3 Laporan Tutorial Fimosis UDT 2014
3 Laporan Tutorial Fimosis UDT 2014
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Blok Urinaria dan Genitalia Maskulina adalah blok XV pada semester
kelima dari kurikulum berbasis kompetensi pendidikan dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan
pembelajaran untuk menghadapi tutorial yang sebenarnya pada kesempatan
yang akan datang. Pada kesempatan kali ini akan memaparkan kasus An.
Roni, laki-laki 3 tahun dibawa ibunya Ny. Devi dengan keluhan sakit saat
buang air kecil sejak 3 hari yang lalu. Buang air kecil tampak mengedan dan
pancarannya bercabang. Selama hamil, Ny. Devi mengaku nafsu makannya
menurun dan sering muntah-muntah. Pada masa kehamilan 7 bulan, Ny. Devi
menderita demam. Berat badan lahir Roni adalah 2000 gram, pada usia
kehamilan ibu 8 bulan dan dan persalinan normal. Menurut Ny. Devi, kakak
Roni didiagnosis dokter mempunyai kelainan pada buah zakarnya.
Pada bulan ke empat, korda testis menjadi berbentuk tapal kuda, dan
ujung-ujungnya bersambung dengan ujung-ujung rete testis. Korda
testis sekarang terdiri dari sel germinativum primitif dan sel
sustentakular sertoli yang berasal dari epitel permukaan kelenjar.
Sel interstisial leydig yang berasal dari mesenkim asli gonad ridge,
terletak antara korda-korda testis. Sel-sel ini mulai berkembang
segera setelah dimulainya diferensiasi korda-korda ini. Pada minggu
kedelapan kehamilan, sel leydig mulai menghasilkan testosterone,
dan testis mampu mempengaruhi diferensiasi seksual duktus
genitalis dan genitalia eksterna.
1) Penis
Penis dapat dibagi atas korpus dan glans. Korpus penis terdiri
atas: Jaringan erektil korpus kavernosum penis, uretra yang
dikelilingi oleh korpus kavernosum uretrae, muskuli bulbo-
kavernosus dan retraktor penis. Ujung penis disebut gland
penis, dimana pada beberapa spesies tidak begitu jelas.
3) Testis
Testis terdiri dari 200-300 lobulus yang masing-masing
mengandung satu hingga tiga tubulus seminiferus. Diantara
tubulus ini terdapat sel-sel interstitial (sel Leydig) yang
menghasilkan hormon testosteron saat pubertas. Setiap tubulus
panjangnya sekitar 62 cm (2 kaki) ketika direntangkan dan
tubulus-tubulus ini tergulung serta terbungkus dalam testis.
Tubulus-tubulus ini akan beranastomosis ke posterior menuju
ke suatu plexus yang disebut dengan rete testis, kira-kira
selusin tubulus kemudian akan menjadi ductus efferens,
menembus tunica albuginea pada bagian atas dari testis dan
melewati caput epididymis. Ductus efferen bersatu untuk
membentuk satu saluran yang berbelit-belit yang merupakan
corpus dan cauda epididymis.
Vaskularisasi Testis
Arteri testicularis berasal dari aorta setinggi a.v. renalis (VL-
1). A. testicularis ber-anastomose dengan arteri yang menuju
ke vas deferens untuk memperdarahi vas deferens dan
Innervasi Testis
Serabut-serabut simpatis T-10 melalui plexus renalis dan
plexus aorticus.
(Snell, 2012)
B. Fisiologi
Fungsi primer dari sistem reproduksi laki – laki adalah menghasilkan
spermatozoa matang dan menemnpatkan sperma kedalam saluran
reproduksi perempuan melalui senggama. Testes mempunyai fungsi
eksokrin dalam spermatogenesis dan fungsi endokrin untuk
mensekresikan hormon – hormon seks yang mengendalikan
perkembangan dan fungsi seksual.
a. Penis
Berfungsi sebagai organ untuk kopulasi dan miksi.
C. Histologi
1) Penis
1) Dukctus Ekskretorius
1h. Apa makna riwayat demam (-), BAK berpasir (-), warna air kencing
biasa ?
Jawab:
Keluhan sakit saat BAK dengan riwayat demam (-) menunjukkan
inflamasi yang terjadi masih bersifat lokal sehingga tidak
menyebabkan reaksi demam.
2b. Apa hubungan Ny. Devi sewaktu hamil sering muntah dan nafsu
makan menurun dengan kondisi Roni saat ini ?
Jawab:
2c. Apa hubungan pada masa kehamilan 7 bulan Ny. Devi menderita
demam dengan kondisi Roni ?
Jawab:
Ibu terpajan mikroorganisme saat usia kehamilan 7 bulan → infeksi
transplasenta janin dalam kandungan → mikroorganisme
berkembang biak di plasenta → gangguan sintesis Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) dari plasenta → stimulus ke sel interstitial
testis (Leydig cells) menurun → produksi testosteron menurun →
kontraksi ritmis gubernakulum untuk menarik testis ke skrotum
menurun → descensus testiculorum inguinosacral terganggu → testis
kanan tertinggal di canalis inguinalis → Undescensus Testiculorum
dextra (UDT dextra)/kriptorkismus.
2f. Bagaimana kontrol gen dan hormon pada masa fetal terhadap
perkembangan testis dan penis ?
Jawab:
4. Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum: tampak sakit sedang, TB 95 cm, BB 12 kg
Tanda vital: VAS 3
4a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik ?
Jawab:
NADI : Normal
Umur 2 – 6 tahun : 105 kali per menit
SUHU : Normal
360 C- 37,50C
RR : Normal
1-3 tahun : 24-40 x per menit
3-6 tahun : 12-34 x per menit
BBI
BBI untuk anak (1-10 tahun)
BBI = (umur (thn) x 2 ) + 8
= 14 Kg
VAS : Nyeri sedang
6. Ny. Devi bertanya kepada dokter gangguan apa yang terjadi pada Roni dan
apakah Roni dapat dikhitan. Apakah kelainan yang diderita Roni tidak
akan mempengaruhi masalah kesuburan dan kepriaannya nanti setelah
dewasa.
6a. Apa indikasi dan kontraindikasi khitan ?
Jawab:
Indikasi medis dilakukan sirkumsisi antara lain Phimosis atau
Paraphimosis, Condiloma Akuminata, karsinoma penis, sedangkan
kontraindikasinya meliputi Hypospadia atau kelainan pada penis,
prematuritas, dan penyakit.
Kontraindikasi khitan adalah sebagai berikut:
1) Absolut
a) Hipospadia
b) Epispadia
c) Hemophilia
d) Kelainan darah (diskrasia darah)
2) Relatif
a) Infeksi lokal pada penis dan sekitarnya
b) Infeksi umum
c) Diabetes melitus
(Purnomo, 2012)
Tehnik
1. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan steril
2. Melakukan tindakan aseptik antiseptik dengan cara
mengoleskan kasa steril yang telah diberi cairan antiseptik
mulai tengah dengan cara memutar kearah luar
3. Mempersempit daerah tindakan dengan cara menutup dengan
doek steril bolong
4. Melakukan tindakan penyuntikan anestesi lokal dengan
teknik anestesi infiltrasi dan blok.
5. Teknik anestesi infiltrasi dilakukan dengan cara menyuntikkan
lidokain secara subkutis dengan melingkari daerah pangkal
penis. Sebelum memasukkan cairan lidokain, lakukan aspirasi
terlebih dahulu untuk memastikan bahwa jarum tidak masuk
ke pembuluh darah.
1 2
3 4
2.6 Kesimpulan
An. Roni, laki-laki berusia 3 tahun menderita posthitis et causa
fimosis dan undecensus testiculorum (UDT).
Undecensus
Fimosis
Testiculorum
Christine AB, Allam AA, Aref MK, El-Muntasser IH, El-Nageh M : Pregnancy
hepatitis in Libya. Lancet 1975; 2 : 827.
Cunningham G, Grant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Westrom KD, et
al. Williams Obstetrics [ebook]. Edisi ke-21. New York: McGraw-Hill;
2007.
Dubey JP, Beattie CP. Toxoplasmosis of animals and man. Boca Raton, FL: CRC
Press, 1988.
Evans R. Life cycle and animal infection. In: Ho-Yen DO, Joss AWL, editors.
Human toxoplasmosis. Oxford: Oxford University Press, 1992. pp. 26-55.
Fok TF, Hon KL, So HK, Wong E, Ng PC, Chang A, dkk. Normative data of
penile length for term chinese newborns. Biol Neonate. 2005;87:242-5.
Guyton. Arthur.C., Hall. John E. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta :
EGC
Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF. Nelson Textbook of
Pediatrics [ebook]. Edisi ke-18. Philadelphia: Elsevier; 2008.
Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Jakarta : EGC