Makalah Survei Gizi Pada Makanan
Makalah Survei Gizi Pada Makanan
PENDAHULUAN
Manusia membutuhkan makanan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuh.
Kebutuhan zat gizi setiap orang berbeda - beda sesuai dengan umur dan jenis kelamin. Agar
kebutuhan zat gizi dapat terpenuhi, maka harus mengonsumsi makanan setiap hari sesuai
dengan anjuran gizi. Makanan yang dikonsumsi seseorang dapat diketahui jumlah dan
kandungan zat gizinya dengan cara melakukan penilaian konsumsi makanan atau survei diet.
Menurut Supariasa (2001) menyatakan bahwa survei konsumsi makanan adalah salah
satu metode yang digunakan dalam penentuan status gizi seseorang atau kelompok. Survei
konsumsi makanan bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat
kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga dan perorangan
serta faktor - faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut. Hasil survei
konsumsi makanan tidak dapat menentukan status gizi seseorang atau masyarakat secara
langsung, namun dapat digunakan sebagai bukti awal akan kemungkinann terjadinya
kekurangan gizi pada seseorang.
Hal terpenting dalam survei konsumsi makanan adalah metode pengumpulan data
yang bertujuan untuk mendapatkan data sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Pemilihan
metode pengumpulan data yang tepat sangat penting untuk mendapatkan data yang benar
sehingga kesimpulan yang ditarik dapat sempurna.
1
Konversi Mentah - Masak (DKMM) dan Daftar Penyerapan Minyak . Metode pengukuran
konsumsi secara kuantitatif antara lain : metode recall nutrition, perkiraan makanan
(estimated food records), penimbangan makanan ( food weighing ), metode food account,
metode inventaris (inventory) dan metode pencatatan.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
1. Metode kualitatif
a. Metode frekuensi makanan (food frequency)
b. Metode riwayat makan (dietary history)
c. Metode pendaftaran makanan (food list)
d. Metode telepon.
2. Metode kuantitatif
a. Metode recall 24 jam
b. Perkiraan Makanan (estimated food record)
c. Penimbangan makanan (food weighing)
d. Metode food acount
e. Metode inventaris (inventori method)
f. Pencatatan (hosehold food record)
3
2.3 Metode Survei Konsumsi Makanan Untuk Individu
Prinsip dari metode food recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah
bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu.
Menurut E-Siong, Dop, Winichagoon (2004) untuk survei konsumsi gizi individu
lebih disarankan menggunakan recall 24 jam konsumsi gizi dikarenakan dari sisi kepraktisan
dan kevalidan data masih dapat diperoleh dengan baik selama yang melakukan terlatih.
Metode ini cukup akurat, cepat pelaksanaannya, murah, mudah, dan tidak
memerlukan peralatan yang mahal dan rumit. Ketepatan menyampaikan ukuran rumah tangga
(URT) dari pangan yang telah dikonsumsi oleh responden, serta ketepatan pewawancara
untuk menggali semua makanan dan minuman yang dikonsumsi responden beserta ukuran
rumah tangga (URT).
Recall konsumsi gizi memiliki unit analisis terkecil selama 24 jam atau sehari. Jangka
waktu minimal yang dibutuhkan untuk recall 24 jam konsumsi gizi adalah satu hari (dalam
kondisi variasi konsumsi pangan dari hari ke hari tidak beragam) dan maksimal 7 hari.
Namun paling ideal dilakukan dalam satu minggu atau 7 hari.
Pengulangan recall dapat dilakukan untuk meningkatkan ketepatan data zat gizi yang
diperoleh. Pengulangan dapat dilakukan pada musim berbeda, missal recall 24 jam konsumsi
4
pangan yang pertama selama 7 hari dilakukan saat musim kemarau, pengulangan recall 24
jam konsumsi pangan (recall 24 jam konsumsi pangan tahap kedua) dilakukan selama 7 hari
pada musim penghujan.
5
2) Kekurangan metode recall 24 jam:
a. Tidak dapat menggambarkan asupan makanan setiari hari, bila hanya dilakukan
recall satu hari.
b. Ketepatannya sangat tergantung pada daya ingat responden. Oleh karena itu
responden harus mempunyai daya ingat yang baik, sehingga metode ini tidak
cocok dilakukan pada anak usia di bawah 7 tahun, orang tua berusia di atas 70
tahun dan orang yang hilang ingatan atau orang yang pelupa.
c. The flat slope syndrome, yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus untuk
melaporkan konsumsinya lebih banyak (over estimate) dan bagi responden yang
gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit (under estimate).
d. Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih dan terampil dalam
menggunakan alat-alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai menurut
kebiasaan masyarakat. Pewawancara harus dilatih untuk dapat secara tepat
menanyakan apa-apa yang dimakan oleh responden, dan mengenal cara-cara
pengolahan makanan serta pola pangan daerah yang akan diteliti secara umum.
e. Responden harus diberi motivasi dan penjelasan tentang tujuan dari penelitian.
Untuk mendapat gambaran konsumsi makanan sehari-hari recall jangan
dilakukan pada saat panen, hari pasar, hari akhir pekan, pada saat melakukan
upacara-upacara keagamaan, selamatan dan lain-lain.
Pencatatan makanan dilakukan dengan mencatat segala makanan dan minuman serta
suplemen vitamin dan mineral maupun suplemen makanan lainnya yang dikonsumsi dari pagi
sampai menjelang pagi (24 jam) dengan porsi atau ukuran rumah tangga yang dikonsumsi.
Hal-hal yang dicatat subjek atau responden antara lain makanan dan minuman beserta
ukuran rumah tangga dan perkiraan berat makanan dan minuman menurut subjek . Tidak lupa
dicatat suplemen vitamin maupun mineral suplemen makanan lain yang dikonsumsi. Bila
memungkinkan maka nama makanan dan minuman kemasan termasuk suplemen dicatat
merek dan URT nya.
6
b. Tahapan Metode Pencatatan Makanan
1) Responden mencatat segala makanan dan minuman yang dikonsumsi beserta ukuran
rumah tangga atau porsi makanan secara rinci termasuk suplemen yang dikonsumsi.
Pencatatan dilakukan dilembar kertas yang disediakan.
2) Pencatatan makanan dilakukan selama satu hingga tujuh hari secara berurutan maupun
tidak berurutan harinya yang mewakili satu atau beberapa hari kerja (Senin, Selasa,
Rabu, Kamis , Jumat ) dan hari libur (Sabtu, Minggu) atau hari libur nasional/hari raya
keagamaan.
3) Hasil pencatatan makanan dan minuman termasuk suplemen beserta ukuran rumah
tangga dari masing-masing makanan dan minuman yang dikonsumsi dikonversi dulu
ke berat makanan. Kemudian diolah secara manual dengan menggunakan Daftar
Komposisi Bahan Makanan (DKBM) dan kalkulator atau dengan menggunakan
software nutrsoft maupun nutrisurvey sehingga akan diperoleh nilai energi dari masing
–masing makanan dan minuman yang dikonsumsi seseorang setiap hari dengan
komputer. Bila hasil tiap individu dirata-rata maka akan dihasilkan nilai zat gizi
masyarakat atau kelompok penilaian rata-rata.
7
a. Metode ini relatif murah dan cepat.
b. Dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar.
c. Dapat diketahui konsumsi zat gizi sehari.
d. Hasilnya relatif lebih alkurat
Metode penimbangan pangan dalam survei konsumsi gizi merupakan Gold Standar
(baku emas) untuk menentukan seberapa banyak makanan dan minuman benar-benar
dikonsumsi oleh seseorang atau sekelompok masyarakat.
Pada metode ini responden atau petugas menimbang dan mencatat seluruh makanan
yang dikonsumsi responden selam 1 hari.
1) Responden menimbang makanan dan minuman sebelum makan, setelah selesai makan
dan minum sisa makanan dan minuman ditimbang kembali. Selisih makanan dan
minuman awal adalah berat makanan dan minuman yang dikonsumsi. Hasil penimbangan
dicatat dalam lembar kuesioner penimbangan pangan yang telah dipersiapkan.
2) Kegiatan penimbangan makanan ini bisa berlangsung dalam satu hingga tujuh hari secara
berurutan maupun tidak berurutan harinya mewakili satu atau beberapa hari kerja (Senin,
Selasa, Rabu, Kamis, Jumat) dan hari libur (Sabtu, Minggu). Pengulangan hari dilakukan
untuk meningkatkan validitas hasil penimbangan makanan.
8
3) Hasil penimbangan dari masing-masing makanan dan minuman yang dikonsumsi dapat
diolah secara manual dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)
dan kalkulator atau dengan menggunakan software nutrsoft atau nutrisurvey, sehingga
akan diperoleh nilai gizi dari makanan dan minuman yang dikonsumsi seseorang setiap
hari dengan komputer. Bila hasil tiap individu dirata-rata maka akan dihasilkan nilai zat
gizi masyarakat atau kelompok penelitian rata - rata.
9
a. Pengertian Kuesioner Frekuensi Makanan
Metode sangat banyak digunakan dalam penelitian epidemiologi karena metode ini
relative sensitive mendeteksi kekurangan maupun kelebihan zat gizi mikro (vitamin, mineral)
yang banyak dihubungkan dengan kejadian penyakit tertentu.
Metode ini juga cepat, murah, dan mudah dilakukan dilapangan. Keunggulan FFQ
yang lain mampu mendeteksi kebiasaan makan masyarakat dalam jangka panjang dalam
waktu yang relative singkat.
1) Membuat kuesioner frekuensi pangan berdasarkan kebutuhan zat gizi yang diteliti
khususnya pangan sumber vitamin dan mineral tertentu serta kebiasaan makan
masyarakat.
2) Daftar nama makanan dan minuman dibuat berdasarkan kelompok pangan lalu dibuat
kategori respon berapa kali frekuensi yang ada terhadap daftar nama makanan dan
minuman termasuk suplemen yng sudah dibuat. Frekuensi pangan yang ditulis berupa
berapa kali perhari hingga berapa kali pertahun, setelah itu dibuat rata-rata harian.
3) Setelah draf kuesioner frekuensi pangan siap, maka perlu dilakukan uji coba
dilapangan dengan menggunakan responden/subjek yang mirip dengan calon
subjek/responden sesungguhnya.
4) Contoh penggunaan frekuensi makanan missal roti dikonsumsi dalam seminggu ada
tiga kali dan dalam sehari satu kali, maka frekuensinya sebanyak (3hari x 1kali) / 7hari
= 0,4 kali perhari.
c. Latihan Menggunakan Kuesioner Frekuensi Makanan
10
2) Menanyakan kesediaan responden untuk terlibat dalam penelitian dan konsekuensi dari
penelitian (informed consent dan ethical clearance).
3) Mulai menanyakan kepada subjek dari makanan pokok atau pangan sumber karbohidrat
yang biasa dikonsumsi setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, atau bahkan sampai satu
tahun.
4) Mengisikan kolom perhari dengan frekuensi suatu makanan atau bahan makanan
tertentu yang dimakan dalam satu hari.
5) Semua data nama makanan dan minuman serta suplemen sudah terisi dengan frekuensi,
maka semua data frekuensi dijadikan dalam hari; berapa kali perhari. Bila data yang
diperoleh dalam minggu, maka frekuensi dibagi tujuh hari (7 hari), bila data dalam
bulan maka frekuensi dibagi tiga puluh hari (30 hari).
6) Cara menyajikan frekuensi pangan adalah berdasarkan frekuensi yang paling sering
dikonsumsi dalam satu kelompok pangan, atau berdasarkan kajian zat gizi tertentu misal
kajian anemia gizi dihubungkan dengan konsumsi pangan kaya zat besi dan pangan
yang menghambat penyerapan zat besi.
11
2.3.5 METODE DIETARY HISTORY ( Riwayat Makan )
Burke (1947) menyatakan bahwa metode ini terdiri dari tiga komponen, yaitu:
12
b. Biaya relatif murah.
c. Dapat digunakan di klinik gizi untuk membantu mengatasi masalah kesehatan yang
berhubungan dengan diet pasien.
a. Konsumsi makanan itu dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan
secara seperti :
1. Tersedianya bahan makanan.
2. Status ekonomi dan sosial budaya.
3. Gangguan kesehatan lingkungan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode pengukuran konsumsi makanan terbagi menjadi dua, yaitu metode kualitatif
dan metode kuantitatif. Metode kualitatif terdiri dari Metode frekuensi makanan (food
frequency), Metode riwayat makan (dietary history), Metode pendaftaran makanan (food list)
dan Metode telepon. Sedangkan metode kuantitatif terdiri dari Metode recall 24 jam,
Perkiraan Makanan (estimated food record), Penimbangan makanan (food weighing), Metode
food acount, Metode inventaris (inventori method), dan Metode Pencatatan (hosehold food
record).
Metode pengukuran konsumsi makanan untuk individu antara lain Metode recall 24
jam, Metode riwayat makan (dietary history), Metode frekuensi makanan (food frequency),
Metode estimated food records, dan Metode penimbangan makanan (food weighing).
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15