Anda di halaman 1dari 10

Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Kota Jambi

Keberagaman Budaya Indonesia


Provinsi Sulawesi Utara

KELOMPOK XI
Nama Anggota :

1. Siti Nabilah Khairunnisa


2. Deby Rahmanaya
3. Venny Akmalia Alda
4. Rayza Shalsabila

Guru Pembimbing :

Desi Karlina SPDI


Provinsi Sulawesi Utara
Profil Provinsi Sulawesi Utara

Inilah Profil Provinsi Sulawesi Utara, sebuah daerah yang terletak di paling utara pulau Sulawesi. Sulawesi Utara
merupakan sebuah provinsi yang beribukota Manado. Berdasarkan data hasil sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah
penduduk yang berada di Provinsi Sulawesi Utara berjumlah 2.270.059 jiwa dengan perincian 1.159.903 laki-laki dan
1.110.693 berjenis kelamin perempuan.

Provinsi Sulawesi Utara mempunyai 15 Kabupaten kota yakni Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten
Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Kabupaten Kepulauan Talaud, Kabupaten Minahasa,
Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa Utara, Kota Bitung, Kota Kotamobagu,
Kota Manado dan Kota Tomohon.

Provinsi yang dihuni oleh Suku terbesar yang berasal dari Minahasa terletak di 0º 0? – 6º 0? LU dan 122º 40? – 127º 20? BT,
yang sekarang dipimpin oleh Gubernur DR. Sinyo H. Sarundayang dan Wakil Gubernur DR. Djouhari Kansil, M.Pd.

Sejumlah Gubernur pernah memimpin provinsi yang berbatasan langsung dengan negara Filipina di bagian utara yaitu:
F.J.Tumbelaka (Pj.Gubernur 1964-1965); Soenandar Prijosoedarmo (Pj.Gubernur 1965-1966); Abdullah Amu (Pj.Gubernur
1966 – 1967); H.V. Worang (1967 – 1978); Willy Lasut.G.A (1978-1979); Erman Harirustaman (Pj.Gubernur 1979-1980);
G.H. Mantik (1980-1985); C.J. Rantung (1985-1990); E.E.Mangindaan (1995-2000); Drs. A.J. Sondakh (2000-2005); Ir.
Lucky H. Korah, MSi (Pj. Gubernur 2005) dan Drs.S.H.Sarundajang (2005-2010).

Sementara yang pernah menduduki posisi Wakil Gubernur Sulut yaitu; Drs. Abdullah Mokoginta (1985-1991); A.
Nadjamuddin (1991-1996); J. B. Wenas (Wagub Bidang Pemerintahan dan Kesra, 1997-2000); Prof. Dr. Hi. H. A. Nusi,
DSPA (Wagub Bidang Ekonomi dan Pembangunan, 1998-2000 ), dan Freddy H. Sualang (2000-2005) dan terpilih kembali
untuk periode 2005-2010.

Kelompok 9 Page 1
Rumah Adat Sulawesi Utara

Sulawesi Utara adalah sebuah provinsi yang terletak di paling ujung Pulau Sulawesi. Provinsi yang beribukota di Kota
Manado ini selain dikenal memiliki stok wanita cantik paling banyak di Indonesia, juga diketahui memiliki keragaman
budaya dari suku-suku yang tinggal dan hidup di dalamnya. Ya, penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara sendiri disusun dari
masyarakat dengan suku yang beragam, selain suku Minahasa yang menjadi mayoritas suku penduduknya, terdapat pula
suku-suku lain seperti suku Gorontalo, suku Sangir Talaud, Bolaang Mongondow, bahkan suku Tionghoa. Rumah Adat
Sulawesi Utara Adapun bila kita berbicara mengenai ikon budaya Provinsi Sulawesi Utara, maka yang paling sering diangkat
di kancah nasional adalah budaya suku Minahasa. Termasuk dalam hal ini adalah ketika kita berbicara tentang rumah adat
Sulawesi Utara.bila kita berbicara mengenai ikon budaya Provinsi Sulawesi Utara, maka yang paling sering diangkat di
kancah nasional adalah budaya suku Minahasa. Termasuk dalam hal ini adalah ketika kita berbicara tentang rumah adat
Sulawesi Utara.

Desain bangunan yang telah ditetapkan secara resmi menjadi desain rumah adat Sulawesi Utara adalah desain rumah
Walewangko. Desain ini adalah desain rumah adat bagi penduduk Minahasa. Walewangko atau juga bisa disebut rumah
Pewaris memiliki beberapa keunikan dan ciri khas tersendiri baik dari segei arsitektur, maupun struktur bangunannya. Nah,
di kesempatan ini kami akan mengulas keunikan-keunikan tersebut sebagai referensi bagi Anda. Bila Anda tertarik, silakan
simak pembahasan berikut ini.

1. Arsitektur dan Struktur Rumah Sama seperti kebanyakan rumah tradisional di Sulawesi, rumah adat Walewangko juga
berstruktur panggung dan terbuat dari material yang berasal dari alam. Kayu-kayuan digunakan untuk bagian tiang,
lantai, dinding, dan perlengkapan rumah lainnya. Sementara atapnya menggunakan bahan daun rumbia, meskipun
belakangan bahan dari seng atau genting tanah lebih sering digunakan. Struktur tiang pada rumah adat Sulawesi Utara ini
memungkinkan adanya tangga yang berfungsi sebagai jalan masuk seseorang yang hendak naik ke atas rumah. Terdapat
2 tangga pada rumah adat Minahasa ini, satu terletak di kiri, dan satu lagi terletak di kanan rumah secara simetris. Secara
keseluruhan, desain rumah Walewangko bisa dikatakan sudah seperti desain rumah modern. Sistem sirkulasi udara yang
dimiliki dengan adanya jendela dan ventilasi dalam jumlah banyak memungkinkan rumah adat ini begitu nyaman untuk
dihuni.

2. Fungsi Rumah Adat Selain berfungsi sebagai ikon budaya masyarakat suku Minahasa, rumah adat Sulawesi Utara ini
pada masa silam juga berfungsi sebagai tempat tinggal tetua adat. Untuk menunjang fungsi praktis tersebut, rumah ini
dibagi ke dalam beberapa bagian ruang utama, yaitu yang disebut Lesar, Sekey, dan Pores.

Lesar atau bagian depan adalah ruangan yang digunakan para tetua adat dan kepala suku saat hendak memberikan
wejangan atau maklumat pada para warga. Bagian ini bisa juga disebut teras atau beranda karena tidak dilengkapi dinding
sehinggga dapat pula digunakan sebagai tempat bersantai atau mengobrol sesama anggota keluarga dan tetangga.

Sekey atau serambi depan. Berbeda dengan Lesar yang tanpa dinding, sekey justru dilengkapi dengan dinding tertutup yang
terbuat dari kayu. Letaknya persis berada di depan pintu masuk setelah kita melewati Lesar. Fungsi ruangan ini adalah untuk
menerima tamu, mengadakan musyawarah, atau untuk tempat digelarnya upacara adat. Menilik fungsi tersebut sudah
semestinya kita akan menemukan beragam hiasan dan pajangan etnik suku Minahasa di ruangan ini.

Pores. Ruangan ini adalah ruangan yang akan kita masuki setelah melewati Sekey. Ruangan ini digunakan untuk menerima
kerabat dekat dan tempat bercengkrama bersama keluarga. Pada saat ada hajat atau acara adat, ruangan ini digunakan para

Kelompok 9 Page 2
ibu-ibu untuk berkumpul sementara para pria duduk di ruang Sekey. Ruang ini juga menjadi penghubung langsung dengan
beberapa ruang lainnya seperti dapur di bagian belakang, tempat makan, dan kamar tidur

3. Ciri Khas dan Nilai Filosofi

Terdapat beberapa ciri khas yang dimiliki rumah adat Sulawesi Utara khas suku Minahasa ini yang membedakannya
dengan rumah adat lain dari suku-suku yang ada di Nusantara. Beberapa ciri khas tersebut terletak pada desainnya yang
simetris dari tampak depan, adanya 2 tangga sebagai pintu masuk yang arahnya saling berlawanan, serta adanya pagar
berukir yang mengelilingi ruang serambi depan. Nah, demikianlah yang dapat kami sampaikan tentang rumah adat
Walewangko atau rumah adat Pewaris khas Suku Minahasa di Sulawesi Utara. Semoga ulasan rumah adat Sulawesi Utara
ini bermanfaat

Kelompok 9 Page 3
Pakaian Adat Sulawesi Utara

Sulawesi Utara adalah salah satu provinsi yang masyarakatnya terdiri atas suku dan etnis yang beraneka ragam. Di antara
suku-suku tersebut, ada 4 suku mayoritas yang mendiami daerah ini, di antara suku Gorontalo, suku Bolaang Mangondow,
suku Minahasa, dan suku Sangihe Talaud. Nah, ketika kita membicarakan mengenai kebudayaan di provinsi yang beribukota
di Manado ini, kita tentu tidak bisa hanya membahas salah satu suku saja. Kita harus berbicara secara global mengenai
keempat suku tersebut, begitupun saat kita akan membahas tentang pakaian adat Sulawesi Utara. Pakaian Adat Sulawesi
Utara Berikut ini beberapa pakaian adat Sulawesi Utara dan penjelasannya dari beberapa suku bangsa yang mendiami
wilayah tersebut.
Pakaian Adat Sulawesi Utara Berikut ini beberapa pakaian adat Sulawesi Utara dan penjelasannya dari beberapa suku bangsa
yang mendiami wilayah tersebut

1. Pakaian Adat Gorontalo

Sejak tanggal 22 Desember 2000, Gorontalo telah memisahkan diri dari Provinsi Sulawesi Utara menjadi provinsi sendiri
melalui pemekaran dan otonomi daerah. Oleh karenanya, pembahasan mengenai pakaian adat Gorontalo telah kami pisah
secara lebih lengkap pada artikel berjudul “Pakaian Adat Gorontalo dan Penjelasannya”.

2. Pakaian Adat Bolaang Mangondow

Bolaang Mangondow adalah sebuah etnis suku di Sulawesi Utara yang dulunya pernah membentuk sebuah kerajaan
dengan nama yang sama. Etnis suku ini memiliki kebudayaan yang cukup maju di masa silam. Hal ini dibuktikan oleh
beragam jenis pakaian adat Sulawesi Utara yang dimiliki sesuai dengan peruntukannya

Untuk pakaian yang digunakan sehari-hari, masyarakat suku Bolaang Mongondow menggunakan kulit kayu atau pelepah
nenas yang diambil seratnya. Serat –atau yang disebut oleh orang sana dengan nama “lanut” ini kemudian ditenun
sehingga menjadi kain. Kain inilah yang kemudian dijahit menjadi pakaian sehari-hari. Kendati demikian, saat ini
pakaian keseharian tersebut sudah sangat jarang bahkan tidak bisa lagi ditemukan. Sebagian besar masyarakat telah
,mengikuti perkembangan zaman sehingga lebih sering mengenakan pakaian dari bahan kapas

adapun dalam perhelatan upacara adat, pakaian adat Sulawesi Selatan yang digunakan masyarakat Bolaang Mangondow
diberi nama baniang untuk pria dan salu untuk para wanita. Baniang adalah pakaian dari perpaduan antara destar yang

Kelompok 9 Page 4
diikat di kepala dan pomerus yang diikatkan dipinggang. Sedangkan salu adalah baju dengan kelengkapan kain senket
pelekat sebagai atasan dan bawahan serta hiasan emas untuk bagian dada yang disebut hamunse

3. Pakaian Adat Minahasa

Suku Minahasa menghuni daerah di sekitar semenanjung Sulawesi Utara. Suku ini disebut memiliki peradaban yang
lebih maju dibanding suku Bolaang Mongondow di masa silam. Hal ini dibuktikan dengan pengetahuan dan
keterampilan mereka dalam memintal kapas untuk menghasilkan kain yang lebih nyaman digunakan untuk kegiatan
sehari-hari. Pakaian tersebut bernama bajang

Untuk upacara adat, masyarakat Minahasa umumnya mengenakan pakaian adat Sulawesi Utara yang lebih modern.
Kemeja dengan bawahan sarung, serta dilengkapi dengan dasi dan destar penutup kepala berbentuk segitiga adalah
pilihan utama. Sementara pada wanita cenderung lebih sering menggunakan kebaya dan bawahan kain dengan warna
yang sama (yapon), serta hiasan pernik perhiasan lain yang diselipkan di sanggulan rambut, leher, lengan dan telinga

4. Pakaian Adat Sangihe dan Talaud

Pakaian adat Sulawesi Utara dari suku Sangihe Talaud adalah pakaian yang umumnya hanya dikenakan pada saat
upacara Tulude. Pakaian ini dibuat dari bahan serat kofo atau sejenis tanaman pisang dengan serat batang yang kuat.
Serat ini dipintal, ditenun, dan dijahit menjadi selembar pakaian yang disebut pakaian laku tepu

Laku tepu adalah pakaian dengan baju lengan panjang dan untaiannya sampai tumit. Pakaian ini dikenakan bersama
perlengkapan lain yaitu popehe (ikat pinggang), paporong (penutup kepala), bandang (selendang di bahu), dan kahiwu
(rok rumbai). Pakaian dan perlengkapan ini digunakan baik oleh wanita maupun para pria dengan warna dasar kuning,
merah, hijau, atau warna cerah lainnya.

Kelompok 9 Page 5
Senjata Tradisional Sulawesi Utara

Pedang Bara Sangihe

Senjata tradisional merupakan sebuah produk budaya yang digunakan oleh masyarakat untuk melindungi diri dari serangan
musuh, berladang ataupun berburu. Selain itu, senjata bisa menjadi identitas dari sekelompok masyarakat yang
menggunakannya.

Saat ini, seiring berkembangnya jaman senjata-senjata tradisional ini sudah jarang sekali digunakan. Mungkin hanya suku-
suku pedalaman saja yang masih menggunakannya. Sahabat GWI Indonesia Banget, mari kita simak beberapa senjata
tradisional yang ada di Sulawesi Utara

Pedang Bara Sangihe

Sabel termasuk jenis peda (sejenis Parang) dengan ukuran lebih panjang, yaitu 1-1,5m. Hulunya juga bercabang dua dan
dipakai untuk perang

Jenis Sabel yang terkenal yaitu Pedang bara Sangihe, memiliki gagang dua cabang. Tidak hanya pada gagang, pada ujung
pedang bara juga memiliki dua cabang yang diantara dua cabang tersebut terdapat gerigi-gerigi. Pedang bara Sangihe menjadi
salah satu senjata tradisional kebanggaan Pedang Bara Sangihe dahulu dikenal sebagai salah satu senjata yang digunakan
oleh salah satu Pahlawan Sulawesi Utara bernama Hengkeng U Nang. Sejak kecil Hengkeng U Nang diketahui rajin
mengasah keahliannya bergulat dan juga ketangkasannya dalam bermain pedang bara.

Peda (sejenis Parang)

Peda dan parang dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan, seperti untuk bertani atau menyadap enau. Pedan ini
bentuknya pendek dengan ukurun 50 cm, terbuat dari besi. Hulunya terbuat dari kayu yang keras dan ujungnya bercabang
dua.

Perisai

Perisai sebagai penangkis terbuat dari kayu, diberi ukiran dengan motif motif binatang atau daun daun .

Kelompok 9 Page 6
Makanan Khas Sulawesi Utara

Sulawesi Utara menjadi salah satu destinasi wisata kuliner di Indonesia yang wajib untuk dikunjungi. Bahkan
beberapa makanan khas Sulawesi Utara, mungkin tidak akan anda temui di daerah lain seperti paniki (kelelawar), kawok
(tikus hutan), tinutuan (bubur manado) dan masih banyak lagi makanan-makanan khas dari Sulawesi Utara. Berikut ini
beberapa makanan khas Sulawesi Utara yang wajib anda coba jika anda berada di Sulawesi Utara

Tinutuan atau yang lebih dikenal dengan bubur manado merupakan makanan khas yang berasal dari daerah nyiur melambai.
Selain tinutuan atau bubur manado, didaerah ini juga anda dapat menemukan makanan khas yang jarang anda temui didaerah
lain seperti RW (Daging Anjing), Paniki (Kelelawar), daging ular, Tikus hutan, Babi Hutan dan berbagai makanan khas
lainnya seperti ikan woku blanga dan ikan cakalang fufu

1. Tinutuan (Bubur Manado). Tinutuan atau dikenal juga dengan sebutan Bubur Manado merupakan makanan khas
Sulawesi Utara yang paling terkenal. Di hampir semua tempat anda bisa menemukan kuliner yang satu ini. Bahkan
di pusat-pusat keramaian terdapat lokasi yang dikhususkan untuk menjual tinutuan. Pasalnya, tinutuan telah
menjadi bagian dari tradisi masak-memasak di daerah nyiur melambai. Apa bila anda sedang mengunjungi
berbagai tempat wisata di Manado dan ingin menikmati lezatnya bubur Manado, maka anda dapat berkunjung ke
jalan Wakeke yang merupakan pusat penjualan tinutuan
2. Klapatart. Kue yang juga sering ditulis Klappertaart ini merupakan makanan khas Sulawesi Utara. Klapatart
yang dipengaruhi bahasa Belanda ini merupakan modifikasi dan perpaduan cita rasa barat dan bahan tradisional di
Bumi Nyiur Melambai yakni kelapa. Kuel klapatart ini menjadi suguhan wajib di setiap perayaan-perayaan besar
di Sulut. Saat ini Klapatart juga menjadi ole-ole khas dari Manado bahkan tidak jarang wisatawan domestik dan
mancanegara menjadikan kue ini sebagai hadiah.
3. Saut. Saut merupakan sayuran yang berasal dari batang pisang muda (batang paling dalam setelah pelepahnya
dikeluarkan) dan diiris kecil-kecil kemudian dibumbui. Saut sering menjadi makanan khas setiap kali pesta
pernikanan di gelar di Minahasa.
4. Nasi jaha. Nasi jaha adalah merupakan salah satu makanan khas Sulawesi Utara yang berbahan dasar beras ketan
dan santan, yang dibakar setelah sebelumnya diisi kedalam batang bambu berlapis daun pisang kemudian dibakar.
Nasi jaha merupakan ole-ole wajib selain dodol setiap perayaan pengucapan syukur.
5. Tinoransak. Tinoransak merupakan makanan tradisional dengan bahan utama berupa daging babi. Cara
pembuatannya yaitu daging babi, darah babi dan sayuran pendukung kemudian dimasukkan kedalam bambu
kemudian dibakar seperti proses pembuatan nasi jaha.
6. Kawok (tikus). Kawok atau tikus merupakan makanan yang cukup di gemari masyarakat Sulawesi Utara. Namun
tidak semua tikus dapat diolah menjadi masakan yang memanjakan lidah. Tikus yang diolah menjadi masakah
adalah tikus yang ditangkap dari hutan apa terlebih yang mempunyai ekor berwarna putih. Sebelum dimasak, tikus

Kelompok 9 Page 7
terlebih dahulu dibersihkan dengan cara dibakar dan dikeluarkan sebagian isi perutnya kemudian barulah diolah.
Oleh wisatawan lokal maupun mancanegara, makanan khas Sulawesi Utara ini dikategorikan sebagai salah satu
kuliner ekstrim
7. Paniki (kelelawar). Paniki merupakan salah satu makanan khas Sulawesi Utara. Sebelum diolah menjadi masakan,
biasanya kelelawar terlebih dahulu dibakar untuk menghilangkan bulu-bulu halusnya, kemudian dimasak dengan
bumbu santan. Menyantap paniki merupakan sebuah kenikmatan yang berbeda apa terlebih saat menyantap
sayapnya.
8. RW (daging ajing). RW seolah-olah telah menjadi makanan wajib setiap kali pesta pernikahan dibuat di Sulawesi
Utara terlebih di tanah Minahasa. Jenis makanan ini bahan dasarnya adalah anjing yang dimasak dengan cara khas
Manado yakni dimasak bersama – sama dengan rica. Hal ini dilakuakan agar supaya ciri khasnya yang pedas akan
terasa dan lebih nikmat dan enak untuk disantap.
9. Mujiar Bakar dan Woku telah menjadi salah satu ikon kuliner di Manado dan Sulawesi Utara umumnya. Tak
lengkap rasanya, jika para wisatawan belum mencicipi olahan ikan mujair dengan resep bumbu khusus Manado.
Selain Mujair Bakar dan Woku, sebenarnya mujair juga bisa disajikan dalam bentuk gorengan.
10. Cakalang Fufu dan Woku telah menjadi makanan khas Sulawesi Utara sejak lama. Ikan Cakalang sejatinya, bisa
disajikan dalam berbagai bentuk hidangan seperti gorengan, woku dan kuah. Namun di Sulawesi Utara, salah satu
ciri khas menu andalan adalah Cakalang Fufu. Cakangan Fufu yang merupakan olahan yang dibumbui, diasap dan
dijepit dengan kerangka bambu, ini bisa disajikan juga dalam bentuk woku dan gorengan. Kata fufu sendiri berasal
dari bahasa Manado yang artinya asap.
11. Pangi. Pangi merupakah salah satu makanan khas Sulawesi Utara yang sering dijumpai saat pesta pernikahan
berlangsung. Proses pembuatan pangi yaitu daun pangi diiris halus kemudian dicampur dengan berbagai bumbu
daun lemon, bawang merah, dan berbagai bumbu lainnya, dimasukkan kedalam bambu kemudian dibakar
12. Payangka. Menu Ikan Payangka atau disebut juga Betutu (Marbel Goby) termasuk kategori makanan khas
Sulawesi Utara. Pasalnya, Payangka hanya bisa ditemukan di Danau Tondano. Bahkan Ikan Payangka ini pernah
diminta oleh Kaisar Jepang untuk diteliti. Ikan yang hidup di dasar air Danau Tondano ini sangat enak jika
digoreng. Keistimewaan lainnya selain gurih, rasanya manis. Selain itu Payangka juga terasa sedap dicicipi saat
diolah dengan bumbu Woku. Bumbunya sama dengan Mujair Woku. Untuk menemukan menu ikan payangka anda
bisa datang ke Tondano.
13. Sate kolombi. Sate kolombi merupakan salah satu makanan khas Sulawesi Utara yang berasal dari daging kolombi
dan memiliki cita rasa yang pedas karena karena memang disesuaikan dengan selera kebanyakan masyarakat yang
ada di Sulawesi Utara yang gemar dengan masakan pedas. Untuk menemukan sate kolombi anda bisa mendatangi
kawasan boulevard Tondano yang terkenal akan pusat penjualan sate kolombi.
14. Mie cakalang. Selain tinutuan (bubur manado), makanan khas Sulawesi Utara yang tak kalah nikmat untuk
disantap pagi hari adalah mie cakalang. Saking nikmatnya mie cakalang, salah satu produsen mie instan (indofood)
telah membuat mie cakalang dalam daftar makanan mie instan yang mereka produksi.
15. Rica rodo. Satu lagi makanan khas Sulawesi Utara yang cukup pedas namun tak kalah nikmat yaitu rica rodo yang
berbahan dasar terong. Rica rodo dibuat dengan berbagai bahan seperti terong, jagung, kacang panjang, cabe rawit
dan berbagai bahan lainnya kemudian dimasak dengan cara ditumis.

Itulah beberapa makanan khas Sulawesi Utara yang dapat memanjakan lidah para pecinta kuliner. Apabila anda sedang
mengunjungi tempat wisata di Manado seperti Taman Laut Bunaken yang begitu mempesona, ada baiknya anda juga
mencoba berbagai makanan khas Sulawesi Utara yang telah saya sebutkan diatas. Memang harus diakui bahwa pada
umumnya makanan khas Sulawesi Utara memiliki rasa yang agak pedas sesuai dengan tipikal orang Sulawesi Utara yang
gemar dengan masakan yang pedas. Tertarik mencoba berbagai makanan khas Sulawesi Utara yang saya sebutkan diatas?

Kelompok 9 Page 8
Kumpulan Lirik Lagu Daerah Sulawesi Utara

Pada artikel kali ini, kita akan mengenal lagu dan lirik lagu daerah Sulawesi Utara tersebut. Semoga bisa menjadi referensi
dan memperkaya pengetahuan Sobat tradisi pada lagu-lagu daerah Indonesia.

1. Esa Mokan

Esa mokan genangku wia niko


Tea mo ma dua dua genang e karia
Mengale ngale uman wia si Opo Wailan
Pakatuan pakalawiden kita nu waya
Mengale ngale uman wia si Opo Wailan
Pakatuan pakalawiden kita nu waya

2. O Ina Ni Keke

o ina ni keke, mangewi sako


mangewang kiwenang, tumeles ba leko
o ina ni keke, mangewi sako
mangewang kiwenang, tumeles ba leko

we ane, we ane, we ane toyo


daimo siapa kota rema kiwe
we ane, we ane, we ane toyo
daimo siapa kota rema kiwe

3. Si Patokaan

Sayang sayang si patokaan


Matego tego gorokan sayang
Sayang sayang si patokaan
Matego tego gorokan sayang

Sako mangemo nan tanah jauh


Mangemo melei leklako sayang
Sako mangemo nan tanah jauh
Mangemo melei leklako sayang

4. Sitara Tillo

Au sijara jiri nasohea maridi sahali au maridi dapat au pirami


bibi hei bibi hei
bibi hei bibi hei
Tillo tillo sitara tillo tillo sitara
tillo tillo sitara tillo tillo
Au si jara jiri nasohea maridi sahali au maridi dapot au pirami
bibi Hei
Tillo tillo sitara tillo tillo sitara
tillo tillo sitara tillo tillo

Au si tangkal tabu nasohea madabu sahali madabu tuabingan nina


marbaju hei baju hei
baju hei baju hei
Tillo tillo sitara tillo tillo sitara
tillo tillo sitara tillo tillo
La la la la la la la la la la la
la la la La la la la la la la la
la la la la la La la la la la la
la la la la la la la laaaaaaa

Kelompok 9 Page 9

Anda mungkin juga menyukai