Santy Atria
Santy Atria
PROPOSAL
OLEH
i
DAFTAR ISI
ii
4.1.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................38
4.1.3 Variabel Penelitian ....................................................................................39
4.2 Instrument Penelitian dan Pengumpulan Data ....................................................41
4.2.1 Instrument Penelitian ................................................................................41
4.2.2 Pengumpulan Data ....................................................................................41
4.3 Teknik Pengolahan Data Analisa Data ................................................................42
4.3.1 Pengolahan Data .......................................................................................42
4.4 Analisa Data ........................................................................................................45
4.4.1 Analisa Univariate ....................................................................................45
4.4.2 Analisis Bivariat .......................................................................................45
4.4.3 Penyajian Data ..........................................................................................47
4.4.4 Etika Penelitian .........................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................48
Lampiran .................................................................................................................51
iii
FTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
ketrampilan yang memadai. Jumlah kunjungan pasien di ruang IGD pada saat ini
semakin meningkat secara global sekitar 30% di seluruh IGD rumah sakit dunia
Bashkin et all, (2015). Hasil statistik kunjungan pasien masuk IGD di indonesia
pasien 13,3% dari total seluruh kunjungan di rumah sakit (Menteri Kesehatan, 2014).
yang cepat dan tepat dengan tujuan mendapatkan kesembuhan tanpa kecacatan. Salah
satu cara dalam meminimalisir kecacatan pasien yaitu perawat harus memiliki
Berdasarkan data kunjungan pasien di ruang IGD Rumah Sakit Baptis Batu dari
tahun 2017 sebanyak 59%. Total kunjungan pasien dari bulan januari hingga oktober
2018 menurun menjadi 40%. Namum demikian dari bulan januari hingga bulan
oktober 2018 pasien yang ditangani oleh perawat IGD berdasarkan triage merah 234
orang, triage kuning 465 orang dan triage hijau 782. Data ini bukanlah hal yang
biasa, sehingga perawat membutuhkan anamese yang cepat dan tepat sangatlah
2
penting untuk memfokuskan keluhan pasien, maka perlu adanya keterampilan yang
spesifik untuk melakukan tindakan penyelamatan terhadap pasien secara cepat dan
benar serta pelatihan yang banyak, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan
penanganan, dengan demikian pertolongan yang diberikan oleh perawat tepat sasaran
serta memiliki pengetahuan sebagai dasar dan landasan dalam menangani pasien,
2010).
Prosedur dalam penanganan pasien unit gawat darurat (IGD) pada umumnya
yang ada diberbagai rumah sakit selalu sama terutama dalam menangani pasien
pembeda adalah kehadiran perawat saat melakukan penanganan pasien gawat darurat.
Peranan penting perawat dalam penanganan pasien harus memiliki keterampilan dan
dalam instalasi gawat darurat (IGD) dikenal dengan istilah triage. Triage bertujuan
3
Keterampilan perawat dalam penerapan triage perlu adanya pendidikan
pelatihan yang dimiliki oleh perawat IGD terkait penerapan triage sehingga
harus mendapatkan pelatihan seperti Advance Trauma Life Support (ATLS), Advance
Trauma Cardiac Life Support (AT & CLS), Penanggulangan Penderita Pasien
keperawatan yang harus dimiliki oleh perawat unit gawat darurat. Tingkat
penting bagi perawat terutama dalam hal pelayanan kesehatan pada pertolongan
pertama dibutuhkan kerampilan dalam penilaian awal pasien masuk di rumah sakit,
keterampilan yang cukup di tunjang dengan pengetahuan baik, agar tidak terjadi
kesalahan dalam melakukan pemulihan saat triage sehingga dalam penanganan lebih
Karakteristik fenomena yang sering dialami oleh pasien gawat darurat (IGD)
terutama bagi pasien yang memerlukan penanganan segera harus cepat mendapatkan
pertolongan dari perawat sehingga pasien tersebut dapat ditangani oleh perawat.
Pasien yang ditangani antara lain pasien yang menderita terganggunya jalan nafas,
fungsi pernafasan, fungsi sirkulasi, fungsi otak dan kesadaran, pasien yang menderita
4
sakit secara mendadak untuk memberikan penanganan dengan waktu yang cepat,
apabila tidak melakukan maka sakitnya akan bertambah parah (DepKes RI., 2005).
Saat ini penggunaan jasa perawat pada saat ini sangat dominan bagi mereka yang
peningkatkan pengetahuan yang baik serta keterampilan yang tinggi dalam pelak
sanan penanganan di IGD, sehingga menjadi salah satu indeks pencapaian mutu
pelayanan rumah sakit serta memberikan kepuasan terhadap pasien maupun keluarga
pasien.
Darurat RSUD Wates menunjukan bahwa dari 20 responden yang diteliti terdapat 14
orang (70%) memiliki pengetahuan tentang triage yang baik, 5 orang (25%) cukup
dan kurang hanya 1 orang (5%), sedangkan ketrampilan dalam pelaksanaan triage
terdapat 17 orang (85%) terampil dalam pelaksanaan dan 3 orang (15%) tidak
Berdasarkan hasil yang diteliti oleh Harianto dkk (2015) dengan judul
5
87,52±10,891. Hasil uji menunjukan bahwa nilai p-Value 0,000 (sig<0,05) dengan
pada tanggal 2 november 2018, dengan kepala bagian IGD menyatakan bahwa
jumlah kunjungan pasien di ruang IGD dari bulan januari 2018 sampai bulan oktober
2018 adalah 2,685 pasien. Ketika peneliti wawancara perawat yang bertugas di IGD
pelaksana triage SOP. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
masalah sebagai berikut apakah ada “hubungan tingkat pengetahuan perawat terhadap
keterampilan perawat dalam penerapan triage pasien gawat darurat di ruang IGD
keterampilan perawat dalam penerapan triage pasien gawat darurat di ruang IGD
6
1.3.2 Tujuan Khusus
Baptis Batu.
perawat dalam penerapan triage pasien gawat darurat di ruang IGD Rumah
gawat darurat.
keterampilan perawat di Rumah sakit dalam pelaksanan triage pada pasien gawat
darurat.
Sebagai referensi atau sumber bacaan bagi mahasiswa atau bahan ajar serta
7
Sebagai sumbangan ilmiah dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
sebagai bahan informasi yang dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pengetahuan
Penginderaan terhadap objek tersebut terjadi melalui panca indera manusia yaitu
sendiri pengalaman orang lain, dan media masa maupun lingkungan (Notoatmojo,
2007).
manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilik
seperti mata, hidung, telinga, dan lain sebagainya Taufik (2007). Pengetahuan
adalah sesuatu yang pasti ada didalam diri manusia karena berawal dari
kecenderungan manusia memiliki kehendak atau kemauan untuk selalu ingin tahu
Suharto (2008).
a. Tahu (Know)
8
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
pelajari atau rangsangan yang terima. Oleh karena itu, untuk melihat
b. Memahami (Comprehention)
c. Aplikasi (Aplication)
organisasi yang masih ada kaitannya satu sama lain. Jadi aplikasi ini
d. Analisis (analysis)
9
e. Sintesis (Syntesis)
f. Evaluasi (Evaluation)
Menurut Wawan & Dewi (2011) menyatakan bahwa ada beberapa cara
1. Cara tradisional
10
tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya
di masa lalu.
Cara ini disebut dengan metode ilmiah atau lebih populer atau
melakukan penelitian.
indikator yang digunakan dalam penelitian ini mengadaptasi teori yang diutarakan
oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008) yang dibagi kedalam dimensi dan indikator
seperti berikut:
a) Pendidikan
11
b) Pengalaman
c) Minat
1. Kehadiran
a. Faktor internal
1. Pendidikan
2011).
2. Pekerjaan
3. Umur
12
Usia merupakan individu sesorang yang terhitung dari lahir sampai
b. Faktor eksternal
1. Faktor lingkungan
kelompok.
2. Sosial baudaya
dalam bidang tertentu. Keterampilan adalah salah satu keahlian akan membuat
13
kognitif (memahami sesuatu) dan afektif (perbuatan atau perilaku) (Notoatmojo,
2010).
a. Keterampilan teknis
c. Keterampilan Konseptual
14
2.2.3 Dimensi dan Indikator Keterampilan
teori yang diutarakan oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008) yang dibagi kedalam
a) Kecakapan
1. Kecakapan dalam menguasai pekerjaan
b) Kepribadian
1. Pengetahun
15
2. Pengalaman
3. Keinginan
tersebut.
4. Motivasi
sudah ditetapkan.
terutama apabila banyak pasien datang pada saat yang bersamaan. Hal ini
16
bertujuan untuk memastikan agar pasien ditangani berdasarkan urutan
cidera yang diprioritaskan ada tidaknya gangguan Airway (A), Breathing (B), dan
Triage di IGD Rumah Sakit harus selesai dilakukan dalam 15-20 detik
oleh staf medis atau paramedis (melalui training) segera mungkin setelah pasien
berdasarkan pada ABCD, beratnya cedera, jumlah pasien yang datang sarana
tersedia, dan situasi terbaru yang ada. Huruf atau angka yang sering digunakan
17
2.3.2 Prinsip Triage
pernapasan dan sirkulasi, serta warna kulit, kelembaban, suhu, nadi, respirasi,
tingkat kesadaran dan inspeksi visual untuk luka dalam, deformitas kotor dan
jalan nafas, bernafas atau sirkulasi terganggu. Pasien-pasien ini mungkin memiliki
kesulitan bernapas atau nyeri dada karena masalah jantung dan mereka menerima
3. Trauma ringan.
4. Sudah meninggal
tipe dan tingkat kegawatan kondisinnya Zimmermam dan Herer, (2006). Triage
18
juga diartikan sebagai suatu tindakan pengelompokan penderita berdasarkan pada
daya manusia dan probabilitas hidup penderita. Prioritas triage menurut Oma
seperti :
4) Penurunan respon
5) Tension pneumothorax
seperti :
2) Multiple fraktur
19
4) Gagguan kesadaran/ trauma kepala
1) Fraktur minor
Kemungkinan untuk hidup sangat kecil, luka sangat parah. Hanya perlu
terapi suportif.
20
2.3.4 Keterampilan Dalam Penilaian Penanganan Triage
a. Airway
benda asing pada jalan napas (bekas muntah, darah) sekret yang
b. Breathing
c. Circulation
Kaji heart rate, tekanan darah, kekuatan nadi capillary refill akral,
21
control perdarahan, monotoring jantung, rekaman EKG 12 lead
d. Disability
dengan (AVPU)
pelaksana triage harus sesuai dengan protap pelayanan triage agar dalam
22
c. Bila jumlah penderita/korban yang ada lebih dari 50 orang, maka triage
sebagai berikut:
1. Segera-Immediate (merah).
2. Tunda-Delayed (kuning)
permukaan tubuh.
3. Minimal (hijau).
23
5. Penderita/korban mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan
ditangani.
jenazah.
a. Pengkajian
24
mendengarkan nafas pasien, kejelasan berbicara, dan kesesuaian wacana.
suhu, tekanan darah, berat badan, gula darah, dan sirkulasi darah. Aturan
praktis yang baik untuk diingat adalah bahwa perawatan apapun dapat
dilakukan dengan mata, tangan, atau hidung dengan arahan yang cukup
dari perawat.
b. Diagnosa
c. Perencanaan
25
perawat untuk bertindak berdasarkan kepentingan terbaik pasien dan
d. Intervensi
melakukan apa-apa untuk pasien. Oleh karena itu harus ada pendukung
untuk mengangkut pasien dengan tepat. Oleh karena itu perawat triage
Protokol triage atau protap tindakan juga dapat dipilih dalam pelaksanaan
triage.
e. Evaluasi
tindakan yang diambil tersebut efektif atau tidak. Jika pasien tidak
bahwa pasien akan kembali atau mencari perawatan yang tepat jika
26
harus bertindak hati-hati, Jika ada keraguan tentang penilaian yang sudah
dibuat, kolaborasi dengan medis, perlu diingat perawat triage harus selalu
Salah satu metode yang paling sederhana dan umum digunakan adalah
dilakukan dengan memberikan tanda sesuai dengan warna prioritas. Tanda triage
dapat bervariasi mulai dari suatu kartu khusus sampai hanya suatu ikatan dengan
bahan yang warnanya sesuai dengan prioritasnya. Jangan mengganti tanda triage
perawatan maka label lama jangan dilepas tetapi diberi tanda, waktu dan pasang
START, sebagai cara triage lapangan yang berprinsip pada sederhana dan
kecepatan, dapat dilakukan oleh tenaga medis atau tenaga awam terlatih. Dalam
berbagai alat berwarna, seperti bendera, kain, atau isolasi. Pelaksanaan triage
c. Pernapasan :
27
2) Bila penderita tidak bernapas maka upayakan membuka jalan napas
dan bersihkan jalan napas satu kali, bila pernapasan spontan mulai
kapiler.
3) Bila penerangan kurang maka periksa nadi radial penderita. Bila tidak
ada maka ini berarti bahwa tekanan darah penderita sudah rendah dan
Peran perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dan sistem, hal ini dapat
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar
28
profesi keperawatan yang bersifat menetap. Peran perawat menurut Hidayat
29
kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta
kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain
pelayanan selanjutnya.
dengan perannya. Fungsi dapat berubah dari suatu keadaan ke keadaan lain. Ada
30
a. Independen
b. Dependen
atas pesan atau instruksi dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan
c. Interdependen
Fungsi perawat ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling
ketergantungan di antara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat
pemberian pelayanan. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat
saja melainkan juga dari dokter ataupun profesi lainnya (Potter & Perry,
2005).
dalam mengenal kasus-kasus kegawat daruratan pada penerapan triage dan selain
berguna untuk kualitas pelayanan juga dapat mencegah kematian dan kecacatan
lebih lanjut. Hal ini sejalan dengan penelitian Luciana (2011) tentang pelaksanaan
triage di IDG Rumah Sakit Puri Indah Jakarta menyatakan bahwa hubungan
31
antara pengetahuan dan sikap sangat mempengaruhi dalam pelaksanaan triage.
dalam pelaksanaan triage dalam kategori baik sebanyak 17 petugas (85%). Hasil
melaksanakan semua tugas secara efektif dan efisien, sehingga kinerja semakin
maka dia akan dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik, dan demikian
sebaliknya.
32
BAB III
: Mempengaruhi
33
3.1.1 Hipotesis Penelitian
adanya hubungan antara variabel X dan variabel Y atau adanya perbedaan antara
perawat dalam penerapan triage pasien gawat darurat di Ruang IGD R.S
Baptis Batu.
34
BAB IV
METODE PENELITIAN
untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan
perawat dalam penerapan triage pasien gawat darurat di Ruang IGD Rumah Sakit
Sectional Study. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei untuk mengetahui
hubungan antara variabel yang akan diteliti yaitu variabel tingkat pengetahuan
penelitian yang di tulis dalam bentuk kerangka atau alur penelitian (Arikunto. S,
2011).
35
Populasi : Semua perawat di ruang IGD RS. Baptis Batu yang
berjumlah 9 orang perawat
Analisa data :
Spearmen Rank (Rho)
4.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat ruang IGD RS Baptis Batu dengan
36
jumlah 9 orang perawat IGD.
Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama
menurut Sugiyono (2014) jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi
populasinya kurang dari 100 maka penulis memutuskan untuk mengambil seluruh
Lokasi penelitian dilaksanakan di Ruang IGD RS. Baptis Batu Kota Batu
Jawa Timur.
1. Variabel Independen
37
2. Variabel Dependen
oleh variabel lain. Dengan kata lain, variabel terikat adalah faktor yang
38
Tabel 4.1: Defenisi Operasional Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Terhadap Keterampilan Perawat Dalam Penerapan
Triage Pasien Gawat Darurat di Runag IGD Rumah Sakit Baptis Batu
Variabel Difinisi Parameter Instrument Skala Skor Kategori
Operasional
Tingakat Tingkat Pengetahuan perawat Lembar 1. Baik Baik
Pengetahuan pengetahuan parameternya adalah sebagai Kuesioner O 2. cukup 76% - 100%
Perawat merupakan berikut: R 3. kurang Cukup
(Variabel D 56% - 75%
pemaham perawat 1. Pengertian
Independen) I Kurang
dalam 2. Prinsip-prinsip triage N < 56%
melaksanakan 3. Kategori triage A
penarapan triage 4. Klasifikasi dan penentuan L (Nursalam 2013)
prioritas
5. Metode triage
6. Fungsi Triage
Keterampilan Keterampilan Keterampilan perawat Lembar O 1. Terampil 1. Terampil
Perawat merupakan skill parameternya adalah sebagai Kuesioner R 2. Cukup 90 – 100
(Variabel perawat dalam beriku: Dan D terampil 2. Cukup terampil
Dependen) 1. Airway observasi I 61 – 89
melakukan 3. Kurang
2. Breathing N 3. Kurang terampil
tindakan penerapan 3. Circulation A terampil 0-60
triage 4. Disability L
(Riwidikdo 2009)
40
4.6 Instrument Penelitian dan Pengumpulan Data
Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur suatu
perawat yaitu, kuesioner yang dibuat oleh peneliti yang sebelumnya yaitu pernyataan-
pernyataan yang ada di kuesioner pengetahuan dikutip dari Arif Mahrur (2017)
(angket). Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan
beberapa pertanyaan. Alat ukur ini digunakan bila responden jumlahnya besar dan
tidak buta huruf Hidayat (2009). Pada penelitian ini kuesioner dikutip dari peneliti
sebelumnya. Pengumpulan data adalah suatu pendekatan pada subjek dan proses
langkah dalam pengumpulan data bergantung pada rencana penelitian dan teknik
sebagai berikut:
41
2. Peneliti bertemu dan meminta bantuan kepada Kepala Ruang Perawatan di
RS. Baptis Batu untuk mendapatkan data perawat yang bertugas di ruang
IGD.
perawat di Ruang IGD Rumah Sakit Baptis Batu. Setelah selesai data
sebagai berikut :
1. Editing
42
kelengkapan pengisian kuesioner, sehingga apabila terdapat ketidaksesuaian
2. Coding
atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Coding atau pemberian kode ini
3. Scoring
Pada tahap ini peneliti memberi nilai pada data sesuai dengan skor yang telah
pendeskripsian data pemberian kode pada kolom yang sudah tersedia. Untuk
berikut:
b. Jika 3 = Setuju
43
d. Jika 1 = Tidak Pernah (TP)
Rumus
𝑆𝑝
P= X100%
Sm
Keterangan :
P : Nilai
Sm : Skor maksimal
kuantitatif
4. Entry
Entry adalah memasukkan data yang diperoleh penelitian yaitu data dari
5. Processing
Setelah diedit dan diberi kode, data diproses melalui program Komputer.
6. Tabulating
bentuk tabel.
44
7. Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukan,
(cleaning).
diolah baik pengolahan secara manual maupun menggunakan bantuan komputer agar
analisa univariate atau deskriptif tergantung dari jenis datanya. Untuk data numerik
digunakan nilai mean atau rata-rata, median dan standart deviasi. Pada umumnya
dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap
∑ 𝑓 𝑥100%
𝑃=
(𝑁)
Keterangan :
P : Prosentase
∑f : Frekuensi responden
N : Total sampel
45
Hasil prosentase data diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria
kualitatif:
perawat dalam penerapan triage di ruang IGD Rumah Sakit Baptis Batu
menggunakan metode analisa korelasi Spearman Rank (Rho). Pada uji spearman rank
digunakan untuk mengukur asosiasi antara dua variabel dimana kedua variabel
tersebut paling tidak diukur dengan skala ordinal sehingga teknik pengolahan data
menggunakan tingkat atau derajat kemaknaan (α) = 0,05. Sehingga kesimpulan dalam
penelitian ini adalah jika p value ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan jika pvalue> (α) = 0,05
(𝑓0 − 𝑓ℎ)2
𝑥2 = ∑
𝑓ℎ
Keterangan :
𝑥2 : Ghi kuadrat
variabel dependen (Y) dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) maka dapat ditarik
46
4.9 Penyajian Data
Data yang terkumpul disajikan dalam bentuk tabel. Hal ini bertujuan untuk
50% : Setengahnya
and confidentiality).
47
DAFTAR PUSTAKA
48
Gilboy, N., Tanabe, T., Travers, D., & Rosenau, A. M. 2011. Emergency Severity
Index (ESI): A triage tool for emergency department. Rockville, MD: Agency
for Healthcare Research and Quality. Retrieved
Harianto, P. Sugeng, D. Susmarini, A. Haedar, dan E. Widjajanto. 2015. Hubungan
Pengetahuan Dengan Akurasi Pengambilan Keputusan Perawat Dalam
Pelaksanaan Triage. Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada hal 1-7.
Universitas Brawijawa. Malang
Hidayat. (2005). pengantar konsep dasar keperawatan. jakarta : Salemba. Medika
Hidayat, A.A. (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar manusia. Jakarta: Salemba
Medika.
Hogan, B. E And Burstein, B.L (2007) Disaster Medice. Second Edition Lippincott
Willian & Wilkins. A Wolter Kluwer Bussnes
Hosnaniah J. 2014. Pelaksanaan Triage Di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Reksa
Waluya Kota Mojokerto. Skripsi, p.1-6. Universitas Gadjah Mada.
Justine T.S. 2006. Memahami Aspek-Aspek Pengelolan Sumber Daya Manusia
Dalam Organisasi. Jakrta Grasindo.
Juiperdo A, .2014. Gambaran pengetahuan perawat pelaksana dalam penanganan
pasien gawat darurat di ruangan IGDM BLU RSUP Prof. Dr . R.D Kandou
Manado. Skripsi, p.1-6. Stikes Muhammadiyah Manado.
Krisanty, P., Et El., 2009. Asuhan Keperawatan Kegawat Darurat Gangguan Sistem
Pencernaan. Jkarta: Cv Info Media
Kartikawati, D. 2011. Buku Ajar Dasar-Dasar Keperawatan Darurat, Salemba
Medika, Jakarta
Martini, R., M. Nofiyanto, dan R. A. J. Prasojo. 2015. Hubungan Tingkat
Pengetahuan Dengan Keterampilan Petugas Dalam Pelaksanaan Triage Di
Instalasi Gawat Darurat Rsud Wates. Jurnal Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No.
2 hal., 69-76
Maryuani .2009. Asuhan kegawatdaruratan. Jakarta: Trans Info Media
Menteri Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan
Kesehatan Nasional. Kementrian Kesehatan RI, 1-48. https://
doi.org/10.1002/cplu.201490022
Magarets. 2013. College Of Emergency Nursing Australia. Potion Statement Triage
Andaustralian Triage Scale. Artike
Musliha. 2010. Keperawatan Gawa Darurat . Jakarta: Trans Info Media
49
Notoatmojo .2010. Teori pengetahuan kepatuhan perawat, Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo.2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam.201. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmojo .2010. Teori pengetahuan kepatuhan perawat, Jakarta: Rineka Cipta.
Oma, K. S. 2010. panduan belajar keperawatan emergensi. Jakarta : EGC
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan.
Praktik. Edisi 4 volume 1. Jakarta : EGC.
Paryanti, S., Haryati, W Hartai. (2007). Hubungan Pengetahuan Perawat Dengan
Keterampilan Melaksana Prosedur Tetap Isap Lendir/Suction Di Ruang ICU
RSUD Prof. Dr Margono Soekarjo Purwkerto. Vol.2.No.1
Pusponegoro, D A. et el. 2010. Buku Pandua Basi Trauma And Cardic Life Suport,
Jakarta : Diklat Ambulance Agd.
Sugyiono. 2011. Motode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatf. Bandung: Alfabet
Suhartono, S. 2008. Filsafat pendidikan. Yogkarta: Gave Media.
Sugyiono. 2011. Motode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatf. Bandung: Alfabet
Taufig, M. 2007. Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan Dalam Bidang Keperawatan.
Jakarta: Info Medika.
Virgilio, DG. 2003. Problem Based Learning for Training Health Care Managers.in
Developing Countries. Medical Educatio
Wawan A & Dewi M. 2011. Teori pengukuran, Sikap dan Perilaku. Yogyakarta.
Muha Medika.
Widia Irawati. 2017. Aktor Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Pelaksanaan
Triage Di Instalasi Gawat Darurat Rsud Dr. Soedirman Kebumen. SKRIPSI:
Lmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
Yuiarsih, Tjutju, & Suwatno. 2008. Manajemen Sumber daya Manusia Bandung:
Alfabeta
Zimmermann & Heer. 200. Triage Nursing Secret. Philadelphia: Elsevier.
Zuhriana. 2012. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Perawat Di Unit Rawat
Inap RSUD Bula Kabupaten Seram Bagian Timur. Jurnal FKM Univeritas
Hasanuddin Makassar. Makassar
50
Lampiran 1 Lembar Penjelasan tentang Penelitian
Malang,……./……../2019
Peneliti,
51
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Nama saya Atria Triana Susanti Bili, saya adalah mahasiswa Program Studi
S-1 Keperawatan Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi. Saat
ini saya melakukan penelitian tentang Hubungan Tingakt Pengetahuan Perwat
Terhadap Keterampilan Perawat Dalam Penerapan Triage Pasien Gawat Darurat di
Ruang IGD Rumah Sakit Baptis Batu. Penelitian ini merupakan salah satu syarat
dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu
Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi. Untuk kepeluan
tersebut saya mengharapkan kesediaan bapak/ibu untuk menjadi responden dalam
penelitian ini, melalui pengisiaan kuesioner yang telah saya sediakan sesuai dengan
petunjuk yang ada. Saya harap jawaban yang bapak/ibu berikan adalah pendapat
pribadi tanpa dipengaruhi orang lain. Partisipasi bapak/ibu bersifat sukarela tanpa ada
unsur paksaan, dan bapak/ibu dapat mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sangsi
appun. Informasi yang bapak/ibu berikan sangatlah penting untuk perkembangan
ilmu keperawatan tanpa ada maksud yang lain. Apabila bapak/ibu bersedia, maka
bapak/ibu dapat menandatangani formulir ini. Atas partisipasi bapak/ibu dalam
penelitin ini saya ucapkan terimakasih.
Malang,…/……../2019
Peneliti,
52
Lamiran 3
KISI – KISI KUESIONER
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TERHADAP
KETERAMPILAN PERAWAT DALAM PENERAPAN TRIAGE
PASIEN GAWAT DARURAT DI RUANG IGD
RUMAH SAKIT BAPTIS BATU
53
Lampiran 3 Instrumen Penelitian
Kuesioner Hubungan Tingakt Pengetahuan Perwat Terhadap Keterampilan Perawat
Dalam Penerapan Triage Pasien Gawat Darurat di Ruang IGD Rumah Sakit Baptis
Batu
Petunjuk pengisian
Bapak/Ibu diharapkan :
A. DATA DEMOGRAFI
Kode (diisi oleh peneliti) :
Nama :…………………………….
Usia :…………………….. Tahun
Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki 2. ( ) Perempuan
KUESIONER
Lembar Kuesioner 1: Tingkat pengetahuan perawat dalam penerapan tindakan triage
Berilah tanda chek list pada kolom jawaban yang anda pilih
Keterangan :
Keterangan Nilai:
a. Jika 4 = Sangat setuju
b. Jika 3 = Setuju
c. Jika 2 = Tidak setuju
d. Jika 1 = Sangat tidak setuju.
54
No Pengetahuan Perawat Tentang Penerapan Triage SS S TS STS
Pengertian
A. 1. Triage merupakan usaha pemilahan korban
sebelum ditangani berdasarkan tingkat kegawatan
trauma atau penyakit
2. Triage diartikan sebagai suatu tindakan
pengelompokan pasien berdasarkan beratnya
cedera dan ada tidaknya gangguan pada ABCDE
B. PRINSIP-PRINSIP TRIAGE
3. Triage pada umumnya dilakukan pada Semua
pasien
4. Waktu untuk triage per orang adalah lebih dari 30
. detik
5. Prinsip utama triage adalah melakukan prioritas
dengan urutan nyawa, fungsi dan penampilan
6. Untuk memastikan urutan prioritas pada korban
akan dipasangkan kartu triage
C. Kategori triage
7. Korban yang nyawanya dalam keadaan kritis dan
memerlukan prioritas utama dalam pengobatan
medis diberi kartu warna merah
8. Korban yang dapat menunggu untuk beberapa
jam diberi kartu dengan warna hijau
9. Korban yang telah melampaui kondisi kritis
kemungkinan untuk diselamatkan atau
telah meninggal diberi kartu hitam
D Klasifikasi dan penentuan prioritas
10. Gawat merupakan hal yang mendasari klasifikasi
pasien dalam sistem triage adalah kondisi klien
salah satunya
11. Gawat merupakan eadaan yang mengancam
nyawa dan kecacatan yang memerlukan
penanganan dengan cepat dan tepat
12. Darurat merupakan Suatu keadaan yang tidak
mengancam nyawa tatapi memerlukan
penanganan cepat dan tepat seperti kegawatan
13. Gawat darurat merupakan suatu keadaan yang
mengancam jiwa disebabkan oleh gangguan ABC
(airway,breathing, circulation) jika tidak ditolong
segera maka dapat meninggal atau cacat
55
E Metode Triage
14. Metode triage START menggunakan 4 macam
observasi yaitu bisa berjalan, bernafas, sirkulasi
darah dan tingkat kesadaran
F Fungsi Triage
15. Memberikan pasien lebel warna sesuai dengan
skala prioritas merupakan fungsi triage yang
berkaitan dengan kegiatan pembedaan kegawatan
16. Menilai tanda-tanda dan kondisi vital korban
merupakan fungsi triage yang berkaitan dengan
kegiatan anamnesa dan pemeriksaan
17. Menentukan prioritas penanganan korban
merupakan fungsi triage yang berkaitan dengan
kegiatan penentuan derajat kegawatan
Widia Irawati, (2017)
56
KUEOSIOER KETERAMPILAN PERAWAT
Lembar Kuesioner 1: Keterampilan Perawat dalam Penerapan Tindakan Triage
Berilah tanda chek list pada kolom jawaban yang anda pilih
Keterangan :
a. Jika 4 = Selalu (SL)
b. Jika 3 = Sering (SR)
c. Jika 2 = Kadang Kadang (KK)
d. Jika 1 = Tidak Pernah (TP)
57
13. Perawat mengkaji adanya perdarahan yang
mengalami oleh pasien
14. Perawat memperhatikan kemungkinan adanya
perdarahan dalam yang tidak terlihat (trauma
thorak dan trauma abdomen)
15. Perawat memperhatikan adanya indikasi
pemberian shock, resusitasi cairan, pengambilan
sampel darah, control perdarahan, monotoring
jantung, rekaman EKG 12 lead atau dengan
bedide monitor
B. Disability
16. Perawat mengkaji level kesadaran pasien gawat
darurat
17. Perawat berorientasi terhadap respon suara dan
tidak terlalu penuh oleh penderita gawat darurat
18. Perawat memperhatika respon terhadap rasa
nyeri, yang di alami oleh pederita gawat darurat
19. Perawat IGD menilai pasien yang tidak respon
sama sekali.
20. Perawat IGD penilaian disability dapat dilakukan
dengan (AVPU)
58