C. Mengelola Arsip
Arsip adalah catatan yang tertulis atau tercetak dalam bentuk huruf, angka
atau gambar yang mempunyai arti penting sebagai bahan informasi. Karena itulah,
catatan tersebut diarsipkan. Penyimpanan arsip harus rapi dan dipelihara dengan
baik, karena arsip sangat berguna dan penting bagi pimpinan dalam pengambilan
keputusan. Proses pengaturan dan penyimpanan arsip secara sistematis sehingga
arsip dapat dengan mudah dan cepat ditemukan kembali setiap kali diperlukan
disebut dengan filling.
Mengingat pentingnya tugas pengarsipan dalam suatu organisasi, seorang
sekretaris yang sebagian tugasnya adalah mengelola warkat, harus memiliki sifat
ketelitian, kerapian, dan pengetahuan dalam sistem penataan arsip agar dapat
memberikan pelayanan dalam penyimpanan arsip, mampu menyediakan informasi
secara baik kepada yang mebutuhkan informasi dan melaksanakan tugas filling
dengan efisien dan efektif. Arsip sebagai alat ingatan yang penting bagi
perusahaan, maka harus disimpan dengan baik supaya tidak rusak dan hilang.
Tempat untuk menyimpan arsip juga harus aman, supaya arsip dapat selamat
apabila terjadi sesuatu hal.
D. Komunikasi Internal dan Eksternal
Terdapat 2 proses komunikasi dalam organisasi, yaitu proses komunikasi
internal dan proses komunikasi eksternal.
A. Komunikasi Internal
Merupakan pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam
suatu perusahaan dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan
secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan
(operasi dan manajemen).
Adapun Empat Dimensi Komunikasi dalam organisasi, yaitu:
a) Downward communication
Yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran
manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari
atas ke bawah ini adalah:
• Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction)
• Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan
(job retionnale)
• Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures
and practices)
• Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
b) Upward communication
Yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan
kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah:
• Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang sudah
dilaksanakan
• Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas
yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan
• Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan
• Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun
pekerjaannya
Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin hanya
segelintir kecil manajer organisasi yang mengetahui bagaimana cara memperoleh
informasi dari bawah.
Sharma (1979) mengemukakan 4 alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat
amat sulit:
• Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka
• Perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik kepada masalah yang dialami
pegawai
• Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai
• Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang
disampaikan pegawai
c) Horizontal communication
Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang
memiliki kedudukan yang setara.
Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah:
• Memperbaiki koordinasi tugas
• Upaya pemecahan masalah
• Saling berbagi informasi
• Upaya pemecahan konflik
• Membina hubungan melalui kegiatan bersama
d) Interline communication
Yaitu tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional.
Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena
biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Karena
terdapat banyak komunikasi lintas-saluran yang dilakukan spesialis staf dan
orang-orang lainnya yang perlu berhubungan dalam rantai-rantai perintah lain,
diperlukan kebijakan organisasi untuk membimbing komunikasi lintas-saluran.
B. Komunikasi Eksternal
Adalah komunikasi antara pimpinan organisasi (perusahaan) dengan khalayak
audience di luar organisasi. Contoh dari komunikasi eksternal, yaitu :
• Komunikasi dari organisasi kepada khalayak yang bersifat informatif.
Contohnya adalah Majalah, Press release/media release, Artikel surat kabar atau
majalah, Pidato, Brosur, Poster, Konferensi pers, dll.
• Komunikasi dari khalayak kepada organisasi.