Page 1 of 40 Rev
Nomor Dokumen
STANDAR FOOD SAFETY
PENGESAHAN / VALIDATION
TTD & TGL
Nama / Name Jabatan Pekerjaan / Job Title
Sign & Date
Disusun oleh /
Glori Mandala Putra Health Officer
Drafted by
Diperiksa oleh /
Samtidar HSE Manager
Reviewed by
Disetujui oleh /
Sutarno Putro Kepala Teknik Tambang
Approved by
PT INDO MURO KENCANA
Page 2 of 40 Rev
Nomor Dokumen
STANDAR FOOD SAFETY
DAFTAR ISI
1. TUJUAN .................................................................................................................................................. 4
2. RUANG LINGKUP ................................................................................................................................... 4
3. DEFINISI ................................................................................................................................................. 4
4. URAIAN STANDAR ................................................................................................................................. 4
5. DOKUMEN TERKAIT ............................................................................................................................ 39
6. DAFTAR DISTRIBUSI DOKUMEN ........................................................................................................ 40
7. REFERENSI .......................................................................................................................................... 40
PT INDO MURO KENCANA
Page 3 of 40 Rev
Nomor Dokumen
STANDAR FOOD SAFETY
PT INDO MURO KENCANA
Page 4 of 40 Rev
Nomor Dokumen
STANDAR FOOD SAFETY
1. TUJUAN
Standar ini bertujuan sebagai pedoman dalam pengelolaan food safetysebagai tempat pengolahan dan
penyajian makanan di wilayah operasional PT. IMK.
2. RUANG LINGKUP
2.1 Standar ini membahas standar minimum food safety PT. IMK dalam rangka pengelolaan
keselamatan dan kesehatan kerja.
2.2 Standar ini berlaku untuk :
a. PT. IMK, kemitraan dan kontraktor yang bekerja pada PT. IMK.
b. Karyawan dan orang lain (termasuk karyawan yang bersifat menetap sementara (temporer),
karyawan dari kontraktor, tamu perusahaan, atau orang lain yang bekerja di area Jasaboga PT.
Indo Muro Kencana).
3. DEFINISI
3.1. Jasaboga adalah usaha pengelolaan makanan yang disajikan atas dasar pesanan dengan
berbagai macam masakan (makanan dan minuman) baik untuk pesta maupun untuk penunjang
kebutuhan suatu instansi yang dilakukan oleh perseorangan, badan usaha, maupun
perusahaan.
3.2. Food Safety adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari
kemungkinan cemaran biologis, kimia, bahan makanan, orang, tempat dan peralatan, dan benda
lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.
4. URAIAN STANDAR
4.1 PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI JASABOGA
A. BANGUNAN
1. Lokasi
a. Lokasi jasaboga tidak berdekatan dengan sumber pencemaran seperti tempat
sampah umum, WC umum, pabrik cat dan sumber pencemaran lainnya.
b. Lokasi bangunan harus berada di lokasi di mana bebas dari bau tak sedap, asap,
debu atau kontaminan lainnya dan tidak terkena banjir.Sebisa mungkin lokasi berjarak
minimal 500 meter dari tempat pembuangan sampah umum atau sedikitnya berjarak
200 meter dari tempat pembuangan sampah sementara yang tertutup.
2. Halaman
a. Terpampang papan nama perusahaan dan nomor Izin Usaha serta nomor Sertifikat
Laik Higiene Sanitasi.
b. Halaman bersih, tidak bersemak, tidak banyak lalat dan tersedia tempat
PT INDO MURO KENCANA
Page 5 of 40 Rev
Nomor Dokumen
STANDAR FOOD SAFETY
sampah yang bersih dan bertutup, tidak terdapat tumpukan barang- barang yang
dapat menjadi sarang tikus.
c. Pembuangan air limbah (air limbah dapur dan kamar mandi) tidak menimbulkan
sarang serangga, jalan masuknya tikus dan dipelihara kebersihannya.
d. Pembuangan air kotor harus dilengkapi dengan penangkap lemak (grease trap)
sebelum dialirkan ke bak penampungan air kotor (septic tank) atau tempat
pembuangan lainnya.
e. Pembuangan air hujan lancar, tidak terdapat genangan air.
3. Konstruksi
Konstruksi bangunan untuk kegiatan jasaboga harus kokoh dan aman. Konstruksi selain
kuat juga selalu dalam keadaan bersih secara fisik dan bebas dari barang-barang sisa
atau bekas yang ditempatkan sembarangan.
4. Lantai
a. Kedap air, rata, tidak retak, tidak licin.
b. Pertemuan antara lantai dan dinding tidak terdapat sudut mati dan harus lengkung
(conus) atau kemiringan/kelandaian cukup agar mudah dibersihkan.
5. Dinding
Permukaan dinding sebelah dalam rata, tidak lembab, mudah dibersihkan dan
berwarna terang. Permukaan dinding yang selalu kena percikan air, dilapisi bahan
kedap air setinggi 2 (dua) meter dari lantai dengan permukaan halus, tidak menahan
debu dan berwarna terang. Sudut dinding dengan lantai berbentuk lengkung (conus)
agar mudah dibersihkan dan tidak menyimpan debu/kotoran.
6. Langit-langit
a. Bidang langit-langit harus menutupi seluruh atap bangunan, terbuat dari bahan
yang permukaannya rata, mudah dibersihkan, tidak menyerap air dan berwarna terang.
b. Tinggi langit-langit minimal 2,4 meter di atas lantai.
7. Pintu dan jendela
a. Pintu ruang tempat pengolahan makanan dibuat membuka ke arah luar dan dapat
menutup sendiri (self closing), untuk mencegah binatang masuk, bau yang menyengat
atau kontaminasi dari luar. Dapur dilengkapi dengan flying insect killers dan peralatan
anti serangga/lalat lainya seperti kassa, tirai, pintu rangkap dan lain-lain.
b. Pintu dan jendela ruang tempat pengolahan makanan dilengkapi peralatan anti
serangga/lalat seperti kassa, tirai, pintu rangkap dan lain-lain yang dapat dibuka
dan dipasang untuk dibersihkan.
8. Pencahayaan
a. Intensitas pencahayaan harus cukup untuk dapat melakukan pemeriksaan dan
PT INDO MURO KENCANA
Page 6 of 40 Rev
Nomor Dokumen
STANDAR FOOD SAFETY
1 watt menghasilkan 1/3 x ½ = 1/6 foot candle pada jarak 2 meter atau
1 watt menghasilkan 1/3 x 1/3 = 1/9 foot candle pada jarak 3 meter.
lampu 40 watt menghasilkan 40/6 atau 6,8 foot candle pada jarak 2 meter
atau 40/9 = 4,5 foot candle pada jarak 3 meter.
9. Ventilasi/penghawaan/lubang angin
a. Bangunan atau ruangan tempat pengolahan makanan harus dilengkapi dengan
ventilasi sehingga terjadi sirkulasi/peredaran udara.
b. Pembuangan asap dari dapur harus dilengkapi dengan penangkap asap (hood), alat
pembuang asap dan cerobong asap.
c. Luas ventilasi 20% dari luas lantai, untuk :
1) Mencegah udara dalam ruangan panas atau menjaga kenyamanan dalam
ruangan.
2) Mencegah terjadinya kondensasi/pendinginan uap air atau lemak dan menetes
pada lantai, dinding dan langit-langit.
3) Membuang bau, asap dan pencemaran lain dari ruangan.
10. Pengaturan ruang
Memiliki ruang kantor dan ruang untuk belajar/khusus yang terpisah dari ruang pengolahan
makanan.
11. Ruang pengolahan makanan
a. Tersedia ruang tempat pengolahan makanan yang terpisah dari ruang tempat
penyimpanan bahan makanan.
b. Tersedia lemari penyimpanan dingin yang dapat mencapai suhu –5oC sampai
PT INDO MURO KENCANA
Page 7 of 40 Rev
Nomor Dokumen
STANDAR FOOD SAFETY
–10oC dengan kapasitas yang cukup memadai sesuai dengan jenis makanan
yang digunakan.
c. Luas tempat pengolahan makanan harus sesuai dengan jumlah karyawan yang
bekerja dan peralatan yang ada di ruang pengolahan.
d. Luas lantai dapur yang bebas dari peralatan minimal dua meter persegi (2m2)
untuk setiap orang pekerja.
Contoh : Luas ruang dapur (dengan peralatan kerja) 4 m x 5 m = 20 m2.
Jumlah karyawan yang bekerja di dapur 6 orang, maka tiap pekerja
mendapat luas ruangan 20/6 = 3,3 m2, berarti luas ini memenuhi syarat
(luas 2 m2 untuk pekerja dan luas 1,3 m2 perkiraan untuk keberadaan
peralatan ) Luas ruangan dapur dengan peralatan 3 m x 4 m = 12 m2
Jumlah karyawan di dapur 6 orang, maka tiap karyawan mendapat luas
ruangan 12/6 = 2 m2, luas ini tidak memenuhi syarat karena dihitung
dengan keberadaan peralatan di dapur.
e. Ruang pengolahan makanan tidak boleh berhubungan langsung dengan
toilet/jamban, peturasan dan kamar mandi.
f. Peralatan di ruang pengolahan makanan minimal harus ada meja kerja, lemari/
tempat penyimpanan bahan dan makanan jadi yang terlindung dari gangguan
serangga, tikus dan hewan lainnya.
12. Suhu Ruangan
a. Suhu ruangan dapur nyaman untuk bekerja (suhu kamar).
b. Suhu dalam ruangan dimana makanan sedang diolah sesudah pendinginan tidak
boleh lebih dari 15ºC. Bagaimanapun juga, jika suhu 15ºC tak bisa dicapai,
makanan yang sedang diolah atau diracik terpapar dengan suhu kamar harus
sesingkat mungkin (secara ideal tidak boleh lebih dari 30 menit).
13. Segera sesudah pekerjaan pada hari tersebut atau pada saat lain yang tepat, lantai
termasuk lubang buangan air, bangunan tambahan dan dinding tempat pengolahan
makanan harus dibersihkan secara cermat.
14. Pemeliharaan, alat pembersih dan bahan kimia pembersih seperti sapu, kain pel,
vacuum cleaner, deterjen dll harus disimpan terpisah dari dapur agar tidak
mengkontaminasi perabotan makanan, peralatan atau kain.
15. Fasilitas ganti baju dan toilet harus dijaga tetap bersih setiap saat.
16. Jalanan dan halaman di sekeliling dapur dan ruangan peracikan harus dipelihara tetap
bersih.
17. Bangunan dan fasilitas harus dirancang sehingga ada pemisahan, dengan partisi, lokasi
PT INDO MURO KENCANA
Page 8 of 40 Rev
Nomor Dokumen
STANDAR FOOD SAFETY
atau upaya lainnya yang efektif di antara ruangan operasional yang memungkinkan
terjadinya kontaminasi silang.
18. Kontaminasi silang adalah faktor yang penting dalam terjadinya keracunan makanan.
Makanan bisa terkontaminasi oleh organisme berbahaya sesudah dimasak oleh juru
masak dan seringkali secara langsung atau tidak langsung dari makanan mentah.
Tindakan seperti pencucian sayur, pencucian peralatan, perabotan, pisau, penyimpanan
atau pendinginan bahan mentah harus dilakukan di tempat yang terpisah atau ditempat
yang dirancang untuk keperluan itu.
19. Binatang tidak boleh ada dan dipelihara di dalam dapur
20. Bangunan dan fasilitas harus dirancang sehingga mencegah masuknya dan
bersemayamnya pes dan masuknya kontaminan lingkungan seperti asap, debu dll.
21. Harus ada program berlanjut yang efektif dalam pengendalian pes. Ruang
pengolahan dan penyajian makanan dilengkapi dengan alat pembunuh serangga
(electronic flying killers).
22. Begitu pes masuk ke dalam bangunan, tindakan pembasmian harus segara dimulai.
23. Tindakan pengendalian termasuk pembasmian dengan bahan kimia, fisik atau biologik
harus dilakukan dengan supervisi langsung oleh karyawan, yang memiliki pemahaman
mengenai potensi bahaya kesehatan sebagai akibat penggunaan bahan-bahan
pembasmi ini termasuk bahaya yang ditimbulkan akibat adanya residu bahan ini.
Catatan :
Pestisida hanya bisa dipakai jika beberapa tindakan lainnya sudah tidak efektif.
24. Sebelum pestisida dipergunakan, pastikan semua makanan, peralatan dan perabotan
terlindung agar tidak terkontaminasi.
25. Sesudah pemakaian pestisida, peralatan dan perabotan yang terkontaminasi harus
dibersihkan secara sempurna agar residu lenyap sebelum dipergunakan lagi.
26. Pestisida atau bahan kimia lainnya yang bukan untuk makanan yang mungkin
mengandung bahaya kesehatan harus diberi label dengan peringatan mengenai bahaya
keracunannya dan cara penggunaannya.
27. Bahan-bahan itu harus disimpan di lemari terkunci dan hanya dipakai untuk keperluan
itu, dibuang dan dipergunakan hanya oleh orang yang bertanggung jawab dan sudah
terlatih.
28. Tempat makanan atau tempat yang dipergunakan untuk mengolah makanan, jangan
dipakai untuk menakar, mengencerkan, mengaduk atau menyimpan pestisida atau bahan
lainnya. Kecuali untuk keperluan higiene dan pemrosesan, semua bahan yang mungkin
mengkontaminasi makanan tidak boleh dipakai atau disimpan di daerah pengolahan
PT INDO MURO KENCANA
Page 9 of 40 Rev
Nomor Dokumen
STANDAR FOOD SAFETY
makanan.
29. Persiapan jasaboga secara khusus
a. Dapur harus bersih dan sesuai dengan kriteria dapur secara umum.
b. Kompor dan alat pemanggang harus bekerja dengan baik sebagaimana mestinya.
c. Semua saluran ditutup dengan kawat berjeruji.
d. Air dari panci-panci yang menetes harus dibersihkan setiap hari.
e. Air di dalam alat pemanas makanan diganti setiap minggu dan wadahnya dibersihkan
dengan deterjen.
f. Alat penyaring untuk pembuangan udara atau gas dibersihkan setiap hari.
g. Lemari es harus bersih dan berfungsi sebagaimana mestinya.
h. Semua alat peralatan makan, piring dan gelas harus bersih dan tidak ada retak atau
sumbing.
i. Dilakukan perbaikan segera pada peralatan yang membutuhkan perbaikan (seperti
keran air yang bocor, kabel listrik yang tidak bagus dan sebagainya).
j. Semua rak terbuat dari stainless steel dan dalam kondisi yang bagus.
k. Meja dan kursi dalam kondisi yang bagus.
l. Setiap tahap persiapan makanan sesuai dengan syarat pemrosesan makanan yang
tepat.
m. Alat pemadam kebakaran telah dipasang di ruang makan dan dapur.
n. Ada kotak obat P3K di dapur (termasuk kotak obat untuk luka bakar).
o. Semua makanan disiapkan diatas permukaan yang terbuat dari stainless steel.
p. Semua talenan harus bersih dan terbuat dari plastik putih.
A. FASILITAS SANITASI
a. Tempat cuci tangan
1) Tersedia tempat cuci tangan yang terpisah dari tempat cuci peralatan maupun
bahan makanan dilengkapi dengan air mengalir dan sabun, saluran pembuangan
tertutup, bak penampungan air dan alat pengering.
2) Setiap ruang pengolahan makanan harus ada minimal 1 (satu) buah tempat
cuci tangan dengan air mengalir yang diletakkan dekat pintu dan dilengkapi
dengan sabun.
3) Fasilitas cuci tangan, sabun dan pengering yang memadai tersedia di dapur.
4) Tersedia fasilitas cuci tangan yang diletakkan sedemikian rupa setelah pekerja
keluar dari toilet menuju dapur.
5) Fasilitas harus dilengkapi dengan pipa limbah cair yang menuju ke lubang buangan.
6) Peringatan (Pengumuman) harus ditempelkan untuk karyawan yang harus mencuci
PT INDO MURO KENCANA
Page 10 of 40 Rev
Nomor Dokumen
STANDAR FOOD SAFETY
B. PERALATAN
Tempat pencucian peralatan dan bahan makanan
a. Tersedia tempat pencucian peralatan, jika memungkinkan terpisah dari tempat
pencucian bahan pangan.
b. Fasilitas pencucian dari bahan yang kuat, permukaan halus dan mudah dibersihkan
c. Pencucian peralatan harus menggunakan bahan pembersih/deterjen.
d. Pencucian bahan makanan yang tidak dimasak atau dimakan mentah harus dicuci
dengan menggunakan larutan Kalium Permanganat (KMnO4) dengan konsentrasi
0,02% selama 2 menit atau larutan kaporit dengan konsentrasi 70% selama 2 menit
atau dicelupkan ke dalam air mendidih (suhu 80°C - 100°C) selama 1 – 5 detik.
e. Peralatan dan bahan makanan yang telah dibersihkan disimpan dalam tempat
yang terlindung dari pencemaran serangga, tikus dan hewan lainnya.
C. KETENAGAAN
Tenaga/karyawan pengolah makanan
a. Memiliki sertifikat kursus higiene sanitasi makanan.
b. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.
c. Tidak mengidap penyakit menular seperti tipus, kolera, TBC, hepatitis dan lain-lain
atau pembawa kuman (carrier).
d. Setiap karyawan harus memiliki buku pemeriksaan kesehatan yang berlaku.
e. Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan
dengan cara terlindung dari kontak langsung dengan tubuh.
f. Perlindungan kontak langsung dengan makanan dilakukan dengan
PT INDO MURO KENCANA
Page 12 of 40 Rev
Nomor Dokumen
STANDAR FOOD SAFETY
menggunakan alat :
1) Sarung tangan plastik sekali pakai (disposal)
2) Penjepit makanan
3) Sendok garpu
g. Untuk melindungi pencemaran terhadap makanan menggunakan :
1) Celemek/apron
2) Tutup rambut
3) Sepatu kedap air
h. Perilaku selama bekerja/mengelola makanan:
1) Tidak merokok
2) Tidak makan atau mengunyah
3) Tidak memakai perhiasan, kecuali cincin kawin yang tidak berhias (polos)
4) Tidak menggunakan peralatan dan fasilitas yang bukan
untuk keperluannya
5) Selalu mencuci tangan sebelum bekerja, setelah bekerja dan setelah keluar dari
toilet/jamban
6) Selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan benar
7) Selalu memakai pakaian kerja yang bersih yang tidak dipakai di luar tempat jasaboga
8) Tidak banyak berbicara dan selalu menutup mulut pada saat batuk atau bersin
dengan menjauhi makanan atau keluar dari ruangan
9) Tidak menyisir rambut di dekat makanan yang akan dan telah diolah
D. MAKANAN
Makanan yang dikonsumsi harus higienis, sehat dan aman yaitu bebas dari cemaran
fisik, kimia dan bakteri.
a. Cemaran fisik seperti pecahan kaca, kerikil, potongan lidi, rambut, isi staples, dan
sebagainya
Dengan penglihatan secara seksama atau secara kasat mata
b. Cemaran kimia seperti Timah Hitam, Arsenicum, Cadmium, Seng, Tembaga, Pestisida
dan sebagainya
Melalui pemeriksaan laboratorium dan hasil pemeriksaan negatif
c. Cemaran bakteri seperti Eschericia coli (E.coli) dan sebagainya
Melalui pemeriksaan laboratorium dan hasil pemeriksaan menunjukkan angka
kuman E.coli 0 (nol)
PT INDO MURO KENCANA
Page 13 of 40 Rev
Nomor Dokumen
STANDAR FOOD SAFETY
e. Merk / label.
C. PENGENDALIAN MAKANAN
1. Pembelian Bahan Baku
a. Persediaan bahan mentah dan isi harus dipasok secara berkala dan teratur dan jangan
sampai menyimpan bahan secara berlebihan.
b. Bahan baku makanan, khususnya makanan kemasan yang dibeli harus memenuhi
kriteria:
1) Memiliki merk dagang terdaftar di kementerian perdagangan
2) Memiliki sertifikat halal untuk bahan tertentu
3) Memiliki izin / sertifikat dari Dinas / Kementerian Kesehatan
4) Memiliki izin / sertifikat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan
c. Bahan baku yang dibeli memiliki certificate of analysis (COA. Spesifikasi bahan mentah
harus memuat:
1) Nama produk dan nama serta nomor supplier
2) Komposisi dari bahan
3) Pemberitahuan/informasi apakah bahan tersebut termasuk bahan yang dikenal
allergen / tidak
4) Informasi organoleptic / indera (tampilan fisik, aroma, rasa)
5) Informasi berkaitan fisik, kimia dan biologi
6) Informasi terkait penyimpanan / perkapalan
7) Waktu kadaluarsa / expired date
8) Petunjuk penanganan
d. Jika barang yang dibeli tidak memiliki certificate of analysis, penanggung jawab
catering harus menginformasikan ke perusahaan (konsumen) yaitu ke Dokter
Perusahaan / Paramedik, untuk mendapatkan penilaian dan persetujuan bahwa barang
yang di beli dalam kondisi baik.
e. Bahan baku yang dibeli khususnya bahan makanan dalam kemasan harus memiliki
masa kadaluarsa yang panjang
2) jenis tepung dan biji-bijian harus dalam keadaan baik, tidak berubah warna,
tidak bernoda dan tidak berjamur.
3) makanan fermentasi yaitu makanan yang diolah dengan bantuan mikroba seperti
ragi atau cendawan, harus dalam keadaan baik, tercium aroma fermentasi, tidak
berubah warna, aroma, rasa serta tidak bernoda dan tidak berjamur.
b. Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang dipakai harus memenuhi persyaratan sesuai
peraturan yang berlaku.
c. Makanan olahan pabrik yaitu makanan yang dapat langsung dimakan tetapi digunakan
untuk proses pengolahan makanan lebih lanjut yaitu :
1) Makanan dikemas
Mempunyai label dan merk
Terdaftar dan mempunyai nomor daftar
Kemasan tidak rusak/pecah atau kembung
Belum kadaluwarsa
Kemasan digunakan hanya untuk satu kali penggunaan
2) Makanan tidak dikemas
Baru dan segar
Tidak basi, busuk, rusak atau berjamur
Tidak mengandung bahan berbahaya
Daging,
ikan, udang
1) - 5o s/d 0oC -10o s/d –5oC > -10oC
dan
Telor, susu dan
2) olahannya 5o s/d 7o C - 5o s/d 0oC > - 5oC
olahannya
olahannya
Sayur, buah dan
3) minuman 10oC 10oC 10oC
5. Pengolahan Makanan
Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi
makanan jadi/masak atau siap santap, dengan memperhatikan kaidah cara pengolahan
makanan yang baik yaitu:
a. Tempat pengolahan makanan atau dapur harus memenuhi persyaratan teknis
higiene sanitasi untuk mencegah risiko pencemaran terhadap makanan dan dapat
mencegah masuknya lalat, kecoa, tikus dan hewan lainnya.
b. Menu disusun dengan memperhatikan:
1) Pemesanan dari konsumen
2) Ketersediaan bahan, jenis dan jumlahnya
3) Keragaman variasi dari setiap menu
4) Proses dan lama waktu pengolahannya
5) Keahlian dalam mengolah makanan dari menu terkait
c. Pemilihan bahan sortir untuk memisahkan/membuang bagian bahan yang rusak/afkir
dan untuk menjaga mutu dan keawetan makanan serta mengurangi risiko
pencemaran makanan.
d. Persiapan memasak
1) Daging, ayam, ikan dan bahan makanan laut harus di thawing sebelum dimasak
2) Thawing hanya bisa dilakukan dengan beberapa cara berikut ini:
Sebuah lemari pendingin atau lemari khusus untuk thawing yang suhunya
dipelihara sekitar 4°C atau lebih rendah, atau
Air yang mengalir dengan suhu 21°C selama waktu tidak lebih dari 4 jam, atau
Hanya dengan oven microwave komersial
e. Peracikan
1) Peracikan bahan, persiapan bumbu, persiapan pengolahan dan prioritas dalam
memasak harus dilakukan sesuai tahapan dan harus higienis dan semua bahan
yang siap dimasak harus dicuci dengan air mengalir.
2) Proses peracikan harus diselesaikan dalam waktu minimum yang secara praktis
PT INDO MURO KENCANA
Page 23 of 40 Rev
Nomor Dokumen
STANDAR FOOD SAFETY
memungkinkan, dan tidak boleh melebihi 30 menit untuk semua produk yang
didinginkan.
3) Hanya wadah / tempat yang sudah dibersihkan dan didesinfeksi secara baik yang
boleh dipergunakan.
4) Menggunakan wadah yang mempunyai tutup sehingga makanan bebas kontaminasi.
5) Pada kegiatan dapur yang sangat besar dimana peracikan tidak dapat dilaksanakan
dalam waktu 30 menit, peracikan ini harus dilaksanakan dalam tempat terpisah di
mana suhu luar harus 15°C.
f. Peralatan
1) Peralatan yang kontak dengan makanan
Peralatan masak dan peralatan makan harus terbuat dari bahan tara pangan
(food grade) yaitu peralatan yang aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan.
Lapisan permukaan peralatan tidak larut dalam suasana asam/basa atau
garam yang lazim terdapat dalam makanan dan tidak
mengeluarkan bahan berbahaya dan logam berat beracun seperti :
(1) Timah Hitam (Pb)
(2) Arsenikum (As)
(3) Tembaga (Cu)
(4) Seng (Zn)
(5) Cadmium (Cd)
(6) Antimon (Stibium)
(7) dan lain-lain
Talenan terbuat dari bahan selain kayu, kuat dan tidak melepas bahan beracun.
Perlengkapan pengolahan seperti kompor, tabung gas, lampu, kipas angin
harus bersih, kuat dan berfungsi dengan baik, tidak menjadi sumber
pencemaran dan tidak menyebabkan sumber bencana (kecelakaan).
2) Wadah penyimpanan makanan
Wadah yang digunakan harus mempunyai tutup yang dapat menutup sempurna
dan dapat mengeluarkan udara panas dari makanan untuk mencegah
pengembunan (kondensasi).
Terpisah untuk setiap jenis makanan, makanan jadi/masak serta makanan
basah dan kering.
3) Peralatan bersih yang siap pakai tidak boleh dipegang di bagian yang kontak
langsung dengan makanan atau yang menempel di mulut.
4) Kebersihan peralatan harus tidak ada kuman Eschericia coli (E.coli) dan
kuman lainnya.
5) Keadaan peralatan harus utuh, tidak cacat, tidak retak, tidak gompal dan mudah
dibersihkan.
g. Persiapan pengolahan harus dilakukan dengan menyiapkan semua peralatan yang akan
digunakan dan bahan makanan yang akan diolah sesuai urutan prioritas.
h. Pengaturan suhu dan waktu perlu diperhatikan karena setiap bahan makanan
mempunyai waktu kematangan yang berbeda. Suhu pengolahan minimal 900C agar
kuman patogen mati dan tidak boleh terlalu lama agar kandungan zat gizi tidak hilang
akibat penguapan.
PT INDO MURO KENCANA
Page 24 of 40 Rev
Nomor Dokumen
STANDAR FOOD SAFETY
6.
- Makanan yang berbau tajam harus ditutup dalam kantong plastik yang rapat dan
dipisahkan dari makanan lain, jika memungkinkan di dalam lemari yang berbeda atau
letaknya berjauhan.
- Makanan yang disimpan tidak lebih dari 2 atau 3 hari harus sudah dipergunakan.
- Lemari tidak boleh terlalu sering dibuka, maka dianjurkan lemari untuk keperluan sehari-
hari dipisahkan dengan lemari untuk keperluan penyimpanan makanan.
3. Penyimpanan dalam lemari pembeku
- Temperatur freezer kurang dari -18 °C.
- Makanan yang dibekukan / dicairkan agar disimpan di dalam alat yang sudah ditentukan.
- Daging mentah disimpan di tempat yang terpisah dari daging yang sudah matang.
4. Penyimpanan Dalam Gudang Makanan Kering
- Gudang makanan kering harus bersih dan rapi.
- Tidak ada karton-karton yang rusak atau bocor.
- Tidak ada kaleng-kaleng berkarat, penyok, berlubang, rusak atau lewat dari masa tanggal
penyimpanan.
- Sayur-sayuran dan buah-buahan disimpan terpisah dari makanan lainnya.
- Bahan makanan diletakan terpisah dengan bahan kimia.
5. Penyimpanan Makanan Yang Beresiko Tinggi
Makanan berikut ini membutuhkan penanganan yang khusus. Hindari penanganan makanan
berikut ini setelah dimasak
- Semua daging dan unggas yang sudah dimasak atau yang sudah diolah dipisahkan
dengan makanan baru / segar.
- Semua daging yang sudah dimasak termasuk kuahnya (saus) dipisahkan dengan
makanan baru / segar.
- Susu, cream, cream buatan, puding dan bahan-bahan yang terbuat dari susu dipisahkan
dengan makanan baru / segar.
- Telur-telur yang telah dimasak dan sejenisnya, seperti mayonnaise dipisahkan dengan
makanan baru / segar.
- Kerang-kerangan dan makanan laut lainnya dan nasi yang sudah diolah dipisahkan
dengan makanan baru / segar.
6. Makanan jenis daging, ikan, udang dan olahannya :
- Menyimpan sampai 3 hari: -5°C sampai 0°C.
- Penyimpanan 1 minggu: -10°C sampai -5 °C.
- Penyimpanan >1 minggu: dibawah -10 °C.
- Daging yang mentah disiapkan ditempat yang terpisah dari daging yang sudah matang.
7. Ikan & Kerang-kerangan
PT INDO MURO KENCANA
Page 27 of 40 Rev
Nomor Dokumen
STANDAR FOOD SAFETY
8. Administrasi Penyimpanan
Standar administrasi penyimpanan yaitu:
1. Periksa barang yang diterima.
2. Barang yang tidak layak disimpan agar ditolak.
3. Lihat, raba, dengar, mencium dan rasakan.
4. Catat keluar masuk barang.
5. Catat petugas yang mengambil dan menyimpan barang.
6. Periksa kelengkapan dokumen berikut:
a. Penerimaan Barang
- Surat Jalan, Packing List, Delivery Order.
- Daftar Penerimaan Barang.
- Formulir Ketidaksesuaian Barang.
b. Penyimpanan Barang
1) Makanan Beku / Frozen Goods
PT INDO MURO KENCANA
Page 29 of 40 Rev
Nomor Dokumen
STANDAR FOOD SAFETY
deterjen.
- Alat penyaring untuk pembuangan udara atau gas dibersihkan setiap hari.
- Lemari es harus bersih dan berfungsi sebagaimana mestinya.
- Semua alat peralatan makan, piring dan gelas harus bersih dan tidak ada retak atau sumbing.
- Ada sabun tersedia di wastafel untuk mencuci tangan.
- Penerangan di dapur dan ruang makan cukup memadai.
- Dilakukan perbaikan segera pada peralatan yang membutuhkan perbaikan (seperti keran air
yang bocor, kabel listrik yang tidak bagus dan sebagainya).
- Semua rak terbuat dari stainless steel dan dalam kondisi yang bagus.
- Meja dan kursi dalam kondisi yang bagus.
- Setiap tahap persiapan makanan sesuai dengan syarat pemrosesan makanan yang tepat.
- Alat pemadam kebakaran telah dipasang di ruang makan dan dapur.
- Ada kotak obat P3K di dapur (termasuk kotak obat untuk luka bakar).
- Semua makanan disiapkan diatas permukaan yang terbuat dari stainless steel.
- Semua talenan harus bersih dan terbuat dari plastik putih.
2. Microwave Oven
- Masukan jumlah makanan yang akan dicairkan secukupnya karena kita tidak bisa mencairkan
makanan dalam jumlah yang banyak sebab dapat membuat proses pencairan tidak merata,
serta secara umum ukuran microwave adalah kecil.
- Microwave Oven hanya digunakan untuk mencairkan bahan-bahan makanan RTE atau Ready
To Eat seperti roti, croissant, dan sosis serta makanan beku lainnya.
5. Pastikan air yang diisi ke dalam galon tidak keruh dan bau.
6. Pastikan aliran air pengisi galon lancar.
7. Penyaring air harus selalu rutin dibersihkan.
8. Meja tempat pengisian air harus terbuat dari stainless steel.
9. Bersihkan tangki tempat penampungan air / tandon / toren minimal 6 bulan sekali.
10. Ada meja khusus untuk meletakan galon yang sudah terisi air air yang siap untuk
dikonsumsi.
11. Petugas yang ingin mengambil galon yang sudah terisi air tidak boleh masuk ke ruangan
pengisian, tetapi ambil galon yang sudah terisi tersebut di atas meja yang sudah disediakan.
f. Pengawasan dan Pembinaan
Untuk menjaga kualitas air minum yang dikonsumsi karyawan, dilakukan pengawasan kualitas
air minum secara eksternal maupun internal. Kegiatan pengawasan kualitas air minum
sebagaimana dimaksud meliputi:
1. Inspeksi higiene sanitasi dapur dan kantin.
2. Pengambilan sampel air.
3. Monitoring dan analisis hasil pemeriksaan laboratorium dan tindak lanjut.
4. Perusahaan berkewajiban secara rutin minimal 1 (satu) kali sebulan melakukan pemeriksaan
higiene dan sanitasi serta pengujian kualitas air minum pada laboratorium.
1. Seragam
2. Sepatu Safety
3. Sarung Tangan
4. Masker
5. Penutup Kepala
6. Jaket Freezer (jika masuk ke ruang pendingin).
e. Persiapan Bahan Makanan Pada Proses Pencairan Bahan Beku.
1. Seragam
2. Sepatu Safety
3. Penutup Kepala
f. Persiapan Bahan Makanan Pada Proses Pemotongan Ayam, Ikan, dan Daging (Butcher).
1. Seragam
2. Sepatu Safety
3. Penutup Kepala
4. Sarung Tangan Stainless Steel
5. Apron Plastik
g. Persiapan Bahan Makanan Pada Proses Persiapan / Pemotongan Buah, Sayuran, Roti, Bahan
Matang / Daging Masak.
1. Seragam
2. Sepatu Safety
3. Penutup Kepala
4. Apron Plastik
h. Penyajian Makanan.
1. Seragam
2. Penutup Kepala
3. Masker
4. Sarung Tangan Plastik Steril
5. Apron Kain
2. Palet plastik
3. Termometer
c. Penyimpanan Barang Berupa Sayuran dan Buah-buahan.
1. Rak Stainless Steel
2. Palet Plastik
3. Termometer
4. Keranjang Plastik
d. Penyimpanan Barang Berupa Makanan Kering.
1. Rak Stainless Steel
2. Palet Plastik
3. Hygrometer
4. Container Plastik untuk Bumbu-Bumbu (ukuran menyesuaikan kuantiti).
5. Sepatu Safety
e. Bahan Kimia
Pada penyimpanan bahan tidak bergabung dengan gudang bahan makanan.
f. Pengambilan Barang Dari Gudang
1. Troli (jika dibutuhkan).
2. Alat atau wadah untuk membawa barang yang diambil (disesuaikan).
g. Proses Pencairan Bahan Beku
1. Ruang Chiller
- Container thawing plastic.
- Biarkan bahan makanan beku tersebut tetap terbungkus / di dalam kemasan.
2. Air mengalir
- Kontainer plastik.
- Biarkan bahan makanan beku tersebut tetap dalam bungkusan / kemasan.
- Air dingin (bukan air es atau air hangat).
3. Microwave (khusus jumlah yang sedikit).
h. Persiapan Bahan Makanan Pada Proses Pemotongan Ayam, Ikan, dan Daging
1. Tebal talenan adalah 5 cm.
2. Pisau daging.
i. Persiapan Bahan Makanan Pada Proses Persiapan / Pemotongan Buah, Sayuran, Roti,
Bahan Matang / Daging Masak (Pemisahan Cutting Board dan Pisau).
1. Warna Hijau untuk sayuran dan buah-buahan.
2. Warna Biru untuk ikan dan makanan laut.
3. Warna Merah untuk daging mentah.
4. Warna Kuning untuk daging unggas.
PT INDO MURO KENCANA
Page 39 of 40 Rev
Nomor Dokumen
STANDAR FOOD SAFETY
5. DOKUMEN TERKAIT
5.1 Prosedur Higiene Sanitasi Dapur dan Kantin.
5.2 Form CAR (Corrective Action Request).
PT INDO MURO KENCANA
Page 40 of 40 Rev
Nomor Dokumen
STANDAR FOOD SAFETY
7. REFERENSI
7.1 UU RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang Agriculture Canada. Food Safety Enhancement Program -
Implementation Manual. Camelot Drive, Nepean, Ontario, Canada.
7.2 American Meat Institute Foundation. HACCP: The Hazard Analysis and Critical Control Point
System In The Meat and Poultry Industry. 1994. Washington, D.C.
7.3 Bean, N. H. and Griffin, P. M. 1990. “Foodborne Disease Outbreaks in The United States, 1973-
1987: Pathogens, Vehicles, and Trends”. J. Food Protect.
7.4 Corlett, D.A., Jr. and R.F. Steir. 1991. “Risk Assessment Within The HACCP System”. Food Control
2:71-72.
7.5 Council for Agricultural Science and Technology. Risks Associated with Foodborne Pathogens.
February 1993.
7.6 Environmental Protection Agency. 1992. Tolerances for Pesticides in Foods. Title 40, Code of
Federal Regulations, Part 185. U.S. Government Printing Office, Washington, DC.
7.7 National Advisory Committee on Microbiological Criteria for Foods (NACMCF). March 20,1992 -
Hazard Analysis and Critical Control Point System. Int. J. Food Micr. 16: 1-23.
7.8 Stevenson, K. E. ed. 1993. HACCP - Establishing Hazard Analysis Critical Control Point Programs.
A Workshop Manual. The Food Processors Institute. Washington, D.C.
7.9 USDA, 1994. List of Propriety Substances and Nonfood Compounds Authorized for Use Under
USDA Inspection and Grading Programs. USDA, FSIS, Washington, DC.