Anda di halaman 1dari 12

A.

Dasar Pemikiran

Pulau Nias merupakan kepulauan yang terletak di sebelah barat pulau Sumatera, Indonesia,
dan secara administratif berada dalam wilayah Provinsi Sumatera Utara. dihuni oleh
mayoritas suku Nias (Ono Niha) yang masih memiliki budaya Megalitik. Pulau dengan luas
wilayah 5.625 km², dan berpenduduk 813.155. Pulau Nias yang sebelumnya kabupaten saja
yaitu kabupaten Nias, saat ini telah dimekarkan menjadi 4 kabupaten dan 1 kota, yaitu
Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan dalam UU 9 tahun 2003 tentang pembentukan
kabupaten Nias selatan, Kabupaten Nias Utara dalam UU Nomor 45 tahun 2008 tentang
pembentukan kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat dalam UU Nomor 46 tahun 2008
tentang pembentukan kabupaten Nias Barat, dan Kota Gunungsitoli dalam UU Nomor 47
tahun 2008 tentang pembentukan Kota Gunungsitoli.

Pada tahun 2017 terdapat 520.583 jiwa penduduk masyarakat Nias yang tergolong dalam usia
kerja (15 tahun ke atas) yang terdiri dari dari angkatan kerja 383.045, pengangguran 8.856,
dan bukan angkatan kerja 128.682 jiwa. Dalam persentase tingkat angkatan kerja masyarakat
Nias 73,580% dan pengangguran 1,701%, dan bukan angkatan kerja 24,719%. Penduduk
yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama lebih banyak bekerja di bidang pertanian.

Kualitas pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM). Dimana faktor SDM ini merupakan salah satu faktor penentu
dalam mencapai keberhasilan pembangunan. Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan
yang memadai sudah pasti diperlukan. Bila melihat dari kebutuhan akan kualitas SDM yang
lebih baik untuk menunjang kemajuan pembangunan, maka pemerintah perlu mengusahakan
berbagai upaya untuk menggenjot Angka Partisipasi Sekolah di jenjang atas ini, seperti
dengan memperbesar kesempatan masyarakat (khususnya masyarakat miskin) agar dapat
memperoleh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan juga berupaya meningkatkan akses
masyarakat untuk bisa menamatkan pendidikan di perguruan tinggi.

Peningkatan sarana dan prasarana maupun pelayanan kesehatan harus terus diupayakan oleh
pemerintah demi kesejahteraan masyarakat. Dengan memiliki kualitas kesehatan yang baik
bagi masyarakat tentu akan mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu alat ukur untuk mengukur sejauh mana
tingkat keberhasilan pembangunan sumber daya manusia di suatu wilayah. IPM mencakup
tiga bidang pembangunan manusia yang dianggap paling mendasar, yaitu usia hidup, tingkat
pendidikan dan kehidupan yang layak.

Pada tahun 2017 IPM yang dicapai masyarakat pulau nias dari 5 (lima) kabupaten Kota
adalah ......... persen, yang terbentuk dari komponen Angka Harapan Hidup (AHH) yang
sampai ............ tahun, Harapan Lama Sekolah (HLS) ......... tahun, Rata – rata lama Sekolah
......... tahun, dan Pengeluaran per Kapita sebesar ........ ribu rupiah per bulan. IPM masyarakat
nias lebih rendah dari IPM Provinsi Sumatera Utara, dan bila dibandingkan dengan seluruh
kabupaten/ kota di Provinsi Sumatera Utara, IPM Kota Gunungsitoli menempati posisi ke 23
dari 33 kabupaten/kota.

Sementara untuk gambaran kemiskinan dapat dilihat dari angka kemiskinan yang merupakan
persentase penduduk miskin di suatu wilayah. Batasan yang digunakan dalam menentukan
penduduk miskin adalah “garis kemiskinan” yaitu berdasarkan pengeluaran penduduk untuk
konsumsi makanan yang mencapai 2100 kalori per hari dan konsumsi non-makanan (barang,
jasa). Pada tahun 2017, masyarakt nias terdapat ........ persen penduduk yang termasuk dalam
kategori miskin.

Sebagian besar mata pencaharian penduduk Kota Gunungsitoli berasal dari sektor pertanian,
perkebunan, kehutanan, perburuan, dan perikanan. Mulai dari tanaman pangan, perkebunan,
sayur-sayuran, buah-buahan serta peternakan dan perikanan, semua telah diusahakan
masyarakat Kota Gunungsitoli............................................................................................

Agama mayoritas di daerah ini adalah Kristen Protestan dimana 90% penduduknya memeluk
agama ini, sedangkan sisanya beragama Katolik, Islam, dan Budha. Penduduk yang memeluk
agama Islam pada umumnya berada di wilayah pesisir Kepulauan Nias..................................

Anggararan masing – masing daerah..................................................................................

Dengan potensi pulau Nias seperti digambarkan diatas seharusnya dibantu dengan anggaran –
anggaran, seharusnya bisa menjadi garda terdepan dalam memberikan kontribusi dalam
pembangunan nasional. Namun , dengan keterbatasan pemerintah dalam menyerap dan
memaksimalkan anggaran, maka pembangunan sumber daya manusia dan pengolahan
sumber daya alam tidak sesuai dengan target untuk kesejahteraan rakyat yang adil dan
makmur. Tentunya ini menjadi keresahan masyarakat nias dan tidak terkecuali pemuda –
pemudi dan mahasiswa – mahasiswi yang berada di pulau Nias maupun yang diluar pulau
nias yang berasal dari pulau nias, sekaligus keresahan ini menjadi Pekerjaan rumah bagi
setiap lapisan masyarakat khususnya mahasiswa sebagai kaum intelektual.

Pemuda merupakan lapisan yang tidak dapat terpisahkan dari masyarakat. Pemuda secara
psikologis sedang mengalami perkembangan emosional sehingga pemuda merupakan sumber
daya manusia pembangunan baik saat ini maupun kedepannya. Di dalam masyarakat pemuda
merupakan satu identitas potensial sebagai penerus cita – cita perjuangan bangsa dan sumber
insani bagi pembangunan bangsa karena pemuda sebagai harapan bangsa.

Pada hakekatnya sebagai seorang pemuda kita dituntut untuk mengambil andil pada setiap
kepentingan lapisan masyarakat. Ada beberapa kedudukan pemuda dalam
pertanggungjawabanya pada tatanan masyarakat, antara lain sebagai berikut :

a. Kemurnian idealisme
b. Semangat pengabdian
c. Inovasi dan kreatifitas
d. Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan – gagasan baru

Pemuda sebagai golongan generasi muda penerus bangsa dari berbagai latar belakang
identitas termasuk mahasiswa. Mahasiswa adalah golongan generasi muda yang menuntut
ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun
oleh citra diri sebagai insan religius, dinamis, sosial dan mandiri. Dari identitas mahasiswa ini
terpencar tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial kemasyarakatan, dan tanggung
jawab individual baik sebagai penganut kepercayaan maupun sebagai warga negara.

Kata mahasiswa dibentuk dari dua kata, yaitu : “Maha artinya besar atau agung” dan “siswa
artinya orang yang sedang belajar”. Kombinasi kedua kata tersebut menunjuk pada suatu
kelebihan tertentu bagi penyangnya. Di dalam PP No. 30 tahun 1990 tentang Pendidikan
Tinggi disebut bahwa mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada
perguruan tinggi tertentu.

Dengan demikian, mahasiswa merupakan anggota dari suatu masyarakat tertentu sebagai
kaum intelektual dengan tanggung jawab terhadap ilmu dan masyarakat yang melekat pada
dirinya sesuai amanat Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Tiga pilar Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan,
dan Pengabdian Masyarakat. Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan tiga pilar dasar pola
pikir dan menjadi kewajiban mahasiswa sebagai kaum intelektual karena mahasiswa adalah
unjuk tombak perubahan bangsa. Pernyataan ini terbukti ketika kita melihat sejarah bangsa
ini dimana perubahan besar dimulai dari mahasiswa.

Dalam pendidikan mahasiswa sebagai kaum intelektual bangsa yang menduduki 5% dari
populasi warga negara Indonesia berkewajiban meningkatkan mutu diri secara khusus agar
mutu bangsa pun meningkat dengan ilmu sesuai bidang keilmuan tertentu. Mahasiswa dan
pendidkan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sehingga ketika mahasiswa
bertindak didasari pertimbangan rasional bukan dengan otot/kedewasaan mahasiswa.

Mahasiswa harus mengembangkan pola pikir yang kritis terhadap fenomena yang ada dan
mengkajinya secara keilmuan, Ilmu yang telah diserap melalui pembelajaran harus
diimplementasikan atau diterapkan. Salah satunya dengan langkah ilmiah melalui penelitian
yang dapat bermanfaat bagi kemajuan peradaban dan kepentingan bangsa secara umum dan
pengembangan Soft Skill secara khusus bagi mahasiswa.

Mahasiswa menempatkan diri dalam masyarakat yang berperan sebagai penghubung antara
masyarakat dengan elit dalam arti bahwa mahasiswa mengabdi kepada masyarakat,
berkewajiban menjadi garda terdepan dalam masyarakat dalam mengkritisi, mengembangkan,
dan memperjuangkan hak – hak rakyat sehingga tidak terkontaminasi terhadap kepentingan
politik praktis. Namun dengan menjunjung tinggi nilai – nilai luhur pendidikan, mengkaji
terlebih dahulu, memahami masalah, dan sosialisasi kepada masyarakat.

Mahasiswa sebagai lapisan masyarakat terdidik merupakan agen perubahan sesuai harapan
bangsa dan negara. Mahasiswa sebagai generasi pengontrol yang diharapkan bangsa dan
negara yang mampu bersosialisasi dan peduli dalam lingkungan yang dapat memberi solusi.
Mahasiswa sebagai generasi penerus yang berahklak mulia yang kedepannya mampu
menggantikan generasi – generasi sebelumnya. Oleh karena itu, mahasiswa harus berani
kritis, menyerap pengalaman dan pembelajaran. Mahasiswa sebagai penjaga stabilitas
lingkungan masyarakat dalam gerakan moral. Dalam menjaga moral – moral yang ada,
mahasiswa dituntut mengubah dan meluruskan kembali norma – norma yang menyimpang
dari hukum moral yang diharapkan. Mahasiswa sendiri harus punya moral yang baik agar
bisa menjadi teladan bagi masyarakat dan mengubah moral bangsa jika sudah sangat buruk ,
baik melalui kritik secara diplomatis ataupun aksi.

Chiko Mendez mengatakan organisasi tanpa pendidikan adlah pemberontakan. Tetapi


sekelompok terpelajar yang berorganisasi itulah awal dari pergerakan. Mahasiswa sebagai
kaum intelektual yang bertanggungjawab atas amanat Tri Dharma Perguruan Tinggi mampu
melaksanakannya dengan akal sehat melalui wadah dalam bentuk organisasi yang bertujuan
saling melengkapi antara individu mahasiswa. Kemudian mengorganisasikan diri dengan
bekerja bersama – sama dalam merealisasi tujuan.

Pemahaman organisasi dari sikap dan pikiran dimulai dari pemahaman yang mendasar
mengenai organisasi, bahwa pentingnya organisasi sebagai wadah implementasi ilmu, belajar,
dan pengembangan diri yang bisa dikerucutkan wadah belajar sekaligus melakukan
khususnya untuk organisasi kemahasiswaan.

Dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah wadah berkumpulnya sekelompok orang yang
memiliki tujuan bersama, kemudian mengorganisasikan diri dengan bekerja bersama – sama
dalam merealisasi tujuan, yang memungkinkan orang dapat meraih hasil yang sebelumnya
belum dapat dicapai oleh individu.

Fenomena organisasi memasuki era reformasi hadir berbagai slogan, paradigma, dan
karakteristik tumbuh dan berkembang di sekitar kita. Berbagai dampak sosial yang
dihadirkan organisasi yang dapat membangun daya kritis, patriotisme, humanisme, dan lain
sebagainya. Namun tak jarang pula menghadirkan dampak keresahan kepada pihak lain yang
berujung pada ketidaknyamanan kehidupan sosial masyarakat luas. Akan tetapi pada
hakikatnya organisasi hadir sebagai wadah yang mempunyai perangkat dan organizer yang
bergerak dinamis, serta mempunya nilai tawar dimata masyarakat dan organisasi sebagai
wadah perjuangan adalah organisasi yang mampu mewadahi setiap insan organisatoris untuk
menghantarkan mimpi – mimpinya menuju kenyataan.

Dengan fenomena dan dampak dari organisasi kemahasiswaan, mahasiswa – mahasiswi yang
berasal dari kepulauan nias di Universitas Sumatera Utara tergabung dalam satu organisasi
yaitu Forum Mahasiswa Nias – Universitas Sumatera Utara (ForMaN – USU).

Forum Mahasiswa Nias Universitas Sumatera Utara (ForMaN-USU) yang merupakan suatu
organisasi kemahasiswaan yang bersifat primordial beranggotakan seluruh mahasiswa/i Nias
yang menuntut ilmu di Universitas Sumatera Utara yang menjunjung tinggi ilmu
pengetahuan, memiliki cita – cita yang luhur dan berasaskan kekeluargaan. Sejak
terbentuknya pada tahun 2007, Forum Mahasiswa Nias Universitas Sumatera Utara
(ForMaN-USU) telah melakukan berbagai kegiatan dalam menyikapi isu – isu sosial,
perkembangan pendidikan, dan menggalang persatuan dan kesatuan. Kegiatan – kegiatan ini
terlaksana dengan dorongan rasa memiliki, cita – cita, dan tujuan Forum Mahasiswa Nias –
Universitas Sumatera Utara (ForMaN – USU) dalam perjuangan pembangunan sumber daya
manusia masyarakat Nias.

Jika ditarik garis lurus tentu hal ini berkesinambungan dimulai dari keresahan masyarakat
nias, pemuda dan mahasiswa, dan Forum Mahasiswa Nias – Universitas Sumatera Utara,
Mahasiswa sebagai kaum intelektual mampu mancari solusi bagi keresahan masyarakat nias
melalui organisasi Forum Mahasiswa Nias – Universitas Sumatera Utara.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia menjadi perjalanan panjang dalam teka – teki
pekerjaan rumah Indonesia. Demikian halnya masyarakat Nias tentunya menginginkan hal
yang sama dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Khususnya masyarakat Nias
menyongsong tahun 2019 yang merupakan tahun demokrasi, dimana seluruh rakyat indonesia
menghadapi pemilu baik itu pemilihan presiden maupun wakil rakyat yang akan
memperjuangkan aspirasi masyarakat. Tentunya masyarakat mengharapkan pemimpin negara
Indonesia memilki Visi yang lebih baik, dan menginginkan wakil rakyat yang bersih dari
kepentingan para elit.

Bertolak dari kinerja sebelumnya, wakil rakyat sudah berbuat apa? Dan kedepannya, wakil
bisa apa untuk rakyat? Itu gambaran.........................
B. Nama dan Tema Kegiatan

Adapun nama dari kegiatan ini adalah Seminar ForMaN – USU 2019 : Menjawab Kebutuhan
Masyarakat Nias, dengan tema “Program Calon Legislatif VS Kebutuhan Masyarakat
Nias ”.

C. Tujuan kegiatan
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini, adalah :
1. Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi berupa pengabdian Terhadap
Masyarakat, khususus terhadap masyarakat Nias;
2. Menjembatani masyarakat Nias selaku subyek sekaligus obyek pesta demokrasi untuk
memahami program – program calon wakil rakyat yang tersurat dan tersirat dan wakil
rakyat memahami kebutuhan masyarakat Nias;
3. Menciptakan hubungan yang baik antara masyarakat dengan wakil rakyat, agar
terciptanya hubungan yang harmonis untuk terwujudkan masyarakat Nias yang adil
dan makmur.
D. Manfaat Kegiatan
Adapun manfaat dari pelaksanaan kegiatan ini, adalah :
1. Membangun sikap kritis mahasiswa terhadap.........., khususnya anggota Forum
Mahasiswa Nias – Universitas Sumatera Utara (ForMaN – USU)
2. Masyarakat Nias mengetahui Visi dan Misi serta Program yang akan dilaksanakan
para Calon legislatif yang mewakilkan Nias untuk 5 tahun kedepan.
E. Landasan Kegiatan
Adapun landasan dari pelaksanaan kegiatan ini, adalah :
1. Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945;
2. Tri Dharma Perguruan Tinggi;
3. Angaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Forum Mahasiswa Nias – Universitas
Sumatera Utara
4. Program Kerja Badan Pengurus Harian Forum Mahasiswa Nias – Universitas
Sumatera Utara.
F. Nara Sumber
Agenda seminar ini akan dihadiri narasumber sebagai berikut:
1. Calon DPR – RI dapil Kepulauan Nias
Memaparkan Visi dan Misi serta program yang akan dilaksanakan Calon legislatif
yang mewakilkan Nias untuk 5 tahun kedepan.
2. Panelis
Terdiri dari para ahli sebagai pembanding yang akan memaparkan dan menjelaskan
hal yang dibutuhkan oleh masyrakat di kepulan nias terkait dengan pembangunan dan
perberdayaan SDM dan Infrastruktur, baik itu dbidang kesehatan, pendidikan, hukum
dan sosial, serta pelestarian kebudayaan yang ada di Nias.
G. Peserta Kegiatan
Adapun Target Peserta agenda kegiatan ini adalah:

1. Calon anggota DPR Provinsi Sumatera Utara dapil Kepulauan Nias dan Calon
anggota DPR Kabupaten/Kota, yang terdiri dari : Kabupaten Nias, Kabupaten Nias
Selatan, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat, dan Kota Gunungsitoli.
2. Kepala Daerah yang terdiri dari : Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan,
Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat, dan Kota Gunungsitoli.
3. Tokoh – tokoh masyarakat Nias
4. Kelompok Masyarakat Nias
5. Anggota Forum Mahasiswa Nias – Universitas Sumatera Utara
6. Delegasi Orgamisasi Mahasiswa Nias se – Kota Medan
7. BEM/ PEMA Mahasiswa se – Kota medan

H. Waktu dan tempat

Kegiatan seminar ini dilaksanakan pada :

Hari / tanggal : Sabtu, 3 Maret 2019


Waktu : 09.00 WIB s/d Selesai.-
Tempat : Suara Nafiri Hall, Jalan.......
*Lokasi acara dapat berubah sewaktu-waktu, sesuai dengan kondisi
I. Fasilitas peserta

Fasilitas peserta seminar : Sertifikat, seminar kit, makan siang dan Coffee break,
penginapan bagi yang menginap, souvenir.
J. PANITIA PELAKSANA KEGIATAN

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Forum Mahasiswa Nias USU 2018/2019 dengan
membentuk sebuah panitia sebagai pelaksana operasional acara. Adapun susunan panitia
(terlampir).

K. Susunan acara
(Terlampir)

L. Estimasi dana
Kegiatan ini terselenggara dengan menggunakan dana operasional acara untuk
kelangsungan pelaksanaan acara. Adapun rincian dana yang digunakan (terlampir).

M. Sumber dana

Sumber dana untuk agenda kegiatan ini diperoleh dari :


1. aksi dana panitia;
2. Proposal;
3. Sponsorship.

N. Nara Hubung
Info lebih lanjut, hubungi :
CP : Habib S. J. Telaumbanua : 0823 6868 8002
Jefrey J. S. Gulo : 0823 6827 2024
Hasrat M. H. Zai : 0852 1754 0014

O. Penutup
Demikian proposal ini kami buat sebagai acuan agenda kegiatan Seminar ForMaN – USU
2019 : menjawab Kebutuhan Masyarakat Nias. Dengan harapan agenda kegiatan ini bisa
menjadi sebuah upaya untuk memberikan kontribusi nyata dalam menyelesaikan
permasalahan masyarakat Nias. Namun, dalam perjalanannya kami berharap dukungan dan
kerjasama dari semua pihak, sehingga setidaknya menjadi bagian dari andil kami dalam
berinvestasi untuk masa depan masyarakat Nias yang lebih sejahtera, adil dan makmur.

Hormat Kami,
PANITIA PELAKSANA
SEMINAR ForMaN – USU 2019 : MENJAWAB KERESAHAN MASYARAKAT NIAS
Ketua, Sekretaris,

HABIB SALAMUDIN J. TELAUMBANUA HASRAT MEIMAN HIDAYAT ZAI

Mengetahui, Menyetujui,
Dewan Pembina Badan Pengurus Harian
ForMaN–USU ForMaN – USU 2018/2019

Mariati Zendrato, S.H., M.H. Edwin Restu Zandroto


Ketua

Lampiran I : STRUKTUR PANITIA PELAKSANA SEMINAR ForMaN–USU 2019 :


MENJAWAB KERESAHAN MASYARAKAT NIAS !

Dewan Pembina : Mariati Zendrato, S.H., M.H.


Dr. Faigiziduhu Bu’ulolo, M.Si
Drs. Yulianus Harefa, Med. TESOL.
Hubari Gulo, S.Sn, M.Sn
Drs. Saharman Gea, M.Si, PhD
Drs. Siamir Marulafau, M.Hum
Penanggung Jawab : Badan Pengurus Harian ForMaN-USU
Panitia Pelaksana
Ketua : Habib Salamudin Jamil Telaumbanua
Wakil Ketua : Jefrey Jeniman Sanohugo Gulo
Sekretaris : Hasrat Meiman Hidayat Zai
Wakil Sekretari : Libra Ayu Kristiani Lase
Bendahara : Novian Putri Lase
Koordinator Acara : Vince Yamotaroma Zendrato
Koordiator Humas : Berlin
Koordinator PTT :
Koordinator Konsumsi :
Koordinator Pudekdok : Andriaman Halawa
Koordinator Keamanan :

Lampiran II : SUSUNAN ACARA SEMINAR ForMaN–USU 2019 : MENJAWAB


KERESAHAN MASYARAKAT NIAS !

Estimasi Waktu Keterangan


09.00 WIB

Lampiran III : ANGGARAN DANA SEMINAR ForMaN–USU 2019 : MENJAWAB


KERESAHAN MASYARAKAT NIAS !

No. Bidang Banyak Harga (Rp) Keterangan


A. PTT
1. Sewa gedung 1 unit 10.000.000
2. Sound system 1 paket 5.000.000
3. Transportasi 2.000.000 Pulang - pergi
pembanding
4. Transportasi 500.000
moderator
5. Penginapan 800.000 Untuk 3 hari 2 malam
pembanding
6. Proyektor dan 1 paket 500.000
layar
B. PDD
1. Spanduk 10 buah 1.000.000 Ukuran 1x4 m
2. Backdrop 1 buah 300.000 Ukuran 5x4 m
3. Flyer 100.000
4. Media partner 5.000.000 Media elektronik (radio)
dan media massa
5. Iklan koran 1.000.000
6. Dokumentasi 2.500.000
7. Video prolog 2.000.000
8. Dekorasi 3.000.000
C. Konsumsi
1. Makan 350 kotak 8.750.000 25.000@kotak
2. Cofee Break 13.250.000 2 kali cofee break
D. Humas
1. Biaya operasional 2.000.000
E. Acara
1. ATK 1.000.000
2. Seminar kit 5.000.000
3. Sertifikat 500 buah 2.500.000
4. Plakat 3.750.000
5. Ucapan terimakasi 3 orang 6.000.000
untuk pembanding
6. Ucapan 1 orang 2.000.000
terimakasih untuk
moderator
F. Keamanan
1. Biaya operasional 1.000.000
G. Adm. Kesek
1. Proposal lux 25 buah 1.250.000 50.000@proposal
2. Proposal biasa 100 buah 2.000.000 20.000@proposal
3. ATK 500.000
4. Undangan 500.000
G. Biaya tak 7.645.000
terduga
Jumlah 84.095.000

Anda mungkin juga menyukai