Anda di halaman 1dari 9

PEMBUATAN SUSPENSI

I. TUJUAN
1. Mengenal dan memahami cara pembuatan dan komposisi bahan dalam
sedian suspensi.
2. Mengevaluai bentuk sediaan suspensi .

II. PENDAHULUAN / TEORI DASAR


Suspensi berasal dari bahasa inggris suspension, yaitu sedian cair yang mengandung
partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.
Suspensi menurut DOM martin (937) adalah proses penyiapan sistem 2 fase atau fase
dalam adalah padat dan fase luar adalah cairan.
Suspensi menurutScoville’s (298) adalah sediaan farmasi dimana mengandung bahan
yang tidak larut.
Jadi dapat dismpulkan suspensi adalah sistem 2 fase yang umumnya tidak stabil secara
energi dalam bentuk padat halus berbagai yang terdispersi dalam cairan, padatan, atau gas
yang berukuran 0 sampai 1 nano mikron.

Ciri-ciri suspensi :
1. Terbentuk dua fase yang heterogen
2. Berwarna keruh
3. Mempunyai diameter partikel : > 100 nm
4. Dapat disaring dengan kertas saring biasa
5. Akan memisah jika didiamkan
Komposisi suspensi :
1. Bahan pembasah (mempengaruhi flokulasi, viskositas, kontrol PH) dimana medium
eksternal biasanya air.
2. Bahan pengental/viskositas
(PGA dan derivat selulosa digunakan pada konsentrasi
rendah 0,1%sebagai koloid pelindung tetapi pada konsentrasi tinggisebagai bahan
pengikat viskositas dan menurunkan laju pengendapan dari partikel deflokulasi/
menambah kestabilan suspensi )
3. Bahan ekstamporal
( penggunaan internal dan penampilan menarik pada aliran contoh :
tragakan 1,25%, avicel dan lain-lain )
4. Bahan pendapar
5. Bahan pengawet
6. Korigen : saporis, odoris, coloris

Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat dikelompokan menjadi dua yaitu :
1. Bahan pensuspensi dari alam.
Bahan pensuspensi dari alam yang biasanya digunakan adalah jenis gom/hidr
okoloid.Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran
tersebut membentuk mucilago. Maka viskositas cairan tersebut bertambah dan akan
menambah stabilitas suspensi. Kekentalan mucilago sangat dipengaruhi oleh panas, pH,
dan prosesfermentasi bakteri .
a. Termasuk golongan gom :
b. Contonya : Acasia ( Pulvis gummi arabici), Chondrus , Tragacanth , Algin
c. Golongan bukan gom :
d. Contohnya : Bentonit, Hectorit dan Veegum.
2. Bahan pensuspensi sintesis
a. Derivat Selulosa
b. Golongan organ polimer

Cara Mengerjakan Obat Dalam Suspensi/Metode pembuatan suspensi :


Suspensi dapat dibuat dengan cara :
1. Metode Dispersi
2. Metode Precipitasi
Sistem pembentukan suspensi :
1. Sistem flokulasi
a. Partikel merupakan agregat yang basa
b. Sedimentasi terjadi begitu cepat
c. Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat serta mudah terdi
spersi kembali seperti semula.
2. Sistem deflokulasi
a. Partikel suspense dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain.
b. Sedimentasi yang terjadi lambat, masing-masing partikel mengendap
terpisah dan ukuran partikel adalah minimal
c. Sediaan terbentuk lambat.
d. Diakhir sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi lagi
Formulasi suspensi
Membuat suspensi stabil secara fisis ada 2 kategori :
1. Pada penggunaan ” Structured Vehicle ” untuk menjaga partikel deflokulasi dala
m suspensi Structured Vehicle, adalah larutan hidrokoloid seperti tilose, gom,
bentonit , dan lain-lain.
2. Penggunaan prinsip-prinsip flokulasi untuk membentuk flok, meskipun terjadi
cepat pengendapan, tetapi dengan pengocokan ringan mudah disuspensikan kembali.
Penilaian Stabilitas Suspensi
1. Volume sedimentasi adalah suatu rasio dari volume sedimentasi akhir (Vu)
terhadap volume mula-mula dari suspensi (Vo) sebelum mengendap
2. Derajat flokulasi adalah suatu rasio volume sedimentasi akhir dari suspensi
flokulasi (Vu) terhadap volume sedimentasi akhir suspensi deflokulasi (Voc) .
3. Metode reologi berhubungan dengan faktor sedimentasi dan redispersibilitas,
membantu menemukan perilaku pengendapan dan mengartur vehicle dan susunan
partikel untuk tujuan pperbandingan.
4. Perubahan ukuran partikel digunakan cara Freeze-thaw cycling yaitu temperatur
diturunkan sampai titik beku, lalu dinaikan sampai mencair kembali. Dengan cara ini,
dapat dilihat pertumbuhan kristal.
Keuntugan sediaan suspensi antara lain sebagai berikut :
1. Bahan obat tidak larut dapat bekerja sebagai depo, yang dapat memperlambat
terlepasnya obat.
2. Beberapa obat yang tidak larut dalam semua media penerima oleh karena itu
harus dibuat sebagai padatan.
3. Rasa yang tidak enak dapat ditutupi dengan penggunaan suspensi
4. Suspensi secara kimia lebih stabil dibanding larutan
5. Suspensi merupakan bentuk sediaan yang ideal untuk pasien yang sulit menela
n tablet atau kapsul dalam pembuatan obat untuk anak-anak.
Kerugian bentuk suspensi antara lain sebagai berikut :
1. Rasa obat dalam larutan lebih jelas .
2. Tidak praktis bila dibandingkan dalam bentuk sediaan lain, misalnya pulveres ,
tablet dan kapsul .
3. Rentan terhadap degradasi dan kemungkinan terjadinya reaksi kimia antar kand
ungan dalam larutan dimana terdapat air sebagai katalisator
4. Pengaruh gravitasi menyebabkan sedimentasi fase padat terdispersi dalam suspe
nsi
5. Pemisahan dalam fase emulsi harus dicegah jika pasien diberikan dengan dosis
yang seragam obat yang terkandung di dalamnya.
6. Beberapa obat ATB tidak stabil dalam larutan terdispersi.
Sifat cair suatu suspensi menjamin keseragaman dosis terapi.
7. Ada beberapa masalah dalam mempertahankan konsistensi regimen dosis.

III. BAHAN
 Sulfadiazina
 Sulamerazina
 Sulfadimidina
 Asam Sitrat
 Aquadest
 CMC Na
 Metil paraben
 NAOH
 Sirup simplex
 Etanol

IV. ALAT
 Alat-alat pembuat suspensi
 Alat-alat gelas
 Pipet ukuran 1ml
 Cawan poselin besar
 2 labu takar 25 ml

V. CARA PERCOBAAN
Formula tiap 5ml mengandung :

BAHAN JML PERHITUNGAN PENGAMBILAN


100 50mg 1g
50 x =1000 mg Sul
5
fadiazina
100 50mg 1g
50 x =1000 mg Sul
5
famerazina
100 50mg 1g
50 x =1000 mg Sul
5
fadimidina
100 200mg 4g
200 x =4000 mg A
5
sam sitrat
100 50mg 1g
50 x =1000 mg C
5
MC Na
100 5mg 0,1g
5x =100 mg Metil
5
paraben
100 100mg 2g
100 x =2000 mg N
5
AOH
100 1,5ml 30ml
1,5 x =30 ml Sirup
5
simplex
Etanol 50µl 1000kl 1ml
Aquadest ad 5ml Ad 100ml
CARA KERJA PEMBUATAN SUSPENSI DENGAN CARA DISPERSI
Kembangkan CMC Na dalam air panas yang tersedia sekitar 15ml ( campuran 1)

Larutkan metal paraben dalam etanol (masukan ke campuran 1)

Tambahkan sirup simplex,aduk homogen hingga tidak ada gumpalan

Campur tiga sulfa dalam mortar, tambahkan campuran 1 sambil diaduk hingga homogen

Larutkan NAOH dalam aquadest hingga larut tambahkan asam sitrat aduk hingga larut masukkan
sedikit demi sedikit ke dalam campuran

Tuang ke tabung untuk pengamatan

VI. EVALUASI SUSPENSI


1. PENGAMATAN BENTUK PARTIKEL
Diteteskan suspensi pada gelas objek
2. WAKTU TUANG
Suspensi dimasukan dalam tabung reaksi 10ml, digojok homogen kemudian suspense
dituang dengan sudut 45° dan dicatat waktu yang diperlukan sampai suspensi tertuang
seluruhnya. Dilakukan replikasi sebanyak 3 x
TABEL UJI WAKTU TUANG

NO VOLUME SUSPENSI WAKTU

1 10ml 8 detik

2 10ml 8,1 detik

3 10ml 8,3 detik

Rata – rata waktu tuang 8,13 detik


3. UJI ORGANOLEPTIS
 Tersuspensi homogen
 Warna : Putih
 Bau : Tidak berbau

VII. PEMBAHASAN

Pembuatan suspensi pada praktikum ini menggunakan metode dispersi. Metode


dispersi meliputi pengembangan CMC Na dicampur dengan larutan metil paraben dan sirup
simplex selanjutnya dituang ke dalam campuran serbuk obat dan langkah terakhir dilakukan
penambahan campuran NaOH dan asam sitrat.Evaluasi suspensi yang dilakukan adalah
pengamatan bentuk partikel dengan menggunakan mikroskop, pengamatan uji organoleptis
suspensi yang didapat hasil dari uji organoleptis, didapat campuran suspense yang homogen,
tidak berbau dan berwarna putih dan pengamatan uji waktu tuang dengan menuang cairan
suspensi sebanyak 10ml dengan sudut 45° dan dicatat waktu suspensi tertuang seluruhnya
dan didapat rata-rata waktu tuang adalah 8,13 detik. Fungsi masing-masing bahan dalam
formula tersebut diantaranya, sulfadiazine, sulfamerazine dan sulfadimidin (Trisulfa)
merupakan zat aktif yang berkhasiat sebagai antibiotik. Asam sitrat berkontribusi sebagai
acidifier yang menjaga pH dan stabilitas suspensi. Metil paraben digunakan sebagai
pengawet untuk mencegah pertumbuhan mikroba pada suspensi. Fungsi ditambahkannya
NaOH yatu sebagai zat yang dapat mereduksi ukuran partikel. Corrigen saporis dalam
formula ini digunakan sirupus simplex guna memperbaiki rasa pada suspensi.

VIII. KESIMPULAN
1. Pembuatan suspensi dengan metode dispersi tidak mengendap dan lebih cepat
terdispersi kembali.
2. Suspense yang dibuat menghasilkan suspense yang homogen, berwarna putih dan
tidak berbau
3. Waktu uji tuang suspensi yang dituang dengan sudut 45° dengan melakukan
replikasi sebanyak 3x didapat hasil 8,13 detik.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Anief, Mohammad.Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik.1997.Yogyakarta.UGM Press

Anda mungkin juga menyukai