bagian yang pegal kemudian ditarik berulang-ulang sampai kulit
menjadi kemerahan.

5. Alat – Alat Bekam


Alat – alat yang digunakan dalam proses pengobatan yaitu :
a. Sarung tangan (Rubber gloves) untuk satu kali pemakaian
b. Cupping set, yaitu peralatan yang digunakan untuk menghisap permukaan kulit yang
sudah ditentukan
c. Balon karet atau jari medis yang besar, atau kondom2
d. Silet medis (Blade surgical) atau pisau bedah yang digunakan satu kali pakai atau
pisau cukur yang telah disterilkan, atau jarum (lancing) steril (yang biasa di gunakan
untuk memeriksa golongan darah), sebagai penyayat atau penusuk yang digunakan
sekali pakai
e. Lancing device alat tempat jarum
f. Pengukur tekanan darah dan gula darah
g. Alkohol, minyak but-but, zaitun, dan minyak habatussauda
h. Serta tisu.

6. Tata Cara Dalam Berbekam


Tata cara dalam melakukan bekam secara umum dapat dilakukan dalam
beberapa (Yasin, 2007) tahap, namun sebelum melakukan tahap-tahap tersebut ada
baiknya pembekam mengkondisikan pasien dengan meberikan informasi mengenai
segala sesuatu tentang bekam atau tahapan-tahapan dalam melaksanakan bekam,
sehingga pasien tidak kaget dengan tahapan-tahapan yang dilakukan. Terutama pada
pasien yang baru melakukan pengobatan ini, karena bisa jadi pasien merasa takut ketika
pertama kali melakukan bekam dan ketika darah keluar dari tubuhnya. Mengenai posisi
pasien, berbaring dengan bertumpu pada rusuknya dilantai merupakan posisi terbaik
khususnya bagi pasien yang merasa takut ketika dilakukan pembekaman, yang memiliki
masalah peredaran darah, serta anemia. Namun secara umum bekam dilakukan dalam
posisi duduk.
a. Setelah pasien sudah dikondiskan maka saatnya memulai tahap pertama yaitu
mencari titik untuk melakukan pembekaman. Gelas (cup) di letakkan tepat diatas titik
pada tubuh yang sudah ditentukan, kemudian dilakukan penghisapan sehingga
terjadi kehampaan udara pada sebagian besar gelas. Kemudian pada kulit pasien dan
jaringan yang terhisap ke dalam gelas, terlihat berbentuk lingkaran. Darah dan
beberapa unsur ikut tersedot ke permukaan kulit, sehingga tampak sebagai daerah
lingkaran berwarna merah, karena terjadinya pengumpulan darah di tempat tersebut.

Gambar 1.3 Proses Bekam

b. Tahap kedua melakukan bekam kering yaitu gelas dibiarkan berada pada tubuh
selama 3-5 menit, setelah itu di cabut. Manfaat dari tahap ini yaitu untuk
memindahkan berbagai unsur kotor pada bagian-bagian penting di dalam tubuh
(seperti persendian) ke bagian-bagian yang kurang penting (seperti permukaan
kulit). Pada bagian ini merupakan bagian anestesi atau membuat kebal titik tertentu
yang selanjutnya dilakukan penyayatan atau tusukan, sehingga ketika penyayatan
atau tusukan dilakukan pasien tidak merasakan sakit. Berikut gambar setelah
menentukan titik pada tubuh kemudian dilakuakan bekam kering dan beberapa titik
bekam kering pada tubuh,

Gambar 1.4 Contoh Titik Bekam Kering

c. Tahap ketiga melakukan penyayatan atau tusukan. Ketika melakukan penyayatan


pertama kali, lebih baik pembekam mengenali karakter kulit pasien, keadaan
pembuluh darahnya, dan kondisi-kondisi terkait lainnya. Setelah itu penyayatan
dapat dilakukan pada beberapa gelas secara bersamaan. Terdapat ketentuan dalam
melakukan penyayatan (penyiletan atau penggoresan ringan) yaitu penyayatan
dilakukan pada bagian luar kulit dengan kedalaman sayatan kurang lebih 0,1mm
atau melakukan penyayatan ringan. Kedalaman sayatan atau tusukan dapat dilakukan
berbeda-beda sesuai dengan penyakit pasien, tetapi tidak dianjurkan sampai
mengenai pembuluh darah arteri atupun vena. Ketentuan panjang sayatan kurang
lebih 4mm, banyaknya sekitar 15 sayatan dalam satu titik. Alat yang digunakan
sebagai penyayat yaitu dengan menggunakan silet medis tau pisau cukur yang telah
disterilkan.
d. Tahap keempat melakukan bekam basah yang dilakukan setelah penyayatan atau
tusukan. Tahap ini dilakukan sekitar 3-5 menit sampai terlihat darah kental keluar,
setelah itu gelas dilepaskan secara hati-hati agar tidak mengalir di tubuh pasien.
Pada kasus tertentu jika gelas dibiarkan menempel dikulit dalam jangka waktu yang
lama (10 menit atau lebih), maka dipermukaan kulit akan muncul beberapa
gelembung seperti luka bakar. Gelembung-gelembung yang mengandung cairan
limfe ini bisa ditusuk, sehingga cairan tersebut dapat dikeluarkan. Namun tidak
dianjurkan untuk menghilangkan gelembung- gelembung ini, tetapi sebaiknya
diperlakukan sebagaimana luka-luka bakar ringan. Kemudian darah dibersihkan
dengan tisu atau sapu tangan. Bagian tubuh yang disayat dibersihkan dengan
pembersih seperti madu, minyak habbatusauda, atau alkohol. Bisa juga tempat
tersebut di balut, khusus pada bagian telapak kaki dan pada pasien yang mengidap

peyakit diabetes. Berikut merupakan gambar titik bekam basah,

Gambar 1.5 Contoh Titik Bekam Basah

Tahap ini dapat dilakukan berulang kali hingga tidak terdapat darah yang keluar
atau setelah terlihat cairan kuning keluar dari titik tersebut. Perlu diperhatikan dalam
melakukan tahap ini pembekam dianjurkan menyesuaikan dengan kondisi fisik dan
mental pasien. Dengan demikian, praktik bekam sudah selesai di bagian tubuh

tersebut.
e. Setelah tahapan-tahapan ini selesai jarum atau pisau yang digunakan harus dibuang
dan tidak digunakan kembali untuk pasien lain. Selain itu gelas atau cup harus
dibersihkan dengan air dan sabun serta dengan pembersih lainnya seperti saflon,
ditol, ataupun alkohol. Jika terdapat darah dalam gelas, maka gelas tersebut harus
dibersihkan benar-benar dengan klorin. Gelas dapat digunakan untuk satu orang
pada hari yang sama.

Gambar 1.6 Proses Bekam

7. Manfaat Terapi Bekam


a. Manfaat Bekam di Kepala
Seperti yang telah dijelaskan, bekam di kepala adalah pengobatan yang sangat
luar biasa. Berikut ini adalah manfaat bekam di kepala yang dapat diperoleh:
1) Mengobati migraine
2) Menyembuhkan penyakit stroke
3) Mengobati sakit pusing
4) Menurunkan darah tinggi atau menormalkan hipertensi
5) Menyembuhkan Parkinson
6) Menyembuhkan vertigo
7) Mengobati jerawat
8) Mengobati gangguan sihir
9) Mengobati sakit gigi
10) Mengobati masalah mata, hidung dan telinga
11) Mencerdaskan otak dan meningkatkan daya ingat

b. Manfaat Bekam Untuk Jantung


Secara umum, bekam ini bermanfaat bagi kesehatan yaitu untuk mengeluarkan
darah kotor atau darah yang telah terkontaminasi oleh racun. Setelah melakukan
bekam maka peredaran darah dapat berjalan kembali. Selain itu, manfaat bekam
untuk jantung yaitu dapat menyehatkan jantung.
Sesuai dengan manfaat lain bekam yaitu dapat memperbaiki fungsi organ tubuh,
yaitu dengan memperbaik jaringan atau sel tubuh yang rusak hingga kembali
normal. Manfaat lain dari bekam bagi kesehatan yaitu menambah antibodi tubuh
yaitu membunuh kuman penyebab penyakit.
c. Manfaat Bekam Wajah
Bekam wajah juga banyak dilakukan, manfaat bekam wajah diantaranya yaitu
untuk mengangkat bakteri yang ada di wajah, mencegah tumbuhnya jerawat
serta menyehatkan kulit wajah karena peredaran darah di wajah dan sekitarnya
lancar. Dengan melakukan bekam di wajah, maka Anda dapat memiliki kulit
cerah, sehat dan berseri serta bebas dari jerawat yang mengganggu. Bekam
sangat baik untuk menyembuhkan berbagai penyakit, tidak terkecuali untuk
memperoleh wajah cantik dan berseri. Itulah beberapa manfaat bekam yang
dapat disampaikan, semoga dapat menambah wawasan bagi anda semua.
Gambar 1.7 Titik Bekam Wajah dan Kepala

8. Efek Samping Terapi Bekam


Beberapa efek samping akibat terapi bekam adalah sebagai berikut :
a. Kondisi tubuh menjadi lemah
Efek samping bekam yang pertama adalah membuat pasien yang telah menjalani
pengobatan ini menjadi lemah. Hal ini akan diperparah bila pasien sebelum dibekam
dalam kondisi kelaparan. Jadi untuk menghindari efek samping ini jagan lupa makan
sebelum menjalani terapi ini.
b. Tertular penyakit
Efek samping bekam selanjutnya adalah dapat menyebarkan berbagai penyakit
menular. Hal ini dapat terjadi jika alat yang digunakan tidak dalam keadaan streril.
Jadi sebelum dibekam pastikan alat yang digunakan benar alat yang steril.
c. Meninggalkan bekas
Terapi bekam akan meninggalkan bekas pada kulit, lebab berwarna merah muda ,
ungu hitam. Namun kondisi ini biasanya akan hilang dalam waktu satu minggu . Hal
ini biasa disebut dengan reaksi pigmen.
9. Indikasi Dan KontraIndikasi Bekam
Terdapat indikasi dan kontraindikasi dilakukan terapi bekam diantaranya adalah :
a. Indikasi
Menurut Kasmui (2006), indikasi tempat untuk melakukan bekam yaitu pada daerah :
1) Di bagian atas kepala (ummu mughits), caranya dengan mencukur rambut pada
bagian yang akan dibekam. Bekam di kepala sangat efektif untuk terapi penyakit
migrain, vertigo, sakit kepala menahun, darah tinggi, stroke, suka mengantuk,
sakit gigi, sakit mata, melancarkan peredaran darah, perbaikan sistem kekebalan
tubuh, dan lain-lain.
2) Di sekitar urat leher (al akhdq’iin), titik ini untuk mengobati penyakit seperti: sakit
kepala, wajah, kedua telinga, mata, polip (hidung) dan tenggorokan, gigi seri
lidah, kanker darah, melancarkan peredaran darah.
3) Di bawah kepala (An Naqrah), sekitar empat jari di bawah (tulang tengkorak
paling bawah), bermanfaat menyembuhkan radang mata (pada anak-anak),
tumor pada telinga, berat kepala, bintik-bintik di wajah, jerawat.
4) Daerah antara dua pundak (al kaahil), merupakan titik paling sentral untuk
mengatasi berbagai macam penyakit.
5) Daerah sekitar pundak kiri dan kanan (Naa ‘is), yaitu daging lembut di pundak
yang tegang ketika merasa takut. Bekam pada titik ini dapat bermanfaaat untuk
menetralisir keracunan dan penyakit liver.
6) Daerah punggung (di bawah tulang belikat), bekam di daerah ini banyak memiliki
keistimewaan dan khasiatnya.
7) Daerah punggung bagian bawah dan tulang ekor untuk penyakit pegal dan nyeri
di pinggang dan wasir.
8) Pangkal telapak kaki (iltiwah 3 di bawah mata kaki) untuk penyakit nyeri di
kaki,asam urat, kaku, dan pegal-pegal.
9) Di tempat yang dirasakan sakit.
b. Kontraindikasi Bekam
Kontraindikasi bekam menurut Fatahillah (2006), yaitu :
1) Penderita Diabetes Mellitus dengan kadar gula > 200 mg/dl
2) Penderita hipertensi dengan tensi > 180/110 mmhg
3) Pasien yang sedang mengkonsumsi obat pengencer dahak
4) Anak-anak kurang dari 3 tahun dan orang yang sudah lanjut usia
5) Anemia
6) Wanita hamil pada tiga bulan pertama
7) Wanita yang sedang menstruasi
8) Penderita kelainan darah (hemophilia, kanker darah)
9) Kelainan pembuluh darah
10) Rongga atau lubang alami tubuh

10. Perkembangan Terapi Bekam


Darah merupakan suatu cairan dalam tubuh manusia yang menghantarkan
oksigen dan zat-zat makanan bagi seluruh sel-sel yang ada dalam tubuh untuk
pertumbuhan jaringan tubuh. Namun jika darah banyak mengandung zat-zat yang
tidak dibutuhkan oleh tubuh seperti lemak dalam hal ini kolestrol jahat atau Low Densit
Lipoprotein (LDL) maka akan merangsang terjadinya vasodilatasi pembuluh darah otak
dan dapat menyebabkan hepertensi yang diawali dengan terjadinya nyeri kepala yang
berat atau tegang (NKTT).
Ketika darah memiliki sifat lengket, beku, pekat, dan sulit memancar maka ia akan
menstimulasi pembentukan trombosit sehingga dapat menutup pembuluh arteri yang
mensuplai nutrisi kepada otot jantung sehingga mengakibatkan Angina Pektoris atau
gagal jantung kemudian darah cenderung menumpuk dan membeku dengan sifat
khusus saat pada saat percabangan pembuluh ini (akibat berpindah kejalur yang lebih
sempit volumenya). Selanjutnya terkadang terjadi penyempitan sebagian atau total
pada pembuluh satu pembuluh koroner atau lebih sehingga mengakibatkan tidak
sampainya darah dalam kadar yang cukup kepada otot jantung yang
memungkinkannya fungsi pemompaan darah.
Melalui berbagai penelitian didapatkan, terkumpulnya endapan darah pada
selama betahun-tahun sehingga kemampuan kekebalan tubuh yang secara umum
tergantung pada efektifitas dan kemampuan organ-organ tubuh sebagai satu kesatuan.
Hal ini terlihat pada pembekaman dimana terjadi sel yang tidak radikal dan tidak alami.
Darah merupakan cairan kehidupan, tampanya kita akan binasa dan mati. Apabila darah
tercampur dengan polusi dan endapan, atau prosentase zat yang larut di dalamnya
terganggu, seperti hormon, lemak, garam, dan zat-zat kimiawi lainnya, maka akan
mengalami berbagai bentuk gangguan kesehatan seperti pada pasien yang mengalami
hiperkolesterolemia.
Pada saat ini di negeri-negeri barat (Eropa dan Amerika) melalui penelitian ilmiah,
serius dan terus-menerus menyimpulkan fakta-fakta ilmiah bagaimana keajaiban
bekam sehingga mampu menyembuhkan berbagai penyakit secara lebih aman dan
efektif dibandingkan metode kedokteran modern. Sehingga bekam mereka terapkan
dalam kehidupan sehari-hari dan bermuncullah Ahli Bekam serta Klinik Bekam di kota-
kota besar di Amerika dan Eropa. Bahkan pada tahun-tahun terakhir ini pengobatan
dengan bekam telah dipelajari dalam kurikulum fakultas kedokteran di Amerika,
walaupun mereka tidak pernah mau mengakui bahwa bekam adalah warisan Rasulullah
SAW, dokter terbaik sepanjang zaman. Ironisnya, sekarang ini orang Islam sendiri masih
memandang sinis terhadap thibbun nabawi, padahal kita semua mengakui secara lisan
bahwa Rasulullah SAW adalah uswatun khasanah. Semoga Allah SWT menyelamatkan
aqidah kita!
Berdasarkan laporan umum penelitian tentang pengobatan dengan metode
bekam tahun 2001 M (300 kasus) dalam buku Ad Dawa’ul-Ajib yang ditulis oleh
ilmuwan Damaskus Muhammad Amin Syaikhu didapat data sebagai berikut:
1. Dalam kasus tekanan darah tinggi, tekanan darah turun hingga mencapai batas
normal.
2. Dalam kasus tekanan darah rendah, tekanan darah naik hingga batas normal.
3. Kadar gula darah turun pada pengidap kencing manis dalam 92,5 % kasus.
4. Jumlah asam urat di darah turun pada 83,68% kasus.
5. Pada darah bekam yang keluar, didapati bahwa eritrosit yang didalamnya
berbentuk aneh, tidak berfungsi normal, menganggu kinerja sel lain.

11. Peran Perawat dalam terapi bekam


Doheny (1982) mengidentifikasi beberapa unsur profesional keperawatan, termasuk:
a. Perawatan pemberi , sebagai pemberi perawatan
b. Klien advokat, pembela untuk melindungi klien
c. Consellor , sebagai klien bimbingan / konseling
d. Pendidik , sebagai pendidik klien
e. Collabolator , sebagai anggota tim kesehatan yang diklaim mampu berkolaborasi
dengan profesional kesehatan lainnya
f. Koordinator , sebagai koordinator untuk mengambil keuntungan dari sumber
daya dan klien potensi
g. Agen pembaharu, sebagai pembaharu yang selalu diklaim bisa tahan perubahan
Konsultan , sebagai sumber informasi yang dapat membantu memecahkan
masalah klien
Berdasarkan peran perawat, berikut peran perawat dalam pelaksanaan terapi bekam
di masyarakat menurut PPNI, 2015.
a. Perawatan pemberi / pengasuh
Sebagai aktor / penyedia asuhan keperawatan, perawat dapat memberikan
pelayanan keperawatan secara langsung dan tidak langsung ke klien,
menggunakan keperawatan pendekatan proses yang meliputi: studi melakukan
dalam upaya untuk mengumpulkan data dan informasi yaitu, diagnosis
pengobatan berdasarkan hasil analisis data, perencanaan intervensi keperawatan
sebagai upaya untuk mengatasi masalah yang timbul dan membuat langkah-
langkah / cara memecahkan masalah, menerapkan sesuai keperawatan dengan
rencana, dan evaluasi berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan
yang telah dilakukan. Dalam memberikan layanan / keperawatan, perawat
memperhatikan individu sebagai holistik dan unik.
Peran utamanya adalah untuk memberikan asuhan keperawatan kepada klien
yang mencakup intervensi / keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan, dan
melakukan perawatan medis sesuai dengan delegasi diberikan.
Peran perawat sebagai pemberi perawatan dalam penerapan terapi bekam di
masyarakat dapat lakukan untuk memberikan menyusui secara mandiri. Terapi
bekam oleh perawat memulai proses meninjau keluhan tentang keluhan oleh klien
dan informasi yang diperoleh dari klien sebelum terapi bekam, dalam rangka
untuk mendapatkan data yang benar pada klien sampai evaluasi sesuai dengan
proses keperawatan.

b. Pendidik
Sebagai pendidik klien, perawat membantu klien meningkatkan kesehatan mereka
melalui penyediaan pengetahuan berhubungan dengan keperawatan dan
tindakan medis yang diterima bahwa klien / keluarga dapat menerima tanggung
jawab untuk hal-hal yang diketahuinya.Sebagai pendidik, perawat juga dapat
memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok-kelompok keluarga
beresiko tinggi, pekerja kesehatan dan lainnya on.Suitable penerapan terapi
bekam, peran perawat untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada klien
tentang manfaat yang diperoleh dari terapi bekam, dan masalah kesehatan yang
dapat diatasi dengan menggunakan terapi bekam.

c. Konselor
Memberikan konseling / bimbingan kepada klien, keluarga dan masyarakat
tentang masalah kesehatan sesuai prioritas.Konseling diberikan kepada individu /
keluarga dalam pengalaman kesehatan mengintegrasikan dengan pengalaman
masa lalu, pemecahan masalah terfokus pada masalah keperawatan, mengubah
perilaku terhadap perilaku yang terkait dengan sehat.Jika peran perawat dalam
menerapkan terapi bekam pada urutan masyarakat, perawat dapat memberikan
bimbingan kepada klien pada masalah kesehatan prioritas berpengalaman dan
mengubah perilaku klien terhadap pengalaman yang lebih baik dari kesehatan
sebelum melakukan kenseling pada terapi komplementer yang dapat diberikan
kepada pasien sebagai terapi memar.

d. Collabolator
Perawat bekerja dengan tim kesehatan dan keluarga berencana lainnya dalam
menentukan dan melaksanakan asuhan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan
klien serta dalam terapi bekam yang perawat memberikan. Penerapan klien,
perawat juga dapat bekerja dengan profesional kesehatan lainnya seperti dikter,
farmasi, ahli gizi untuk memaksimalkan kesehatan klien.

12. Proses Menjadi Terapis Bekam


a. Dalam melakukan pekerjaan terapisnya seorang terapis bekam tidak boleh
dipengaruhi oleh pertimbangan keuntungan pribadi.
b. Setiap terapis bekam harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan
menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji
kebenarannya.
c. Dalam melakukan pekerjaannya, seorang terapis bekam harus mengutamakan atau
mendahulukan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan
kesehatan yang menyeluruh yaitu, promotif, preventif, kuratif, dan rahabilitatif, serta
berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenarnya.
d. Setiap terapis bekam harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup
makhluk insani.
e. Setiap terapis bekam bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan
ketrampilannya untuk kepentingan penderitanya. Dalam hal ia tidak mampu
melakukan pemeriksaan atau pengobatan, maka ia wajib merujuk penderita kepada
terapis bekam lain yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.
f. Segala tindakan yang dilakukan seorang terapis bekam harus dapat
dipertanggungjawabkan.
13. JURNAL PENELITIAN MENGENAI TERAPI BEKAM
Berdasarkan hasil penelitian di Poliklinik Trio Husada Malang diketahui
seluruh responden (100%) sudah pernah melakukan terapi bekam sebelumnya,
berdasarkan pengukuran tekanan darah sesudah dilakukan bekam didapatkan
(60,9%) responden mengalami penurunan tekanan darah dan (39,1%)
responden tidak mengalami penurunan tekanan darah.
Salah satu faktor manfaat dan keberhasilan dari pada terapi bekam.
Menurut Varghese (2004), menyatakan keefektifan dari pengobatan alternatif
menjadi alasan yang sangat berpengaruh terhadap pemilihan pengobatan
alternatif. Satu hal dikatakan berhasil jika mendatangkan hasil atau perubahan
kearah yang diharapkan. Hal ini sejalan dengan penelitian Yasin (2005), yang
menyatakan bahwa sebagian orang langsung merasa sembuh dan segar sejak
pertama kali melakukan terapi bekam basah, namun sebagian yang lain
membutuhkan terapi bekam basah lebih dalam sekali dalam periode tertentu
Penderita hipertensi yang melakukan terapi bekam selain bermanfaat
untuk menurunkan tekanan darah juga bermanfaat untuk membersihkan darah
dari racun-racun dan sisa makanan dan dapat meningkatkan aktifitas saraf
tulang belakang, mengatasi gangguan tekanan darah yang tidak normal dan
pengapuran pada pembuluh darah, menghilangkan rasa pusing, kejang-kejang
dan keram yang terjadi pada otot, menghilangkan sakit bahu, dada dan
punggung karena aliran darah setelah di bekam menjadi lancar (Fatahillah,
2006).
Berdasarkan hasil penelitian maka cara untuk menurunkan tekanan
darah pada penderita hipertensi secara alamiah salah satunya yaitu dengan
melakukan terapi bekam. (Fatonah, Rihiantoro, Irawan, Ari, & Nurdiantini, I.,
Prastiwi, S., & Nurmaningsari, 2012)
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.scribd.com/document/329888106/Bekam

2. Fatonah, S., Rihiantoro, T., Irawan, H., Ari, S., & Nurdiantini, I., Prastiwi, S., &
Nurmaningsari, T. (2012). Nursing News Volume 1, Nomor 2, 2016. Journal

Nursing News, XI(1), 31–37. https://doi.org/10.1021/BC049898Y

3. http://puteribungsu.blogspot.com/2014/10/terapi-bekam-dalam-dunia-
kesehatan.html

4. http://keperawatanupi2016.blogspot.com/2016/12/terapi-bekam_24.html

5. https://www.scribd.com/document/331246231/indikasi-kontraindikasi-bekam

Anda mungkin juga menyukai