Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PKL YOGYAKARTA

K3 TEKNISI DAN PEMERIKSAAN K3 DI PT. ADI SATRIA ABADI (ASA)


YOGYAKARTA

Diusulkan Oleh
UMI KALSUM
20151320345

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D-IV
2019
HALAMAN JUDUL

LAPORAN PKL YOGYAKARTA

K3 TEKNISI DAN PEMERIKSAAN K3 DI PT. ADI SATRIA ABADI (ASA)


YOGYAKARTA

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Div Jurusan
Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Pontianak

Diusulkan Oleh
UMI KALSUM
20151320345

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D-IV
2019
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PKL YOGYAKARTA

K3 TEKNISI DAN PEMERIKSAAN K3 DI PT. ADI SATRIA ABADI (ASA)


YOGYAKARTA

Telah Dipersiapkan dan Disusun Oleh


UMI KALSUM
NIM 20151320345

Pontianak, 08 April 2019

Mengesahkan

Ketua Program Studi D-IV

Zainal akhmadi, S.H., M.kes


NIP. 19650517 198603 1 018

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D-IV
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
laporan Praktek Kerja Lapangan di Yogyakarta yang berjudul “K3 Teknisi Dan
Pemeriksaan K3 Di Pt. Adi Satria Abadi (Asa) Yogyakarta”. Atas dukungan moral dan
materil yang diberikan dalam penyusunan laporan ini, maka penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Bapak Didik Haryadi, S.Gz,M.Si selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Pontianak.
2. Ibu Nurul Amaliyah, S.K.M.,M.Sc selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Pontianak.
3. Bapak Zainal Akhmadi S.H.,M.Kes selaku Ketua Prodi DIV Jurusan Kesehatan
Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak
4. Bapak Mieng Nova Sutopo dan Bunda Sri Haryati, S.K.M., M.M selaku pembimbing
lapangan yang telah mendampingi kami selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Saya sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan pembaca mengenai Praktek Kerja Lapangan. Oleh karena
itu kritik, saran, dan usulan yang membangun dari berbagai pihak sangat kami
harapkan untuk perbaikan Laporan yang akan kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Pontianak, 27 Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................................2

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................3

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................4

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................5

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................6

A. Latar Belakang ........................................................................................................6

B. Ruang Lingkup ........................................................................................................7

C. Tujuan Dan Manfaat ................................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................9

A. Pengertian K3 Secara Umum ..................................................................................9

B. Pengertian K3 Di Perusahaan Atau Industri ..........................................................10

C. Pengertian K3 Di PT. Adi Satria Abadi (ASA) .....................................................11

BAB III PELAKSANAAN PKL .........................................................................................19

A. Bentuk Kegiatan ....................................................................................................19

B. Prosedur Kerja .......................................................................................................20

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................21

A. Kesimpulan ............................................................................................................21

B. Saran ......................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................22


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam usaha menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan pemenuhan
terhadap target produksi maka suatu perusahaan harus memiliki kariawan yang
produktif. Kariawan perusahaan yang produktif haruslah diperhatikan kesehatan dari
kariawan tersebut. Namun dalam peningkatan kualitas produk yang dihasilkan sebuah
perusaan juga harus memenuhi kriteria dan persyaratan kesehatan lingkungan
(Soemirat, 1996).
Pengelolaan bahaya kesehatan di lingkungan kerja industri maupun pemenuhan
persyaratan kesehatan lingkungan merupakan salah satu aspek penting dalam
penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja seperti yang
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan,
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014
tentang Kesehatan Lingkungan. Lingkungan kerja industri yang sehat merupakan salah
satu faktor yang menunjang meningkatnya kinerja dan produksi yang secara
bersamaan dapat menurunkan risiko gangguan kesehatan maupun penyakit akibat
kerja. Lingkungan kerja industri harus memenuhi standar dan persyaratan kesehatan
lingkungan kerja industri sebagai persyaratan minimal yang harus dipenuhi. Standar
dan persyaratan kesehatan lingkungan kerja industri terdiri atas nilai ambang batas,
indikator pajanan biologi, dan persyaratan kesehatan lingkungan kerja industri.
Kepedulian pemerintah Indonesia terhadap kesehatan lingkungan perusaan diatur
melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2016
Tentang Standar Dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri. Oleh karena
itu sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk menjaga, memelihara serta
melaksanakan kewajiban untuk memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan
perusahaan.
PT. Adi Satria Abadi adalah salah satu industri penyamakan kulit yang telah
menerapkan pelaksanaan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup
(K3LH), telah mempunyai tempat untuk pengolahan limbah industri sendiri, telah
melakukan training K3, serta mempunyai sarana dan prasarana untuk memenuhi
persyaratan Higiene Sanitasi Kesehatan Lingkungan kerja. PT. Adi Satria Abadi
dinilai cukup baik bagi mahasiswa untuk menimba ilmu pengetahuan pengalaman
praktek yang berkenaan dengan Higene Sanitasi Perusahaan.
Dalam kaitan dengan pengembangan ilmu kesehatan keselamatan kerja dan
Lingkungan Hidup (K3LH), kami mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira
Husada telah melakukan kunjungan lapangan ke PT. Adi Satria Abadi pada tanggal 27
November 2017. Pada kunjungan yang ini kami melakukan penilaian terhadap unsur
fisik dari kesehatan lingkungan dengan melakukan pengisian formulir penilaian
Higiene Sanitasi industri dan juga pengambilan sampel untuk pengujian kualitas air.
Hasil yang kami dapatkan dari pengisian formulir ini menunjukan ada sebagian
persyaratan Higiene sanitasi industry yang telah terpenuhi dan ada yang belum
terpenuhi.
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di lapangan (PT. Adi Satria Abadi) ini
kami ingin membuat laporan kunjungan tentang penerapan Higiene Sanitasi Industri
yang ada di perusahan tersebut, menganalisis masalah yang ada dari tidak
terpenuhinya persyaratan Higiene Sanitasi.
B. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Materi
Materi ini mengetahui tentang K3 Teknisi Dan Pemeriksaan K3 di PT. Adi
Satria Abadi (ASA) Yogyakarta
2. Ruang Lingkup Masalah
Materi ini mengetahui tentang cara pemeriksaan K3 di PT. Adi Satria Abadi
(ASA) Yogyakarta
3. Ruang Lingkup Tempat dan Waktu
Pemeriksaan dilakukan di di PT. Adi Satria Abadi (ASA) Yogyakarta.
C. Tujuan Dan Manfaat
1. Tujuan
Program PKL DIV Kesehatan Lingkungan bertujuan agar mahasiswa mampu :
a. Menerapkan pengetahuan teoritis ke dalam dunia praktik sehingga mampu
menumbuhkan pengetahuan kerja sesuai dengan latar belakang bidang ilmu
mahasiswa
b. Melatih kemampuan mahasiswa untuk menjadi pribadi – pribadi yang mandiri,
mampu bersikap, mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan
dalam bekerja
c. Menumbuhkan kemampuan berinteraksi sosial dengan orang lain di dalam
dunia kerja
2. Manfaat
a. Dapat mengetahui cara pengambilan sample air dan pemeriksaan di
laboratorium
b. Dapat mengetahui k3 di perusahaan PT. Adi Satria Abadi
c. Dapat memahami cara pembuatan Matriks UKL-UPL
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian K3 Secara Umum
Menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari
luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Resiko
keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan
kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang,
kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran.
Sedangkan kesehatan kerja menurut Mondy (2008) adalah kebebasan dari
kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja
yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat
stres emosi atau gangguan fisik.
Beberapa pendapat mengenai pengertian keselamatan dan kesehatan kerja antara lain:
1. Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil
karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
2. Menurut Suma’mur (2001), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang
bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
3. Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang
bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup
tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi
pekerja.
4. Mathis dan Jackson (2002), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada
perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait
dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan
stabilitas emosi secara umum.
5. Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam
pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
6. Jackson (1999), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja
menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja
yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.
Kesehatan pekerja bisa terganggu karena penyakit, stres, maupun karena
kecelakaan. Program kesehatan yang baik akan menguntungkan para pekerja
secara material, selain itu mereka dapat bekerja dalam lingkungan yang lebih
nyaman, sehingga secara keseluruhan para pekerja akan dapat bekerja secara lebih
produktif
B. Pengertian K3 Di Perusahaan Atau Industri
Pemerintah memberikan jaminan kepada karyawan dengan menyusun Undang-
undang Tentang Kecelakaan Tahun 1947 Nomor 33, yang dinyatakan berlaku pada
tanggal 6 januari 1951, kemudian disusul dengan Peraturan Pemerintah Tentang
Pernyataan berlakunya peraturan kecelakaan tahun 1947 (PP No. 2 Tahun 1948), yang
merupakan bukti tentang disadarinya arti penting keselamatan kerja di dalam
perusahaan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992, menyatakan
bahwa sudah sewajarnya apabila tenaga kerja juga berperan aktif dan ikut bertanggung
jawab atas pelaksanaan program pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan demi
terwujudnya perlindungan tenaga kerja dan keluarganya dengan baik. Jadi, bukan
hanya perusahaan saja yang bertanggung jawab dalam masalah ini, tetapi para
karyawan juga harus ikut berperan aktif dalam hal ini agar dapat tercapai kesejahteraan
bersama.
Penerapan program K3 dalam perusahaan akan selalu terkait dengan landasan
hukum penerapan program K3 itu sendiri. Landasan hukum tersebut memberikan
pijakan yang jelas mengenai aturan yang menentukan bagaimana K3 harus diterapkan.
Berdasarkan Undang-Undang no.1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1, syarat keselamatan kerja
yang juga menjadi tujuan pemerintah membuat aturan K3 adalah :
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan
getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik
maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau
barang.
15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang.
17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
C. Pengertian K3 Di PT. Adi Satria Abadi (ASA)
1. Sistem Keselamatan Kerja
PT. Adi Satria Abadi memperhatikan keselamatan kerja bagi tenaganya dan
melindungi tenaga kerjanya dari faktor-faktor bahaya yang dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. PT. Adi Satria Abadi
menyediakan alat pelindung untuk tenaga kerja antara lain :
a. Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD)
Pengadaan alat pelindung diri bagi tenaga kerja PT. Adi Satria Abadi
berdasarkan pada pelaksanaan UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamtan Kerja.
Pada pasal 9 ayat 1 sub b dinyatakan bahwa pengurus wajib menunjukkan dan
menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang semua pengaman dan
perlindungan yang diharuskan di tempat kerja. Kebijakan perusahaan tentang
penggunaan alat pelindung diri yaitu perusahaan harus menyediakan dan
menunjukan cara pemakaian alat pelindung diri terhadap pekerjanya. (PT. Adi
Satria Abadi 2010).
Untuk memenuhi pelaksanaan dari pasal 15 sub c UU No. 1 tahun 1970 yang
menyatakan bahwa pengurus diwajibkan menyediakan secara cuma-cuma semua
alat pelindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja
tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk
pengawas atau ahli Keselamatan Kerja (Suma’mur P.K, 1998).
Penyediaan APD adalah Alat pengamanan untuk melindungi tubuh dari
potensi – potensi bahaya yang ada di tempat kerja. Fungsi dari penyediaan APD
bagi tenaga kerja untuk :
1) Melindungi sebagian tubuh (misalnya : mata, telinga, kepala, dll)
2) Melindungi dari pekerjaan yang bahaya
3) Melindungi dari situasi dan kondisi lingkungan kerja (misalnya : ketinggian)
4) Melindungi dari bahaya kecelakaan yang lebih serius.
Pengadaan APD PT. Adi Satria Abadi, adalah :
a) Untuk karyawan yang bekerja di produksi basah maka perusahaan
menyediakan perkengkapan kerja dengan ketentuan sebagai berikut :
(1) Satu pasang safety shoes.
(2) Satu pasang handscond .
(3) Masker (kain dan karet)
b) Untuk karyawan yang bekerja di produksi kering maka perusahaan
menyediakan perkengkapan kerja dengan ketentuan sebagai berikut :
(1) Satu pasang handscond
(2) Masker.
(3) Ear plug
c) Pengadaan APD berupa safety helmet, safey shoes, dan seragam bagi
karyawan merupakan tanggung jawab supervisor/manajer masing-masing
departemen.
d) APD diberikan kepada semua karyawan di proses produksi basah dan
kering yang berisiko terkena potensi bahaya pekerjaan.
e) Karyawan staff di office yang sering banyak melakukan aktivitas di proses
produksi berhak memperoleh APD.
f) Alat pelindung diri terdiri berbagai macam. Jika digolongkan menurut
bagian-bagian tubuh yang dilindungi dapat dibagi, sebagai berikut :
(1) Pakaian kerja, digunakan untuk melaksanakan tugas selama jadwal
kerja. Pakaian ini berbahan dasar kain katun agar mudah menyerap
keringat.
(2) Masker. Masker hidung atau mulut : digunakan untuk melindungi
hidung atau mulut dalam melaksanakan pekerjaan yang berdebu dan
mengandung bahan berbahaya beracun.
(3) Tutup telinga, digunakan untuk pekerjaan yang intensitas
kebisingannya melebihi nilai ambang batas kebisingan (diatas 85
dB). Tutup teling yang disediakan oleh PT. Adi Satria Abadi adalah
ear plug dan kapas.
(4) Sepatu, Sepatu pengaman : dipakai untuk melaksanakan tugas dalam
pabrik dan lingkungan pabrik. Sepatu karet : digunakan untuk
pekerjaan-pekerjaan yang basah dan becek.
(5) Sarung tangan Sarung tangan katun : untuk melaksanakan pekerjaan
yang umum. Sarung tangan tangan kulit : untuk melaksanakan
pekerjaan yang memiliki sumber panas, pengelasan dan benda-benda
yang kasar. Sarung tangan kain tebal : digunakan untuk
malaksanakan pekerjaan panas. Sarung tangan karet : digunakan
untuk melaksanakan pekerjaan listrik dan pekerjaan yang
mengandung bahan kimia.
(6) Jaket las, digunakan untuk melaksanakan pekerjaan las listrik dan las
gas. Jaket las ini digunakan untuk menghindari percikan api yang
berasal dari proses pengelasan.
b. Pengaman Mesin
Alat pengman mesin yang digunakan adalah :
1) Alat pengendali mesin secara otomatis.
2) Pengendali start-stop atau tombol emergency untuk mesin yang
memungkinkan mesin berhenti secara otomatis jika terjadi gangguan yang
bisa membahayakan proses produksi dan lingkungan.
c. Penanggulangan Kebakaran
PT. Adi Satria Abadi sampai saat ini tidak pernah mengalami kebakaran,
namun dalam rangka meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Adi
Satria Abadi telah menerapkan sistem penanggulangan secara terpadu dan mandiri
yang meliputi :
1) Prosedur Penanggulangan Kebakaran di Dalam Jam Kerja
a) Kebakaran Kecil
b) Penemu Kebakaran
c) Padamkan api atau kebakaran
d) Laporkan pada petugas keamanan. POSKO Security : Lapor kepada
komandan operasi security, Informasikan kepada komandan teknik,
Komandan Teknik, Penyediaan air pemadam dan Penyediaan emergency
power supply.
2) Kebakaran Besar
Bilamana terjadi kebakaran besar dan membahayakan penghuni serta
asset perusahaan sehingga dinyatakan keadaan darurat oleh ketua
penaggulangan keadaan darurat, maka tindakan selanjutnya dengan
menelepon pemadam kebakaran.
2) Kode Bel Alarm Kebakaran
Kode bel alarm dimaksudkan untuk memberikan indikasi atau
memberitahukan akan adanya kondisi darurat. Oleh karena itu, perlu sekali
kode dibuat berbeda dengan sirine jam kerja reguler. Pada dasarnya bel
alarm dibuat dari bunyi berulang dengan selang waktu tertentu . hal ini
sangat berbeda dengan sirine jam kerja yang terdiri dari bunyi hany adengan
satu selang waktu panjang (30 detik).
3) Evakuasi Kebakaran Tata cara evakuasi :
a) Evakuasi dikoordinir oleh komandan Tim Penaggulangan
b) Keadaan Darurat melalui komandan section.
c) Pelaksanaan evakuasi dimulai dari section yang terbakar sampai dengan
section terdekat pintu keluar.
4) Poster atau Rambu-Rambu K3
Di PT. Adi Satria Abadi telah di sediakan rambu-rambu yang ada
disesuaikan dengan jenis proses pekerjaan dengan menggunakan bahasa
Indonesia baik dengan kata-kata ataupun gambar.
5) Houskeeping
Pelaksanaan Housekeeping menjadi tanggung jawab karyawan di PT. Adi
Satria Abadi di tempat kerja masing-masing. Adapun pelaksanaan
Housekeeping yang wajib dilakukan semua karyawan adalah :
a) Dilaksanakan pada waktu jam kerja
b) Tempat kerja harus dijaga kebersihan dan kerapihan.
c) Seluruh permukaan untuk berjalan atau bekerja harus bebas dari benda-
benda yang berbahaya adn menghalangi jalan, serta cukup bersih dari, air,
cairan bahan kimia dan benda dapat mebuat tergelincir.
d) Sampah harus dibersihkan dari tempat kerja setiap hari.
e) Sampah harus dimasukan ke tempat yang semestinya, yang dibedakan
menurut jenis sampahnya.
f) Semua tempat pembuangan sampah harus memenuhi standar lingkungan
yang ditentukan di PT. Adi Satria Abadi.
g) Penyusunan barang dan penumpukan barang di area kerja sesuai dengan
peraturan yang telah dibuat.
d. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1) Kebijakan K3
Dalam memulai program K3 di Perusahaan, diperlukan adanya suatu
komitmen dari pihak manajemen yang berupa kebijakan K3 yang tertulis.
Hal ini telah dilakukan oleh di PT. Adi Satria Abadi dengan adanya
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta wawasan Lingkungan.
Dalam kebijakan ini disebutkan bahwa di PT. Adi Satria Abadi memiliki
filosofi yang merupakan komitmen untuk mengelola program yang bertujuan
mengurangi cidera karyawan, kerugian, kerusaka peralatan, proses dan
lingkungan. Kepemimpinan yang efektif dalam K3 dan pencegahan kerugian
adalah kunci sukses bagi di PT. Adi Satria Abadi. Kesuksesan ini tercapai
bilamana tidak terjadi kecelakaan pada karyawan, kerusakan peralatan, proses
dan lingkungan.
2) Inspeksi
Inspeksi keselamatan kerja (Safety Inspection) ini sangat penting
dilakukan secara teratur untuk mengetahui sedini mungkin sumber bahaya
potensial yang mungkin dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan mengganggu
kesehatan pekerja.
Secara umum bahaya dikategorikan sebagai hasil dari tindakan yang
tidak aman (Unsafe Act), dan kondisi yang tidak aman (Unsafe Condition).
Tindakan yang tidak aman seperti pengoperasian alat tanpa memiliki
kemampuan memadai, posisi kerja yang tidak aman, pengoperasian alat kerja
dengan kecepatan tinggi, pemakaian APD yang tidak tepat, kondisi yang tidak
aman seperti desain, konstruksi yang tidak aman, ventilasi dan pencahayaan
yang tidak sesuai dengan standar, lantai yang licin di lokasi kerja.
Inspeksi yang dilakukan di PT. Adi Satria Abadi bertujuan untuk
mengidentifikasi dan memperbaiki keadaan bahaya di tempat kerja.
3) Investigasi Kecelakaan
Bagi di PT. Adi Satria Abadi investigasi kecelakaan atau
kejadian terulang kembali. Yang bertanggung Jawab terhadap
Investigasi Kecelakaan yaitu P2K3.
2. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan
sering kali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu,
harta benda atau properti maupun korban jiwa yang terjadi di dalam suatu proses
kerja industri atau yang berkaitan dengannya.
Kecelakaan yang biasanya terjadi, di bagian proses produksi basah yaitu pada
proses shaving, tangan pekerja terjepit pada mesin shaving yang berakibat hilangnya
waktu kerja serta kerugian bagi perusahaan serta pekerja.
3. Pelayanan Kesehatan
a) Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam menyesuaikan diri baik fisik
maupun mental terutama dalam penyesuaian pekerjaan dengan tenaga kerja.
b) Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari
pekerjaan atau lingkungan kerja.
c) Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental, dan kemampuan fisik tenaga
kerja.
d) Memberikan pengobatan dan perawatan seperti rehabilitasi bagi tenaga kerja
yang menderita sakit.
e) Upaya untuk menjaga kesehatan dan memenuhi kebutuhan karyawan PT. Adi
Satria Abadi, yaitu dengan memberikan fasilitas kesehatan sebagai berikut :
4. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
a) Kotak P3K
b) Pada tiap-tiap area kerja terdapat kotak P3K terdiri dari obat-obatan. Kotak P3K
tersebut ditempatkan pada tempat yang mudah di jangkau oleh karyawan. Isi dari
kotak P3K tersebut antara lain : Gunting, Kapas steril, Hansaplast, Obat tetes mata,
Betadine, Kasa steril, Kasa pembalut dan Obat sakit kepala
c) Poliklinik Perusahaan
PT. Adi Satria Abadi memiliki poliklinik perusahaan yang di berada di
lingkungan perusahaan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan tenaga
kerja, sehingga jika tenaga kerja terdapat keluhan dapat segera konsultasi dan
periksa untuk segera di ketahui gejala penyakit, jika ringan di beri resep dan
obat dan jika parah tenaga kerja tersebut di beri rujukan untuk segera di bawa
ke rumah sakit. Setia hari selasa dan jum’at Dokter perusahaan melakukan
praktek di perusahaan.
5. Pemeriksaan Kesehatan
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja
Sebagai pemeriksaan awal terhadap tenaga kerja sebelum melakukan
pekerjaan untuk mengetahui apakah tenaga kerja terebut menderita penyakit,
gangguan kesehatan atau tidak. pemeriksaan ini juga di maksudkan untuk
mengetahui apakah tenaga kerja tersebut cocok dengan jenis pekerjaan yang
akan di berikan.
b. Pemeriksaan kesehatan berkala
Dilakukan untuk jangka waktu satu tahun bagi seluruh karyawan di
maksudkan untuk melihat derajat kesehatan dari tenaga kerja setelah berada dalam
pekerjaannya juga menilai kemungkinan adanya pengaruh –pengaruh dari
pekerjaan yang harus segera di kendalikan dengan usaha-usaha pencegahannya.
Pemeriksaan kesehatan berkala meliputi pemeriksaan urine, darah, paru-paru dan
fisik.
c. Pemeriksaan kesehatan khusus
Pemeriksaan kesehatan khusus di lakukan apabila terdapat kasus-kasus
khusus, misalnya adanya keluhan tenaga kerja setelah melakukan pekerjaan.
Pemeriksaan tersebut akan di lakukan dengan rekomendasi dari dokter perusahaan
untuk memastikan apakah kasus khusus merupakan penyakit akibat kerja atau
bukan.
BAB III
PELAKSANAAN PKL
A. Bentuk Kegiatan
JADWAL
Pelatihan K3 Industri
Yogyakarta 11- S/D 15 Maret 2019
No Hari / Tanggal Materi
1. Senin, 11 Maret 2019 a. Pembukaan kegiatan K3 teknisi
b. Pro-test
c. Materi peraturan-peraturan
perundangan bidang hiperkes dan
kesehatan kerja
d. Kebijakan kepmenker bidang hiperkes
dan keselamtan kerja
e. Sistem manajmen keselamatan dan
kesehatan kerja dan P2K3
f. Pengolahan makanan di tempat kerja
g. Program pelayanan kesehatan kerja
2. Selasa, 12 Maret 2019 a. Materi higiene industri parameter
kimia
b. Promosi kesehatan, pencegah AID/HIV
ditempat kerja
c. P3K ditempat kerja
d. Program rehabilitas kecelakaan kerja
e. BPJS ketenaga kerjaan
3. Rabu, 13 Maret 2019 a. Materi higien industri
b. Materi peraturan menteri tenaga
kerjaan 01/men/1981
c. Praktik perkenalan alat lux meter, noise
desismter dan iklim kerja.
d. Materi ergonomi
4. Kamis, 14 Maret 2019 a. Materi potensi bahaya faktor psikis
itempat kerja
b. Psikologi kerja
c. Materi tanggap darurat kebakaran
ditempat kerja
d. Materi pencegahan HIV/AIDS
ditempat kerja dan P3K di tempat kerja
e. Rencana kegiatan lapangan
f. Pengenalan alat spetrometer dan sound
analizer
g. Post-test
5. Jum’at, 15 Maret 2019 a. Praktik lapangan ke PT ASA
b. Pembuatan Powerpoint
c. Persentasi setiap kelompok

B. Prosedur Kerja
1. Penyampaian materi
2. Pembagian kelompok
3. Praktik lapangan ke PT. Adi Satria Abadi
4. Pembuatan Power point
5. Persentasi
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Saat ke PT ASA saya kelompok 4 mendapatkan tentang ergonomi dan kesehatan
kerja. Kesehatan kerja yang ada di PT ASA sudah bagus karena semua karyawan yang
ada di di PT tersebut sudah mempunyai BPJS ketenaga kerjaan.
B. Saran
1. Sebaiknya di PT yang besar dokternya selalu ada di tempat jangan 2 kali dalam
seminggu.
2. Karyawan karus menggunakan APD yang tepat sesuai standar SOP
DAFTAR PUSTAKA
Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh
(terjemahan), Jakarta: Penerbit Erlangga
Undang - Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (http://prokum. esdm.
go.id/uu/2003/uu-13-2003.pdf)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3): Definisi, Indikator Penyebab dan Tujuan
Penerapan Keselatan dan Kesehatan Kerja (http://jurnal sdm. blogspot. com/2009/10/
kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3.html)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (http://anandasekarbumi. files. wordpress.
com/2010/11/sap-9-msdm-10-11.ppt)

Anda mungkin juga menyukai