Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pariwisata menjadi salah satu sektor yang mulai diperhitungkan atau

diperhatikan diberbagai negara baik negara maju ataupun negara sedang berkembang

tidak terkecuali Indonesia. Negara Indonesia memiliki potensi alam, keanekaragaman

flora dan fauna, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, serta seni dan budaya

yang semuanya itu merupakan sumber daya dan modal yang besar artinya bagi usaha

pengembangan dan peningkatan kepariwisataan. Indonesia juga memiliki wilayah

yang sangat luas dan didukung oleh sumber daya alam dan budaya yang beragam

sangat potensial untuk diolah dan dimanfaatkan. Dari sumber daya alam yang ada,

pariwisata merupakan salah satu sektor yang memiliki potensi yang sangat layak

untuk dikelola dan dikembangkan secara maksimal.

Saat ini, pariwisata tidak hanya dapat dinikmati oleh orang-orang yang relatif

kaya, melainkan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia,

terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Berdasarkan Pasal 4 Undang-

Undang Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan dapat diketahui bahwa

pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan

kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan

alam, lingkungan dan sumber daya, memajukan kebudayaan, mengangkat citra

Bangsa, memupuk rasa cinta tanah air, memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa,

2
mempererat persahabatan antar bangsa. Hal tersebut dibuktikan dengan

meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia setiap

tahunnya, besarnya jumlah wisatawan mancanegara di Indonesia, jelas merupakan

potensi bisnis yang sangat besar untuk di manfaatkan. Tentu sektor bisnis yang terkait
kedatangan wisatawan seperti akomodasi perhotelan, biro perjalanan wisata, dan jasa

transportasi akan menjadi sektor yang langsung terkena dampak positifnya.

Perkembangan jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia dari tahun ke tahun

terus mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan meningkatktnya jumlah

wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara itu sendiri.

Grafik 1.1
Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu
Masuk Januari 2016–Juni 2018

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS-Statistics Indonesia) 20183

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa jumlah kunjungan wisatawan

mancanegara atau wisman yang berkunjung ke Indonesia naik sebesar 13,08% jika

dibandingkan dengan jumah kunjungan wisatawan mancanegara pada periode

sebelumnya.

Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada Juni 2018

mengalami kenaikan sebesar 15,21%, jika dibandingkan dengan tahun 2017. Begitu juga

jika dibandingkan dengan kunjungan wisatawan mancanegara pada bulan Mei 2018 yaitu

mengalami kenaikan sebesar 7,5%.

Demikian pula, Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia yang

datang melalui pintu masuk udara pada Juni 2018 mengalami kenaikan sebesar 6,46%,

jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun

sebelumnya. Jadi, perkembangan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang

berkunjung ke Indonesia menurut pintu masuk Januari 2016 sampai dengan Juni 2018

mengalami peningkatan.
Bukan hanya wisatawan mancanegara, jumlah perjalanan wisatawan nusantara

juga sangat berpengaruh terhadap potensi pendapatan negara dan penciptaan

kesejahteraan bagi masyarakat setempat dimana destinasi berada. Wisatawan Nusantara

adalah penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan dalam wilayah geografis

Indonesia secara sukarela kurang dari 6 (enam) bulan dan bukan untuk tujuan bersekolah

atau bekerja (memperoleh upah/gaji), serta sifat perjalanannya bukan rutin.

Tabel 1.1
Angka Pertumbuhan Perjalanan Wisatawan Nusantara
Tahun Target Perjalanan Jumlah Perjalanan
Wisatawan Nusantara (Juta) Wisatawan Nusantara +/-(%)
(Juta)
2015 255,00 255,05 1,53%
2016 260,00 263,68 3,38%
2017 265,00 277,00* 5,05%
Sumber : Kemenpar dan BPS

Dari tabel di atas terlihat bahwa sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2017

Jumlah perjalanan wisatawan nusantara selalu mengalami peningkatan, peningkatan

terendah berada pada tahun 2015 sebesar 1,53%, sedangkan peningkatan tertinggi pada

tahun 2017 sebesar 5,05%.

Berpariwisata pada hakikatnya adalah suatu proses kepergian sementara dari

seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan

kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi,

sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena

4
sekedar ingin tahu, menambah pengalaman atau untuk belajar.

Terkait dengan hal itu, dalam Undang Undang Republik Indonesia No 9 Tahun

1990 menyatakan bahwa kepariwisataan mempunyai peranan penting untuk

memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong

pembangunan daerah, memperbesar pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan dan kemakmuran rakyat serta memupuk rasa cinta tanah air, memperkaya
kebudayaan nasional dan memantapkan pembinaannya dalam rangka memperkukuh jati

diri bangsa dan mempererat

persahabatan antar bangsa. Pariwisata pada saat ini menjadi suatu kebutuhan

manusia, baik yang melakukan perjalanan wisata maupun masyarakat sekitar daerah

tujuan wisata. Wisatawan butuh dipuaskan keinginannya, sementara masyarakat sekitar

lokasi berharap akan mendapatkan implikasi positif berupa peningkatan pendapatan dan

kesempatan kerja.

Pеmеrintаh mеrupаkаn sаlаh sаtu stаkеholdеr di dаlаm pеngеlolааn bidаng

pаriwisаtа. Pеmеrintаh jugа mеmiliki fungsi sеbаgаi pеmbuаt bеrbаgаi kеbijаkаn

tеntаng pаriwisаtа pаdа suаtu dаеrаh sеrtа bеrpеrаn dаlаm mеningkаtkаn dеvisа dаn

pеndаpаtаn аsli dаеrаh mеlаlui bidаng pаriwisаtа. Pеmеrintаh dаеrаh dаlаm hаl ini

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yаng mеnаungi bidаng kеpаriwisаtааn dihаrаpkаn

mеmiliki pеrаn dаlаm mеnyеdiаkаn pаriwisаtа di dаеrаhnyа dеngаn cаrа

mеngеmbаngkаn dаyа tаrik sеrtа sаrаna kеpаriwisаtааn lаinnyа. Hаl tеrsеbut аkаn

mаmpu tеrwujud jikа pеmеrintаh sеlаku pеmеgаng kеpеntingаn mаmpu

mеngеmbаngkаn pаriwisаtа sеcаrа optimаl. Pеmеrintаh mеmiliki bеbеrаpа pеrаn dаlаm

bidаng pаriwisаtа yаitu:

1. Perencanaan Pariwisata

2. Pembangunan Pariwisata

3. Kebijakan Pariwisata

4. Peraturan Pariwisata
Pemerintah telah menetapkan sektor pariwisata sebagai sektor prioritas dalam

pembangunan. Untuk lebih memantapkan pertumbuhan sektor pariwisata dalam rangka

mendukung pencapaian sasaran pembangunan, sehingga perlu diupayakan pengembangan

produk-produk yang mempunyai keterkaitan dengan sektor pariwisata.

Selain pemerintah, masyarakat merupakan salah satu pilar utama dalam

meningkatkan potensi sektor pariwisata, karena pada dasarnya pilar pariwisata itu terdiri
dari pertama pemerintah, kedua swasta dan ketiga masyarakat, yang sering disebut tiga

pilar utama pariwisata. Setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai

pengembangan sektor pariwisata yang diiringi dengan regulasi tentunya. Kemudian pihak

swasta yang secara professional menyediakan jasa pelayanan bagi pengembangan

pariwisata tersebut, maka tugas masyarakat adalah selain senantiasa membangkitkan

kesadaran tentang pentingnya pariwisata juga menumbuh-kembangkan kreatifitas yang

melahirkan berbagai kreasi segar yang mengundang perhatian untuk kemudian menjadi

7
daya pikat pariwisata.

Mengenai pengembangan atau menumbuhkan kesadaran pariwisata di kalangan

masyarakat ini bukanlah hal yang mudah. Walaupun secara sosiologis keberadaan

masyarakat Indonesia sesungguhnya sudah menjadi daya tarik tersendiri bagi pariwisata,

baik dengan kekayaan adat istiadatnya, kreasi seni dalam berbagai segi kehidupannya

juga khazanah lingkungan dan sejarahnya yang relative cukup kaya dan menjadi

kebanggaan dunia.

Dengan adanya proses sinergi antara pemerintah, swasta dan masyarakat, dengan

ditunjukkannya komitmen yang kuat dari pemerintah untuk secara sungguh-sungguh

membangun pariwisata maka dengan sendirinya akan secara spontanitas muncul pula

partisipasi masyarakat. Dari sini dengan sendirinya akan lahir dan berkembang kreasi

kepariwisataan sebagai bentuk partisipasi masyarakat, yang sekaligus juga sebagai

bentuk komitmennya. Apalagi jika kemudian pada masyarakat tersebut telah terbangun

suatu pandangan bahwa pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi yang dapat

mendatangkan devisa negara, meningkatkan pendapatan daerah dan pendapatan

masyarakat. Sehingga pariwisata dapat dilihat sebagai sektor yang sanggup mewujudkan

kesejahtaraan masyarakat melalui peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja yang

akan berdampak pada kurangnya masalah pengangguran masyarakat.


Jawa Timur merupakan salah satu daerah yang potensial sebagai tujuan wisata.

Sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Timur adalah Kabupaten Tulungagung.

Kabupaten Tulungagung merupakan destinasi wisata yang memiliki keunikan sebagai

potensi pariwisata budaya. Keunikan tersebut merupakan daya tarik pariwisata yang

berupa wisata alam, seperti air terjun, pantai, bukit, gunung, goa, dan lain-lain. Wisata

buatan, seperti water park, bendungan, hutan kota, dan lain-lain. Wisata budaya, seperti

candi dan museum. Dan masih banyak lagi wisata lain seperti wisata edukasi, wisata

kuliner, dan wisata malam.

Tabel 1.2
Data Tempat Wisata di Kabupaten Tulungagung

NO NAMA ALAMAT

I WISATA ALAM
1. Bumi Kandung Ds. Tanen Kec. Rejotangan
2. Coban Kromo (Indah) Dsn. Jambu Ds. Pelem Kec. Campurdarat
3. Telaga Buret Ds. Sawo Kec. Campurdarat
4. Air Terjun Kenteng Rejeng Ds. Sawo Kec. Campurdarat
5. Telaga Baran Ds. Banyu Urip Kec. Kalidawir
6. Telaga Ngambal Ds. Winong Kec. Kalidawir
7. Air Terjun Lawean Sendang
8. Air Terjun Jurang Senggani Ds. Nglurup Kec. Sendang
9. Air Terjun Sarang Awan Ds. Kradinan Kec. Pagerwojo
10. Bukit Jomblo Ds. Pakis Rejo Kec. Tanggunggunung
11. Gua Sidem Ds. Besole Kec. Besuki
12. Gua Tengger Ds. Tengger Rejo Kec. Tanggunggunung
13. Pantai Sine Ds. Kalibatur Kec. Kalidawir
14. Pantai Dlodo Ds. Rejosari Kec. Kalidawir
15. Pantai Popoh Ds. Besuki Kec. Besuki
16. Pantai Klatak Ds. Keboireng Kec. Besuki
17. Pantai Sidem Ds. Besuki Kec. Besuki
18. Pantai Nglarap Ds. Keboireng Kec. Besuki
29. Pantai Sawah Ombo Ds. Ngrejo Kec. Tanggunggunung
20. Pantai Brumbun Ds. Ngrejo Kec. Tanggunggunung
21. Pantai Molang Ds. Pucanglaban Kec. Pucanglaban
22. Pantai Gerangan Ds. Ngrejo Kec. Tanggunggunung
23. Pantai Bayem Ds. Keboireng Kec. Besuki
24. Pantai Coro Ds. Besuki Kec. Besuki
25. Pantai Sanggar Ds. Tanggunggunung Kec.
Tanggunggunung
26. Pantai Kedung Tumpang Ds. Pucanglaban Kec. Pucanglaban
27. Pantai Gemah Ds. Boireng Kec. Besuki
28. Pantai Sioro Ds. Ngrejo Kec. Tanggunggunung
39. Pantai Ngalur Ds. Ngrejo Kec. Tanggunggunung
30. Pantai Patok Gebang Ds. Jengglung Harjo Kec.
Tanggunggunung
31. Pantai Banyu Mulok Ds. Besole Kec. Besuki
32. Pantai Pucang Sawit Ds. Pucanglaban Kec. Pucanglaban
33. Ranu Gumbolo Ds. Mulyosari Kec. Pagerwojo
34. Tumpak Bledek Ds. Mulyosari Kec. Pagerwojo
35. Bukit Cemenung Ds. Rejotangan Kec. Rejotangan
36. Gunung Bolo Ds. Bolorejo Kec. Kauman
37. Gunung Budeg Ds. Tanggung Kec. Campurdarat
38. Kedung Trete Ds. Sukorejo Wetan Kec.
Tanggunggunung
39. Tebing Congor Kidang Ds. Wonokoyo Kec. Tanggunggunung
40. Tebing Omben Banteng Ds. Wonokoyo Kec. Tanggunggunung
41. Tebing Tononggo Ds. Wonokoyo Kec. Tanggunggunung
42. Bukit Dondong Ds. Tanggunggunung Kec.
Tanggunggunung
43. Air Terjun Parang Kikis Ds. Nggambiran Kec. Pagerwojo
44. Nyawangan Park Ds. Nyawangan Kec. Sendang
II. WISATA BUATAN
1. Wduk Wonorejo Ds. Mulyosari Kec. Pagerwojo
2. Pesanggrahan Argo Wilis Ds. Sendang Kec. Sendang
3. Taman Alon-Alon Ds. Kampungdalem Kec. Tulungagung
4. Jogging Track Kel. Tretek dan Kutoanyar
5. Kampong Susu Dinasty Ds. Sidem Kec. Gondang
6. Kampong Tani Ds. Karanganom Kec. Kauman
7. Kolam Renang Vidia Tirta Ds. Kutoanyar Kec. Tulungagung
8. Taman Kali Ngrowo Ds. Panggungrejo Kec. Tulungagung
9. Retjo Sewu Ds. Besole Kec. Besuki
10. Splash Water Park Ds. Bendilwungu Kec. Sumbergempol
11. Taman Huko Ketanon Ds. Tanon Kec. Kedungwaru
12. Taman Huko Moyoketen Ds. Moyoketen Kec. Boyolangu
13. Taman Ketandan Ds. Bolo Kec. Kauman
14. Kolam Renang Tirta Mutiara Ds. Ngantru Kec. Ngantru
15. Wisata Argo Bimbing Pak Mul Ds. Moyoketen Kec. Boyolangu
16. Wisata Argo Blimbing ABA Ds. Moyoketen Kec. Boyolangu
17. Wisata Taman Anggrek Ds. Mulyosari Kec. Pagerwojo
Kahyangan
18. Wisata Bunga Krisan Ds. Geger Kec. Sendang
19. Tugu Park Ds. Tugu Kec. Sendang
20. Gapoktan Park Ds. Sendang Kec. Sendang
21. Kampong Pelangi Ds. Mulyosari Kec. Pagerwojo
22. Koptan Ori Green Ds. Sendang Kec Sendang
23 Cowindo Ds. Sendang Kec. Sendang
III. WISATA PURBAKALA (SEJARAH / RELIGI)
1. Candi Gayatri Ds. Boyolangu Kec. Boyolangu
2. Candi Cungkup/Sranggahan Ds. Sanggrahan Kec. Boyolangu
3. Candi Dadi Ds. Wajak Kidul Kec. Boyolangu
4. Candi Gambar Ds. Mirigambar Kec. Sumbergempol
5. Candi Ampel Ds. Ngampel Kec. Sumbergempol
6. Candi Tuban Ds. Domasan Kec. Kalidawir
7. Candi Nilosuwarno Ds. Aryojeding Kec. Rejotangan
8. Candi Asmoro Bangun Ds. Geger Kec. Sendang
9. Candi Penampean Ds. Geger Kec. Sendang
10. Makam Srigading Ds. Bolo Kec. Kauman
11. Makam Sarono Gedong Ds. Sukodono Kec. Karangrejo
12. Makan Sunan Kuning Ds. Macanbang Kec. Pakel
13. Makam Patih Ds. Tiudan Kec. Gondang
14. Makan Ngadirogo Ds. Podo Rejo Kec. Sumbergempol
15. Makam Petung Ulung Ds. Bangunmulyo Kec. Pakel
16. Makam Astonopraloyo Ds. Demuk Kec. Kalidawir
17. Makam Sengguruh Ds. Rejotangan Kec. Rejotangan
18. Makam Soka Ds. Karangsari Kec. Rejotangan
19. Kuburan Wangi Ds. Mulyosari Kec. Pagerwojo
20. Makam Majan Ds. Majan Kec. Kedungwaru
21. Makam Bedalem Ds. Besole Kec. Besuki
22. Makam Surotani 1 Ds. Tanggung Kec. Campurdarat
23. Makam Surotani II Ds. Wajak Kidul Kec. Boyolangu
24. Gua Selomangkleng Ds. Sanggrahan Kec. Boyolangu
25. Gua Tan Tik Syu Ds. Sumberagung Kec. Rejotangan
26. Gua Tan Tik Syu Ds. Sendang Kec. Sendang
27. Gua Banyu Ds. BanyuUrip Kec. Kalidawir
28. Gua Pasir Ds. Junjung Kec. Sumbergempol
29. Gua Pesetran Gondomayit Ds. Kalibatur Kec. Kalidawir
30. Gua Tritis Ds. Tanggung Kec. Campurdarat
31. Situs Mbah Bodho Ds. Junjung Kec. Sumbergempol
32. Situs Mbah Bodho Ds. Kalidawir Kec. Kalidawir
33. Situs Mbah Bodho Ds. Sendang Kec. Sendang
34. Situs Gembrong Ds. Domasan Kec. Kalidawir
35. Situs Kanigoro Ds. Podorejo Kec. Rejotangan
36. Situs Lemah Duwur Ds. Bantengan Kec. Bandung
37. Situs Alas Kebutan Ds. Keboireng Kec. Besuki
38. Situs Watu Garit Ds. Wates Kroyo Kec. Bandung
39. Situs Song Gentong 1 Ds. Besole Kec. Besuki
40. Situs Song Gentong II Ds. Besuki Kec. Besuki
41. Situs Omben Jago Ds. Nyawangan Kec. Sendang
42. Situs Punden Gedong Ds. Nyawangan Kec. Sendang
43. Situs Kucur Sanga Ds. Nyawangan Kec. Sendang
44. Penemuan Fosil Ds. Gamping Kec. Campurdarat
45. Balai Penyelamat (Museum Jln. Raya Popoh Kec. Boyolangu
Daerah)
46. Dwarapala (Reco Pentung) Ds. Kedungwaru, Jepun, Tamanan,
Kutoanyar.
IV WISATA BUDAYA
1. Kirap Panji Lambang Daerah Kec. Tulungagung
(Bersih Negeri)
2. Jamasan Pusaka Kyai Upas Ds. Kepatihan Kec. Tulungagung
3. Labuh Laut/Larung Sesaji Ds. Besuki Kec. Besuki
(Sembonyo)
4. Upaca Adat Ulur-ulur Ds. Sawo Kec. Campurdarat
5. Upacara Adat Manten Kucing Ds. Pelem Kec. Campurdarat

Sumber : Data tempat wisata Kabupaten Tulungagung menurut nama dan alamat Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung

Tabel 1.3
Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kabupaten Tulungagung, 2014-
2018
Tahun Wisatawan Jumlah
Domestik Mancanegara
2014 222163 65 222 228
2015 218 251 0 218 251
2016 275 104 0 275 104
2017 729 060 2 192 731 252
2018 1 250 702 69 1 250 771
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Tabel 1.4
Tingkat Penghuni Tempat Tidur (TPTT) menurut Jenis Hotel Tahun 2013-2016

Berbintang Melati
Bulan
2013 2014 2015 2016 2013 2014 2015 2016
Januari n/a 40,66 39,53 64,27 45,46 39,41 37,15 46,38
Februari n/a 37,23 62,35 47,77 43,35 51,40 35,82 30,60
Maret n/a 43,70 68,06 59,40 42,94 52,35 49,16 61,86
April n/a 41,07 57,51 52,85 48,33 61,72 37,88 77,52
Mei n/a 52,17 71,84 63,48 41,87 49,68 43,45 87,09
Juni n/a 70,61 38,34 78,95 43,97 50,54 39,76 61,78
Juli n/a 46,47 31,67 67,43 40,32 42,08 46,41 60,53
Agustus n/a 77,32 31,19 34,18 50,83 56,13 33,09 49,24
September n/a 91,06 42,50 88,36 44,91 68,90 51,32 57,93
Oktober n/a 52,35 46,39 79,58 48,75 60,85 56,17 35,29
November n/a 77,21 51,60 81,15 43,31 48,76 53,62 33,35
Desember n/a 66,80 34,98 82,68 32,64 52,05 40,45 34,63
Tulungagung n/a 58,05 48,00 66,68 43,89 52,82 43,69 53,02
Sumber : Publikasi Statistik Perhotelan Kabupaten Tulungagung 2017

Kabupaten Tulungagung memiliki obyek pariwisata dan Seni yang tidak sedikit

baik alami maupun buatan yang sangat menarik untuk dikunjungi. Dari data yang didapat

diatas dapat diambil kesimpulan adanya peningkatan jumlah wisatwan dari tahun ketahun

dan peningkatan tingkat hunian hotel di Kabupaten Tulungagung sehingga apabila sektor

pariwisata ini dapat berkembang akan berpengaruh positif pada nilai ekonomi dan

pendapatan masyarakat.

Dalam hal ini masyarakat lokal diharapkan juga dapat berperan aktif, sehingga

akan berdampak pada pendapatan masyarakat dan kesempatan kerja yang juga dapat

dikatakan sebagai salah satu cara untuk mengatasi pengangguran.

Selanjutnya dengan adanya wisatawan yang datang akan menimbulkan

permintaan terhadap barang dan jasa. Dalam usaha memenuhi permintaan wisatawan
sehingga dapat dimungkinkan adanya investasi di bidang jasa seperti, jasa parkir,

transportasi, kuliner, produksi oleh-oleh dan lain-lain.

Pendapatan Masyarakat adalah arus uang yang mengalir dari pihak dunia usaha

kepada masyarakat dalam bentuk upah dan gaji, bunga, sewa dan laba. Pendapatan

perseorangan (Personal Income) terdiri dari sewa, upah dan gaji, laba perusahaan bukan

8
perseroan, dividen dan pembayaran transfer. Sedangkan Kesempatan Kerja merupakan

ketersediaan lapangan kerja untuk menampung angkatan kerja. Kesempatan kerja adalah

indikator penting suatu perekonomian. Kesempatan kerja yang luas menurunkan jumlah

orang menganggur, meningkatkan produktivitas penduduk, dan meningkatkan produksi

serta pendapatan nasional.

Dari uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa untuk meningkatkan kunjungan

wisatawan, dapat ditempuh melalui peningkatan promosi wisata, pengadaan regulasi

paket wisata dan pengadaan sarana yang dapat mengakomodir kegiatan wisatawan. Untuk

mendukung program di atas, maka diperlukan Penyusunan Pradesain

Pembangunan Gedung Apresiasi Seni Budaya dan Pariwisata Serta TIC.

1.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Kegiatan Penyusunan i Pra Desain Pembangunan Gedung Apresiasi Seni

Budaya dan Pariwisata Serta TIC dimaksudkan untuk memperoleh kajian terkait

kelayan lahan yang direncanakan sebagai lokasi Pembangunan, serta kelayakan akan

fungsi, standart kebutuhan minimum atas ruang yang akan mewadahi aktifitas yang

akan ditujang oleh bangunan yang akaan dibangun.

1.2.2. Tujuan

Tujuan dari Penyusunan Pra Desain Pembangunan Gedung Apresiasi Seni

Budaya dan Pariwisata Serta TIC adalah terbentuknya Masterplan Perencanaan dan

acuan RAB dan DED sebagai pedoman dalam rangka pengembangan sarana dan
prasarana fisik bangunan. Masterplan Perencanaan, RAB dan DED dimaksudkan

akan memberikan gambaran yang jelas terhadap strandart kualitas mutu bangunan,

Komposisi ruang, sirkulasi, yanng sesuai dengan kaidah perencanaan dan teknis

bangunan yang baik.

1.3. Sasaran

Adapun sasaran dari Penyusunan Pra Desain Pembangunan Gedung Apresiasi

Seni Budaya dan Pariwisata Serta TIC adalah:

 Membentuk wadah yang menampung kegiatan dan pelaksanaan masing-masing

fungsi yang direncanakan, yang diharapkan akan dapat ditampung secara

menyeluruh dalam keterpaduan yang optimal.

 Memberikan gambaran yanng jelas terhadap komposisi ruang dan fasilitas

penduduk yang akan dibangun, khususnya penempatan ruang-ruang yang

diperlukan agar bnantinya dapat menampung seluruh kegiatan yang dilakukan

sesuai fungsinya.

 Analisa terhadap kenyamanan akses lingkunngan dari kemungkinan-kemungkinan

yang tidak diinginkan..

 Estimasi terhadap kebutuhan dan fasilitas yang diperlukan untuk menampung

kegiatan didalamnyaa.

 Estimasi anggaran yaang dibutuhkan anggaran yang diperlukan dalam

pembangunan fasilitas yang direncanakan dalam kegiatan tersebut.

1.4.Landasan Hukum

1. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan


Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025;
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;

4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;


5. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan;

6. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk


Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 - 2025;
8. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.37/UM.001/MKP/07
tentang Kriteria dan Penetapan Destinasi Pariwisata Unggulan;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 11 Tahun 2012 Tentang


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tulungagung Tahun 2012 - 2032;

10. Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 6 Tahun 2012 tentang


Kepariwisataan;

11. Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Rencana
Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Tulungagung Tahun 2017 – 2027.
12. Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 10 Tahun 2016 tentang
Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi pada Bagian Wilayah
Perkotaan Tulungagung Tahun 2016 – 2036.

1.5.Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam kegiatan Studi Kelayakan dan Pra-Disain Pembangunan


Gedung Apresiasi Seni Budaya dan Pariwisata Serta TIC meliputi ruang lingkup
wilayah dan ruang lingkup kegiatan.

1.5.1. Ruang Lingkup Wilayah

Lokasi kegiatan ini adalah GOR LEMBU PETANG yang berada di Kecamatan
Tulungagung Kabupaten Tulungagung. Secara umum wilayah studi adalah
Kabupaten Tulungagung. Secara geografis wilayah administratif Kabupaten
2
Tulungagung memiliki luas wilayah sebesar 1.055,65 Km yang terletak di antara
111° 43'-112° 07' Bujur Timur dan 7° 51' - 8° 18' Lintang Selatan. Wilayah
Administrasi Kabupaten Tulungagung dengan batas - batas sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Kabupaten Kediri

2. Sebelah Timur : Kabupaten Blitar

3. Sebelah Selatan : Samudra Indonesia


4. Sebelah Barat : Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Ponorogo

1.5.2. Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan Studi Kelayakan dan Pra-Desain Pembangunan Gedung


Apresiasi Seni Budaya dan Pariwisata Serta TIC adalah sebagai berikut:
1. Melakukan observasi lapangan dan studi pustaka untuk mendapatkan data
primer;
2. Melakukan pengukuran, perencanaan bidang konstruksi bangunan gedung
pada lokasi kegiatan yang selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan dalam
pembangunan dan pengembangan Gedung Apresiasi Seni Budaya dan
Pariwisata Serta TIC;
3. Melakukan pengolahan dan analisis data yang mencakup kelayakan teknis,
kelayakan lingkungan dan kelayakan sumber daya budaya sehingga
menghasilkan rekomendasi sebagai acuan Pembangunan Gedung Apresiasi
Seni Budaya dan Pariwisata Serta TIC.

1.6.Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam kegiatan Studi Kelayakan dan Pra-Design


Pembangunan Gedung Apresiasi Seni Budaya dan Pariwisata Serta TIC untuk
pelaporan tahap akhir yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang, tujuan dan sasaran, sasaran, landasan hukum, ruang lingkup
perencanaan, dan sistematika pembahasan dari Penyusunan Pradesain Pembangunan
Gedung Apresiasi Seni Budaya dan Pariwisata Serta TIC.

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN


Berisikan tentang gambaran umum dari Kabupaten Tulungagung .

BAB III METODOLOGI


Berisikan tentang metode pelaksanaan kegiatan Penyusunan Pradesain Pembangunan
Gedung Apresiasi Seni Budaya dan Pariwisata Serta TIC.

BAB IV ANALISIS
Berisikan tentang analisa-analisa serta konsep pengembangan yang berkaitan dengan
kegiatan Penyusunan Pradesain Pembangunan Gedung Apresiasi Seni Budaya dan
Pariwisata Serta TIC.

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN

Berisikan tentang arahan pengembangan dan infrastruktur pendukung yang berkaitan


dengan kegiatan Penyusunan Pradesain Pembangunan Gedung Apresiasi Seni
Budaya dan Pariwisata Serta TIC.

.
BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1.Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Tulungagung

2.1.1. Wilayah Administrasi

Secara administratif, Kabupaten Tulungagung dibagi menjadi 19


kecamatan, 257 desa, dan 14 kelurahan. Pembagian wilayah tersebut dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.1. Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Tulungagung

No Kecamatan Desa/ Kelurahan Dusun/ Lingkungan RW RT

1 Besuki 10 21 44 226

2 Bandung 18 45 95 333

3 Pakel 19 45 93 316

4 Campurdarat 9 27 78 330

5 Tanggunggunung 7 36 73 173

6 Kalidawir 17 54 134 440

7 Pucanglaban 9 24 46 164

8 Rejotangan 16 45 146 478

9 Ngunut 18 37 149 443

10 Sumbergempol 17 46 121 372

11 Boyolangu 17 45 108 463

12 Tulungagung 14 - 92 323

13 Kedungwaru 19 45 131 493

14 Ngantru 13 43 116 361

15 Karangrejo 13 40 72 264

16 Kauman 13 34 90 311

17 Gondang 20 49 104 379

18 Pagerwojo 11 37 62 229
19 Sendang 11 53 97 281

Jumlah 271 726 1.851 6.379

Sumber: Bagian Pemerintahan Setkab Tulungagung


AdministrasiGambar 3.1. Peta Batas

o
Secara astronomis Kabupaten Tulungagung terletak pada posisi 111 43’ 00” -
o o
112 07’ 00” BT dan 7 51’ 00” – 8° 18’ 00” LS dengan titik nol derajat dihitung

dari Greenwich, Inggris. Batas-batas administrasi wilayah Kabupaten


Tulungagung adalah :
 Utara : Kabupaten Kediri, Nganjuk dan Blitar
 Timur : Kabupaten Blitar
 Selatan : Samudera Hindia/ Indonesia
 Barat : Kabupaten Trenggalek dan Ponorogo

Jarak antara Ibukota Kabupaten Tulungagung dengan Kota Surabaya


sebagai Ibukota Provinsi Jawa Timur sekitar 154 kilometer ke arah timur laut.
Sementara, jarak antara Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten di
Kabupaten Tulungagung berkisar antara 0–36 km. Kecamatan Pucanglaban
merupakan daerah yang memiliki jarak terjauh dari Ibukota Kabupaten.

2.1.2. Penggunaan Lahan Kabupaten Tulungagung

Penggunaan lahan merupakan gambaran ruang yang berasal dari jenis


usaha, tingkat teknologi, jumlah manusia dan keadaan fisik daerah. Pola
penggunaan lahan suatu daerah dapat mencerminkan kegiatan masyarakat di
daerah tersebut. Berdasarkan hal tersebut, penggunaan lahan dapat dikatakan
bersifat dinamis karena tergantung pada kebijakan dan kegiatan
pengembangan wilayah yang ada. Berikut ini adalah grafik dari persentase
penggunaan lahan di Kabupaten Tulungagung.

Bagan 3.2. Persentase Penggunaan Lahan di Kabupaten Tulungagung.


LahanGambar 3.2. Peta Tutupan
15
2.1.3. Iklim

Kabupaten Tulungagung secara umum beriklim tropis musiman (Aw)


3 3
dengan rata-rata curah hujan tahunan sekitar 2.155 mm - 3.292 mm . Pada
iklim ini, musim penghujan terjadi pada bulan November hingga April, dan
musim kemarau pada bulan Mei sampai Oktober. Meskipun memiliki musim
penghujan panjang, tetapi iklim ini tergolong panas dengan suhu udara rata-
rata bulanan 30º C dan tingkat kelembapan udara berkisar 74 - 77%.

2.1.4. Kondisi Fisik Dasar

2.1.4.1 Topografi

Kondisi topografi yang berkaitan dengan ketinggian kemiringan lahan


merupakan salah satu faktor tanah yang diperhatikan dalam kegiatan
pembangunan. Kabupaten Tulungagung memiliki daerah dataran rendah
hingga dataran tinggi. Gambaran tersebut terdapat pada:

B. Bagian Utara (Barat Laut) seluas ± 25%, merupakan daerah


pegunungan yang relatif subur sebagai bagian dari kawasan
pegunungan Wilis.

C. Bagian Selatan seluas ± 40%, merupakan daerah pegunungan yang


relatif tandus sebagai bagian dari kawasan pegunungan kapur Selatan.

D. Bagian Tengah seluas ± 35%, merupakan dataran rendah yang subur,


dimana sebagian besar daerah tersebut dilalui oleh Sungai Brantas
dan kali Ngrowo/Parit Agung.

Pembagian klasifikasi kelerengan tiap kecamatan di Kabupaten


Tulungagung dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.2. Kemiringan Tanah dan Sebarannya di Kabupaten Tulungagung

Kriteria
Kawasan/Ha
Luas
No Kecamatan 8- 15- (Ha)
0-2% 2-8% 25-40% >40%
15% 25%

1 Bandung 2.895 713 88 725 667 188 5.276

2 Besuki 2.384 612 781 1.385 2.434 2.105 9.701

3 Bayolangu 3.844 0 0 0 0 0 3.844


Kriteria
Kawasan/Ha
Luas
No Kecamatan 8- 15- (Ha)
0-2% 2-8% 25-40% >40%
15% 25%

4 Campur darat 2.871 708 143 292 316 213 4.543

5 Gondang 2.609 517 27 108 546 112 3.919

6 Kalidawir 3.489 711 1.496 2.955 1.322 214 10.187

7 Karangrejo 1.562 614 622 0 446 0 3.244

8 Kauman 1.982 300 624 68 366 82 3.422

9 Kedungwaru 2.989 0 0 0 0 0 2.989

10 Ngantru 3.903 0 0 0 0 0 3.903

11 Ngunut 3.942 0 0 0 0 25 3.967

12 Pakel 3.909 0 0 0 0 0 3.909

13 Pagerwojo 0 0 315 3.808 1.908 6.060 12.091

14 Pucang laban 514 412 1.399 830 3.591 307 7.053

15 Rejotangan 4.546 416 818 286,33 110,11 619 6.795

16 Sendang 0 312 825 3.119 4.081 5.112 13.449

17 Sumbergempol 3.940 0 0 0 0 0 3.940

18 Tanggunggunung 0 322 1.179 2.299 7.198 217 11.215

19 Tulungagung 1.592 0 0 0 0 0 1.592

5.63
Jumlah 46.971 8.317 15.875 22.985 15.254 115.040
7

Sumber: Bappeda Kabupaten Tulungagung

2.1.4.2. Jenis Tanah

Kabupaten Tulungagung memiliki jenis tanah yang bermacam-


macam, yaitu terdiri atas:
1. Alluvial coklat tua terdapat di wilayah Kecamatan
Bandung dan Kecamatan Besuki.
2. Alluvial coklat tua terdapat di wilayah Kecamatan
Besuki, Pakel, Campurdarat, Tulungagung, Boyolangu,
Pucanglaban dan Kalidawir.
3. Assosiasi alluvial kelabu dan coklat terdapat di
Kecamatan Besuki, Bandung, Pakel, Campurdarat,
Gondang, Boyolangu, Tulungagung, Kedungwaru,
Ngantru, Sumbergempol, Kalidawir, dan Ngunut.
4. Litosol terdapat di wilayah Kecamatan Bandung, Besuki,
Tanggunggunung, Boyolangu, dan Kalidawir.

5. Litosol Mediteran dan Resina terdapat di Kecamatan


Besuki, Tanggunggunung, Sumbergempol, Pucanglaban
dan Rejotangan.

6. Regosol coklat kelabuan terdapat di Kecamatan Ngunut,


Pucanglaban, dan Rejotangan.

7. Mediteran coklat kemerahan terdapat di Kecamatan


Gondang, Kauman, Karangrejo, Pagerwejo dan Sendang.

8. Litosol coklat kemerahan terdapat di Kecamatan


Pagerwejo dan Kecamatan Sendang.

9. Andosol terdapat di Kecamatan Sendang dan Kecamatan


Pagerwejo
2.1.4.3. Tekstur Tanah

Sifat tekstur tanah berhubungan erat dengan tingkat porositas,


permeabilitas serta daya menyimpan udara, air, dan unsur hara lainnya.
Berdasarkan kondisi itu, tekstur tanah juga berpengaruh pada pengolahan
tanah dan pertumbuhan tanaman. Tekstur tanah dibedakan berdasarkan
komposisi partikel pasir, debu dan, liat. Kabupaten Tulungagung memiliki
tiga klasifikasi tekstur tanah seperti pada tabel berikut ini

Tabel 2.3. Tekstur Tanah Kabupaten Tulungagung

No Kecamatan Kriteria Tekstur Tanah (Ha) Luas


Halus Sedang Kasar (Ha)
1 Bandung 3.498 816 755 5.276
2 Besuki 2.484 2.283 3.842 9.701
3 Bayolangu 3.944 0 0 3.844
4 Campur darat 2.572 666 822 4.543
5 Gondang 2.509 1.202 1.264 3.919
6 Kalidawir 3.972 4.706 2.836 10.187
7 Karangrejo 1.562 1.746 442 3.244
8 Kauman 1.682 1.254 448 3.422
9 Kedungwaru 2.979 0 0 2.989
10 Ngantru 3.805 0 0 3.903
11 Ngunut 3.845 0 25 3.967
12 Pakel 3.716 0 0 3.909
13 Pagerwojo 0 3.692 7.398 12.091
14 Pucang laban 522 2.822 4.863 7.053
15 Rejotangan 4.456 1.644 949 6.795
16 Sendang 0 4.640 7.450 13.449
17 Sumbergempol 3.935 0 0 3.940
18 Tanggunggunung 0 4.416 7.157 11.215
19 Tulungagung 1.467 0 0 1.592
jumlah 46.948 29.887 29.887 115.04
Sumber: Bappeda Kabupaten Tulungagung

2.1.4.4. Kedalaman Efektif Tanah


Kedalaman efektif tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar
tanaman. Kabupaten Tulungagung memiliki empat klasifikasi kriteria
kedalam tanah yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.4. Kedalaman Efektif Tanah Kabupaten Tulungagung

Kriteria Kedalaman Efektif Tanah (Cm)


N Kecamatan Luas (Ha)
o <30 30-60 60-90 >90

Bandung 969 311 591 3.285 5.276


1
Besuki 4.059 3.010 478 659 9.701
2
Bayolangu 264 0 0 3.780 3.844
3
Campur darat 943 628 137 2.538 4.543
4
Gondang 2.356.00 325 242 2.947 3.919
5
Kalidawir 885 5.728 2.540 2.697 10.187
6
Karangrejo 0 23 629 2.914 3.244
7
Kauman 914 64 38 2.358 3.422
8
Kedungwaru 0 0 0 2.979 2.989
9
Ngantru 0 0 0 3.803 3.903
10
Ngunut 0 0 0 3.873 3.967
11

12 Pakel 0 0 0 3.826 3.909

13 Pagerwojo 313 6.313 3.033 1.833 12.091

14 Pucang laban 635 5.504 866 1.639 7.053

15 Rejotangan 527 34 26 6.262 6.795

16 Sendang 578 3.037 7.505 79 13.449

17 Sumbergempol 0 0 0 3.922 3.940

18 Tanggunggunung 4.560 7.199 9 6 11.215

19 Tulungagung 0 0 0 1.367 1.592

Jumlah 17.003 32.176 16.094 50.767 115.040


Sumber: Bappeda Kabupaten Tulungagung
2.1.4.5. Geologi

Berdasarkan ciri fisik dan keadaan batuan wilayah Kabupaten


Tulungagung dapat dibagi menjadi enam kelompok batuan induk sebagai
berikut :

1. Endapan liat dan pasir yang terdapat di wilayah Kecamatan Bandung,


Besuki, Campurdarat, Pakel, Kalidawir, Boyolangu, Tulungagung,
Gondang, Kedungwaru, Ngantru, Sumbergempol, dan Ngunut.
2. Endapan liat yang terdapat di wilayah Kecamatan Bandung dan
Besuki.
3. Turf dan batuan vulkan terdapat di wilayah Kecamatan
Tanggunggunung.
4. Batuan kapur dan napal terdapat di wilayah Kecamatan
Tanggunggunung, Sumbergempol, Kalidawir, Rejotangan, dan
Pucanglaban.
5. Abu pasir turf terdapat di wilayah Kecamatan Ngunut dan
Kecamatan Rejotangan.
6. Turf vulkan intermedier terdapat di wilayah Kecamatan Sendang,
Gondang, Kauman, Karangrejo, dan wilayah Kecamatan Pagerwojo.

2.1.5 Hidrologi

Kabupaten Tulungagung mempunyai karakteristik hidrologi yang beragam,


sehingga secara relatif memiliki sumber daya air yang kaya dibandingkan wilayah
lainnya. Karakteristik hidrologi tersebut meliputi sungai, danau, mata air, dan air
tanah. Secara umum jenis sumber mata air dapat dikatagorikan sebagai air
permukaan dan air tanah. Air permukaan dapat berasal dari: (1) air hujan yang
mengalir di permukaan bumi dan berkumpul pada suatu tempat yang relatif
rendah, seperti sungai, danau, laut dan sebagainya; (2) air tanah yang mengalir
keluar permukaan bumi, misalnya air dari mata air yang mengalir ke permukaan
bumi; dan (3) air buangan bekas aktivitas manusia. Air tanah adalah air
permukaan yang meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan
air tanah yang disebut “aquifer”.
Jenis-jenis air tanah adalah (1) air tanah dangkal,
yaitu bila air hujan/air permukaan hanya meresap sampai
muka air tanah yang berada di atas lapisan rapat air,
umumnya mempunyai kedalaman kurang dari 50 m; (2)
air tanah dalam, yaitu air tanah yang terletak di antara dua
lapisan kedap air, letaknya biasanya cukup jauh dari
permukaan tanah; dan (3) mata air, yaitu air di dalam
tanah mengalir pada lapisan tanah berpasir atau
berkerikil, atau mengalir melalui celah pada lapisan kedap
air. Tempat keluarnya air di permukaan tanah ini disebut
mata air.

Di wilayah Kabupaten Tulungagung terdapat


beberapa sungai yang memiliki aliran sepanjang tahun.
Beberapa sungai tersebut memiliki daerah pengaliran
sungai yang cukup luas dan membentuk suatu daerah
aliran sungai (DAS), Kabupaten Tulungagung termasuk
dalam DAS Brantas yaitu dimana terdapat sungai - sungai
kecil yang bermuara di Kali Brantas. Selain dialiri oleh
sungai - sungai tersebut di atas keadaan hidrologi
Kabupaten Tulungagung juga ditentukan oleh adanya
waduk, dam, mata air, pompa air, dan sumur bor.

2.1.5.1. Tata Air

Air permukaan merupakan air tawar yang terdapat


pada sungai, saluran, danau/telaga, rawa, dan
empang. Secara garis besar Kabupaten Tulungagung
merupakan tangkapan hujan untuk 2 (dua) DAS,
yaitu :

2. DAS Brantas

DAS Brantas di Kabupaten Tulungagung dapat


dibedakan menjadi dua sub DAS, yaitu:

1. Sub DAS Ngrowo – Ngasinsan

Sub DAS ini menempati bagian tengah


Kabupaten Tulungagung dengan pola aliran
sungai yaitu Sungai Ngrowo/ Parit
Agung/Parit Raya sebagai sungai Orde I
beserta anak percabangan sungainya baik
sebagai percabangan sungai Orde II, Orde III
dan Orde IV. Anak-anak percabangan sungai
tersebut antara lain: Sungai Kalidawir, Sungai
Ngasinan, Sungai Song, Sungai Klantur,
Sungai Babaan, Sungai Wudu, Sungai
Gondang, Sungai Bajalpicisan, dan Sungai
Keboireng.

2. Sub DAS Lahar

Sub DAS ini menempati bagian Utara Kabupaten Tulungagung


dengan pola aliran sungai utama yaitu Sungai Brantas sebagai Sungai
Orde I beserta anak-anak percabangannya sebagai Orde II, Orde III dan
seterusnya.

3. DAS Dlodo-Gedangan

DAS Dlodo-Gedangan menempati bagian Selatan Kabupaten


Tulungagung, secara umum bentuk morfologinya miring. Sistem Selatan
dengan pola pengaliran maupun pengeringan sungainya mengalir dan
bermuara di Samudera Indonesia / Hindia. Sungai-sungai yang dimaksud
antara lain: Sungai Dlodo, Sungai Kerecek, Sungai Ngelo, Sungai Urang,
dan Sungai Molang.

DAS di Kabupaten Tulungagung memperngaruhi ekosistem di


kabupaten lainnya. Khususnya pada dua Sub DAS yaitu Sub DAS
Ngrowo–Ngasinan pengaruh ekosistemnya mencakup tiga wilayah
Kabupaten yaitu Tulungagung, Trenggalek, dan Ponorogo. Sub DAS
Lahar pengaruh ekosistemnya mencakup tiga wilayah Kabupaten yaitu
Tulungagung, Blitar, dan Kediri.

Berdasarkan kenampakan karakteristik fisik pada DAS–Sub DAS,


Kabupaten Tulungagung dapat dibagi menjadi daerah bagian hulu dan
daerah bagian hilir. Daerah bagian hulu di Kabupaten Tulungagung
menempati kawasan perbukitan/pegunungan dan lereng Tenggara
Gunung Wilis. Kawasan ini berperan sebagai embung/bendung, waduk,
dan tandon air. Pada daerah bagian hilir, secara umum menempati daerah
dataran rendah/daerah muara sungai yang merupakan daerah
pemanfaatan dan penataan air oleh aktivitas kegiatan manusia.

Potensi air yang sangat besar telah dimanfaatkan secara optimal untuk
memenuhi kebutuhan/keperluan irigasi, penyediaan air baku untuk
minum, industri, dan perikanan.
HidrologiGambar 3.3. Peta
2.1.5.2. Air Tanah

Saat ini, sumber air tanah dimanfaatkan sebagai sumber penyediaan air
oleh berbagai pihak seperti penduduk, perkantoran, industri, dan
pertanian. Hal tersebut dikarenakan pasokan (distribusi) air dari PDAM
belum dapat memenuhi kebutuhan air di seluruh wilayah Kabupaten
Tulungagung.

2.1.5.3. Drainase

Berdasarkan kondisi drainase yang dicirikan dengan keberadaan


permukaan air tanah maka wilayah Kabupaten Tulungagung dapat dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu daerah yang tergenang, daerah yang insidentil
tergenang, dan daerah yang tidak tergenang. Sawah di Kabupaten
Tulungagung termasuk dalam daerah genangan rutin maupun insidentil
di musim hujan.

2.1.6 Jaringan Prasarana

2.1.6.1 Sarana dan Prasarana Transportasi

Kondisi jalan pada kawasan-kawasan penting Kabupaten Tulungagung


telah diperkeras dengan aspal. Kondisi jalan tersebut telah mampu
berperan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Prasarana jalan
yang baik mempermudah mobilisasi barang dan manusia dari desa ke
kota, Kabupaten Tulungagung ke luar kabupaten maupun sebaliknya.
Kondisi tersebut juga mengakibatkan pertukaran informasi pun semakin
pesat.

a. Hierarki Jalan

Jaringan jalan yang memiliki klasifikasi fungsi primer di


Kabupaten Tulungagung, berdasarkan pada SK Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 630/KPTS/M/2009 tentang Penetapan Ruas-ruas
Jalan dalam Jaringan Jalan Primer Menurut Fungsinya Sebagai Jalan
Arteri dan Jalan Kolektor 1, antara lain:

 ruas jalan batas Kabupaten Trenggalek – Batas Kota Tulungagung;


 ruas jalan Pattimura;
 ruas jalan Yos Sudarso;
 ruas jalan Supriadi;
 ruas jalan Kapten Sujadi;
 ruas jalan batas Kota Tulungagung – batas Kabupaten Blitar;
 ruas jalan batas Kabupaten Kediri - Ngantru;
 ruas jalan Ngantru – batas Kota Tulungagung;
 ruas jalan Jayeng Kusuma;
 ruas jalan Pahlawan;
 ruas jalan Panglima Besar Sudirman;
 ruas jalan batas I Gusti Ngurah Rai.
b. Trayek Angkuntan

Kabupaten Tulungagung memiliki 20 layanan trayek dengan


jumlah kendaraan umum sebanyak 262 unit. Armada yang paling
banyak adalah trayek Tulungagung - Karangrejo - Sendang dan
Tulungagung - Campurdarat - Popoh masing-masing sebanyak 50 unit.
Trayek lainnya yang memiliki paling sedikit armada adalah trayek Pasar
Wage – Joho – Kalidawir – Kedungdowo dan Pasar Wage
– Karangrejo – Picisan dengan total armada sebanyak dua unit tiap
trayek.

Tabel 2.5. Jumlah Armada masing-masing Trayek MPU di Kabupaten Tulungagung

JUMLA
No LYN TRAYEK H

1 J TA – KARANGREJO – SENDANG 50

2 D TA – CAMPURDARAT – POPOH 50

3 H TA – PAGERWOJO 15

4 A TA – NGUNUT – PUCANGLABAN – PLANDERREJO 19

5 E POPOH – BESUKI – BANDUNG 20

6 L TA – NGENTRONG – TANGGUNGGUNUNG 20

7 B TA – NGUNUT – KALIDAWIR – KEDUNGDOWO 17

8 K TA (BEJI) – NGENTRONG – SINE 14

9 TS TERM. BOTORAN – GLEDUK – SWALOH – BANDUNG 7

10 O BESUKI – SODO – CAMPURDARAT – PS. WAGE 8


2
5
JUMLA
No LYN TRAYEK H

11 M1 PS. WAGE – KALANGBRET – PAKEL – BANDUNG 8

12 I PS. WAGE – KALANGBRET – SEGAWE – PENJOR 5

13 L1 PS. WAGE – BENDILWUNGU – KALIDAWIR – KALIDOWO 5

14 N1 PS. WAGE – NGUNUT – KATES 4

15 H1 PS. WAGE – SRABAH – BOLOREJO – WONOREJO 4

16 OM1 PS. WAGE – TAWING – WATES – C.DARAT – BANDUNG 4

TA – GONDANG – KIPING – NGEBONG – C.DARAT –


17 OM2 BANDUNG 5

18 A1 TA – SAMIR – KALIDAWIR – KEDONGDOWO – NGUNUT 3

19 B1 PS. WAGE – JOHO – KALIDAWIR – KEDUNGDOWO 2

20 M2 PS. WAGE – KARANGREJO – PICISAN 2

21 TRENGGALEK-TULUNGAGUNG 11

22 DURENAN-BANDUNG-PRIGI 6

23 TULUNGAGUNG-NGUNUT-BLITAR 7

24 TULUNGAGUNG-SRENGAT-BLITAR 6

25 BANDUNG-DURENAN-PASAR WAGE 4

26 PASAR WAGE-NGADI-MOJO-MUNING-KEDIRI 4

27 PASAR WAGE-BORO-PELAS-SAMBI 3

Sumber : RTRW Kabupaten Tulungagung tahun 2012-2032

Layanan bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) yang berasal dari
Kabupaten Tulungagung telah mencapai provinsi-provinsi di
Sumatera, Jakarta, Jawa Tengah dan Bali. Selain itu, Kabupaten
Tulungagung juga memiliki layanan bus AKDP (Antar Kota Dalam
Provinsi) dengan rute yang dicantumkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.6. Jaringan Layanan Bus AKDP di kabupaten Tulungagung

No Asal Tujuan

1 Tulungagung Ponorogo

2 Surabaya Tulungagung

3 Banyuwangi Tulungagung

4 Jember Tulungagung

5 Malang Tulungagung
No Asal Tujuan

6 Kediri Tulungagung

7 Nganjuk Tulungagung

Sumber : RTRW Kabupaten Tulungagung tahun 2012-2032

2.1.6.2. Prasarana dan Sarana Air Bersih

Sistem penyediaan air bersih di Kabupaten Tulungagung


dikelola oleh PDAM yang memanfaatkan sumber air baku
dengan total kapasitas terpasang sebesar 80 liter/detik dan
kapasitas produksi terbesar 147 liter/detik. Pengelolaan ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi penduduk Kabupaten
Tulungagung yang semakin meningkat.

Tabel 3.7. Sumber Air PDAM Kabupaten Tulungagung

Debit yang
No Sumber Air Lokasi Pengambilan digunakan
(liter/detik)
1. Sungai Sungai Song (Pagerwojo) 60
Sungaiombok (Pagerwojo) 65
2. Air tanah Plosokandang 75
Ngunut 15
Karangrejo 2
Bandung 5
3. Mata Air Sendang 14
Rejotangan 6
Campurdarat 20
Sumber : PDAM Kabupaten Tulungagung dikutip dari RPIJM Kabupaten Tulungagung

2.1.6.3. Prasarana dan Sarana Listrik

Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjadi pemasok kebutuhan


tenaga listrik di Kabupaten Tulungagung. Pelayanan Perusahaan
Listrik Negara (PLN) di Kabupaten Tulungagung dibagi dalam 3
UPJ yaitu UPJ Tulungagung, UPJ Ngunut dan UPJ Campurdarat.
Ketiga UPJ tersebut menyediakan 182.192.681 KVA yang
terpasang dan menjual 25.548.377 KwH kepada 207.274
pelanggan.

2.1.6.4. Prasarana dan Sarana Komunikasi

Jenis prasarana komunikasi yang terdapat di Kabupaten


Tulungagung antara lain jaringan radio, jaringan televisi, serta
jaringan penyedia jasa layanan telekomunikasi. Prasarana
tersebut telah ditunjang oleh sarana yang memadai sehingga
dapat mendukung seluruh aktivitas masyarakat.
2.1.7. Kependudukan

Perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Tulungagung yang saat ini


berjumlah 1.030.926 jiwa tidak terlepas dari faktor kelahiran, kematian
maupun kegiatan migrasi penduduk. Jumlah penduduk Kabupaten
Tulungagung sebanyak 1.030.926 jiwa. Berikut merupakan tabel jumlah
penduduk serta kepadatan penduduk Kabupaten Tulungagung.

Tabel 3.8. Luas Wilayah Dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Tulungagung

Persentas Jumlah Kepadatan


Luas Wilayah
No Kecamatan e thad Pendudu Penduduk
(Km2) Luas k (Jiwa/Ha)

1 Besuki 82,16 7,78% 36.148 440

2 Bandung 41,96 3,97% 47.610 1.135

3 Pakel 36,06 3,42% 51.461 1.427

4 Campurdarat 39,56 3,75% 54.540 1.379

5 Tanggunggunung 117,73 11,15% 25.079 213

6 Kalidawir 97,81 9,27% 68.506 700

7 Pucanglaban 82,94 7,86% 26.169 316

8 Rejotangan 66,49 6,30% 74.214 1.116

9 Ngunut 37,7 3,57% 77.456 2.055

10 Sumbergempol 39,28 3,72% 64.663 1.646

11 Boyolangu 38,44 3,64% 74.262 1.932

12 Tulungagung 13,67 1,29% 68.136 4.984

13 Kedungwaru 29,74 2,82% 85.208 2.865

14 Ngantru 37,03 3,51% 54.301 1.466

15 Karangrejo 35,54 3,37% 39.493 1.111

16 Kauman 30,84 2,92% 51.240 1.661

17 Gondang 44,02 4,17% 55.383 1.258

18 Pagerwojo 88,22 8,36% 30.233 343

19 Sendang 96,46 9,14% 46.824 485

1.030.92
Jumlah 1.055,65 100,00% 977
6
Berdasarkan tabel di atas dapat lihat bahwa kecamatan yang
memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu terdapat di Kecamatan
Kedungwaru dengan jumlah penduduk sebanyak 85.208 jiwa dengan
tingkat kepadatan sebesar 2.865 jiwa/Ha . Sementara, untuk kecamatan
yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit dan adalah Kecamatan
Tanggunggunung dengan jumlah penduduk sebanyak 25.079 jiwa dan
tingkat kepadatan 213 jiwa/Ha.

2.1.8. Kawasan Bencana Alam

Kabupaten Tuluingagung memiliki beberapa kawasan rawan


bencana yang dibagi berdasarkan jenis bencananya. Kawasan rawan
banjir memiliki kriteria ketinggian diatas kurang dari 25 mdpl dengan
kelerengan 2-15% serta lapisan tanah liat yang memiliki sifat
permeabilitas rendah. Selain itu, Kabupaten Tulungagung memiliki
Kawasan rawan pergerakan tanah yang diakibatkan dari penggerusan
oleh air terutama air hujan dengan curah hujan yang lebat. Berikut
merupakan tabel kawasan rawan pergerakan tanah yang ada di
Kabupaten Tulungagung.

Tabel 3.9. Kawasan Rawan Gerakan Tanah berdasarkan Keputusan Bupati Tulungagung No.
854 Tahun 2002
no Nama Lokasi Kemiringan Keterangan

1 Zone Daerah Tulungagung, Kauman, <5%  Lereng dibentuk oleh


Kerentanan sekitar Bandung, sebelah utara Aluvium (Qa)
gerakan Besuki. Sebelah utara Kalidawir,  terjadi di daerah sekitar
tanah sangat Karangrejo, Ngantru, sungai
rendah Sumbergempol, Gondang dan
Kedungwaru

2 Zone Daerah Besuki, Campurdarat, 5-15%  umumnya dibentuk oleh


Kerentanan Tanggunggunung, Kalidawir, tanah pelapukan batuan
gerakan Pucanglaban, Rejotangan,  terjadi pada tebing lembah
tanah rendah Gondang, Kauman, Sendang, sungai (alur)
Pagerwojo

3 Zone Daerah Besuki, Campurdarat, (5-15%)-  vegetasi penutup kurang


Kerentanan Tanggunggunung, Kalidawir, (50-70%)  umumnya terjadi pada
gerakan Pucanglaban, Rejotangan, perbatasan lembah sungai,
tanah Gondang, Kauman, Sendang, peralihan litologi, atau
menengah Pagerwojo, Bandung, karangrejo, tebing jalan yang
Boyolangu disebabkan oleh curah
hujan tinggi
 Dibentuk oleh pelapukan
Batuan

4 Zone Daerah Besuki, Tanggunggunung, Agak Terjal  Zona ini sering terjadi
Kerentanan Kalidawir, Gondang,Sendang, (30-50%) gerakan tanah akibat curah
gerakan Pagerwojo sampai hujan intensitas tinggi
tinggi sangta  Dibentuk oleh tanah
terjal pelapukakan pada batuan
(>70%) dasar bersifat gembur
 Vegetasi umumnya relatif
kurang

Gambar 3.4. Peta Kawasan Rawan Ben


2.2 Gambaran Umum Lapangan Pasar Pahing

2.2.1. Letak Geografis

Lapangan Pasar Pahing terletak pada Jalan Ir. Soekarno-hatta, Desa


Kutoanyar, Kecamatan Tulungagung, Kabupaten Tulungagung, Provinsi
Jawa Timur. Lapangan Pasar Pahing diapit oleh perumahan pada sisi Barat
dan Perrokoan pada bagian timur. Secara astronomis, objek ini berada pada
8° 4’ 23,49” LS dan 111° 53’ 50,14” BT.

Gambar 2.5. Orientasi Lapangan Pasar Pahing

2.2.2. Kondisi Fisik Dasar

2.2.2.1. Topografi

Berdasarkan hasil pengukuran topografis, GOR Lembu Peteng


memiliki sudut elevasi <2% atau datar. Hasil tersebut sesuai dengan
informasi Kecamatan Tulungagung berada pada zona kelerengan 0-2%.
Zona kelerengan tersebut menyebar pada hampir semua wilayah
kecamatan, kecuali wilayah Kecamatan Sendang, Pagerwojo dan
Tanggunggunung dengan luas 43.070,52 hektar atau 40,8%.
2.2.2.2. Kondisi Tanah

Secara umum, jenis tanah di sekitar GOR Lembu Peteng atau


Kecamatan Tulungagung adalah alluvial. Jenis tanah tersebut
bertekstur sedang. Kedalaman lapisan tanah efektif pada Kecamatan
Tulungagung lebih dari 90 cm.

2.2.2.3. Hidrologi

Posisi GOR Lembu Peteng yang berada di dekat Sungai Ngrowo


dan Sungai Song membuatnya termasuk dalam wilayah Sub DAS
Ngrowo-Ngasinan. Kondisi hidrologi di sekitar Lapangan Pasar
Pahing pun terkontrol oleh Sungai Ngrowo sebagai salah satu sumber
air permukaan. Selain itu, Kecamatan Tulungagung merupakan salah
satu kecamatan di Kabupaten Tulungagung yang memiliki kondisi air
tanah dangkal dan air tanah sedang relatif baik (secara kualitas dan
kuantitas).

2.2.3. Aksesibilitas

Bagi pengunjung dari luar kota yang menggunakan angkutan


transportasi umum berupa bis, GOR Lembu Peteng dari Terminal Gayatri
dengan jarak 1.9 km. Sedangkan pengunjung yang menggunakan kereta api,
Lapangan Pasar Pahing dapat diakses dari Stasiun Tulungagung dengan jarak
3.6 Kmr. Selanjutnya, calon pengunjung dapat menuju GOR Lembu Peteng
dari Terminal Gayatri maupun Stasiun Tulungagung dengan memanfaatkan
transpotasi umum berbasis daring dikarenakan saat ini belum ditunjang oleh
angkutan dalam kota.

Gambar 2.6. Kondisi Jalan depan GOR Lembupeteng


2.2.4. Fasilitas Penunjang

GOR Lembu Peteng merupakan jalan provinsi III yang merupakan


jalur utama yang menghubungkan menghubungkan Blitar-Tulungagung-
Trenggalek. Di sebrang jalan berhadapan terdapat RS. Prima Medika. Dan
apaada maalam hari Area Parkir GOR Lembu petang Merupakan tempat
Pujasera dan area berkumpul warga.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Isu / fenomena: Potensi:Kabupaten


Kurangnya promosi dan Ide / Tulungagung mempunyai
fasilitas penujang kegiatan Gagasa potensi objek wisata yang
n melimpah .
pariwisata, seperti akomodasi
dan pelayanan informasi
wisata, serta bangunan

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana rancangan Penyusunan Pradesain Pembangunan Gedung Apresiasi


Seni Budaya dan Pariwisata Serta TIC yang bisa mengakomodir kebutuhan
masyarakat atau wisatawan akan bangunan informasi yang representatif dan layak?

TUJUAN

Menghasilkan rancangan Pradesain Pembangunan Gedung Apresiasi Seni Budaya


dan Pariwisata Serta TIC yang bisa mengakomodir kebutuhan masyarakat atau
wisatawan akan bangunan informasi yang representatif dan layak

Data Primer: Data Skunder:


Observasi Studi Literatur
Dokumentasi Pengumpulan Data
Wawancara

Analisis tapak
Analisis Analisis Fungsi
Analisis Ruang

Analisis Aktifitas dan User

Konsep perancangan: Konsep dasar, Konsep tapak,Konsep Ruang, Analisis Bentuk


Konsep Bentuk, Konsep struktru, Konsep utilitas Analisis Struktur
Analisis Utilitas

Pra desain
3.2.Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada kajian ini dilakukan melalui dua cara yaitu,
observasi dan studi pustaka. Adapun penjelasan singkat dari masing-masing
kegiatan adalah sebagai berikut.

3.2.1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan dan pencatatatan secara sistematik


terhadap gejala yang tampak pada objek kajian. Dalam observasi
dilakukan pengukuran topografi pada lokasi kegiatan yang selanjutnya
dapat digunakan perencanaan bidang konstruksi pembangunan Museum
Peradaban Tulungagung. Pengukuran yang dilakukan disertai dengan
dokumentasi. Selain itu, wawancara merupakan kegiatan lain yang
dilakukan di lapangan guna mengidentifikasi dampak positif dan negatif
yang timbul dari adanya rencana pembangunan Museum Peradaban
Tulungagung. Narasumber merupakan warga dan pemilik usaha yang
berada di sekitar lokasi kegiatan.

3.2.2. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh


informasi yang berkaitan dengan objek pemajuan kebudayaan Kabupaten
Tulungagung, kondisi pariwisata Kabupaten Tulungagung, dan wilayah
Kabupaten Tulungagung yang digunakan sebagai atribut dalam analisis
kelayakan. Kajian pustaka ini dilakukan bersamaan dengan observasi kondisi
eksisting.

3.3.Pengolahan Data dan Analisis

Setelah data awal dikumpulkan, atribut dan indikator penelitian


dirumuskan dengan menggunakan pendekatan studi kelayakan berkelanjutan
dengan aspek identifikasi berupa:

3.3.1. Analisis Kelayakan Legal

Dalam analisis kelayakan legal, tinjauan utama mengacu pada kesesuaian


usulan awal program dengan aspek kebijakan yang meregulasi pembangunan
kawasan. Kebijakan dapat berskala regional maupun nasional yang
mengandung pengaturan peruntukan lahan sesuai dengan paradigma
pembangunan yang digagas oleh pemerintah lokal maupun nasional.
Kebijakan tersebut berupa Rencana Tata Ruang dan Wilayah, Rencana Detail
Tata Ruang, Rencana Induk Pembangunan

Pariwisata Daerah dan Nasional, Rencana Tapak Kawasan, Peta Kawasan


Rawan Bencana, Rencana Strategis Pembangunan Kawasan, dan
kebijakan lain yang memiliki keterkaitan dengan lokasi objek studi.

3.3.2 Analisis Kelayakan Lingkungan

Analisis kelayakan fisik secara terinci (detail) mengidentifikasi


kondisi fisik kawasan sebagai bahan pertimbangan kesesuaian usulan
pekerjaan awal dengan kondisi fisik lingkungan yang ada. Analisis
tersebut mencakup analisis permukaan dan bawah tanah yang meliputi
analisis terkait gradien tanah, kedekatan dengan sumber air, probabilitas
terkena banjir, kesuburan dan erosivitas di lokasi kegiatan untuk
mendukung pembangunan jalan dan bangunan. Aspek kedua, analisis
kelayakan fisik lokasi adalah ketersediaan air di permukaan maupun
bawah tanah yang mencakup identifikasi elemen mineral, pembuangan air
dan kedekatan dengan sungai. Pada tahap selanjutnya, dalam aspek
analisis kelayakan fisik, dilakukan analisis terkait vegetasi secara mikro
pada lokasi studi yang meliputi identifikasi keragaman vegetasi kayu,
penggunaan vegetasi secara lokal dan probabilitas penggunaan pepohonan
lokal sebagai “shelter” bagi pengunjung. Selain itu, dilakukan analisis
iklim dan meteorologi lokasi studi untuk mengidentifikasi curah hujan,
temperatur, angin, dan juga rerata pencahayaan matahari setiap harinya
untuk menentukan skema disain bangunan yang sesuai dengan kondisi
iklim dan lingkungan kawasan.

Pada konteks yang lebih luas, analisis kelayakan fisik mencakup juga
identifikasi atraksi wisata di sekitar lokasi studi. Identifikasi tersebut
mencakup identifikasi terhadap atraksi wisata yang memiliki
karakteristik serupa di sekitar lokasi pekerjaan, atraksi yang memiliki
karakteristik berbeda dan juga identifikasi aspek pasar aktual yang ada di
sekitar kawasan lokasi studi.
3.3.3 Analisis Perencanaan Bangunan

Analisis data adalah sebuah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk


yang mudah dibaca dan diinterpretasikan (Singarimbun, 1995). Metode analisis
merupakan proses yang sangat penting dalam proses perancangan arsitektur.
Dalam proses ini ada banyak yang perlu dipertimbangkan terkait tapak dan
bangunan yang akan dirancang. Analisis terbagi menjadi tujuh bagian. Berikut
penjelasan delapan analisis

3.3.3.1 Analisis Tapak

Analisis tapak merupakan pengamatan terhadap kondisi lokasi terkait


permasalahan dan potensi lokasi. Untuk mempermudah proses perancangan dan
dalam hal kesesuaian terhadap tema rancangan.

3.3.3.2. Analisis Fungsi

Analisis fungsi dilakuakan untuk menentukan ruang yang dibutuhkan


dengan pertimbangan aktifitas dan prilaku pengguna serta kegunaannya. Analisis
fungsi juga dapat menghasilkan kebutuhan besaran ruang dan organisasi.

3.3.3.3. Analisis aktifitas dan Pengguna

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas apa saja yang akan
dilakukan, nantinya dari analisis ini akan diketahui kebutuhan ruang dalam
rancangan serta sirkulasi pada objek yang sesuai dengan fungsinya. Sesuai dengan
kondisi Tourism Centre yang sangat memperhatikan dan memperhitungkan.
Sirkulasi baik kendaraan dan manusia. Maka sirkulasi sangat penting dalam
penataannya didalam tapak, dengan kesesuaian pengguna dengan aktivitas yang
berbeda.
3.3.3.4. Analisis Ruang

Dalam analisis ini akan diperoleh standart, kebutuhan serta besaran ruang
yang sesuai dengan kenyamanan pengguna untuk digunakan kedepannya. Dengan
mengetahui iklim lokasi tapak, maka pertimbangan kenyamanan sanga
dibutuhkan pengguna dan pengunjung untuk kelancaran kegiatan
operasional Gedung Apresiasi Seni Budaya dan Pariwisata Serta TIC
3.3.3.5 Analisis Bentuk

Analisis bentuk juga dapat di sebut analisis fisik, yaitu analisis


yang digunakan untuk memunculkan karakter bangunan yang serasi dan
saling mendukung. Dalam analisis bentuk ini merupakan perpaduan dari
konsep dan tema dalam suatu bentuk yang sesuai dengan konsep dan tema,
yang menjadikan bangunan ini memiliki karakter. Dalam analisis bentuk
Tourism Centre ini nantinya akan menyesuaikan prinsip tema simbiosis
dalam perancangan.
3.3.3.6 Analisis Struktur

Analisis struktur ini meliputi system struktur dan material yang

akan digunakan. Mengingat Gedung Apresiasi Seni Budaya dan Pariwisata

Serta TIC adalah bangunan publik yang digunakan oleh banyak orang ,

maka pertimbangan kontruksi perlu di perhatikan guna keamanan dan

kenyamanan pengguna terjamin.

3.3.3.7 Analisis Utilitas

Analisis ini nantinya akan memberi gambaran utilitas objek pada

rancangan yang meliputi distribusi air bersih, pembuangan air kotor,

sampah, elektrikal, mekanikal, serta fasilitas keamanan dari musibah dan

lain lain.

3.3.3.8 Analisis kebutuhan biaya

Analisis ini menunjukkan besaran biaya keseluruhan dari

pembangunan Gedung Apresiasi Seni Budaya dan Pariwisata Serta TIC

yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan kegiatan

3.2.3 Konsep

Setelah proses analisis akan muncul konsep yang akan dijadikan

pedoman dalam proses perancangan selanjutnya. Konsep muncul dari pemilihan

alternatif terbaik didalam proses analisis. Alternatif yang terpilih mengandung

prinsip desain yang muncul setelah integrasi, untuk menjadi suatu karakter atau

identitas pada Perancangan Tourism Centre di Kabupaten Malang.

Anda mungkin juga menyukai