FITOKIMIA
LARUTAN POLAR DAN NON POLAR
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiratTuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Larutan Polar dan
Non Polar” ini yang merupakan tugas dari dosen pengajar mata kuliah Fitokimia
sesuai waktunya.
Penyusun menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih belum
sempurna dan masih terdapat kesalahan, untuk itu kami sebagai penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi mencapai
kesempurnaan makalah selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelarut adalah benda cair atau gas yang melarutkan benda padat, cair
atau gas yang menghasilkan sebuah larutan. Pelarut paling umum digunakan
dalam kehidupan sehari-hari adalah air. Pelarut lain yang digunakan adalah
bahan kimia organic (mengandung karbon) yang juga disebut pelarut organic.
Pelarut ini biasanya memiliki titik didih yang rendah dan lebih mudah
menguap. Meninggalkan substan terlarut yang dapat dipakai untuk
membedakan antara pelarut dengan zat yang terlarut, pelarut ini biasanya
terdapat dalam jumlah yang lebih besar.
Salah satu prinsip dalam mengetahui kelarutan yaitu adanya istilah like
dissolves like dimana rektan yang nonpolar akan larut dalam pelarut non polar
sedangkan reaktan yang polar akan larut pada pelarut polar.
B. RumusanMasalah
1. Apa yang dimaksud dengan polaritas?
2. Apa itu elektronegativitas?
3. Apa saja macam-macam pelarut berdasarkan tingkat kepolarannya?
4. Bagaimanakah pengelompokkan pelarut menurut sifat fisiko
kimianya?
5. Bagaimana perbedaan larutan polar dan non polar?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa itu polaritas
2. Untuk mengetahui dan memahami apa itu elektronegativitas
3. Untuk mengetahui dan memahami macam-macam pelarut berdasarkan
tingkat kepolarannya
4. Untuk mengetahui dan memahami pengelompokkan pelarut menurut
sifat fisiko kimianya
5. Untuk mengetahui perbedaan larutan polar dan non polar?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Interaksi Dipol-dipol
Interaksi antara ujung positif dipol dengan ujung negatif dipol yang
lain disebut dengan interaksi-interaksi dipol. Sebagai hasil dari interaksi-
interaksi dipol ini, molekul-molekul polar akan tertahan secara bersama-sama
lebih kuat dibanding dengan molekul-molekul non polar. Interaksi-interaksi
dipol muncul ketika elektron-elektron tidak terjadi secara sama pada ikatan
kovalen yang disebabkan oleh perbedaan elektronegativitas. Sebagai contoh,
hidrogen fluoride mempunyai momen dipol 1,98 D yang terletak disepanjang
ikatan H-F.
Gaya tarikan yang lemah yang muncul antar-molekul non polar disebut
dengan gaya van der waals atau gaya dispersi london. Gaya dispersi antar-
molekul jauh lebih lemah dibanding ikatan kovalen dalam molekul. Elektron-
elektron bergerak secara terus menerus dalam ikatan dan molekul, dengan
demikian pada satu waktu, salah satu sisi molekuldapat memiliki kerapatan
elektron yang lebih banyak dibanding sisi yag lain, yang akan memberikan
peningkatan dipol sesaat. Karena dipol-dipol dalam suatu molekul diinduksi,
maka interaksi-interaksi antarmolekul juga disebut dengan interaksi dipol-
dipol terinduksi.
3. Ikatan Hidrogen
Pada salah satu ikatan kovalen polar, salah satu atom mempunyai tarikan
yang lebih besar terhadap suatu elektron dibanding atom yag lain, misalkan
klorometana (CH3Cl). Dengan kata lain pada ikatan kovalen polar, pasangan
elektron tidak dibagi secara rata. Hal ini akan menghasilkan suatu muatan positif
sebagian yang kecil pada karbon dan muatan sebagian negatif pada klor dengan
kekuatan yang sama sebagaimana pada karbon. Polaritas ikatan diukur dengan
momen dipol. Momen dipol diukur dengan satuan deybe (D). Pada umunya ikatan
C-H dianggap non polar.
Secara umum, jika perbedaan elektronegativitas sama atau kurang dari 0,5,
maka ikatannya adalah kovalen non polar, dan jika perbedaan elektronegativitas
antar atom 0,5-1,9 maka ikatannya adalah kovalen polar. Jika perbedaan
elektronegativitas antar atom lebih besar 2,0 maka ikatannya adalah ikatan ionik.
Kita dapat mengharap suatu ikatan adalah polar jika atom-atom yang
terikat mempunyai kecenderungan yang berbeda dalam menarik elektron, yaitu
atom-atom yang berbeda dalam elektronegativitas. Makin besar perbedaan
elektronegativitasnya, maka makin polar ikatan yang terjadi. Unsur yang paling
elektronegatif terletak disebelah atas paling kanan pada sistem berkala. Flour
mempunyai sifat elektronegatif yang paling tinggi, kemudian berturut-turut
oksigen, nitrogen, klor, brom dan terakhir karbon. Hidrogen tidak berbeda jauh
elektronegativitasnya terhadap karbon.
Molekul dikatakan polar jika pusat muatan positif dan pusat muatan
negatif tidak bertepatan, namun berpisah dalam ruang, molekul tersebut
mempunyai dua kutub atau dipol. Dipol sering diberi tanda dengan tanda panah
menunjukkan arah dari muatan positif dan negatif.
F. Gaya Intermolekul
Pelarut polar adalah senyawa yang memiliki rumus umum ROH dan
menunjukkan adanya atom hidrogen yang menyerang atom elektronegatif
(oksigen). Pelarut dengan tingkat kepolaran yang tinggi merupakan pelarut
yang cocok baik untuk semua jenis zata ktif (universal) karena disamping
menarik senyawa yang bersifat polar, pelarut polar juga tetap dapat menarik
senyawa-senyawa dengan tingkat kepolaran lebih rendah. Contoh pelarut
polar diantaranya: air, methanol, etanol dan asam asetat.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelarut polar adalah senyawa yang memiliki rumus umum ROH dan
menunjukkan adanya atom hidrogen yang menyerang atom elektronegatif
(oksigen). Contoh pelarut polar diantaranya: air, methanol, etanol dan asam asetat.
Pelarut semi polar adalah palarut yang memiliki molekul yang tidak mengandung
ikatan O-H. Contoh pelarut semipolar adalah: aseton, etilasetat, DMSO, dan
diklorometan. Merupakan senyawa yang memiliki konstan dielektrik yang rendah
dan tidak larut dalam air. Contoh pelarut nonpolar: heksana, kloroform, daneter.
Cahyo Andri, 2015. Teknologi Ekstraksi Senyawa Bahan Aktif Dari Tanaman
Obat. Yogyakarta: Plantaksi
https://id.wikipedia.org/wiki/Pelarut
https://usaha321.net/perbedaan-antara-polar-dan-non-polar.html