Inspeksi Sanitasi Bandara Fix
Inspeksi Sanitasi Bandara Fix
Oleh :
A. Latar Belakang
Bandar Udara merupakan sarana dan prasarana penyelenggara transportasi yang terdiri
dari bangunan gedung dan fasilitas lain baik di daratan maupun perairan sekitarnya dengan
batas-batas tertentu. Bandar Udara merupakan tempat kegiatan pemerintahan dan
perekonomian yang ditata secara terpadu guna menyediakan jasa kebandarudaraan sesuai
dengan tingkat kebutuhan.
Penyelenggaraan Bandar Udara Sehat ditujukan untuk mewujudkan kondisi Bandar
Udara yang dapat mencegah potensi risiko penyebaran penyakit, gangguan kesehatan,
keamanan dan ketertiban yang dinamis sehingga tercipta Bandar Udara Sehat. Oleh karena
itu, sebagai pintu masuk negara dalam melakukan aktivitasnya, Bandar Udara perlu
memperhatikan pengelolaan lingkungan yang bersih dan sehat agar tumbuh dan berkembang
rasa aman, nyaman, tertib, dan sehat yang merupakan bentuk ”pelayanan prima” sebagai
kawasan pusat pertumbuhan ekonomi, yang mengacu pada konsep ECO Port dan ECO
Airport sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah tentang Perlindungan Lingkungan
Maritim dan Pedoman Pelaksanaan Bandar Udara Ramah Lingkungan.
Dari aspek kesehatan masyarakat, media lingkungan yang perlu mendapat perhatian
dalam mewujudkan kualitas Lingkungan Bandar Udara atau Pelabuhan yang sehat adalah
upaya untuk mengawasi agen penyebaran penyakit (fisik, kimia, mikrobiologis), media
perantara (air, udara, makanan/minuman, vektor penyakit seperti serangga dan binatang
pengerat, sampah dan limbah, manusia beserta perilakunya), pengamatan penyakit dan
keluhan masyarakat yang terkait dengan kegiatan di Pelabuhan dan Bandar Udara. Hal ini
sejalan dengan diberlakukannya International Health Regulation (IHR) 2005, dimana
Indonesia telah sepakat untuk melaksanakannya secara penuh pada Tahun 2014 melalui
kegiatan pengawasan/pengamatan penyakit di Bandar Udara, agar penyakit-penyakit menular
potensial wabah tidak berkembang menjadi kedaruratan kesehatan masyarakat yang
meresahkan dunia (Public Health Emergency of International Concern), seperti: Ebola, Avian
Influenza, Swain Flu, Kolera, Pest paru, Demam kuning, West nile Fever, Cacar, Polio,
Dengue, Meningokokus dan SARS.
Berdasarkan uraian di atas, Perlu adanya pemeriksaan dan pengawasan sanitasi di
bandara, untuk itu Kementerian Kesehatan melakukan upaya Bandar Udara Sehat melalui
pendekatan pengembangan Bandar Udara Sehat dengan melakukan pengaturan yang
berkaitan dengan upaya-upaya kesehatan yang terintegrasi dengan upaya lain di lingkungan
Bandar Udara dan Pelabuhan.
Penyehatan bandara adalah upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi
yang memenuhi persyaratan kesehatan sehingga terhindar dari kesakitan dan penularan penyakit.
Dalam upaya penyehatan bandara menurut Dirjen PPM & PL (Direktorat Jendral Pemberantasan
Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan) Tahun 1999 meliputi :
1. Penyehatan Lingkungan Luar/bangunan Luar
a. Lokasi
Lokasi bandara harus terhindar dari pencemaran kimia, fisik dan bakteri.Bandara juga
harus terletak di daerah bebas banjir.
b. Lingkungan di luar bangunann
Keadaan lingkungan luar bandara harus bersih, tidak memungkinkan untuk menjadi
tempat berkembang biak bintang pengganggu dan mampu mencegah masuknya bintang
pengganggu.
c. Tempat/halaman parkir kendaraan
Halaman parkir bandara harus bersih, rata/tidak bergelombang, kuat, kedap air, tidak
becek, dan tidak berdebu.
d. Pagar tembok
Di bandara harus terdapat pagar tembok pembatas yang jelas dan pagar tersebut harus
bersih dan terpelihara.
e. Kualitas udara
Kadar debu di sekitar lingkungan bandara maksimal 0,26mg/m3 udara dan tingkat
kebisingan maksimal 70 dBA(≤70 dBA)
3. Fasilitas Sanitasi
a. Penyediaan air bersih
Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat penting dalan proses penyehatan bandara
maka air harus tersedia dengan kapasitas yang cukup untuk setiap kegiatan dan kualitas
fisik air harus dalam keadaan baik. Kualitas air bersih di bandara di periksa ke lab. secara
periodik.
b. Toilet
ketersediaan toilet di bandara minimal 2 toilet dan keadaanya harus bersih, tidak berbau
serta dihubungkan dengan sistem pengolahan limbah/IPAL atau septictank.
c. Tempat sampah diruangan terbuka
Tempat sampah disekitar bandara harus tersedia dengan jumlah yang cukup minimal 1
buah dalam radius 20 meter.Tempat sampah harus dalam keadaan baik, terbuat dari bahan
yang kuat, anti karat, ringan, mudah dibersihkan dan dilengkapi penutup.
d. Tempat penampungan sampah sementara
Tempat penampungan sampah sementara harus terletak pada lokasi yang mudah terjangkau
petugas, tempat sampah tidak permanen, tersedia air pembersih yang cukup untuk
membersihkan tempat sampah, keadaan disektar tempat sampah harus bersih, tidak
becek/tidak lembab dan kedap air. Tempat sampah tidak menjadi tempat berkembang
biaknya serangga dan tikus, pengangkutan sampah minimal kuarang dari 3 hari sekali.
e. Saluran air hujan
Saluran air hujan di bandara harus kedap air, air harus mengalir dengan lancar dan saluran
tidak berbau.
I. UMUM
II. KHUSUS
A. ASPEK KEGIATAN
INDIKATOR DAN UPAYA PENINGKATAN SKOR NILAI
NO MEDIA MAKSIMUM BOBOT (Skor x Bobot)
UDARA
1 Kualitas udara dan kebisingan ….. {4} …..
TANAH
1 Pengelolaan sampah ….. {4} …..
1) Tidak terjadi sampah berserakan di tempat
30
umum
2) Tempat penampungan sampah sementara
25
tidak mencemari lingkungan
3) Semua instansi mempunyai bak/tempat
15
sampah terpisah
4) Semua sampah setiap hari diangkut
30
keluar/dimusnahkan/diolah setempat
2 Pengelolan Limbah B3 ….. {4} …..
1) Tersedia Sarana Penampungan Limbah B3 40
2) Kapasitas SPL B3 mencukupi kebutuhan. 40
3) Pengangkutan Limbah B3 dilakukan teratur 20
MAKANAN
Pengawasan jasaboga, restoran dan Tempat
….. {4} …..
Pengelolaan Makanan (TPM)
1) Semua Tempat Pengelolaan Makanan/Rumah
Makan/Pusat makanan jajanan/Penyedia
makanan serat penjamah makanan yang ada 100
atau terdaftar bersertifikat/laik higiene dan
sanitasi.
2) Sebagian Tempat Pengelolaan
Makanan/Rumah Makan/Pusat makanan
jajanan/Penyedia makanan serat penjamah 50
makanan yang ada atau terdaftar
bersertifikat/laik higiene dan sanitasi.
3) Tempat Pengelolaan Makanan/Rumah Makan/
Pusat makanan jajanan/Penyedia makanan
serat penjamah makanan yang ada atau 0
terdaftar tidak bersertifikat/laik higiene dan
sanitasi.
VEKTOR
Pengendalian vektor dan binatang penular
….. {4} …..
penyakit
1) Lingkungan pelabuhan/Bandar udara bebas
40
dari tikus dan kecoa
2) House Indeks Ae. aegypti rendah/ 20
3) MHD (Man Hour Density) Anopheles 10
4) Kepadatan lalat di Tempat Penampungan 30
SKOR NILAI
NO INDIKATOR DAN UPAYA PENINGKATAN MEDIA MAKSIMUM BOBOT (Skor x Bobot)
A. Forum
Kelembagaan Forum
4) Tidak ada 0
TOTAL
……………………, ……………….....................
Petugas
( ........................................ )
Catatan: 1) Bobot Penilaian terdiri dari 70 % Aspek Kegiatan, dan 30 % Aspek Kelembagaan.
https://www.slideshare.net/SitiAisyah67/sanitasi-bandara
https://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2008/02/inspeksi-sanitasi-bandara-udara.html?m=0
https://himakesja.wordpress.com/2009/02/13/k3-bandara/
http://www.kkpsoetta.com/assets/files/14753040568c90aa37ac3.pdf
jdih.pom.go.id
hubud.dephub.go.id
www.bpkp.go.id
http://www.aspphami.or.id/dev/wpcontent/uploads/2011/07/kmk%20pedoman%20penyehatan%20sarana%20dan
%20bangunan%20umum%20288-2003.pdf
http://www.sanitasi.net/keputusan-menteri-kesehatan.html
kespel.depkes.go.id/
http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt540eb8ba9ff54/node/lt50ed11b73a96d/peraturan-menteri-
kesehatan-no-44-tahun-2014-penyelenggaraan-pelabuhan-dan-bandar-udara-sehat