KERTAS
KERTAS
“Kemasan Kertas”
Oleh:
Muhammad Irvan Hermawan (135080301111131)
Kelas T02
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Teknik Pengemasan tentang Kemasan Kertas ini.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini.Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya
maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada
kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah biologi ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 3
2.1 Pengemasan .......................................................................................................... 3
2.2 Kemasan Kertas ..................................................................................................... 5
2.3 Pembuatan Kertas ................................................................................................. 6
2.4 Macam Kertas........................................................................................................ 8
2.5 Cara Pengemasan Kertas ....................................................................................... 9
2.6 Kelebihan dan Kelemahan Kertas Sebagai Pengemas......................................... 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 12
3.1 Saran.................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13
iii
BAB I PENDAHULUAN
Selain sebagai media tulis, kertas juga biasa dimanfaatkan sebagai bahan
pengemas berbagai produk makanan. Inilah yang menjadikan kebutuhan kertas semakin
tinggi, apalagi dengan seiring meningkatnya jumlah penduduk di seluruh dunia.
Sebagai bahan pengemas, kertas memiliki banyak kelebihan, yaitu murah, dapat
didaur ulang dan mudah terdegradasi. Namun kertas ini juga memiliki kekurangan yang
berkaitan dengan ketahanannya terhadap air. Oleh karena itu, selama ini kertas lebih
banyak dipakai untuk mengemas produk kering. Meskipun demikian, kertas juga mulai
dikembangkan dengan memberikan berbagai perlakuan saat produksinya, sehingga
kertas mampu mengemas produk berkadar air tinggi dengan baik.
Ikan adalah produk yang umumnya diolah dalam bentuk basah atau berkadar
air tinggi. Pengemasan produk perikanan masih banyak dilakukan dengan plastik dan
logam. Untuk itu keberadaan kertas harus mulai dilirik untuk menciptakan pengemas
produk yang baik. Dengan melakukan pengemasan menggunakan media kertas, biaya
produksi akan semakin ditekan. Selain itu, hal ini juga secara tidak langsung akan
membuat lingkungan lebih terjaga, karena kertas lebih mudah terurai dibandingkan
bahan pengemas lainnya.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih jauh tentang pengemasan dengan kertas.
Dengan menekankan materi pada sektor perikanan, makalah ini diharapkan dapat
menjadi referensi sekaligus sumber inovasi bagi pembaca yang sering berhubungan
dengan produk perikanan.
1
1.3 Tujuan Penulisan
Sedangkan, tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengemasan
Menurut Dirjen Industri Kecil Menengah, suatu proses pengemasan adalah
suatu kegiatan yang menggantikan pekerjaan tangan. Produk yang tadinya dipegang
tangan, dibebankan dari aktivitas tersebut, diisolasi dari pengaruh luar dan dari
diamankan dari kemungkinan tercecer. Hampir semua produk bisa cidera akibat pengaruh
luar, dan proses perusakan ini bisa dihindarkan dengan menggunakan kemasan yang
tepat. Kemudian Rahmawati (2013) juag menyatakan bahwa pengemasan merupakan
salah satu cara untuk melindungi atau mengawetkan produk pangan maupun non-
pangan. Kemasan adalah suatu wadah atau tempat yang digunakan untuk mengemas
suatu produk yang dilengkapi dengan label atau keterangan – keterangan termasuk
beberapa manfaat dari isi kemasan. Pengemasan mempunyai peranan dan fungsi yang
penting dalam menunjang distribusi produk terutama yang mudah mengalami kerusakan.
Kemasan tersebut memiliki beberapa fungsi, yaitu:
3
dicantumkan informasi tentang produk. Produk yang mudah diserang oleh
serangga dan rodent dapat dipilih jenis kemasan yang tahan terhadap gigitan
rodent atau permukaannya dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian –
bagian yang dapat dijadikan pangkal tempat menggigit, misalnya sisi yang tajam
dan lain-lain. Namun sebelum dikemas produk hendaknya diberi perlakuan yang
dapat membasmi serangga dan rodent. Sedangkan untuk bahan – bahan yang
mudah pecah seperti gelas, keramik, telur dapat digunakan kemasan yang tahan
terhadap benturan mekanik dan dapat mengurangi guncangan.
3. Sebagai penunjang cara penyimpanan dan transport. Produk – produk yang akan
dipasarkan biasanya tidak langsung dibawa dari pabrik ke pengecer, tetapi
melalui saluran pemasaran yang agak panjang. Selain itu ada beberapa bahan
yang harus disimpan dulu sebelum dijual untuk pengontrolan kualitasnya,
sehingga kemasan harus dibuat sedemikian rupa agar efisien dalam
menggunakan ruangan penyimpanan. Yang dimaksud dengan efisien yaitu
memberikan perbandingan maksimum antara berat atau jumlah produk yang
disimpan dengan persatuan luas dari bangunan untuk penyimpanan, sehingga
makin tinggi penumpukan, makin tinggi juga efisiensinya. Kemasan harus dibuat
selaras dengan kemajuan dalam bidang teknologi dan transportasi, bentuk dan
ukurannya harus cocok dengan kemampuan dan ukuran alat – alat yang
digunakan, misalnya produk akan diangkut dengan pesawat terbang, maka
ukuran dan bentuk kemasannya harus sesuai dengan ukuran pintu pesawat
terbang. Disain kemasan yang tepat akan menunjang transportasi untuk dapat
dilakukan dengan cepat.
4. Sebagai alat persaingan dalam pemasaran. Langkah pertama dalam memasarkan
suatu produk adalah menarik perhatian konsumen. Cara menarik ini diantaranya
dengan menempelkan sesuatu yang menarik pada kemasan produk tersebut,
misalnya gambar bayi yang sehat dan komposisinya bila yang dipasarkan
makanan bayi. Bila langkah pertama telah berhasil, maka peluang untuk
memenangkan persaingan sudah menjadi lebih besar, selanjutnya tergantung
pada produk itu sendiri, apakah harganya terjangkau, keadaanya sesuai dengan
selera konsumen, kualitasnya baik sesuai dengan informasi/label yang telah
diberikan.
Dalam memilih bentuk dan bahan kemasan yang akan digunakan, agar
memenuhi syarat sehingga dapat berfungsi dengan baik, maka diperlukan beberapa
pertimbangan. Pertimbangan tersebut sebagaimana yang dijelaskan oleh Rahmawati
(2013) antara lain:
4
c) Sanitasi dan syarat – syarat kesehatan terjamin Disamping bahan kemasan tidak
toksik dan produk yang dikemas tidak menunjukkan kerusakan karena serangan
mikroba, juga bahan kemasan tidak boleh digunakan bila dianggap tidak dapat
menjamin sanitasi atau syarat – syarat kesehatan. Misalnya karung adalah
kemasan yang paling banyak digunakan, namun penggunaan karung untuk
mengemas produk yang dikonsumsi tanpa mengalami pencucian atau pemasakan
terlebih dahulu merupakan hal yang tidak dibenarkan.
d) Dapat mencegah pemalsuan Yaitu kemasan juga berfungsi sebagai pengaman
dengan cara membuat kemasan yang khusus sehingga sukar dipalsukan dan bila
terjadi pemalsuan dengan cara menggunakan kemasan yang telah digunakan
akan mudah dikenali.
e) Kemudahan membuka dan menutup Pada umumnya konsumen akan memilih
produk dengan kemasan yang mudah dibuka, seperti kemasan tetra pack
daripada kemasan botol yang lebih sukar dan memerlukan alat khusus untuk
membuka tutupnya.
f) Kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi Kemudahan dan keamanan
dalam mengeluarkan isi perlu dipertimbangkan, sehingga isi kemasan dapat
diambil dengan mudah dan aman, atau dengan kata lain tidak banyak tercecer,
terbuang atau tersisa di dalamnya.
g) Kemudahan pembuangan kemasan bekas Pada umumnya kemasan bekas adalah
sampah dan merupakan suatu masalah yang memerlukan biaya cukup besar
untuk penanganannya, misalnya kemasan – kemasan bekas dari bahan plastik.
Bahan kemasan plastik tidak dapat hancur oleh mikroba dan bila dibakar akan
menyebabkan polusi udara, terutama di negara – negara maju. Bahan kemasan
yang terbuat dari logam, keramik dan bahan nabati tidak begitu menjadi masalah.
Bahan logam dan kertas sebagian besar dapat diproses kembali. Bahan nabati
seperti kayu dapat dipakai sebagai bahan bakar.
h) Ukuran, bentuk dan berat Ukuran kemasan berhubungan sangat erat dengan
penanganan selanjutnya, baik dalam penyimpanan, transportasi maupun sebagai
alat untuk menarik perhatian konsumen. Biasanya kemasan disesuaikan dengan
sarana yang ada, misalnya sebagai pengangkutnya adalah pesawat terbang, maka
tinggi dan lebarnya tidak boleh melebihi ukuran pintu pesawat terbang yang akan
mengangkutnya dan sebagainya.
5
pembungkus sayur-sayuran (water leaf paper).Kertas Tissue terdisi dari kertas tissue
rumah tangga dan kertas sigaret. Kertas Khusus (specialty paper) terdiri dari : kertas
uang,kertas dektor,kertas overlay, kertas thermo,kertas label dan lain-lain.
Kertas adalah kemasan yang pertama ditemukan sebelum plastik dan logam.
Saat ini kemasan kertas masih banyak digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan
lain seperti plastik dan logam karena harganya yang murah, mudah diperoleh dan
penggunaannya yang luas. Selain sebagai kemasan, kertas juga berfungsi sebagai media
komunikator dan media cetak. Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas bahan
pangan adalah sifatnya yang sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh
kelembaman udara lingkungan. Sifat-sifat kemasan kertas sangat tergantung pada proses
pembuatan dan perlakuan tambahan pada proses pembuatannya. Kemasan kertas dapat
berupa kemasan fleksibel atau kemasan kaku. Jenis kemasan ketas yang dapat digunakan
sebagai kemasan fleksibel adalah kertas kraft dan kertas tahan lemak (grease proof).
Glassin dan kertas lilin (waxed paper) atau kertas yang dibuat dari modifikasi kemasan
kertas fleksibel. Kemasan kertas yang kaku terdapat dalam bentuk karton, kotak, drum,
cawan - cawan yang tahan air, yang dapat dibuat dari paper board, kertas laminasi,
corrugated board dan berbagai jenis board dari kertas khusus. Wadah kertas biasanya
dibungkus lagi dengan bahan - bahan kemasan lain seperti plastik dan foil logam yang
lebih bersifat protektif (Perdinan, 2010).
Sifat-sifat kertas biasanya diklasifikasikan sebagai sifat fisik, sifat optic, sifat
kimia, sifat elektrik dan sifat mikroskofis. Sifat-sifat fisik antara lain meliputi uji ketahan
tarik, sobek, retak, lifat, kehalusan, kekasaran, kekuatan, berat dan ketebalan. Sifat optik
antara lain meliputi uji opasitas, derajat putih kilap dan warna. Sifat elektrik meliputi sifat
konduksi dan induksi. Sifat kimia menentukan kadar selulosa, pentosan, abu, bahan
pengisi, viskositas, tembaga, pH dan kadar air, sedangkan mikrokofis meliputi penentuan
jenis serat yang digunakan, analisa kualitatif bahan pengisi dan uji noda (Hadian Kiki,
1994)
Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat. Pulp dapat dibuat
dari bahan kayu, non kayu, dan kertas bekas (waste paper). Secara umum prinsip
pembuatan pulp merupakan proses pemisahan selulosa terhadap impurities bahan-
bahan dari senyawa yang dikandung oleh kayu di antaranya lignin. Serat selulosa
menunjukkan sejumlah sifat yang memenuhi kebutuhan pembuatan kertas (Dahlan,
2011).
Bahan baku untuk pulp adalah bahan berselulosa seperti wood dan non wood.
Meskipun semua kertas dibuat terutama dari bahan baku yang sama perlu diperlukan
perubahan sifat yang terjadi. Perubahan ini dapat disebabkan oleh sipembuat kertas atau
mungkin disebabkan alat oleh perubahan yang tidak dapat lagi dihindarkan. Pembuatan
6
kertas mempunyai banyak cara untuk merubah sifat-sifat kertas akan tetapi perubahan
sifat tersebut biasanya berkaitan satu dengan yang lainnya missal perubahan dilakukan
untuk memperbaiki sifat salah satunya, maka sifat lainnya sering mengalami
kebalikannya. Pembuat kertas yang baik, akan selalu berusaha agar perubahan sifat-sifat
kertas dapat memberikan hasil yang terbaik sesuai dengan tujuan pengunaan (Tarigan et
al.,2013).
1. Proses mekanis. Tidak digunakan bahan-bahan kimia. Bahan baku digiling dengan
mesin sehingga selulosa terpisah dari zat-zat lain.
2. Proses Semi Kimia. Dilakukan seperti proses mekanis, tetapi dibantu dengan bahan
kimia untuk lebih melunakkan, sehingga serat-serat selulosa mudah terpisah dan
tidak rusak.
3. Proses Kimia. Bahan baku dimasak dengan bahan kimia tertentu untuk
menghilangkan zat lain yang tidak perlu dari serat-serat selulosa. Dengan proses ini,
dapat diperoleh selulosa murni dan tidak rusak.
Saat ini, proses mekanis sudah mulai ditinggalkan dan proses dengan bahan
kimia sudah banyak digunakan dalam industri untuk memproduksi kertas dalam skala
besar. Prosedur pembuatan pulp secara kimia, seperti yang dijelaskan oleh Sinuhaji (2010)
adalah sebagai berikut.
Pemasakan Tahap I
1. Dimasukkan tandan kosong yang sudah dikeringkan ke dalam drum yang telah
dilarutkan 225 gram NaOH yaitu konsentrasi 1,5 % ke dalam drum yang diisi air 15
liter.
2. Setelah jadi bubur, dilakukan pendinginan selama 24 jam
3. Hasil tersebut dibilas dengan air bersih untuk menghilangkan lignin dan bau NaOH.
4. Pulp dikeringkan dengan sinar matahari agar pulp tersebut mudah untuk ditimbang
dan digunting. 5. Ditimbang pulp untuk mendapatkan rendemen 1.
Pemasakan Tahap II
1. Pulp dari pemasakan 1 dimasak kembali dalam tabung digester yang telah
dilarutkan NaOH dengan konsenterasi 5 % yaitu 350 gram yang berisi air 7 liter.
2. Kemudian dilakukan pemasakan selama 4 jam.
3. Setelah itu pulp tersebut didinginkan selama 24 jam
4. Kemudian pulp dibilas dengan air bersih untuk menghilangkan bau NaOH pada
pemasakan II.
5. Pulp tersebut direndam selama 24 jam didalam air kaporit
6. Kemudian pulp tersebut dibilas dengan air bersih untuk menghilangkan bau
kaporit.
7. Dilakukan penghalusan tahap I dengan blender
8. Kemudian direndam selama 3 x 24 jam di dalam air agar terjadi pengembangan
serat.
9. Dilakukan penghalusan tahap II kemudian dilakukan pengeringan dengan sinar
matahari
7
10. Ditimbang pulp untuk mendapatkan rendemen II.
Menurut Rahmawati (2003), kertas dibuat dari serat sellulosa dan merupakan
bahan penyerap tinta, dapat digunakan untuk menulis, membungkus dan mengemas.
Pada umumnya kertas dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu; kertas kultural
atau halus dan kertas industri atau kasar.
Kertas kultural terdiri atas kertas cetak dan kertas tulis. Kertas cetak dibagi kedalam
kertas putih, kertas cetak berwarna, kertas gambar, kertas offset dan sebagainya.
Sedangkan kertas tulis dibagi kedalam kertas cek, kertas buku tulis, kertas cetak
ketikan dan sebagainya.
Kertas industri umumnya terdiri dari kertas untuk membungkus dan mengemas,
misalnya kertas kraft, kertas manila, kertas glassin, kertas kedap lemak, kertas
antitornish, kertas permanen, kertas pounch, kertas tissue, kertas krep, kertas lilin,
kertas tahan basah dan sebagainya.
Kemudian Juliani (2007) juga menjabarkan secara rinci beberapa jenis kertas
yang sering dipakai dipakai, antara lain adalah sebagai berikut.
1. Kertas Glasin dan Kertas Tahan Minyak (Grease Proof) Kertas glasin dan kertas
tahan minyak dibuat dengan cara memperpanjang waktu pengadukan pulp
sebelum dimasukkan ke mesin pembuat kertas. Penambahan bahan - bahan lain
seperti plastizier bertujuan untuk menambah kelembutan dan kelenturan kertas,
sehingga dapat digunakan untuk mengemas bahan - bahan yang lengket.
Penambahan antioksidan bertujuan untuk memperlambat ketengikan dan
menghambat pertumbuhan jamur atau khamir. Kedua jenis kertas ini mempunyai
permukaan seperti gelas dan transparan, mempunyai daya tahan yang tinggi
terhadap lemak, oli dan minyak, tidak tahan terhadap air walaupun permukaan
dilapisi dengan bahan tahan air seperti lak dan lilin.
2. Kertas Perkamen Kertas perkamen digunakan untuk mengemas bahan pangan
seperti : mentega, biskuit yang berkadar lemak tinggi, keju, ikan (basah, kering atau
digoreng), daging (segar, kering, diasap atau dimasak). Sifat - sifat kertas perkamen
adalah : mempunyai ketahanan lemak yang baik, mempunyai kekuatan basah (wet
strength) yang baik walaupun dalam air mendidih, permukaan bebas serat, tidak
berbau, tidak terasa dan transparan sehingga sering disebut kertas glasin.
3. Kertas Lilin Kertas lilin adalah kertas yang dilapisi dengan lilin yang bahan dasarnya
adalah lilin parafin dengan titik cair 46 - 740C dan dicampur polietilen (titik cair 100
- 1240C) atau petrolatum (titik cair 40 - 520C). Kertas ini dapat menghambat air,
8
tahan terhadap minyak/oli dan daya rekat panasnya baik. Kertas lilin digunakan
untuk mengemas bahan pangan, sabun, tembakau dan lain - lain
4. Daluang (Container Board ) Kertas daluang banyak digunakan dalam pembuatan
kartun beralur. Ada dua jenis kertas daluang, yaitu : liner board disebut juga kertas
kraft yang berasal dari kayu cemara (kayu lunak), corrugated medium yang berasal
dari kayu keras dengan proses sulfat.
5. Chipboard Chipboard dibuat dari kertas koran bekas dan sisa - sisa kertas. Jika
kertas ini dijadikan kertas kelas ringan, maka disebut bogus yaitu jenis kertas yang
digunakan sebagai pelindung atau bantalan pada barang pecah belah. Kertas
chipboard dapat juga digunakan sebagai pembungkus dengan daya rentang yang
rendah. Jika akan dijadikan karton lipat, maka harus diberi bahan - bahan tambahan
tertentu.
6. Tyvek Kertas tyvek adalah kertas yang terikat dengan HDPE (high density
polyethylene). Dibuat pertama kali oleh Du Pont dengan nama dagang Tyvek.
Kertas tyvek mempunyai permukaan yang licin dengan derajat keputihan yang baik
dan kuat, dan sering digunakan untuk kertas foto. Kertas ini bersifat yaitu tidak
menyusut atau mengembang bila terjadi perubahan kelembaban, tahan terhadap
kotoran bahan kimia, bebas dari kontaminasi, mempunyai kemampuan untuk
menghambat bakteri ke dalam kemasan ( Elisa Julianti, 2007).
9
Gambar 1. Pola-pola dasar untuk Gambar 2. Model kotak karton lipat
membuat kemasan karton lipat dari pengembangan pola dasar
Pemilihan jenis atau model karton lipat yang akan digunakan sebagai pengemas,
tergantung pada jenis produk yang akan dikemas dan permintaan pasar. Pengujian mutu
kemasan karton lipat dapat berupa uji jatuh bagi wadah yang sudah diisi, pengujian
tonjolan atau bulge, pengujian kekuatan kompresi dan daya kaku dalam hubungannya
dengan kelembaban udara.
Penggunaan karton tipis (folding box atau cardboard box ) untuk kemasan,
mendapat tambahan bahan-bahan tertentu dan kualitas karton tipis yang dihasilkan
tergantung dari jenis bahan tambahan tersebut. Misalnya: untuk bahan pangan yang
harus selalu dalam keadaan segar yang disimpan dalam lemari es, maka digunakan karton
tipis yang dilapisi plastik (PE coated) atau dilapisi lilin (wax coated). Jenis ini digunakan
untuk pengemasan udang, daging atau ikan beku atau mangkuk untuk es krim. Disain
kemasan dibuat menarik, maka karton tipis dapat digunakan sebagai display box.
10
cetak. Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas bahan pangan adalah sifanya yang
sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan.
Kertas adalah bahan kemasan buatan yang dibuat dari pulp (bubur kayu). Kertas
biasa digunakan untuk mengemas bahan atau produk pangan kering atau untuk kemasan
sekunder (tidak langsung kontak dengan bahan pangan yang dikemas) dalam bentuk dus
atau boks karton. Kelemahan kertas adalah mudah robek dan terbakar, tidak dapat untuk
mengemas cairan, dan tidak dapat dipanaskan, akan tetapi sampah kertas dapat
didegradasi secara alami (Junaedi, 2003).
11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah dibahas sebelumnya, dalam makalah ini dapat
diambil beberapa kesimpulan dasar sebagai berikut.
1. Kebutuhan akan kertas di dunia semakin lama semakin meningkat setiap tahunnya.
Selain sebagai media tulis, kertas juga biasa dimanfaatkan sebagai bahan pengemas
berbagai produk makanan.
2. Pengemasan merupakan salah satu cara untuk melindungi atau mengawetkan
produk pangan maupun non-pangan.
3. Fungsi pengemas adalah
- Sebagai wadah atau tempat
- Sebagai pelindung
- Sebagai penunjang cara penyimpanan dan transport
- Sebagai alat persaingan dalam pemasaran
4. Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat
yang berasal dari pulp yang telah mengalami pengerjaan penggilingan, ditambah
beberapa bahan tambahan yang saling menempel dan jalin-menjalin.
5. Saat ini kemasan kertas masih banyak digunakan dan mampu bersaing dengan
kemasan lain seperti plastik dan logam karena harganya yang murah, mudah
diperoleh dan penggunaannya yang luas.
6. Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas bahan pangan adalah sifatnya yang
sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaman udara lingkungan
7. Kertas dapat dibuat dengan proses mekanis, semi kimia dan kimia.
8. Ada banyak jenis kertas. Setiap jenis memiliki karakteristik dan proses pembuatan
yang berbeda. Sehingga produk yang akan dikemas juga harus menyesuaikan agar
karakteristik keduanya tidak berlawanan. Dengan demikian kertas dapat menjadi
bahan pengemas yang baik bagi produk.
3.1 Saran
Mengenai perikanan, diharapkan agar produsen produk perikanan mulai
mengeksplorasi kertas untuk bahan pengemas. Dengan menggunakan kertas, dampak
lingkungan akibat sampah non-degradable dapat diminimalisir. Penggunaan kertas juga
menekan biaya produksi, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan perusahaan dan
seluruh pihak yang terkait di dalamnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan H. 2011. Pengolahan Limbah Kertas Menjadi Pulp Sebagai Bahan Pengemas
Produk Agroindustri. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3. 26-27 Oktober 2011.
Universitas Sriwijaya: 280-281.
Dwiari S.R., Asadayanti D.D., Nurhayati, Sofyaningsih M., Yudhanti S.F.A.R., Yoga I.B.K.W.
2008. TEKNOLOGI PANGAN JILID 2 Untuk SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Prabawati S.Y dan Wijaya A.G., 2008. PEMANFAATAN SEKAM PADI DAN PELEPAH POHON
PISANG SEBAGAIBAHAN ALTERNATIF PEMBUAT KERTAS BERKUALITAS. Aplikasia,
Jurnal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. IX, No. 1 Juni 2008:44-56
Rahmawati F. 2013. PENGEMASAN DAN PELABELAN. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan
Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
Sinuhaji P. 2010. Interaksi Serat Limbah Industri Pulp Dengan Serat Nanas, Pisang Dan
Rami Pada Pembuatan Karton. Universitas Sumatra Utara.
Tarigan D.F.B., Sembiring M., Sinuhaji P. 2013. PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KERTAS
DENGAN BAHAN BAKU TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT. Jurnal Fisika FMIPA
Universitas Sumatera Utara. Vol 5, No 1.
Trisnawati S.N.I. 2014. KARAKTERISTIK KERTAS SENI DARI RUMPUT GAJAH (Pennisetum
purpureum) DENGAN PENAMBAHAN KONSENTRASI NaOH DAN PEWARNA YANG
BERBEDA. Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
13