Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Internship
Salah satu wujud komitmen STIE Sebelas April Sumedang untuk memberikan
kontribusi dalam pembangunan sumber daya manusia di bidang ekonomi dan
manajemen. Agar menghasilkan lulusan yang berkualitas, maka kurikulum prodi
manajemene disusun dan dikembangkan sedemikian rupa sesuai dengan perubahan
lingkungan serta tuntutan dan dinamika yang terjadi dalam dunia ekonomi,
manajemen dan bisnis.
Magang atau Internhip adalah bagian dari kurikulum, program Internship
dilakukan melalui proses sistematik berkaitan dengan aplikasi teori-teori
manajemen yang didapatkan melalui sistem pembelajaran yang didapatkan di
Pergururan Tinggi dengan nilai-nilai yang berlaku dilapangan hingga menemukan
keselarasan antara teori dan praktek. Maksud program Internship Manajemen
adalah untuk (1) Meningkatkan kompetensi dalam praktek manajemen; (2)
Meningkatkan relevansi program studi dengan dunia kerja; dan (3) Membangun
jejaring kemitraan dengan stakeholder jurusan manajemen.
Penulis melalukan program Intership atau Magang di Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Tirta Medal Sumedang. Perusahaan Daerah Air Minum Tirta
Medal Kabupaten Sumedang merupakan salah satu perusahaan daerah yang salah
satu tugas pokoknya mengelola, memproduksi, mendistribusikan air minum untuk
keperluan masyarakat pelanggan yang memenuhi standar kesehatan.

Agar pengelolaan air minum dapat terlaksana dengan baik diperlukan


pengelolaan yang professional, baik dari segi perencanaan, kapasitas produksi,
sistem pendistribusian, pengelolaan keuangan, serta pengawasan. Hal tersebut
dapat terwujud apabila seluruh stakeholder mengenal lebih dekat keberadaan
PDAM. Untuk itu, melalui Company Profile ini diharapkan dapat memberikan
gambaran singkat tentang PDAM Tirta Medal Sumedang, agar terjadi interaksi
aktif antara PDAM dengan seluruh stakeholder, sehingga target pencapaian visi
dan misi dapat tercapai secara maksimal.
B. Tujuan Magang
Program Magang dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
keterampilan mahasiswa dalam bidang manajemen atas dasar:
1. Partnership dengan tujuan lembaga pendidikan dan lembaga/perusahaan
memiliki tanggung jawab yang sama untuk mencerdaskan dan membekali anak
bangsa sebagai generasi penerus
2. Learning process yang saling menguntungkan antara mahasiswa dengan
lembaga/perusahaan
3. Sinergitas kualitas lulusan dengan memanfaatkan pengalaman keberhasilan
masing-masing
4. Enrichment (memperkaya) baik secara personal maupun organisasi, sehingga
kedua belah pihak saling mendukung dan saling memperkuat jejaring
kelembagaan

C. Penyelenggaraan Kegiatan
a. Tempat Kegiatan
Tempat kegiatan Magang STIE Sebelas April Sumedang dilakukan
dilembaga/perusahaan yang telah memiliki badan hukum di wilayah
Kabupaten Sumedang yang telah ditetapkan berdasarkan ajuan yang diajukan
mahasiswa kepada jurusan. Dalam hal ini peneliti melakukan praktik di
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Medal Sumedang (PUSAT)
b. Waktu Kegiatan
Dalam kegiatan ini penulis mengambil waktu pelaksanaan kegiatan 11
November – 11 Desember 2019.
BAB II
Kondisi Objektif Perusahaan

A. Gambaran Umum Perusahaan


Nama Perusahaan : PDAM Tirta Medal Sumedang
Alamat : Jalan Raya Sumedang – Cirebon Km 4,5 Desa Serang
Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang
Telp. Kantor/Pabrik : (0261) 202627
Email Perusahaan : pdamsumedang@gmail.com
Bergerak dibidang : Pengelolaan Air Minum
Status Perusahaan : BUMD
Jenis Produksi : Air

B. Sejarah Perusahaan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Medal Sumedang,
merupakan pengembangan dari Badan Pengelola Air Minum (BPAM), yang
beroperasi sejak tahun 1979, didasari oleh Surat Keputusan Menteri Pekerjaan
Umum No. 16/KPTS/CK/III/1979 tanggal 05 Maret 1979.
Pertama kali beroperasi, diawali dengan Sambungan Rumah sebanyak 578
SR (Sambungan Rumah) dan 14 KU (Kran Umum) dengan memanfaatkan sumber
air baku dari mata air Cipanteuneun yang terletak di Desa Licin Kecamatan
Cimalaka dengan debit air + 50 liter per detik.
Pada tanggal 20 Maret 1985 berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Sumedang No. 6 tahun 1985 tentang Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang, BPAM statusnya dirubah
menjadi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), melalui Berita Acara Serah
Terima Pengelolaan Sarana dan Prasarana Penyediaan Air Bersih di Kabupaten
Daerah Tingkat II Sumedang, tanggal 22 Maret 1988 Nomor : 690/1730-
Pemda/1988.
Saat ini, Peraturan daerah yang mengatur tentang PDAM Tirta Medal
Kabupaten Sumedang yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 6
Tahun 2011 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Medal Kabupaten
Sumedang sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Sumedang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Sumedang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Perusahaan Daerah Air Minum
Tirta Medal Kabupaten Sumedang.
Seiring perkembangan situasi dan kondisi Perusahaan Daerah Air Minum
Tirta Medal Kabupaten Sumedang saat ini terdiri dari 13 Cabang dan 2 Unit
Pelayanan yang tersebar di beberapa kecamatan pada kabupaten sumedang dengan
jumlah sambungan langganan per bulan November 2019 sebanyak 35.264 SL.

C. Struktur Organisasi
Pada dasarnya prinsip organisasi adalah merupakan wadah atau tempat untuk
mencapai tujuan dengan menggunakan pola tertentu, Oleh karena itu struktur
organisasi harus dibuat sebaik mungkin. Sesederhana pun suatu perusahaan tentu
memiliki struktur organisasi sendiri. Struktur organisasi yang baik adalah struktur
organisasi yang jelas dan tegas yang menggambarkan tugas dan wewenang dari
tiap-tiap bagian yang ada didalam perusahaan serta mempunyai ciri - ciri sebagai
berikut :
1. Mempunyai tujuan yang jelas dan serinci mungkin
2. Tujuan harus dipahami setiap orang
3. Tujuan organisasi harus dapat diterima oleh setiap individu dalam organisasi
4. Adanya kesatuan dalam organisasi
5. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab
BAB III
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki
definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya,
mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa
tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa
tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
B. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan
melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali
diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal
abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang,
mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini,
kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga, yaitu:
1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan
sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan
perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu.
Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil
tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat
digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-
fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu
kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang
yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi
tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa
yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-
tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas
tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar
semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan
perencanaan manajerial dan usaha
Sedangkan menurut G.R Terry, fungsi manajemen ada 4, yaitu:
a) Planning
b) Organizing
c) Actuating
d) Controlling

C. Prinsip Manajemen
Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu
dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang
berubah. Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori manajemen yang berasal
dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari:
1. Pembagian kerja (Division of work)
2. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
3. Disiplin (Discipline)
4. Kesatuan perintah (Unity of command)
5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
7. Penggajian pegawai
8. Pemusatan (Centralization)
9. Hirarki (tingkatan)
10. Ketertiban (Order)
11. Keadilan dan kejujuran
12. Stabilitas kondisi karyawan
13. Prakarsa (Inisiative)
14. Semangat kesatuan, semangat korps

D. Konsep Tentang SDM


Perubahan konsepsi tentang sumber daya manusia atau pandangan terhadap
pekerja dalam kerangka hubungan kerja pada organisasi.
1. Pekerja dianggap sebagai Barang Dagangan.
Sekitar pertengahan abad ke 19 berkembang anggapan bahwa manusia kerja
atau pekerja dianggap sebagai barang dagangan. Pekerja diperlakukan sebagai
salah satu faktor produksi yang dapat diperjualbelikan untuk dijadikan alat
produksi. Anggapan ini mempunyai beberapa kelemahan, antara lain pekerja
tidak mungkin menjual daya atau tenaganya. Bahkan dalam pemanfaatan SDM
ini, pekerja harus tunduk kepada beberapa hal yang ada diluar dirinya, seperti
disiplin dan kekuasaan majikannya, pegawai lain, penggunaan dan
pengembangan pegawai, yang diarahkan untuk tercapainya tujuan organisasi.
2. Pekerja dianggap sebagai SDM.
Adanya anggapan bahwa sering terjadinya pemborosan dalam pemanfaatan
sumber daya manusia atau pekerja. Keadaan ini berpengaruh terhadap
pencapaian tujuan dari organisasi, dan juga penghasilan pekerja itu
sendiri. Selain pemborosan, juga faktor-faktor yang berkaitan dengan
kelalaian pekerja, misalnya terjadi kecelakaan serta biaya pengembangan
kemampuan atau kompensasi SDM. Semuanya merupakan biaya yang harus
diperhitungan dalam menghitung biaya produksi. Biaya tersebut sering disebut
sebagai biaya sosial yang harus ditanggung bersama-sama oleh pihak-pihak
yang bersangkutan, seperti masyarakat, pemilik usaha dan pekerja
sendiri. Biaya sosial ini kadang-kadang dapat melebihi biaya produksi.
3. Pekerja dianggap sebagai Mesin.
Pada akhir abad 19 dan permulaan abad ke-20, dengan munculnya konsep
manajemen ilmiah (Scientific Management), antara lain proses manajemen
lebih mengutamakan produktivitas pekerja. Manajemen mengutamakan pada
pengukuran kerja dan kualitas kerja, analisa pekerjaan sampai kepada hal-hal
yang sangat detail dalam pekerjaan. Pada situasi ini, pimpinan menempatkan
pekerja tak ubahnya sebagai mesin, karena pekerjaan yang bersifat rutin, dan
pekerjaan rutin pada prinsipnya dapat dikerjakan oleh mesin. Konsepsi
SDM yang demikian tidak ubahnya menganggap bahwa pekerja itu sama
dengan barang dagangan. Karena SDM dianggap seperti mesin, maka
penggunaan pekerja tersebut diusahakan sama seperti mesin dengan
mengutamakan produktivitasnya tanpa memandang segi-segi kemanusiaan
seperti; pikiran, perasaan, dan tata nilai manusia lainnya.
4. Pekerja dianggap sebagai Manusia.
Sebagai reaksi terhadap pandangan yang menganggap dan memperlakukan
manusia kerja sebagai mesin atau alat yang tidak manusiawi, maka muncul
pandangan yang cenderung kadang-kadang terlalu manusiawi. Teori Y dari
McGregor mempunyai relevansi tinggi dengan pandangan yang berwatak
manusiawi. Dalam hal tertentu pandangan ini memang dapat berhasil yaitu
bilamana kualifikasi pekerjanya sudah cukup tinggi, namun akan gagal
bilamana manusianya dipandang dan diperlakukan secara manusiawi itu tanpa
kendali sama sekali. Selanjutnya muncul gerakan hubungan manusia (human
relations movement) yang dipelopori oleh Elton Mayo, Dickton dan
sebagainya. Kelompok ini memandang bahwa dalam manajemen tidak semata-
mata berdasar atas rasa kemanusiaan saja, tetapi secara ilmiah dapat dilakukan
observasi terhadap pekerja. Selain itu pekerja mempunyai sistem saraf dan alat
perasa lainnya sebagaimana manusia lainnya, dan juga ingin menempati
kedudukan sosial yang layak dalam masyarakat. Pada tahapan ini, pandangan
terhadap pekerja pada dasarnya ingin memanusiakan manusia pekerja, dan
disarankan suapaya pekerja diperlakukan yang wajar dan manusiawi, dengan
lebih memperhatikan perasaan-perasaan manusianya.
5. Pekerja dianggap sebagai Partner
Sebagai kelanjutan konsepsi tentang pekerja yang harus dimanusiakan,
kemudian berkembang konsep partnership. Konsepsi ini pada prinsipnya
ingin menjembatani perbedaan atau pertentangan antara pemilik usaha dengan
pekerjanya. Disini ditekankan bahwa pemilik usaha tidak mungkin
menjalankan sendiri usahanya tanpa bantuan orang lain atau pekerja, demikian
pula sebaliknya pekerja tidak bisa melakukan kegiatan atau pekerjaan bilamana
tidak ada pemilik usaha. Untuk itu perlu adanya kerjasama yang merupakan
suatu sistem yang bermanfaat untuk
terjadinya partnership. Konsep partnership ini dikembangkan oleh Ouchi
dengan Teori Z yang saat ini banyak diterapkan pada manajemen
Jepang. Secara mendasar konsep ini ingin menerapkan, bahwa pekerja supaya
tidak tunduk sepenuhnya kepada kekuasaan manajemen yang absolut, akan
tetapi memandang pekerja sebagai bagian yang tidak terpisahkan (integral)
dari manajemen itu sendiri. Pekerja mempunyai hak yang sama untuk
berperan aktif dalam mencapai tujuan organisasi, seperti halnya kelompok ahli
dan kelompok manajemen lain terlibat dalam pengambilan keputusan dan
menentukan kebijaksanaan penting organisasi. Karena itu
konsep partnership ini sering juga dinamakan ko-determinasi (co-
determinas).

E. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia


Salah satu sumber daya yang penting dalam manajemen adalah sumber daya
manusia atau human resources. Pentingnya sumber daya manusia ini, perlu disadari
oleh semua tingkatan manajemen. Bagaimanapun majunya teknologi saat ini,
namun faktor manusia tetap memegang peranan penting bagi keberhasilan suatu
organisasi. Menurut Buchari Zainun (2001, hal. 17), manajemen sumber daya
manusia merupakan bagian yang penting, bahkan dapat dikatakan bahwa
manajemen itu pada hakikatnya adalah manajemen sumber daya manusia atau
manajemen sumber daya manusia adalah identik dengan manajemen itu sendiri.
Sumber daya manusia adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia
untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif
yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di
alam menuju tercapainya
kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan
(Anonim;2008:1).
Beberapa pengertian tentang manajemen sumber daya manusia, antara lain :
a. Manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan, pengadaan, pengembangan,
pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber
daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi, dan
masyarakat. (Flipo, 1989)
b. Manajemen sumber daya manusia adalah sebagai penarikan, seleksi,
pengembangan, penggunaan dan pemeliharaan sumber daya manusia oleh
organisasi. (French dalam Soekidjo, 1991)
c. Sumber Daya Manusia adalah asset organisasi yang paling penting dan
membuat sumber daya organisasi lainnya bekerja” (Simamora;2001:60).
d. Manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan
yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan
orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat
pada saat organisasi memerlukannya (Ekopriyanto;2008:4).

Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa manajemen sumber daya


manusia merupakan proses pendayagunaan manusia atau pegawai yang mencakup;
penerimaan, penggunaan, pengembangan dan pemeliharaan sumber daya manusia
yang ada.

F. Proses Manajemen SDM


Proses manajemen sumber daya manusia yang akan dibahas, sebagaimana
disampaikan oleh Pigors dan Myers (1961) yaitu menekankan
pada; recruitment (pengadaan), maintenance (pemeliharaan)
dan development (pengembangan).

1. Pengadaan Sumber Daya Manusia


Recruitment disini diartikan pengadaan, yaitu suatu proses kegiatan mengisi
formasi yang lowong, mulai dari perencanaan, pengumuman, pelamaran,
penyaringan sampai dengan pengangkatan dan penempatan. Pengadaan yang
dimaksud disini lebih luas maknanya, karena pengadaan dapat merupakan
salah satu upaya dari pemanfaatan. Jadi pengadaan disini adalah upaya
penemuan calon dari dalam organisasi maupun dari luar untuk mengisi jabatan
yang memerlukan SDM yang berkualitas. Jadi bisa berupa recruitment from
outside dan recruitment from within.
Recruitment from within merupakan bagian dari upaya pemanfatan SDM yang
sudah ada, antara lain melalui pemindahan dengan promosi atau tanpa promosi.
Untuk pengadaan pekerja dari luar tahapan seleksi memegang peran penting.
Seleksi yang dianjurkan bersifat terbuka (open competition) yang didasarkan
kepada standar dan mutu yang sifatnya dapat diukur (measurable). Pada
seleksi pekerja baru maupun perpindahan baik promosi dan tanpa promosi,
harus memperhatikan unsur-unsur antara lain; kemampuan, kompetensi,
kecakapan, pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepribadian.
Tahapan pemanfaatan SDM ini sangat memegang peranan penting, dan
merupakan tugas utama dari seorang pimpinan. Suatu hal yang penting disini
adalah memanfaatkan SDM atau pekerja secara efisien, atau pemanfaatan
SDM secara optimal, artinya pekerja dimanfaatkan sebesar-besarnya namun
dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan batas-batas
kemungkinan pemanfaatan yang wajar. Orang tidak merasa diperas karena
secara wajar pula orang tersebut menikmati kemanfaatannya.
Prinsip pemanfaatan SDM yang terbaik adalah prinsip satisfaction yaitu
tingkat kepuasan yang dirasakan sendiri oleh pekerja yang menjadi pendorong
untuk berprestasi lebih tinggi, sehingga makin bermanfaat bagi organisasi dan
pihak-pihak lain. Pemanfaatan SDM dapat dilakukan dengan berbagai cara,
mulai dari yang paling mudah dan sederhana sampai cara yang paling
canggih. Pemanfaatan SDM perlu dimulai dari tahap pengadaan, dengan
prinsip the right man on the right job.
2. Pemeliharaan Sumber Daya Manusia
Pemeliharaan atau maintenance merupakan tanggung jawab setiap pimpinan.
Pemeliharaan SDM yang disertai dengan ganjaran (reward system) akan
berpengaruh terhadap jalannya organisasi. Tujuan utama dari pemeliharaan
adalah untuk membuat orang yang ada dalam organisasi betah dan bertahan,
serta dapat berperan secara optimal. Sumber daya manusia yang tidak
terpelihara dan merasa tidak memperoleh ganjaran atau imbalan yang wajar,
dapat mendorong pekerja tersebut keluar dari organisasi atau bekerja tidak
optimal.
Pemeliharaan SDM pada dasarnya untuk memperhatikan dan
mempertimbangkan secara seksama hakikat manusianya. Manusia memiliki
persamaan disamping perbedaan, manusia mempunyai kepribadian,
mempunyai rasa, karya, karsa dan cipta. Manusia mempunyai kepentingan,
kebutuhan, keinginan, kehendak dan kemampuan, dan manusia juga
mempunyai harga diri. Hal-hal tersebut di atas harus menjadi perhatian
pimpinan dalam manajemen SDM. Pemeliharaan SDM perlu diimbangi
dengan sistem ganjaran (reward system), baik yang berupa finansial, seperti
gaji, tunjangan, maupun yang bersifat material seperti; fasilitas kendaraan,
perubahan, pengobatan, dll dan juga berupa immaterial seperti ; kesempatan
untuk pendidikan dan pelatihan, dan lain-lain. Pemeliharaan dengan sistem
ganjaran ini diharapkan dapat membawa pengaruh terhadap tingkat prestasi
dan produktitas kerja.
Berikut adalah hal-hal yang ada pada proses pemeliharaan sumber daya
manusia:
a) Kompensasi
Merupakan setiap bentuk pembayaran, upah atau imbalan yang diberikan
kepada karyawan yang timbul dari dipeekerjakannya karyawan tersebut.
Perusahaan memberikan upah kepada pekerja sebagai imbalan yang telah
dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang.

b) Program Kesejahteraan
Untuk menunjang proses kesejahteraan karyawan diluar kompensasi
pokok, perusahaan biasanya memberikan insentif lain. Bentuk lain dari
program kesejahteraan biasanya hanya berupa materi. Hanya beberapa hal
saja yang tidak berupa materi.
c) Fasilitas
Fasilitas adalah wahana atau prasarana untuk mempermudah melakukan
sesuatu. Dalam sebuah perusahaan, biasanya fasilitas berarti sebuah alat
untuk membantu menyelesaikan sebuah pekerjaan. Fasilitas juga bisa
berupa alat untuk membantu mengefektifkan dan mengefisiensikan segala
sesuatu yang berhubungan dengan perusahaan.
d) Pemeliharaan kesehatan
Pemeliharaan kesehatan adalah usaha mempertahankan dana atau
meningkatkan kondisi fisik karyawan, agar mereka tetap loyal dan bekerja
produktif untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Selain itu,
pemeliharaan berarti perusahaan menjamin seluruh biaya kesehatan para
karyawan.
e) Motivasi
Motivasi merupakan prilaku yang ditujukan pada sasaran motivasi
berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam
mengejar suatu tujuan. Motivasi berkaitan erat dengan kepuasan pekerjaan
dan performansi pekerjaan. Motivasi juga merupakan istilah yang lajim
digunakan untuk mengetahui maksu seseorang atau sesuatu hal untuk
mencapai tujuan tertentu, misalnya uang, keselamatan, prestise, dan
sebagainya. Namun demikian tujuan khusus yang tampaknya
diperjuangkkan banyak orang dalam analisis kerap kali berubah menjadi
alat untuk mencapai tujuan lain, yang dipandang lebih fundamental.
Motivasi yang terdapat pada setiap individu pada dasar nya merupakan
realisasi atas konsep diriya untuk hidup dalam suatu cara yang sesuai
dengan peran yang lebih disukai. Hal ini dilakukan dengan cara
mencerminkan penghargaan seseoarang atas kemampuannya. Oleh karena
itu, individu senantiasa mencari apa yang mereka pandang sebagai peran
yang cocok bagi dirinya, sambil berusaha merealisasikan gagasan
mengenai dirinya sebagai kebenaran yang nyata.
3. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang ada didalam suatu organisasi perlu pengembangan
sampai pada taraf tertentu sesuai dengan perkembangan organisasi. Apabila
organisasi ingin berkembang seyogyanya diikuti oleh pengembangan sumber
daya manusia. Pengembangan sumber daya manusia ini dapat dilaksanakan
melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan.
Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk pengembangaan SDM,
terutama untuk pengembangan kemampuan intelektual dan
kepribadian. Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan
calon tenaga yang digunakan oleh suatu organisasi, sedangkan pelatihan lebih
berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan pekerja yang
sudah menduduki suatu jabatan atau tugas tertentu.
Untuk pendidikan dan pelatihan ini, langkah awalnya perlu dilakukan analisis
kebutuhan atau need assessment, yang menyangkut tiga aspek, yaitu :
(1) analisis organisasi, untuk menjawab pertanyaan : "Bagaimana organisasi
melakukan pelatihan bagi pekerjanya", (2) analisis pekerjaan, dengan
pertanyaan : " Apa yang harus diajarkan atau dilatihkan agar pekerja mampu
melaksanakan tugas atau pekerjaannya" dan (3) analisis pribadi, menekankan
"Siapa membutuhkan pendidikan dan pelatihan apa". Hasil analisis ketiga
aspek tersebut dapat memberikan gambaran tingkat kemampuan atau kinerja
pegawai yang ada di organisasi tersebut.
Kinerja atau performance dipengaruhi oleh beberapa faktor yang disingkat
"ACIEVE" yaitu : ability (kemampuan pembawaan),
capacity (kemampuan yang dapat dikembangkan), incentive (insentif material
dan non-material), environment (lingkungan tempat kerja), validity (pedoman,
petunjuk dan uraian kerja) dan evaluation (umpan balik hasil kerja). Dari
beberapa faktor di atas, yang dapat diintervensi dengan pendidikan dan
pelatihan adalah capasity atau kemampuan pekerja yang dapat dikembangkan,
sedangkan faktor lainnya diluar jangkauan pendidikan dan pelatihan.

G. Beberapa Metode Pelatihan


Disini terdapat 2 jenis metode, diantaranya:
a. Metode di luar pekerjaan (off the job side)
Pada metode ini pegawai yang mengikuti pendidikan atau pelatihan keluar
sementara dari pekerjaannya, mengikuti pendidikan dan pelatihan secara
intensif. Metode ini terdiri dari 2 teknik, yaitu :
1) Teknis presentasi informasi, yaitu menyampaikan informasi yang
tujuannya mengintroduksikan pengetahuan, sikap dan keterampilan baru
kepada peserta. Antara lain melalui; ceramah biasa, teknik diskusi, teknik
pemodelan perilaku (behavioral modelling), model kelompok T, yaitu
mengirim pekerja ke organisasi yang lebih maju untuk mempelajari teori
dan mempraktekkannya.
2) Teknik simulasi. Simulasi adalah meniru perilaku tertentu sedemikian
rupa sehingga peserta pendidikan dan latihan dapat merealisasikan seperti
keadaan sebenarnya. Teknik ini seperti; simulator alat-alat kesehatan,
studi kasus (case study), permainan peran (role playing), dan teknik dalam
keranjang (in basket), yaitu dengan cara memberikan bermacam-macam
masalah dan peserta diminta untuk memecahkan masalah tersebut
sesuai dengan teori dan pengalamannya.
b. Metode di dalam pekerjaan (on the job side)
Pelatihan ini berbentuk penugasan pekerja baru, yang dibimbing oleh
pegawai yang berpengalaman atau senior. Pekerja yang senior yang bertugas
membimbing pekerja baru diharapkan memperlihatkan contoh-contoh
pekerjaan yang baik, dan memperlihatkan penanganan suatu pekerjaan yang
jelas.
BAB IV
ANALISA LAPORAN KEGIATAN

A. Gambaran Umum
PDAM Tirta Medal Sumedang yang bergerak dibidang industri Pengelolaan
Air Minum memerlukan tenaga kerja yang profesional dan dapat diandalkan. Untuk
itu, diperlukan pengelolaan sumber daya manusia yang baik. Perusahaan melihat
dan menilai bahwa manusia sebagai sumber daya yang penting bagi kelangsungan
hidup perusahaan sehingga harus terus dijaga dan dibina secara kontinu agar
karyawan dapa berkinerja dengan maksimal yang pada akhirnya perusahaan akan
mencapai tujuannya. Oleh sebab itu, maka PDAM Tirta Medal Sumedang
memerlukan bidang atau divisi yang disebut dengan divisi Manajemen Sumber
Daya Manusia (SDM).
Divisi ini berfungi sebagai divisi yang khusus untuk mengelola hal-hal yang
berkaitan dengan sumber daya manusia atau karyawan. Baik itu ketika pemenuhan
sumber daya manusia (rekrutmen), pemeliharaan Sumber daya manusia,
pengembangan sumber daya manusia, sampai pada pelepasan sumber daya
manusia, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan karyawan.
Dari hasil praktek Magang yang telah dilakukan, maka penulis akan
menjelaskan hal-hal yang ada pada divisi Sumber daya manusia di PDAM Tirta
Medal Sumedang.

B. Prosedur Penerimaan Tenaga Kerja


Sistem Penerimaan Tenaga Kerja i di PDAM Tirta Medal Sumedang
sebagai berikut :
1. Menganalisis beban kerja
2. Menganalisis posisi jabatan yang dibutuhkan Perusahaan
3. Pelaksaan penerimaan calon tenaga kerja
4. Seleksi administrasi sesuai persyaratan perusahaan
5. Test uji kemampuan dan persyaratan.
Apabila dalam seleksi pelamar dinyatakan diterima karyawan mengisi surat
perjanjian kerja, perusahaan menentukan masa percobaan kerja selama 3 (tiga)
bulan dan pengarahaan dari Manajer HRD.
Dalam masa kerja 3 (tiga) bulan tersebut karyawan dinilai oleh perusahaan,
apabila karyawan berprestasi dan memenuhi persyaratan perusahaan, dapat
diangkat menjadi karyawan serta berhak untuk menerima semua fasilitas yang
disediakan oleh perusahaan..

C. Gambaran Umum Ketenagakerjaan


Klasifikasi Pegawai
Untuk memberikan kejelasan, maka populasi pegawai di PDAM Tirta
Medal Sumedang. sampai tanggal 21 September 2019 sebanyak lebih dari 200
orang yang disebar di Kantor Pusat dan kantor cabang di beberapa kecamatan yang
ada di Kabupaten Sumedang.

D. Jam Kerja
Jam Operasinal Kerja di PDAM Tirta Medal Sumedang.
Hari Jam Kerja
Senin-Kamis 07.30 – 16.00 WIB
Istirahat 12.00 - 13.00 WIB
Jum’at 07.30 – 16.30 WIB
Istirahat 11.30 - 13.00 WIB

E. Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan di PDAM Tirta Medal Sumedang mengacu pada system
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang disesuaikan dengan Golongan, Masa Kerja,
Gaji/Upah Berkala, Pangkat.
Pengupahan di PDAM Tirta Medal Sumedang diberikan setiap satu bulan
sekali yaitu pada tangal 25.
F. Jaminan dan Kesejahteraan Sosial
Selain Gaji Pokok yang diberikan sebagai balas jasa oleh Perusahaan
kepada karyawannya, PDAM Tirta Medal Sumedang juga memberikan berbagai
macam Jaminan dan Tunjangan, seperti :
1) Tunjangan Anak Istri
2) Tunjangan Jabatan
3) Tunjangan BBM
4) Tunjangan Pangan
5) Jaminan Kesahatan
6) Jaminan Kematian

G. Kewajiban pegawai PDAM Tirta medal Sumedang sebagai berikut :


1. Mentaati jam kerja yang telah ditetapkan perusahaan;
2. Masuk kerja tepat waktu;
3. Memakai tanda pengenal pegawai selama bertugas;
4. Memakai pakaian kerja yang telah ditetapkan perusahaan;
5. Mengikuti apel dan jam kerja yang telah ditetapkan perusahaan.
6. Mengisi daftar kehadiran pada waktu masuk jam kerja maupun pulang kerja;
7. Mengisi daftar hadir secara syah (tidak boleh mencatatkan kehadiran dan
atau kepulangan pegawai lain pada daftar hadir);
8. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik;
9. Tetap berada ditempat kerja selama jam kerja kecuali jika meninggalkan jam
kerja untuk kepentingan perusahaan atau telah mendapatkan izin keluar dari
atasan;
10. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat menurut
bidang tugasnya masing-masing;
11. Bertindak dan bersikap tegas ,tetapi adil dan bijaksana terhadap bawahan ;
12. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
13. Memberikan contoh dan teladan yang baik terhadap bawahan;
14. Memberikan motivasi kepada bawahan untuk meningkatkan prestasi
kerjanya;
15. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
kemampuannya dan kariernya.
16. Bertingkah laku/bersikap sopan santun terhadap atasan,bawahan dan sesama
pegawai dan masyarakat;
17. Hormat menghormati antara sesama warga Negara yang memeluk
agama/kepercayan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang berlainan;
18. Mentaati segala peraturan perundang-undangan kedinasan yang berlaku
diperusahaan sesuai dengan norma,etika dan lingkup pekerjaannya.
19. Mentaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang sesuai dengan
norma ,etika dan lingkup pekerjaannya;
20. Menggunakan fasilitas kantor dengan efektif dan efisien ;
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Praktek magang merupakan salah satu program yang sangat bermanfaat
bagi mahasiswa maupun bagi perushaan. Dengan adanya praktek magang dapat
menambah wawasan maupun pengalam dalam dunia kerja yang bertujuan
mahasiswa agar siap terjun ke dunia pekerjaan.
Apalagi di bidang Manajemen Sumber Daya Manusia

Anda mungkin juga menyukai