Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TEKNIK PENGEMASAN

“Kemasan Kertas”

Oleh:
Muhammad Irvan Hermawan (135080301111131)
Kelas T02

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Teknik Pengemasan tentang Kemasan Kertas ini.

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini.Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya
maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada
kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah biologi ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini kita dapat


mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap
pembaca.

Malang, 15 Mei 2016

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 3
2.1 Pengemasan .......................................................................................................... 3
2.2 Kemasan Kertas ..................................................................................................... 5
2.3 Pembuatan Kertas ................................................................................................. 6
2.4 Macam Kertas........................................................................................................ 8
2.5 Cara Pengemasan Kertas ....................................................................................... 9
2.6 Kelebihan dan Kelemahan Kertas Sebagai Pengemas......................................... 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 12
3.1 Saran.................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kertas merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusaia yang
semakin maju dan berkembang seperti saat ini. Sehingga industri kertas mengalami
pertumbuhan yang pesat di Indonesia dan dunia. Kebutuhan akan kertas di dunia semakin
lama semakin meningkat setiap tahunnya. Diperkirakan di dunia membutuhkan
tambahan produksi kertas lebih dari 100 juta ton pertahun.

Selain sebagai media tulis, kertas juga biasa dimanfaatkan sebagai bahan
pengemas berbagai produk makanan. Inilah yang menjadikan kebutuhan kertas semakin
tinggi, apalagi dengan seiring meningkatnya jumlah penduduk di seluruh dunia.

Sebagai bahan pengemas, kertas memiliki banyak kelebihan, yaitu murah, dapat
didaur ulang dan mudah terdegradasi. Namun kertas ini juga memiliki kekurangan yang
berkaitan dengan ketahanannya terhadap air. Oleh karena itu, selama ini kertas lebih
banyak dipakai untuk mengemas produk kering. Meskipun demikian, kertas juga mulai
dikembangkan dengan memberikan berbagai perlakuan saat produksinya, sehingga
kertas mampu mengemas produk berkadar air tinggi dengan baik.

Ikan adalah produk yang umumnya diolah dalam bentuk basah atau berkadar
air tinggi. Pengemasan produk perikanan masih banyak dilakukan dengan plastik dan
logam. Untuk itu keberadaan kertas harus mulai dilirik untuk menciptakan pengemas
produk yang baik. Dengan melakukan pengemasan menggunakan media kertas, biaya
produksi akan semakin ditekan. Selain itu, hal ini juga secara tidak langsung akan
membuat lingkungan lebih terjaga, karena kertas lebih mudah terurai dibandingkan
bahan pengemas lainnya.

Dalam makalah ini akan dibahas lebih jauh tentang pengemasan dengan kertas.
Dengan menekankan materi pada sektor perikanan, makalah ini diharapkan dapat
menjadi referensi sekaligus sumber inovasi bagi pembaca yang sering berhubungan
dengan produk perikanan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang di atas, makalah ini akan mengambil beberapa
rumusan masalah yang akan dikupas jawabannya pada bab pembahasan. Adapun
rumusan masalah yang diambil adalah:

- Apa itu pengemasan ?

- Bagaimana kertas dimanfaatkan sebagai pengemas ?

- Apa saja jenis-jenis kertas ?

- Bagaimana karakteristik setiap jenis kertas ?

- Apa saja kelebihan dan kelemahan bahan pengemas kertas ?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Sedangkan, tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

- Menjelaskan pengertian pengmasan dan tujuan pengemasan itu sendiri.

- Menjelaskan cara penggunaan kertas sebagai bahan pengemas

- Untuk mengetahui berbagai jenis kertas dan karakteristiknya.

- Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan umum bahan pengemas kertas

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengemasan
Menurut Dirjen Industri Kecil Menengah, suatu proses pengemasan adalah
suatu kegiatan yang menggantikan pekerjaan tangan. Produk yang tadinya dipegang
tangan, dibebankan dari aktivitas tersebut, diisolasi dari pengaruh luar dan dari
diamankan dari kemungkinan tercecer. Hampir semua produk bisa cidera akibat pengaruh
luar, dan proses perusakan ini bisa dihindarkan dengan menggunakan kemasan yang
tepat. Kemudian Rahmawati (2013) juag menyatakan bahwa pengemasan merupakan
salah satu cara untuk melindungi atau mengawetkan produk pangan maupun non-
pangan. Kemasan adalah suatu wadah atau tempat yang digunakan untuk mengemas
suatu produk yang dilengkapi dengan label atau keterangan – keterangan termasuk
beberapa manfaat dari isi kemasan. Pengemasan mempunyai peranan dan fungsi yang
penting dalam menunjang distribusi produk terutama yang mudah mengalami kerusakan.
Kemasan tersebut memiliki beberapa fungsi, yaitu:

1. Sebagai wadah atau tempat. Yaitu untuk memudahkan penyimpanan produk


yang berupa tepung – tepungan, butiran, cairan dan gas agar tidak berserakan
dan memudahkan pekerjaan bila akan dipindahkan atau diangkut.
2. Sebagai pelindung. Disamping sebagai pelindung bagi produk yang dikemas,
kemasan juga berfungsi untuk melindungi lingkungan sekitar produk. Bahan
kemas yang akan dipilih tergantung dari sifat – sifat produk serta kemampuannya
untuk melindungi produk yang akan dikemas. Bahan dan bentuk kemasan yang
tidak memenuhi persyaratan akan menurunkan kualitas produk yang dikemas
dan bila terjadi kebocoran dapat menimbulkan malapetaka seandainya produk
yang dikemas adalah racun atau produk yang mudah terbakar. Untuk melindungi
produk dari air/udara, misalnya produk kering seperti Calsium karbida, maka
kadar airnya harus rendah untuk menghindarkan terjadinya reaksi – reaksi kimia
atau kerusakan yang ditimbulkan oleh mikroba dan bahan kemasan yang
digunakan harus kedap air agar uap air tidak bebas keluar masuk kemasan.
Produk yang mengandung zat volatil, seperti rempah – rempah, wangi – wangian
atau produk yang mudah menyerap bau seperti susu, kopi maka digunakan
kemasan yang mampu mencegah masuknya zat yang baunya tidak disenangi.
Produk yang sensitif mudah bereaksi dengan oksigen, seperti makanan gorengan,
dapat dipilih bahan kemasan yang tidak dapat ditembus oksigen, baik yang
dihampa udarakan maupun kemasan yang diberi gas pengisi. Untuk melindungi
produk yang mengalami proses karbonisasi seperti bir, coca cola, fanta dan
sejenisnya harus dipilih kemasan yang kedap CO2 dan mampu melawan tekanan
yang ditimbulkan oleh adanya CO2 dalam produk yang akan meningkat bila suhu
produk meningkat atau terkocok. Untuk mengemas produk yang sensitif sinar
atau cahaya seperti bir, film photo, obat – obatan dan sebagainya, dianjurkan
menggunakan kemasan yang dapat menahan sebagian sinar sehingga kerusakan
bahan tersebut dapat diperkecil. Namun konsumen kadang – kadang ingin tahu
produk atau kemurnian produk yang dikemas, sehingga dalam hal ini perlu

3
dicantumkan informasi tentang produk. Produk yang mudah diserang oleh
serangga dan rodent dapat dipilih jenis kemasan yang tahan terhadap gigitan
rodent atau permukaannya dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian –
bagian yang dapat dijadikan pangkal tempat menggigit, misalnya sisi yang tajam
dan lain-lain. Namun sebelum dikemas produk hendaknya diberi perlakuan yang
dapat membasmi serangga dan rodent. Sedangkan untuk bahan – bahan yang
mudah pecah seperti gelas, keramik, telur dapat digunakan kemasan yang tahan
terhadap benturan mekanik dan dapat mengurangi guncangan.
3. Sebagai penunjang cara penyimpanan dan transport. Produk – produk yang akan
dipasarkan biasanya tidak langsung dibawa dari pabrik ke pengecer, tetapi
melalui saluran pemasaran yang agak panjang. Selain itu ada beberapa bahan
yang harus disimpan dulu sebelum dijual untuk pengontrolan kualitasnya,
sehingga kemasan harus dibuat sedemikian rupa agar efisien dalam
menggunakan ruangan penyimpanan. Yang dimaksud dengan efisien yaitu
memberikan perbandingan maksimum antara berat atau jumlah produk yang
disimpan dengan persatuan luas dari bangunan untuk penyimpanan, sehingga
makin tinggi penumpukan, makin tinggi juga efisiensinya. Kemasan harus dibuat
selaras dengan kemajuan dalam bidang teknologi dan transportasi, bentuk dan
ukurannya harus cocok dengan kemampuan dan ukuran alat – alat yang
digunakan, misalnya produk akan diangkut dengan pesawat terbang, maka
ukuran dan bentuk kemasannya harus sesuai dengan ukuran pintu pesawat
terbang. Disain kemasan yang tepat akan menunjang transportasi untuk dapat
dilakukan dengan cepat.
4. Sebagai alat persaingan dalam pemasaran. Langkah pertama dalam memasarkan
suatu produk adalah menarik perhatian konsumen. Cara menarik ini diantaranya
dengan menempelkan sesuatu yang menarik pada kemasan produk tersebut,
misalnya gambar bayi yang sehat dan komposisinya bila yang dipasarkan
makanan bayi. Bila langkah pertama telah berhasil, maka peluang untuk
memenangkan persaingan sudah menjadi lebih besar, selanjutnya tergantung
pada produk itu sendiri, apakah harganya terjangkau, keadaanya sesuai dengan
selera konsumen, kualitasnya baik sesuai dengan informasi/label yang telah
diberikan.

Dalam memilih bentuk dan bahan kemasan yang akan digunakan, agar
memenuhi syarat sehingga dapat berfungsi dengan baik, maka diperlukan beberapa
pertimbangan. Pertimbangan tersebut sebagaimana yang dijelaskan oleh Rahmawati
(2013) antara lain:

a) Tidak toksik Bahan kemasan tidak mengganggu kesehatan manusia secara


langsung maupun tidak langsung, seperti kandungan Pb.
b) Harus cocok dengan bahan yang dikemas Kemasan yang dipilih harus cocok
dengan produk yang dikemas, kalau salah memilih bahan kemasan maka akan
sangat merugikan. Misalnya produk yang seharusnya dikemas dengan kemasan
transparan, namun dikemas dengan bahan kemas yang tidak transparan sehingga
bila konsumen ingin mengetahui isinya akan merusak segel dan hal tersebut
sangat merugikan produsen.

4
c) Sanitasi dan syarat – syarat kesehatan terjamin Disamping bahan kemasan tidak
toksik dan produk yang dikemas tidak menunjukkan kerusakan karena serangan
mikroba, juga bahan kemasan tidak boleh digunakan bila dianggap tidak dapat
menjamin sanitasi atau syarat – syarat kesehatan. Misalnya karung adalah
kemasan yang paling banyak digunakan, namun penggunaan karung untuk
mengemas produk yang dikonsumsi tanpa mengalami pencucian atau pemasakan
terlebih dahulu merupakan hal yang tidak dibenarkan.
d) Dapat mencegah pemalsuan Yaitu kemasan juga berfungsi sebagai pengaman
dengan cara membuat kemasan yang khusus sehingga sukar dipalsukan dan bila
terjadi pemalsuan dengan cara menggunakan kemasan yang telah digunakan
akan mudah dikenali.
e) Kemudahan membuka dan menutup Pada umumnya konsumen akan memilih
produk dengan kemasan yang mudah dibuka, seperti kemasan tetra pack
daripada kemasan botol yang lebih sukar dan memerlukan alat khusus untuk
membuka tutupnya.
f) Kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi Kemudahan dan keamanan
dalam mengeluarkan isi perlu dipertimbangkan, sehingga isi kemasan dapat
diambil dengan mudah dan aman, atau dengan kata lain tidak banyak tercecer,
terbuang atau tersisa di dalamnya.
g) Kemudahan pembuangan kemasan bekas Pada umumnya kemasan bekas adalah
sampah dan merupakan suatu masalah yang memerlukan biaya cukup besar
untuk penanganannya, misalnya kemasan – kemasan bekas dari bahan plastik.
Bahan kemasan plastik tidak dapat hancur oleh mikroba dan bila dibakar akan
menyebabkan polusi udara, terutama di negara – negara maju. Bahan kemasan
yang terbuat dari logam, keramik dan bahan nabati tidak begitu menjadi masalah.
Bahan logam dan kertas sebagian besar dapat diproses kembali. Bahan nabati
seperti kayu dapat dipakai sebagai bahan bakar.
h) Ukuran, bentuk dan berat Ukuran kemasan berhubungan sangat erat dengan
penanganan selanjutnya, baik dalam penyimpanan, transportasi maupun sebagai
alat untuk menarik perhatian konsumen. Biasanya kemasan disesuaikan dengan
sarana yang ada, misalnya sebagai pengangkutnya adalah pesawat terbang, maka
tinggi dan lebarnya tidak boleh melebihi ukuran pintu pesawat terbang yang akan
mengangkutnya dan sebagainya.

2.2 Kemasan Kertas


Menurut Tarigan et al.(2013), kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang
dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp yang telah mengalami
pengerjaan penggilingan, ditambah beberapa bahan tambahan yang saling menempel
dan jalin-menjalin. Serat yang biasa digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung
selulosa dan hemiselulosa. Secara umum kertas dibedakan menjadi dua golongan, yaitu
kertas budaya dan kertas industri. Yang termasuk kertas budaya adalah kertas-kertas
cetak dan kertas tulis, diantaranya adalah : kertas kitab (bible-paper), buku, Bristol (kertas
kartu), cover, kertas duplicating, Koran, kertas litho (kertas cetak), kertas amplop.
Sedangkan yang termasuk kertas industri adalah : kertas kantong, kertas minyak (tracing
paper), pembungkus buah-buahan (fruit wrapper), cigarette tissue, kertas bangunan dan
karton, kertas pengemas makanan, kertas makanan, kertas isolasi elektis, karton,

5
pembungkus sayur-sayuran (water leaf paper).Kertas Tissue terdisi dari kertas tissue
rumah tangga dan kertas sigaret. Kertas Khusus (specialty paper) terdiri dari : kertas
uang,kertas dektor,kertas overlay, kertas thermo,kertas label dan lain-lain.

Kertas adalah kemasan yang pertama ditemukan sebelum plastik dan logam.
Saat ini kemasan kertas masih banyak digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan
lain seperti plastik dan logam karena harganya yang murah, mudah diperoleh dan
penggunaannya yang luas. Selain sebagai kemasan, kertas juga berfungsi sebagai media
komunikator dan media cetak. Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas bahan
pangan adalah sifatnya yang sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh
kelembaman udara lingkungan. Sifat-sifat kemasan kertas sangat tergantung pada proses
pembuatan dan perlakuan tambahan pada proses pembuatannya. Kemasan kertas dapat
berupa kemasan fleksibel atau kemasan kaku. Jenis kemasan ketas yang dapat digunakan
sebagai kemasan fleksibel adalah kertas kraft dan kertas tahan lemak (grease proof).
Glassin dan kertas lilin (waxed paper) atau kertas yang dibuat dari modifikasi kemasan
kertas fleksibel. Kemasan kertas yang kaku terdapat dalam bentuk karton, kotak, drum,
cawan - cawan yang tahan air, yang dapat dibuat dari paper board, kertas laminasi,
corrugated board dan berbagai jenis board dari kertas khusus. Wadah kertas biasanya
dibungkus lagi dengan bahan - bahan kemasan lain seperti plastik dan foil logam yang
lebih bersifat protektif (Perdinan, 2010).

Sifat-sifat kertas biasanya diklasifikasikan sebagai sifat fisik, sifat optic, sifat
kimia, sifat elektrik dan sifat mikroskofis. Sifat-sifat fisik antara lain meliputi uji ketahan
tarik, sobek, retak, lifat, kehalusan, kekasaran, kekuatan, berat dan ketebalan. Sifat optik
antara lain meliputi uji opasitas, derajat putih kilap dan warna. Sifat elektrik meliputi sifat
konduksi dan induksi. Sifat kimia menentukan kadar selulosa, pentosan, abu, bahan
pengisi, viskositas, tembaga, pH dan kadar air, sedangkan mikrokofis meliputi penentuan
jenis serat yang digunakan, analisa kualitatif bahan pengisi dan uji noda (Hadian Kiki,
1994)

2.3 Pembuatan Kertas


Bahan utama pembuat kertas adalah dari bahan-bahan yang mengandung
selulosa dan sampai saat ini masih lebih dari 90% industri pulp di Indonesia berbahan baku
kayu bulat, yang berasal dari hu tan alam. Selulosa adalah suatu polisakarida yang tak
larut dalam air dan merupakan zat pembentuk kulit sel tanaman(Fingel dan Wenger,
1995).

Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat. Pulp dapat dibuat
dari bahan kayu, non kayu, dan kertas bekas (waste paper). Secara umum prinsip
pembuatan pulp merupakan proses pemisahan selulosa terhadap impurities bahan-
bahan dari senyawa yang dikandung oleh kayu di antaranya lignin. Serat selulosa
menunjukkan sejumlah sifat yang memenuhi kebutuhan pembuatan kertas (Dahlan,
2011).

Bahan baku untuk pulp adalah bahan berselulosa seperti wood dan non wood.
Meskipun semua kertas dibuat terutama dari bahan baku yang sama perlu diperlukan
perubahan sifat yang terjadi. Perubahan ini dapat disebabkan oleh sipembuat kertas atau
mungkin disebabkan alat oleh perubahan yang tidak dapat lagi dihindarkan. Pembuatan

6
kertas mempunyai banyak cara untuk merubah sifat-sifat kertas akan tetapi perubahan
sifat tersebut biasanya berkaitan satu dengan yang lainnya missal perubahan dilakukan
untuk memperbaiki sifat salah satunya, maka sifat lainnya sering mengalami
kebalikannya. Pembuat kertas yang baik, akan selalu berusaha agar perubahan sifat-sifat
kertas dapat memberikan hasil yang terbaik sesuai dengan tujuan pengunaan (Tarigan et
al.,2013).

Menurut Prabawati dan Wijaya(2008), terdapat 3 macam proses pembuatan


pulp, yaitu:

1. Proses mekanis. Tidak digunakan bahan-bahan kimia. Bahan baku digiling dengan
mesin sehingga selulosa terpisah dari zat-zat lain.
2. Proses Semi Kimia. Dilakukan seperti proses mekanis, tetapi dibantu dengan bahan
kimia untuk lebih melunakkan, sehingga serat-serat selulosa mudah terpisah dan
tidak rusak.
3. Proses Kimia. Bahan baku dimasak dengan bahan kimia tertentu untuk
menghilangkan zat lain yang tidak perlu dari serat-serat selulosa. Dengan proses ini,
dapat diperoleh selulosa murni dan tidak rusak.

Saat ini, proses mekanis sudah mulai ditinggalkan dan proses dengan bahan
kimia sudah banyak digunakan dalam industri untuk memproduksi kertas dalam skala
besar. Prosedur pembuatan pulp secara kimia, seperti yang dijelaskan oleh Sinuhaji (2010)
adalah sebagai berikut.

Pemasakan Tahap I
1. Dimasukkan tandan kosong yang sudah dikeringkan ke dalam drum yang telah
dilarutkan 225 gram NaOH yaitu konsentrasi 1,5 % ke dalam drum yang diisi air 15
liter.
2. Setelah jadi bubur, dilakukan pendinginan selama 24 jam
3. Hasil tersebut dibilas dengan air bersih untuk menghilangkan lignin dan bau NaOH.
4. Pulp dikeringkan dengan sinar matahari agar pulp tersebut mudah untuk ditimbang
dan digunting. 5. Ditimbang pulp untuk mendapatkan rendemen 1.

Pemasakan Tahap II
1. Pulp dari pemasakan 1 dimasak kembali dalam tabung digester yang telah
dilarutkan NaOH dengan konsenterasi 5 % yaitu 350 gram yang berisi air 7 liter.
2. Kemudian dilakukan pemasakan selama 4 jam.
3. Setelah itu pulp tersebut didinginkan selama 24 jam
4. Kemudian pulp dibilas dengan air bersih untuk menghilangkan bau NaOH pada
pemasakan II.
5. Pulp tersebut direndam selama 24 jam didalam air kaporit
6. Kemudian pulp tersebut dibilas dengan air bersih untuk menghilangkan bau
kaporit.
7. Dilakukan penghalusan tahap I dengan blender
8. Kemudian direndam selama 3 x 24 jam di dalam air agar terjadi pengembangan
serat.
9. Dilakukan penghalusan tahap II kemudian dilakukan pengeringan dengan sinar
matahari

7
10. Ditimbang pulp untuk mendapatkan rendemen II.

2.4 Macam Kertas


Di pasaran, terdapat beberapa macam kertas yang digunakan oleh masyarakat,
antara lain, alumunium foil, kertas cellophane, karton, duplex, kertas majalah, tas kertas,
kertas serbet, kertas pastel, kertas merang, kertas tissue, wallpapers, watercolor paper,
kertas minyak, kertas metalik, kertas daur ulang dan art paper(Trisnawati, 2014).

Menurut Rahmawati (2003), kertas dibuat dari serat sellulosa dan merupakan
bahan penyerap tinta, dapat digunakan untuk menulis, membungkus dan mengemas.
Pada umumnya kertas dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu; kertas kultural
atau halus dan kertas industri atau kasar.

 Kertas kultural terdiri atas kertas cetak dan kertas tulis. Kertas cetak dibagi kedalam
kertas putih, kertas cetak berwarna, kertas gambar, kertas offset dan sebagainya.
Sedangkan kertas tulis dibagi kedalam kertas cek, kertas buku tulis, kertas cetak
ketikan dan sebagainya.
 Kertas industri umumnya terdiri dari kertas untuk membungkus dan mengemas,
misalnya kertas kraft, kertas manila, kertas glassin, kertas kedap lemak, kertas
antitornish, kertas permanen, kertas pounch, kertas tissue, kertas krep, kertas lilin,
kertas tahan basah dan sebagainya.

Manfaat kertas dalam industri pengemasan, antara lain ; sebagai kantong,


amplop, mengemas produk yang akan dikapalkan, mengemas perak, photographi,
mengemas produk farmasi, dapat menjaga flavour produk yang dikemas, mengemas keju,
untuk tujuan dekorasi dan sebagainya tergantung dari jenis kertas yang digunakan.

Kemudian Juliani (2007) juga menjabarkan secara rinci beberapa jenis kertas
yang sering dipakai dipakai, antara lain adalah sebagai berikut.

1. Kertas Glasin dan Kertas Tahan Minyak (Grease Proof) Kertas glasin dan kertas
tahan minyak dibuat dengan cara memperpanjang waktu pengadukan pulp
sebelum dimasukkan ke mesin pembuat kertas. Penambahan bahan - bahan lain
seperti plastizier bertujuan untuk menambah kelembutan dan kelenturan kertas,
sehingga dapat digunakan untuk mengemas bahan - bahan yang lengket.
Penambahan antioksidan bertujuan untuk memperlambat ketengikan dan
menghambat pertumbuhan jamur atau khamir. Kedua jenis kertas ini mempunyai
permukaan seperti gelas dan transparan, mempunyai daya tahan yang tinggi
terhadap lemak, oli dan minyak, tidak tahan terhadap air walaupun permukaan
dilapisi dengan bahan tahan air seperti lak dan lilin.
2. Kertas Perkamen Kertas perkamen digunakan untuk mengemas bahan pangan
seperti : mentega, biskuit yang berkadar lemak tinggi, keju, ikan (basah, kering atau
digoreng), daging (segar, kering, diasap atau dimasak). Sifat - sifat kertas perkamen
adalah : mempunyai ketahanan lemak yang baik, mempunyai kekuatan basah (wet
strength) yang baik walaupun dalam air mendidih, permukaan bebas serat, tidak
berbau, tidak terasa dan transparan sehingga sering disebut kertas glasin.
3. Kertas Lilin Kertas lilin adalah kertas yang dilapisi dengan lilin yang bahan dasarnya
adalah lilin parafin dengan titik cair 46 - 740C dan dicampur polietilen (titik cair 100
- 1240C) atau petrolatum (titik cair 40 - 520C). Kertas ini dapat menghambat air,

8
tahan terhadap minyak/oli dan daya rekat panasnya baik. Kertas lilin digunakan
untuk mengemas bahan pangan, sabun, tembakau dan lain - lain
4. Daluang (Container Board ) Kertas daluang banyak digunakan dalam pembuatan
kartun beralur. Ada dua jenis kertas daluang, yaitu : liner board disebut juga kertas
kraft yang berasal dari kayu cemara (kayu lunak), corrugated medium yang berasal
dari kayu keras dengan proses sulfat.
5. Chipboard Chipboard dibuat dari kertas koran bekas dan sisa - sisa kertas. Jika
kertas ini dijadikan kertas kelas ringan, maka disebut bogus yaitu jenis kertas yang
digunakan sebagai pelindung atau bantalan pada barang pecah belah. Kertas
chipboard dapat juga digunakan sebagai pembungkus dengan daya rentang yang
rendah. Jika akan dijadikan karton lipat, maka harus diberi bahan - bahan tambahan
tertentu.
6. Tyvek Kertas tyvek adalah kertas yang terikat dengan HDPE (high density
polyethylene). Dibuat pertama kali oleh Du Pont dengan nama dagang Tyvek.
Kertas tyvek mempunyai permukaan yang licin dengan derajat keputihan yang baik
dan kuat, dan sering digunakan untuk kertas foto. Kertas ini bersifat yaitu tidak
menyusut atau mengembang bila terjadi perubahan kelembaban, tahan terhadap
kotoran bahan kimia, bebas dari kontaminasi, mempunyai kemampuan untuk
menghambat bakteri ke dalam kemasan ( Elisa Julianti, 2007).

2.5 Cara Pengemasan Kertas


Menurut Dwiari et al.(2008), bentuk amplop sering digunakan sebagai
pembungkus dari kantong kertas. Kantung kertas dapat dibuat secara sederhana oleh
industri rumah tangga, tetapi dapat juga dibuat secara fabrikasi. Bentuk lain dari kemasan
kertas adalah karton lipat dan kardus. Karton lipat dan kardus merupakan jenis kertas
yang populer karena praktis dan murah. Dalam perdagangan disebut juga folding carton
(FC) atau karton lipat. Bahan yang banyak digunakan untuk membuat karton lipat adalah
cylinder board yang terdiri dari beberapa lapisan, dan bagian tengahnya terbuat dari
kertaskertas daur ulang, sedangkan kedua sisi lainnya berupa kertas koran murni dan
bahan murni yang dipucatkan. Untuk memperbaiki sifat-sifat karton lipat, maka dapat
dilapisi dengan selulosa asetat dan polivinil klorida (PVC) yang diplastisasi. Kasein yang
dicampurkan pada permukaan kertas akan memberikan permukaan cetak yang lebih
halus dan putih. Keuntungan dari karton lipat adalah dapat digunakan untuk transportasi,
dan dapat dihias dengan bentuk yang menarik untuk barang-barang mewah. Tetapi
kelemahannya adalah kecenderungan untuk sobek di bagian tertentu. Model dasar yang
paling umum dari karton yang terdiri dari:

 lipatan terbalik (reverse tuck)


 dasar menutup sendiri (autolock bottom)
 model pesawat terbang (airplane style)
 model lipatan lurus
 model perekatan ujung (seal end)
 model perkakas dasar ( hardware bottom)

Dari keenam model dasar ini dikembangkan model-model lain.

9
Gambar 1. Pola-pola dasar untuk Gambar 2. Model kotak karton lipat
membuat kemasan karton lipat dari pengembangan pola dasar

Pemilihan jenis atau model karton lipat yang akan digunakan sebagai pengemas,
tergantung pada jenis produk yang akan dikemas dan permintaan pasar. Pengujian mutu
kemasan karton lipat dapat berupa uji jatuh bagi wadah yang sudah diisi, pengujian
tonjolan atau bulge, pengujian kekuatan kompresi dan daya kaku dalam hubungannya
dengan kelembaban udara.

Penggunaan karton tipis (folding box atau cardboard box ) untuk kemasan,
mendapat tambahan bahan-bahan tertentu dan kualitas karton tipis yang dihasilkan
tergantung dari jenis bahan tambahan tersebut. Misalnya: untuk bahan pangan yang
harus selalu dalam keadaan segar yang disimpan dalam lemari es, maka digunakan karton
tipis yang dilapisi plastik (PE coated) atau dilapisi lilin (wax coated). Jenis ini digunakan
untuk pengemasan udang, daging atau ikan beku atau mangkuk untuk es krim. Disain
kemasan dibuat menarik, maka karton tipis dapat digunakan sebagai display box.

2.6 Kelebihan dan Kelemahan Kertas Sebagai Pengemas


Sebagai bahan pengemas, kertas memiliki kelebihan yang jarang ditemui pada
jenis bahan pengemas lain, yaitu murah, ringan, dapat didaur ulang dan mudah terurai.
Menurut Dirjen Industri Kecil Menengah (2007), yang paling menonjol sebagai akibat
pengingkatan biaya energi adalah keseimbangan diantara kemasan rigid dan kemasan
flesibel adalah didalam biaya distribusi. Berat dari kemasan metal dan glass bervariasi
antara lima sarnpai sepuluh kali lebih berat dibanding dengan kemasan fleksibel yang
terdiri dan plastik, kertas dan foil. Perbedaan berat ini, jelas akan berpengaruh terhadap
biaya distribusi. Akibatnya akan ada tekanan dalam usaha untuk menekan pengurangan
berat dari kemasan, untuk mengurangi biaya distribusi. Tekanan ini akan merefleksi
terhadap kecenderungan untuk rnengganti dengan kemasan fleksibel.

Menurut Syarief et al. (1989), kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel


yang pertama sebelum ditemukannya plastik dan aluminium foil. Saat ini kemasan kertas
masih banyak digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain seperti plastik dan
logam karena harganya yang murah, mudah diperoleh dan penggunaannya yang luas.
Selain sebagai kemasan, kertas juga berfungsi sebagai media komunikator dan media

10
cetak. Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas bahan pangan adalah sifanya yang
sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan.

Kertas adalah bahan kemasan buatan yang dibuat dari pulp (bubur kayu). Kertas
biasa digunakan untuk mengemas bahan atau produk pangan kering atau untuk kemasan
sekunder (tidak langsung kontak dengan bahan pangan yang dikemas) dalam bentuk dus
atau boks karton. Kelemahan kertas adalah mudah robek dan terbakar, tidak dapat untuk
mengemas cairan, dan tidak dapat dipanaskan, akan tetapi sampah kertas dapat
didegradasi secara alami (Junaedi, 2003).

11
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah dibahas sebelumnya, dalam makalah ini dapat
diambil beberapa kesimpulan dasar sebagai berikut.

1. Kebutuhan akan kertas di dunia semakin lama semakin meningkat setiap tahunnya.
Selain sebagai media tulis, kertas juga biasa dimanfaatkan sebagai bahan pengemas
berbagai produk makanan.
2. Pengemasan merupakan salah satu cara untuk melindungi atau mengawetkan
produk pangan maupun non-pangan.
3. Fungsi pengemas adalah
- Sebagai wadah atau tempat
- Sebagai pelindung
- Sebagai penunjang cara penyimpanan dan transport
- Sebagai alat persaingan dalam pemasaran
4. Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat
yang berasal dari pulp yang telah mengalami pengerjaan penggilingan, ditambah
beberapa bahan tambahan yang saling menempel dan jalin-menjalin.
5. Saat ini kemasan kertas masih banyak digunakan dan mampu bersaing dengan
kemasan lain seperti plastik dan logam karena harganya yang murah, mudah
diperoleh dan penggunaannya yang luas.
6. Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas bahan pangan adalah sifatnya yang
sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaman udara lingkungan
7. Kertas dapat dibuat dengan proses mekanis, semi kimia dan kimia.
8. Ada banyak jenis kertas. Setiap jenis memiliki karakteristik dan proses pembuatan
yang berbeda. Sehingga produk yang akan dikemas juga harus menyesuaikan agar
karakteristik keduanya tidak berlawanan. Dengan demikian kertas dapat menjadi
bahan pengemas yang baik bagi produk.

3.1 Saran
Mengenai perikanan, diharapkan agar produsen produk perikanan mulai
mengeksplorasi kertas untuk bahan pengemas. Dengan menggunakan kertas, dampak
lingkungan akibat sampah non-degradable dapat diminimalisir. Penggunaan kertas juga
menekan biaya produksi, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan perusahaan dan
seluruh pihak yang terkait di dalamnya.

Untuk kalangan akademisi, mulai sekarang sebaiknya mempelajari tentang


penggunaan bahan pengemas kertas. Ada banyak jenis kertas dengan karakteristik
berbeda. Dengan mengetahuinya, suatu saat jika mendapat kesempatan, ilmu tentang
pengemasan kertas bisa diterapkan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dahlan H. 2011. Pengolahan Limbah Kertas Menjadi Pulp Sebagai Bahan Pengemas
Produk Agroindustri. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3. 26-27 Oktober 2011.
Universitas Sriwijaya: 280-281.

Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah. 2007. Kemasan Flexible. Departemen


Perindustrian. Jakarta.

Dwiari S.R., Asadayanti D.D., Nurhayati, Sofyaningsih M., Yudhanti S.F.A.R., Yoga I.B.K.W.
2008. TEKNOLOGI PANGAN JILID 2 Untuk SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Fingel, D dan Wenger, G. Kayu: kimia, ultrastruktur, Reaksi-reaksi. Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press. 1995, p. 44.

Hadian, Kiki. 1994. Sekolah Teknologi Pulp Dan Kertas. Medan

Prabawati S.Y dan Wijaya A.G., 2008. PEMANFAATAN SEKAM PADI DAN PELEPAH POHON
PISANG SEBAGAIBAHAN ALTERNATIF PEMBUAT KERTAS BERKUALITAS. Aplikasia,
Jurnal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. IX, No. 1 Juni 2008:44-56

Rahmawati F. 2013. PENGEMASAN DAN PELABELAN. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan
Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

Sinuhaji P. 2010. Interaksi Serat Limbah Industri Pulp Dengan Serat Nanas, Pisang Dan
Rami Pada Pembuatan Karton. Universitas Sumatra Utara.

Syarief R., Santausa S, Ismayana B. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan. Laboratorium


Rekayasa Proses Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB.

Tarigan D.F.B., Sembiring M., Sinuhaji P. 2013. PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KERTAS
DENGAN BAHAN BAKU TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT. Jurnal Fisika FMIPA
Universitas Sumatera Utara. Vol 5, No 1.

Trisnawati S.N.I. 2014. KARAKTERISTIK KERTAS SENI DARI RUMPUT GAJAH (Pennisetum
purpureum) DENGAN PENAMBAHAN KONSENTRASI NaOH DAN PEWARNA YANG
BERBEDA. Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai