TUTORIAL KLINIK Nyeri
TUTORIAL KLINIK Nyeri
TUTORIAL KLINIK
LOW BACK PAIN
Disusun Oleh:
Dicky Adrian Risaldi 15 19 777 14 357
Muh. Chaerul Aswad 14 19 777 14 332
Nur Hidayah 15 19 777 14 339
Siti Ayu Kamsiah 15 19 777 14 354
Kurnia AlKatiri 13 17 777 14 275
Pembimbing:
Nama : Tn. M. J
Umur : 63 tahun
Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/bangsa : Kaili
I. ANAMNESE :
1. Keluhan Utama : nyeri punggung bawah
2. Anamnese terpimpin :
- Informasi mengenai keluhan utama
Pasien MRS dengan keluhan nyeri punggung bawah yang menjalar hingga ke
tungkai bawah sebelah kanan. Keluhan dirasakan sejak 1 bulan yang lalu, dan
memberat 3 hari sebelum MRS. Nyeri punggung yang dirasakan secara terus
menerus. Hal yang memperberat ketika pasien batuk dan berjalan lama. Disertai
mual (-), muntah (-), pusing (-), BAB (+) lancar, BAK (+)lancar . Riwayat HT (-),
Riw. DM (-). Riwayat trauma sekitar 3 tahun yang lalu, jatuh terduduk, dan pasien
sering mengangkat berat.
Informasi riwayat penyakit terdahulu (penyakit yang mungkin mendasari KU dan
penyakit – penyakit yang pernah diderita)
- Riwayat penyakit terdahulu : HT (-), DM (-)
- Riwayat penyakit keluarga : -
- Riwayat sosial ekonomi: Menengah Kebawah
Anamnese tentang pekerjaan/keluarga/hobbi dan sebagainya
- Pasien merupakan seorang yang bekerja sebagai petani
3
- N.VII (Facialis) :
*Motorik : m. Frontalis m. Orbik. okuli m. orbik. Oris
- istirahat : simetris simetris simetris
- Gerakan mimik : simetris simetris simetris
*Pengecap 2/3 lidah bagian depan : tidak dilakukan pemeriksaan
- N. VIII (Auskultasi) :
*Pendengaran : normal
*Test rinne/weber : tidak dilakukann pemeriksaan
*fungsi vestibularis : tidak dilakukan pemeriksaan
- N. IX/X (Glossopharingeus/vagus) :
*Posisi arkus pharinks (istirahat/AAH) : simetris
*Refleks telan/muntah : normal
*Pengecap 1/3 lidah bagian belakang : tidak dilakukan pemeriksaan
*Fonasi : normal
*Takikardi/bardikardi : normal
- N. XI (Accecorius) :
*Memalingkan kepala dengan/tanpa tahanan : normal
*Angkat bahu : normal
- N. XII (Hypoglosus)
*Deviasi lidah :-
*Fasciculasi :-
*Atrofi :-
*Tremor :-
*Ataxia :-
3. Leher :
*Tanda-tanda perangsangan selaput otak : - Kaku kuduk : -
- Kernig’s sign: -/-
*Kelenjar Lymphe : pembesaran (-)
*Arteri karotis : Palpasi : berdenyut
Auskultasi : tidak didapatkan bising
*Kelenjar gondok : pembesaran (-)
4. Abdomen :
*Refleks kulit dinding perut : normal
5. Kolumna vertebralis :
4
- inspeksi : normal - palpasi : nyeri ketok (-)
- pergerakan : bebas - perkusi : normal
6. Extremitas : Superior Inferior
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
- Motorik
Pergerakan .................
Bebas ..............
Bebas .................
Bebas .................
Bebas
Kekuatan .................
5 .................
5 .................
5 .................
5
Tonus otot ................. Normal
Normal ................. .................
Normal .................
Normal
Bentuk otot ................. Eutrofi
Eutrofi ................. .................
Eutrofi Eutrofi
.................
- Otot yang terganggu :
- Refleks fisiologis :
Biceps .................
++ .................
++ ++
KPR ................. ++
.............
Triceps ++
................. ++
................. ++
APR ................. ++
............
- Klonus Lutut : -/-
Kaki : -/-
- Refleks patologis : Hoffman : -/-
................. Babinski : .................
-/-
Tromner : -/-
................. Chaddock : .................
-/-
Gordon : .................
-/-
Schaefer : .................
-/-
Oppenheim: .................
-/-
- Sensibilitas :
Ekstroseptif :
- Nyeri Normal
................. Normal
................. Normal
................. Normal
.................
- Suhu tdp
................. tdp
................. tdp
................. tdp
.................
- Rasa raba halus Normal
................. Normal
................. Normal
................. Normal
.................
Propioseptif
- Rasa sikap Normal
................. Normal
................. Normal
................. Normal
.................
- Rasa nyeri dalam Normal
................. Normal
................. Normal
................. Normal
.................
Fungsi kortikal
- Rasa diskriminasi tdp
................. tdp
................. tdp
................. tdp
.................
- Stereognosis tdp
................. tdp
................. tdp
................. tdp
.................
5
7. Pergerakan abnormal yang spontan :-
8. Gangguan koordinasi :
- tes jari hidung : normal - tes tumit : normal
- tes pronasi-supinasi : normal - tes pegang jari : normal
9. Gangguan keseimbangan : Tes romberg : normal
10. Gait : normal
11. pemeriksaan fungsi luhur
- reaksi emosi : Baik - fungsi psikosensorik (gnosis) : tdp
- fungsi bicara : Baik
- intelegensia : Baik - fungsi psikomotorik (praksia) : tdp
IV. RESUME
Pasien laki-laki umur 63 tahun MRS dengan keluhan low back pain, keluhan
dirasakan sejak 1 bulan yang lalu dan memberat 3 hari sebelum MRS. Nyeri yang
dirasakan secara terus menerus. Nyeri dirasakan menjalar hingga ke ekstremitas
bawah dextra. Faktor yang memperberat ketika pasien batuk dan berjalan sedangkan
faktor yang memperingan adalah saat pasien beristirahat. Nausea dan vomitus (-), HT
(-), DM (-). Riwayat trauma jatuh terduduk (+).
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV: TD: 130/80 mmHg, nadi: 785 x/menit,
suhu: 36,6°, pernafasan: 20 x/menit. Pemeriksaan neurologis: GCS E4V5M6; FKL:
dbn.; RM: KK (-), KS (-); Nn. Craniales: pupil bulat, diameter 3 mm kedua mata,
isokor dengan RCL +/+ dan RCTL +/+; Nn. Craniales lain: dalam batas normal.
Motorik: ekstremitas superior: P = B/B, T = N/N , K = 5/5, RF = ++/++, RP = -/-.
Ekstremitas inferior: P = B/B, T = N/N, K = 5/5, RF = ++/++, RP = -/-. Pemeriksaan
neurologis yang bermakna: laseque sign (+/-), patrick sign (+/-), kontrapatrick (+/-),
Sensibilitas normal. SSO: BAK lancar dan BAB biasa.
6
Kata Kunci
1. Laki-laki, umur 35 tahun
2. Kejang sejak ± 2 jam yang lalu
3. Kejang sudah dialami 3 hari
4. Onset kejang ± 2x/hari
5. Durasi + 20 menit
6. Sifat menjalar dari dada kanan sampai ke seluruh tubuh
7. Mengetahui tanda-tanda serangan akan muncul
8. Tidak mengalami penurunan kesadaran
9. Demam setiap kali kejang
10. Riwayat kejang 7 tahun lalu
11. Riwayat trauma di kepala akibat di pukul pakai senjata laras panjang
12. Riwayat konsumsi obat oral carbamazepin sudah tidak mempan, dan sekarang beralih ke
Pertanyaan Tutorial
7
Jawaban
1. Definisi nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang digambarkan dalam bentuk
kerusakan tersebut.
2. Klasifikasi nyeri?
1) Berdasarkan durasi
a) Nyeri akut : nyeri yang mereda setelah intervensi atau penyembuhan
b) Nyeri kronik : nyeri yang masih berlanjut walaupun pasien diberi pengobatan atau
penyakit tamak sembuh dan nyeri tidakmemiliki makna biologis
2) Berdasarkan Lokasi nyeri
a) Nyeri somatik superficial adalah nyeri kulit berasal dari struktur-struktur superficial kulit
dan jaringan subkutis
b) nyeri somatik dalam adalah nyeri yang berasal dari otot, tendon, ligamentum, tulang,
sendi, dan arteri
c)nyeri viscera adalah nyeri yang berasal dari organ-organ tubuh
3) Berdasarkan penyebabnya:
a) Nyeri nosisetif atau nyeri inflamasi, yaitu nyeri yang timbul akibat adanya
stimulus mekanis terhadap nosispetor
b) Nyeri neuropatik, yaitu nyeri yang timbul akibat disfungsi primer pada
sistem saraf
c) Nyeri psikologik : bersumber dari emosi/psikis dan biasanya tidak disadari.
a. Nyeri nosiseptif
Nyeri nosiseptif diawali dengan proses transduksi, transduksi adalah proses awal dimana
adanya stimulus mekanik berupa kerusakan jaringan ataupun keadaan lain yang menstimulus
pada ujung-ujung bebas saraf sensorik atau yang biasa disebut receptor dalam hal ini
nociceptor yang merupakan aferen rimer di motor neuron ganglion sensorik dirubah menjadi
imupuls melalui proses potensial aksi atau aktivitas listrik.Selanjutya roses transmisi dimana
imuls yang sudah dirubah di transmisikan pada sistem saraf sensorik yang ada di kornu
posterior medula spinalis. Berlanjut ke proses modulasi dimana ada proses ini terjadi
interaksi antara sistem analgesik endogen dengan input nyeri yang masuk dari cornu soterior
8
medulla spinalis.Setelah itu impuls merambat ke atas menuju tractus
shinotalamicus,talamus,traktus spinotalamus, dan kortex cerebri disinilah terjadi proses
persepsi yaitu interaksi antara transduksi, transmisi, modulasi yang kemudian membentuk
suatu pengalaman emosional subjektif.
b) Nyeri neuropatik:
ada 4 mekanisme yang dijadikan dasar teori:
1. Discharge ektopik
2. Hilangnya inhibisi
3. Sensitisasi perifer
4. Sensitisasi sentral
Perubahan ekspresi dan distribusi saluran ion natrium dan kalium terjadi setelah cedera
saraf, dan meningkatkan eksitabilitas membran, sehingga muncul aktivitas ektopik yang
bertanggung jawab terhadap munculnya nyeri neuropatik spontan.
Baik nyeri neuropatik perifer maupun sentral berawal dari sensitisasi neuron sebagai
stimulus noksieus melalui jaras nyeri sampai kesentral. Bagian dari jaras ini dimulai darim
kornu dorsalis, traktus spinotalamikus (struktur somatik) dan kolum dorsalis (untuk viseral),
sampai talamus sensomotorik, limbik, korteks prefrontal dan korteks insula. Karakteristik
9
sensitisasi neuron bergantung pada: meningkatnya aktivitas neuron, rendahnya ambang batas
stimulus terhadap aktivitas neuron itu sendiri misalnya terhadap stimulus yang non noksious,
dan luasnya penyebaran areal yang mengandung reseptor yang mengakibatkan peningkatan
letupan-letupan dari berbagai neuron. Sensitisasi ini pada umumnya berasosiasi dengan
terjadinya denervasi jaringan saraf akibat lesi ditambah dengan stimulasi yang terus menerus
dan impuls aferen baik yang berasal dari perifer maupun sentral dan juga bergantung pada
aktivasi kanal ion diakson yang berkaitan dengan reseptor AMPA/kainat dan NMDA. Sejalan
dengan berkembangnya penelitian secara molekuler maka ditemukan beberapa kebersamaan
antara nyeri neuropatik dnegan epilepsi dalam hal patologinya tentang keterlibatan reseptor
misalnya NMDA dan AMPA dan plastisitas disinapsis, immediete early gene changes. Yang
berbeda hanyalah dalam hal burst discharge secara paroksismal pada epilepsi sementara pada
neuropatik yang terjadi adalah ektopik discharge. Nyeri neuropatik muncul akibat proses
patologi yang berlangsung berupa perubahan sensitisasi baik perifer maupun sentral yang
berdampak pada fungsi sistem inhibitorik serta gangguan interaksi antara somatik dan
simpatetik. Keadaan ini memberikan gambaran umum berupa alodinia dan hiperalgesia.
Permasalahan pada nyeri neuropatik adalah menyangkut terapi yang berkaitan dengan
kerusakan neuron dan sifatnya ireversibel. Pada umumnya hal ini terjadi akibat proses
apoptosis yang dipicu baik melalui modulasi intrinsik kalsium dineuron sendiri maupun
akibat proses inflamasi sebagai faktor ekstrinsik. Kejadian ini yang mendasari konsep nyeri
kronik yang ireversibel pada sistem saraf. Atas dasar ini juugalah maka nyeri neuropatik
harus secepat mungkin diterapi untuk menghindari proses mengarah ke plastisitas sebagai
nyeri kronik. Neuron sensorik nosiseptif berakhir pada bagian lamina paling superfisial dari
medula spinalis. Sebaliknya, serabut sensorik dengan ambang rendah (raba, tekanan, vibrasi
dan gerakan sendi) berakhir pada lapisan yang dalam. Rasa nyeri akibat sentuhan ringan pada
pasien nyeri neuropati disebabkan oleh karena respon sentral abnormal serabut sensorik non
noksious. Reaksi sentral yang abnormal ini dapat disebabkan oleh faktor sensitisasi sentral,
reorganisasi struktural, dan hilangnaya inhibisi.
Pada nyeri inflamasi maupun nyeri neuropatik keterlibatan reseptor NMDA dalam proses
sensitisasi sentral yang menimbulkan gejala hiperalgesia terutama sekunder dan alodinia.
Prinsip terjadinya nyeri adalah gangguan keseimbangan antara eksitasi dan inhibisi akibat
kerusakan jaringan (inflamasi) atau sistem saraf (neuropatik). Eksitasi meningkat pada kedua
jenis nyeri tersebut, pada nyeri neuropatik dari beberapa keterangan sebelumnya telah
diketahui bahwa inhibisi menurun yang sering disebut dengan istilah disinhibisi. Disinhibisi
10
dapat disebabkan oleh penurunan reseptor opioid neuron kornu dorsalis terutama di pre-sinap
serabut C.
4. Penatalaksanaan nyeri
a) Nyeri nosiseptif: Bisa diberikan obat OAINS seperti acetaminofen500 mg 3x1, asetosal
325-650 mg tiap 3 atau 4 jam.Bisa juga diberikan golongan COX 2 inhibitor seperti Natrium
diklofenac 100-150 mg/hari terbagi dalam 2-3 dosis, natrium diklofenac merupakan
monoterapi pada nyeri akut dan juga dapat dikombinasikan dengan analgesik opioid pada
nyeri kronik.
b)Nyeri neuropatik : Bisa diberikan anti depresan golongan trisiklik contohnya amitriptilin
50-75 mg, 3x1.Bisa juga diberikan anti konvulsan contohnya diazepam 2mg 3x1 atau gaba
pentin 300 mg.
11
5. Cara mengukur nyeri dan interpretasi nyeri pada LBP
12
Gambar 1. Anatomi tulang belakang
(Johannes,2010)
Vertebra lumbalis terdiri dari lima tulang (L1-L5). Anatomi yang kompleks dari vertebra
lumbalis adalah kombinasi dari vertebra yang kuat, yang dihubungkan oleh kapsul sendi,
ligamen, tendon, dan otot, dengan persarafan yang luas. Tulang belakan terdiri dari korpus
vertebra yang silindris, dihubungkan oleh diskus intervertebralis, dan dilekatkan oleh
ligamentum longitudinal anterior dan posterior. Bagian posterior lebih lunak dan terdiri dari
pedikulus dan lamina yang membentuk kanalis spinalis.Vertebra lumbalis mempunyai corpus
yang bentuknya seperti ginjal melintang. Processus spinosus berbentuk segiempat yang relatif
besar dan kokoh.
Tulang belakang dapat dibagi menjadi Segmen anterior, tengah dan posterior untuk
tujuan diagnosis serta pengobatan. Segmen anterior terdiri dari corpus vertebra dan discus
intervertebralis, ligamen longitudinal anterior dan posterior. Segmen menengah terdiri dari
canalis longitudinal dan isinya termasuk medula spinalis, serabut saraf, pembuluh darah dan
jaringan lemak. Segmen posterior terdiri dari lengkungan corpus vertebra terdiri dari pedikel,
lamina dan elemen artikular termasuk sendi facet (Zygapophyseal), ligamen dan saraf.
13
Gambar . Segmen tulang belakang
(PatelVB, 2015)
Os sacrum terdiri dari lima tulang yang saling melekat yang menjadi satu. Os sacrum
membentuk segitiga, dasarnya berada di sebelah cranial, disebut basis ossis sacri, dan
puncaknya berada di bagian caudal, disebut apex ossis sacri. Ossacrum berfungsi sebagai
weight bearing sacrum yang memberikan kekuatan dan stabilitas pada pelvis dan menstramisi
berat tubuh ke gelang panggul (struktur cincin bertulang yang terbentuk oleh os coxae dan
sacrum menjadi perlekatan ekstremitas inferior). (BasriMI,2015; Faturachman R, 2015)
Heterogenitas substansial Low back pain dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu:
1) Akut, yaitu low back pain yang berlangsung hingga 6 minggu. Low back pain acute dapat
disebabkan karena luka traumatik seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat
hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain dapat merusak jaringan, juga dapat
melukai otot, ligamen dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada
daerah lumbal dan spinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai saat ini penatalaksanan
awal nyeri pinggang akut terfokus pada istirahat dan pemakaian analgesik.
2) Subakut, yaitu low back painyang berlangsung hingga 6-12 minggu
3) Kronis, yaitu low back pain yang berlangsung lebih dari 12 minggu, setelah masa
penyembuhan atau nyeri punggung berulang. Fase ini biasanya memiliki onset yang lebih
lama dalam penyembuhan. Low back pain kronik dapat terjadi karena osteoarthritis,
rheumatoid arthritis, proses degenerasi discus intervertebralis.
1) LBP spesifik : LBP spesifik adalah gejala nyeri unggung bawah yang ditimbulkan oleh
mekanisme patologis spesifik seperti HNP, infeksi, osteoporosis, rheumatoid atritis, fraktur,
dan tumor.
14
2) LBP non spesifik : LBP non spesifik adalah gejala nyeri punggung bawah tanpa penyebab
spesifik yang jelas.LBP non spesifik 95% dari LBP akut. Biasa disebabkan oleh gerakan
punggung mendadak, trauma, posisi terpaksa, terpuntir sehingga menyebabkan otot-otot
panjang teregang, tersobek, terpuntir bahkan sampai bengkak sehingga menekan atau
menjepit radiks saraf dan terjadilah nyeri punggung sesuai dengan persarafan didaerah
lumbosacral. Syarat mutlak non spesifik adalah tidak ada red flags.
15
oleh karena berkurangnya matriks dan mineral tulang disertai dengan kerusakan mikro
arsitektur dari jaringan tulang, dengan akibat menurunnya kekuatan tulang, sehingga
terjadi kecenderungan tulang mudah patah.
6) LBP yang disebabkan oleh tumor ganas, seperti kanker paru-paru, kanker perut, kanker
payudara, kanker prostat, dll, kadang-kadang bermetastasis ke tulang belakang lumbar.
Ketika tumor seperti neuromas atau angioma berkembang di lumbal atau tulang belakang
lumbar, pasien mengalami intens nyeri pinggang.
7) LBP akibat psikoneurotik, beban psikis yang dirasakan berat oleh penderita, dapat pula
bermanifestasi sebagai nyeri punggung karena menegangnya otot-ototnya. LBP karena
psikoneuretik misalnya disebabkan oleh histeria, depresi, atau kecemasan.
16
Faktor kebiasaan gaya hidup (merokok, kelebihan berat badan, obesitas) merupakan
faktor risiko yang menyebabkan LBP. Berbagai faktor psikologis dan sosial dapat
meningkatkan risiko LBP, seperti kecemasan, depresi, stress, tanggung jawab, ketidakpuasan
kerja, mental, stress di tempat kerja.
17
Bila usia bertambah maka akan terjadi perubahan degeneratif pada vertebra, yang terdiri
dari dehidrasi dan kolaps nukleus pulposus serta penonjolan kesemua arah dari anulus
fibrosus. Annulus mengalami kalsifikasi dan perubahan hipertrofik terjadi pada pinggir
tulang corpus vertebrae, membentuk osteofit. Dengan penyempitan rongga intervertebrae,
sendi intervertebrae daat mengalami subluksasi, yang daat juga menimbulkan osteofit.
Perubahan yang terjadi pada diskus intervertebralis akibat degenerasi antara lain:Annulus
fibrosus menjadi kasar, colagen fiber cenderung melonggar dan muncul retak pada berbagai
sisiserta nuclei pulposus kehilangan cairan.
18
1) Anamnesis
(a) Letak atau lokasi nyeri, penderita diminta menunjukkan nyeri dengan setepat-tepatnya,
atau keterangan yang rinci sehingga letaknya dapat diketahui dengan tepat.
(b) Lama dan frekuensi serangan. Nyeri punggung akibat sebab mekanik berlangsung
beberapa hari sampai beberapa bulan. Herniasi diskus bisa membutuhkan waktu 8 hari
sampai resolusinya. Degenerasi diskus dapat menyebabkan rasa tidak nyaman kronik
dengan eksaserbasi selama 2-4 minggu.
(c) Sifat nyeri, misalnya seperti ditusuk-tusuk, disayat, mendeyut, terbakar, kemeng yang
terus-menerus, dan sebagainya.
(d) Pengaruh aktivitas terhadap nyeri, apa saja kegiatan oleh penderita yang dapat
menimbulkan rasa nyeri yang luar biasa sehingga penderita mempunyai sikap tertentu
untuk meredakan rasa nyeri tersebut.
(e) Riwayat Trauma.
2) Pemeriksaan fisis
(a) Inspeksi: observasi kondisi umum dan kelainan bentuk penderita sepertifleksibilitas sendi
dan otot pada ekstremitas bawah, memeriksa seluruh tulang belakang dan menilai sikap,
postur, gaya berjalan.
(b) Palpasi: Terlebih dulu dilakukan pada daerah sekitar yang ringan rasa nyerinya, kemudian
menuju daerah yang paling dan perut harus dipalpasi untuk mencari organomegali.
3) Pemeriksaan neurologi
(a) Motorik: harus dilakukan dengan seksama dan harus dibandingkan kedua sisi untuk
menemukan abnormalitas motoris.
(b) Sensorik: Pemeriksaan sensorik akan sangat subjektif karena membutuhkan perhatian dari
penderita untuk menentukan lokalisasi nyeri danperubahan sensorik misalnya mati rasa.
Sensasi biasanya diuji dengan menggunakan pin, klip kertas, atau benda tajam lainnya
untuk menilai hilangnya sensasi di kaki.Gangguan sensorik lebih baik dalam
menunjukkan lokalisasi dibanding motoris.
(c) Refleks: pemeriksaan refleks biasanya diuji dengan menggunakan hammer refleks.
Dilakukan di lutut dan di belakang pergelangan kaki. Hal ini dilakukan di lutut dan di
belakang pergelangan kaki. Membuat pasien berbaring telentang, satu kaki diangkat. Hal
ini dilakukan untuk menguji saraf, kekuatan otot, dan menilai kehadiran ketegangan pada
saraf sciatic.
4) Pemeriksaan penunjang
(a) Tes laboratorium
19
Pada pemeriksaan laboratorium untuk melihat laju endap darah dan tes khusus lainnya
seperti yang ditunjukkan oleh evaluasi klinis. Secara khusus, tes ini berguna ketika
infeksi atau tumor yang dianggap sebagai penyebab nyeri punggung pasien.
(b) CT Scan
CTScandapat menunjukkan struktur dari tulang belakang lumbal dan hubungan canal
dengan saraf. CT scan berguna dalam mendiagnosis tumor, fraktur, dan dislokasi parisial
sampai dislokasi komplit. CT scan juga menunjukkan posisi struktur tulang yang lain, dan
membantu dalam diagnosis spondylolisthesis. Keterbatasan CT scan kurang detail dalam
menunjukkan gambar dan hasil yang kabur pada fraktur non display atau simulasi yang
palsu.
(c) Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI lebih baik daripada CT scan dalam menunjukkan hubungan antara discus dengan
saraf, dan lokasi jaringan lunak serta struktur non-tulang. MRI lebih baik dalam
mendeteksi osteomyelitis, discitis, dan infeksi awal epidural atau hematom.
20
hati-hat. Salah satu relaksan otot ini misalnya tizanidine, cyclobenzaprine, dantrolen,
carisoprodol, baclofen, orphenadrine, diazepam yang lebih efektif daripada plasebo
untuk pasien dengan LBP akut pada nyeri jangka pendek.
(f) Opioid: Obat ini untuk mengontrol rasa sakit yang akut, parah, dan yang tidak dapat
dikontrol dengan acetaminophen atau NSAID. Penggunaan obat-obat ini dikaitkan
dengan efek samping yang serius, termasuk ketergantungan, sedasi, penurunan waktu
reaksi, dan mual.
(g) Steroid: steroid sistemik tidak dianjurkan untuk pengobatan nyeri punggung bawah atau
nyeri panggul. Injeksi steroid epidural belum ditemukan untuk mengurangi gejala dan
saat ini tidak dianjurkan untuk pengobatan nyeri punggung bawahatau nyeri panggul.
2) Terapi Non Farmakologis
Penatalaksanaan low back pain non farmakologis dapat dilakukan dengan olahraga,
pendidikan, fisioterapi,akupunkturdan latihan khusus seperti sit-up, bila dilakukan dengan
benar, dapat memperkuat otot-otot perut dan dapat menurunkan kecenderungan nyeri
punggung bawah. Pasien didorong dan dianjurkan untuk latihan sendiri di rumah setiap hari
selain terapi manual, yang meliputi beberapa sesi pijat, mobilisasi tulang belakang atau
manipulasi. Akupunktur dianjurkan, meskipun buktinya sangat rendah.
1) LBP AKUT : Asetaminofen 500 mg-1000mg/kali, Natrium diklofenat 100-150 mg/hari,
ketorolac oral 10 mg 3x1,ketorolac injeksi 10-30 mg tiap 4-6 jam.
2) LBP Kronik :Bisa diberikan anti depresan golongan trisiklik contohnya amitriptilin 50-
75 mg, 3x1.Bisa juga diberikan anti konvulsan contohnya diazepam 2mg 3x1 atau gaba
pentin 300 mg.
21
Red Flags adalah kondisi serius yang berkaitan dengan LBP akut atau alarm tanda bahaya
pada nyeri pinggang.Dalam praktis klinis, adanya bendera merah(red flag) meruakan indikasi
adanya proses patologis seperti neoplasma/karsinoma, infeksi, fraktur vertebrae, sindrom
kauda equina, dan nyeri unggung bawah dengan kelainan neurologi berat.
22
DAFTAR PUSTAKA
23