MAKALAH GLAUKOMA New
MAKALAH GLAUKOMA New
“GLUKOMA”
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III
Disusun Oleh:
2018/2019
KATA PENGANTAR
Atas karunia Allah SWT akhirnya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Glaukoma”
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari keterbatasan kemampuan baik dalam
pengalaman maupun pengetahuan serta waktu yang tersedia sehingga kami yakin dalam
penyajian makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Namun demikian kami telah berusaha
secara maksimal dengan melaksanakan kelompok belajar.
Harapan kami semoga hasil yang telah dicapai dalam makalah ini dapat
bermanfaat.Untuk penyempurnaan penulisan, diharapkan saran dan kritik yang membangun
demi perbaikan selanjutnya.
Penyusun (Kelompok 4)
i
ii
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Aqueous humor adalah suatu cairan jernih yang mengisi bilik mata depan dan
belakang. Volumenya sekitar 250 uL dan kecepatan pembentukan nya memiliki
variasi diurnal yaitu 2,5 uL/menit. Tekanan osmotiknya lebih tinggi dibandingkan
dengan plasma. Komposisi aqueous humor sama dengan plasma, tetapi cairan ini
memiliki konsentrasi askorbat, piruvat dan laktat yang lebih tinggi, protein, urea dan
glukosa yang lebih rendah.
3
4
menyalurkan ke sistem vena. Jalur uveoscleral dimana sekitar 10% aliran aquoues
humor melalui ruang suprakoroid dan ke dalam sistem sistem vena corpus siliaris,
koroid dan sclera.
B. LENSA
melalui glikolisis anaerob (95%) dan HMP-shunt (5%). Jalur HMP shunt
menghasilkan NADPH untuk biosintesis asam lemak dan ribose, juga untuk aktivitas
glutation reduktase dan aldose reduktase. Aldose reduktse adalah enzim yang
merubah glukosa menjadi sorbitol, dan sorbitol dirubah menjadi fructose oleh enzim
sorbitol dehidrogenase.
1. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Anatomi Fisiologis dari Glaukoma?
2. Apa defisini dari glaukoma?
3. Bagaimana Etiologi dari glaukoma?
4. Bagaimana patofisiologi dari glaukoma?
5. Bagaimana faktor risiko dari glaukoma?
6. Apa saja tanda dan gejala dari glaukoma?
7. Bagaimana Prosedur diagnostik pada penderita glaukoma?
8. Bagaimana terapi pada penderita glaukoma?
9. Bagaimana tatalaksana pada penderita glaukoma?
2. Tujuan
1. Untuk mengetahui Anatomi Fisiologis dari glaukoma
2. Untu mengetahui defisini dari glaukoma
3. Untuk mengetahui Etiologi dari glaukoma
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari glaukoma
5. Untuk mengetahui faktor risiko dari glaukoma
6. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari glaukoma
7. Untuk mengetahui Prosedur diagnostik pada glaukoma
8. Untuk mengetahui terapi diet pada glaukoma
9. Untuk mengetahui tatalaksana pada penderita glaukoma
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Glaukoma
Glukoma berasal dari bahasa yunani “glaukos” yang berarti hijau kebiruan, yang
memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita.Kelainan mata glukoma
ditandai dengan meningkatnya bola mata, atropi pupil syaraf optic, dan menciutnya
lapang pandang (Sidarta dkk, 2011).
Glukoma adalah penyakit mata yang ditandai ekskavasi glaukomatosa, neuropati
syaraf optic, serta kerusakan lapang pandang yang khas dan utamanya diakibatkan
oleh tekanan bola mata yang tidak normal (Ilyas, 2002).
Glaukoma adalah suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai
pencekungan (cupping) diskus optikus dan pengecilan lapang pandang dan biasanya
disertai peningkatan intra okuler.
Sedangkan katarak berasal dari bahasa Yunani katarrhakies, Inggris cataract
dan Latin cataracta yang berarti air terjun. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan
pada lensa yang dapat terjadi akibathidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi
protein lensa atau terjadi akibat kedua-duanya.Biasanya kekeruhan mengenai kedua
mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu
yang lama.
B. Klasifikasi
a) GLAUKOMA
Klasifikasi glaukoma berdasarkan etiologi
A. Glaukoma primer
1. Glaukoma sudut terbuka
a. Glaukoma sudut terbuka primer (glaukoma sudut terbuka kronik, glaukoma
simpleks kronik)
b. Glaukoma tekanan normal
2. Glaukoma sudut tertutup
a. Akut
b. Subakut
c. Kronik
8
d. Iris plateau
b) Glaukoma sekunder
1. Glaukoma pigmentasi
2. Sindrom eksfoliasi
3. Alibat kelainan lensa (fakogenik)
a. Dislokasi
b. Intumesensi
c. Fakolitik
4. Akibat kelainan traktus uvea
a. Uveitis
b. Sinekia posterior
c. Tumor
d. Edema corpus siliaris
5. Sindrom iridokorneoendotelial
6. Trauma
a. Hifema
b. Kontusio
c. Sinekia anterior perifer
7. Pasca operasi
a. Glaukoma maligna
b. Sinekia perifer
c. Pertumbuhan epitel bawah
d. Pasca bedah ablasio retina
8. Glaukoma neovaskular
a. Diabetes mellitus
b. Oklusi vena sentralis perifer
c. Tumor intar okuler
9. Peningkatan tekanan vena episklera
a. Fistula karotis-kavernosa
b. Sindrom Sturge-Weber
10. Steroid
c) Glaukoma kongenital
1. Glaukoma kongenital primer
2. Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan mata lain
9
e. Hifema
2. Pergeseran lensa ke anterior
a. Glaukoma sumbatan siliaris
b. Oklusi vena sentralis retina
c. Skleritis posterior
d. Pasca bedah ablasio retina
3. Pendesakan sudut
a. Iris plateau
b. Intumesensi lensa
c. Midriasis
4. Sinekia posterior perifer
a. Penyempitan sudut kronik
b. Akibat bilik mata depan yang datar
c. Iris bombe
d. Kontraksi membran trabekular
C. Etiologi Glaukoma
Glaukoma biasanya disebabkan oleh obstruksi aliran aqueoshumorkeluar dari
ruang mata. Glaukoma penutupan sudut akut disebabkan oleh obstruksi aliran secara
mendadak melalui sudut antara kornea dan iris, yang dapat terjadi infeksi atau cedara
atau bahkan tanpa alasan yang jelas, sebaliknya glaukoma sudut terbuka primer terjadi
lebih bertahap, biasanya akibat fibrosis yang berhubungan dengan usia disudut
tersebut atau obstuksi bertahap saluran lain yang berperan dalam aliran aqueos humor.
Pada kasus tersebut dapat peningkatan progresif tekanan intraocular (Corwin, 2009)
D. Patofisiologi
E. Faktor Risiko
1. Usia lebih dari 45 tahun.
2. Penderita diabetes.
3. Penderita myopia (mata minus) yang parah.
4. Penderita hipertensi.
5. Pekerja las
6. Riwayat keluarga (keluarga yang mempunyai riwayat glaukoma) (Mumpuni,
2016).
11
G. Klasifikasi
Terdapat dua kategori glukoma :glukoma sudut terbuka dan sudut tertutup.kategori
tersebut lebih lanjut dibagi menjadi :
1. Glaukoma primer : penyebabnya tidak diketahui biasanya bilateral dan diduga
mempunyai komponen hereditas.
a. Glaukoma sudut tertutup (acute congestive glaucoma).
13
Keadaan ini timbul pada mata yang kecil (pada hipermetropia) dengan bilik
mata anterior yang dangkal.pada mata normal titik kontak antara batas pupil
dan lensa memiliki resitensi terhadap masuknya akueous kedalam bilik mata
anterior (blok pupil relatif) pada glukoma sudut tertutup, kadang sebagai
respon terhadap dilatasi pupil,resistensi ini meningkat dan gradien tekanan
menyebabkan iris melelngkung kedepan sehingga menutup sudut drainase.
Akueous tidak dapat lagi mengalir melalui jalinan trebekula dan tekanan
okular meningkat.biasanya mendadak. (james,brucee.dkk.2006)
b. Glaukoma sudut terbuka (kronic simple glaucoma)
Pada glukoma sudut terbuka,struktur jalinan trabekula terlihat normal namun
terjadi peningkatan resitensi aliran keluar akueous yang menyebabkan
peningkatan tekanan okular.penyebab obstruksi aliran keluar antara lain:
1) Penebalan lamella trabekula yang mengurangi ukuran pori
2) Berkurangnya jumlah sel trebekula pembatas
3) Peningkatan bahan ekstraseluler pada jalinan trabekula
Suatu bentuk glukoma juga terjadi dimana terjadi kehilangan lapang
pandang galukomatosa dan cuping lempeng optic meski tekanan
intraocular tidak meningkat.diduga papil saraf optic pada pasien ini secara
tidak biasa rentan terhadap tekanan intraocular dan memiliki aliran darah
intristik yang berkurang.sebaliknya tekanan intraocular dapat meningkat
tanpa bukti adanya kerusakan visual atau cupping lempeng optic
patologis(hipertensi okular). (james,brucee.dkk.2006)
2. Glaukoma sekunder
Glaukoma sekunder tekanan intraocular biasanya meningkat karena tersumbatnya
jalinan trabekula.jalinan trabekula dapat tersumbat oleh:
1) Darah (hifema )karena trauma tumpul.
2) Pigmen dari iris (sindrom dispresi pigmen)
3) Deposisi bahan yang dihasilkan oleh epitel lensa, iris, dan bahan siliar pada
jalinan trabekula(galukoma pseudoeksfoalitif). (james,brucee.dkk.2006)
timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata disebabkan:
a. Kelainan lensa
1) Luksasi
2) Pembengkakan
3) Fakoltik
14
b. Kelainan uvea
1) Uveitis,dapat meyebabkan iris menempel ke jalinan trabekula
2) Tumor
c. Trauma :
1) Pendarahan dalam bilik mata depan
2) Perporasi kornea dalam prolapse iris, yang menyebabkan leukoma adheren
d. Pembedahan
Bilik mata depan yang tidak cepat terbentuk setelah pembedahan katarak.
Katarak dapat membengkak dan mendorong iris kedepan sehingga menutup
sudut drainase.
3. Glaukoma congenital
Penyebab glukoma congenital masih belum jelas. Sudut iridokornea dapat
berkembang secara abnormal dan tertutup membrane.Glaukoma kongenital primer
atau glaukoma infantile (buftalmos, hidroftalmos). Glaikoma yang bertalian
dengan kelainan kongenital lain.
4. Glaukoma absplut
Keadaan terakhir suatu glaukoma yaitu dengan kebutaan total dan bola mata nyeri.
(ilyas, 2002).
H. Komplikasi
Glaucoma pada umumya adalah kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan
gangguan fungsi lanjut. Kondisi mata pada kebutan yaitu kornea terlihat keruh, bilik
mata dangkal, pupil atropi dengan ekskavasi (penggaungan) glaukomatosa, mata
keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Mata dengan kebutaan mengakibatkan
penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa
neovaskularisasi pada iris yang dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat. Pengobatan
kebutaan ini dapat dilakukan dengan memberikan sinar beta pada badan siliar untuk
menekan fungsi badan siliar, alcohol retrobulbar atau melakukan pengangkatan bola
mata karena mata sudah tidak bisa berfungsi dan memberikan rasa sakit.
I. emeriksaan Diagnostik
Penilaian dugaan gluokama memerlukan pemeriksaan slimpt lamp lengkap yaitu:
1. Pemeriksaan lapang pandang
15
Cara ini sangat baik pada kelainan mata bila tonometer tidak dapat dipakai
atau dinilai seperti pada sikatrik kornea, kornea irregular dan infeksi kornea.
3. Gonioskopi
Gonioskopi adalah suatu cara untuk memeriksa sudut bilik mata depan dengan
menggunakan lensa kontak mata khusus dalam hal glaukoma gonioskopi
diperlukan untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan.
4. Oftalmoskopi
Oftalmoskopi, pemeriksaan ke dalam mata dengan memakai alat yang dinamakan
oftalmoskop. Dengan oftalmoskop dapat dilihat saraf optik di dalam mata dan
akan dapat ditentukan apakah tekanan bola mata telah mengganggu saraf optik.
Saraf optik dapat dilihat secara langsung. Warna serta bentuk dari mangok saraf
optik pun dapat menggambarkan ada atau tidak ada kerusakan akibat glaukoma
yang sedang diderita.
1. Tes kamar gelap : Pasien di tempatkan di tempat gelap selama 1 jam dan dalam
keadaan tidak tidur. Diukur tekanan intra okuler, apabila lebih dari 8 mmHg
mencurigakan, sedangkan bila lebih dari 10 mmHg pasti keadaan patologis.
2. Tes membaca : Pasien diminta membaca huruf kecil pada jarak dekat selama 45
menit. Kenaikan tekanan 10-15 merupakan keadaan patologis.
3. Tes midriasis : Tes dilakukan dengan meneteskan cairan midriatika seperti kokain
2%, homatropin 1% atau neosynephrine 10%. Tekanan diuukur setiap 15 menit
selama 1 jam. Kenaikan 5 mmHg mencurigakan sedangkan lebih dari 7 mmHg
pasti keadaan patologis.
Tes bersujud ( prone position test ) : Pasien diminta bersujud selama 1 jam.
Kenaikan 8-10 mmhg menandakan keadaan patologis.
J. Penatalaksanaan
Pengobatan terhadap glaukoma adalah dengan cara medikamentosa dan operasi. Obat-
obat anti glaukoma meliputi:
Glaukoma Sudut Terbuka / Simplek / Kronik
1. Obat-obat miotik
a) Golongan kolinergik (pilokarpin 1 – 4 % 5 kali / hari), karbakol (0,75–3 %)
b) Golongan anti kolineoterase (demekarium bromid, hurmosal 0,25 %)
2. Obat-obat penghambat sekresi aquor humor (Adrenergik)
a) Timolol (tetes 0,25 dan 0,5 % 2x / hari)
b) Epinerprin 0,5 – 2 % 1 – 2 x / hari
3. Carbonucan hidrase intibitor
a) Asetazolamid (diamol 125 – 250 mg 4 x / hari)
b) Diklorfenamid (metazolamid)
2) Trabekulektomi.
Pada kondisi sangat gawat diperlukan tindakan operasi trabekulektomi, yaitu
dengan membuat saluran kecil dari bola mata bagian depan ke konjungtiva
19
PEMBAHASAN KASUS
Kasus Glukoma
Ny.W berusia 59 tahun, mengeluhkan Nyeri pada bola matakanan. Mata kanan terasa
sakit sudah 5 hari SMRS.Dialami sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu dan memberat dalam 1
minggu terakhir disertai dengan penglihatan yang bertambah kabur secara perlahan-lahan.
Mata merah(+), sakit kepala(+), mual(-), muntah(-), air mata berlebih(-), kotoran mata
berlebih (-).Pasien juga merasa mata kanan sakit, merah, dan pandangan agak kabur. Pasien
telah berobat keklinik dan diberi obat sakit kepala, tapi sakit kepala kambuh lagi. 1 hari
SMRS, pasien merasakan sakit pada mata kanan yang bertambah berat (mata seperti mau
copot) dan penglihatan semakin kabur. Pasien juga merasa mual, namun tidak muntah.
Riwaya tmenggunakan kacamata(-). Riwayat hipertensi (-), diabetes mellitus (-). Pasien
mengaku pernah operasi katarak 5 tahun yang lalu.
Tekanan darah 145/80 mmHg Nadi 79 kali / menit RR 21 kali / menitSuhu 37˚ C.
Pemeriksaan oftalmologi= pupil kanan: tidak bulat - middilatasi; pupil kiri bula middilatasi;
lensa kanan keruh, kiri jernih; visus 1/60 6/20.
TerapiIVFD RL + cernevit /12 jam + novalgin, Glaucon 3 x I, Timol 2 x I OD, Tobroson 3 x
I OD, C. Vital 2 x I, C. Lyters 6 x I OD,Aspar K 3 x I
PERTANYAAN :
1. Jelaskan konsep penyakit yang dialami pasien diatas meliputi definisi, klasifikasi, etiologi,
tanda dan gejala, komplikasi penyakit glukoma?
2. Pengkajian apalagi yang harus dilakukan pada pasien diatas?
3. Apa factor risiko glukoma pada kasus di atas?
4. Rumuskan diagnose keperawatan yang muncul pada pasien diata sdengan membuat bagan
analisa data ?
5. Susunlah rencan aasuhan keperawatan ?
21
22
A. Pengkajian
Pengumpulan data
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Ny. W
Umur : 59 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku bangsa : Sunda
Status Martital : Menikah
Alamat : Jl. Anggrek No.01A
Tanggal masuk RS : 10 Oktober 2018
Tanggal pengkajian : 11 Oktober 2018
Nomor Medrec : 012016015
Diagnosa Medis : Glaukoma
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengeluhkan Nyeri pada bola mata kanan
23
b. Minum
Frekuensi
Jenis
Keluhan
2. Eliminasi
a. BAB
Frekuensi
Konsistensi
Bau Tidak terkaji Tidak terkaji
Warna
Keluhan
b. BAK
Frekuensi
Warna
Bau Tidak terkaji Tidak terkaji
Keluhan
3. Istirahat tidur
a. Siang
Tidak terkaji Tidak terkaji
b. Malam
4. Personal hygiene
a. Mandi
Tidak terkaji Tidak terkaji
b. Keramas
c. Gosok gigi
27
i. Data penunjang :
1) Pemeriksaan oftalmologi:
Pupil kanan: tidak bulat-middilatasi; pupil kiri bulat middilatasi; lensa kanan
keruh, kiri jernih; visus 1/60 6/20.
2) Terapi
Nama Obat Route Indikasi
Glaucon 3x1 Oral Hipertensi, glaukoma sudut terbuka, kesulitan
bernafas pada dataran tinggi, mengurangi
jumlah cairan di mata
Timol 2x1 Tetes Mata Pengobatan saraf mata, menangani glaucoma
Tobroson 3x1 Tetes Mata Pengobatan infeksi mata yang diakibatkan
karena bakteri yang membutuhkan
kortikosteroid
C. Vital 2x1 Oral Suplemen untuk membantu menjaga kesehatan
mata dan juga membantu memenuhi kebutuhan
vitamin untuk mata, sehingga membuat mata
terasa sehat dan nyaman.
C. Lyters 6x1 Tetes Mata Obat untuk membantu melumasi dan
menyejukan mata kering akibat kekurangan
cairan mata, iritasi, penggunaan lensa kontak,
gangguan penglihatan serta membantu
melindungi mata terhadap iritasi lebih lanjut.
Aspar K 3x1 Oral Secara umum obat ini digunakan untuk
membantu meningkatkan kadar ion kalium
dalam darah pada orang yang kekurangan
kalium/hipokalemia.
28
B. Analisa Data
No DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS : Peningkatan TIO Nyeri akut b.d
- Klien mengeluh nyeri peningkatan tekanan
pada bola mata kanan, GLAUKOMA intra okuler
nyeri terasa 5 SMRS
- Klien merasakan sakit
pada mata kanan yang Pelepasan bradikinin dan
bertambah berat
(seperti mau copot)
- Pasien mnegeluh Nosiseptor
Nyeri kepala
- Pasien mengeluh mual
tidak disertai muntah Saraf eferen
DO :
- TTV : TD : 145/80
mmHg Presepsi nyeri
Nadi : 79x/ menit
Respirasi : 21x/ menit
Suhu : 37oC Nyeri Akut
2 DS : Resiko cedera b.d
Klien mengatakan 1 Peningkatan TIO penurunan lapang
minggu terakhir pandang
penglihatan bertambah
kabur secara perlahan GLAUKOMA
lahan
DO :
Mata merah (+) Tekanan pada saraf optik
Visus : 1/60 (normal dan retina
3/60)
6/20 (normal
20/20) Kerusakan saraf optik dan
Pemeriksaan oftalmolgi : retina
Lensa kanan keruh, pupil
kanan tidak bulat mid-
dilatasi, pupil kiri butal Saluran bola mata terhambat
29
mid-dilatasi
TTV :
TD : 145/80 mmHf Bola mata meningkat
N : 79x/menit
RR : 21x/menit
Suhu : 37oC Kurang akson di saraf optik
Atrofi optik
Hilangnya pandangan
perifer
D. INTERVENSI
Nama : Ny. W
Usia : 59 Th
Jenis kelamin : Perempuan
Dianosa medik : Glaukoma
No medrec : Tidak Terkaji
Diagnosa
NO Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tipe, intensitas, dan lokasi 1. Mengetahui tingkat nyeri untuk
peningkatan keperawatan selama 3x24 nyeri. memudahkan intervensi selanjutnya
tekanan intra jam diharapkan nyeri 2. Gunakan tingkat skala nyeri 2. Untuk menentukan dosis analgetik
okuler dapat berkurang, dengan 3. Pertahankan istirahat di tempat 3. tekanan pada mata meningkat bila
kriteria hasil : tidur dengan posisi semifowler. tubuh datar
a.klien tidak mengeluh 4. Istirahatkan klien dalam ruangan 4. stress dan sinar menimbulkan TIO yang
nyeri yang tidak menyilaukan mata mencetuskan nyeri
b. skala nyeri berkurang, 5. Kolaborasi dengan dokter dalam 5. untuk mengontrol nyeri, nyeri berat
skalal (0-10) pemberian analgetik yang disebabkan oleh peningkatan TIO
c. nyeri tidak menyebar
d. klien merasa nyaman
31
2 Resiko cedera Setelah dilakukan tindakan 1. kaji ketajaman penglihatan, catat 1. untuk mengetahui tingkat ketajaman
b.d penurunan keperawatan selama 3x24 apakah satu atau dua mata yang penglihatan klien.
lapang jam diharapkan tidak terlibat 2. Untuk mengurangi fotophobia yang
pandang mengalami resiko cedera, 2. anjurkan klien menggunakan dapat mengganggu penglihatan klien
dengan kriteria hasil : kacamata gelap 3. Mencegah cedera, meningkatkan
a.klien tidak melakukan 3. Atur lingkungan sekitar klien, kemandirian.
aktifitas yang jauhkan benda-benda yang dapat 4. Mengontrol kegiatan klien dan
meningkatkan cedera menimbulkan kecelakaan menurunkan bahaya keamanan.
b. klien mengatakan 4. Dorong klien untuk melakukan 5. Meminimalkan resiko cedera,
mengetahui faktor yang aktivitas sederhana memberikan perasaan aman bagi klien.
menyebabkan cedera 5. Awasi / temani klien saat
melakukan aktivitas.
c. membantu
meminimalisir resiko
cedera
32
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Menurut kelompok, hendaknya jika mengalami tanda dan gejala glaucoma,
secara cepat melakukan pemeriksaan dini agar glaucoma dapat ditangani. Dan kami
kelompok mengharapkan dari pembaca kritik dan sarannya yang bersifat membangun,
sehingga asuhan keperawatan pada glaucoma ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
para pembaca.
33
DAFTAR PUSTAKA
James,bruce.dkk.2006.Lecture Notes: Oftamologi. Jakarta:erlangga.
(Ilyas, S., 2009. Ilmu Penyakit Mata (3rd ed). Jakarta: FKUI)
James, B., Chew, C., Bron, A., 2006. Oftalmologi: Lecture Notes (9th ed). Jakarta: Erlangga
Yi, K., Chen, C.T., 2009. Phacophilic Glaucoma.
http://emedicine.medscape.com/article/1204814-overview. Dipublikasikan tahun 2010.
Johnson, S., 2009. Cataract Surgery in Glaucoma Patient. New York: Springer Science &
Business Media
34
Pathway glaukoma
Penyebab
Primer Sekunder
Diabetes Katarak,
melitus,hiper perubahan
tensi, lensa, kelainan
arterioseklore uvea,
sis pembedahan
Katarak
Pembedahan
Menyumbat
saluran COA Peningkatan
TIO
GLAUKOMA
Pelepasan bradikinin dan histamin Tekanan pada saraf optik dan retina
Saraf efferent
Saluran bola mata
terhambat
Persepsi nyeri
Bola mata
Atrofi optik