Homeostatis
Homeostatis
FAKTOR
Setiap faktor mempunyai jumlah tertentu yang dapat mempengaruhi lingkungan dinamis. Contoh
beberapa factor:
Akibat perubahan kecil pada jumlah, hal ini akan menimbulkan masalah bagi organisme yang berada di
lingkungan luar yang tidak tentu dan cara hidup yang kurang sehat. Untuk mengadaptasi perubahan ini
tuhan menciptakan organ-organ tertentu dalam badan organisme untuk mengimbangi, mengatur,
menstabilkan, menyesuaikan, dan meneruskan lingkungan dalam supaya dalam keadaan yang stabil dan
berfungsi secara optimum.
MEKANISME
Mekanisme ini diatur oleh otak terutama hipotalamus yang bila terangsang akan merangsang koordinasi
tubuh. Dua koordinasi badan yang terlibat adalah :
Pengendalian yang paling sederhana terjadi secara lokal (intrinsik), yaitu yang dilakukan dengan
komunikasi antar sel yang berdekatan. Pengendalian jarak jauh (ekstrinsik) lebih kompleks dan
dimungkinkan melalui refleks yang dapat melibatkan sistem saraf (lengkung refleks) maupun sistem
endokrin (pengaturan umpan balik).
Pengaturan umpan balik negatif (negative feedback) merupakan pengaturan penting dalam
homeostasis. Dalam pengaturan umpan balik negatif ini, sistem pengendali senantiasa membandingkan
parameter yang dikendalikan (misalnya suhu tubuh, atau tekanan darah) dengan nilai setpoint (misalnya
kisaran nilai normalnya). Perubahan-perubahan parameter yang dikendalikan akan mencetuskan
respons yang melawan perubahan sehingga mengembalikan parameter tersebut pada nilai setpoint.
Selain itu, ada juga pengaturan umpan balik yang positif (positive feedback). Pengaturan ini tidak
bersifat homeostatik karena akan memperbesar respons, sampai ada faktor luar yang menghentikannya.
Contoh homeostasis yang ringkas ialah apabila cuaca panas, sistem kulit akan merespon dengan
mengeluarkan peluh melalui kelenjar keringat pada epidermis kulit untuk mencegah suhu
darahnya meningkat, pembuluh darah akan mengembang untuk mengeluarkan panas ke
sekitarnya, hal ini juga menyebabkan kulit berwarna merah. Selain itu apabila kadar glukosa
dalam darah telah habis atau berkurang dari jumlah tertentu, hati akan dirangsang oleh insulin
untuk mengubah glikogen menjadi glukosa supaya dapat digunakan sebagai tenaga untuk
kontraksi otot.
Stabilitas lingkungan internal tubuh hewan harus senantiasa dijaga dalam kisaran yang sempit,
agar dapat hidup dengan baik dalam habitatnya. Sel-sel dalam tubuh hewan dijaga sedemikian rupa
sehingga tidak saja senantiasa berada dalam suhu yang konstan, tetapi pH, konsentrasi gula, tekanan
osmotik, konsentrasi ion dan sebagainya juga dalam kondisi konstan.
Dalam kondisi internal dan seimbang/baku, maka ternak mampu berproduksi secara optimal
karena semua reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh berjalan secara efisien
Apabila salah satu unsur saja dalam lingkungan internal tidak dalam kondisi baku, maka itu akan
mengganggu keseluruhan sistem dalam tubuh ternak