Anda di halaman 1dari 8

Husna, et al.

Biomolecular Mechanism of Anti Epileptic Drugs

REVIEW

MEKANISME KERJA OBAT ANTI EPILEPSI SECARA BIOMOLEKULER

BIOMOLECULAR MECHANISM OF ANTI EPILEPTIC DRUGS

Machlusil Husna*, Shahdevi Nandar Kurniawan*

*Laboratorium Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia


pISSN : 2407-6724 ● eISSN : 2442-5001 ● http://dx.doi.org/10.21776/ub.mnj.2018.004.01.7 ● MNJ.2018;4(1):38-45
● Received 9 June 2017 ● Reviewed 30 August 2017 ● Accepted 20 September 2017

ABSTRAK

Terapi epilepsi hampir selalu kronis dan sering menggunakan lebih dari satu obat. Sampai saat ini obat
antiepilepsi masih merupakan terapi utama untuk epilepsi. Pemahaman mengenai farmakodinamik dan
farmakokinetik obat-obat tersebut akan sangat membantu dalam memilih obat yang tepat serta
mengembangkan penelitian untuk mengetahui mekanisme kerja obat lebih lanjut. Mekanisme kerja OAE
dapat dikategorikan dalam empat kelompok utama: (1) modulasi voltage-gated ion channels, termasuk
natrium,kalsium, dan kalium; (2) peningkatan inhibisi GABA melalui efek pada reseptor GABA-A,
transporter GAT-1 GABA, atau GABA transaminase; (3) modulasi langsung terhadap pelepasan sinaptik
seperti SV2A dan α2δ; dan (4) inhibisi sinap eksitasi melalui reseptor glutamat ionotropik termasuk
reseptor AMPA. OAE bekerja untuk menyeimbangkan proses inhibisi dan eksitasi di dalam otak, sehingga
dapat digunakan baik untuk epilepsi maupun berbagai penyakit lain dengan kemiripan patofisiologi
dengan epilepsi.
Kata kunci: OAE, mekanisme kerja, epilepsi

ABSTRACT

Epilepsy therapy is almost always chronic and often used more than one drug. Currently, antiepileptic
drugs are still the mainstay of therapy for epilepsy. An understanding of the pharmacodynamics and
pharmacokinetics of these drugs would be very helpful in choosing the right medication and develop a
study to determine the drug's mechanism further. Mechanism of action of AED (anti epileptic drug) can be
categorized into four main groups: (1) modulation of voltage-gated ion channels, including sodium,
calcium, and potassium; (2) increase in GABA inhibition through an effect on GABA-A receptors, the GAT-1
GABA transporter, or GABA transaminase; (3) direct modulation of the synaptic release of such SV2A and
α2δ; and (4) inhibition of excitatory synapses through ionotropik glutamate receptors including AMPA
receptors. AED work to balance the process of inhibition and excitation in the brain, so it can be used both
for epilepsy and other diseases with similarities with the pathophysiology of epilepsy.
Keywords: AED, mechanism of action, epilepsy

Korespondensi: lucyhusna@ymail.com

38
Husna, et al. 39
Biomolecular Mechanism of Anti Epileptic Drugs

PENDAHULUAN dikategorikan dalam empat kelompok utama : (1)


modulasi voltage-gated ion channels, termasuk
Terapi epilepsi hampir selalu kronis dan sering
natrium,kalsium, dan kalium; (2) peningkatan
menggunakan lebih dari satu obat. Sampai saat ini,
inhibisi GABA melalui efek pada reseptor GABA-A,
obat antiepilepsi masih merupakan terapi utama
transporter GAT-1 GABA, atau GABA transaminase;
untuk epilepsi. Oleh karena itu, dokter harus
(3) modulasi langsung terhadap pelepasan sinaptik
mampu memilih obat antiepilepsi (OAE) yang
seperti SV2A dan α2δ; dan (4) inhibisi sinap
paling tepat dan mengawasi respon pasien
eksitasi melalui reseptor glutamat ionotropik
terhadap terapi. Pemahaman mengenai
termasuk reseptor AMPA. Efek utama adalah
farmakodinamik dan farmakokinetik obat-obat
modifikasi mekanisme burst neuron dan
tersebut akan sangat membantu dalam memilih
mengurangi sinkronisasi pada neuron. OAE juga
obat yang tepat serta mengembangkan penelitian
menghambat firing abnormal pada area lain.
untuk mengetahui mekanisme kerja obat lebih
Beberapa bangkitan, misalnya bangkitan absans
lanjut.1
tipikal disebabkan karena sinkronisasi
talamokortikal, sehingga OAE yang bekerja
PEMBAHASAN
menghambat mekanisme tersebut efektif untuk
Obat anti epilepsi (OAE) bekerja melawan mengobati bangkitan absans tipikal. Kebanyakan
bangkitan melalui berbagai target seluler, sehingga target OAE adalah pada kanal natrium, kalium, dan
mampu menghentikan aktivitas hipersinkroni pada reseptor GABA-A3,4 Ringkasan mekanisme kerja
sirkuit otak. Mekanisme kerja OAE dapat OAE dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Mekanisme kerja OAE. Perampanel memiliki spektrum mekanisme kerja, dengan efek baik pada terminal
saraf inhibisi (kiri) maupun eksitasi (kanan). AMPA, α-amino-3-hydroxy-5-methyl-4-isoxazole-propionic acid; GABA, γ-
aminobutyric acid;GAT-1, sodium- and chloride-depended GABA transporter 1; SV2A, synaptic vesicle glycoprotein
2A10

MEKANISME KERJA PADA VOLTAGE-GATED aktivasi reseptor glutamat, terutama reseptor


SODIUM CHANNELS AMPA, selanjutnya mengaktifkan kanal natrium
sehingga kanal terbuka dan natrium masuk ke
Kanal ini berperan penting dalam inisiasi dan
dalam sel. Kanal ini hanya terbuka dalam waktu
propagasi aksi potensial neuron. Depolarisasi
beberapa milidetik, akan memicu depolarisasi
neuronal beberapa milivolt dapat sebabkan oleh
sehingga terjadi aksi potensial. Setelah itu kanal

MNJ, Vol.04, No.01, Januari 2018


40 Husna, et al.
Biomolecular Mechanism of Anti Epileptic Drugs

menjadi inaktif, akan tetapi sekitar 1% arus pada bangkitan absans general. Semua tipe kanal
natrium masih berlangsung melalui kanal kalsium terlibat dalam sirkuit talamokortikal.
menyebabkan arus natrium persisten (INaP). INaP Cav3.1 banyak diekspresikan pada neuron talamik
akan menurunkan ambang aksi potensial sehingga relay di dorsal talamus. Kanal ini banyak berperan
menyebabkan burst firing, yang kemudian menjadi pada bangkitan absans. Cav3.2 diekspresikan lebih
berulang. Voltage-gated sodium channel banyak di neuron retikuler talamik dibanding
merupakan kompleks protein multimer, terdiri dari dengan Cav3.3. Semua isoform tipe kanal kalsium
subunit α dan β. Sub unit α ukurannya lebih besar tipe T diekspresikan di korteks, Cav3.2 terutama di
dan terdiri dari empat sub unit (I-IV), sedangkan lamina V. Pada tidur NREM, sirkuit talamokortikal
subunit β berukuran lebih kecil dan hanya satu. Ion berubah dari letupan tonik menjadi osilasi. Pada
conducting pore terdapat dalam subunit α. epilepsi absans perubahan ini muncul secara acak
Terdapat sembilan voltage-gated sodium channel, bahkan saat terjaga. Kanal kalsium tipe T di
yaitu Nav 1.1 sampai dengan Nav 1.9. Nav 1.2 talamus dan korteks berperan pada abnormalitas
banyak terdapat pada neuron otak. Selain itu Nav sirkuit ini, dengan menimbulkan spike ambang
1.1 dan Nav 1.6 juga ditemukan dalam otak. Mutasi rendah sehingga berkembang menjadi burst firing
kanal-kanal tersebut berhubungan dengan dan osilasi. Neuron GABAergik di nukleus retikular
sejumlah bentuk epilepsi genetik. OAE yang talamik juga berperan besar dalam bangkitan
bekerja pada voltage-gated sodium channel sering absans, melalui hiperpolarisasi neuron GABAergik
disebut dengan sodium channel blockers, bekerja dan selanjutnya mengaktifkan kanal kalsium tipe T.
baik pada epilepsi dengan bangkitan fokal maupun Selanjutnya akan timbul burst firing dan propagasi
umum, yaitu phenytoin, carbamazepin, letupan spike-wace pada sirkuit talamokortikal.4
lamotrigine, oxcarbazepine, dan lacosamide.
Ethosuximide sangat bermanfaat dalam terapi
Kelompok obat ini memiliki karakteristik “use-
bangkitan absans. Obat ini menghambat kanal
dependent” blocking action , artinya lebih poten
kalsium tipe T di sirkuit talamokortikal. Hambatan
menghambat aksi potensial frekuensi tinggi yang
ini meningkat saat depolarisasi dan bila kanal
muncul berturut-turut daripada aksi potensial
kalsium tipe T terinaktivasi. Jadi obat ini memiliki
tunggal atau yang frekuensinya rendah.
kekhususan pada patologi sirkuit talamokortikal,
Mekanisme penghambatannya juga tergantung
dimana terjadi depolarisasi neuronal dan inaktivasi
besar voltase, sehingga lebih poten menghambat
kanal kalsium tipe T. Selain itu, obat ini juga
aksi potensial seperti yang terjadi pada bangkitan.
memiliki efek InaP dan arus kalium yang teraktivasi
Obat-obat tersebut juga menghambat pelepasan
oleh kalsium. Beberapa OAE lain juga bekerja pada
sejumlah neurotransmiter termasuk glutamat.
kanal kalium tipe T seperti zonisamide dan asam
Ikatan blokade kanal natrium sama dengan ikatan
valproat.4,5
anestesi lokal, yaitu di pori yang dibentuk oleh
segmen S6 di domain I, II, dan IV. Afinitas pada MEKANISME KERJA PADA Kv7 VOLTAGE-GATED
tempat ini meningkat saat kanal dalam kondisi POTASSIUM CHANNELS
inaktif. Bila obat sudah terikat, kanal akan stabil Pembukaan kanal kalium akan menyebabkan
dalam kondisi inaktif, termasuk apabila neuron potensial membran menjadi hiperpolarisasi
mengalami depolarisasi dan meletup dengan cepat sehingga akan terjadi repolarisasi setelah
(firing). Lacosamide juga menghambat kanal depolarisasi, dengan hasil akhirnya adalah
natrium, akan tetapi tidak menghambat letupan penurunan eksitabilitas. Pada tahun 1998, gen-gen
berulang frekuensi tinggi dalam durasi 100 pertama untuk epilepsi idiopatik pada manusia
milidetik, tetapi mampu menghambat pada durasi pertama kali ditemukan, yaitu KCNQ2 dan KCNQ3,
1-2 detik. Aksi lacosamide yang lambat ini diduga yang mengkode subunit kanal kalium otak, K v7.2
disebabkan oleh mekanisme inaktivasi yang dan Kv7.3. Subunit ini homolog dengan kanal
lambat, dimana mekanisme jelasnya belum kalium jantung Kv7.1 yang dikode oleh KCNQ
diketahui4 (LQT1). Kanal kalium ini memperantarai M-current,
MEKANISME KERJA PADA T-TYPE VOLTAGE- yaitu arus kalium yang meningkatkan potensial
GATED CALCIUM CHANNELS membran neuron mendekati potensial ambang
(treshold potential). Kanal Kv7 bersama dengan
Low voltage-activated (T-type) calcium channels
HCN (hyperpolarization-activated cyclic nucleotide-
berperan dalam osilasi talamokortikal intrinsik
gated potassium channels) dan Kca2/SK (small-
yang mendasari letupan spike-wave yang terjadi
conductance calcium-activated potassium

MNJ, Vol.04, No.01, Januari 2018


Husna, et al. 41
Biomolecular Mechanism of Anti Epileptic Drugs

channels) memperantarai medium after meningkatkan frekuensi pembukaan kanal, dan


hyperpolarization untuk mencegah letupan lebih akhirnya meningkatkan sinap inhibisi. Khusus pada
lanjut. Kanal kalium Kv7 berperan dalam adaptasi epilepsi absans, benzodiazepine diduga mampu
frekuensi spike sehingga dapat dikatakan sebagai melakukan desinkronisasi osilasi talamokortikal
“rem” dalam letupan epileptik. Kv 7.2-5 yang menyebabkan spike wave discharge melalui
diekspresikan secara eksklusif dalam otak. sub unit α3 dari reseptor GABA-A di nukleus
Ezogabine bermanfaat untuk terapi bangkitan retikular talamus. Barbiturat tidak spesifik untuk
parsial. Obat ini bekerja sebagai modulator positif sub unit tersebut, sehingga tidak berperan aktif
kanal kalium di otak dan juga pada M current dalam terapi epilepsi absans, bahkan mungkin
yang diperantarai terutama oleh Kv 7.2 dan Kv 7.3. dapat memperburuk bangkitan. Barbiturat juga
Ezogabine menyebabkan hyperpolarizing shift dan tidak meningkatkan frekuensi pembukaan kanal
perubahan kinetik kanal KCNQ yang menyebabkan klorida yang diinduksi GABA, akan tetapi lebih
pembukaan kanal dan meningkatkan M-current. pada modulasi sistem kanal ion seperti kanal
Ezogabine tidak merubah konduktasi kanal Kv7 kalsium dan natrium.4,6
tunggal. Banyak kanal Kv7 di otak merupakan
Inhibitor Transporter GABA GAT-1
heteromer Kv7.2/Kv 7.3 yang sensitif terhadap
ezogabine. Binding site untuk ezogabine pada Setelah GABA selesai bekerja akan mengalami
heteromer Kv7.2/Kv7.3 adalah di tempat yang uptake ke dalam neuron dan sel glia melalui
dibentuk oleh segmen membran S5 dari satu transporter GABA yang terletak di membran (GAT).
subunit dan segmen membran S6 dari subunit di Terdapat lima tipe, yaitu vesicular GAT, GAT-1,
sebelahnya. Pembukaan kanal akan membuat (betaine-GABA transporter) BGT-1/GAT-2, GAT-3,
pocket terpapar sehingga ezogabie dapat terikat dan GAT-4. Vesicular GAT berfungsi dalam
dan selanjutnya akan menstabilkan konformasi transpor GABA daslam vesikel sinaptik sebagai
kanal.4,5 persiapan pelepasan eksositosis sinaptik. GAT1
dikode oleh gen SLC6A1, banyak didapatkan pada
MEKANISME KERJA PADA INHIBISI GABA
forebrain (termasuk neokorteks dan hipokampus).
GABA merupakan neurotransmiter inhibisi Protein ini terletak di terminal neuron GABA-ergik
interneuron lokal, bekerja melalui reseptor GABA- dan prosesus sel glia yang dekat dengan sinaps
A dan GABA-B. Reseptor GABA-A merupakan GABA. Tiagabine merupakan inhibitor GAT-1
ligand-gated chloride channel tipe Cys-loop yang neuron dan glia yang sangat spesifik. Inhibisi GAT-1
merupakan target dari banyak OAE. Reseptor oleh tiagabine mensupresi translokasi GABA
GABA-B merupakan reseptor heterodimer G ekstrasel menuju kompartemen intraseluler,
protein-coupled yang mengaktivasi kanal kalium sehingga meningkatkan kadar GABA ekstrasel.
dan menghambat kanal kalium. GABA-B berbeda Secara fungsional, tiagabine memperpanjang
baik fungsi dan strukturnya dengan GABA-A, dan respon inhibisi sinap yang diperantarai oleh
bukan merupakan target dari OAE. Jumlah neuron GABA.2,4
GABA hanya seperlima dari seluruh neuron, akan
Inhibitor GABA Transaminase
tetapi kelompok tersebut berperan penting dalam
mengontrol firing rate dan waktu eksitasi neuron, GABA transaminase (4-aminobutyrate
serta sinkronisasi neuron yang menuju ke arah aminotransferase) merupakan enzim yang
epileptik.4,6,7 mengkatalisir perubahan GABA dan 2-oxoglutarate
menjadi succinic semialdehyde dan glutamat,
Modulator Reseptor GABA-A
sebagai metabolit GABA inaktif. Inhibisi GABA
Benzodiazepine (diazepam, lorazepam, transaminase dengan vigabatrin (GABA γ-vinyl)
clonazepam, barbiturat/fenobarbital) bekerja pada akan menyebabkan peningkatan GABA dalam otak
reseptor GABA-A sebagai modulator allosterik yang bermakna. Vigabatrin tidak meningkatkan
positif. Pada konsentrasi tinggi barbiturat dapat atau memperpanjang respon sinaptik yang
mengaktivasi reseptor GABA-A secara langsung diperantarai oleh reseptor GABA-A. Vigabatrin
meskipun tidak terdapat GABA. Hal ini tidak dapat meningkatkan arus tonik non sinaptik reseptor
dilakukan oleh benzodiazepine. Benzodiazepine GABA-A. Kadar GABA intrasel yang tinggi akan
spesifik untuk sinap reseptor GABA-A yang menurunkan transporter GABA sehingga kadar
mengandung subunit γ2 dan secara alosterik GABA ekstrasel meningkat dan meningkatkan arus
memodulasi reseptor tersebut sehingga tonik reseptor GABA-A. Vigabatrin berperan pada

MNJ, Vol.04, No.01, Januari 2018


42 Husna, et al.
Biomolecular Mechanism of Anti Epileptic Drugs

inhibisi GABA baik sinaptik maupun ekstrasinaptik. gabapentinoid tidak aktif pada epilepsi absans.
Efek perlindungan bangkitan terutama didapat dari Terdapat empat subunit α2δ, namun
inhibisi ekstrasinaptik. Vigabatrin memiliki efek gabapentinoid hanya berikatan dengan α2δ-1 dan
bifasik, yaitu prokonvulsan dan antikonvulsan. Efek α2δ-2, yang memiliki motif RRR yang mengandung
prokonvulsan berhubungan dengan supresi arginine yang dibutuhkan untuk berikatan.
neurotransmisi sinap GABAergik, sedangkan efek Perlindungan gabapentinoid terhadap bangkitan
antikonvulsan disebabkan oleh kelebihan GABA di hilang apabila terjadi mutasi RRR (RRR menjadi
ruang ekstrasel dan aktivasi reseptor GABA-A RRA) pada α2δ-1. Delesi α2δ-1 atau α2δ-2 pada
ekstrasinaptik. Individu dengan defisiensi GABA tikus berhubungan dengan epilepsi absans atau
transaminase secara genetik mengalami bangkitan peningkatan kerentanan terhadap bangkitan.
refrakter.2,4 Mekanisme rinci mengenai ikatan gabapentin dan
pregabalin pada protein α2δ-1 belum dipahami
MEKANISME KERJA PADA SYNAPTIC VESICLE 2A
sepenuhnya. Obat ini juga menghambat pelepasan
Synaptic vesicle 2A (SV2A) sebagai target beberapa neurotransmiter termasuk glutamat,
levetiracetam merupakan glikoprotein membran serta dapat menyebabkan internalisasi kanal
yang terdapat pada secretory vesicle neuron dan kalsium. Masih belum jelas apakah mekanisme ini
sel endokrin, serta kemungkinan juga pada sel yang menyebabkan efek anti bangkitan.4,6
imun. Mekanisme pastinya belum diketahui, sama
MEKANISME KERJA PADA RESEPTOR AMPA
halnya dengan fungsi SV2A. Diduga molekul ini
berperan dalam calcium-dependent exocytosis, Perampanel merupakan antogonis reseptor AMPA
pemuatan dan retensi neurotransmiter dalam non kompetitif yang tidak mempengaruhi respon
vesikel sinaptik, pemberian warna dasar vesikel reseptor NMDA dan kanal ion lain pada
sinaptik (synaptic vesicle priming), serta transport konsentrasi terapetik. AMPA merupakan kanal
konstituen vesikel. SV2A merupakan satu dari tiga kation yang bekerja sebagai mediator utama untuk
protein SV2 homolog, yang masuk dalam eksitasi sinaptik cepat (dalam waktu milidetik).
superfamili 12-transmembrane domain Kaskade eksitasi dalam jaringan sinap neuron
transporter, dan yang paling banyak diekspresikan. merupakan kunci utama sinkronisasi epileptik,
Meskipun demikian, belum ditemukan fungsi terutama di daerah CA3 hipokamus. Perampanel
transport dari protein tersebut, meskipun SV2A cukup efisien menghambat bangkitan dalam
dapat mengalami konformasi yang sama dengan konsentrasi rendah. Rentang terapi perampanel
fungsi transporter. Ikatan dengan levetiracetam cukup pendek. Efek samping susunan saraf pusat
tidak menyebabkan perubahan konformasi seperti dizziness dan somnolen sering dijumpai
bermakna pada SV2A. Tampaknya obat ini tidak terutama pada dosis tinggi.4,9
memiliki efek yang jelas pada SV2A. Pada
Sinap eksitasi tipe cepat dibangkitkan oleh
perekaman irisan jaringan otak, levetiracetam
pelepasan glutamat dari neuron eksitatorik,
pada aktivasi frekuensi tinggi mampu mengurangi
berdifusi melalui celah sinap, dan berinteraksi
pelepasan neurotransmiter baik eksitasi (glutamat)
dengan reseptor glutamat ionotropik (iGluRs) tipe
maupun inhibisi (GABA). Saat ini terdapat varian
AMPA dan NMDA dan menimbulkan EPSP. Sumasi
levetiracetam yaitu brivaracetam yang lebih poten
EPSP menyebabkan letupan aksi potensial di
dan lebih cepat mencapai okupansi SV2A dan
neuron post sinap. Reseptor AMPA memiliki peran
proteksi bangkitan dibanding levetiracetam.4,8,9
khusus dalam aktivitas epileptik, dimana
MEKANISME KERJA PADA SUB UNIT Α2δ-1 sinkronisasi epileptik tidak dapat muncul bila
reseptor AMPA diblok. Sebaliknya, reseptor kainat
Gabapentinoid gabapentin dan pregabalin bekerja
yang merupakan iGluRs dan memiliki struktur yang
dengan mengikat protein α2δ-1, yang merupakan
sama dengan reseptor AMPA tidak memiliki peran
subunit tambahan pada voltage-gated calcium
yang sama dengan reseptor AMPA. Reseptor
channels. α2δ-1 tersebar secara heterogen dalam
NMDA berperan dalam aktivitas epileptiform, akan
otak , terutama pada tempat presinap dari neuron
tetapi blokade reseptor NMDA tidak cukup untuk
eksitatorik (glutamat). Ekspresi yang cukup padat
menghentikan lepasan epileptiform. Perampanel
ditemukan pada area yang relevan dengan
baru memiliki sedikit efek pada reseptor NMDA
epilepsi, seperti excitatory hippocampal mossy
pada konsentrasi 300 kali lipat efeknya pada
fiber , neokorteks, dan amigdala. Sebaliknya,
reseptor AMPA. Blokade reseptor AMPA memiliki
ekspresi α2δ-1 di talamus minimal, sehingga

MNJ, Vol.04, No.01, Januari 2018


Husna, et al. 43
Biomolecular Mechanism of Anti Epileptic Drugs

efek antikonvulsan baik secara in vitro maupun valproate meningkatkan aktivitas glutamic acid
pada binatang coba.4,9,10 decarboxylase (GAD) yang meningkatkan sintesis
GABA dan menghambat GABA-T, enzim yang
MEKANISME KERJA CAMPURAN/BELUM
mendegradasi GABA. Sama dengan fenitoin dan
DIKETAHUI
carbamazepine, valproate menurunkan waktu
Valproate recovery voltage-dependent sodium channel saat
Valproate memiliki berbagai efek farmakologis, dalam kondisi inaktif. Valproate juga bekerja pada
diduga secara bersama-sama dapat menghambat jalur sinyal kinase, yaitu aktivasi protein kinase
timbulnya bangkitan. Dari sejumlah mekanisme yang penting untuk keselamatan neuron seperti
kerjanya, mekanisme yang terkait GABA Akt/PKB dan mitogen-activated protein kinase
tampaknya yang paling relevan dengan efek terapi, (MAPKs), extracellular signal-regulated kinases 1 &
meskipun obat ini tidak memiliki efek pada sistem 2 (ERK1/2), serta menghambat glycogen synthase
GABA secara langsung. Valproate meningkatkan kinase (GSK-3β) dan protein kinase C (PKC).
pergantian GABA, yang mungkin berhubungan Valproate dapat mengatur ekspresi gen melalui
dengan inhibisi sinaptik atau ekstrasinaptik. inhibisi hysotne deacetylase (HDAC) klas I dan II,
Terdapat sedikitnya empat mekanisme utama diduga melalui aktivitas transcription factor
dalam peningkatan konsentrasi GABA dalam otak : activator protein (AP-1). AP-1 merupakan faktor
1) inhibisi degradasi GABA, 2) peningkatan sintesis transkripsi untuk sejumlah fungsi otak yang
GABA, 3) penurunan pergantian GABA, dan 4) penting seperti perkembangan, plastisitas, dan
penurunan reuptake GABA. Pada konsentrasi neurodegenersi. Efek lain yaitu efek antiinflamasi,
tinggi, valproate mempengaruhi voltage-gated anti apoptosis, serta regulasi diferensiasi neural
sodium channels , akan tetapi hal ini tidak progenitor cell (NPC). Mekanisme kerja valproate
didapatkan pada penelitian dengan menggunakan tersebut di atas diduga mendasari efek
irisan jaringan otak. Meskipun bemanfaat untuk neuroprotektifnya. Mekanisme kerja valproate
epilepsi absans, ternyata tidak banyak ditemukan dapat dilihat pada gambar 2.3,4,11
bukti bahwa valproate bekerja pada kanal kalsium
tipe T. Studi in vitro menunjukkan bahwa

Gambar 2. Kemungkinan intervensi HDACs, termasuk asam valproat, pada penyakit neurologis dan
psikiatris.3

Felbamate GABA-A di tempat yang berbeda dengan


benzodiazepine. Blokade reseptor NMDA masih
Felbamat dalam dosis terapi bekerja sebagai
belum merupakan strategi untuk terapi epilepsi,
modulator positif reseptor GABA-A dan
karena itu masih belum jelas apakah efek inhibisi
menghambat reseptor NMDA. Peningkatan respon
GABA terjadi melalui interaksi dengan reseptor

MNJ, Vol.04, No.01, Januari 2018


44 Husna, et al.
Biomolecular Mechanism of Anti Epileptic Drugs

reseptor NMDA merupakan mekanisme kerja diduga berperan dalam kemampuan ACTH dalam
utama felbatamate untuk terapi epilepsi.4 terapi infantile spasm.4,12 Mekanisme lain diduga
ACTH bersifat menurunkan ekspresi corticotropin-
Topiramate
releasing hormone (CRH), dimana CRH ini memiliki
Topiramate bekerja pada voltage-gated sodium efek prokovulsan pada otak yang sedang
channels, subtipe reseptor GABA-A, reseptor berkembang.12
AMPA/kainate, dan isoenzim anhidrase tipe II dan
IV. Topiramat tidak memiliki efek langsung pada SIMPULAN
kanal ion. Efek topiramat pada kanal natrium
OAE bekerja pada sejumlah mekanisme molekuler,
muncul pada dosis terapi yang rendah. Topiramat,
akan tetapi secara umum obat-obat ini berfungsi
seperti fenitoin, menghambat INAP pada
mengurangi frekuensi bangkitan dengan berbagai
konsentrasi rendah.4
cara. Pada prinsipnya OAE bekerja untuk
Secara in vitro, topiramate mampu menghambat menyeimbangkan proses inhibisi dan eksitasi di
respon jaringan neuron terhadap kainat. Ini dalam otak, oleh karena itu OAE juga banyak
menunjukkan bahwa topiramate dapat menjadi digunakan untuk penyakit dengan gangguan
antagonis reseptor AMPA atau kainat. Peran proses yang sama seperti gangguan bipolar, panic
topiramate pada carbonic anhydrase diduga tidak attacks, agresi, adiksi, Parkinson’s disease, serta
berperan dalam efikasi klinisnya.4,6 sejumlah movement disorders.
Zonisamide
DAFTAR PUSTAKA
Terdapat beberapa kesamaan antara topiramate
dan zonisamide. Keduanya mengandung sulfur 1. Conway JM HT. Antiepilepsy Drugs :
Mechanisms of Action and Pharmacokinetics
atom dan sama-sama menghambat carbonic
Antiepilepsy Drugs : Mechanisms of Action
anhydrase. Zonisamide juga bekerja pada voltage-
and Pharmacokinetics. Epilepsy. 2012;1(5):1–
dependent sodium channels. Obat ini tidak bekerja
11.
pada reseptro GABA-A. Zonisamide diduga
2. Ben-Menachem E. Mechanism of action of
menghambat kanal kalsium tipe T, yang vigabatrin : correcting misperceptions. Acta
menjelaskan efektivitasnya pada epilepsi absans.4,7 Neurol Scand. 2011;124(192):5–15.
Rufinamide 3. Ximenes JCM, Verde ECL, Mazzacoratti MG,
Viana GS. Valproic Acid, a Drug with Multiple
Rufinamide digunakan sebagai terapi Lennox- Molecular Targets Related to Its Potential
Gastatus syndrome. Obat ini berinteraksi dengan Neuroprotective Action. Neuroscience &
voltage-gated sodium channels, akan tetapi efek Medicine, 2012;3:107-123.
interaksi dan mekanisme kerjanya masih belum 4. Rogawski MA, Cavazos JE.. Mechanisms of
diketahui.7 Action of Antiepileptic Drugs. Dalam : Wyllie
Adrenokortikotropin E, Gidal BE, Goodkin HP, Loddenkemper T,
Sirven J, editor. Wyllie’s Treatment of Epilepsy
Mekanisme kerja adrenokortikotropin (ACTH) pada : Principles and Practices. Edisi ke-6. Wolters
terapi infantile spasm tidak diketahui. ACTH Kluwer. Philadelphia. 2015. h.522-529.
menstimulasi sintesis glukokortikoid (kortisol) dan 5. Lason W, Chlebicka M, Rejdak K. Research
pelapasannya dari zona fasciculata di korteks advances in basic mechanisms of seizures and
adrenal. Kortisol dapat menyebabkan efek antiepileptic drug action. Pharmacological
antiinflamasi atau efek lain di otak yang dapat Reports . 2013;65:787-801.
mempengaruhi infantile spasm. Diduga kortisol 6. Lee SK. Old versus New: Why Do We Need
berinteraksi dengan reseptor steroid yang New Antiepileptic Drugs? J. Epilepsy Res.
mempengaruhi voltage-dependet calcium channel. 2014;4(2):39-44.
Satu mekanisme kerja ACTH adalah stimulasi 7. Krasowski MD, McMillin GA. Advances in anti-
sintesis neurosteroid. ACTH juga menstimulasi epileptic drug testing. Clin Chim Acta.
pelepasan deoxycorticosterone (DOC) dari zona 2014;436:224–236.
glomerulosa di korteks adrenal, dimana DOC 8. Shi J, Anderson D, Lynch BA, Castaigne J,
dirubah menjadi neurosteorin antikonvulsan Foerch P, Lebon F. Combining modelling and
tetrahydro DOC yang bekerja sebagai modulator mutagenesis studies ofsynaptic vesicle protein
alosterik reseptor GABA-A. Tetrahydro-DOC 2A to identify a series of residues involved in

MNJ, Vol.04, No.01, Januari 2018


Husna, et al. 45
Biomolecular Mechanism of Anti Epileptic Drugs

racetam binding. Biochem. Soc. Trans. 11. Sitges M, Chiu LM, Reed RC. Effects of
2011;39:1341–1347. Levetiracetam, Carbamazepine, Phenytoin,
9. Bialer M, Johannessenb, Levyc RH, Peruccad Valproate,Lamotrigine, Oxcarbazepine,
E. Tomson T, White HS. Progress report on Topiramate, Vinpocetine and Sertraline on
new antiepileptic drugs: A summary of the Presynaptic Hippocampal Na+ and Ca2+
Eleventh Eilat Conference (EILAT XI). Epilepsy Channels Permeability. Neurochemical
Research. 2013;103:2-30. research. 2016;41(4):758-769.
10. Singh SK, Brashier DBS.Perampanel: New drug 12. Kurian M, Korff CM. Steroids in Pediatric
for treatment of refractory partial onset Epilepsy: Infantile Spasms and Beyond.
seizures. Muller Journal of Medical Science Epileptologie. 2011;28: 15 – 20
and Research. 2014; 5(2):195-199.

MNJ, Vol.04, No.01, Januari 2018

Anda mungkin juga menyukai