Mini C-Ex Skizoafektif Tipe Manik
Mini C-Ex Skizoafektif Tipe Manik
Disusun Oleh:
Rahmawati
G4A018072
Pembimbing:
dr. Hilma Paramitha, Sp.KJ
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti Kepaniteraan Klinik
Disusun Oleh:
Rahmawati G4A018072
Pembimbing,
2
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat,
hidayah dan inayah-Nya, sehingga Kasus Mini Clinical Examination berjudul
Skizoafektif Tipe Manik ini dapat diselesaikan.
Presentasi kasus ini merupakan salah satu tugas di SMF Ilmu Kesehatan Jiwa.
Penyusunan kasus ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan penulisan di masa yang akan datang.
Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada dr. Hilma Paramitha,
Sp.KJ selaku dosen pembimbing, dokter-dokter spesialis jiwa di SMF Ilmu Kesehatan
Jiwa RSUD Banyumas, orangtua serta keluarga penulis atas doa, dan dukungan yang
tidak pernah henti diberikan kepada penulis dan rekan-rekan co-assisten Bagian Ilmu
Kesehatan Jiwa atas semangat dan dorongan serta bantuannya.
Semoga presentasi kasus ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Penulis
3
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. W
Umur : 37 tahun
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
II. ANAMNESIS
A. Alloanamnesis dan autoanamnesis
Dilakukan di bangsal Bima pada tanggal 7 Januari 2020. Identitas
narasumber:
Nama : Ny. N
Umur : 69 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Karangtengah RT 01/RW 05, Kecamatan Sampang
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Hubungan : Ibu kandung
5
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Menurut Ibu pasien, sepupu pasien memiliki riwayat keluhan
serupa dan pernah dirawat di RSUD Banyumas.
4. Silsilah Keluarga
Keterangan :
Laki-laki :
Perempuan :
Pasien : Tanda panah
Menderita gangguan jiwa : warna biru
Hal-hal yang mendahului penyakit
a. Faktor organik disangkal
b. Faktor predisposisi
1) Faktor genetik (sepupu pernah menderita keluhan serupa dan
pernah dirawat di RSUD Banyumas)
2) Faktor psikososial (status ekonomi rendah)
3) Kepribadian pasien yang dependen
4) Tidak adanya sosok Ayah pada saat periode pertumbuhan dan
perkembangan pasien
5) Faktor hubungan antar keluarga tidak baik.
c. Faktor pencetus
1) Istri pasien memiliki anak lagi yang ayah biologisnya bukan
dirinya dan pasien baru mengetahui hal tersebut saat istri dan
anak kembali ke Tanjung Priok setelah istri bekerja lama di
Malaysia.
6
5. Riwayat Pribadi
a. Riwayat kehamilan dan kelahiran
Pasien dilahirkan di Jakarta dari seorang ibu berusia 22 tahun
yang sehat, usia kehamilan 9 bulan. Pasien lahir di RS Santo Yosef.
Lahir secara pervaginam dan tidak ada penyulit saat kehamilan
maupun persalinan, dan saat lahir langsung menangis. Tidak riwayat
biru atau kekuningan. Pasien lahir dengan berat badan normal. Pasien
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.
b. Riwayat perkembangan awal
1) Kesehatan umum : tidak terdapat adanya kelainan
2) Keluhan masa anak-anak : tidak terdapat adanya kelainan
3) Umur waktu: sesuai dengan usianya
4) Gejala gangguan pada masa kanak-kanak : disangkal
c. Latar belakang perkembangan mental
Sejak lahir pasien dirawat oleh ibu dan ayah pasien. Namun saat
usia 3 atau 4 tahun, kedua orangtua pasien bercerai. Semenjak
bercerai, pasien dirawat oleh ibu pasien. Ibu pasien bekerja sebagai
pedagang. Pasien memiliki hubungan yang terdekat dengan ibunya.
d. Riwayat perkembangan seksual
Pasien tidak mengalami gangguan perkembangan seksual.
e. Perkembangan jiwa
Pasien merupakan pribadi yang sangat dekat dengan Ibu
(dependen). Namun, pasien jarang menceritakan masalah yang
dialami.
f. Riwayat pendidikan
1) Umur mulai masuk sekolah : 6 tahun
2) Umur berhenti sekolah :-
3) Pendidikan terakhir
a) Formal : SMK
b) Non formal :-
7
4) Kemampuan khusus :-
5) Kecerdasan : cukup
6) Kegemaran : membantu ibu
g. Riwayat pekerjaan
Pasien pernah berkerja sebagai cleaning service di Pelabuhan
Tanjung Priuk. Saat ini pasien bekerja sebagai tukang parker dan
mengumpulkan barang rongsokan.
h. Riwayat perkawinan
Pasien sudah menikah. Namun gagal dalam pernikahan dikarenakan
adanya penghianatan. Istri membawa anak lain yang Ayah
biologinya bukan dirinya, setelah Istri pulang bekerja dari Malaysia
i. Kegiatan moral spiritual
Pasien beragama Islam. Pasien rajin beribadah sholat sebelum
mengalami gangguan jiwa.
j. Hubungan sosial
1) Dalam keluarga
Pasien memiliki hubungan baik dengan ibu dan kedua
saudara kandung.
2) Dengan teman
Pasien tidak memiliki teman yang akrab semenjak kecil.
3) Sikap keluarga terhadap penderita
Keluarga peduli terhadap kondisi pasien.
k. Kebiasaan
Pasien memiliki kebiasaan membantu Ibu dalam bekerja.
l. Kesan alloanamnesis
Dapat dipercaya
B. Kesimpulan Anamnesis
1. Pasien seorang laki-laki, berusia 37 tahun, sudah pernah menikah,
beragama Islam, suku Jawa, pendidikan SMK
8
2. Pasien dibawa polisi dan keluarganya ke IGD RS Banyumas tanggal 4
Januari 2020 karena pasien sebelumnya mengamuk di rumah Saudara,
marah-marah hingga melukai sepupu Pasien. Sebelum masuk RS,
pasien juga tampak berbicara sendiri, tertawa sendiri, saat diajak
berbicara terkadang tidak nyambung, sulit tidur, Pasien pernah
mengalami keluhan serupa tahun 2017 dan mondok 1x di RSUD
Banyumas. Namun setelah mondok, pasien tidak kontrol dan rutin
minum obat. Pasien tidak pernah memiliki penyakit atau kondisi medis
umum lain yang menyebabkan pasien di rawat. Pasien menyangkal
riwayat penggunaan obat-obat dan alkohol.
3. Keluarga pasien yaitu sepupu pasien pernah mengalami gejala serupa
dan di rawat di bangsal Sadewa RSUD Banyumas
4. Riwayat kehamilan dan kelahiran pasien baik. Pasien dirawat baik oleh
kedua orang tua. Namun, sejak usia 3 atau 4 tahun ditinggal oleh Ayah
dan dirawat oleh Ibu. Pasien dekat dan berhubungan baik dengan Ibu
dan kedua saudara kandung lainnya.
5. Faktor pencetus dari munculnya gejala ini adalah istri pasien memiliki
anak saat bekerja di Malaysia
6. Pasien adalah pribadi yang tertutup. Pasien jarang menceritakan
masalahnya kepada keluarganya dan orang lain
10
IV. PEMERIKSAAN PSIKIATRI
1. Kesan umum
a. Penampilan : Seorang laki-laki, sesuai usia, tak tampak sakit jiwa,
perawatan diri baik
b. Tatapan mata : Hidup
2. Kesadaran : compos mentis
3. Orientasi : O/W/T/S baik
4. Sikap : kooperatif
5. Tingkah laku : normoaktif
6. Proses pikir :
a. Bentuk pikir : non realistik
b. Isi pikir : ideas of reference (+)
c. Progesi pikir : flight of idea (+)
7. Persepsi :
a. Halusinasi : auditorik (-), visual (+), perabaan (-), pengecapan (-)
b. Ilusi : (-)
8. Roman muka : normomimik
9. Afek : terbatas
10. Mood : eutimik
11. Perhatian : mudah ditarik mudah dicantum
12. Hubungan jiwa : dapat
13. Insight : buruk, derajat 1
V. SINDROM
1. Sindrom skizofrenia
a. Keadaan gaduh gelisah
b. Halusinasi visual (+)
c. Ideas of referens
d. Non realistic
11
2. Sindrom gangguan afek (manik)
a. Flight of idea (+)
b. Penurunan kebutuhan tidur
c. Optimistic
d. Hiperaktif
3. Sindrom Psikotik
a. Halusinasi visual
b. Halusinasi serasi dengan afek
c. Non realistic
VIII. PENATALAKSANAAN
1. Farmakologi
1) PO Clorpromazin (antipsikotik) 100 mg
2) PO Haloperidol (antipsikotik dan antimanik) 5 mg
3) PO Trihexipenidil (antidotum) 5 mg
2. Non farmakologi
12
1) Perawatan di rumah sakit
2) Terapi psikososial individu
3) Terapi psikososial berorientasi keluarga
IX. PROGNOSIS
1. Premorbid
Faktor yang mempengaruhi Prognosis
Riwayat penyakit keluarga Ada Buruk
Pola asuh keluarga Baik Baik
Kepribadian premorbid Tertutup Buruk
Stressor psikososial Ada Buruk
Sosial ekonomi Menengah ke bawah Buruk
Riwayat penyakit yang sama Ada Buruk
2. Morbid
Faktor yang mempengaruhi Prognosis
Onset usia Dewasa Buruk
Jenis penyakit Psikotik Buruk
Perjalanan penyakit Kronis Baik
Kelainan organik Tidak ada Buruk
Respon terapi Baik Baik
X. KESIMPULAN
1. Pasien Tn. W berusia 37 tahun, sudah menikah, datang dengan keluhan
mengamuk tanpa sebab, berbicara sendiri, tidak mau makan dan tidak ingin
tidur.
2. Pada pasien terdapat sindrom skizofren, sindrom gangguan afek (manik),
sindrom psikotik
Axis I : F25.0 Skizoafektif tipe manik
Axis II :-
Axis III :-
13
Axis IV : Masalah berkaitan dengan keluarga, lingkungan sosial
dan ekonomi
Axis V : GAF 70-61
2. Terapi yang diberikan berupa terapi farmakologis dan non farmakologis.
14