Anda di halaman 1dari 7

PENYAKIT PARASIT

ICH
(White spot disease)

Disebabkan oleh lcthyopththerius multifilliis yang menyerang semua ikan tawar.


Trofosoid bersilia, makronukleus berbentuk tapal kuda dengan diameter 50 µ- 1 mm.
Tomites berukuran panjang 30 - µ 45 bersilia dan berbentuk oval.
Penularan kontak langsung maupun tidak langsung, trofosoid epidermis insang lepas
- menempel pada dasar air / tumbuh-tumbuhan air  membelah beratus-ratus/beribu-ribu
tomites yang berkista 4 kista pecah tomites bebas berenang di air 4 menginfeksi ikan lain.
Daur hidup memerlukan waktu 4 hari.
Gejala klinis :
- kurang nafsu makan
- berenang-renang aneh
- sedikit kesulitan bernafas
- lesi pertama biasanya pada kulit dan pada di insang.
Lesi : kulit dan insang terlihat adanya kista parasit berwarna keputih-putihan dengan
diameter 0,5 -1 mm. Parasit menembus lapisan mukous dari epidermis bagian atas. Parasit
biasanya ditemukan antara epidermis dan kutis. Parasit akan membelah yang akan
mengakibatkan kerusakan sel-sel sekitarnya, sehingga akan membentuk suatu kantong.
Apabila pembentukan telah cukup, maka dengan melobangi kantung epidermis
meninggalkan ikan untuk reproduksi.
Parasit dewasa meninggalkan induk semang, tenggelam dalam dasar air, dan
membentuk cyst, dalam cyst tersebut akan membelah 500-1200 parasit muda (12-18 jam)
setelah 36 jam protozoa dewasa itu pecah dan berenang dalam air mencari induk semang
baru.
Bila ikan dalam aquarium infeksi akan berulang-ulang sehingga akhimya ikan mati.
Ciri khusus parasit dewasa mempunyai inti berbentuk tapal kuda, gerakan parasit berputar.
Pengobatan :
- garam-garam quinine (quinine hydrochloride)
1 : 100.000 - 3: 100.000
- methylene blue 1: 500.000
- mercurochrome 2% 3 - 6 tetes/galon.

Universitas Gadjah Mada 1


COSTIASIS

Penyebab : Lchthyobodo necatrix (Costia necator) Terdapat dimana-mana


terutama menyerang ikan air tawar. Panjang 10 – 15 µ, stadium
berenang berbentuk oval -- bentuk ginjal dengan dua pasang
flagella.
Lesi : Menyerang kulit mengakibatkan hiperplasi malphigian cells dan
mengakibatkan kerusakan goblet cells - spongious dan
mengelupasnya epidermis. Kematian disebabkan oleh karena
osmoregulator tidak dapat berjalan dengan baik. Costiasis bila
sembuh menimbulkan kekebalan.
Pengobatan : 1% larutan garam dapur (0,5 jam)
Larutan formalin 2-5 ml/100 liter air (0,25 jam)
Methylen blue 3 g/100 liter (3-5 hari)

WHIRLING DISEASE
(Cnemidosporidia)

Disebabkan : Nyxosoma cerebralis, spora berbentuk oval dengan kapsula


periform, ukuran spora 10 µ.
Penularan : Makanan/minuman yang tercemar spora M. cerebralis.
Gejala : Ikan muda (kurang dan 6 bulan) berputar – putar
Lesi : - Nekrosis bagian kepala & columna vertebralis/deformitas
gabian kepala & columna vertebralis (gangguan pembentukan
tulang path waktu tumbuh)  mati.
- Tutup insang pendek.
- Mikroskopik ditemukan spora pada bagian yang mengalami
nekrosis.
Pengobatan : - Calcium hydroxyde 2 %
- Sodium hypochioride 1600 ppm.
- Benzalknium chloride 200 - 800 ppm.

Universitas Gadjah Mada 2


TRICLIODINA

Penyebab : Trichodina 3P (40 - 50 N) mempunyai alat pelekat, dapat


menyerang ikan air tawar maupun ikan air laut.
Penularan : Secara langsung atau melalui air dan ikan penderita. Kulit warna
keputih-putihan, banyak lendir, sisik mengelupas. Secara
mikroskopik terjadi hiperplasi epidermis, hiperplasi epitelium
insang. Ditemukan parasit berbentuk genta.
Obat : Quinine hydrochloride 1: 50.000 (24-48 jam).

VELVET DISEASE

Penyebab : Qodiniurn sp. (0.1 .limnetecum) bentuk sferikel sampai piriform


bergans tengah 12 - 150 .t. mempunyai chioroplast berwama hijau
kekuningan dan pseudopoda, terutama menyerang ikan hias.
Penularan : - Air yang tercemar
- Reproduksi dengan membentuk trophonts yang melepaskan
dan ikan  membentuk cyst dan membelah-belah
menghasilkan sejumlah banyak yang berfiagela (flagellated
“swarmer”) yang mampu mengadakan invasi hospes baru.
Lesi : - Terutama pada ikan muda berbahaya.
- Pada kulit dan insang mukus banyak sekali.
Obat : - Methylene blue 1 ml/galon (1% larutan stock).
- Acriflavine.

Universitas Gadjah Mada 3


TRYPANOPLASMA

Penyebab : Cryptobia sp.


Terutama menyerang ikan air tawar.
Bentuk menyerupai trypanosoma,
Panjang10 – 30 µ
mempunyai 2 flagela.
Penularan : Terutama melalui gigitan hospes sementara, yaitu lintah.
Gejala : Bervariasi dan tak ada sampai ada
- kelemahan
- anemia
- kekurusan
- banyak yang mati.
Lesi : Pada kulit dan insang
- Banyak mukous
- Ascites
- Secara mikroskopik Cryptobia sp. Terlihat dalam lumen
pembuluh darah, ginjal, otot dan cairan ascites.

TETRACHYMENA CORLESSI

Tetrachynena corlessi, protozoa flagelata berbentuk oval, berukuran panjang 50 - 70 µ


Biasanya timbul bila ikan banyak diben makanan berlebih - lebihan di dalam kolam yang
aimya banyak sekali mengandung bahan organik.
Penularan : Kontak langsung air tercemar.
Lesi : Dinding abdomen, terutama bagian ventral terliliat adanya invasi berat
protozoa.

CACING
TREMATODA MONOGENETIK
Merupakan ektoparasit dan tidak mempunyai hospes intermedier.
- Gyrodacrylus sp. : Bersifat vivipar, bentuk panjang 250 - 600 x 40 - 115 µ. Menyerang
semua species ikan air tawar maupun laut. Menyerang pada kuli/ sirip dan insang.
Biasanya berkaitan dengan satu atau lebih species ektoparasit protozoa.
Penularan : Air terkontaminasi larva cacing dan ikan penderita.

Universitas Gadjah Mada 4


Lesi : Kulit dan insang  petechiae. Mikroskopik terlihat potongan-
potongan cacing pada jaringan yang terkena. Potongan melintang tak bercoelom,
pipih, bilateral simetris.
- Dactylogyrus sp.: Bersifat ovipar.
Bentuk seperti Gyrodaclylus sp. tetapi tak ada larva, berukuran lebih besar (400 -
1000 x 85 - 180 µ} .Ada yang mengatakan panjangnya sampai 2 mm.
Penularan Kontak langsung ikan penderita.
Lesi : Insang terlapis mukus sangat tebal.
Mikroskopik hiperplasia sel epitelium insang, dan terlihat adanya potongan parasit.

TREMATODA DIGENETIK
- Sanguinicola sp. Cacing darah yang mempunyai induk semang alamu, terutama ikan-
ikan air tawar dan juga induk semang sementara, yaitu keong air tawar.
Pada ikan cacing dewasa di aorta, arteri branchialis, pembuluh darah ginjal dan kelenjar
choroidea mata. Telor-telor pada pembuluh darah insang sehingga meracidia yang
terbentuk akan mudah bermigrasi dari pembuluh darah insang masuk ke dalam air.
Lesi : telor cacing dan miracidia pada insang. Pada insang terlihat adanya
granuloma kecil-kecil dan pengelupasan sel epitelum.
- Chinostomum margin turn. Mempunyai induk semang alami burung-burung air,
sedangkan ikan air tawar dan keong merupakan induk semang sementara.
Lesi : pada jaringan subkutan, otot dan insang terlihat adanya kista berdinding tebal,
berwarna kuning sampai putih dan berdiameter ± 2,5 cm.

CESTODES
- Endoparasit
- Mempunyai hospes intermedier
- Proglotid  alat reproduksi
- Warna putih
- Bentuk scolex dan proglotid memanjang  panjang sekali
- Bentuk dewasa dalam intestinum hospes
- Larva biasanya pada ikan berbentuk cyst dalam viscera dan otot

Universitas Gadjah Mada 5


PROTEOCEPHALUS AMELOPLITIS
(Bass tapeworm)
-Dalam intestinum

Telor

Air

Dimakan crustacea kecil procercoid

Dimakan ikan

Ptocercoid migrasi ke viscera  plerocercoid

Hati dan Gonade (perdarahan multiple)

Plerocercoid

Migrasi ke intestinum

Dewasa.

LIGULA INTESTINALIS
Hospes difinitif : Burung (makan ikan)
Hospes intermedier: Ikan.
- Procercoid pada copepod
- Plerocercoid larvae dalam coelom
Klinis : Penit membesar
Dapat rupture
Lesi : Salah letak organ karena terdesak oleh plerocercoid
Diagnosis : Gejala dan ditemukannya parasit
Kontrol : Memutus siklus cacing
Obat plerocercoid belum ada
DIPHYLOBOROTRIUM LATUM
- Bentuk larva dalam otot

Universitas Gadjah Mada 6


ACANTHOCEPHALA
- Bentuk antara Dalam hati
- Bentuk dewasa dalam usus.

NEMATODA
DRACUNUILID NEMATODES
- Hidup thiam darah ikan
- Dibagian dalam tutup insang
- Rongga perut
- Dalam arteri
- Crustacea sebagai hospes antara..

PHILONEMA SP.
Hospes difinitif: Ikan salmonids
Hospes antara : Copepod
Organ terinfestasi : Setelah menelas copepod berparasit  migrasi melalui Viscera
Klinis : -emasiasi
-mati
Lesi : Addesi semua organ-organ dapat terjadi.
Diagnosis Parasit dalam coelom
Kontrol memutus siklus.

Universitas Gadjah Mada 7

Anda mungkin juga menyukai