Anda di halaman 1dari 170

i

DAFTAR ISI

1. MUHAMMAD ADALAH LEBAH DAN AL-QURAN


ADALAH MADUNYA
2. NURUN ALA NURIN
3. JATI DIRI MANUSIA
4. PARADOKS
5. BERTAUHID
6. ALLAH MENCELA MANUSIA YANG ENGGAN BERPIKIR
7. ESOTERIS AL-QUR’AN
8. ALAM SEMESTA DAN DIRI MANUSIA SEBAGAI AYAT-
AYAT AL-QUR’AN
9. KISAH SEBAGAI TUNTUNAN DAN PERINTAH
10. AMAL IBADAH MEMILIKI ASPEK LAHIRIYAH DAN
BATINIYAH
11. TUJUH BUAH JALAN-TUJUH LAPIS LANGIT-TUJUH
TINGKATAN NAHSU
12. KIAMAT DEKAT DAN AKHIRAT TIDAK KEKAL(123)
13. PENUTUP

ii
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.

Nurun Ala Nurin, Anak-ku. Ada satu hal yang ingin


Bapak sampaikan kepadamu, bahwasaanya Bapak tidak
bisa memberimu sesuatu yang berharga kecuali
pemahaman terhadap agama Islam, khususnya tentang
ketauhidan kepada Allah SWT.

Itupun juga sangat sedikit yang bisa Bapak berikan,


sebatas apa yang telah Bapak ketahui sebelumnya.
Sehingga masih harus engkau cari nilai kebenaran yang
lebih tinggi dari apa yang bisa engkau pahami dari yang
Bapak sampaikan. Dengan harapan ketauhidan yang
engkau miliki bisa lebih memberi jawaban yang semakin
terang atas segala persoalan yang engkau hadapi selama
hidup di dunia dan akherat.

Apa yang Bapak berikan tentang ketauhidan hanya


berdasar pada sedikit eksplorasi ayat Al-Qur’an,
beberapa hadist serta dari pendapat dan tulisan orang-
orang yang Bapak anggap mumpuni ketauhidan-nya.
Masih banyak ayat Al-Qur’an yang perlu di ihjtihad-ti,
semakin bertumpuk hadist yang perlu dicari, dan masih
luas ilmu ketauhidtan yang perlu dicari, sehingga engkau
semakin mendapatkan cahaya atau petunjuk selama
menempuh jalan yang lurus, yaitu jalan yang menuju
Allah SWT semata.

Kalimat yang Bapak sampaikan ini adalah bagaian kecil


dari partikel cahaya untuk menuntun pada tujuan hidup
menuju Allah. Sehingga masih harus engkau cari berjuta-
juta partikel lain agar cahaya semakin terang, agar jalan

iii
yang lurus semakin mudah dilalui, dan pada akhirnya
semakin mudah tujuan hidup tersebut tercapai.

Semoga Allah SWT memberikan partikel-pertikel cahaya


tersebut kepadamu.

Wassalamualaikum Wr. Wb.


17 Oktober 2010

Mudjahidin

iv
Muhammad Adalah Lebah dan
Al-Quran Adalah Madunya
1. MUHAMMAD ADALAH
LEBAH DAN AL-QURAN
ADALAH MADUNYA
[1]
Allah menganugerahkan kefahaman yang dalam tentang
Al-Qur’an dan hikmah 1 kepada siapa yang
dikehendakiNya. Dan barang siapa yang dianugrahi
hikmah, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang
banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang
dapat mengambil pelajaran dari hikmah tersebut 2.

“Ya Tuhan-ku, berikanlah kepada ku hikmah dan


masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang
sholeh 3”.

[2]
“Sesungguhnya engkau sekali-kali tidak akan sanggup
memahami ilmu-ku, karena ilmu-ku ini ialah yang
diajarkan kepada ku tetapi tidak diajarkan kepada mu,
dan engkau juga memiliki ilmu yang tidak aku pahami,
karena ilmu mu itu yang diajarkan kepada mu tetapi
tidak diajarkan kepada ku 4”.

[3]
Ini adalah bacaan yang diberikan kepadamu supaya
engkau mengeluarkan dirimu dari gelap gulita kepada
cahaya terang benderang dengan ijin Tuhan-mu, yaitu

1
Hikmah dalah pengetahuan yang mendalam tentang rahasia-rahasia Allah.
2
Diambil dari QS. Al Baqarah: 269.
3
Doanya Nabi Ibrahim dalam QS. Asy Syu'araa': 83.
4
Salinan bebas perkataan Nabi Khidir kepada Nabi Musa sewaktu keduanya
bertemu.

1
Muhammad Adalah Lebah dan
Al-Quran Adalah Madunya
menuju jalan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Terpuji.

[4]
Yang tidak terdengar oleh-mu, yang tidak terbaca oleh-
mu, yang tidak terpikirkan oleh-mu, yang tak terpahami
oleh-mu, yang sembunyi dibalik kata dan huruf, yang
membuat tergoncang hatimu, untuk itulah kalimat-
kalimat ini dibuat agar engkau memahami ilmu hikmah
dari Al-Qur’an.

[5]
Langit, bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, laut,
batu, pohon dan banyak lagi yang disebutkan oleh Al -
Qur’an, yang sebenarnya sebagai perumpamaan bagi
orang-orang yang berilmu.

Lihatlah ayat yang berbunyi; “Kalau sekiranya Kami


turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti
engkau akan melihatnya tunduk terpecah belah
disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan
perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk
manusia supaya mereka berfikir 5”.

Dan ketahuilah, bahwa gunung yang terpecah belah itu


adalah perumpamaan hati manusia.

[6]
“Sesungguhnya Allah tidak segan membuat
perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah
dari itu. Adapun orang-orang yang beriman kepada

5
QS. Al Hasyr: 21. Apabila Al-Quran dibacakan pada manusia, maka hati
mereka menjadi tunduk terhadap kebesaran Allah.

2
Muhammad Adalah Lebah dan
Al-Quran Adalah Madunya
Allah, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu
benar dari Nya, tetapi mereka yang kafir mengatakan:
Apakah maksud Tuhan menjadikan ini untuk
perumpamaan? Dengan perumpamaan itu banyak orang
yang Allah sesatkan, dan dengan perumpamaan itu pula
banyak orang yang Allah beri petunjuk. Dan tidak ada
yang Allah sesatkan kecuali orang-orang yang fasik 6”.

“Perumpamaan itu Allah buat untuk manusia, dan tiada


yang memahaminya kecuali orang-orang yang
berilmu 7”.

[7]
Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya
ayat-ayat Allah, kemudian mereka tiada memahami
perumpaman-perumpamanNya adalah seperti keledai
yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah
buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-
ayat Nya”.

[8]
Kepada Rasulullah Muhammad, Dia turunkan kepada
beliau perumpamaan dalam ayat-ayatNya, yang
didalamnya mengandung hikmah.

Dan janganlah engkau heran walaupun Allah telah


mengulang-ulang bagi manusia dalam Al-Qur’an
bermacam-macam perumpamaan sebagai jalan menujuh
ilmu hikmah, tapi manusia adalah makhluk yang paling
banyak membantah 8.

6
QS. Al Baqarah: 26.
7
QS. Al 'Ankabuut: 43.
8
Diambil dari QS. Al Kahfi: 54.

3
Muhammad Adalah Lebah dan
Al-Quran Adalah Madunya
[9]
Hati manusia oleh Al-Qur’an diumpamakan berbagai
macam. Diumapakan gunung, laut, langit, gua, sungai,
kebun, batu, terompah.

Bahkan hati juga diumpamakan binatang; diumpamakan


burung, anjing, babi, semut, keledai. Kalau hal engkau
pahami maka ayat Al-Qur’an seperti madu yang
disaring 9.

[10]
Setengah dari pada ilmu ada yang sangat rahasia seperti
keadaan sesuatu yang tersembunyi, tidak dapat
diketahui ilmu yang sangat rahasia itu kecuali oleh
Ulama Billah 10 dan Arifin Billah 11. Maka apabila mereka
menyebutkan ilmu rahasia itu, kebanyakan manusia
beriman mengingkarkannya kecuali oleh Ulama dan
Arifin Billah itu sendiri 12.

Ilmu yang dirahasialkan tidak lain adalah ilmu hikmah


Al-Qur’an dan kema’rifatan kepada Allah.

[11]
Tidak diturunkan Al-Qur’an itu kecuali terdapat banyak
ayat yang saling berlawanan. Ayat yang satu bisa
berlawanan dengan ayat yang lain apabila engkau tidak

9
Madu yang disaring adalah ayat-ayat Al-Quran yang telah diperdalam
maknanya sehingga diketahui arti hakikatnya. Kata madu yang disaring
terdapat di QS. Muhammad: 15.
10
Ulama Billah adalah ulama yang mengenal Allah.
11
Arifin Billah adalah manusia yang mengenal Allah.
12
Al Hikam, Ibnu Athailah.

4
Muhammad Adalah Lebah dan
Al-Quran Adalah Madunya
bisa meletakkan pada wadah mana maksud dari ayat-
ayat tersebut.

[12]
Sesungguhnya gunung, bumi, orang mati yang dapat
bicara yang dikatakan Al-Qur’an 13 adalah perumpamaan
hati manusia.

Hati manusia akan tergoncang, akan terbelah, akan


dapat hidup dan bicara karena mendapat cahaya dari
kitab suci Al-Qur’an.

[13]
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi 14, silih
bergantinya malam dan siang 15, bahtera yang berlayar di
laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa
yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan
air itu Dia hidupkan bumi sesudah matinya dan Dia
sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran
angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan
bumi, sungguh hal itu terdapat tanda-tanda bagi kaum
yang memikirkan 16”.

Sesungguhnya Allah tidak membukakan rahasia-rahasia 17


Nya kecuali bagi mereka yang mampu memahami
fenomena-fenomena alam semesta, karena dengan itu Ia
membuat berbagai perumpamaan.
13
Terdapat di QS. Ar Ra’d: 31.
14
Langit dan bumi dapat diartikan manusia, yang terdiri dari jiwa (langit) dan
raga (bumi).
15
Silih bergantinya siang dan malam dapat diartikan kondisi hati manusia
yang silih berganti antara terang (mendapat petunjuk) dan kafir (dalam
kegelapan).
16
QS. Al Baqarah: 164.
17
Rahasia-rahasia yang ada dunia dan akhirat.

5
Muhammad Adalah Lebah dan
Al-Quran Adalah Madunya
[14]
Sesungguhnya banyak orang berilmu tentang Al-Qur’an
mampu mengartikan bahasanya, tapi sedikit yang
mampu mengartikan perumpamaan dan hikmah Nya.

[15]
Ingatlah engkau bahwa Al-Qur’an itu obyek bukan
subyek. Ia tidak bisa melakukan perubahan, ia alat
perubahan. Akal-mu lah yang merupakan subyek
perubahan.

[16]
Betapa banyak diantara engkau yang membaca dan
mengartikan Al-Qur’an, tetapi mereka malas untuk
berpikir tentang ayat-ayat Allah 18, padahal dikatakan;
“Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada
mu supaya kamu berfikir 19”,

Sungguh Allah mengulang-ngulang sindiran kepada


mereka yang enggan berpikir terhadap ayat-ayat Al-
Qur’an 20; “Afalaa ta'qiluuna 21”, “Afalaa ya'qiluuna 22”,
“Awa lam yatafakkaruu 23”, “Afalaa tatafakkaruuna 24”,
“Afalaa tadzakkaruuna 25”, “Afalam takuunuu

18
Melakukan ijtihad, yaitu bersungguh sungguh berjuang secara akal untuk
memahami Al-Quran.
19
QS. Al Baqarah: 219.
20
Tak kurang dua belas kali perintah untuk berpikir yang ada dalam Al-Quran
agar manusia mengetahui rahasia-rahasia kegaiban dan hikmah-hikmah
yang digambarkan dalam fenomena alam semesta.
21
QS. Yunus: 16, QS. Ali 'Imraan: 65, QS. Al Baqarah: 44, QS. Ash Shaaffaat: 138,
QS. Huud: 51.
22
QS. Yaasiin: 68.
23
QS. Ar Ruum: 8. QS. Al A'raaf: 184,
24
QS. Al An'aam: 50.
25
QS. Ash Shaaffaat: 155.

6
Muhammad Adalah Lebah dan
Al-Quran Adalah Madunya
ta'qiluuna 26”. Apakah kalian tak memakai akal? Apakah
kalian tak menelaah? apakah kalian tak berpikir?

[17]
Janganlah merasa bangga walaupun sedikit atas setetes
ilmu yang engkau miliki, kerana diatas langit masih ada
langit lagi. Diatas yang berpengetahuan, masih ada lagi
yang jauh lebih berpengetahuan. ”Wa fauqa kulli dzii
'ilmin, 'aliim 27”.

[18]
“Wamaa yastawii al-a'maa waalbashiiru. Walaa
alzhzhulumaatu walaa alnnuuru 28”.

Tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang


melihat. Tidak sama gelap gulita dengan cahaya, tidak
pula sama yang teduh dengan yang panas, dan tidak
pula sama orang yang hatinya hidup dan orang-orang
yang hatinya mati.

Dan tidaklah sama orang yang awam dengan yang


berpengatahuan 29 dalam membaca kalimat-kalimat ini.

[19]
Walaupun sekiranya Allah turunkan malaikat kepada
mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara
dengan mereka, dan Allah kumpulkan pula segala
sesuatu ke hadapan mereka, niscaya mereka tidak juga

26
QS. Yunus: 16, QS. Yaasiin: 62.
27
QS. Yusuf: 76.
28
QS. Faathir: 20.
29
Ketidaksamaan akan muncul dari reaksi setelah mereka membaca kalimat-
kalimat ini. Orang awam akan mencela dan tidak percaya akan kebenaran
yang dijelaskan.
7
Muhammad Adalah Lebah dan
Al-Quran Adalah Madunya
akan percaya dengan kalimat-kalimat yang engkau baca
ini 30, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan
mereka tidak mengetahui.

[20]
Banyak orang yang mampu membaca Al-Qur’an secara
imanen 31, tapi sedikit yang memahami sampai ke makna
transenden 32. Sekalipun Al-Qur’an diibaratkan madu,
tapi perlu disaring sehingga bisa memberikan bukti yang
nyata bagi manusia bahwa Al-Qur’an adalah ‘Kitabun
mubin 33’.

[21]
Apabila Muhammad diumpakan lebah maka Al-Qur’an
adalah madunya.

“Dan Tuhan-mu mewahyukan kepada lebah: Buatlah


sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan
di tempat-tempat yang dibuat manusia 34”,

“Kemudian makanlah dari tiap-tiap macam buah-buahan


dan tempuhlah jalan Tuhan-mu yang telah dimudahkan
bagi mu. Dari perut lebah itu ke luar minuman madu
yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda kebesaran Tuhan bagi orang-orang yang
memikirkan 35”.

30
Kalimat yang mengajak untuk meng-Esakan Allah dan meniadakan selain
dari padaNya.
31
Pengertian yang dapat diterima akal.
32
Pengertian bathin atau spiritual.
33
Kitab yang nyata secara imanen dan nyata transenden.
34
QS. An Nahl: 68
35
QS. An Nahl: 69.
8
Muhammad Adalah Lebah dan
Al-Quran Adalah Madunya
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah”, ialah
perumpamaan Allah mengutus Rasulullah Muhammad.

“Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon


kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia”, ialah
Allah menjadikan Rasulullah Muhammad sebagai
pembawa wahyu kepada seluruh manusia di muka
bumi.

“Makanlah dari tiap-tiap macam buah-buahan dan


tempulah jalan Tuhan-mu yang telah dimudahkan
bagimu”, maksudnya Allah menyuruh Rasulullah
Muhammad hidup dalam jalan kemuliaan yang telah
dimudahkan.

“Dari perut lebah itu ke luar minuman madu yang


bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat
obat yang menyembuhkan bagi manusia”, ialah
Rasulullah Muhammad memiliki mukjizat berupa Al-
Qur’an yang bermanfaat sebagai petunjuk hati manusia.

Pemahaman ayat sedemikian ini sulit dipahami, kecuali


bagi orang-orang yang mau memikirkan 36.

[22]
Ini adalah sebuah bacaan yang diberikan kepada mu
dengan penuh berkah, supaya engkau mendapatkan
ilmu dan pelajaran, karena engkau adalah makluk yang
mempunyai pikiran.

Katakanlah, "Adakah sama orang-orang yang


mengetahui dengan orang-orang yang tidak

36
Banyak di akhir ayat Al-Quran yang meyatakan bahwa Allah memberikan
petunjuk yang hanya dipahami bagi orang-orang yang mau berpikir.
9
Muhammad Adalah Lebah dan
Al-Quran Adalah Madunya
mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajaran.

[23]
Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan
keterangan-keterangan ini dan menyombongkan diri
terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan pintu hati
mereka dan tidak pula mereka bertemu dengan Allah,
hingga ada unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah
Allah memberi ketetapan kepada orang-orang yang
tertutup hatinya.

[24]
Ayat-ayat yang tertulis 37 hanyalah jendela dari ayat
Allah yang nyata, yaitu langit dan bumi 38. Dan akal
manusialah yang bisa membuka jendela hingga
memahami ayat-ayat nyata-Nya.

“Inna fii khalqi alssamaawaati waal-ardhi waikhtilaafi


allayli waalnahaari laa’ayaatin li ulii albaabi-
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda
bagi orang-orang yang berakal 39”.

Semua kejadian di daratan dan di lautan, dan tiada


sehelai daunpun yang gugur, dan tidak jatuh sebutir
bijipun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang
basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab
yang nyata 40.

37
Yaitu Al-Quran 30 Juz.
38
Langit dan bumi adalah Lauh Mahfudz-nya Al-Quran.
39
Diambil dari QS. Ali ‘Imran: 190.
40
Diambil dari QS. Al An'aam: 59.
10
Muhammad Adalah Lebah dan
Al-Quran Adalah Madunya
[25]
“Pergantian malam dan siang 41 dan hujan yang
diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan
air hujan itu bumi sesudah matinya 42, dan pada
perkisaran angin terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berakal 43- 44”.

[26]
Sunguh amatlah banyak ayat di Al-Qur’an yang
menantang manusia agar mempelajari ayat-ayat Allah
yang ada dilangit dan bumi sehingga bisa memahami
rahasia-rahasia-Nya. Biasanya diawali dengan fenomena
alam atau suatu peristiwa, dan diakhiri dengan kalimat;
"laa’ayaatin li ulii albaabi", "laaayaatin li-ulii alnnuhaa",
"al-aayaati liqawmin ya'qiluuna", "aayatan bayyinatan
liqawmin ya'qiluuna".

Pelajarilah ayat-ayat Al-Qur’an sampai mendalam,


karena engkau adalah kaum yang berakal!

[27]
Janganlah engkau heran dalam usahamu menggali
hikmah dan rahasia Al-Quran, engkau akan menemui
banyak pertentangan dari orang-orang sekelilingmu,
yaitu orang yang enggan berpikir tapi senang
mencelamu. Maka bersabarlah engkau dan berteguhlah,
sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang

41
Pergantian siang dan malam adalah bolak baliknya hati manusia, yaitu
menjadi beriman atau kafir.
42
Air hujan adalah petunjuk Al-Quran, dihidupkankan bumi sesudah mati
maksudnya hati yang tidak mengenal Allah menjadi beriman.
43
Tidak kurang 12 kali Allah menyebutkan dalam Al-Quran bahwa Ia
memberikan banyak tanda-tanda bagi orang yang berakal.
44
QS. Al Jaatsiyah: 5.

11
Muhammad Adalah Lebah dan
Al-Quran Adalah Madunya
dikehendaki-Nya sebagai penguji atasmu dijalan ijtihad
yang terang dan diridhoi Allah.

12
Nurun Ala Nurin
2. NURUN ALA NURIN

[1]
“Allah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi.
Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah
lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita
besar. Pelita itu di dalam kaca dan kaca itu seakan-akan
bintang yang bercahaya seperti mutiara, yang
dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya,
yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur
sesuatu dan tidak pula di sebelah baratnya, yang
minyaknya saja hampir-hampir menerangi, walaupun
tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya 45 berlapis-
lapis, Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang
Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-
perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu 46”.

[2]
Tingkat pertama cahaya yang ada di dalam tubuh
manusia adalah cahaya akal 47. Semua aktivitas manusia
dikarenakan perintah akal.

[3]
Akal bisa melakukan pengaturan terhadap semua
aktivitas manusia karena ia diberi cahaya dari lapisan
cahaya di atasnya, yaitu cahaya dari hati 48.

45
Cahaya diatas cahaya, yaitu Nurun ala Nur-Kalimat ini yang dipakai pada
judul buku yang ditulis ini.
46
QS. An Nuur: 35.
47
Diumpamakan kaca yang bercahaya.
48
Diumpamakan pelita besar.

13
Nurun Ala Nurin
[4]
Hati bisa mengatur akal karena ia sendiri diberi cahaya
dari lapisan cahaya diatasnya, yaitu cahaya dari ruh 49.

[5]
Ruh selalu bercahaya, dia adalah cahaya yang
menyebabkan manusia hidup, seperti Nur Muhammad
yang menyebabkan langit dan bumi hidup.

[6]
Ruh atau Nur Muhammad bisa memberi cahaya
kehidupan karena ia kekasih Allah, selalu dan terus
mendapat cahaya Nya, seperti pohon yang terus terkena
sinar Matahari karena tidak tumbuh di timur sesuatu dan
di barat sesuatu.

[7]
Allah adalah cahaya maha cahaya (Nur Ala Nur) yang
berlapis-lapis.

[8]
Allah membimbing manusia kepada cahaya-Nya, yaitu
manusia yang Dia kehendaki.

[9]
Demikian Allah membuat perumpamaan tentang
cahaya-Nya, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

[10]
Al-Qur’an adalah cahaya Allah bagi semesta alam,
memiliki beberapa nama yang disebutkan dalam ayat-
ayatnya.

49
Diumpamakan minyak dari pohon zaitun

14
Nurun Ala Nurin
Al-Qur’an bernama; Al Qitab (kitab) 50, Al-Hudaa
(Petunjuk) 51, Al-Furqan (Pembeda) 52, Ar-Rahmah
(Rahmat) 53, An-Nuur (Cahaya) 54, Ar-Ruuh (Ruh) 55, Asy-
Syifaa’ (Penawar) 56, Al-Haq (Kebenaran) 57, Al-Bayaan
(Keterangan) 58, Al-Mau’izhah (Pelajaran) 59, Adz-Dzikr
(Pemberi Peringatan) 60, Al-Busyraa (Berita Gembira) 61,

50
QS Al-Baqarah: 2; Kitab Al-Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk
bagi mereka yang bertaqwa.
51
QS Al-Baqarah: 185; Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-
Quran sebagai petunjuk bagi manusia. QS Al-Baqarah: 138, Al-Quran ini adalah
penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang
yang bertakwa.
52
QS. Al Furqan: 1; Maha suci Allah yang telah menurunkan pembeda
kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh
alam.
53
QS. Al Israa’: 82; Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu
tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.
54
QS. An Nisaa’: 174; Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu
bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan
telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-
Quran).
55
QS. Asy Syuura: 52; Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (Al-
Quran) dengan perintah Kami.
56
QS. Yunus: 57; Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu
pelajaran dari Tuhanmu dan penawar bagi penyakit-penyakit yang berada
dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
57
QS. Al-Quran: 147; Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan
sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.
58
Ali 'Imraan: 138; Al-Quran ini adalah ketarangan bagi seluruh manusia, dan
petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
59
QS. Al Qamar: 54; dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk
pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?
60
QS. Al Hijr: 9; Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan adz-zikra
(pemberi peringatan), dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya.
61
QS. An Nahl: 89; Dan ingatlah akan hari ketika Kami bangkitkan pada tiap-
tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami
datangkan kamu Muhammad menjadi saksi atas seluruh umat manusia.
Dan Kami turunkan kepadamu Al-Quran untuk menjelaskan segala
sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang
yang berserah diri. Terdapat juga di QS. An Nahl: 102; Katakanlah: Ruhul
15
Nurun Ala Nurin
Al-Hukm (peraturan) 62, Al-Hikmah (kebijaksanaan) 63,
Al-Bayan (penerang) 64, Al-Kalam (firman) 65, Al-Basha'ir
(pedoman) 66, Al-Balagh (kabar) 67, Al-Qaul
(perkataan) 68, Al Mizan (neraca) 69.

Qudus (Jibril) menurunkan Al-Quran itu dari Tuhanmu dengan benar,


untuk meneguhkan hati orang-orang yang telah beriman, dan menjadi
petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri kepada
Allah.
62
QS. Ar Ra’d: 37; Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al-Quran itu
sebagai peraturan yang benar dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu
mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu,
maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap
(siksa) Allah.
63
QS. Al Israa': 39; Itulah sebagian kebijaksanaan yang diwahyukan Tuhanmu
kepadamu. Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping
Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam
keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah).
64
QS. Al ‘Imraan: 138; Al-Quran ini adalah penerang bagi seluruh manusia,
dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
65
QS. At Taubah: 6; Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu
meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat
mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman
baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.
66
QS. Al Jaatsiyah: 20; Al-Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk
dan rahmat bagi kaum yang meyakini.
67
QS. Ibrahim: 52; Al-Quran ini adalah kabar yang sempurna bagi manusia,
dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka
mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar
orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.
68
QS. Al Qashash: 51; Dan sesungguhnya telah Kami turunkan berturut-turut
perkataan ini (Al-Quran) kepada mereka agar mereka mendapat
pelajaran.
69
QS. Asy Syuura: 17; Allah-lah yang menurunkan kitab dengan membawa
kebenaran dan menurunkan neraca keadilan. Dan tahukah kamu, boleh
jadi hari kiamat itu sudah dekat ?
16
Jati Diri Manusia

3. JATI DIRI MANUSIA

[1]
Manusia diciptakan dari cahaya, diisi dengan cahaya,
dibungkus dengan cahaya, didekatkan dengan cahaya,
dikuatkan dengan cahaya, serta ditempatkan di sumber
cahaya.

Manusia berasal dari Cahayanya Cahaya Maha Cahaya.

Allah adalah Cahaya Maha Cahaya, petunjuk-Nya


adalah Cahaya, kalam-Nya adalah Cahaya.

Allah memberikan cahaya Nya pada siapa saja yang Ia


kehendaki di antara hamba-Nya.

[2]
Semua makluk diciptakan tak ubahnya seperti garam
didalam laut. Nama-wujud-sifat-geraknya, bukan garam
melainkan laut itu sendiri.

[3]
Ketahuilah bahwasannya masterpeace ciptaan Allah
adalah manusia. Al-Qur’an, surga, Islam, langit bumi,
seluruh makluk lain adalah komponennya.

[4]
Dalam tiap diri manusia itu ada sebuah kaum yang
beraneka ragam sifatnya, sehingga apabila Al-Qur’an
mengatakan “Ya Ayyuhalladzina 'Amanu”, “Ya ayyuhal
kafirun”, “Ya ayyuhal munafiqun”, “musyrikuun”,
“Nashoro” atau “Yahuda”-itu semua menyebut diri kita
sendiri. Bukan kita yang beriman, orang lain dikafirkan,
orang lain dimunafikan. Bukan kita yang muslim

17
Jati Diri Manusia
kemudian orang yang berbeda keyakinan dengan kita
diyahudikan atau dikristenkan.

[5]
Manusia belum tentu konstan berlaku sebagai manusia,
bisa juga pada momentum tertentu, pada kondisi
psikologis tertentu, pada situasi perhubungan sosial
tertentu, pada peristiwa tertentu, manusia berlaku
sebagai monster, kanibal, hewan, setan atau bahkan
iblis.

[6]
Iblis berasal dari Segitiga Bermuda. Apakah Segitiga
Bermuda? Dimana Segitiga Bermuda?

Segitiga Bermuda adalah nafsu manusia, yaitu “Nafsu


Amarah”, “Nafsu Lauwamah” dan “Nafsu Mulhimah”.
Karena ketiga nafsu itu berada di hati manusia, sungguh
berhati-hatilah engkau dari padanya.

[7]
Cukuplah Allah sebagai Tuan Rumah (hati) mu, dan
Muhammad sebagai penjaga pintunya.

[8]
Dalam keadaan sakratul maut, Si Fulan tiba-tiba merasa
dirinya berada di depan sebuah pintu gerbang langit.
Dan diketuknya pintu gerbang langit.

“Siapa di situ?” ada suara dari dalam.


Lalu Si Fulan menjawab, “Saya, Tuan.”

“Siapa kamu?”
“Fulan, Tuan.”

18
Jati Diri Manusia
“Apakah itu namamu?”
“Benar, Tuan.”

“Aku tidak bertanya namamu. Aku bertanya siapa


kamu.”
“Saya Fulan Bin Fulan”

“Aku tidak bertanya kamu anak siapa. Aku bertanya


siapa kamu.”
“Saya seorang pejuang”

“Aku tidak menanyakan pekerjaanmu. Aku bertanya


siapa kamu?”
“Saya seorang Muslim, pengikut Rasulullah SAW.”

“Aku tidak menanyakan agamamu. Aku bertanya siapa


kamu.”
“Saya ini manusia. Saya setiap hari sholat lima waktu
dan saya suka kasih sedekah. Setiap Ramadhon saya juga
puasa dan bayar zakat.”

“Aku tidak menanyakan jenismu, atau perbuatanmu.


Aku bertanya siapa kamu.”

Fulan tidak bias menjawab. Fulan berbalik dari pintu


gerbang langit, gagal masuk kedalamnya karena tidak
mengenal siapa dirinya.

Ada kalimat yang agung mengatakan, “Barang siapa


mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya”.
“Man ‘Arafa Nafsahu, Faqad ‘Arafa Rabbahu”.

19
Jati Diri Manusia
[9]
Tidak ada sejentik ruangan dalam hati manusia yang
tidak diisi oleh kekuasaan Allah, walaupun sejentik itu
berupa kekafiran terhadap Allah sendiri 70.

“Dan Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan


dalam dada mereka dan apa yang mereka nyatakan 71”.

70
Sifat kafir dan mukmin yang ada didalam hati semua manusia adalah
kekuasaan Allah.
71
QS. Al Qashash: 69, demikian juga terdapat di QS. An Naml: 74.
20
Paradoks
4. PARADOKS

[1]
Seburuk apapun makluk, sejahat apapun makluk,
sebusuk apapun makluk, semua yang diciptakan Allah
pasti ada manfaatnya.

Jangankan seekor nyamuk, babi atau anjing, setan dan


iblis sekalipun tidak diciptakan Allah kecuali dengan
manfaatnya masing-masing.

“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini


semua dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka 72”.

[2]
Hidup ini tidak berjalan kedepan tapi mundur ke
belakang. Hidup dalam proses kembali ke kampung
halaman sejati. Dari Nya kembali kepada Nya jua. Tidak
ada tujuan lain. Semua kampung telah manusia lalui;
kampung dunia, kampung barzah, kampung akhirat.
Tinggal menuju kampung asal, Yaitu kembali kepada
Allah.

[3]
Namanya utusan tidak pernah berhenti mewakili yang
mengutus. Sesungguhnya tiap-tiap diri adalah utusan
(rasul) dengan risalah masing-masing di buminya masing-
masing 73.

72
QS. Al ‘Imraan: 191.
73
Ruh adalah utusan Allah yang diturunkan ke dalam jasad (bumi) sehingga
manusia menjadi hidup sesuai dengan ketetapan takdirnya masing-
masing.
21
Paradoks
[4]
Aku bertanya kepada-Nya “Ya Allah bagaimana nasib
saudara-saudaraku yang tidak beragama Islam. Akankan
mereka Engkau beri keselamatan?” Allah menjawab,
“Sesungguhnya orang-orang Mukmin, orang-orang
Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja
diantara mereka yang benar-benar sholeh, maka tidak
ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula
mereka bersedih hati 74”.

Dan Allah mempertegas lagi, “Sesungguhnya orang-


orang Mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang
Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara
mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari
kemudian dan beramal sholeh, mereka akan menerima
pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran
kepada mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati 75”.

[5]
“Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan
aturan dan jalan yang terang 76. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat,
tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-
Nya kepadamu, maka berlomba-lombala berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu
semuanya 77, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang

74
QS. Al Maidah: 69.
75
QS. Al Baqarah: 62. Ayat ini tidak hanya berlaku untuk ahli kitab sebelum
Al-Quran, tapi seterusnya, karena Al-Quran berlaku sepanjang jaman. Hal
ini membuktikan bahwa Islam adalah “rahmatul lil alamin”.
76
Jalan yang terang maksudnya agama-agama yang dibawahkan oleh para
Nabi dan Rasul.
77
Pada akhirnya semua umat yang berbeda-beda agama akan dikembalikan
semuanya kepada Allah tanpa membeda-bedakan satu umat dengan
umat yang lain.
22
Paradoks
telah kamu perselisihkan itu 78- 79”. Sesungguhnya Allah
mencintai agama yang lurus dan toleran.

[6]
Malaikat bukan makluk yang paling taat, ada makluk
lain yang lebih taat kepada Allah, yaitu bernama Ajajil.
Ajajil diberi tepat paling depan untuk memimpin tawaf
di Baitul Makmur, baru kemudian dibelakangnya diikuti
oleh para malaikat.

Ketika Allah menawarkan kepada para Malaikat dan


Ajajil untuk berperan antagonis dalam penciptaan dan
perjalanan manusia sebagai khalifah di bumi, para
Malaikat takut menerima peran itu, kecuali Ajajil.

Dan setelah Adam diciptakan, dimulailah skenario


kepada Ajajil yang diberi gelar “Iblis”, artinya “Sang
Pembangkang yang congkak dan takabur”.

Ketahuilah Allah memberi isyarat dengan suatu perintah;


“Waid kulna lil malaikati yasjudu ila adam, fasjudu illa
iblis 80”, artinya “Dan ingatlah ketika Kami berfirman
kepada para malaikat. Sujudlah engkau kepada Adam,
maka sujudlah mereka kecuali Iblis”.

Iblis tidak mau bersujud, karena hanya Malaikat yang


disuruh. Iblis cukup hanya bersujud pada Tuhannya saja.

[7]
Ketahuilah bahwa Adam dan Hawa diturunkan di bumi
bukan karena Iblis berhasil membujuk mereka untuk

78
Segala perselisihan diantara pemeluk agama adalah hal yang sudah
menjadi ketetapan Allah dalam sejarah umat manusia.
79
QS.Al Maa’idah: 48.
80
QS. Al Baqarah: 34, QS. Al Israa’: 17, QS. Thaahaa: 116

23
Paradoks
makan buah kuldi, sebelum Adam diciptakan Tuhan
berkata kepada para Malaikat "Innii jaa'ilun fii al-ardhi
khaliifatan 81". Artinya, sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah didalam bumi.

[8]
Seorang manusia atau kaum sekalipun tidak bisa
merubah nasib, karena “Allahu la yughoiru ma bikaumin
hatta yughoiru ma bianfusihim-Sesungguhnya Allah tidak
merubah nasib sesuatu kaum sehingga mereka merubah
nasib yang ada pada diri mereka sendiri 82”.

Ayat itu belum selesai!

Berikutnya dikatakan “Waidarodallahu bikoumin sukaan


fala maradallahu-Dan apabila Allah menghendaki
keburukan nasib terhadap sesuatu kaum, maka tak ada
yang dapat menolak nasib tersebut67”.

Ditambah lagi di akhir “Waman lahum min dunih, min


walin-Dan sekali-kali tak ada pelindung bagi nasib
mereka selain Dia67”.

Selanjutnya dikatakan, “Jika Allah menimpakan sesuatu


kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat
menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah
menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang
dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan
itu kepada siapa yang dikehendaki Nya di antara
hamba-hamba Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang 83”.

81
QS. Al Baqarah: 30.
82
QS. Ar Raad: 11.
83
QS. Yunus: 107.
24
Paradoks
Ketahuilah apabila manusia berusaha merubah nasib,
maka usaha merubah nasib mereka adalah bagian dari
nasib mereka sendiri.

[9]
Mungkin Allah membukakan bagimu pintu ketaatan,
tetapi tidak membukakan bagimu pintu kema’rifatan.
Mungkin juga sebaliknya, Tuhan menentukan bagimu
dosa, tetapi membukakan pintu kema’rifatan yang lebih
sempurna atas Nya.

[10]
Salah satu tanda kebodohan manusia adalah keinginan
untuk menunjukkan kepandaiannya pada orang lain.
Sama halnya sebagian tanda kepandaian seorang adalah
keberanian menunjukkan kebodohannya pada orang
lain.

Dan salah satu tanda kekafiran manusia adalah


keinginan untuk menunjukan keimanannya pada atas
orang lain. Demikian juga sebagian tanda keimanan
seorang adalah keberanian untuk menunjukkan
kekafirannya pada orang lain.

[11]
Terkadang Allah melakukan penyelamatan, memberikan
rejeki, serta membuka rahasia-rahasiaNya, dibelakang
suatu kejadian yang seakan bernama musibah atau
kecelakaan.

[12]
Bila engkau tinggalkan dunia dan engkau merasa bangga
telah mampu meninggalkannya, maka rasa bangga itu
lebih besar dosanya ketimbang engkau menyimpan
dunia.

25
Paradoks
Bila engkau bisa meninggalkan aib-aib nafsumu dan
engkau kagum bisa meninggalkannya, maka kagum
tehadap kemampuan meninggalkan aib nafsumu adalah
aib terbesarmu.
Bila engkau merasa takut kepada Allah dan engaku
merasa aman dengan rasa takut tersebut, maka aman
yang muncul dari rasa takut itu lebih besar dosanya dari
pada engkau merasa tidak takut kepada Allah.

Belajarlah engkau agar mengetahui bahwa yang mampu


meninggalkan dunia, yang mampu meninggalkan aib-aib
nafsu, yang mampu merasa takut kepada Allah adalah
diri Allah sendiri.

[13]
Kemaksiatan yang mewariskan rasa hina dan rasa sangat
memerlukan kepada Allah, adalah lebih baik dari pada
ketaatan yang mewariskan rasa mulia dan besar diri.

[14]
Jangan dikira bahwa jarak antara surga dan neraka jauh,
sungguh jarak keduanya adalah dekat. Bahkan
penduduk neraka bisa bercakap-cakap dengan
penduduk surga. “Dan penghuni neraka menyeru
penghuni surga; Limpahkanlah kepada kami sedikit air
atau makanan yang telah direjekikan Allah kepadamu.
Mereka penghuni surga menjawab, sesungguhnya Allah
telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang
kafir 84”.

84
QS. Al A'raaf: 50.

26
Paradoks
[15]
Apabila Tuhan menjadikan engkau merasa jemu dangan
maklukNya, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Dia
ingin membukakan untukmu pintu bermesraan dengan
Nya.

[16]
Ada manusia yang menyatakan tidak cinta kepada Allah
dan benar-benar tidak mencintaiNya, dan ada yang
menyatakan cinta kepada-Nya tapi ia tidak benar-benar
mencintai-Nya. Berlindunglah engkau dari sifat
keduanya.

[17]
Mau jadi orang fasik, silahkan. Mau jadi orang
bertakwa, ya silahkan. Karena Allah jualah yang
mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan
ketakwaannya. “Fa alhamahaa Fujurohaa wa
Taqwahaa ”
85

[18]
Sesungguhnya Jibril, Isrofil, Mikail, Izroil, Nungkar
Nangkir dan semua malaikat-mereka tidak non aktif
melainkan terus bekerja pada tiap diri manusia. Dan
mereka tidak pernah lalai sedikitpun.

Para malaikat bekerja pada tiap diri manusia terus-


menerus. Setiap saat Mikail membagi rejeki pada diri
seorang 86, maka setiap saat pula Izroil mencabut nyawa
pada diri seorang 87, setiap saat pula Israfil 88 meniup

85
QS. Asy Syams: 48.
86
Rejeki yang dimaksud bukan hanya berupa harta dan benda, tapi semua
aktivitas manusia-bahkan nafaspun adalah rejeki.
87
Kematian terjadi setiap saat tatkala manusia hidup seiring dengan
diturunkannya cahaya ruh yang terus menerus, dan Izroil bertugas
menarik nyawa (ruh) yang telah digantikan.
27
Paradoks
sangkakala pada diri seorang, setiap saat Nungkar
Nangkir menanya dialam kubur pada diri seorang 89.

[19]
Semakin tinggi ilmu pengetahuan, kesaktian,
kewaskitaan, kedigdayaan, amal ibadah manusia-bisa
jadi sebagai tanda semakin menurunnya drajat
ketauhidtannya kepada Allah, dikarenakan dihati
mereka semakin tertumpuk segala bentuk pengakuan
yang sebenarnya yang diakui itu hak milik Allah.

[20]
Selemah-lemah pemahaman tentang Allah adalah rasa
iman kepada Nya, karena diatas iman 90 ada Islam 91, dan
diatas Islam ada Ihsan 92. Maka berihsanlah terlebih
dahulu, baru berislam, sehingga keimananmu akan
tercapai dengan bukti yang nyata.

[21]
Iblis benar-benar bersujud kepada Tuhan, tapi tidak mau
bersujud kepada manusia. Dari prilakuknya sekarang,
sulit dipungkiri bahwa manusia tidak benar-benar
bersujud kepada Tuhan justru lebih memilih bersujud
kepada Iblis. Lebih baik mana Iblis dengan manusia?

88
Tiupan sangkakala Isrofil terus menerus untuk membangkitkan hati
manusia yang mati, yaitu kematian yang terjadi dikehidupan.
89
Hati manusia ditanya oleh malaikat mengenai siapa Tuhanya, siapa
nabinya, dan apa kitabnya. Jawaban yang diberikan tergantung keadaan
hantinya menuhankan siapa, tergantung kepada siapa hatinya mengikuti
tuntunan, tergantung pada apa hatinya mengikuti petunjuk. Pertanyaan-
pertanyaan tersebut setiap saat ditanyakan Nungkar-Nangkir dalam hati
manusia, yaitu alam kuburnya masing masing.
90
Iman artinya percaya tanpa ada penyaksian secara langsung.
91
Islam artinya berserah diri.
92
Ihsan artinya penyaksian secara langsung.
28
Paradoks
Yang menyuruh Iblis menolak bersujud kepada Adam
adalah Allah. Yang menyuruh Iblis menggoda Adam
agar memakan buah Kuldi, Allah sendiri. Bahkan yang
menyuruh Iblis memusuhi Allah, Dia juga. Karena Allah
Maha berkuasa atas segala sesuatu.

Iblis berkata kepada anak cucu Adam, "Wahai Anak


Adam, sebenarnya aku menolak bersujud kepada
Bapakmu, karena aku takut engkau balik bersujud
kepadaku. Cukuplah engkau bersujud kepada Yang
Menciptakanmu saja".

[22]
Katakanlah: "Semuanya (kebajikan dan kejahatan itu)
datangnya dari sisi Allah" 93.

Sehingga Rasulullah berdoa; “Ya Tuhanku.


Sesungguhnya aku berlindung dengan Mu dari Mu."
Rasulullah berdoa demikian karena memang tahu
bahwa tidak hanya kebajikan, tapi kejahatan juga
datangnya dari Allah.

[23]
Tetaplah berdoa dan berusaha atas kebahagiaan yang
engkau inginkan, tapi ketetapan Allah tidak bisa dirubah
atas segala doa dan usaha yang engkau lakukan. Karena
sesungguhnya doa dan usaha yang engkau lakukan
termasuk ketetapan Allah juga.

93
QS. An Nisaa': 78. Untuk keterangan yang sifatnya bisa menimbulkan
penyalagunaan pemahaman, Allah tidak memberikan kalimat secara
nyata, tapi disingkat atau disamarkan, dan manusia disuruh berpikir
sendiri. Contohnya ayat An Nisaa’ 78, cukup dikatakan ‘Semuanya’,
sebenarnya yang maksudnya adalah semua ‘kebajikan dan kejahatan’.
29
Paradoks
“Janganlah engkau berduka cita terhadap apa yang
luput dari mu, dan jangan engkau terlalu gembira
terhadap apa yang diberikan Nya kepada mu, karena
tiada suatu bencana serta kebahagiaan yang menimpa di
bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri, melainkan
telah tertulis dalam kitab Lauhul Mahfuzh sebelum
engkau diciptakan 94”.

[24]
“Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan
kamu satu umat saja, tetapi Allah menyesatkan siapa
yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada
siapa yang dikehendaki-Nya 95”.

Tetapi sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun


lagi Maha Penyayang kepada mereka yang telah
disesatkannya.

94
QS. Al Hadiid: 23-22.
95
QS. An Nahl: 93.

30
Bertauhid

5. BERTAUHID
[1]
“Dan Dialah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan
gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan
padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah
menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
memikirkan 96”.

Allah menciptakan makluk dimuka bumi dengan beraneka


ragam, masing-masing makluk diciptakan dengan berpasang-
pasangan. Tidaklah ada kekuatan apapun yang bisa
merubahnya.

Apabila Allah berkuasa menciptakan buah-buahan yang


berpasang-pasangan, maka Allah jualah yang berkuasa
menciptakan manusia itu mukmin atau manusia itu kafir,
manusia itu baik atau manusia itu buruk. Dan Allah berkuasa atas
perubahan yang ada di hati manusia untuk menjadikannya
terang (mukmin) setelah gelap (kafir), dan menjadikannya gelap
setelah terang. Tidak ada sedikitpun yang luput atas kehendak
Nya.

[2]
Wahai anaku (Nurun Ala Nurin), tirulah Nabi Ibrahim!
sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun
lagi pengiba dan suka kembali kepada Allah 97.

Kembali kepada Allah dengan jalan memahami bahwa tidak ada


segala sesuatu; baik Af’al-Asma-Sifat-Dzat dari langit, bumi dan

96
QS. Ar Ra’d: 3.
97
QS. Huud: 75.

31
Bertauhid
segala makluk yang ada diantara keduanya kecuali Af’al-Asma-
Sifat-Dzat Allah.

[3]
Ketika Nabi Ibrahim dilempar ke dalam api oleh Namrud.
Datanglah Jibril menawarkan pertolongannya pada Ibrahim.
Ibrahim menolaknya, dan berkata “Hasbunallaahu wa ni'mal
wakiil 98, ni'mal maula wani'mannasir 99”.

Kata Ibrahim, “Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan


Allah adalah sebaik-baik Pelindung. Dia adalah sebaik-baik
Pelindung dan sebaik-baik Penolong”.

Tidak ada penolong seorang dalam kesulitan kecuali Allah


dengan berbagai macam perantara, maka janganlah engkau
sekali-kali beranggapan bahwa perantara tersebut yang memberi
pertolongan. Walaupun perantara itu adalah Jibril sekalipun.

[4]
Kalimat Syahadat “Lailahailallah”, pengertian Syariatnya "Tiada
Tuhan melainkan Allah", Tharekatnya "Tiada Yang Nyata
melainkan Allah, Hakikatnya "Tiada Yang Berhak ada melainkan
Allah", Ma'rifat pengertiannya "Tiada Yang Berwujud kecuali
Allah".

Dan Syahadat Syariat tempatnya di akal, Syahadat Tharekat


tempatnya di hati, Syahadat Hakikat tempatnya di ruh, Syahadat
Ma’rifat tempatnya di rasa.

98
QS. Al ‘Imraan: 173.
99
QS. Al Anfaal: 40.
32
Bertauhid
[5]
Seorang penyair 100 berdoa untuk menjadikan Allah sebagai
pemimpin dalam hidupnya, “Tuhan-ku, jikapun tanganMu
terlalu suci sehingga jijik untuk berurusan dengan segala yang
kotor dalam kehidupan hambaMu, mohon Engkau berkorban
sekali ini saja, sentuhlah kepala-ku, pegang ia dan cabut dari ku,
ku usulkan langsung saja Kau buang kepala-ku, lalu dirikanlah
kerajaanMu dan dan Engkau sajalah yang mulai sekarang
bertindak sebagai kepala-ku. Amin”.

[6]
Apakah manusia tidak berpikir bahwasannya Tuhan Maha
Tunggal. Untuk menunjukkan benar ketunggalanNya, maka Ia
menciptakan makluk yang plural 101. Jadilah manusia berbangsa-
bangsa, bersuku-suku 102, berlainan bahasa dan wana kulit 103,
berbagai budaya, termasuk diantaranya berbagai agama
(berbagai jalan) .
104

Sesungguhnya Allah hendak menguji mereka terhadap


pemberianNya, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.
Hanya kepada Allah lah kembali mereka semuanya, lalu
diberitahukan Nya kepada mereka apa yang telah mereka
perselisihkan.

[7]
“Hubbuka lisy-syai yuuma va yusim 105”. Artinya, “Kecintaanmu
pada sesuatu selain Allah akan membutakanmu dan
menulikanmu dari pada Nya”.

100
Emha Ainun Nadjib.
101
Sekiranya Allah menghendaki, niscaya mereka dijadikanNya satu umat saja.
102
QS. Al Hujuraat: 13.
103
QS. Ar Ruum: 22.
104
QS.Al Maa’idah: 48.
105
Al Hadist.
33
Bertauhid
[8]
Setinggi apapun keimanan seorang, kalau ia belum mau berserah
diri, maka orang tersebut belum dapat dikatakan Islam.
Demikian juga sedalam apapun keberserahdirian seorang, kalau
ia tidak tau Tuhannya, maka orang tersebut belum dapat
dikatakan Ihsan.

[9]
Setiap hari adalah hari Ju'mat. Setiap malam adalah malam
Bulan Purnama. Setiap malam adalah malam Lailatul Qadar.
Setiap malam adalah malam Isra’ Mi’raj.

Setiap saat adalah waktu kebangkitan. Yaitu hari ketika mereka


keluar dari kubur, tiada suatupun dari keadaan mereka yang
tersembunyi bagi Allah. Lalu Allah berfirman, “Kepunyaan
siapakah kerajaan padahari ini? Kepunyaan Allah Yang Maha Esa
lagi Maha Mengalahkan 106”.

Apabila manusia merasa hatinya menyatu dengan Allah, maka


kapanpun dan dimanapun ia berada, sesunguhnya ia di hari
Jumat, yaitu hari bersatu.

Apabila manusia merasa hatinya melihat Allah dengan tidak ada


keraguan sedikitpun, maka ia laksana melihat bulan purnama
sehingga malam menjadi terang benderang karenanya.

Apabila manusia mampu membersihkan hatinya hingga benar-


benar senyap dari segala macam keramaian, maka bersiaplah
Allah akan menurunkan cahayaNya (petunjuk Al-Qur’an)
dengan diiringi para malaikat. Karena sesungguhnya hati yang
diberi petunjuk oleh Nya akan lebih baik dari pada seribu hati,
bahkan lebih baik dari pada sejuta hatipun yang tanpa
petunjukNya.
106
QS. Al Mu'min: 16.

34
Bertauhid

Apabila dalam kesunyian hatinya manusia selalu menghadap


kepada Tuhan Nya, maka sesebarnya ia mi’raj diatas langit ke-
tujuh, dan telah bertemu langsung dengan RabNya.

Apabila hati manusia dibangkitkan, maka sesungguhnya ia


ditanya, siapakah yang berkuasa pada kerajaan (hati) pada hari
ini? Maka ia (orang beriman) menjawab bahwa kerajaan ini
adalah milik Allah.

[10]
Seekor anjing apabila dilempar seketul batu, lantas anjing
menyalak-nyalak menyalahkan batu yang menyakiti tubuhnya,
bukan kepada si pelontar batu. Itulah yang dinamakan
mentalitas anjing 107, tidak jauh bedanya dengan seorang apabila
merasa dirinya disakiti, lantas marah dan menyalahkan orang
yang menyakitinya. Padahal Allah mengatakan bahwa Ia yang
menciptakan manusia dan apa-apa yang dikerjakannya 108.

[11]
Terdapat lima kedekatan Allah terhadap manusia yang dijelaskan
Al-Quran. Yaitu; “Mukhit” (meliputi), “Ma’a” (bersama),
“Qarib” (dekat), “Indallah” (disisi Allah), dan “Muslimuun”
(berserah diri).

Pertama. Kedakatan Allah berlaku untuk semua (“Mukhit”-


meliputi), Allah yang tunggal meliputi segala sesuatu, baik yang
ada di bumi maupun yang ada di langait, baik yang terdhohir
maupun yang bathin, baik yang di dunia maupun di akhirat, baik
orang mukmin atau orang kafir, baik di surga maupun di neraka.
Semuanya alam semesta beserta isinya diliputi oleh Allah tanpa
kecuali.

107
Keterangan Imam Ghozal.
108
QS Ash Shaaffaat: 96.
35
Bertauhid
”Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi,
dan adalah Allah Maha Meliputi segala sesuatu 109”.

Bahkan Allah juga meliputi orang-orang kafir. ”Atau seperti


orang-orang yang ditimpa hujan lebat dari langit disertai gelap
gulita, guruh dan kilat, mereka menyumbat telinganya dengan
anak jarinya, karena mendengar suara petir, sebab takut akan
mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir 110”.

Kedua. Kedekatan dengan kata ”Ma’a” (bersama) bersifat lebih


khusus dibandingkan dengan ”Mukhit”. Misalnya ”Innaallah
ma’ash shabirin” (sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang
sabar). Dalam ayat tersebut seolah Allah ingin menegaskan
bahwa Dia memberikan perhatian atau pembelaan yang khusus
bagi orang yang sabar.

”Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat


sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar 111”.

Ketiga. Kedekatan yang lebih tinggi lagi adalah “Qarib”


(bersama). Kata ini lebih menekankan pada kedekatan secara
emosional agar manusia berusaha lebih dekat lagi kepada Allah.

”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang


Aku, maka jawablah, bahwasanya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia
memohon kepada Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi

109
An Nisa’: 126.
110
Al Baqarah: 19.
111
QS. Al Baqarah: 153. Kata ”Ma’a” juga terdapat di QS. Al Hadiid: 4, QS. Al Anfaal: 46,
QS. An Nahl: 128, QS. At Taubah: 40, QS. A Taubah: 36.

36
Bertauhid
segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada Ku,
agar mereka selalu berada dalam kebenaran 112”.

Allah menggunakan kata ”Qarib” secara khusus kepada Isa AS


sebagai hambanya yang dekat di dunia dan akherat 113.

Keempat. Tingkat yang lebih tinggi dari ”Qarib” yang


digambarkan Al-Qur’an terhadap kedekatan dengan Allah
adalah ”Indallah” (disisinya). Tingkat kedekatan ini diberikan
bagi mereka yang mati syahid di jalan Allah.

”Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di


jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya
dengan mendapat rejeki 114”.

Kelima. Kedekatan yang paling dekat kepada Allah, atau tingkat


yang paling tinggi kedekatan seseorang terhadap Allah adalah
”Muslimuun” (berserah diri). Kedekatan inilah yang seharusnya
dicapai oleh orang-orang yang Bertakwa.

”Dan kamu sekali-kali tidak dapat memalingkan orang-orang


buta dari kesesatan mereka. Kamu tidak dapat menjadikan
seorangpun mendengar, kecuali orang-orang yang beriman
kepada ayat-ayat Kami, lalu mereka berserah diri 115”.

[12]
Jangan bersedih apabila mereka menolak walaupun telah
diingatkan kepada mereka dengan tanda-tanda yang nyata 116

112
QS. Al Baqarah: 186, Kata “Qarib” juga terdapat di QS. Qaaf: 16, QS. Huud: 61, QS. Al
Muthaffifiin: 28.
113
QS. Ali ’Imran: 45.
114
QS. Ali ’Imran, 169, QS. Ashaad: 40, QS. Al Anfaal: 4.
115
QS. An Naml: 81, kata ”Muslimuun” juga terdapat di QS. Az Zumar: 12, QS. An Nahl:
89, QS. Az Zumar: 38.
116
Walaupun sekiranya Allah turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang
telah mati berbicara dengan mereka dan Allah kumpulkan pula segala sesuatu ke
37
Bertauhid
agar beriman dan bertauhid kepada Allah. Karena tidaklah
mereka akan beriman dan bertauhid kecuali Allah sendiri yang
meghendaki.

[13]
Janganlah engkau mempunyai pemikiran yang hiperbolik dan
penyalagunaan kewenangan Tuhan, seperti yang diungkapkan
seorang penyair 117:

Tuhan sudah sangat populer, namanya dihapal di luar kepala,


sehingga amat jarang orang yang sungguh-sungguh
mengingatNya.

Tuhan sudah sangat populer, seperti matahari yang tak pernah


tak bercahaya, sehingga kadang-kadang saja orang menyadari
keberadaan dan peranNya.

Tuhan sudah sangat popular, terkadang orang berfikir Tuhan


adalah pegawai. Disuruh mengabulkan doa-doa pamrih pribadi,
yang diucapkan dengan mulut si penagih janji.

Tuhan sangat populer, sehingga Tuhan diberhalakan,


digambarkan dengan gagasan-gagasan. Kalau orang lain
membuat gagasan Tuhan yang berlainan, mereka bertengkar dan
saling mengkafirkan.

Tuhan sudah sangat populer, sudah dijadikan komuditas yang


amat sekuler, diiklankan dengan indahnya, disebut dan
dimanfaatkan dimana-mana.

hadapan mereka, niscaya mereka tidak juga akan beriman, kecuali jika Allah
menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui [QS. Al An’aam: 111].
117
Ehma Ainun Nadjib.
38
Bertauhid
Tuhan sudah sangat populer, Tuhan dijadikan suku cadang untuk
membuat senjata, dibubuhkan namaNya di surat-surat
keputusan.

[14]
Malamkan hati, sucikan hati, sepikan hingga benar-benar senyap.
Didalam hati yang suci, didalam hati yang senyap cahaya Allah
dan para malaikat akan turun. Hati menjadi khusuk dibawah
lindungan cahaya kebesaranNya.

Ketenangan hati adalah surga yang dijanjikan. Kesucian hati


adalah kerajaan Allah.

Malamkan hati, ganjilkan hati, hingga Allah sajalah yang


menggenapi. Gembalakanlah hatimu menuju cahaya Allah.

Seluruh penghuni surga menyambut dan mengucap salam.

Ayat-ayat suci akan diwahyukan. Ayat-ayat Nya adalah cahaya


kebangkitan.

Malamkan hati, ganjilkan hati, hingga cahaya Allah yang


melengkapi. Petunjuk kebenaran membimbing pada cahaya
sejati. Memancar dari hati yang bersih.

[15]
“Lailaha” itu cukup urusan mulut sampai ujung lidah, tapi
“ilallah” membutuhkan kebersihan hati sampai ke pangkal ruh.

[16]
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya setengah dari pada ilmu itu
sangat rahasia seperti keadaan sesuatu yang tersembunyi, tidak
dapat diketahui ilmu yang sangat rahasia itu kecuali oleh Ulama
Billah. Maka apabila mereka Ulama Billah menyebutkan ilmu
rahasia itu, tidak akan mengingkarkannya kecuali oleh orang
39
Bertauhid
yang bukan ahli ilmu Billah”. Aku bertanya “Ilmu apakah itu ya
Rasulullah?” Yaitu ilmu berma’rifat kepada Allah.

Abu Hurairah r.a berkata, “Aku peroleh dari Nabi Muhamaad


saw dua macam dari pada ilmu. Maka, satu dari pada dua ilmu
itu aku harus ceritakan. Adapun ilmu lain tiada aku harus
ceritakan, jikalau aku ceritakan akan ilmu yang kedua niscaya
dipotong leher-ku”. Aku bertanya “Ilmu apakah yang kedua itu,
ya Abu Hurairah?” Yaitu ilmu berma’rifat kepada Allah.

Ali Karramallahu Wajhah berkata, “Ya Tuhan-ku, mutiara sesuatu


ilmu itu jikalau aku nyatakan dengan berterus terang niscaya
akan dikatakan orang kepada aku; Hai Ali, engkau adalah orang
yang menyembah berhala. Dan sesungguhnya ada orang-orang
Islam yang menghalalkan darah-ku. Mereka itu melihat bahwa
perbuatan yang paling jahat yang mereka lakukan itu sebagai
suatu perbuatan baik”. Aku bertanya, “Mutiara ilmu apakah itu,
ya Ali?” yaitu ilmu berma’rifat kepada Allah.

[17]
Umat Yahudi menganaktuhankan Uzair, Umat Nasrani
menuhankan Isa, maka engkau jangan mengulang perbuatan
mereka dengan mengkultuskan Muhammad seolah ia sebagai
Tuhan yang memiliki kekuatan. Pelajarilah tauhid agar engkau
benar-benar berserah diri hanya kepada Allah 118.

[18]
Tahukah engkau ada barang di dunia yang lebih baik dari tali
tasbih? yaitu tali yang menghubungkan manusia dengan
TuhanNya.

118
QS. At Taubah: 30. Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-
orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikianlah itu ucapan mereka
dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu.
Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?
40
Bertauhid
[19]
Jangan dikira khamar itu hanya arak, tapi semua yang
memabukkan (memalingkan) hati dari pada adalah Allah
khamar.

Harta-pangkat adalah khamar, anak-istri adalah khamar, langit-


bumi adalah khamar, dunia-akhirat adalah khamar, dan
sesungguhnya khamar yang paling berbahaya bagi bagi seorang
muslim adalah surga dan neraka.

[20]
Sesungguhnya Tuhan engkau ialah Allah yang menciptakan langit
bumi beserta isinya dalam enam masa (tahapan) 119.

Awalnya Ia adalah “Achadiyyah”, kemudian untuk mewujutan


langit bumi beserta isinya melalui enam tahapan berikutnya,
yaitu; “Wachdah”, “Wachidiyyah”, “‘Alamul Arwah”, “Alamul
Mitsal ”, “‘Alamul Ajsam” dan “‘Alamul Insan”.

Kesemua tahapan ini disebut Martabat Tujuh 120.

[21]
Tuhanku mengapa Engkau menciptakan alam semesta? Begini
jawabMu “Kuntu kanzan makhfiyyan wa aradtu an `uraf fa
khalaqta al-khalq fa bihi `arafuunii - Akulah perbendaharaan
yang tersembunyi. Aku ingin supaya dikenali, maka Aku jadikan
alam semesta ini, agar mereka mengenal kepada Ku”.

119
Al-Quran surat Al Furqaan: 59. Hal yang serupa juga disebut di QS. Al A’raaf: 54, QS.
Yunus: 3, QS. Huud: 7, QS. As Sajdah: 4, QS. Qaaf: 38, QS. Al Hadiid: 4.
120
Martabat Tujuh pertama kali diperkenalkan oleh Ahli Tasawuf dari Gujarat, Muhammad Ibn
Fadhulla dalam kitab berjudul “At-Tuchfatul-Mursalah ila ruchin-nabi shallal-Lahu ‘alaihi wa
salam” yang berarti “Untaian hadiah yang terkirim kepada jiwa Nabi Muhammad SAW”.
41
Bertauhid
Tuhan-ku siapakah sebenarnya aku dan siapakah sebanarnya
Engkau? Begini jawab-Mu “Al insannu sirri wa anna sirruhu -
Manusia itu rahsia-Ku dan Akulah yang menjadi rahasianya.”.

Lalu bagaimana aku mengenal engkau? Begini jawabMu “Man


arafa nafsahu fakat arafa rabbahu - Barang siapa mengenal
dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya”.

Lantas apa lagi kalau aku sudah mengenal Engkau? “Diamlah!”


kataMu.

[22]
Allah menciptakan langit-bumi seisinya serta semuanya atas
kewenangannya sendiri. Tidaklah mungkin Allah menciptakan
langit-bumi seisinya serta semuanya karena suatu kewajiban.

Allah menciptakan langit-bumi seisinya serta semuanya, Allah


tidak membutuhkan manfaat dari ciptaan tersebut 121. Tidaklah
mungkin Allah menciptakan langit-bumi seisinya serta semuanya,
Allah membutuhkan manfaat dari ciptaan tersebut.

Allah menciptakan langit-bumi seisinya serta semuanya, dimana


langit-bumi seisinya serta semuanya tidak mempunyai daya sifat.
Tidaklah mungkin Allah menciptakan langit-bumi seisinya serta
semuanya, dimana langit-bumi seisinya serta semuanya
mempunyai daya sifat.

Allah menciptakan langit-bumi seisinya serta semuanya, dimana


langit-bumi seisinya serta semuanya tidak mempunyai daya kuat.
Tidaklah mungkin Allah menciptakan langit-bumi seisinya serta
semuanya, dimana langit-bumi seisinya serta semuanya
mempunyai daya kuat.

121
Al 'Ankabuut: 6, Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
semesta alam.
42
Bertauhid
[23]
Bagaimana engkau menganggap bahwa Dia tidak nyata adanya,
bagaimana engkau bisa menyembunyikan sesuatu dari Dia, kalau
Dia “wal awalu wal akhiru wa zahiru wal batinu, wa huwa bikul
li saiin alim 122”, Dia yang Awal dan Yang Akhir , Dia Yang
Dhohir dan Yang Bathin, dan Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu.

[24]
“Wallahu kholakum wa ma ta'malun 123”. Ketahuilah Anak-ku
bahwasannya Allah lah yang menciptakan engkau dan apa yang
engkau perbuat.

[25]
Hijrah terbesar tidak lain adalah perpindahan keyakinan hati
dari Ilman Yaqin, ‘Ainul Yaqin, Haqqul Yaqin dan Akmalul Yaqin
untuk mengetahui bahwa tidak ada perbuatan yang bertebaran
di alam ini, kecuali perbuatan Allah, tidak ada nama yang
melekat pada suatu apapun, melainkan nama Allah, tidak ada
sifat yang mewarnai diri, kecuali sifat Allah, tidak ada zat yang
meliputi makluk, kecuali Zat Allah.

[26]
Ya Tuhan, apabila surga menghalangiku untuk bertemu dengan-
Mu. Coretlah namaku dari daftar calon penghuninya, tutup
rapat-rapat pintunya atas diriku, agar aku tidak sekali-kali bisa
masuk kedalamnya. Kalaupun itu belum cukup untuk
bermukasyafah denganMu, sebelum neraka harus ku diami.
Panaskan suhu nerakaMu, asalkan semakin terang musyahadah
ku atas Mu.

122
QS. Al Baqarah: 115.
123
QS. Ash Shaaffaat, 96.

43
Bertauhid
[27]
Wahai Tuhan tambatkan hati kami, agar kami tidak menempuh
dunia, agar kami tidak berburu akhirat. Apa yang kami inginkan
hanyalah menatap ridhaMu sampai kami tiba dilarut hari kami.
“Illahi anta maksudi waridhaka matlubi”, Diri-Mu lah yang kami
tuju, ridhoMu lah yang kami minta.

[28]
Katakanlah “Laa tak budu rabbana lam yarah”, artinya “Aku
tidak akan menyembah Allah bila aku tidak melihatnya terlebih
dahulu”.

Katakanlah “Layasul shalat illa bin ma’rifat”, artinya “Tidak sah


shalat tanpa mengenal Allah”.

Ketahuilah bahwa “Barang siapa mengenal dirinya dia akan


mengenal Tuhannya”, dikatakan; “Man arafa nafsahu fakat
arafa rabbahu”.

Allah mengatakan “Manusia itu rahasia-ku dan akulah


rahasianya”, “Al insannu sirri wa anna sirruhu”.

Allah juga mengatakan; “Wafi amfusikum afala tubsiruun”,


artinya “Aku ada didalam jiwamu mengapa engkau tidak
melihat”.

Allah mengatakan “Kuntu kanzan makhfiyyan wa aradtu an


`uraf fa khalaqta al-khalq fa bihi `arafuunii “, artinya “Akulah
harta tersembunyi dan Aku ingin dikenal sehingga Aku
menciptakan makhluk agar mengenal Ku”.

Ketahuilah bahwa “Awaludin ma’rifatullah”, artinya “Awal


agama adalah mengenal Allah”.

44
Bertauhid
[29]
Bagaimana engkau bisa ragu-ragu tentang Dzat Allah? Padahal
Dialah yang Awal dan Yang Akhir, “Wal awalu wal akhiru”.
Dialah Yang Dhahir dan Yang Bathin, “Wa zahiru wal batinu”.
“Wa huwa bikul li saiin alim”,

Bagaimana engkau bisa membatasi bahwa Allah hanya


mengetahui bumi diwaktu siang? Padahal Dialah yang Maha
Mengetahui segala sesuatu 124.

Bagaimana engkau bisa membatasi bahwa Allah hanya


menguasai perihal kebajikan 125? Padahal Dialah yang Maha
Kuasa atas segala sesuatu 126.

[30]
Sesungguhnya tidak dihidupkan segala sesuatu kecuali segala
sesuatu berasal dari yang yang hidup pula. Tanah, gunung, bumi,
laut, udara, api itu hidup 127, sehingga dari padanya
ditumbuhkanlah berbagai kehidupan.

[31]
Engkau pasti bertanya, dari bahan apakah alam semesta ini
diciptakan? Maka ketahuilah bahwa alam semesta ini dicitakan
dari Dzat Allah.

Engkau juga bertanya, sejak kapan adanya alam semesta? Maka


ketahuilah bahwa alam semesta tanpa permulaan dan tanpa
akhir.
124
QS. Al Hadiid: 3.
125
Semua kebjikan dan kejelekan, semua petunjuk dan kesesatan, Allah lah yang berkuasa
atasnya. Kalaupun dikatakan bahwa kejelekan atau kesesatan datangnya dari manusia atau
jin, hal itu adalah tahapan untuk menuju pada pemahaman bahwa semua dari Allah.
126
Al Hadiid: 2.
127
Hidup karena diberi kehidupan oleh Allah.
45
Bertauhid

Apabila ciptaan dianggap materi (diwujudkan), maka semua


wujud (ciptaan) tidak bisa dibuat dan tidak bisa dimusnakan 128,
yang bisa adalah berubah bentuk dari materi ke materi, materi
ke energi, energi ke materi, energi ke energi. Kalau ciptaan aja
demikian apalagi Dia yang menciptakan.

“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Dhahir dan Yang
Bathin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu 129”.

[32]
Banyak orang yang muak kepada berhala sambil mendekap
berhala 130 yang lebih berhala. Dan tidak sedikit orang berjuang
melawan berhala sambil menawarkan dirinya untuk
diberhalakan.

Dalam ketakutan akan berhala, bertumbulah berhala-berhala.


Karena pengetahuan tentang berhalapun bisa menjadi berhala.

Hati-hati lah dengan berhala yang bukan berhala, karena tak


berjarak dengan kesadaran manusia, menyatu dengan siang-
malam, menafasi bagai udara.

[33]
Allah tidak menyuruh menyembelih anak Ibrahim 131, Allah tidak
pernah memerintahkan mengkurbankan sosok Ismail, karena
Allah bukan Tuhan sadisme, bukan tuhan kekerasan. Sosok
berhala di hati Ibrahim-lah yang harus disembelih agar cintanya

128
Dalam fisika disebut Hukum Lomonosov Lavoisier-Hukum Kekekalan Masa.
129
QS. Al Hadiid: 3.
130
Semua selain Allah apabila dianggap mempumyai kekuatan dan menjadi sandaran,
tak terkecuali Diri pribadi, Rasulullah Muhammad, Malaikat Jibril, wali dan auliya’,
Al-Quran, surga, seluruh alam adalah berhala.
131
QS. Ash Shaaffaat: 102
46
Bertauhid
pada Allah tidak tersaingi oleh bentuk apapun, termasuk
tersaingi oleh cintanya pada Ismail.

[34]
Kalau Tuhan menumbuhkan dari air hujan berjenis-jenis tanaman
dan buah-buahan beraneka rasa di bumi, apalagi menciptakan
manusia di bumi yang sama. Pastilah berlainan budaya, bahasa,
warna kulit, agama dan keimanan.

[35]
Jangankan manusia lain, Rasulullah Muhammad sendiripun pada
waktu awal menyampaikan agama (tauhid) banyak yang
mencomoh dan mengatakan bahwa Rasulullah itu gila, stress,
kesurupan. Barulah setelah ia mengajarkan hukum (syariat),
sehingga Islam banyak pemeluknya sampai sekarang ini.

[36]
Janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong 132
dan angkuh 133, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong lagi membanggakan diri 134. Dan datanglah
kepada Allah sebagai orang-orang yang berserah diri 135.

[37]
Wahai anak-ku, tirulah Nabi Ibrahim, sesungguhnya Ibrahim itu
benar-benar seorang yang penyantun lagi penghiba dan suka
kembali kepada Allah 136.

132
QS. Al Israa’:37.
133
QS. Luqman: 18.
134
QS. An Nisaa’: 36, juga disebutkan di QS. An Nahl: 23, Al Hadiid: 23.
135
QS. An Naml 31.
136
QS. Huud: 75.

47
Bertauhid
[38]
Tanda kemantapan ketauhid seorang terhadap Allah, dilihat dari
ketepatan ia menjawab empat pertanyaan tentang
keimanannya; Apakah Allah itu? Dimanakah Allah berada?
Sedang apa Allah sekarang? Apakah sekarang bisa bertemu Allah?

[39]
Kalau di kepalamu masih terdapat akal, maka pekerjakanlah ia,
peraslah ia, benturkan ia, sehingga akalmu mengerti bahwa
engkau tidak sanggup menciptakan dirimu sendiri, bahwa
engkau tidak sanggup menghidupkan jantungmu sendiri, bahwa
engkau tidak sanggup meramu barang setetes dari darahmu
sendiri, bahkan engkau tidak sanggup menumbuhkan walupun
itu sehelai rambutmu sendiri 137.

[40]
Butanya aku terhadap-Mu ya Allah, tulinya aku terhadap-Mu ya
Allah, bodohnya aku terhadap-Mu ya Allah. “Laa ilaha ila anta.
Subhanaka inni kuntum minadhalimin 138”.

[41]
Dan keterangan-keterangan ini menjelaskan kepada engkau
makna-makna yang dalam-sehingga Al-Qur’an benar-benar
menjadi petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-
orang yang berserah diri.

[42]
Allah berkata:
“Wahai hamba-Ku! Aku sakit, kenapa engkau tidak menjenguk
Ku”.

137
Ehma Ainun Nadjib.
138
QS. Al Ambyaa: 87.

48
Bertauhid
“Wahai hamba-Ku! Aku lapar, kenapa engkau tak memberi Ku
makan”.

“Wahai hamba-Ku! Aku haus, Aku haus, kenapa tak engkau beri
Aku minuman”.

Daud bertanya:
“Wahai yang Maha Pengasuh. Betapa aku akan menjenguk
Engkau, betapa mungkin Engkau sakit, padahal Engkaulah Tuhan
seluruh alam”.
“Wahai Tuhanku. Betapa mungkin aku member-Mu makan,
padahal Engkaulah Maha Kaya seru sekalian alam”.

“Wahai Tuhan Pengasuh. Betapa mungkin aku memberi-Mu


minuman, sedangkan Engkaulah penumpah rakhmat semesta
alam”.

Allah menjawab:
“Wahai anak Adam! Kalau engkau menjenguk hamba-Ku yang
sakit niscaya engkau bertemu dengan Ku disisinya”.

“Wahai anak Adam! kalau engkau memberi makan kepada


hamba-Ku yang kelaparan, niscaya engkau berjumpa dengan Ku
disisi Nya”.

“Wahai anak Adam! Sekiranya engkau memberikan seteguk


minuman kepada hamba-Ku yang kehausan, pastilah engkau
temukan Aku disisinya”.
Butanya aku, tulinya aku, bebalnya aku, ya Allah. “La ila ha illa
anta subhanaka inni kuntu minadhalimin”.

49
Bertauhid
[43]
Allah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia
bersemayam di atas ‘Arsy 139.

Penciptaan langit dan bumi dimulai dari wujud Allah yang awal,
yaitu Ahadiah (tidak bernama, tidak bersifat, dan tidak dapat
diindra). Kemudian membutuhkan enam masa (tahap)
berikutnya, yaitu “Wahdah”, “Wahidiyah”, “Nur Muhammad”,
“Alam Misal”, “Alam Jisim” dan “Alam Insan” 140.

Ketahuilah bahwa ‘Arsy bukan ditimur atau di barat, bukan di


atas bumi atau dibawah bumi, tetapi dimana-mana adalah ‘Arsy,
dan Allah berada diatasnya, yaitu kekuasaan tertinggi atas segala
sesuatu.
Ingatlah, Allah lah yang menciptakan dan menggerakkan segala
sesuatu, termasuk manusia. Maha Suci Allah, Tuhan semesta
alam.

[44]
Kursi kekuasaan dan ilmu Allah meliputi langit dan bumi, dan
Allah tidak merasa berat memihara keduanya. Tidak ada yang
menggerakkan elektron terhadap proton kecuali Allah, Tidak
ada yang memerintah akal dan hati manusia kecuali Allah, dan
tidak pula ada yang berkuasa terhadap Malaikat dan Iblis keciali
Dia. Tidak ada yang dapat memberi syafa’at walau seorang
malaikat atau rasul kecuali atas kehendakNya sendiri. Allah
mengetahui apa yang ada di hari depan dan di hari belakang,
dan Allah Maha Tinggi dan Maha Besar.

[45]
Tahukah engkau orang yang menyembah hawa nafsunya, ialah
mereka yang bercita-cita dimasa muda suka ria, di masa tua

139
QS. Al A’raaf: 54, QS. Al Hadiid: 4.
140
Martabat Tujuh.
50
Bertauhid
kaya, dan matinya masuk surga. Karena mereka selama hidupnya
tidak ada keinginan untuk bertemu dengan Tuhannya.

[46]
Apabila 20 Sifat Waib yang begitu sempurna itu milik Allah
sebagai Khalik, maka kemustahilan Sifat Wajib tersebut adalah
milik Allah juga 141. Sesungguhnya Sifat Allah tidak terbatas.

[47]
Perjalanan menuju Tuhannya membutuhkan waktu yang sangat
lama, lebih-lebih bagi hati yang kurang bersih, dan tergantung
kadar serta usaha seseorang dalam penyucian hatinya. Hal
tersebut dikarenakan kondisi hati manusia beragam adanya.

Hati dapat digambarkan seperti bumi. Ada kalanya bumi digali


sedikit saja, sudah bisa keluar mata airnya. Ini adalah gambaran
bagi hati seorang yang bersih. Tapi ada bumi yang digali sampai
dalam, tapi tetap saja tidak keluar mata airnya, karena kondisi
tanahnya yang tandus, gersang dan berbatu. Hal ini adalah
gambaran hati yang keras, bahkan sudah mengerjakan semua
perintah agama, akan tetapi belum juga keluar mata air
(Hikmah) nya.

Kalau bumi sudah digali tapi tidak keluar airnya, solusinya


bagaimana? Hantamkan saja Al-Qur’an pada bumi tersebut,
karena telah dikatakan bahwa “Dan sekiranya ada suatu bacaan
yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan
atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang
sudah mati dapat berbicara, tentulah Al-Qur’an itulah dia 142”.

141
Apabila Allah memiliki sifat “Wujud” (ada) maka sifat “Adam” (tiada) adalah milik
Allah. Apabila Allah memilik sifat “Baqa” (kekal) maka sifat “Fana” (binasa) adalah
milik Allah.
142
QS. Ar Ra’d: 31.

51
Bertauhid
[48]
Apabila dengan kakimu engkau tidak sampai mendaki langit,
gunakanlah akalmu. Apabila akalmu hanya berhenti dilangit
yang ketujuh, lanjutkan dengan hatimu. Dan apabila hatimu
mengalami pasang surut dalam menatap wajah Nya, ketahuilah
bahwasanya tanpa kau perintahpun-ruhmu tidak sekejapun
lengah dalam bersimpuh dihadapan Allah.

[49]
Saat sekarang tidak ada manusia yang menyembah api atau iblis,
yang ada seorang mengagungkan hawa nafsunya. Padahal
semuanya sama. Saat sekarang tidak ada manusia mengaku
Tuhan sedemikian Firaun, yang ada pengakuan terhadap
kekuatan diri. Padahal mereka sama saja.

[50]
Mendung tidak setetespun menurunkan hujan, matahari tidak
sederajatpun menaikan panas, usaha tidak selangkahpun
merubah arah nasib, akal tidak seatompun membuahkan ilmu,
ruh tidak sedetikpun membuat hidup, Al-Qur’an tidak
sehurufpun membuka hati, kecuali semua atas kehendak Allah
sendiri.

[51]
Kalau engkau paham hakikatnya Tursina, engkau akan malu ber-
khalwat dipuncak gunung. Kalau engkau paham hakikatnya gua,
engkau akan enggan ber-mufarid di dalam bumi. Kalau engkau
paham hakikatnya hutan, engkau akan menolak ber-zuhud di
rimba belantara. Kalau engkau paham hakikatnya Sidratul
Muntaha, engkau tidak akan terbang untuk ber-uzlah ke langit.
Kalau engkau paham hakikatnya Baitullah, you are not
everywhere.

52
Bertauhid
[52]
Orang kafir bukan hanya orang yang di luar Islam, mereka yang
iman tetapi hatinya tertutup dihadapan Allah atau tidak
mengenal Allah, mereka tergolong orang kafir.

Walaupun sekiranya Allah turunkan malaikat kepada mereka,


dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan
Allah kumpulkan pula segala sesuatu ke hadapan mereka, niscaya
mereka tidak juga akan tidak mau mengenal Allah, kecuali jika
Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak
mengetahui.

[53]
Iblis adalah makhluk pengkhianat Tuhan yang dari mulutnya
terucap pengakuan bahwa sesungguhnya mereka takut
kepadaNya.

Manusia adalah khalifah Tuhan yang bersujud kepada Nya,


tetapi dari penglihatan terhadap apa yang ummat manusia
hasilkan dalam peradaban mereka, yang tampak menonjol
adalah perilaku-perilaku yang bukan hanya tidak takut kepada
Tuhan, melainkan juga merendahkan kesucian Nya.

[54]
Aku mengenal Allah bukan karena Al-Qur’an, bukan karena
Muhammad, bukan karena Wali, tapi aku mengenal Allah
karena Allah sendiri (titik).

[55]
Sifat Allah jangan dibatasi dengan 20 sifat, Asma Allah jangan di
patok 99 nama, Dzat Allah jangan batasi dhohir bathin,
kehendak Allah jangan dibatasi pada apa takdir. Silahkan
konstruk sendiri ketauhidan mu seluas-luasnya, karena Ia adalah
Maha Besar dari segala angan dan pikiran yang dapat engkau
lakukan.
53
Bertauhid

[56]
Langit dan bumi ini adalah mati, tidak bersifat dan tidak
berkehendak apapun. Sesungguhnya yang hidup, yang bersifat
dan yang berkehendak adalah Allah semata. Janganlah ragu
tentang pertemuanmu kepada Allah, karena Allah meliputi
segala sesuatu.

“Walillaahi maa fii alssamaawaati wamaa fii al-ardhi wakaana


allaahu bikulli syay-in muhiithaan”, Kepunyaan Allah-lah apa
yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah Allah Maha
Meliputi segala sesuatu 143. Yaitu yang meliputi adalah
perbuatanNya 144, kekuasaanNya 145, pengetahuanNya 146,
rahmatnya 147, dan juga Dzat Nya 148.

Sulit sekali mengajak orang yang beriman untuk tidak


mengharapkan upah dari amal kebajikannya, sehingga benar-
benar meraka bertujuan kembali ke pada Tuhannya.
Kebanyakan pola pikir dari mereka sama halnya seperti yang
dilakukan orang Yahudi membunuh rasul-rasul yang menyeruh
agar menyembah kepada Tuhannya tanpa meminta balasan.
Sebagaian ada dari mereka yang bersikap seperti penduduk yang
menolak uang Ashabul Kahfi keluar dari gua untuk berbelanja.

Padahal uangnya Ashabul Kahfi itu adalah perumpamaan ilmu


yang paling tinggi diantara ilmu-ilmu yang lain, yaitu ilmu untuk
kembali kepadaNya, ilmu untuk bertauhid kepada Tuhannya.

143
QS. An Nisaa’: 126.
144
QS. Huud: 92, QS. Al Anfaal: 47.
145
QS. Albaqarah: 255.
146
QS. Thaahaa: 98, QS. Al An’aam: 80, QS. Al ‘Araaf: 89, QS. Ath Thalaaq: 12.
147
QS. Al ‘Araaf: 156, QS. Al Mu’min: 7.
148
QS. An Nisaa’: 126, QS. Fushshilat: 54.

54
Bertauhid

Malah kebanyakan dari orang-orang beriman memohon pada


Tuhan untuk menerima amal ibadahnya, memaksa Tuhan untuk
berdagang dengannya, bahkan menganggap Tuhan sebagai
asisten pribadinya untuk mengabulkan doa-doa mereka.

[57]
Awal engkau sendiri yang mencari jalan menuju Tuhan,
berikutnya Allah sendiri yang memberitahu bahwa sebenarnya
Dia sudah mendampingi mu sejak awal sebelum engkau mencari
Nya. Hingga semakin teranglah kedudukan Allah didalam diri
mu, dan Dia lah sebenarnya yang hadir didalam diri mu, bukan
engkau yang hadir di dalam diriNya.

[58]
Setinggi apapun ilmu yang engkau miliki-apabila engkau
mengenal Allah dengan sebenarnya, maka ilmu itu akan leleh,
ilmu itu akan lenyap, akan musnah-dikarenakan ketundukanmu
kepada Allah.

[59]
Dalam upayamu mendekatkan diri kepada Allah akan kau temui
berlapis-lapis hijap (penutup). Ketahuilah bahwa menembus
hijab Allah bukan berati membuang hijab tersebut, cukuplah
engkau melihat bahwa hijab-hijab itu adalah Allah sendiri.

[60]
Berserah diri janganlah engkau salah artikan sebagai tidak
adanya usaha untuk melakukan sesuatu perubahan, semua
terserah pada Allah. Bukan itu yang dimaksud, karena apabila
demikian akan bertentangan dengan ayat, “Sesungguhnya Allah
tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri 149”.

149
QS. Ar Raad: 11.
55
Bertauhid

Berserah diri adalah engkau dengan kesadaran yang mendalam


bahwa segala daya upaya yang engkau lakukan adalah mutlak
daya dan upaya Allah sendiri. Semua kehendak hati-semua
proses berpikir-semua perbuatanmu, mutlak hanyalah adalah
kehendak-berpikir-dan perbuatan Allah sendiri.

Berserah diri (muslimuun) bukan hanya segala daya dan upaya


manusia berasal dari Allah, tetapi segala daya dan upaya itu
adalah Allah sendiri yang melakukan. “Wallahu kholakum wa
ma ta'malun”. Artinya, “Padahal Allah-lah yang menciptakan
kamu dan apa yang kamu perbuat itu 150”.

Pengertian tersebut tidak serta merta diterima oleh orang yang


beriman, kebanyakan dari mereka memahami sebatas Allah
memberikan daya dan upaya kepada manusia, bukan daya dan
upaya Allah sendiri.

Dengan berserah diri secara total, maka eksistensi (ego) dirimu


akan hilang, yang ada hanyalah eksistensi Allah.

Ketahuilah bahwa tingkat berserah diri secara total banyak


dicontohkan oleh Nabi dan Rasul. Nabi Ibrahim dan Ismail
adalah contoh pencapaian tingkatan berserah diri secara total.
“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim
membaringkan anaknya atas pelipisnya, nyatalah kesabaran
keduanya 151”.

Ibrahin dan Ismail berani melakukan hal demikian karena


didasari oleh pemahaman yang mendalam terhadap
keberserahdirian mereka. Ibrahim berani mengorbankan
anaknya, dan Ismail rela di korbankan oleh Bapaknya, karena

150
QS. Ash Shaaffaat: 96.
151
QS. Ash Shaaffaat: 103.
56
Bertauhid
mereka berkeyakinan ini semua adalah daya dan upaya Allah
sendiri.

Demikian juga seruan Nabi Musa kepada kaumnya agar mereka


berserah diri, ”Berkata Musa; Hai kaum-ku, jika kamu beriman
kepada Allah, maka bertawakallah kepada Nya saja, jika kamu
benar-benar orang yang berserah diri 152".

Bagi mereka telah berserah diri dan bahkan melebur dalam Diri
Allah, baik secara lahiriah maupun maupun batiniah, maka
segala kehendak dan perbuatan luluh dalam kehendak dan
perbuatan Allah semata. Dalam hadist Qudsi dikatakan bahwa
orang yang demikian “Melihat dengan penglihatan Allah,
mendengar dengan pendengaran Allah, dan seluruh langkah
perbuatannya dilambari oleh ilmu–ilmu Allah”.

Berserah diri demikianlah yang dikatan sebagai kematian dalam


kehidupan, sesuai dengan hadist mengatakan, “Mutuu qobla
anta mutu”, artinya “Matikan dirimu sebelum dimatikan”.

Kematian inilah kematian yang sebenarnya, bukan kematian


pada saat ruh lepas dari jasad. Ruh lepas dari jasad itu adalah
proses kembalinya manusia, bukan proses kematian manusia.
“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama
Allah, padahal kepada Nya lah menyerahkan diri segala apa
yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa
dan hanya kepada Allah lah mereka dikembalikan 153”.

Sekarang engkau sudah mati, dan berikutnya kembali kepada


Allah.

152
QS. Yusuf: 84.
153
QS. Ali Imran: 83. Kepada Allah semua akan kembali, hal itu juga dijelaskan pada surat
yang lain: QS. Al Jaatsiyah: 15, QS. Az Zukhruf: 85, QS. Fushshilat: 21, QS. Yunus: 55.
57
Bertauhid
[61]
Sesungguhnya siang dan malam, kebaikan dan kejahatan semua
berasal dari Allah. Dialah yang menciptakan penuh segala
sesuatu berpasang-pasangan supaya manusia mengingat
kebesaranNya. “Wamin kulli syai in kholakna zaujaini la
allakum tadzzakarun 154”.

[62]
Tidak wajar bagi seseorang yang telah Allah berikan kepadanya
petunjuk Al-Qur’an, ilmu dan hikmah, lalu dia berkata kepada
manusia, "Hendaklah kamu menjadikan aku pelindung dan
penghubung mu kepada Allah." Dan tidak wajar pula baginya
berkata, “Arwah para Nabi dan Auliya sesunguhnya bisa
memberikan syafaat dan pertolongan kepadamu”.
Apakah patut menyuruh manusia berbuat kekafiran, diwaktu
mereka sudah beriman?

[63]
Kalimat Syahadat “Lailahaillah” pengertian Syariatnya adalah
"Tiada Tuhan melainkan Allah", pengertian ini masih bersifat
lisan sebagai Syahadatnya akal. Perlu diperdalam kalimat
Syahadat itu dengan pengertian yang lebih memantabkan
ketauhidtan, yaitu butuh pengertian secara Thoriqat untuk
Syahadatnya hati, pengertian secara Hakikat untuk Syahadatnya
ruh, dan pengertian secara Ma'rifat untuk Syahadatnya di rasa.

“Lailahailallah”, Pengertian Thoriqatnya: "Tiada Yang Nyata


melainkan Allah, pengertian Hakikatnya: "Tiada Yang Berhak
ada melainkan Allah", dan secara Ma'rifat pengertiannya: "Tiada
Yang Berwujud kecuali Allah".

154
QS. Adz Dzaariyaat: 49.

58
Bertauhid
[64]
Dari Allah lah manusia diciptakan dari tidak ada 155 menjadi ada
(hidup), maka Allah lah yang mematikan manusia untuk
dikembalikannya menuju tidak ada (kembali kepada Allah) 156.

“Huwa yuhyii wayumiitu wa-ilayhi turja'uuna 157”.

[65]
Kalau di kepalamu masih terdapat akal, maka pekerjakanlah ia,
peraslah ia, benturkan ia, sehingga akalmu mengerti; bahwa
engkau tidak sanggup menciptakan dirimu sendiri; bahwa
engkau tidak sanggup menghidupkan jantungmu sendiri; bahwa
engkau tidak sanggup meramu barang setetes dari darahmu
sendiri; bahkan engkau tidak sanggup menumbuhkan, walupun
itu sehelai rambutmu sendiri.

Sebelum tiba sesuatu yang melumpuhkan kakimu. Sebelum tiba


sesuatu yang menyesakkan dadamu. Sebelum tiba waqi’ah yang
menggelapkan hidupmu.

Bersegeralah mengucap pengakuan bahwa “La haula wala


kuwata ila billah”.

[66]
Langit dan bumi dan segala apa yang ada diantara keduanya
diciptakan Allah dalam enam tahapan 158, lalu Allah bersemayam
diatas Arsy’.

155
Dari tidak ada maksudnya yang ada hanya Allah, sehingga semua makluk (manusia)
awalnya dari Yang Maha Ada, yaitu Allah.
156
Menuju tidak ada maksudnya kembali keawal Yang Maha Ada, yaitu Allah.
157
QS. Yunus 56; “Dia lah yang menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada Nya
lah kamu dikembalikan”.
158
Enam masa, atau enam hari, enam tahapan, enam kenyataan, enam martabat.
59
Bertauhid
Awalnya Allah bermartabat Achadiyyah, ke-’Ada’-an Dzat Yang
Esa. Dzat yang belum bersifat, belum bernama (belum memiliki
asma’), belum melakukan perbuatan (belum ber-af’aal), tidak
mempunyai hubungan dengan apapun sehinga tidak dapat
dipikirkan, dirasa, dicapai oleh siapapun, Muhammad pun tidak
bisa mencapai tingkat ini. Kenyataan Yang Belum Nyata, disebut
“La ta’ayyun” 159- 160.

Tahapan pertama ialah Martabat Wachdah, ke-’Ada’-an Dzat


yang sudah memiliki Sifat Ke-Esaan. Dzat Allah bernampak
(tajjali) dalam sifat-sifat kenyataan yang tetap, yaitu sifat Ilmu,
Wujud, Syuhud dan Nur. Martabat ini adalah Nur Muhammad
yang merupakan penyebab bagi terjadinya bumi dan langit dan
segala isinya. Disebut Martabat Kenyataan Terpendam 161. Disebut
Kenyataan Pertama atau “Ta’ayyun Awwal”.

Tahapan ke-dua ialah Martabat Wachidiyyah, ke-‘Ada’-an Dzat


yang sudah memiliki Asma’ Ke-Esaan. Segala sesuatu yang
terpendam tapi dapat dibedakan dengan tegas walaupun belum
kenyataan masih terpendam. Disebut Kenyataan Kedua atau
“Ta’ayyun Tsani”.

Tahapan ke-tiga ialah Martabat ‘Alamul Arwah (Alam Ruh).


Dengan “Kun fa Yakun” maka yang awalnya kenyataan

159
Biasanya disebut “Huwa”. Ada orang yang berdzikir menyebut nama Allah dengan
sebutan “Huwa”.
160
Tahapan tertinggi ini disebut Ma’rifat Tanzih, yaitu mengenal Allah pada tingkat yang
tidak terindrawi.
161
Diibaratkan seperti pohon, cabang, ranting, daun yang masih didalam biji. Dimana
yang ada hanya sifatnya yang masih tersimpan.

60
Bertauhid
terpendam menjadi alam Ruh, yaitu hakikat dari ruh yang satu,
baik itu ruh manusia, ruh hewan, ruh tumbuh-tumbuhan.
Disebut kenyataan yang ada diluar atau “Ayan Kharijiyyah”.
Atau Kenyataan Yang Ketiga, “Ta’ayyun Tsalit”.

Tahapan ke-empat ialah Martabat ‘Alamul Mitsal (Alam Ide).


Wujud nyata yang tersusun secara halus, tidak bisa dipisah-pisah.
Disebut Kenyataan Yang Keepat, “Ta’ayyun Rabi’ ”.

Tahapan ke-lima ialah Martabat ‘Alamul Ajsam (Alam Benda).


Wujud nyata yang tersusun secara materi, dapat dipisah-pisah
sehingga terukur. Disebut Kenyataan Yang Kelima “Ta’ayyun
Khamis ”.
Tahapan ke-enam ialah Martabat ‘Alamul Insan(Alam Manusia),
Wujud nyata berupa alam semesta (bumi dan langit seisinya)
yang sempurna 162.

Inilah yang dikatakan enam tahapan terbentuknya alam semesta


sesuai dengan ayat; “Allah lah yang menciptakan 163 langit dan
bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam
masa 164”.

“Lalu Allah bersemayam diatas Arsy 165”, yaitu kekuasaan tertinggi


atas langit dan bumi serta segala apa yang ada diantara
keduanya. Allah Maha Yudikatif, Maha Eksekutif, Maha
Legislatif, Maha Aktor. Tidak ada segala sesuatu kecuali dia
sendiri.

162
Pencapaian tahapan pertama sampai ke-enam disebut Ma’rifat Tasybih, yaitu
mengenal Allah pada tingkat yang terindrawi.
163
Atau dengan kata lain bahwa langit bumi dan apa yang ada diantara keduanya di-
“Tajjali”-kan, dinampakkan, diemanasi, dipancarkan dari Dzat Allah.
164
QS. As Sajdah: 4, QS. Al A'raaf: 54, QS. Yunus: 3, QS. Huud: 7, QS. Al Furqaan: 59, QS.
Qaaf: 38, QS. Al Hadiid: 4.
165
QS. As Sajdah: 4, QS. Al A'raaf: 54, QS. Yunus: 3, QS. Al Furqaan: 59, QS. Al Hadiid: 4.

61
Bertauhid

[67]
Arifin Billah berkata; “Andai kata terlintas di dalam hati-ku suatu
kehendak akan yang lain selain Allah karena jiwa-ku melupakan
Nya, maka hukumkan diriku sebagai seorang yang murtad
dihadapan Nya”.

[68]
Kalimat Tauhid “Lailahailallah” terdiri dari 12 huruf: Lam-Alif-
Alif-Lam-Ha-Alif-Lam-Alif-Alif-Lam-Lam-Ha.

Kalimat Tauhid diringkas menjadi lafal Jalala, yaitu ‘Allah’. Dan


lafal ‘Allah’ ini terdiri dari 4 huruf ; ‘Alif’ mengandung sifat
Kamal (sempurna), ‘Lam Awal’ mengandung sifat Jamal
(bagus), ‘Lam Sani’ mengandung sifat Jalal (luhur), ‘Ha’
mengandung sifat Kahar (memaksa).

Dari lafal ‘Jalala’ mengeluarkan 4 ilmu; ‘Alif’ mengeluarkan ilmu


Syariat. ‘Lam Awal’ mengeluarkan ilmu Tarekat, ‘Lam Sani’
mengeluarkan ilmu Hakikat, dan ‘Ha mengeluarkan ilmu
‘Ma’rifat’.

Ilmu Syariat tempatnya di anggota tubuh, pribadi orangnya


harus niat, wudlunya menggunakan air, sholatnya berdiri-ruku’-
duduk-sujud.

Ilmu Tarekat tempatnya di hati, pribadi manusianya harus


menjalankan perintah, wudlunya tidak boleh iri dan dengki,
sholatnya adalah berbelas kasihan.
Ilmu Hakikat tempatnya di ruh, pribadinya meninggalkan
keakuan, wudhunya meninggalkan takabur, sholatnya adalah
sabar.

62
Bertauhid
Ilmu Ma’rifat tempatnya di rasa, pribadinya harus mengenal
Allah, wudhunya harus tenang, sholatnya adalah yakin 166- 167.
[69]
Apakah engkau tidak memperhatikan betapa banyak dari
mereka yang telah beriman dan diberi petunjuk (Al-Qur’an),
tetapi sebenarnya mereka penyembah Thaghut 168. Padahal Allah
telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat untuk menyeru,
“"Sembahlah Allah saja, dan jauhilah thaguht 169”.

Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang


sesat.

166
Yakin melihat sungguh-sungguh terhadap keagungan sifat dan dzat Allah pada alam
semesta.
167
Hidayatul Ummah, Hasan Husein, diajarkan kembali oleh Abdul Kadir-Petemon Kali.
168
Thaghut adalah segala sesuatu selain Allah yang dianggap bisa memberi kebaikan
sehingga disembah-sembah; termasil wali, Rasul, Al-Quran, Malaikat-semua apabila
dianggap bisa memberi pertolongan maka orang yang meminta tersebut adalah
penyembah Thaghut.
169
QS. An Nahl: 36
63
Allah Mencela Manusia yang Enggan Berpikir

6. Allah Mencela Manusia


yang Enggan Berpikir

[1]
Al-Qur’an memberikan banyak ayat yang menyeru agar manusia
mau berfikir 170. Akal manusia merupakan alat berfikir disebutkan
dibanyak ayat di dalam al-Quran 171.

[2]
Tiga kelompok ayat-ayat yang menyerukan pentingnya proses
berfikir bagi manusia;

Pertama. Ayat-ayat yang menyerukan berfikir dan penggunaan


akal sebagai kekuatan alami yang dimiliki seluruh manusia; “Dan
Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan
untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu)
dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar ada tanda-tanda bagi kaum yang mau
menggunakan akal 172”.

170
Yaitu proses kognitif terhadap pengambilan hikmah dari kejadian alam semesta dan
kehidupan. Proses berfikir sebagai karakter utama manusia mendapat banyak
perhatian yang istimewa dalam al-Qur’an.
171
Akal disebutkan sebanyak 49 kali, yang semuanya dalam bentuk kata kerja “fi’il”. Alat
berfikir di dalam al-Quran juga disebut “Al-Qalb”, “Al-Fu’ad”, “Al-Nuhâ”, “Al-Hijr”,
“Al-Hilm” dan “Al-Lubb” yang semuanya juga berarti akal fikiran.
172
QS. Al-Nahl: 12. Ayat-ayat seperti ini juga terdapat QS. Al-Baqarah: 164, QS. Ar Ra’d:
4, QS. Al-Nahl: 64, QS. Ar Ruum: 24. Semua ayat-ayat tersebut di atas diakhiri
dengan pernayataan “Li qaumin ya’qiluna”, yaitu “Bagi kaum yang mau
menggunakan akal” sebagai penekanan terhadap sesuatu yang secara alami
merupakan suatu keharusan untuk dipikirkan dan dipahaini, yaitu semua fenomena
dan kejadian alam semesta ini dengan bebas.

31
Allah Mencela Manusia yang Enggan Berpikir
Kedua. Ayat-ayat al-Qur’an yang ditujukan khusus kepada para
Ulul Albab, kaum intellektual, mereka yang memiliki
kemampuan berpikir secara sempurna 173. Diantara ayat-ayat ini;
“Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang
diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan
orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang
dapat mengambil pelajaran (Ulul Albab) 174”.

Ketiga. Ayat-ayat mencela manusia yang tidak mau berfikir dan


tidak mau menggunakan akalnya. Al-Qur’an menggunakan
kalimat tanya yang bersifat negatif; “Apakah kamu tidak
menggunakan akal fikiran (Afalaa ta'qiluuna)?”, Apakah kamu
tidak berfikir (Afalaa tatafakkaruuna)?”, “Apakah kamu tidak
melihat (afala tubsiruuna)?”, “Apakah kamu tidak ingat (Afalaa
tadzakkaruuna)?”, “Apakah mereka tidak mendalami (afala
tadabbarun)?”.

Ayat-ayat yang mencela manusia yang tidak mau berfikir; “Jijik


perasaan-ku terhadap kamu dan apa yang kamu sembah selain
Allah! Maka mengapa kamu tidak mau menggunakan akal fikiran
kamu? 175”.

Bahkan dalam banyak ayat Allah mensifatkan manusia yang


tidak mau berfikir sama dengan binatang dan bahkan lebih hina
dari pada binatang; “Sesungguhnya sejahat-jahat makhluk yang
melata, pada sisi Allah, ialah orang-orang yang pekak dan tuli,
yang tidak mahu memahami sesuatupun dengan akal
fikirannya 176”

173
Orang-orang ini disebut dalam al-Qur ‘an sebanyak 16 kali, yang semuanya berirama
pujian dan penghormatan, hal ini karena mereka menurut al-Qur’an adalah orang-
orang yang memiliki tingkatan yang tinggi di dalam berfikir.
174
QS. Ar Ra’d: 19.
175
QS. Al-Anbiyaa’: 67.
176
QS. Al-Anfaal: 22. Terdapat juga di QS. Al-Furqaan: 44.

32
Esoteris Al Quran

7. ESOTERIS AL-QUR’AN
[1]
Makna esoteris (batin) Al-Qur’an itu sederhana, semua
menceritakan sifat-sifat di dalam hati manusia, karena
dalam hati manusia terdapat potensi sifat dari semua
makluk yang ada di seluruh alam raya. Dari mulai Iblis
sampai Malaikat, dari Adam sampai manusia akhir
jaman, dari semut sampai galaxi yang paling besar
sekalipun, dari langit pertama sampai saft tujuf-semua
ada didalam diri manusia.

[2]
Al-Qur’an di surat Ar Rahman, tiga puluh satu kali Allah
bertanya setelah setiap kali menjelaskan apa saja yang
telah Ia berikan dan dirasakan oleh manusia.

Termasuk hal yang telah dirasakan oleh manusia yaitu


kenikmatan dua surga 177, di dalam kedua surga itu
terdapat pohon-pohon dan buah-buahan 178, dan
berikutnya Allah bertanya “Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma
tukadzdzi ban? 179” Di dalam kedua surga itu terdapat
dua sumber mata air yang memancar 180“, sehingga
berikutnya Allah bertanya “Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma
tukadzdzi ban? 181”

Apakah kenikmatan dua surga yang dimaksud? Apakah


pohon dan buah-buahan yang dimaksud, apakah dua

177
Ar Rahman: 46.
178
Ar Rahman: 48.
179
Ar Rahman: 49.
180
Ar Rahman: 50.
181
Ar Rahman: 51.

61
Esoteris Al Quran
sumber mata air yang memancar? Sehingga Allah
bertanya “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang
kamu dustakan?”
Maka pertanyaan tersebut tidak akan bisa engkau
jawab, kecuali telah merasakannya terlebih dahulu.
[3]
Dapatlah dimisalkan bahwa ayat-ayat Al-Quran terbagi
kedalam tiga jenis. Pertama “Ayat Padi”, kedua “Ayat
Beras”, ketiga “Ayat Nasi”. Dari ketiga jenis ayat
tersebut “Ayat Padilah” yang menyebabkan banyak
ketersesatan dalam menafsirkan, kecuali bagi mereka
yang mau berpikir.

“Ayat Padi” adalah ayat yang tidak bisa dipahami secara


tekstual, perlu dilakukan itjtihat. Dan ayatnya dibuat
dalam perumpamaan atau kias, dibuat dalam kisah Para
Nabi dan Rasul. Biasanya mengandung rahasia-rahasia
Allah yang sangat kursial.

Contoh dalam Al-Quran banyak menyatakan “Bintang”,


masing-masing “Bintang” tidak sama maksudnya;

“Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-


gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya
matahari dan bulan yang bercahaya 182”. Pengertian
bintang yang dimaksud jelas dipahami sebagai bintang
yang ada dilangit, yaitu sebagai petunjuk arah dan
musim.

“Ingatlah ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: Wahai


ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas
bintang, matahari dan bulan, kulihat semuanya sujud
182
QS. Al Furqaan: 61.
62
Esoteris Al Quran
kepadaku 183”. Pengertian bintang yang dimaksud bukan
yang ada dilangit tetapi memiliki arti lain, sehingga perlu
ditakwilkan oleh Yakub terhadap mimpi Yusuf tersebut.

“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat


dengan bintang - bintang, dan Kami jadikan bintang -
bintang itu alat-alat pelempar setan 184”. Bintang yang
dimaksud jelas bukan bintang yang bersifat materi
sehingga perlu dipahami terhadap bintang yang ada
didalam diri manusia sehingga memang dapat
digunakan untuk menghalangi tipu daya setan.

Yang pertama adalah “Bintang” pada ayat Nasi, kedua


“Bintang” pada ayat Beras, dan ketiga “bintang” pada
ayat Padi.

[4]
Pemahaman terhadap Al-Qur’an harus bertingkat-
tingkat 185, suatu ayat bisa bertentangan dengan ayat lain
apabila tidak diketahui pada tingkatan mana meletakkan
ayat-ayat tersebut.

“Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu


kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada
diri mereka sendiri 186” bandingkan dengan ayat “Jika
Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu,
maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali
Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu,
maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya 187”.
Apakah kedua ayat tersebut tidak bertentangan?
183
QS. Yusuf: 4.
184
QS Al Mulk: 5.
185
Tingkatan akal, tingkatan hati dan tingkatan ruh.
186
QS. Ar Ra’d: 11.
187
QS. Yunus: 107.
63
Esoteris Al Quran

[5]
Allah tidak mengharamkan babi 188, kecuali juga untuk
melarang manusia memakan rejeki yang kotor dan
dilarang agama. Bisa jadi yang diharamkan adalah diri
kita sendiri karena meniru perilaku babi.

[6]
Al-Quran jangan dikira hanya kalam Tuhan berbahasa
Arab yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad,
tapi Al-Qur’an itu perahunya Nuh, kapaknya Ibrahim,
serulingnya Daud, tongkat dan sapi betinanya Musa,
cincinnya Sulaiman, hidangan dari langitnya Isa, sungai-
sungai yang mengalir, bidadari yang cantik jelita.

[7]
“Dia-lah yang menurunkan Al-Qur’an kepada kamu. Di
antara isinya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah
pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain ayat-ayat
mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam
hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka
mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat
daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-
cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui
ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang
mendalam ilmunya berkata: Kami beriman kepada ayat-
ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan
kami. Dan tidak dapat mengambil pelajaran
daripadanya melainkan orang-orang yang berakal 189”.

188
Larangan memakan babi terdapat di QS. Al Baqarah: 173, Al Maa'idah: 3,
QS. Al An'aam: 145, QS. An Nahl: 115.
189
Al-Quran di surat Al Imran ayat 7.

64
Esoteris Al Quran
Ayat itu mengatakan bahwa didalam Al-Quran tedapat
ayat “muhkamaat” dan ayat “mutasyaabihaat” Ayat
“muhkamaat” yaitu ayat yang mudah dipahami (terang)
maknanya. Ibaratnya ayat “muhkamaat” adalah ayat
nasi-boleh langsung dipahami.

Tapi juga ada ayat “mutasyaabihaat”, yaitu ayat yang


sulit dipahami maknanya. Ibarat ayat “mutasyaabihaat”
adalah ayat padi-perlu diproses sebelum dipahami.

Engkau harus hati-hati dalam menafsirkan ayat


“mutasyaabihaat” tersebut. Kalau digunakan untuk
menfitnah atau kepentingan hawa nafsunya maka
tergolong sesat. Tapi bukan berarti ayat
‘mutasyaabihaat’ ini tidak perlu dipelari untuk dicari
makna yang sebenarnya dikendaki oleh Allah. Orang
yang mendalam ilmunya akan percaya dan mengambil
pelajaran dari ayat “mutasyaabihaat”.

Ayat “muhkamaat” biasanya pengertian lahiriyah yang


dikedepankan, yaitu hal-hal yang dapat diartikan secara
mudah karena berisi perintah dan larangan yang jelas.
Inilah yang dikatakan makna luar (eksoteris). Tapi ayat
“mutasyaabihaat” sulit diartikan, biasanya bisa berupa
perumpamaan-perumpamaan, fenomena langit dan
bumi, ceritra atau kisah Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul
jaman dahulu. Pengertian “mutasyaabihaat” lebih
cenderung mengarah ke makna batiniyah (esoteris). Dan
ayat “mutasyaabihaat” tidak bisa dipahami kecuali oleh
orang-orang yang berilmu.

Ayat “mutasyaabihaat” tentang gunung; “Dan kamu


lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di

65
Esoteris Al Quran
tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya
awan 190”.

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat


kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka
semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah
amanat itu oleh manusia 191”.

“Dan sekiranya ada suatu bacaan yang dengan bacaan


itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi
terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah
mati dapat berbicara, tentulah Al-Qur’an itulah dia 192”.

[8]
Al-Qur’an awalnya adalah bahasa hati (tacit
knowledge). Tidak ada bunyi, tidak ada tulisan, apalagi
bahasa. Setelah diturunkan melalui Jibril, dan diucapkan
Rasullah Muhammad, barulah Al-Qur’an menjadi kitab
berbahasa Arab.

Dengan Al-Qur’an menjadi bahasa Arab maka


diperlukannya ilmu fiqih, mantiq, bahlagho, nahwu
sorof, tarikh, falsafah untuk dipelajari.

Agar mudah dipelajari dan diamalkan umat manusia,


oleh para ahli tafsir dijabarkan maksdudnya, hingga
muncul tafsir macam macam; Ibnu Katsir, Jalalain, Al
Azar, Al Misbah.

190
QS. An Naml 88.
191
QS. Al Ahzab 72
192
QS. Ar Ra’d 31.
66
Esoteris Al Quran
Agar kembali memahami Al-Qur’an secara tacit (yang
dipahami tanpa diucapkan) tetap harus kembali ke
bahasa awalnya, yaitu bahasa hati (tacit language).
Bahasa yang dipahami oleh seluruh umat manusia.

[9]
Rasulullah Muhammad membawa risalah Al-Qur’an,
terdiri dari dua kelompok, pertama ayat ‘Makkiyah’,
dan kedua adalah ayat ‘Madaniyah’. Ayat ‘Makkiyah’
mengajarkan ilmu Tauhid ayat ‘Madaniyah’
mengajarkan ilmu Syariah.

Kedua ilmu tersebut ibarat minyak dan air, ibarat laut


tawar dan laut asin, keduanya tidak bisa bercampur.
Kedua ilmu tersebut saling terpisah.

Kebenaran yang ada pada ilmu Syariah sulit ditelaah


dari pandangan ilmu Tauhid, juga kebenaran ilmu
Tauhid sulit ditelaah menurut pandangan Ilmu Syariah.

Telah dicontohkan pada kisah Nabi Musa dan Nabi


Khidir. Ilmu Khidir tidak bisa dipahami oleh Musa dan
ilmu Musa tidak dimiliki oleh Khidir.

Ilmu Syariah digunakan untuk mengatur tatanan


lahiriyah antara manusia dengan manusia, dan manusia
dengan Tuhan, sebaliknya ilmu Tauhid digunakan untuk
mengatur tatan batiniah, khusus mengatur manusia
berma’rifah pada Tuhannya.

Untuk menjembatani kesenjangan keduanya, sebagian


ulama mengajarkan ilmu Taraikah dan Hakikah.
Sehingga saat ini dikenal dengan istilah ilmu Syariah,
ilmu Tarikah, ilmu Hakikah dan ilmu Ma’rifah.

67
Esoteris Al Quran

[10]
Apabila mereka ragu-ragu tentang perkara dua ilmu yg
saling terpisah. Tunjukan kepada mereka ikan air tawar
yg dimasukan kedlm air asin, juga tunjukan kepada
mereka ikan air asin yg dimasukan kedalam air tawar.
Apakah keduanya tetap hidup? Sesungguhnya pada
keduanya terdapat tanda bagi orang yang
berpengetahuan.

[11]
Yang merasakan lapar dan haus tidak hanya perut dan
tenggorokan, hati juga bisa merasakan lapar dan haus.
Yang bersifat keras tidak hanya batu, hati juga bisa
bersifat keras. Yang mengalami banjir tidak hanya bumi,
hati juga bisa mengalami banjir. Itu semua solusinya
adalah Al-Qur’an.

Allah menurunkan hidangan dari langit kepada Nabi Isa


dan umatnya 193, Musa memukulkan tongkat ke batu
sehingga memancar dua belas mata air 194, Allah
memerintahkan Nabi Nuh membuat bahtera 195.
Hidangan, bahtera, tongkat itu kias, maksudnya adalah
Al-Qur’an.

193
QS. Al Maidah: 115.
194
QS. Al Baqarah: 60.
195
QS. Al Mukminun: 27.

68
Esoteris Al Quran
[12]
Sesunggugnya tiap diri manusia tidak hanya mengalami
kisah kejadian mulai dilahirkan sampai kisah hari kiamat,
tapi mengalami kisah kejadian mulai dari kisah nabi
Adam sampai kisah hari kiamat.

[13]
Jangan semata salahkan Iblis karena tidak mau bersujud
kepada Adam. Cermati perintahNya, “waidkulna
lilmalaikatisjudu li adam fasjudu ila iblis 196”. Yang
diperintah bersujud kepada Adam hanya Malaikat, Iblis
tidak tidak. Makanya Iblis tidak mau bersujud.

[14]
Sesungguhnya Allah menciptakan dua macam bilangan,
yaitu bilangan nyata dan bilangan hati.

Di Al-Qur’an dikatakan 1 tahun akhirat setara dengan


“1000 tahun dunia”. Maka “1000 tahun dunia”
maksudnya bilangan hati.

Ashabul Kahfi tidur “309 tahun” di dalam gua. “309


tahun” bukan bilangan nyata, tapi “309 tahun hati”.

1 butir kebaikan akan dibalas “7000” kali butir


kebaikan, “7000” itu bilangan hati. Sholat berjamaah
mendapat pahala “27 derajat”. “27 derajat” adalah
bilangan hati. Kehidupan akhirat itu “kekal selama-
lamanya”. “Kekal selama-lamnya” itu bilangan hati.

196
QS. Albaqarah: 34.

69
Esoteris Al Quran
Bilangan hati sifatnya batiniyah, elastis, bias, dan
metafora. Dan tidak bisa disamakan antara bilangan
nyata dengan bilangan hati.

Kedua bilangan tersebut mutlak hak milik Allah.

[15]
Apabila mereka bertanya padamu “derajat siapa yg
paling tinggi? Al-Quran, manusia, surga, Islam atau
langit”. Maka jawablah anaku bahwa “derajat yang
paling tinggi adalah manusia”.

[16]
Al-Qur’an mempermudah menjelaskan kejadian dibatin
manusia (jagad dalam) dengan menggambarkan
kejadian kehidupan diluar (jagad luar), yaitu dengan
ceritra dari Nabi Adam sampai akhir jaman.

Dengan kisah yang diceritakan Al-Qur’an dari awal


sampai hari kiamat terjadi terus menurus pada batin
manusia. Sehingga semua ayat Al-Qur’an berlaku
sepanjang jaman.

[17]
Agak sulit memahami bahwa kejadian masa lalu yang
diceriterakan Al-Qur’an berlaku di masa sekarang dan
masa mendatang. Lebih sulit lagi memahami bahwa
kejadian masa mendatang yang diceritakan Al-Qur’an
juga berlaku dimasa sekarang dan masa lalu.

[18]
Dalam tiap diri manusia terjadi kejadian ketika iblis
menolak bersujud pada Adam, terjadi kisah Musa
melawan Firaun, terjadi kisah Ibrahim melawan

70
Esoteris Al Quran
Namrud. Cuma masing-masing manusia tidak sama
apakah ia menjadi iblis atau Adam, apakah ia menjadi
Musa atau Firaun. Apakah ia menjadi Ibrahim atau
Namrud. Dan sebagainya.

[19]
Apabila ingin belajar tafsir Al-Qur’an belajarlah Ibnu
Katsir, apabila ingin mengetahui Al-Qur’an secara
etimologis (lughat) belajarlah Jalalain, apabila ingin
mengetahui Al-Qur’an dari keindahan tata bahasa
belajarlah Al-Misbah, apabila ingin menyingkap rahasia
Al-Qur’an, cukuplah kamu bacalah dirimu sendiri.
Karena sesungguhmu adalah Al-Qur’an. Yaitu Al-Qur’an
berjalan.

Dan tidaklah Muhammad disuruh membaca Al-Qur’an


pertama kali oleh Jibril kecuali membacai Al-Qur’an
dalam diri Muhammad sendiri.

“Iqro' bismi robbikalladzi kholaq. Kholaqol insaana min


'alaq 197”.
Dalam kesunyian hatimu, bacalah Al-Qur’an dalam
dirimu sendiri hingga tercapai Lailatul Qadarmu.

[20]
Al-Qur’an berasal dari Lahul Mahfudz. Tahukah Lahul
Mahfudz? Apakah Lahul Mafudz? yaitu kitabun mubin,
kitab yang nyata, catatan yang jelas, bukan ghoib.

197
QS. Al ‘Alaq: 1-2, ayat pertama memerintahkan Muhammad membaca, “Bacalah
dengan menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan”, maka pada ayat
berikutnya “Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah”
memerintahkan Muhammad untuk mengetahui asal-usul manusia, hal ini
mengisyaratkan agar Muhammad membaca Al-Quran yang ada didalam dirinya.

71
Esoteris Al Quran

[21]
Kalau engkau membaca “Ihdinasiratol mustaqim", dapat
diartikan "Hantarkanlah kami kejalan yang lurus".
Walaupun kita tidak sampai Tujuan-kita tidak usah
kuatir, karena Tujuan itu sendiri yang
menghantarkan kita ke Dia.

[22]
Al-Qur’an itu multi tafsir, lautan makna. Berbagai
macam hikmah diberikan Al-Qur’an pada manusia yang
berakal, tak ubahnya seperti sungai yang tak henti-henti
mengalir airnya untuk diambil manfaat oleh manusia.

Berilmulah engkau agar mampu menafsirkan Al-Qur’an


untuk dapat diambil hikmahnya. Karena tafsir Al-Qur’an
tidak hanya sebanyak jumlah manusia, tapi lebih banyak
lagi, yaitu sebanyak tarikan nafas semua manusia.

[23]
Sesungguhnya Khidhir tidak pernah melubangi perahu,
yang dia lubangi adalah hatinya agar dirinya tenggelam
didalam Dzatullah. Khidhir tidak pernah membunuh
anak kecil, yang dia bunuh adalah ego dirinya. Khidhir
tidak pernah mendirikan tembok, yang dia dirikan
adalah amal sholeh tanpa mengharapkan imbalan
pahala.

Khidhir bukan siapa-siapa. Ia bisa Adam, ia bisa Ibrahim,


ia bisa Musa, ia bisa Isa, ia bisa Muhammad. Engkau
pun, asal engkau berani ‘'melubangi bahtera hingga
tenggelam di laut’,’membunuh anak’, ‘mendirikan
tembok tanpa meminta upah’ sehingga hati hadir

72
Esoteris Al Quran
dihadapan Allah, maka engkaulah lah Khidhir. Khidhir
hidup sepanjang jaman.

[24]
Al-Qur’an Awalnya memang harus dibaca kemudiah
harus diijtihati agar rahasia keghaiban terang adanya.

[25]
Al-Qur’an diumpamakan sebagai tongkat yang bisa
membelah laut dan memecah batu hingga mengeluarkan
12 sumber mata air. Al-Qur’an diumpamakan sebagai
sapi betina yang bisa menghidupkan orang yang mati
pada jaman Nabi Musa.

Al-Quran diumpamakan hidangan dari langit pada


waktu Nabi Isa.

Al -Quran diumpamakan seruling pada Nabi Daud.

Al -Quran diumpamakan sebagai bahteranya (kapal)


Nabi Nuh.

Di surga terdapat sungai-sungai mengalir, bidadari yang


cantik celita, buah-buahan yang dapat dipetik dari
dekat, pohon yang memberi naungan, itu semua
maksudnya tidak lain adalah Al-Qur’an.

Al-Quran sebagai cahaya (petunjuk) ada dimana-mana,


disetiap kisah Nabi dan Rasul, Al-Qur’an diumpakan
dengan berbagai bentuk sesuai dengan situasi saat itu.
Al-Qur’an dapat engkau ambil cahayanya dengan sangat
mudah karena ia selalu memberi petunjuk di
sekelilingmu dimanapun engkau berada, karena Al-

73
Esoteris Al Quran
Qur’an adalah “kitabun mubin”, ia adalah kitab yang
nyata.

[26]
Jangan menyempitkan ilmu Allah dengan beranggapan
bahwa Al-Qur’an cukup sampai 30 juz, 144 surat, 6666
ayat. Padahal sesungguhnya ilmu Allah tak terbatas,
tertuang dalam seluruh alam semesta yang jumlah juz,
surat, ayat tak terhitung jumlahnya, melebihi luasnyai
tujuh lapis bumi dan tujuh lapis langit.

Seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan


laut menjadi tinta, ditambahkan kepadanya tujuh laut
lagi sesudah keringnya, niscaya tidak akan habis-
habisnya dituliskan ilmu Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana 198.

Al-Qur’an terus diturunkan pada orang-orang yang


berakal dan mau membersihkan jiwanya, sehingga ia
dalam posisi berdiri, duduk dan berbaring selalu
mengingat kebesaran TuhanNya.

[27]
Barang siapa yang meminta petunjuk kepada Allah,
kemudian setelah petunjuk diturunkan dan ia
mengingkarinya, maka Allah akan memberikan siksaan
yang tidak pernah ia timpahkan kepada seorangpun
diantara umat manusia. Petunjuk itu adalah Al-Qur’an
yang diturunkan kepada rasulullah Muhammad, dan
diumpamakan sebagai hidangan dari langit.

198
QS. Lukman: 27.

74
Esoteris Al Quran
Hal itu seperti yang dijelaskan pada kisah Nabi Isa. Isa
putera Maryam berdoa “Ya Tuhan kami turunkanlah
kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit yang
hari turunnya akan menjadi hari raya bagi kami yaitu
orang-orang yang bersama kami dan yang datang
sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan
Engkau, beri rejekilah kami, dan Engkaulah pemberi
rejeki Yang Paling Utama 199”.

[28]
Utusan (Rasul) dari Allah telah datang berkali-kali, terus
menerus, bahkan sekarangpun utusan tersebut datang
untuk menyeruh kepada manusia agar menyembah dan
mengesahkan Allah, tetapi hanya sedikit yang bisa
mempercayai dan memahami.

Utusan tidak hanya berwujud manusia, tetapi risalah,


ilmu, bahkan kalimat yang anda baca ini, semua adalah
rasul-rasul yang disampaikan berkali-kali agar manusia
benar-benar menuhankan Allah. Tapi tetap ditentang
dan mereka tetap berkata “Kamu tidak lain hanyalah
pendusta belaka", dan bahkan mereka mengancam akan
merajam dan menyiksa seperti yang dilakukan oleh para
Yahudi kepada Rasul-Rasul mereka pada jaman nabi
Musa 200.

[29]
“Perumpamaan penghuni surga yang dijanjikan kepada
orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada
sungai-sungai dari air yang tiada beubah rasa dan
baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak beubah
rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya

199
QS. Al Maa’idah: 114.
200
QS. Yaasiin: 13-21.

75
Esoteris Al Quran
bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang
disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala
macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb
mereka 201”.

“Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-


orang yang takwa ialah taman yang mengalir sungai-
sungai di dalamnya 202”. Sungai-sungai sebagai
perumpamaan ilmu.

Sungai-sungai dari air yang tiada beubah rasa dan


baunya adalah ilmu Syari’at. Sungai-sungai dari air susu
yang tidak berubah rasanya adalah ilmu Tarekat, sungai-
sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya
perumpamaan adalah ilmu Hakikat. Sungai-sungai dari
madu yang disaringadalah ilmu ma’rifat.

Sungai-sungai itu bisa dinikmati dengan menjalankan


ilmunya terlebih dahulu.

Seorang menikmati sungai air maka hati menjadi


mutmainah, seorang menikmati sungai susu sehingga
hati menjadi rodhiah, seorang menikmati sungai arak
agar hati menjadi mardiah, dan seorang menikmati
sungai madu maka hati menjadi kamalia.

[30]
“Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka
tanggalkanlah kedua terompahmu, sesungguhnya
engkau berada dilembah yang suci, Thuwa 203”.

201
QS. Muhammad: 15.
202
QS. Ar Raad: 35.
203
QS. Thaahaa: 12.
76
Esoteris Al Quran
Tahukah lembah Thuwa itu? Tahukah apakah lembah
Thuwa itu? Lembah Thuwa adalah hati (qalbu) manusia.

Tahukah bagaimana lembah Thuwa mencapai kesucian?


Yaitu manusia harus melepas terompahnya.
Tahukah engkau terompah itu? Tahukah apakah
terompah itu? Terompah adalah perumpamaan
pasangan-pasangan 204 dari semua ciptaan Allah.
Apabila engkau ingin bertemu Tuhan di Dunia, semua
ciptaan (yang berpasang-pasangan) harus dihilangkan
hingga hati menjadi bersih dari segala beban. Kalau
tidak, maka jangan sekali-kali berharap seperti Musa
bertemu dengan Tuhannya.

[31]
Al-Qur’an mengatakan barang siapa yang rajin
membacanya, mencintainya, mengagungkannya, tapi
tidak tahu hikmah-hikmahnya, maka orang tersebut
seperti keledai memanggul kitab, hal itu seperti orang
Yahudi yang tidak mengetahui isi Taurat walau dia telah
membacanya.

[32]
Jangan engkau sibuk mengkaji kemungkaran Namrud
dan Firaun dari abad yang lampau, tapi sibuklah
mengkaji kemungkaran Namrud dan Firaun yang ada di
dalam dirimu sendiri. Bangkitkan Ibrahim dan Musa-mu,
bekalilah kampak dan tongkat (Al-Qur’an) untuk
melawannya.

204
Ciptaan Tuhan selalu berpasangan; baik-jelek, dosa- pahala, bumi- langit,
dunia- akhirat, surga- neraka, lelaki-perempuan, malaikat-syaitan.
Dijelaskan di QS. Az Zukhruf 12, QS. Adz Dzaariyaat: 49.
77
Esoteris Al Quran

[33]
“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata: Ya Tuhanku,
perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau
menghidupkan orang-orang mati. Allah berfirman:
Belum yakinkah engkau ? Ibrahim menjawab: Aku telah
meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap
dengan imanku. Allah berfirman: Kalau demikian
ambilah empat ekor burung, lalu peliharalah dan
junakanlah semuanya olehmu. Lalu letakkan diatas tiap-
tiap satu bukit seekor burung, kemudian panggillah
mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan
segera. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana 205”.
Tahukah engkau apa arti burung-burung itu? Empat
burung yang dimaksud adalah empat nafs (jiwa). Nafs
itulah yang bisa hidup untuk menghadap Allah.

Allah menghidupkan orang mati artinya


membangkitkan empat nafs dari tujuh nafs yang dimiliki
manusia; Nafs Mutmainah (jiwa yang tenang), Nafs
Rhodiah (jiwa yang ridho kepada Allah), Nafs Mardiah
(jiwa yang diridhoi Allah), Nafsu Kamalia (jiwa yang
sempurna, karena menyatu dengan Allah).

[34]
“Berkatalah Musa: Ya Tuhanku, nampakkanlah diri
Engkau kepadaku agar aku dapat melihat kepada
Engkau. Tuhan berfirman: Engkau sekali-kali tidak
sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika
ia tetap di tempatnya sebagai sediakala niscaya engkau
dapat melihat-Ku. Tatkala Tuhannya menampakkan diri
205
QS. Al Baqarah: 260.

78
Esoteris Al Quran
kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur
luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa
sadar kembali, dia berkata: Maha Suci Engkau, aku
bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-
tama beriman 206".
Apabila engkau berdoa karena berkeinginan melihat
Allah seperti Musa, maka Allah tidak akan
menampakkan Diri kecuali engkau hancurkan seluruh
alam semesta dan diri engkau sendiri (fana’), sehingga
alam semesta dan diri engkau sendiri tidak memiliki
daya kuat, tidak memilik daya sifat, dan tidak memiliki
jasad (bentuk fisik), kecuali daya kuat, daya sifat dan
jasad adalah milik Allah sendiri. “La ilaha illallah".
Artinya, tidak ada daya kuat, daya sifat dan wujud
kecuali Allah.

[35]
Disebutkan di dalam Al-Qur’an, bahwa di dalam surga
terdapat pohon pisang yang buahnya bersusun-susun 207.

Kenapa pohon pisang yang disebutkan, kenapa tidak


pohon lain?

Gambaran kekekalan surga untuk orang yang beriman


takubahnya seperti tumbuhnya pohon pisang yang silih
berganti, setelah pohon (induk) pisang berbuah, maka
akan mati, dan digantikan oleh tunas berikutnya 208.

206
QS. Al A'raaf: 143.
207
QS. Waqiah: 29.
208
Surga selalu kekal bagi orang beriman selama orang tersebut hidup.
Apabila orang beriman tersebut mati, maka lenyap pula surganya. Surga
akan selalu diberikan kepada diri orang yang beriman.
79
Esoteris Al Quran
[36]
“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat
dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-
bintang itu sebagai alat pelempar setan 209”.

“langit yang dekat” maksudnya batin manusia,


“bintang” maksudnya akal manusia, “setan” maksudnya
hawa nafsu manusia.

Tuhan menciptakan akal pada batin manusia, dimana


akal tersebut diciptakan tak lain agar manusia dapat
melawan hawa nafsunya.

[37]
Sesungguhnya surga itu adalah hati yang indah dari
orang-orang yang beriman dan beramal sholeh.

Pengamalan ilmu dari apa yang mereka kerjakan


diibaratkan sungai-sungai yang mengalir 210, ampunan
dari Allah yang diberikan kepada mereka diibaratkan
buah-buahan yang bisa diambil dari dekat 211,
perlindungan Allah selalu diberikan kepada mereka
ibaratnya adalah pohon bidara yang tidak berduri 212.

Bidadari cantik yang bermata jeli 213 adalah ibarat dari


Al-Qur’an, suka menghormati tamu diibaratkan
hamparan permadai dan suguhan dengan gelas yang
cantik.

209
QS. Al Mulk: 5.
210
QS. Al Buruuj: 11, QS. Ath Thalaaq: 11, QS. At Taghaabun: 9, QS. Muhammad: 12,
QS. Al Hajj: 14 dan 23, QS. Ibrahim: 23, QS. An Nisaa': 57.
211
QS. Ar Rahmaan: 54, QS. Muhammad: 15.
212
QS. Al Waaqi'ah: 28.
213
QS. Ath Thuur: 20, QS. Ar Rahmaan: 70, QS. Al Waaqi'ah: 22.

80
Esoteris Al Quran
Dan sebaliknya adalah neraka.

[38]
“Yaa ma'syara aljinni waal-insi ini istatha'tum an
tanfudzuu min aqthaari alssamaawaati waal-ardhi
faunfudzuu laa tanfudzuuna illaa bisulthaanin”, artinya:
“Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup
menembus penjuru langit dan bumi, maka tembuslah!
kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan
kekuatan 214”.

Apabila kekuatan akalmu hanya sampai menembus


langit pertama (bumi lapis pertama), maka gunakanlah
kekuatan hatimu untuk menembus langit lapis ke
tujuh 215 (bumi lapis ke tujuh 216). Dan apabila engkau
ingin ke penghujung langit (dasar paling bawah bumi)
untuk bertemu Tuhanmu maka gunakanlah kekuatan
ruh mu.

[39]
Dialog (ceritra) dalam Al-Qur’an ada interpersonal dan
ada yang intrapersonal. Apabila ayat itu interpersonal
berarti kejadiannya terjadi secara fisik. Tapi kalau ayat
itu intrapersonal maka kejadiannya didalam diri manusia
iru sendiri (batiniyah). Contoh Kisah Musa dan Khidir
bisa dikatakan sebagai intrapersonal, kejadiannya
didalam diri Musa sendiri. Kisah Iblis tidak mau sujud
kepada Adam itu ceritra intrapersonal, tidak ada
kejadian fisiknya.

214
QS. Ar Rahmaan: 33.
215
QS. Al Baqarah: 29, QS. Nuh: 15, QS. Al Mulk: 3.
216
QS. Ath Thalaaq: 12.

81
Esoteris Al Quran

[40]
Agar tidak mengalami kebingungan dan pertentangan
didalam memahami ilmu (Al-Qur’an) hendaknya
disediakan empat wadah, yaitu wadah Syariat (akal),
wadah Tarikat (hati), wadah Hakikat (ruh), dan wadah
Ma’rifat (Nur Muhammad). Kalau keempat wadah telah
engkau miliki, mudahlah bagimu untuk memahami ilmu
tersebut kedalam wadah yang sesuai.

Dan ada satu wadah lagi setelah keempatnya, yaitu


Fana' (peleburan diri kedalam wadah Allah).

[41]
Kenapa Tuhan mengharamkan babi untuk dimakan 217
dan menajiskan jilatan anjing? Karena implisit yang
diharamkan dan dinajiskan bukan badannya (daging dan
lidahnya) tapi sifatnya. Babi suka hidup dan makanan
yang kotor, anjing suka menjulurkan lidah berapapun
makanan yang telah dimakan, sifat itulah yang lebih
diharamkan dan yang lebih dinajiskan dari pada
badannya.

Berapa banyak orang yang tidak makan babi tapi


kelakuannya melebihi babi, semua dimakan tidak peduli
itu haram atau halal. Berapa banyak orang yang merasa
najis terhadap jilatan anjing padahal juluran lidahnya
melebihi anjing, yaitu suka menumpuk harta.

Boleh jadi diri manusia lebih haram dan lebih najis dari
pada babi dan anjing.

217
QS. An Nahl: 115, QS. Al An'aam: 145, QS. Al Maa'idah: 5, QS. Al Baqarah: 173.

82
Esoteris Al Quran

[42]
“Wakulna Ya adamu askun anta wazaujuka aljannata
wakula minha raghadan haisu si'tuma wala takraba
hadihis syajarata 218 fatakuna minaddolimin”.

Artinya; “Dan Kami berfirman: Hai Adam, diamilah oleh


kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-
makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang
kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pertumbuhan
ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang
yang zalim 219”.

Istilah “Syajarata” memiliki pengertian “Pertumbuhan”,


dan istilah “Syajarah” berarti “Bertumbuh”, bukan
pohon.

Pertumbuhan itu adalah kata lain untuk pembuahan


yang terjadi akibat hubungan suami istri 220. Karena
itulah ayat AlQur'an tidak melarang Adam “Jangan
memakan” atau “Jangan mengambil buah pohon”
tetapi yang dinyatakan kepada Adam adalah “Jangan
mendekati pertumbuhan”.

Ayat tersebut sebenarnya melarang Adam dan Hawa


melakukan hubungan suami istri tanpa pernikahan
terlebih dahulu. Hal tersebut bisa menyebabkan mereka

218
Istilah ‘Syajaratu’ memiliki pengertian ‘Pertumbuhan’, dan istilah
‘Syajarah’ berarti ‘Bertumbuh’, bukan pohon.
219
QS. Al Baqarah: 35.
220
Al-Qur'an memang melukiskan kejadian tersebut sedemikian rupanya
melalui kalimat-kalimat yang halus dan baik sehingga menjadi sopan dan
indah dengan perkataan “Syajarah” atau “Syajaratu” yang oleh para
penafsir selama ini diartikan dengan pohon.

83
Esoteris Al Quran
termasuk orang-orang yang zalim. Dan ternyata mereka
melanggarnya.

[43]
Didalam Al-Qur’an terdapat ayat mutasyaabihaat
(samar) karena banyak pengetahuan yang tidak bisa
dijelaskan dengan bahasa manusia, kecuali
dimetoforakan dengan fenomena alam semesta.
Terjadinya kiamat, kebangkitan dari kubur, kehidupan
di padang maksyar, surga dan neraka-kejadian itu
diterangkan secara “mutasyaabihaat”.

[44]
Setiap kandungan dalam seluruh kitab-kitab Allah
diturunkan, semuanya ada di dalam Al-Qur'an. Dan
seluruh kandungan Al-Qur'an ada di dalam Al-Fatihah.
Dan semua yang ada dalam Al-Fatihah ada di dalam
“Bismillahirrahmaanirrahiim”.

Setiap kandungan yang ada dalam


Bismillahirrahmaanirrahiim ada di dalam huruf ‫( ﺏ‬Ba'),
dan setiap yang terkandung di dalam ‫( ﺏ‬Ba’) ada di
dalam titik yang berada dibawah ‫( ﺏ‬Ba’).

Huruf ‫( ﺕ‬Ta') dengan dua titik di atas, lalu ditambah


satu titik lagi menjadi huruf ‫( ﺙ‬Tsa’), huruf ‫( ﺕ‬Ta')
terbaca Ta' karena bertitik dua, dan huruf ‫( ﺙ‬Tsa')
terbaca Tsa' karena bertitik tiga.

Demikian juga Huruf ‫( ﺥ‬Jim) terbaca karena ada titik


diatas, huruh ‫( ﺡ‬Ha) terbaca karena tidak ada titik, huruf
‫( ﺝ‬Kho) terbaca karena ada titik ditengah.

84
Esoteris Al Quran
Huruf ‫( ﻪ‬Mim) dan ‫ ﻭ‬Wau terbaca karena ada lubang
(titik putih) dari garis yang dibengkokkan sehingga
terbaca Mim itu Mim dan Wau itu Wau.

Ketahuilah bahwa semua huruf Al-Qur’an terbaca


karena keberadaan (ketidakberadaan) titik (.) pada
masing-masing huruf.

Sehingga tidak terbaca Al-Qur’an kecuali yang dibaca


adalah titik itu sendiri.

Hakikatnya adalah “Tidak terlihat segala sesuatu kecuali


yang dilihat adalah Allah sendiri”.

[45]
“Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga;
Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan
yang telah direjekikan Allah kepadamu. Mereka
penghuni surga menjawab, sesungguhnya Allah telah
mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir 221”.
20F

“Air dan makanan surga” yang diminta penduduk


neraka kepada penduduk surga ialah petunjuk Al-Qur’an
sebagaimana yang telah direjekikan Allah kepada
penghuni surga sebagai petunjuk didalam hatinya.

Akan tetapi dikatakan kepada mereka para penghuni


neraka bahwa, “Allah telah mengharamkan keduanya
atas orang-orang kafir”, ialah hati orang-orang kafir
sebenarnya sangat menginginkan petunjuk, tetapi
dikeranakan hati mereka telah dibutatulikan oleh Allah,
walaupun telah diberitahukan tidak bisa melihat dan
mendengar petunjuk tersebut.
221
QS. Al A'raaf: 50.

85
Alam Semesta dan Diri Manusia
Sebagai Ayat-Ayat Al-Qur’an
8. ALAM SEMESTA DAN
DIRI MANUSIA SEBAGAI
AYAT-AYAT AL-QUR’AN
[1]
Apa yang ada di langit dan bumi adalah ayat-ayat Al-
Qur’an yang nyata, “Kitabun Mubin”. Dan Allah
tidaklah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada
antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu
adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah
orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk
neraka 222.

[2]
Ayat-ayat Allah tidak terbatas, sesungguhnya pada langit
dan bumi benar-benar terdapat ayat-ayat Allah untuk
orang yang beriman 223. Jumlah juz, surat, Al-Qur’an tak
terhitung jumlahnya, melebihi luasnyai tujuh lapis bumi
dan tujuh lapis langit 224.

[3]
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih
bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di
laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa
yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan
air itu Dia hidupkan bumi sesudah matinya dan Dia
sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran
angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan

222
Diambil dari QS. Shaad: 27.
223
Diambil dari QS. Al Jaatsiyah 3.
224
Disebut sebagi ayat-ayat Kauniah.

85
Alam Semesta dan Diri Manusia
Sebagai Ayat-Ayat Al-Qur’an
bumi; sungguh terdapat ayat-ayat Allah bagi kaum yang
memikirkan 225.

[4]
Allah lah yang berkuasa mengirimkan bencana pada
manusia dari mana saja asalnya 226, dan Dia lah yang
menciptakan manusia dalam golongan-golongan yang
saling bertentangan, serta merasakan kepada sebagian
manusia keganasan dari sebagian manusia yang lain.
Maka perhatikanlah, betapa Allah mendatangkan tanda-
tanda kebesarannya silih berganti, agar manusia
memahaminya 227.

[5]
Untuk mencari hikmah dan rahasia Al-Qur’an tidak
cukup hanya membaca Mushaf 30 Juz, tapi bacalah Al-
Qur’an yang ada disegenap cakrawala dan Al-Qur’an
yang ada di dalam diri kamu sendiri, yaitu Lauhul
Mahfudz, karena ia adalah kitab yang nyata.

"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-


tanda Kami disegenap cakrawala dan pada diri mereka
sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu
adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya
Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? 228"

225
Diambil dari QS. Al Baqarah: 164
226
Bencana terkadang dari perilaku kejahatan manusia sendiri, dimana
perilaku kejahatan tersebut Allah pulalah yang membuat mereka
demikian. QS. At Taghaabun: 11; Tidak ada suatu bencana pun yang
menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah.
227
Diambil dari QS. Al An'aam: 65.
228
QS. Fushshilat: 53.
86
Alam Semesta dan Diri Manusia
Sebagai Ayat-Ayat Al-Qur’an
[6]
Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan
burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya,
melainkan umat juga seperti manusia. Tiadalah Allah
alpakan sesuatupun dilangit dan dibumi dalam Al-Kitab
Lauhul Mahfudz, kemudian kepada Tuhanlah mereka
dihimpunkan 229.

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib,


tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan
Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan
tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya pula, dan tidak jatuh sebutir biji-pun
dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah
atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang
nyata, yaitu Lauh Mahfudz 230"

229
Diambil dari QS. Al An'aam: 38.
230
QS. Al An'aam: 59.
87
Kisah Sebagai Tuntunan dan Perintah

9. KISAH SEBAGAI TUNTUNAN


DAN PERINTAH
[1]
Engkau pasti tidak tahu apa hakikatnya ayat Al-Qur’an
menceritakan tongkat Nabi Musa berubah menjadi
ular 231.

Engkau pasti tidak tahu apa maksud ayat Al-Qur’an


berulang kali menceriterakan tentang Nabi Musa dengan
tongkatnya membelah laut 232.

Engkau pasti tidak tahu apa maksud ceritera masakan


ikan bekal penggembaraan Nabi Musa yang dibawah
Dzu Nun tiba-tiba menjadi hidup kembali begitu tiba di
Majmaul Bahrain, yaitu pertemuan dua laut 233.

Engkau pasti tidak tahu apa maksud ceritra Nabi Musa


menghidupkan orang mati dari potongan tubuh sapi
betina yang telah di sembelih 234.

Engkau pasti tidak tahu pula maksud ceritera gunung


Tursina hancur dan Nabi Musa pingsan, pada waktu
Tuhan menampakkan diri 235.

Carilah pengetahuan agar engkau memahami hakikat


dari kisah-kisah Nabi Musa yang telah banyak
diceritakan Al-Qur’an.

231
Terdapat di QS. An Naml: 10, QS. Al Qashash: 31, QS. Al A'raaf: 107, QS.
Thaahaa: 20, QS. Asy Syu'araa': 32.
232
Terdapat di QS. Thaahaa: 77.
233
Terdapat di QS. Al Kahfi: 61.
234
Terdapat di QS. Al Baqarah: 73.
235
Terdapat di QS. Al A'raaf: 143.

87
Kisah Sebagai Tuntunan dan Perintah
[2]
Sudah sampaikah kepadamu kisah pelacur yang
kehausan ditepi sumur setelah melewati desa yang tidak
tersedia makanan. Dengan sepatu yang diikat maka ia
mengambil air. Sedang disampingnya ada seekor anjing
yang sangat membutuhkan air tersebut, seketika air yang
berhasil diambilnya diberikan kepada anjing yang juga
sangat kehausan. Kemudiaan Tuhan mewafatkan ia dan
memasukkannya ke dalam surga.

Apakah juga sampai kepadamu kisah Ashabul Kahfi yang


dengan anjingnya melarikan diri dari Raja yang keji
untuk masuk ke gua, hingga mereka dan anjingnya
masuk surga.

Sesungguhnya anjing itu perumpamaan hawa nafsu


manusia.

Sejelek apapun kemaksiatan yang dilakukan hawa nafsu


apabila diberikan petunjuk (ilmu), seperti pelacur
memberikan air kepada seekor anjing, atau seperti
Ashabul Kahfi melarikan anjingnya dari ajakan
perbuatan keji dan bertobat kedalam gua, maka nafsu
manusi dengan segala dosa yang telah diperbuat
tersebut mendapat ampunan Tuhan.

[3]
Penolakan tentang ilmu tauhid dari orang awam sejak
dari dulu sudah ada, walau dikalangan umat Islam
sendiri.

88
Kisah Sebagai Tuntunan dan Perintah
Hal itu dijelaskan dalam Al-Qur’an pada kisah Ashabul
Kahfi setelah tidur didalam gua selama 309 tahun 236
kemudian menukarkan uangnya untuk membeli
makanan, tidak ada yang mau menerima.

Padahal uang Ashabul Kahfi (ilmu Tauhid) sebenarnya


lebih berharga dari pada uang (ilmu-ilmu lain) yang
demiliki oleh orang dipasar pada waktu itu.

[4]
Sesungguhnya Al-Qur’an tidak cukup hanya diartikan
secara imanen, tapi arti secara transenden yang bisa
membuka rahasia-rahasia yang terkandung di dalamnya.

Kisah-kisah Nabi Musa bertemu Khidir dan Rasul-Rasul


lain didalam Al-Qur’an yang sebenarnya adalah
pengertian transenden 237 bukan imanen.

[5]
Banyak yang membaca ayat Al-Qur’an berupa ceritra
berulang-ulang, tapi sedikit yang tahu bahwa
sesungguhnya ayat itu perintah. Perintah seperti Khidir
melubangi perahu 238, perintah seperti Musa
memukulkan tongkat pada batu , perintah seperti
239

Ibrahim menghancurkan berhala-berhala 240, perintah


seperti Sulaiman mendengar pembicaraan semut 241.

236
QS. Al Kahfi: 9-26.
237
Pengetian transenden lain misalnya perintah nabi Ibrahim menyembelih
Ismail, Nabi Musa diperintah melepas trompah di lembah Tua, kisah
Ashabul Kahfi, Nabi Isa menghidupkan orang mati.
238
QS. Al Kahfi: 71.
239
QS. Al Baqarah: 60.
240
QS. Al Anbiyaa': 58, QS. Ash Shaaffaat: 93.
241
QS. An Naml: 19.

89
Kisah Sebagai Tuntunan dan Perintah
[6]
Dialog (ceritra) dalam Al-Qur’an ada interpersonal dan
ada yang intrapersonal. Apabila ayat itu interpersonal
berarti kejadiannya terjadi secara fisik. Tapi kalau ayat
itu intrapersonal maka kejadiannya didalam diri manusia
iru sendiri (batiniyah). Contoh Kisah Musa dan Khidir
bisa dikatakan sebagai intrapersonal, kejadiannya
didalam diri Musa sendiri. Kisah Iblis tidak mau sujud
kepada Adam itu ceritra intrapersonal, tidak ada
kejadian fisiknya.

[7]
“Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi
bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa
pendapatmu”. Tanya Ibrahim pada anaknya. Ismail
menjawab “Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu, insya Allah engkau akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar 242”.

Perintah menyembelih anak tidak hanya untuk Ibrahim


tapi untuk semua orang yang percaya dan beriman pada
Tuhannya.

Sebenarnya Allah tidak pernah menyuruh menyembelih


anak, Allah tidak pernah memerintahkan
mengkurbankan sosok Ismail, karena Allah bukan Tuhan
sadisme, bukan Tuhan kekerasan. Tetapi sosok berhala
di hati manusia yang beriman, sosok berhala di hati
Ibrahim-lah yang harus disembelih agar cintanya pada
Tuhan tidak tersaingi dan tidak mendua oleh bentuk
apapun.

242
QS. Ash Shaaffaat: 102.

90
Kisah Sebagai Tuntunan dan Perintah
[8]
Allah memerintahkan kepada orang yang beriman dan
beramal sholeh sebagaimana Ia memerintahkan Nabi
Khidir untuk melubangi bahtera (perahu) 243, membunuh
anak kecil tak berdosa 244, mendirikan tembok orang lain
yang roboh tanpa meminta upah 245. Tapi kebanyakan
mereka tidak mengetahui.

[9]
Rasulullah Muhammad bisa membuat perahu 246 seperti
Nabi Nuh. Rasulullah Muhammad bisa mendengar suara
semut 247 seperti Nabi Sulaiman. Rasulullah Muhammad
bisa membelah laut seperti Nabi Musa. Rasulullah
Muhammad bisa menghidupkan orang mati seperti Nabi
Isa. Dan Rasulullah Muhammad bisa membelah bulan 248.

Apabila seorang beriman mengetahui hakikat membuat


perahu, mendengar suara semut, membelah laut,
menghidupkan orang mati, maka orang tersebut juga
bisa melakukannya.

Dan ilmu hakikat itu terletak di dalam batiniyah.

[10]
Seorang walaupun berderajat Nabi dan Rasul, bukan
berarti paling tinggi keilmuannya. Nabi Musa AS seorang
243
QS. Al Kahfi: 71.
244
QS. Al Kahfi: 74.
245
QS. Al Kahfi: 77.
246
Perahu adalah simbol penyelamatan diri dari banjir, yaitu kembali ke
tuntunan Al-Quran. Banjir adalah simbol semakin banyaknya perbuatan
dosa dan kemaksiatan disekeliling.
247
Semut bersarang di dalam tanah adalah simbol dari hawa nafsu yang ada
di dalam manusia yang harus dipahami.
248
Membelah bulan artinya dengan ijin Allah membangkitkan hati manusia sehingga
sadar akan keimanannya.

91
Kisah Sebagai Tuntunan dan Perintah
Nabi dan Rasul yang telah berhasil mengalahkan Fir'aun,
sakti bisa membelah laut dengan sebilah tongkat masih
harus berguru ilmu kepada Nabi Khidhir, itupun belum
dijamin lulus.

“Musa berkata kepada Khidhr: Bolehkah aku


mengikutimu supaya engkau mengajarkan kepadaku
ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah
diajarkan kepadamu? Khidhir menjawab: Sesungguhnya
engkau sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama
aku. Dan bagaimana engkau dapat sabar atas sesuatu,
yang engkau belum mempunyai pengetahuan yang
cukup tentang hal itu? 249”.

“Musa berkata: Insya Allah engkau akan mendapati aku


sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan
menentangmu dalam sesuatu urusanpun. Khidhir
berkata: Jika engkau mengikutiku, maka janganlah
engkau menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun,
sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu 250”.

“Maka berjalanlah Musa dan Khidhir, hingga tatkala


keduanya menaiki bahtera lalu Khidhir melubanginya.
Musa berkata: Mengapa engkau melubangi bahtera itu
akibatnya engkau menenggelamkan penumpangnya?
Sesungguhnya engkau telah berbuat sesuatu kesalahan
yang besar 251”.

Khidhir menjawab: “Bukankah aku telah berkata.


Sesungguhnya engkau sekali-kali tidak akan sabar
bersama dengan aku. Musa melanjutkan: Janganlah
249
QS. Al Kahfi: 66 s/d 68.
250
QS. Al Kahfi: 69 s/d 70.
251
QS. Al Kahfi: 71.

92
Kisah Sebagai Tuntunan dan Perintah
engkau menghukum aku karena kelupaanku dan
janganlah engkau membebani aku dengan sesuatu
kesulitan dalam urusanku 252”.

Melubangi bahtera, artinya Khidir mengajari pada Musa


agar mampu menghilangkan egonya, agar Musa mampu
menghilangkan eksistensi dirinya sehingga tenggelam
dalam eksistensi Allah yang diumpamakan samudra.
Ternyata Musa tidak paham makna dari melubangi
bahtera. Gugurlah Musa dalam ujian pertama oleh
Khidhir.

“Berjalanlah kembali keduanya, hingga tatkala keduanya


berjumpa dengan seorang anak, maka Khidhir
membunuhnya. Musa berkata: Mengapa engkau
membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia
membunuh orang lain? Sesungguhnya engkau telah
melakukan suatu yang mungkar 253”.

Khidhir masih berbaik hati dan mengatakan, “Bukankah


sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya
engkau tidak akan dapat sabar bersamaku? 254” Musa
masih meminta kesempatan sekali lagi, “Jika aku
bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah kali ini,
maka janganlah engkau memperbolehkan aku
menyertaimu, sesungguhnya engkau sudah cukup
memberikan uzur padaku 255".

Musa gagal lagi, ia tidak paham arti dari membunuh


seorang anak. Membunuh anak maknanaya sama

252
QS. Al Kahfi: 72 s/d 73.
253
QS. Al Kahfi: 74.
254
QS. Al Kahfi: 75.
255
QS. Al Kahfi: 76.
93
Kisah Sebagai Tuntunan dan Perintah
dengan melubangi perahu. Yaitu menghilangkan
keakuan yang selalu ingin dipuji laksana anak kecil.

“Maka keduanya melanjutkan berjalan lagi, hingga


tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri,
mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu,
tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka,
kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu
dinding rumah yang roboh, maka Khidhir menegakkan
dinding itu. Musa berkata ‘Jikalau engkau mau, niscaya
engkau mengambil upah untuk itu 256”.

Untuk yang ketiga kalinya Musa masih tidak paham


maksud perbuatan Khidhir, yaitu arti menegakkan
dinding rumah yang roboh. Maksud Khidir menegakkan
dinding rumah yang roboh adalah memberi pelajaran
bahwa Musa dalam melakukan kebajikan atau amal
ibadah kepada janganlah meminta upah, janganlah
meminta pahala, janganlah meminta surga, karena
sesunguhnya segala usaha kebajikan dan amal itu
eksistensi adalah usaha Allah sendiri.

Ketiga perbuatan Khidhir yang ditunjukkan kepada


Musa maksudnya adalah sama, yaitu mengajak Musa
untuk menghilangkan eksistensi dirinya agar melebur
kedalam Dzat Allah, sehingga tidak ada daya dan upaya
melainkan Allah sendiri yang memiliki daya dan upaya
tersebut.

Secara luas Khidhir memberi hikmah kepada manusia itu


tidak memiliki daya dan upaya apapun, benar-benar
mati. Yang memiliki daya dan upaya, atau yang hidup

256
QS. Al Kahfi: 77.

94
Kisah Sebagai Tuntunan dan Perintah
hanyalah Allah semata. “Lahaula walakuwwata illa
billah”.

Khidhr berkata “Inilah perpisahan antara aku dengan


engkau, kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan
perbuatan-perbuatan yang engkau tidak dapat sabar
terhadapnya 257”.

Karena Musa tiga kali tidak lulus, Khidhir menjelaskan


tiga perbuatan tersebut bukan secara hikmah, tetapi
secara harfiah, yaitu: “Adapun bahtera itu adalah
kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan
aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di
hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-
tiap bahtera. Dan adapun anak muda itu, maka
keduanya adalah orang-orang mukmin, dan kami
khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang
tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami
menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi
mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya
dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya
(kepada ibu bapaknya). Adapun dinding rumah adalah
kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di
bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka
berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang sholeh,
maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka
sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan
simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu, dan
bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku
sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan
yang engkau tidak dapat sabar terhadapnya 258”.

257
QS. Al Kahfi: 78.
258
QS. Al Kahfi: 79 s/d 82.

95
Kisah Sebagai Tuntunan dan Perintah
[11]
Pada saat Nabi Musa mendengan suara pengembala
“Oh, di manakah Dikau, supaya aku dapat menjahit
baju Mu, memperbaiki kasut Mu, dan mempersiapkan
tempat tidur Mu? Di manakah Dikau, supaya aku dapat
menyisir rambut Mu dan mencium kaki Mu? Di
manakah Dikau, supaya aku dapat membawakan air
susu untuk minuman Mu?”

Terkejut Nabi Musa lalu bertanya kepada pengembala


dengan siapa dia sedang bercakap, dijawab oleh
pengembala “Dengan Allah yang telah menciptakan
kita. Dengan Dia yang menjadi Tuhan yang menguasai
siang dan malam, bumi dan langit.”

Maka marahlah Nabi Musa dan berkata “Sungguh


berani kamu bercakap sedemikian kepada Allah.
Ucapan kamu itu adalah kekafiran. Kamu harus
menyumbat mulutmu dengan kapas agar dapat
mengendalikan lidahmu. Kamu harus berhenti berkata
demikian, jika tidak Tuhan akan menghukum seluruh
penduduk bumi akibat dosa-dosamu”

Nabi Musa a.s berkata lagi,“Apakah Allah adalah


seorang manusia biasa, sehingga Dia harus memakai
kasut? Apakah Allah seorang anak kecil, yang
memerlukan susu untuk membesar? Tentu saja tidak.
Allah maha sempurna dan tidak memerlukan sesiapa
pun. Dengan berbicara kepada Allah seperti yang telah
engkau lakukan, engkau bukan saja telah merendahkan
dirimu, tapi kau juga merendahkan seluruh ciptaan
Tuhan. Kau tidak lain dari seorang musuh agama.
Segeralah kamu memohon maaf”

96
Kisah Sebagai Tuntunan dan Perintah
Pengembala berkata “Tuan telah menyalakan api di
dalam jiwaku. Mulai hari ini aku berjanji akan menutup
mulutku untuk selamanya.” Setelah itu pengembala itu
pergi meninggalkan Nabi Musa.

Dan setelah itu Musa ditegur oleh Allah “Mengapa


engkau berdiri di antara Aku dan kekasih Ku yang setia?
Mengapa engkau pisahkan pecinta dari yang
dicintainya? Aku telah mengutus engkau supaya dapat
menggabungkan kekasih dengan kekasihnya, bukan
memisahkan ikatan di antaranya.”

Musa mendengar teguran Allah dengan penuh


kerendahan serta rasa takut. Kemudian Allah berfirman
“Aku tidak menciptakan dunia supaya Aku memperolehi
keuntungan daripadanya. Seluruh makhluk diciptakan
untuk kepentingan makhluk itu sendiri. Aku tidak
memerlukan pujian atau sanjungan. Aku tidak
memerlukan ibadah atau pengabdian. Orang-orang
yang beribadah itulah yang mengambil keuntungan dari
ibadah yang mereka lakukan”.

Allah melanjutkan tegurannya kepada Nabi Musa,


”Ingatlah! Bahwa di dalam cinta, kata-kata hanyalah
bungkusan luar yang tidak memiliki makna apa-apa.
Aku tidak memperhatikan keindahan kata-kata, tapi
yang Aku perhatikan adalah lubuk hati yang paling
dalam dari seseorang itu. Dengan cara itulah Aku
mengetahui ketulusan makhluk Ku. Buat mereka yang
dibakar dengan api cinta, kata-kata tidak mempunyai
makna. Mereka yang terikat dengan kata-kata bukanlah
mereka yang terikat dengan cinta.”

Nabi Musa amat menyesal dan mencari pengembala


untuk memohon maaf.
97
Kisah Sebagai Tuntunan dan Perintah

Nabi Musa memberitahunya “Aku ada pesanan penting


untuk kamu. Allah telah berfirman kepada ku, bahwa
tidak diperlukan kata-kata yang indah bila kita ingin
berbicara kepada Nya. Kamu bebas berbicara kepada
Nya dengan cara apa pun yang kamu sukai, dengan
kata-kata apa pun yang kamu pilih kerana apa yang aku
sangka sebagai kekafiran mu ternyata adalah ungkapan
dari keimanan dan kecintaan mu yang menyelamatkan
dunia.”

Dengan sederhana pengembala menjawab “Aku sudah


melepas tahapan kata dan ayat. Hatiku sudah dipenuhi
dengan kehadiran-Nya. Aku tidak dapat menjelaskan
keadaan ku padamu, dan kata-kata pun tak dapat
melukiskan pengalaman rohani yang ada dalam hatiku.”

[12]
“Dan tatkala Musa datang untuk munajat dengan Kami
pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah
berfirman langsung kepadanya, berkatalah Musa: "Ya
Tuhanku, nampakkanlah diri Engkau kepadaku agar aku
dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu
sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke
bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya niscaya kamu
dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri
kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur
luluh 259 dan Musa pun jatuh pingsan 260. Maka setelah
Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau,

259
Gunung itu hancur luluh artinya hilangnya eksistensi seluruh alam
semesta.
260
Musa pun jatuh pingsan artinya hilangnya eksistensi diri manusia.

98
Kisah Sebagai Tuntunan dan Perintah
aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang
pertama-tama beriman 261".

Apabila engkau ingin melihat Allah agar engkau beriman


seperti Nabi Musa, hal itu tidak akan sanggup engkau
lakukan kecuali engkau melenyapkan segala eksistensi 262
alam semesta sehingga yang berdiri tegak adalah
eksistensi Allah, dan juga engkau sanggup melenyapkan
eksistensi dirimu, bahwa yang berdiri tegak pada dirimu
adalah eksistensi Allah.

Maka engkau betul-betul beriman dikarenakan engkau


telah melihat Allah.

[13]
Orang besar tidak butuh surga, Tirulah Rabi'ah al
Adawiyah, ia kalau siang membawa obor kemana-
mana.

Dan ditanya ia, “Kenapa engkau membawa obor


keliling kota?” Rabi'ah menjawab, “Aku akan membakar
surga, supaya Allah tahu bahwa kalau aku cinta kepada
Nya, tidak karena menginginkan surga, tapi karena
memang tulus cinta kepadaNya”.

Pada saat yang lain Rabi'ah al Adawiyah membawa air


didalam ember dan dia berkeliling kota, dengan
mencincing kainnya. Kemudian ditanya, “Untuk apa air
itu wahai Rabi'ah?” Rabia'ah menjawab, “Aku akan
siramkan air ini di bara api neraka, sehingga padamlah
seluruh neraka. Supaya Allah tahu bahwa kalau aku
261
QS. Al A'raaf: 143.
262
Eksistensi adalah kenampaan yang hakiki dari Af’al, Asma’ , Sifat, dan
Dzat.

99
Kisah Sebagai Tuntunan dan Perintah
mengabdi kepada Nya itu karena aku cinta kepadaNya,
tidak peduli kepada neraka”.

100
Amal Ibadah Memiliki Aspek
Lahiriyah dan Batiniyah
10. AMAL IBADAH MEMILIKI ASPEK
LAHIRIYAH DAN BATINIYAH
[1]
Sesunggunghnya setiap amal ibadah terdapat dua aspek,
yaitu lahiriyah dan batiniyah. Syahadat, sholat, zakat,
puasa, haji-dari amal semua itu kebanyakan dari
manusia hanya memperhatikan aspek lahiriyah, sedikit
diantaranya yang memahami aspek batiniyah, sehingga
amal ibadah tidak membekas dalam perilaku sehari-hari
yang sebenarnya dipancarkan dari kemuliaan
batiniyahnya.

[2]
Sholat itu dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri
dengan salam. Salam dua kali, kekanan dan kiri. Bukan
salam ke kanan aja, atau salam kekiri aja.

Tahukah engkau apa maksud salam kekanan dan kekiri?


Yaitu Allah melalui hambanya mengucapkan salam
kepada semua golongan, golongan kanan dan golongan
kiri, golongan baik dan golongan buruk.

[3]
Jangan hanya belajar bagaimana khusuk didalam sholat,
belajarlah tentang bagaimana perilaku khusuk diluar
sholat. Karena sesungguhnya kekhusukan sholat samar
terlihat didalam sholat, tapi jelas terlihat pada perilaku
khusuk diluar sholat.

[4]
Apabila sholat belum merupakan proses pencegahan
perbuatan keji dan mungkar, serta pengguyuran hujan
manfaat bagi orang lain, maka sukar untuk membantah
101
Amal Ibadah Memiliki Aspek
Lahiriyah dan Batiniyah
bahwa sholat sekedar berkualitas seperti gerakan robot
dengan angan kosong.

[5]
Pada sholat berjamaah, Seorang Imam mengatakan;
“Sawwuu shufufakum”. Rapatkan dan luruskan shaf
tidak hanya barisan jamaah hingga bersentuhan bahu
dan badan meraka. Shaf yang ada di dalam dirimulah
yang utama dirapatkan dan diluruskan sehingga setan
tidak ada cela untuk masuk dihatimu.

[6]
Salam dan keselamatan tercurahkan kepada engkau
semua dari Tuhan yang Maha Pengasih (sambil menoleh
ke kanan). Salam dan keselamatan tercurahkan kepada
engkau semua dari Tuhan yang Maha Pengasih (sambil
menghadap ke kiri).

Allah memberikan salam dan keselamat kepada semua


makluknya (golongan kiri dan kanan) melalui sholat
yang dikerjakan hambanya.

[7]
Tidak ada pekerjaan yang paling ringan kecuali
meninggalkan sholat. Dan tidak ada sesuatu yang paling
dekat dengan dunia kecuali akhirat.

[8]
Kalau engkau bersujud dan seluruh badanmu engkau
sujudkan pula kepada Allah, engkaulah ‘Sofiullah’ 263.

263
Sofiullah, sifat-sifat Allah-seperti gelar yang diberikan kepada Nabi Adam.

102
Amal Ibadah Memiliki Aspek
Lahiriyah dan Batiniyah
Kalau engkau bawa hatimu untuk mencintai dan yang
engkau cintai seluruhnya adalah Allah, engkaulah adalah
‘Kholilullah’ 264.

Kalau engkau mendengar dan seluruh yang engkau


dengar adalah Allah, engkaulah ‘Ayatullah’ 265.

Kalau engkau bernafas dan seluruh tarikan dan


hembusan nafas yang engkau lakukan adalah jalan untuk
kembalimu kepada Allah, engkaulah ‘Ruhullah’ 266.

Kalau engkau berjalan dimuka bumi dan engkau


tundukkan segala langkahmu pada langkah Allah,
sehingga segala apa yang engkau berikan adalah
keselamatan kepada seluruh makluk, engkaulah
‘Rasulullah’267.

[9]
Masjid bukan hanya bangunan tembok, kayu dan
kubah. Dimanapun kamu bersujud, maka disitulah
terbangun masjid. Karena sesungguhnya masjid seluas
semesta alam

[10]
Rasulullah Muhammad apabila menghadap Tuhannya,
yang dikedepankan adalah kepentingan umatnya.
Sebaliknya apabila menghadap umatnya, yang
dikedepankan adalah kepentingan Allahnya.

264
Kholilullah, kholifah Allah-seperti gelar yang diberikan kepada Nabi
Ibrahim.
265
Ayatullah, ayat-ayat Allah-seperti gelar yang diberikan kepada nabi Musa.
266
Ruhullah, ruhnya Allah-seperti gelar yang diberikan kepada Nabi Isa.
267
Rasulullah, utusa Allh-seperti gelar yang diberikan kepada Nabi Muhammad.

103
Amal Ibadah Memiliki Aspek
Lahiriyah dan Batiniyah

Sedangkan kebanyakan manusia dimanapun


menghadap, yang dikedepankan adalah kepentingan
diri sendiri.

[11]
Disempurnakan pendirian sholat dengan empat gerakan;
berdiri, ruku’, duduk dan sujud agar yang mengerjakan
tahu bahwa dirinya tersusun dari api, angin, tanah dan
air.

Gerakan berdiri menunjukkan bahwa ia tersusun dari


api, ruku’ menunjukkan bahwa ia tersusun dari angin,
duduk menunjukkan bahwa ia tersusun dari tanah, dan
sujud menunjukkan ia tersusun dari air.

[12]
Janganlah engkau menengadahkan tanganmu untuk
menerima sesuatu dari pada makluk, melainkan engkau
melihat bahwa Si Pemberi itu adalah Tuhanmu jua. Dan
jangan engkau mengulurkan tanganmu untuk memberi
sesuatu kepada makluk, melainkan engkau melihat
bahwa Si Penerima itu adalah Tuhanmu jua 268.

[13]
Banyak orang beriman kuat menahan lapar, karena
cukuplah perut yang melakukannya. Tapi sedikit dari
mereka yang mampu berhenti makan sebelum kenyang,
karena hal itu tidak hanya membutuhkan keimanan saja,
tapi lebih membutuhkan dimensi rohani tinggi untuk
melakukannya 269.

268
Hikam, Ibnu Athailah.
269
Emha Ainun Nadjib.

104
Amal Ibadah Memiliki Aspek
Lahiriyah dan Batiniyah

[14]
Kalau puasa dilakukan sekedar menahan haus dan lapar
dengan berpedoman pada tidak memasukkan makanan
untuk dimakan. Dengan tidak meninggalkan
substansinya, maka puasa dapat dilakukan dengan cara
berhenti makan sebelum kenyang, atau bahkan tidak
makan makanan yang disukai untuk dimakan, serta
memakan makanan yang tidak disukai untuk dimakan,
itupun puasa.

[15]
Ramadhan artinya membakar dosa, maka bakarlah
dosamu hingga setiap bulan menjadi bulan Ramadhan,
setiap minggu adalah pintu rahmat, setiap hari adalah
ampunan, setiap malam adalah Lailatul Qadar, setiap
jam adalah pembebasan dari neraka, setiap menit dan
detik adalah Hari Raya.

[16]
Tidak melepas pakaian untuk berihram seorang yang
berhaji kecuali untuk menghilangkan segala perbedaan
antara sesama makluk dihadapan Khaliknya.

Tidak melakukan Sa’i antara Shofa dan Marwa seorang


yang berhaji sebelum mengetahui bahwa didalam
dirinya ada perubahan bolak-balik dari puncak manusia
sebagai sebaik-baik ciptaan (fi ahsani taqwim) menuju
titik nadir manusia sebagai seburuk-buruk ciptaan (asfala
safilin).

Tidak melakukan tahalul dengan memotong rambut


seorang yang berhaji kecuali rambut yang dipotong

105
Amal Ibadah Memiliki Aspek
Lahiriyah dan Batiniyah
untuk mengendalikan nafsu amarah, lauwamah dan
mulhimah.

Tidak melakukan lontaran jumrah terhadap Ula, Ustha,


dan Aqabah seorang yang pergi haji kecuali melempar
setan didalam dirinya yang selalu mengajak menyembah
hawa nafsu manusia itu sendiri.

Tidak melakukan tawaf mengitari Ka’bah seorang yang


berhaji kecuali mengajak tujuh orbit nafsunya untuk
tunduk kepada Allah.

Tidak melakukan wukuf dipadang Arafah seorang yang


berhaji kecuali meleburkan segala kekuatan dan
pengakuan yang ada didalam dirinya hingga melebur
kepada Allah semata.

Dan tidak melakukan haji seseorang yang berhaji kecuali


terus menerus sepanjang hidupnya.

[17]
Tidak ada manfaat orang melempar batu (balang jumra)
walau 1000 kali pada waktu haji, kecuali ia berniat
melempar setan yang ada pada diri mereka sendiri.

[18]
Ketahuilah bahwa shahadat, sholat, zakat, puasa, haji
lahiriyahnya berbeda. Batiniahnya sama yaitu
penggiringan hati menuju Rabnya. Seperti inilah yang
dimaksud kejadian manusia dikumpulkan di padang
maksyar.

106
Amal Ibadah Memiliki Aspek
Lahiriyah dan Batiniyah
[19]
Barang siapa yang beribadah karena sesuatu yang dia
diharapkan dan menolak sesuatu yang dia takutkan
daripadaNya, sesungguhnya tiadalah dia benar-benar
menegakkan hak bagi sifat-sifat Tuhan atas dirinya.

[20]
Orang yang menguasai ilmu agama Islam belum tentu
seorang Muslim. Orang yang pintar mengaji belum
tentu berkelakuan baik. Orang yang beristighatsah dan
bershalawat belum tentu gerakannya itu ada kaitan
murni dan substansial dengan makna istighatsah dan
shalawat. Orang memakai pakaian dan atribut Islam
belum tentu orang yang sholeh 270.

[21]
Ujian utama Tuhan kepada manusia ialah Mata
Pelajaran Uang. Uang itu adalah kertas ujian yang
sangat sulit diselesaikan jawabannya.

Jarak jauh dan dekatnya uang terhadap hatimu


mencerminkan baik dan tidaknya amal ibadahmu.

[22]
Bagaimana engkau tekun melakukan ibadah karena
mengharap pahala (surga), sedang Rasulullah
Muhammad sudah dijamin masuk surga, siang-malam
terus melakukan ibadah. Hendaklah hal itulah menjadi
pengetahuan bagimu.

270
Emha Ainun Nadjib.

107
Amal Ibadah Memiliki Aspek
Lahiriyah dan Batiniyah
[23]
Bagaimana seorang dapat menuntut upah (pahala surga)
bagi sesuatu amal yang sebenarnya Tuhan sendiri telah
mensedekahkan amal tersebut kepadanya 271.

[24]
Pergilah masuk ke dalam dirimu sendiri, telusurilah
perbuatan-perbuatanmu sendiri, dan juga masuklah ke
urusan-urusan manusia di sekitarmu, pergilah ke
panggung-panggung dunia yang luas.

Tekunilah, temukanlah salah benarnya ucapan-ucapanku


kepadamu. Kemudian peliharalah kepekaan dan
kesanggupan untuk tetap bisa menangis. Karena
alhamdulillah, seandainya sampai akhir hidupmu hanya
diperkenankan untuk menangis karena keadaan-keadaan
itu. Maka airmata sajapun sanggup mengantarkanmu
kepada Nya.

[25]
Kalau orang beribadah, melakukan amal kebaikan boleh
saja bertujuan untuk surga, tapi surga bukan puncak
tertinggi. Dalam martabat nafsu, surga berada dilevel
menengah yaitu nafsu (jiwa) “Mutmainah”. Tingkat
berikutnya adalah “Radhiah”, “Mardiah”, “Kamalia”.

Ketahuilah bahwa semuanya martabat nafsu ada tujuh;


amarah, lauwamah, mulhimah, mutmainah, radhiah,
mardiah, kamalia. Inilah yang disebut langit shaf tujuh.

271
Hikam, Ibnu Athailah.

108
Amal Ibadah Memiliki Aspek
Lahiriyah dan Batiniyah
[26]
Sejelek apapun diri kita semoga masih tergolong
“Minatdzulumati ilannur”, yaitu golongan yang
bergerak dari kegelapan menuju cahaya.

[27]
Janganlah sekali-kali engkau mencari ilmu pada benda-
benda mati 272, sedangkan aku Rasuluulah Muhammad
mencari ilmu dari Dzat yang Hidup 273.

[28]
Ya Allah, hamba berlindung kepada Mu.

Hamba berlindung kepada Mu dari kesombongan


sebagai orang berkuasa, yang berdiri gagah tanpa punya
malu karena merasa dirinya lebih tinggi dari manusia
lain.

Hamba berlindung kepada Mu dari kesombongan


sebagai orang kaya yang berjalan acuh dan
mendongakkan kepala karena merasa dirinya lebih
penting dari orang lain.

Hamba berlindung kepada Mu dari sifat kesombongan


orang pandai yang selalu merasa dirinya lebih hebat dari
lainnya, sehingga kami membuka mulut lebar-lebar dan
memutahkan hujatan kata yang berasal dari perasaan
hebat yang ada pada dirinya.

272
Manusia itu benda mati, malaikat itu benda mati, Jibril itu benda mati, Al-
Quran-kitab kitab itu benda mati, Roh Kudus itu benda mati, nabi rasul itu
benda mati, auliya itu benda mati, wali itu benda mati, bulan bintang
matahari itu benda mati. Semua benda mati.
273
Dzat Yang Maha Hidup adalah Allah

109
Amal Ibadah Memiliki Aspek
Lahiriyah dan Batiniyah
Hamba berlindung kepada Mu dari sifat kesombongan
orang mashur yang selalu merasa dirinya lebih khusus
dibanding orang lain disekitarnya dan menyangka
kemashuran adalah kelebihan derajat dari orang lain.

Ya Allah hamba benar-benar berlindung kepada Mu dari


sifat kesombongan orang sholeh yang sibuk merasa
bahwa yang selain dirinya adalah najis, dan tidak punya
kemampuan lain kecuali merasa dirinya paling suci dan
selalu benar, yang beranggapan bahwa Engkau adalah
anak buah-nya, yang beranggapan bahwa bahwa para
Nabi dan Rasul adalah staf-nya untuk melaksanakan
kepentingan dirinya dan golongannya 274.

[29]
“Asa an tukrihu syai-an wa huwa khoirul-lakum, wa 'asa
an tuhibbu syai-an wa huwa syarrun lakum 275”.

Apa yang selama ini engkau singkirkan, engkau anggap


buruk, engkau coreng mukanya, engkau remehkan,
engkau rendah-rendahkan atau engkau buang ke tong-
tong sampah, akan menohok kesadaranmu dan engkau
akan dipaksa menyadari bahwa sesungguhnya yang
engkau anggap buruk itulah yang baik bagi
kehidupanmu.

Sebaliknya segala sesuatu yang engkau junjung-junjung,


engkau blow-up, engkau puja-puji, engkau bela mati-
matian, engka sangka akses utama masa depanmu, akan
hina di depan matamu dan engkau dipaksa menyadari
bahwa ternyata ia sesungguhnya buruk bagi hidupmu 276.

274
Emha Ainun Nadjib.
275
QS. Al Baqarah: 216.
276
Emha Ainun Nadjib.
110
Amal Ibadah Memiliki Aspek
Lahiriyah dan Batiniyah

[30]
Sebelum mencapai “Madinatul I'lmu” (kotanya ilmu)
cari dulu “Babul I'lmu” (pintunya ilmu). Dan
sesungguhnya seorang yang telah berada didalam
“Madinatul I'lmu” maka Allah memberikan pengetahuan
terhadap rahasia-rahasia Nya.

“Madinatul I’lmu” adalah rahasia-rahasia ilmu, sedang


Babul I’lmu adalah hikmah-hikmah ilmu.

[31]
Allah kadang menghiasi kita dengan pakaian wali,
hingga kita terpedaya oleh indahnya waktu dengan
segala kemuliaannya. Dan kita merasa telah menjadi
kekasihNya. Padahal sesungguhynya kita telah tertimpa
“Istidroj” (dibombong).

Allah kadang menghiasi kita dengan kemuliaan, pangkat


dan kepemimpinan, serta posisi terhormat di hadapan
publik, sehingga kita terjebak dalam pujian manusia dan
kita menyangka bahwa kita ini termasuk orang yang
meraih keutamaan. Mungkin inipun sesungguhnya
“Istidroj”.

Begitu pula Allah kadang menghiasi kita dengan ragam


hikmah yang lembut, lalu kita terjebak dengan
keindahan bahasa sastra dan hikmah, lalu kita
menyangka diri kita telah melampaui pengetahuan
semua hakikat. Padahal ini hanya “Istidroj”.

Bahkan kadang Allah menghiasi kita dengan berbagai


nikmat, dan kita tenggelam dalam kenikmatan-Nya, lalu
kita terjebak pada keindahan dan bagusnya nikmat itu.

111
Amal Ibadah Memiliki Aspek
Lahiriyah dan Batiniyah
Kita menyangka bahwa diri kita telah mendapat sesuatu
dari Allah Ta’ala. Padahal semua itu hanyalah “Istidroj
277”.

[32]
Tuhanku, Engkau Maha Mengetahui bahwa aku adalah
mahkluk yang lemah, maka berilah kepandaian kepada
ku.

Yakni kepandaian untuk mengatahui bahwa yang benar


itu benar, kepandaian untuk mengetahui bahwa yang
salah itu salah.

Lalu berikanlah kesanggupan kepadaku untuk


melaksanakan segala kebanaran, serta berikanlah pula
kekuatan kepadaku untuk meninggalkan segala
kesalahan.

“Allahuma arinal haqa haqa warjuknatibaah, wa arinal


baatila baatila warzuknattinabah 278”

[33]
“Subhanalladzi asro biabdihi lailam minal masjidil
haroomi ilal masjidil aqso”. Maha Suci Allah, yang telah
memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha.

Hidup ini dijalankan bukan jalan sendiri, hidup ini


dipilihkan bukan memilih sendiri. Hidup manusia dari
mulai lahir sampai mati sudah ditetapkan pilihannya
bukan menetapkan pilihan sendiri. Sesungguhnya tiap-

277
Emha Ainun Nadjib.
278
Al Hadist.

112
Amal Ibadah Memiliki Aspek
Lahiriyah dan Batiniyah
tiap manusia itu telah ditetapkan amal perbuatannya
sebagaimana tetapnya kalung pada leher mereka.

Hidup ini malam hari bukan siang hari. Manusia tidak


tahu apa yang terjadi esok hari, tidak tahu apa yang
terjadi satu jam kedepan, tidak tahu apa yang terjadi
satu menit kedepan, tidak tahu apa yang terjadi satu
second kedepan, tidak tahu apa yang terjadi seper
sekian second kedepan.

Hidup ini mundur ke belakang bukan maju kedepan.


Hidup ini kembali kepada asal, kembali ke kampung
halaman. Sesungguhnya dari Allah, manusia berasal dan
kepadaNyalah, manusia dikembalikan.

[34]
“Demi bintang ketika terbenam, kawanmu
(Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan
tiadalah yang diucapkannya itu Al-Quran menurut
kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain
hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya, yang
diajarkan kepadanya oleh Jibril yang sangat kuat, yang
mempunyai akal yang cerdas, dan Jibril itu
menampakkan diri dengan rupa yang asli, sedang dia
berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat,
lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat pada
Muhammad sejarak dua ujung busur panah atau lebih
dekat lagi. Lalu dia menyampaikan kepada hambaNya
(Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan 279”.

Al-Qur’an turunkan dengan syarat hati harus bersih


(tidak menuruti hawa nafsunya) dan akal harus cerdas.
Hati yang bersih ialah seperti yang dicontohkan oleh
279
QS. An Najm: 1 s/d 10.
113
Amal Ibadah Memiliki Aspek
Lahiriyah dan Batiniyah
Muhammad, dan akal yang cerdas ialah seperti yang
dicontohkan oleh Jibril 280. Dan apabila diposisikan pada
diri manusia, keduanya sejarak antar dua ujung busur
panah, bahkan lebih dekat lagi. Yaitu jarak antara dada
dan kepala manusia.

[35]
Sesungguhnya perjalanan spiritual seorang menuju Rab-
ya akan menapaki tahap-tahapan;

Pertama, tahapan 'Abid, yaitu seorang yang tekun


beribadah kepada Allah dengan tujuan ingin masuk
surga dan selamat dari siksa neraka.

Berikutnya tahapan Mukhlis, yaitu orang yang


beribadah hanya semata karena Allah bukan karena
ingin masuk surga, ataupun selamat dari neraka.

Tahapan yang lebih tinggi lagi adalah tahapan Muhib,


yaitu orang yang cinta kepada Allah.

Tahapan berikutnya lagi, yaitu Al- 'Arif yaitu orang yang


ma'rifat kepada Allah SWT.

Dalam perjalanan tahap Muhib menuju ke tahapan 'Arif,


seseorang akan mengalami empat jenjang tajalli 281;

280
Jibril itu diri Muhammad sendiri. Pada tiap diri manusia, Jibril selalu ada bersama
Muhammad tergantung seberapa cerdas akal yang dimiliki dan seberapa bersih
hatinya. Akal disimbolkan berada di kepala dan Muhammad disimbolkan berada
di dada kiri, keduanya sejarak antar dua ujung busur panah, bahkan lebih dekat
lagi.
281
Tajalli adalah kenampaan yang dialami seorang dengan merasakan bahwa
keberadaan Allah yang ada dimana-mana.
114
Amal Ibadah Memiliki Aspek
Lahiriyah dan Batiniyah
Tajalli 'Afal 282, Tajalli Asma’ 283,Tajalli Sifat 284, dan Tajalli
Dzat 285.

Apabila ia telah sampai pada tahapan tajalli Dzat. maka


berarti ia tengah berada pada maqom' Arifin (ahli
ma'rifat).

[36]
Tahukah engakau Isra’ Mi’raj? Pernakah melakukannya?
Isra' tidak lain adalah perjalanan secara ilmu dari
tahapan akal (Masjidil Haram) menuju tahapan hati
(Masjidil Aqsa), dan Mi'raj adalah perjalanan secara ilmu
dari hati (Masjidil Aqsa) menuju ruh (Sidratul Muntaha).

Setiap saat, setiap orang mukmin bisa melakukan Isra'


Mi'raj. "As shalatu Mirajul Mu'minin". Sholat itu bukan
hanya pergerakan fisik, tapi lebih dari itu, yaitu
perjalanan batin menuju ufuk yang terjauh (Sidratul
Muntaha) untuk menghadap Allah.

Apabila telah mencapai Sidratul Muntaha, maka seorang


berada pada kondisi batin yang paling dekat dengan
Allah, sehingga tidak ada jarak. Dan apa yang dilihat
pada saat itu di kanan dan dikiri adalah cahaya
(Nurullah), demikian dirinya juga telah melebur menjadi
cahaya.

282
Tajalli Af'al adalah kenampaan bahwa segala perbuatan adalah perbuatan
Allah.
283
Tajalli Asma’ adalah kenampaan bahwa segala nama adalah nama Allah.
284
Tajalli Sifat adalah kenampaan bahwa segala sifat adalah sifat Allah.
285
Tajalli Dzat adalah kenampaan bahwa segala bentuk adalah bentuk Allah.
Tajalli ini merupakan yang paling berat diterima diantara Tajalli yang lain.

115
Amal Ibadah Memiliki Aspek
Lahiriyah dan Batiniyah
[37]
“Apakah orang yang beribadah dengan tidak mengenal
kepada Allah lebih beruntung, ataukah orang yang
berma’rifat kepada Allah, ia beribadah setiap waktu baik
pada waktu berbaring, duduk, dan berdiri, sedang ia
mengharap pertemuan dengan Tuhannya?

Katakanlah, "Adakah sama orang-orang yang


mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajaran 286.

[38]
Tidak sekali-kali Allah menerima amal sholeh seorang,
kecuali amal ibadah tersebut untuk dirinya sendiri, yaitu
kenampaan dari hatinya yang bersih serta ternjaga dari
perbuatan keji dan mungkar.

“Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh, maka itu


adalah untuk dirinya sendiri, dan barang siapa yang
mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya
sendiri 287”. Allah tidak terangkat atau menurun
derajatnya atas amal dan kejahatan yang manusia
lakukan.

“Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya


jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya
Allah benar-benar Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu
dari semesta alam 288”.

286
QS. Az Zumar: 9.
287
QS. Al Jaatsiyah: 15.
288
QS. Al 'Ankabuut: 6.

116
Amal Ibadah Memiliki Aspek
Lahiriyah dan Batiniyah

[39]
Janganlah engkau meniru mereka yang menganggap
Tuhannya adalah pedagang. Yaitu mereka yang gemar
melakukan ibadah agar bisa masuk surga, dan tidak ada
keinginan sama sekali untuk bertemu Tuhannya. Mereka
menganggap kenikmatan surga dapat ditukar amal
ibadahnya, padahal Allah Maha Kuasa tidak
membutuhkan sedikitpun dari amal ibadah dan pujian
mereka.

Dan saat malaikat menghadap Tuhan membawa catatan


amalan Si Fulan “Ya Allah, kami membawa catatan Si
Fulan yang selama di dunia diisi dengan amal ibadah
kepada Mu. Sepatutnyalah Engkau masukan ia ke Surga-
Mu”. Jawab Tuhan "Tidak! Campakan catatan dan
pemiliknya ke neraka, karena aku tidak membutuhkan
amalan ibadah manusia".

[40]
Sesungguhnya ada empat langkah yang tidak bisa salah
satu ditinggalkan sehingga bisa mencapai kesempurnaan
dari amal ibadah yang engkau lakulan, yaitu; Syariat,
Tharekat, Hakikat, dan Ma’rifat.

“Asy-syari’atu aqwali wath-thariqatu af’ali wal-haqiqatu


ahwali al-ma’rifatu sirri 289- Syariat itu perkataanku,
Tharekat itu perbuatanku, Hakikat itu tingkah lakuku
dan Ma’rifat rahasiaku”.
Apabila engkau telah mencapai Ma’rifat, maka
terbukalah tirai hingga antara engkau dan Allah menjadi
sepandangan. Dalam keadaan yang demikian itu maka
289
Al Hadist.
117
Amal Ibadah Memiliki Aspek
Lahiriyah dan Batiniyah
engkau tidak melihat wujud alam semesta dan dirimu
sendiri kecuali Allah.
“Man nazhara ila syai’in wa lam yarallaha fihi fahuwa
bathilun – Barang siapa yang memandang sesuatu dan ia
tidak melihat Allah disesuatu tersebut, maka dia itu sia-
sia 290”
Demikian juga dikatakan, “Man ra’aitu syai’an illa wa
ra’aitullaha fihi – Aku tidak melihat sesuatu melainkan
aku melihat Allah di dalamnya 291”.

Keempat langkah tersebut apabila dapat melaksanakan


maka engkau akan bisa merasakan rasa yang sejati-
sejatinya rasa 292, yaitu rasa bersatunya manusia dengan
Allah-Wahdatul wujud.

[41]
Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah.
Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu
mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki
semua manusia itu beriman, tentu Allah memberi
petunjuk kepada manusia semuanya 293. Maka janganlah
engkau mencela betapapun sesatnya amal pebuatan
mereka 294. Dan hanyalah kepada Allahlah dikembalikan
segala urusan 295.
290
Al Hadist.
291
Perkataan Ali Bin Abi Thalib.
292
Rasa yang sejati-sejatinya rasa, adalah rasa yang nikmat tidak ada
tandinganya walaupun dibandingkan dengan kenikmatan surga.
293
QS. Ar Ra’d: 31.
294
Apabila mencela amal perbuatan sesat mereka, maka sama saja mencela
perbuatan Allah.
295
Hal ini banyak disebutkan dalam Al-Quran; QS. Al Anfaal: 44, QS. Al
Baqarah: 210, QS. Asy Syuura: 53, QS. Faathir: 4, QS. Luqman: 22, QS. Al
Hajj: 41, QS. Al Hadiid: 5.
118
Amal Ibadah Memiliki Aspek
Lahiriyah dan Batiniyah

Dan janganlah saling mempertentangkan segala urusan


karena merasa benar, hendaklah segala urusan yang
dipertentangan umat dikembalikan kepada Allah.
Cukuplah kebenaran Al-Qur’an itu untuk menilai dirimu
sendiri.

119
Tujuh Buah Jalan-Tujuh Lapis Langit-
Tujuh Tingkatan Nafsu

11. Tujuh Buah Jalan-Tujuh Lapis


Langit-Tujuh Tingkatan Nahsu
[1]
Sesungguhnya tidak diciptakan hati manusia kecuali
dengan kekomplekan luar biasa, hingga dibuat
metafora 296 untuk memudahkan pengetahuan tentang
sifat dan karakternya.

Dalam Al-Qur’an, hati manusia dimetaforakan sebagai


gunung, dimetaforakan sebagai gua, dimetaforakan
sebagai laut, dimetaforakan sebagai langit,
dimetaforakan sebagai batu, dimetaforakan sebagai
kebun yang subur, dimetaforakan sebagai api yang
menyala, dimetaforakan sebagai perahu.

[2]
Janganlah engkau berjalanlah dimuka bumi hanya
dengan mata untuk milihat dan hanya dengan telinga
untuk mendengar, tapi berjalanlah engkau di muka
bumi dengan hati untuk melihat dan sekaligus hati untuk
mendengar.

[3]
Seluas-luas alam semesta masih kalah luas dibanding
dengan luasnya hati orang mukmin. Sesungguhnya
luasnya hati orang mukmin dapat muat menampung 297
Allah, sedang luasnya alam semesta tidak muat
menampung Nya.

296
Diumpamakan dengan berbagai bentuk.
297
Menampung berarti memahami seluruh dzat dan sifat Allah.
117
Tujuh Buah Jalan-Tujuh Lapis Langit-
Tujuh Tingkatan Nafsu

[4]
Ruh manusia dengan ruh binatang sama. Yang beda akal
dan jiwanya. Pertumbuhan Akal dan jiwa beda karena
ruh ditiupkan pada struktur tubuh yang berbeda,
semakin komplek struktur tubuh semakin komplek akal
dan jiwa.

[5]
Hati manusia dapat dikatakan sebagai tanah. Ada tanah
yang digali sedikit sudah keluar airnya, ada yang perlu
digali sangat dalam baru keluar airnya, dan ada yang
tidak keluar sama sekali. Demikian itulah Allah yang
menghendaki sebagai petunjuk bagi manusia yang mau
berfikir.

[6]
Nabi Ibrahim, mangatakan bahwa bulan, bintang, dan
matahari yang bukan hanya di luar manusia (tata surya),
tetapi di dalam diri manusia sendiri juga ada bulan,
bintang, dan matahari, yaitu; “Hati”, “Akal” dan “Ruh”.

Hati diibaratkan bulan. Karena bentuk bulan tidak


menentu. Ada purnama ada sabit, ada hati terang ada
hati gelap.

Akal diartikan sebagai bintang. Bintang sebagai cahaya


yang bisa menuntun manusia menuju arah yang benar,
bintang bisa menunjukkan arah barat-arah timur, arah
jalan yang lurus-arah jalan yang sesat. Itu fungsi bintang,
atau perumpamaan dari akal manusia.

Matahari diartikan sebagai ruh manusia. Ruh adalah


penggerak kehidupan manusia. Ada gelap ada terang,
118
Tujuh Buah Jalan-Tujuh Lapis Langit-
Tujuh Tingkatan Nafsu
terbit dan tenggelamnya bintang, itu semua disebabkan
daya dan upaya ruh (matahari) yang diberikan kepada
hati dan akal manusia 298.

[7]
Bagi tiap-tiap manusia terdapat malaikat-malaikat yang
selalu berada dalam dirinya, mereka bergiliran, di muka
dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah
Allah 299, siang dan malam bertugas sesuai fungsi masing-
masing.

Setiap saat Mikail mambagi bagi rijeki, setiap tarikan


nafas Israfil sudah meniup sangkakala, dan Izroil sudah
bekerja mencabut nyawa selama manusia hidup.

Atit dan Roqib tak henti-henti mencatat amalan


manusia, demikian juga Nungkar dan Nangkir setiap
saat sudah bertanya “Siapa Tuhanmu?”, “Siapa
Rasulmu?”, “Apa kitabmu?” di alam kubur manusia.

Ridwan tidak nganggur ia sudah sibuk bekerja siang


malam di surga, apalagi Malik (malaikat Zabaniah)
sudah dari dulu menjaga di neraka.

Dari semua itu, Jibril adalah kepalanya. Sesungguhnya


Jibril setiap saat bekerja memimpin semua malaikat, dia
selalu mengatur dalam diri manusia.

298
Janganlah menuhankan akal, hati maupun ruh, dengan berangapan bahwa
mereka memiliki daya kuat. Tirulah Ibrahim dengan tidak menuhankan
mereka sama sekali dengan menghadapkan dirinya hanya kepada Rabb
yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama
yang benar, dan ia bukan termasuk orang-orang yang mempersekutukan
Allah. Hal ini dijelaskan dalam QS. Al An'aam 76-78.
299
Diambil dari QS. Ar Ra’d:11.
119
Tujuh Buah Jalan-Tujuh Lapis Langit-
Tujuh Tingkatan Nafsu

[8]
Setiap saat, setiap orang mukmin bisa melakukan Isra'
Mi'raj. "As shalatu Mirajul Mu'minin". Sholat itu bukan
hanya pergerakan fisik, tapi lebih dari itu, yaitu
perjalanan batin menuju ufuk yang terjauh (Sidratul
Muntaha) untuk menghadap Allah.

Apabila telah mencapai Sidratul Muntaha (Al ufuq al


Ala-ufuk tertinggi) maka seorang berada pada kondisi
batin yang paling dekat dengan Allah, sehingga tidak
ada jarak. Dan apa yang dilihat pada saat itu di kanan
dan dikiri adalah cahaya (Nurullah), demikian dirinya
juga telah melebur menjadi cahaya.

[9]
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas
kamu tujuh buah jalan dan Kami tidaklah lengah
terhadap ciptaan Kami 300”. Tujuh buah jalan atau tujuh
tingkat langit adalah yang dimaksud tujuh tigkatan
nafsu; Amarah, Lauwwamah, Mulhamah, Mutmainah,
Radhiah, Mardiah dan Kamalia.

[10]
Nafsuh Amarah, hati yang kotor dan selalu berbuat
mazmumah (kejahatan) 301. Orang yang bernafsu amarah
hatinya terdapat penyakit, lalu Allah menambah lagi

300
QS. Al Mu'minuun: 17.
301
Diambil dari QS. Yusuf: 53. “Dan aku tidak membebaskan diriku dari
kesalahan, karena sesungguhnya nafsu amarah itu selalu menyuruh
kepada kejahatan”.

120
Tujuh Buah Jalan-Tujuh Lapis Langit-
Tujuh Tingkatan Nafsu
penyakitnya 302. Ialah orang yang menggunakan hawa
nafsunya sebegai Tuhannya, dan Allah mengunci mati
pendengaran dan hatinya, dan menutup atas
penglihatannya 303. Mereka berpaling dan menjauhkan
diri dari Allah apabila menerima nikmat dan banyak
berdoa apabila ditimpa petaka 304. Mereka mempunyai
hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tetapi
tidak dipergunakan untuk melihat tanda-tanda
kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi
tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat
Allah, mereka itu seperti binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat lagi 305.

302
Diambil dari QS. Al baqarah: 10. “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu
ditambah Allah penyakitnya, dan bagi mereka siksa yang pedih,
disebabkan mereka berdusta”.
303
Diambil dari QS. Al Jaatsiyah: 23. “Maka pernahkah kamu melihat orang
yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah
membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati
pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya?
Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah
membiarkannya sesat. Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?”
304
Diambil dari QS. Fushishlat: 51. “Dan apabila Kami memberikan nikmat
kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri, tetapi apabila ia
ditimpa malapetaka, maka ia banyak berdoa”.
305
Diambil dari QS. Al A’raaf: 179. “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi
neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai
hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan
mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat
tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak
dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu sebagai
binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-
orang yang lalai”.

121
Tujuh Buah Jalan-Tujuh Lapis Langit-
Tujuh Tingkatan Nafsu
[11]
Lauwwamah, nafsu yang menyesali dirinya sendiri 306.
“Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada
seseorang, maka Allah akan menjadikan untuknya
penasihat dari hatinya sendiri, yaitu nafsu
Lauwwamah ”. Dan sesungguhnya jika manusia
307

mengikuti suruhan jahat setelah datang ilmu (isyarat


Lawwamah) kepada mereka, sesungguhnya mereka
termasuk dalam golongan orang-orang yang zalim 308.

[12]
Mulhamah, nafsu yang dapat menyingkirkan sebahagian
besar dari pada sifat-sifat yang keji. “Maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan
ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang
mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah
orang yang mengotorinya 309”. Nafsu Mulhamah
menjadi sifat-sifat tenang, lapang dada, walaupun bisa
muncul lagi siat-sifat Mazmumah.

[13]
Mutmainah, nafsu yang bisa merasakan ketenangan
hidup, tidak ada perbedaan senang dan susah pada
orang yang mencapai nafsu Mutmainah. Ia adalah wali
kecil yang bisa menggunakan mata dan pendengaran
batin untuk mendapatkan ilmu-ilmu rahasia dari Allah,

306
Diambil dari QS. Al Qiyaamah: 2. “Dan aku bersumpah dengan jiwa yang
amat menyesali dirinya sendiri”.
307
Al Hadist.
308
QS. Al Baqarah: 145. “Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan
mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu -kalau
begitu- termasuk golongan orang-orang yang zalim”.
309
QS. Asy Syams: 8-10.

122
Tujuh Buah Jalan-Tujuh Lapis Langit-
Tujuh Tingkatan Nafsu
pada nafsu Mutmainah sudah merasakan kenikmatan
surga. “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada
Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhoi-Nya.
Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,
masuklah ke dalam surga-Ku 310”.

[14]
Radhiah, nafsu yang menimbulkan gelora cinta melebur
bersama Dzat Allah. Ia Hanya memandang dan
menyaksikan sesuatu bahwa tiada suatu yang wujud
melainkan wujud Allah semata. Dimanapun dia
menghadap, maka disitulah wajah Allah 311. Nafsu yang
ridho bahwa hanya Allah-lah penguasa kerajaan langit
dan bumi. Dan zikirnya selalu zikir Khafi 312. Mereka bisa
berhubungan dengan seluruh Nabi dan Rasul, dan para
auliya’.

[15]
Mardiah, yaitu segala yang keluar darinya semuanya
telah diridhoi Allah, karena ia telah tenggelam dalam
Fana’ Baqabillah 313. Nafsu Mardiah berpegang pada
pengertian “Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa
yang ada di sisi Allah adalah kekal 314”. Zikirnya adalah
zikir rahasia, tidak lagi ada ucapan lidah maupun hati,
tapi seluruh anggota dhohir dan batinnya mengucapkan
dengan zikir rahasia yang didengar oleh telinga batin di

310
QS. Al Fajr: 27-30.
311
QS. Al Baqrah: 115.
312
Zikir Khafi adalah zikir rahasia, zikirnya para Nabi dan Rasul. Yaitu berzikir
dengan seluruh anggota badannya, kulitnya berzikir, dagingnya berzikir,
darahnya berzikir, tulangnya berzikir, setiap tarikan nafasnya adalah zikir.
313
Fana’ Baqabillah yaitu memandang yang satu kepada yang banyak, yaitu
semua Allah semata.
314
QS. An Nahl: 96.

123
Tujuh Buah Jalan-Tujuh Lapis Langit-
Tujuh Tingkatan Nafsu
Maqam Tanaffas. Mereka berzikir kepada Allah sambil
berdiri, sambil duduk dan dalam keadaan berbaring,
dan menjelajah seluruh alam sampai mencapai Arsy.

[16]
Kamalia, ialah tingkatan langit tertinggi, nafsu yang
manjadikan manusia sebagai Insan ‘Kamil Mukamil’,
yaitu manusia yang sempurna dari yang sempurna.

[17]
"Yaa muqollibal quluubi tsabbit quluubanaa 'alaa diinika
315". Wahai Dzat yang membolak-balikan hati,
tetapkanlah hati kami dalam agamamu.

Sesungguhnya hati itu berada diantara dua jari Allah 316.


Allah akan membolak-balikan sesuka-Nya.

Hati seorang menjadi kafir atau beriman adalah mutlak


kehendak Allah sendiri, bukan karena sebab yang lain.
Walaupun Allah telah menurunkan Rasulnya dan
petunjuk Al-Qur’an, yang berkuasa terhadap hati
manusia mutlak adalah Allah.

[18]
Ada banyak binantang masuk surga; untanya Nabi
Sholeh, anak sapinya Nabi Ibrahim, kambing gibasnya
Nabi Ismail, sapinya Nabi Musa, ikan paus yang
memakan Nabi Yunus, khimarnya Nabi Uzair, semutnya
Nabi Sulaiman, burung hud-hud Nabi Sulaiman, untanya
Nabi Muhammad Saw, anjingya Ashabul Kahfi.

315
Al Hadist.
316
Al Hadist.

124
Tujuh Buah Jalan-Tujuh Lapis Langit-
Tujuh Tingkatan Nafsu
Hal itu semua hanya saktu makna, yaitu mengambarkan
bahwa nafsu yang bisa dikendalikan menuju
perbebuatan baik, maka tidak ada pahala yang
diberikan kecuali surga.

125
Kiamat Dekat dan Akhirat Tidak Kekal

12. KIAMAT DEKAT DAN


AKHIRAT TIDAK KEKAL
[1]
Diciptakan oleh Nya kehidupan dunia dan akhirat
kepada manusia tak lain untuk menerangkan kehidupan
alam lahiriyah dan alam batiniyah.

[2]
Dengan benar-benar memahami perbedaan sifat Tuhan
dan makluk (ciptaan) serta keihsanan yang nyata, ada
tiga pendapat tentang akhirat; Akhirat jauh dan kekal,
akhirat jauh tapi tidak kekal, dan akhirat dekat dan tidak
kekal. Orang yang bertauhid pasti meyakini bahwa
akhirat dekat dan tidak kekal 317.

[3]
Sesungguhnya manusia itu hanya mengetahui sisi
lahiriyah kehidupan saja, yaitu dunia. Sedang mereka
lalai tentang kehidupan akhirat (yang
berada di batiniahnya).

"Ya'lamuuna zhaahiran mina alhayaati alddunyaa 318

wahum 'ani al-aakhirati hum ghaafiluuna 319".

317
Orang-orang bertauhid adalah Arifin Billah, mereka sudah merasakan
bahwa kehidupan akhirat (surga dan neraka) adalah bersamaan dengan
kehidupan dunia sekarang ini. Kedua kehidupan ini kekal sampai mereka
mati. Yaitu sampai lenyapnya bumi dan langit yang ada didalam diri
mereka, seperti yang disebutkan pada QS. Huud: 107-108.
318
Kalau dikatakanbahwa "Zhaahiran mina alhayaati alddunyaa”, artinya
“Sisi lahir dari kehidupan dunia" maka sejatinya sisi batin adalah
kehidupan akhirat".
319
QS. Ar Ruum: 7.
123
Kiamat Dekat dan Akhirat Tidak Kekal
[4]
Kalau dicermati, Al-Qur’an menerangkan kebangkitan
dari kubur ada dua macam. Pertama kepada orang kafir,
Allah membantah ketidakpercayaan mereka dengan hari
kebangkitan dengan kalimat bahwa Dia yang
menciptakan manusia dari tanah apakah Ia tidak mampu
membangkitkan kembali setelah mereka menjadi tulang
belulang 320.
Kalau kepada orang mukmin kalimatnya berbeda.
Kepada orang mukmin Allah memberi isyarat
kebangkitan dari kubur dengan menerangkan bahwa
Dia meniupkan angin untuk menggerakkan awan, dan
awan menjadi hujan menimpa bumi, sehingga dari bumi
yang tadinya tandus kemudian tumbuh berbagai
tanaman. Demikianlah sebagai keterangan bagi orang
yang berpengetahuan.

“Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa


berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya, hingga
apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami
halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan
hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab
hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah
Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati,
mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran 321”.

Utusan Allah yang diberi wahyu, yaitu para Nabi dan


Rasul yang dikirim pada suatu umat yang belum

320
Diceritakan di beberapa ayat; (1) QS. Al Israa’: 49, QS. Al Israa’: 98, QS. Al
Mu'minuun: 35, QS. Al Mu'minuun: 82, QS. Yaasiin: 78, QS. QS. Ash
Shaaffaat: 16, QS. Ash Shaaffaat: 53, QS. Al Waaqi'ah: 47, QS. QS. An
Naazi´aat: 11.
321
QS. Al A’raaf: 57.
124
Kiamat Dekat dan Akhirat Tidak Kekal
beriman kepada Allah, laksana Allah meniupkan angin
sehingga menggerakkan awan pada daerah yang tandus.

Lalu utusan tersebut diberi perintah untuk mengajarkan


agar umat tersebut beriman kepada Allah, laksana Allah
menurunkan hujan dari awan pada daerah yang tandus.

Sehingga hati mereka bangkit menjadi beriman, yaitu


laksana keluarnya buah-buahan dari tanah yang telah
disirami hujan.

Seperti itulah yang dimaksud Allah membangkitkan


orang-orang yang telah mati (dalam kubur), mudah-
mudahan kamu mengambil pelajaran.

Dan bagi mereka yang tetap tidak berima kepada Allah,


sesungguhya mereka ibarat tanah yang tidak
menumbuhkan buah-buahan walaupun telah disirami
hujan. Mereka bangkit dari kematian dalam keadaan
kafir.

Sengaja Allah membuat perumpamaan hari kebangkitan,


sehingga dari perumpamaan itu banyak yang disesatkan,
dan dari perumpamaan itupulah manusia yang berpikir
dapat mengambil petunjuk.

[5]
Karamah tertinggi yang diberikan Tuhan pada manusia
di dunia adalah terlihat jarak yang jauh terhadap dunia
itu sendiri, sehingga manusia melihat akhirat itu dekat,
lebih dekat dari pada kulit arinya sendiri.

125
Kiamat Dekat dan Akhirat Tidak Kekal
“Tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti
sekejap mata atau lebih cepat lagi 322”.

[6]
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya
kemudian bertemu 323, antara keduanya ada batas yang
tidak dilampaui masing-masing 324”.

“Maka nikmat Tuhan engkau yang manakah yang


engkau dustakan 325?”

“Dari keduanya keluar mutiara dan marjan 326.”

“Maka nikmat Tuhan engkau yang manakah yang


engkau dustakan 327?”

Dua laut. Apakah dua laut itu? Tahukah engkau dua dua
laut itu?

Itulah dua alam, jasmani (lahiriyah) dan alam rohani


(batiniah), alam dunia dan alam akhirat. Kedua laut,
atau kedua alam tersebut sama-sama mengalir dan
bertemu, walaupun tidak bisa bercampur karena ada
pembatas (atau barzah).

Manusia adalah makluk jasmani dan sekaligus makluk


rohani, pada diri manusia ada unsur lahiriyah dan unsur
batiniyah. Dan semenjak manusia lahir kedua unsur

322
QS. An Nahl: 77.
323
QS.Ar Rahman: 19.
324
QS.Ar Rahman: 20.
325
QS.Ar Rahman: 21.
326
QS.Ar Rahman: 22.
327
QS.Ar Rahman: 23.

126
Kiamat Dekat dan Akhirat Tidak Kekal
tersebut sudah muncul, manusia sudah hidup di kedua
unsur tersebut.

Unsur lahiriyah lahir ke alam dunia, unsur bathiniyah di


alam akhirat. Dengan dikatakan oleh Al-Qur’an; "Dari
keduanya keluar mutiara dan marjan 328".

[7]
Salah satu isyarat Rasulullah terkait datangnya hari
kiamat berbunyi; “Salah satu tanda akhir jaman
(kiamat), apabila sampai masanya matahari terbit
disebelah barat. Pada masa itu, taubat sudah tiada”.

Matahari terbit dari barat sebenarnya isarat Rasulullah


menyuruh untuk membalik pola pikir selama ini,
sehingga bangkit kesadaran bahwa seluruh alam semesta
ini pada dasarnya tidak mempunyai daya kekuatan
apapun, pada saat kesadaran itu tercapai maka
saatnyalah “Yaum al Qiyamah” atau hari kebangkitan
itu terjadi.

Yang tadinya manusia merasa dirinya hidup, maka


sebenarnya manusia itu mati-tidak mempunyai kekuatan
apapun seperti anai-anai yang bertebaran. Awalnya akal
memberikan argument secara logika bahwa bumi dan
langit itu tegak, ternyata tidak mempunyai daya apapun
seolah bulu yang dihambur-hamburkan.

Apabila sudah berhasil membalikan pola pikir, maka


terbitlah mata hari dari barat. Dan karena itulah
sesungguhnya kiamat itu dekat seperti yang isyaratkan
dalam Al-Qur’an; “Allah-lah yang menurunkan kitab

328
Lukluk adalah kehidupan yang muncul di alam dunia, sedangkan Marjan
adalah kehidupan yang muncul di alam batiniah.
127
Kiamat Dekat dan Akhirat Tidak Kekal
dengan membawa kebenaran dan neraca keadilan. Dan
tahukah kamu, boleh jadi hari kiamat itu sudah
dekat? 329”.

Maka pada hari ini bumi diganti dengan bumi yang lain
dan demikian pula langit diganti dengan langit yang
lain, dan kita semuanya di padang Mahsyar berkumpul
menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha
Perkasa 330.
Dan engkau melihat orang-orang yang berdosa pada
hari ini diikat bersama-sama dengan belenggu. Pakaian
mereka adalah dari pelangkin dan muka mereka
ditutup oleh api neraka, agar Allah memberi
pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang
ia usahakan. Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-
Nya 331.

[8]
Bagaimana mana bisa merasakan kiamat kalau tidak
tahu ilmunya kiamat. Bagaimana bisa merasakan hidup
negeri akhirat kalau tidak tahu ilmunya akhirat. Padahal
tidak terjadi keduanya kecuali belangsung dekat-
sekedipan mata, bahkan lebih dekat lagi.

Pelajarilah kedua ilmu tersebut sehingga rahasia


kedekatannya engkau ketahui, dan betul-betul engkau
berkeyakinan bahwa kehidupan dunia dan akhirat itu
tidak terpisah, tetapi berjalan bersamaan (concurrent).

Kehidupan dunia dan akhirat seperti dua laut yang


mengalir berdampingan; yang tawar lagi segar dan yang
329
QS. Asy Syuura: 17.
330
Seperti yang diceritakan pada QS. Ibrahim: 48.
331
Seperti yang diceritakan pada QS. Ibrahim: 49 s/d 51.
128
Kiamat Dekat dan Akhirat Tidak Kekal
lain asin lagi pahit, dan Allah jadikan antara keduanya
dinding dan batas yang menghalangi 332.
Saat ini dimensi lahiriyah manusia hidup di dunia tapi
dimensi batiniyah manusia sudah hidup di akhirat.

[9]
Sesungguhnya Allah menciptakan surga seluas langit dan
bumi 333, demikian juga neraka. Keduanya bergantian
tiap diri manusia laksana pergantian antara malam dan
siang 334.

Ketentuan Allah melalui amalan tiap orang lah yang


mencerminkan komposisi waktu antara keduanya
berbeda, ada yang malam lebih panjang dari siang, ada
yang siang lebih pajang dari malam.

Hati manusia dijadikan kafir dan mukmin seperti


pergantian antara malam dan siang.

[10]
Tidak semua orang tergolong penduduk surga atau
neraka, ada orang Al-A'raaf yang berada ditempat
tertinggi antara Surga dan Neraka. Ia berkata kepada
penduduk surga "Mudah-mudahan Allah melimpahkan
kesejahteraan atas kamu" dan kepada penduduk Neraka
ia berkata, "Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang
selalu kamu sombongkan itu, tidaklah memberi manfaat
kepadamu” 335. Siapakah orang diatas Al A'Raaf itu?

332
Seperti yang digambarkan dalam QS. Al Furqaan: 53.
333
QS. Ali Imraan: 133, Al Hadiid: 21.
334
QS. Al Jaatsiyah: 5.
335
Diambil dari QS. Al-A’raaf: 46 s/d 48.
129
Kiamat Dekat dan Akhirat Tidak Kekal
Yaitu mereka yang tidak menginginkan surga dan tidak
tersentuh neraka, orang-orang yang hatinya telah ridho
dan diridhoi oleh Allah. Merekalah berada ditempat
tertinggi karena menyatu dengan Tuhannya 336.

[11]
Surga jangan diartikan secara kuantitatif, cobalah
diartikan secara kualitatif, yaitu ketenangan jiwa,
kemanfaatan diri bagi manusia lain, bertambah luasnya
cakrawala ilmu, semakin terangnya cahaya kema’rifatan.
Demikian juga sebaliknya neraka.

[12]
Sengaja Allah memetaforakan surga, sehingga sedikit
orang yang mengetahui maksud sebenarnya.

Didalam surga itu ada sungai-sungai mengalir 337 yaitu


ilmu dan petunjuk, didalam surga ada bidadari yang
cantik jelita-yang tidak pernah disentuh manusia dan
jin 338 yaitu Al-Qur’an, didalam surga ada buah yang
dapat dipetik dari dekat 339 yaitu ampunan, didalam
surga itu ada pohon bidara yang tidak berduri 340 yaitu
perlindungan Allah. Mereka penghuni surga dikelilingi
anak-anak muda yang tetap muda yaitu kedekatan hati
dengan anak yatim piatu, penghuni surga diberi gelas
yang indah 341, yaitu hati mereka yang terjaga sehingga
336
Mencapai tingkatan nafsu Kamalia.
337
Banyak ayat yang menjelaskan bahwa di bawah (didalam) surga ada
sungai-sungai yang mengalir, diantaranya; QS. Al Fath: 17, QS. Al
Mujaadilah: 22.
338
Dalam QS. Ar Rahman: 56 disebutkan bahwa bidadari-bidadari yang sopan
menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia
sebelum mereka, dan tidak pula oleh jin.
339
QS. Ar Rahmaan: 54.
340
QS. Al Waaqi'ah: 28.
341
QS. Ath Thuur: 23.
130
Kiamat Dekat dan Akhirat Tidak Kekal
mulutnya terhindar dari kata-kata yang tidak berfaedah
dan tiada pula berbuat dosa. Didalam surga disediakan
permadani yang indah yaitu hati meraka yang pemurah
sehingga suka menolong sesamanya. Sudahkah engkau
merasakannya?

[13]
Tiga puluh satu kali Allah bertanya “Fa-biayyi alaa'i
Rabbi kuma tukadzdzi ban?” pada setiap kali
menjelaskan apa saja yang telah Ia berikan dan
dirasakan oleh manusia, termasuk didalamnya dua
surga yang masing-masing terdapat dua sumber mata air
yang memancar.

Apakah kenikmatan dua surga yang dimaksud? Apakah


dua sumber mata air yang memancar? Sehingga Tuhan
bertanya “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang
kamu dustakan?” setalah Ia berikan dan dirasaka oleh
manusia.
Dua surga itu adalah surga yang bisa dirasakan secara
dhohir dan surga yang bisa dirasakan secara batin oleh
manusia saat ini. Sedang keduanya terdapat dua sumber
mata air, yaitu tuntunan Al-Qur’an dan Hadist.

Puncak dari segala puncak tertinggi kenikmatan surga


adalah mendekat sedekat mungkin sehingga tidak ada
jarak, alias manunggal dengan Allah-baik dhohir
maupun batin.

[14]
Jangan dikira mudah melepaskan dirimu dari
pemberhalaan surga kecuali orang-orang yang beramal
sholeh dengan tidak berharap pahala apapun dari
Tuhannya karena ia utusan-utusan Allah dalam
131
Kiamat Dekat dan Akhirat Tidak Kekal
menyampaikan kasih sayang kepada semua makluk
ciptaan Nya.

[15]
“Apabila terjadi hari kiamat, tidak seorangpun dapat
berdusta tentang kejadiannya, kejadian itu merendahkan
satu golongan dan meninggikan golongan yang lain,
apabila bumi digoncangkan sedasyat-dasyatnya, gunung-
gunung dihancurkan seluluh-luluhnya, maka jadilah
manusia debu yang berterbangan, dan kamu terbagi
menjadi tiga golongan 342”.

Pertama, “Ashabul Yamin” yaitu golongan kanan,


alangkah mulianya golongan kanan itu. Kedua,
“Ashabus Sima”, yaitu golongan kiri, alangkah
sengsaranya golongan kiri itu. Dan golongan “Sabikun”,
yaitu golongan yang beriman paling dahulu 343.

Golongan Kanan (Aashabul Maimanah) adalah


golongan orang yang rajin beribadah, menjalankan
seluruh perintah dan menjahui seluruh larangan sesuai
yang telah disyariatkan. Walau mereka penghuni surga,
tapi surganya kelas rendah.

Apabila ingin derajat surga yang tertinggi, hal itu tidak


bisa tercapai kecuali harus mendekat diri dan manunggal
didalam Dzat Allah, sehingga mencapai golongan
“Mukorabun”. Mereka ialah golongan orang terdahulu
(paling depan) ketauhidkan kepada Allah.

342
QS. Waqi’ah: 1-7
343
Golongan orang-orang yang beriman paling dahulu adalah orang-orang
yang paling dekat hubungannya dengan Allah, yaitu Ahli-Ahli Tauhid.
132
Kiamat Dekat dan Akhirat Tidak Kekal
Puncak dari segala puncak tertinggi kenikmatan surga
adalah mendekat sedekat mungkin sehingga tidak ada
jarak, alias manunggal dengan Allah.

[16]
Sesungguhnya jasmani manusia adalah bagian yang
sangat kecil dari alam semesta, tetapi ketahuilah
sebenarnya rohani manusia itu lebih luas dari seluruh
alam semesta 344.
[17]
Tidak dibangkitkan manusia dari alam kubur, kecuali
hati mereka yang tadinya mati kemudian menjadi
hidup. Dan Al-Qur’an adalah penuntun hati manusia
agar bangkit dalam kondisi beriman kepada Tuhan nya.

“Manusia bertanya kepadamu tentang hari kimat.


Katakanlah; Sesungguhnya pengetahuan tentang hari
kiamat itu hanya di sisi Allah. Dan tahukah engkau ,
boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat waktunya 345.

Ghaibkanlah pandanganmu terhadap segala sesuatu,


sehingga segala sesuatu seolah menjadi bulu yang
berhambur-hamburan dikarenakan pentakziman dan
keagagungan Tuhan atas mereka. Serta jadikan pula
dirimu ghaib seolah dirimu anai-anai yang berterbangan
dikarenakan kedekatan-Nya atas mu 346. Sesunguhnya

344
Rohani manusia sebagai dimensi yang tak terbatas, menampung seluruh
langit shaf tujuh.
345
QS. Al Ahzab: 63.
346
Hal ini sama seperti perintah Allah kepada Nabi Musa yang ingin melihat
Tuhannya. Allah berkata, "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi
lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya sebagai sediakala
niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri
kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun
133
Kiamat Dekat dan Akhirat Tidak Kekal
hanya dengan itulah engkau memahami ilmu kiamat.

Barang siapa yang telah mengenal Yang Maha Besar,


maka ia meyaksikan-Nya pada setiap sesuatu. Dan
barang siapa yang telah fana dengan-Nya, maka akan
ghaiblah ia dari pada setiap sesuatu. Dengan itulah
engkau dekati kiamat.

Sesungguhnya yang menyulitkan pengetahuanmu


terhadap Yang Maha Besar dari pada mu dan dari pada
segala sesuatu hingga terjadi kiamat, justru ketersangatan
dekatnya Ia dengan mu, dan ketersangatan dekatnya Ia
dengan dengan segala sesuatu.

[18]
Tidaklah dilakukan pembalasan pada hari kiamat kecuali
mereka golongan jin dan manusia melakukan
penghisabpan dan saksi atas segala amal perbuatan
mereka sendiri 347berdasarkan neraca yang telah
ditetapkan Allah melalui utusan-utusannya.

Sesungguhnya Al-Qur’an dan kitab-kitab sebelumnya


adalah neraca 348untuk menimbang amal perbuatan

jatuh pingsan. Ceritra ini adalah suatu petunjuk agar manusia bisa
mencapai kiamat agar bisa melihat Allah.
347
QS. Al Qiyaamah: 14, “Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya
sendiri”. QS. Al An'aam: 130, “Hai golongan jin dan manusia, apakah
belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang
menyampaikan kepadamu ayat-ayatKu dan memberi peringatan
kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata;
Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri, kehidupan dunia telah menipu
mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa
mereka adalah orang-orang yang kafir. Bahkan di QS. An Nuur 24
menjelaskan; “Pada hari ketika, lidah, tangan dan kaki mereka menjadi
saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan”.
348
QS. Asy Syuura: 17.
134
Kiamat Dekat dan Akhirat Tidak Kekal
manusia, apakah mereka itu golongan yang beruntung
atau merugi dihari pembalasan. Serta Allah
mendatangkan Muhammad dan Rasul-Rasul sebelumnya
sebagi saksi kepada umatnya masing-masing 349.

Tidaklah Muhammad dan Rasul-Rasul sebelumnya


sebagai saksi kecuali ajaran dan tuntunan yang telah
mereka sampaikan 350. Sehingga manusia mendapatkan
kejelasan baik dan buruk atas segala perbuatannya.

Sehingga Allah Menyeru "Bacalah kitabmu, cukuplah


dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab
terhadapmu 351".

Apabila engkau masih ragu-ragu tentang saatnya hari


pembalasan, maka bacalah QS. Asy Syuura: 17, “Allah-
lah yang menurunkan kitab dengan membawa
kebenaran dan neraca keadilan. Dan tahukah kamu,
boleh jadi hari kiamat itu dekat?”

[19]
Sesungguhnya diciptakan kehidupan, kematian, ahirat,
surga, neraka bukan sequential (berurutan) tapi
concurrent (bersamaan).

Barang siapa yang telah mengenal dirinya, dan ia tahu


bahwa tidak ada kekuatan dan kehidupan dalam
349
QS. 16. An Nahl: 84, “Dan ingatlah akan hari ketika Kami bangkitkan dari
tiap-tiap umat seorang saksi (rasul). QS. Al Ahzab: 45, “Hai Nabi,
sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar
gemgira dan pemberi peringatan”. QS. Al Qashash: 75. “Dan Kami
datangkan dari tiap-tiap umat seorang saksi”.
350
Ajaran dan tuntunan yang telah Rasul-Rasul sampaikan adalah saksi dari
umat mereka, bukan Rasul sendiri secara langsung.
351
QS. Al Israa: 14.

135
Kiamat Dekat dan Akhirat Tidak Kekal
dirinya, karena yang hidup adalah Allah. Maka sudah
matilah ia.

Barang siapa yang telah mengenal Allahnya, dan ia


menyaksikan-Nya pada setiap sesuatu. Kiamat Kubralah
ia.

Barang siapa yang telah fana dengan Allahnya, dan ia


ghaib dari pada setiap sesuatu. Kimat sugrahlah ia.

Yang demikian itu disebabkan hatinya telah beriman


dan yakin bahwa ia sudah bertemu dengan Tuhannya.
Kecuali hatinya orang yang membatu, mereka merasa
hidup dan tidak menjumpai kiamat kecuali kelak
dikemudian hari. Tidak pula dibangkitkan ia kecuali
dalam keadaan tuli, bisu dan buta 352.

[20]
“Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin, lalu angin
itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu
kesuatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi
setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah
kebangkitan itu 353. Maka sesungguhnya kebangkitan itu
hanya dengan satu teriakan saja, maka tiba-tiba mereka
meIihatnya 354. Dan terang benderanglah bumi dengan
cahaya Tuhannya, dan diberikanlah buku perhitungan
perbuatan masing-masing dan didatangkanlah para nabi

352
Sesungguhnya yang tuli, bisu dan buta adalah hatinya, karena keras
seperti batu sehingga mereka tidak tahu bahwa mereka sudah dibangkitkan.
353
QS. Faathir: 9.
354
QS. Ash Shaaffaat: 19.
136
Kiamat Dekat dan Akhirat Tidak Kekal
dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka
dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan 355”.

Apabila hatimu adalah buta maka kebangkitanmu


adalah kebangkitan buta, dan apabila hatimu tuli maka
kebangkitanmu adalah kebangkitan tuli. Tetapi apabila
hatimu terang maka kebangkitanmu adalah kebangkitan
terang.

Dan karena kebutaan dan ketulian hati merekalah maka


diri mereka tidak tahu bahwa hari ini sesungguhnya
mereka telah dibangkitan. “Mereka hanya mengetahui
yang lahir saja dari kehidupan dunia sedang mereka
tentang kehidupan akhirat adalah lalai 356”.

“Telah dekat datangnya kiamat itu dan telah terbelah


bulan 357”.

Matikanlah dirimu sebelum engkau dimatikan. “Mutuu


qobla anta mutu 358”, sehingga nyatalah akhiratmu.

[21]
Sunggulah jauh perbedaan orang awam dengan Al Arif.
Orang awam berpengertian 'innalillahi wainna lillahi
rajiun' adalah nanti setelah meninggal, sedangkan Al Arif
masih hidup sudah “innalillahi wainna lillahi rajiun”,
sudah kembali.

355
QS. Az Zumar: 69.
356
QS. Ar Ruum: 7.
357
QS. Al Qamar:1.
358
Al-Hadist

137
Kiamat Dekat dan Akhirat Tidak Kekal
[22]
Orang yang mati, jasadnya kembali ke tanah, segala sifat
jiwa (baik buruk) lenyap, ruh kembali ke asal 359. Dunia
dan akhiratnya ditutup.

Seorang manusia awalnya tidak ada kembali ke tidak


ada pula, karena yang Awal dan yang Akhir ialah Allah.

[23]
Wahai anaku, ketahuilah bahwa surga itu bukanlah
puncak pencapaian bagi orang yang bertakwa, derajat
manusia itu lebih tinggi dari surga, manusia itu ‘fi ahsani
taqwim’, sebaik-baik ciptaan. Masterpeace ciptaan Allah
itu adalah manusia. Jadi tidak layak manusia mengejar-
ngejar sesuatu yang tidak lebih tingi dari dia. Puncak
pencapaian tujuan manusia adalah ‘Ilaihi rojiun’,
kembali kepadaNya.
Memang didalam surga terdapat taman yang indah,
sungai-sungai mengalir, buah yang diambil dari dekat,
bidadari cantik, Al-Qur’an banyak menyebutkan itu.
Semua itu tak ubahnya perumpamaan prilaku diri bagi
orang yang bertakwa, bukan tujuan bagi orang yang
bertakwa.

Dengan perumpamaan itu banyak orang yang


disesatkan oleh Allah, dan dengan perumpamaan itu
pula banyak orang yang diberi Nya petunjuk.

[24]
Seluruh Nabi dan Rasul mengatakan bahwa kiamat itu
dekat. Nabi Adam mangatakan kiamat itu dekat, Nabi
Ibrahim mengatakan kiamat itu dekat, Nabi Muhammad

359
Semua ruh kembali ke Allah, baik didunia dalam kekafiran atau ketaatan.

138
Kiamat Dekat dan Akhirat Tidak Kekal
mengatakan kiamat itu dekat. Hanya Dajal yang
mengatakan dan mengajak manusia untuk mempercayai
bahwa kiamat itu jauh.

Siapa Dajal? Dajal sebuah mitos antagonis, ia ahli agama


tetapi bermata satu.

Kenapa Dajal bermata satu? Bermata satu hanya kias,


diartikan sebagai seorang ahli agama yang hanya
berpegang pada Al-Qur’an, tanpa memahami hikmah,
yaitu hakikat dari Al-Qur’an. Dan dalam mitos, Dajal
berperang dan dikalahkan oleh nabi Isa yang turun
kebumi.

Kenapa Nabi Isa diturunkan ke bumi untuk berperang


melawan Dajal? Isa adalah Nabi dan Rasul yang hanya
berpegang satu mata yang lain-selain mata yang dimiliki
Dajal. Isa adalah Rasul yang sangat dibekali oleh
hikmah. Mata Isa hanya melihat ilmu secara hikmah
(hakikat).

Risalah yang diberikan nabi Isa kepada manusia ketika


turun ke bumi yaitu agar menolak Dajal serta mengajak
kembali ke ajaran Nabi dan Rasul terdahulu, yaitu
meyakini bahwa kiamat itu dekat.

Isa selalu mengatakan ‘Wahai umatku. Kembalilah pada


kerajaan Tuhan, karena kiamat sudah dekat!’

Setelah berperang maka berakhir dengan Isa menang


mengalahkan Dajal.

Perang Dajal dan Isa sebenarnya terjadi pada diri tiap


manusia.

139
Kiamat Dekat dan Akhirat Tidak Kekal
Dajal sudah menyelinap didada mu, segeralah turunkan
Isa ke bumi (didalam dirimu sendiri). Segeralah
mengetahui hikmah dan hakikat yang dibawahnya.

Menangkan Isa mu melawan Dajal, sehingga engkau


yakin bahwa kiamat adalah dekat.

[25]
Rasulullah pun mengatakan “Aku pernah melihat surga,
lalu aku melihat bahwa kebanyakan penghuninya
adalah orang-orang miskin. Aku pun pernah melihat
neraka, lalu aku melihat kebanyakan penghuninya
adalah para wanita”.

Bagaimana bisa menganggap bahwa surga dan neraka


itu belum berpenghuni, bahkan belum disediakan?

[26]
Tiap-tiap manusia itu telah ditetapkan amal
perbuatannya sebagaimana tetapnya kalung pada leher
mereka. Dan dikeluarkan bagi manusia pada hari kiamat
sebuah kitab yang dijumpainya terbuka 360. “Bacalah
kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai
penghisab terhadapmu 361”.
Di dalam batin manusia tidak hanya terdapat ketetapan
amal perbuatannya (lahul mahfud) dan catatan amal
perbuatannya, tetapi terdapat juga malaikat, neraca
(mizan), surga, neraka, dan semua makluk. Sehingga
cukuplah mereka sendiri melakukan perhitungan atas
segala amal perbuatan mereka sendiri.

360
QS. Al Israa’: 13.
361
QS. Al Israa’: 14.
140
Kiamat Dekat dan Akhirat Tidak Kekal
[27]
Katakanlah bahwa; “Akhirat dekat dan tidak kekal”.

Ahirat itu dekat karena Allah mengatakan “u’idat lil


muttaqin 362”-telah disediakan surga bagi orang yang
bertakwa, atau “u’idat lilkafirin 363”-telah disediakan
neraka bagi orang-orang kafir. Kedua kalimat itu jelas
mengatakan akhirat (neraka dan surga) “telah
disediakan”, yaitu bererti dekat.

Dan akhirat yaitu neraka dan surga itu tidak kekal


karena Allah mengatakan; “Kullu syain halikun illa
wajhahu 364”-Segala sesuatu binasa kecuali wujud Allah
yang abadi.

Lihatlah ayat lain “Khaalidiina fiiha


mengatakan;
maadaamatis samaawaati wal ardh 365”-Mereka
kekal di
dalamnya selama ada langit dan bumi , yaitu kekalan
366

akhirat itu terbatas.

Akhirat tidak kekal untuk tiap diri manusia. Kekekalan


akhirat terdapat pada kehidupan manusia yang tumbuh
silih berganti 367.

362
QS. Al ‘Imraan: 131.
363
QS. Al ‘Imraan: 133.
364
QS. al-Qashash: 88.
365
QS. Huud: 107.
366
Langit dan bumi dapat diartikan manusia itu sendiri, langit itu jiwanya
(rokhaninya) dan bumi itu raganya.
367
Hari kiamat dinamakan juga hari kebangkitan, peristiwa ini diberikan
perumpamaan pada QS. Qaaf:9-11 ; “Dan Kami turunkan dari langit air
yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-
pohon dan biji-biji tanaman yang diketam, dan pohon kurma yang
tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun- susun, untuk
menjadi rezki bagi hamba-hamba Kami, dan Kami hidupkan dengan air
itu tanah yang mati. Seperti itulah terjadinya kebangkitan”. Tanah yang
141
Kiamat Dekat dan Akhirat Tidak Kekal
[28]
Tidak hanya dunia yang mengalami kiamat. Surga dan
Neraka yang dikatan kekal juga mengalami kiamat 368.
Karena sesungguhnya surga dan neraka kekal selama ada
langit dan bumi.

Langit dan bumi yang dimaksud adalah jiwa (rokhani)


dan badan (jasmani) manusia. Karena badan adalah
tanah seperti bumi, dan jiwa adalah ruang tak terhingga
luasnya seperti langit.

Dan ketahuilah bahwa seorang yang telah kembali


kepada Allah, yaitu ruh lepas dari badan maka
lenyaplah bumi dan langitnya, lenyaplah surga dan
nerakanya. “Inalillahi Wainalillahi Rojiun”.

[29]
Masihkah engkau ragu-ragu bahwa kiamat itu dekat 369,
padahal Allah mengatakan; "Tidak adalah kejadian
kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih
cepat lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu 370".

[30]
Ingatlah sesungguhnya kekasih Allah (Wali Allah, yaitu
orang yang beriman dan selalu bertaqwa) itu tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka
bersedih hati. Bagi mereka berita gembira, yaitu
dibukakan rahasia-rahasia kehidupan dunia dan

mati adalah perumpamaan dari hati manusia, Allah memberikan


petunjuk Al-Quran (yang diumpakanan sebagai air), maka hati yang mati
menjadi hidup (bangkit).
368
QS. Huud: 107 dan 108.
369
Dekat artinya dibalik dunia sekarang ini adalah kehidupan akhirat.
370
QS. An Nahl: 77.
142
Kiamat Dekat dan Akhirat Tidak Kekal
akhirat 371. Tidak ada perubahan bagi janji Allah. Yang
demikian itu adalah kemenangan yang besar 372.

[31]
Barang siapa yang masuk ke dalam surga Ma'rifah di
dunia ini 373, niscaya ia tidak merindukan surga akhirat
dengan nisbah bidadari-bidadari yang molek dan semua
kenikmatan yang ada di dalamnya.

Kerinduannya terhadap surga akhirat tidak lain hanya


kembali kepada Allah.

[32]
Apabila engkau paham rahasia bahwa kiamat itu dekat,
maka engkau akan mendengar sangkakala telah ditiup
sehingga matilah semua apa yang ada dilangit dan bumi,
tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara kamu pada
hari ini, dan tidak ada pula kamu saling bertanya.
Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba
kamu berdiri menunggu putusannya masing-masing 374.

[33]
Apabila engkau paham rahasia bahwa kiamat itu dekat,
maka engkau akan mengetahui pada hari ini bumi telah
diganti dengan bumi yang lain-demikian engkau

371
Rahasia kehidupan dunia dan akhirat, bahwa keduanya adalah
perumpamaan kondisi lahiriah dan batiniah manusia.
372
Diambil dari QS. Yunus 62 s/d 64
373
Surga Ma'rifah kepada Allah di dunia ini adalah kesenangan seorang
hamba yang benar-benar telah mengenal Tuhannya.
374
Jarak tiupan pertama dan kedua itu dekat, mengambarkan betapa
singkatnya proses kiamat hingga manusia berpindah dari dunia menuju
akhirat yang jarak keduanya dekat. Hal itu juga dijelaskan pada QS. An
Nahl: 77; Tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap
mata atau lebih cepat lagi.
143
Kiamat Dekat dan Akhirat Tidak Kekal
mengetahui pada hari ini langit telah digantikan dengan
langit yang lain 375, dan engkaupun akan memahami
bahwa Allah telah menurunkan Al-Qur’an sebagai
neraca keadilan (mizan) untuk menghisab amal
perbuatanmu.

[34]
Apabila engkau paham rahasia bahwa kiamat itu dekat,
maka engkau akan diperiksa dengan pemeriksaan yang
mudah, karena engkau diberikan kitabmu dari depan,
atau engkau akan berteriak: "Celakalah aku", karena
engkau diberikan kitabmu dari belakang 376.

[35]
Apabila engkau paham rahasia bahwa kiamat itu dekat,
maka engkau akan merasakan betapa kenikmatan surga
yang dibawahnya terdapat sungai-sungai yang
mengalir 377, dan engkaupun akan merasalan betapa
pedih siksa api neraka 378 yang didalamnya tidak ada
makanan selain pohon zaqqum.

375
Bumi telah diganti dengan bumi yang lain, demikian juga langit telah
diganti dengan langit yang lain maksudnya bumi dan langit mengalami
kehancuran total yaitu tidak ada eksistensi pada diri bumi dan langit
kecuali eksistensi Allah. Dikatakan dalam QS. Az Zumar: 67; Bumi
seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung
dengan tangan kanan-Nya, yang artinya bumi dan langit tidak mempunyai
kekuatan sama-sekali.
376
Pemberian kitab amalan dari belakang atau dari depan terdapat di QS. Al
Insyiqaaq: 8-11. Pemberian kitab dari depan adalah perumpamaan bahwa
kitab tersebut berisi amalan yang baik, demikian juga sebaliknya.
377
Sungai-sungai yang mengalir yaitu ilmu yang diberikan Allah secara terus
menerus.
378
Api neraka yaitu hawa nafsu yang membakar diri manusia.
144
Kiamat Dekat dan Akhirat Tidak Kekal
[36]
Apabila engkau paham bahwa rahasia bahwa kiamat itu
dekat, maka engkau akan mengetahui pada hari ini
Allah-lah tempat kembali segala urusan 379, dan
engkaupun akan mengetahui pada hari ini pula kepada
Allah-lah tempat manusia dikembalikan 380.
Maka ringanlah segala beban dihatimu, sehingga engkau
ridho, dan Allah meridhoimu.

[32]
Ketahuilah bahwasannya dunia ini adalah hijab bagi
akhirat terhadapmu, ketahuilah pula bahwasannya
akhirat adalah hijab bagi Allah terhadapmu.

Apabila didalam hatimu walau hanya terdapat seekor


semut, maka makhluk itu telah menjadi penghijab yang
besar antara dirimu dengan Allah. Dan ketahuilah
bahwasannya semua makhluk 381 adalah hijab terhadap-
Nya.

379
QS. Asy Syuura: 53, QS. Al Hajj: 41, QS. Al Anfaal: 44. Q. Al Baqarah: 210,
QS. Faathir: 4, QS. Luqman: 22, QS. Al Hadiid:5, QS. Ali 'Imraan: 109.
380
QS. Al Mujaadilah: 9, QS. Al Jaatsiyah: 15, QS. Az Zukhruf: 85, QS.
Fushshilat: 21, QS. Al Mu'min: 77, QS. QS. Az Zumar: 44, QS. Yaasiin: 22
dan 83, QS. Ar Ruum: 11, 29. Al 'Ankabuut: 57
381
Termasuk akhirat, surga dan neraka merupakan hijab.
145
Penutup

12. PENUTUP
[1]
Ya Allah, jikapun akhirnya keretaku terjungkir dan
macet, tidaklah bakal Engkau tutup jalan untuk kembali
pulang kehadiratMu. Jikapun aku sungguh-sungguh
tersesat memilih jalan, pastilah Engkau telah
menyediakan sejuta ampunan-Mu. Jikapun putus
kepalaku sebelum selesai kubangun Rumah-Mu, pastilah
Engkau dirikan kerajaan-Mu dan saat itu juga Engkau
menjadi kepalaku.

[2]
Tidak ada paksaan untuk mempercayai kalimat-kalimat
ijtihad ini, sesungguhnya telah jelas jalan yang benar
dari pada jalan yang sesat. Barang siapa yang melakukan
ijtihad, maka sesungguhnya ia memiliki akal yang kuat
untuk memahami ilmu-ilmu yang menuntunnya kepada
Allah.

[3]
Janganlah engkau bergantung kepada ku, karena
sesungguhnya aku hanya tau sedikit tentang sedikit hal.
Sedang orang lain ada yang tau banyak tentang sedikit
hal, ada yang tahu sedikit tentang banyak hal. Bahkan
ada yang tau banyak tentang banyak hal.

[4]
Ya Allah.

Tanami ladang anakku dengan keinsyafan Adam,


ketahanan Nuh, kecerdasan Ibrahim, ketulusan Ismail,
kebersahajaan Ayub, kesabaran Yunus, kelapangan

143
Penutup
Yusuf, kesungguhan Musa, kefasihan Harun, kebeningan
Khidir, kesucian Isa, kematangan Muhammad.

Ya Allah , tanamilah lading anakku, tanamilah ladang


anak ku.

[5]
Wahai anakku janganlah engkau bicara ini-itu. Pelajari
kitab Tauhid dan carilah guru Mursid 382, bahkan tujuh
kitab dan tujuh guru. Buktikan apakah bacaan ini
membawa dirimu kedalam kegelapan atau
membimbingmu ke jalan yang terang menuju Tuhanmu.

[6]
Apabila karena ilmu ketuhidtan mu, engkau dihina,
dilempar batu, bahkan dianggap gila oleh kaum mu
sendiri, maka jangan heran, cukuplah engkau berdoa
bagi mereka "Allahumma Ihdi Qawmi fa innahum la
ya'lamun 383", artinya, “Wahai Tuhan, berilah petunjuk
kepada mereka, karena mereka tidak tahu”.

382
Guru Murshid ialah ulama yang mengajarkan ilmu tentang ke-Esaan Allah,
diantaranya bercirikan memahami betul ilmu Tauhid, zuhud terhadap
kehidupan dunia, ahli berbelas kasihan pada makluk Allah.
383
Doa Rasulullah ketika dilempari batu dan dicaci maki di kota Taif.

144

Anda mungkin juga menyukai