Kelompok 2 Masalah Pernafasan Pasien Paliatif
Kelompok 2 Masalah Pernafasan Pasien Paliatif
Oleh :
KELOMPOK 3 ( TIGA )
A. DEFENISI
Pernafasan adalah proses pertukaran gas yang berasal dari mahkluk hidup
dengan gas yang ada di lingkungannya.
Gangguan pernafasan adalah kondisi yang berpotensi mengancam jiwa
dimana paru-paru tidak dapat menyediakan cukup oksigen ke tubuh seseorang
Dyspnea serupa dengan nyeri, dimana hanya dapat dirasakan oleh pasien. Pengkajian
yang adekuat haruslah berdasarkan pada laporan pasien terhadap kondisi dyspnea yang
dialaminya, selama pengkajian perawat harus memberikan kesempatan yang cukup pada
pasien untuk menceritakan tentang perasaanya terkait dyspnea yang dialaminya . hal tersebut
selain untuk menggali informasi lebih detail juga perlu diperhatikan saat pasien menceritakan
kondisi dispneanya, karena beberpa pasien justru merasakan kondisi pernafasan semakin
memburuk disaat menyampaikan dyspnea yang dirasakan.
Respiratory/pernafasan
Akut Pneumonia, emfisema, penumothoraks
Kronis COPD, Asma
Sepsis ; bronkiektasis, cystic fibrosis
Kanker ; kanker paru, mesothelioma, intrathoracic metastases.
Fibrosis
Kelemahan otot – otot pernafasan akibat kaheksia
Penyakit neuromuscular ; motor neurone disease, muscular
distopi
Penyakit skeletal ; kelainan dinding atau bentuk dada
Dibawah ini ada beberapa instrument lain yang dapat digunakan untuk mengukur atau
mengkaji status keparahan dyspnea pasien dengan masalah gangguan pernafasan, yaitu :
E. PENATALAKSANAAN
1. Non farmakologi
Menyediakan sirkulasi udara yang baik
Suhu udara sejuk yang dapat ditolerir pasien
Menjelaskan kepada keluarga bahwa tanda-tanda eksternal misalnya takipnea
tidak selalu mengidentifikasi ketidaknyamanan pasien
Humidifier udara yang dihirup pasien
Meminimalisir stress dengan mendorong keluarga untuk menghindari
perselisihan dengan pasien
Meminimalisir pergerakan dengan menyediakan toilet disisi tempat tidur dan
menggunakan kursi roda untuk pergerakan hindari pajanan panas, udara
lembab dan suhu ekstrim
Drainase postural
Terapi komplementer
Berikan oksigen dan kipas dikamar pasien
Kunjungi pasien
Konsultasi dengan tim paliatif.
2. Farmakologi
Terapi farmakologi yang diberikan yaitu :
Opioid
o Dyspnea ringan
Hidrokodon , 5 mg tiap 4 jam
Asetaminofen-kodein (325-30 mg), 1 tablet tiap 4 jam
o Dyspnea berat
Morfin 5 mg po; titrasi dosis tiap 4 jam
Oksikodon 5 mg po; titrasi dosis tiap 4 jam
Hidromorfon , 0-2 mg po; titrasi dosis tiap 4 jam
Benzodiazepine, titrasi dosis untuk mengurangi ansietas
Bronkodilator
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati , R.A & Putranto, R (2016). Peran Opioid dalam Tatalaksana Dispnea
pada Pasien Paliatif. Indonesian Journal of CHEST Critical and Emergency Medicine,3(2),
67-72 .
Leod, R.M (2014 ) Assessment tools palliative care bridge (pdf). Sydney : Hammond
Care
Subagyo , A (2018 ). Klik paru media informasi dan konsultasi kesehatan respirasi
(pengukuran derajat sesak / dyspnea. Diakses tanggal 31 agustus 2018 dari
https://www.klikparu.com
Yodang (2018). Buku ajar keperawatan paliatif berdasarkan kurikulum AIPNI 2015.
Jakarta : Trans Info Media
Kamus Besar Bahasa Indonesia online diakses tanggal 30 Agustus 2018 dari
https://www.kbbi.web.id