Anda di halaman 1dari 2

Antagonis kalsium atau dikenal dengan istilah calcium-channel blockers (CCBs) adalah kelompok obat

yang digunakan untuk mengatasi sejumlah gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Antagonis
kalsium umumnya digunakan untuk penanganan kondisi-kondisi, seperti:

Tekanan darah tinggi (hipertensi).

Fenomena Raynaud, yaitu menyempitnya pembuluh darah akibat dipicu oleh udara dingin atau stres.

Angina.

Aritmia.

Mencegah kelahiran premature.

antagonis kalsium - alodokter_compress

Antagonis kalsium bekerja dengan menghambat jalan masuk kalsium, yang dibutuhkan untuk kontraksi
otot, ke dalam otot jantung dan dinding pembuluh darah, sehingga denyut jantung akan melambat dan
pembuluh darah akan melebar. Hal ini akan mengakibatkan turunnya tekanan darah, mengontrol
kestabilan denyut jantung, dan meredakan nyeri dada (angina).

Seseorang dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat-obatan antagonis
kalsium, agar dosisnya dapat disesuaikan dengan kondisi yang diderita.

Efek Samping Antagonis Kalsium

Sejumlah efek samping yang mungkin dapat timbul setelah menggunakan obat-obatan antagonis kalsium
adalah:

Sakit kepala.

Pusing.

Pembengkakan kaki dan tungkai bagian bawah.

Sembelit (konstipasi).

Ruam.

Mengantuk.
Mual.

Jantung berdebar (palpitasi).

Jenis-Jenis, Merek Dagang, serta Dosis Antagonis Kalsium

Nama obat Merek Dagang Dosis

Amlodipine A-B Vask, Amcor, Amlogal, Calsivas, Cardicap, Cardisan, Divask, Dovask, Finevask,
Fulopin, Gensia, Gracivask, Gravask, Lodipas, Lupin, Norvask, Opivask, Provask, Simvask, Stamotens,
Tensivask, Theravask, Zevask Angina pektoris Dewasa: 5 mg sekali sehari, maksimal 10 mg. Lansia:
dimulai 2,5 mg sekali sehari.Hipertensi Dewasa: 5-10 mg sekali sehari. Anak-anak: 2,5-5 mg, sekali sehari.
Lansia: dimulai 2,5 mg sekali sehari.

Diltiazem Cordila SR, Cordizem, Dilbres, Dilmen, Diltiazem Indo Farma, Farmabes, Herbesser
Angina pektoris Dewasa: 60 mg, 3 kali sehari, maksimal 480 mg. Lansia: 120 mg sekali sehari,
atau dibagi menjadi dua jadwal konsumsi.Aritmia Dewasa: 5-10 mg/kgBB/jam melalui infus, dapat
ditingkatkan sesuai dengan kondisi klinis pasien.Hipertensi Dewasa: 90-120 mg, 2 kali sehari, maksimal
360 mg. Lansia: 120 mg sekali sehari, atau dibagi menjadi dua jadwal konsumsi.

Nifedipine Adalat, Calcianta, Cordalat, Coronipin, Farmalat, Ficor, Nifedipine Landson, Vasdalat,
Xepalat Angina pektoris Dewasa: 5-20 mg, 3 kali sehari (obat immediate release); 10-90 mg, 1-2 kali
sehari (obat extended release).Hipertensi Dewasa: 5-20 mg, 3 kali sehari (obat immediate release); 10-
90 mg, 1-2 kali sehari (obat extended release). Lansia: dosis akan dikurangi jika diperlukan.Sindrom
Raynaud Dewasa: 5-20 mg, 3 kali sehari (obat immediate release). Lansia: dosis akan dikurangi jika
diperlukan.

Nicardipine Blistra, Carsive, Nicafer, Nicardex, Nidaven, Perdipine, Tensilo Penanganan hipertensi
secara sementara Dewasa: 5 mg/jam dalam bentuk infus, maksimal 15 mg/jam.

Verapamil Isoptin Angina pektoris Dewasa: 80-120 mg, 3 kali sehari. Dalam bentuk extended
release dapat diberikan hingga 480 mg, sekali sehari.Aritmia supraventrikular Dewasa: 120-480 mg,
dibagi 3-4 kali dosis tergantung respons pasien terhadap obat dan tingkat keparahan kondisi. Anak-anak:
mulai 20-40 mg, 2-3 kali sehari tergantung usia anak.Hipertensi Dewasa: 240-480 mg yang dibagi
menjadi 2-3 jadwal konsumsi. Anak-anak: mulai 20-40 mg, 2-3 kali sehari tergantung usia anak.

Nimodipine Nimotop, Ceremax Pencegahan kecacatan pasca perdarahan subarachnoid Dewasa:


60 mg, setiap 4 jam, dimulai 4 hari pasca perdarahan dan dilanjutkan untuk 21 hari berikutnya secara
rutin.

Anda mungkin juga menyukai