Semua program manajemen ini bertujuan sebagai upaya perlindungan yang perlu
diberikan pada pasien atau petugas.
B. LatarBelakang
Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayann kesehatan yang
diperlukan untuk menuju upaya peningkaytan kesehatan pencegahan dan pengobatan penyakit
serta pemeliharaan kesehatan.
Manajemen risiko (risk management) adalah keseluruhan proses mengenai identifikasi
bahaya (hazards identification), penilaian risiko (risk assessment), dan menentukan
pengendaliannya (risk control), atau disingkat HIRARC. HIRARC merupakan elemen pokok dalam
system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang berkaitan langsung dengan
upaya pencegahan dan pengendalian bahaya. HIRARC harus dilakukan di seluruh aktivitas
organisasi untuk menentukan kegiatan organisasi yang mengandung potensi bahaya dan
menimbulkan dampak serius terhadap K3.
Mengelola risiko harus dilakukan secara komprehensif melalui pendekatan manajemen
risiko sebagaimana terlihat dalam Risk Management Standard AS/NZS 4360, yang meliputi :
Penentuan konteks, Identifikasi risikoc. Analisa risikod. Evaluasi risikoe. Pengendalian
risikof. Komunikasi. Pemantauan dan tinjauan ulang
Langkah awal mengembangkan manajemen risiko adalah menentukan konteks yang
diperlukan karena manajemen risiko sangat luas dan bermacam aplikasinya. Penentuan konteks
ini diselaraskan dengan visi dan misi organisasi serta sasaran yang ingin dicapai. Lebih lanjut
ditetapkan pula kriteria risiko yang sesuai bagi organisasi. Setelah menetapkan konteks
manajemen risiko, langkah berikutnya adalah melakukan identifikasi bahaya, analisa, dan
evaluasi risiko serta menentukan langkah atau strategi pengendaliannya
Sejalan dengan konsep manajemen risiko, OHSAS 18001 mensyaratkan organisasi
melakukan pengendalian risiko sesuai hasil identifikasi bahaya dan penilaian risiko yang telah
dilakukan.
Pengendalian risiko dilakukan terhadap seluruh bahaya yang ditemukan dalam proses
identifikasi bahaya dan mempertimbangkan peringkat risiko untuk menentukan prioritas dan
cara pengendaliannya.
1
C. Pengertian
Suatu proses yang logis dan sistematis dalam mengidentifikasi,menganalisa,
mengevaluasi, mengendalikan, mengawasi, danmengkomunikasikan risiko yang berhubungan
dengan segala aktivitas,fungsi atau proses dengan tujuan mampu meminimasi kerugian
D. Tujuan
Tujuan Umum :
Meningkatkanmutulayanan Rs Amal sehat Wonogiri meliputimanajemenresiko, Clinical
Govermance, KesehatandanKeselamatanKerja.Manajemen risiko ini membantu dalam
mengidentifikasi risiko sejak awal dan membantu membuat keputusan untuk mengatasi risiko
tersebut
Tujuan khusus :
1. Mencegah dan menanggulangi kejadian yang berisiko yang belum terjadi atau kelak akan
terjadi penularan
2. Meminimalkan kejadian berisiko tinggi di laboratorium
3. Memiliki pengetahuan tentangpenanggulangan risiko di laboratorium
4. Melinduangipetugaskesehatandanmasyarakatdaripenularanpenyakitmenular( Emerging
Infectious Disea
1. Melakukan identifikasi
pasien
2. Menulis identitas pada
sampel ( Nama,tgl Lahir
Kesalahan identitas
1 Pengambilan Sampel ,no RM )
pada sampel
3. Mencocokkan kembali
identitas yang ada di
sampel dengan yang ada
di blangko pemeriksaan
1. Bilas dengan air
Tertusuk Jarum/ mengalir selama 5
2 terkena paparan cairan menit,tidak
tubuh dianjurkan ditekan
2. Lapor ke ka ruangan
2
3. Lapor ke PPI
4. Petugas yang
terpajan melakukan
pemeriksaan darah
HbsAg,Anti HCV dan
anti HIV
5. Lapor DPJP
1. Dokter pengirim
melakukan penulisan
klinis yang lengkap di
blangko pemeriksaan
laborat, termasuk yang
Terpapar penyakit
klinis pasien menular
2 Tertular penyakit menular dari pasien
(TB/HIV)
(TB/HIV dll)
2. Mangunakan APD yang
sesuai jika di teui klinis
pasien menular.
3. Menyediakan APD yang
cukup.
1. Merapikan kabel-kabel
listrik.
2. Menyediakan stavol arus
listrik.
Arus listrik tegangan
3 Tersengat listrik 3. Menyediakan
tinggi
voltase/indikator arus
listrik yang masuk jika
ada penurunan
tegangan.
1. Melapas alas kaki jka
4 Terjatuh dari rak Rak arsip mengambil arsip di rak.
2.
E. Kegiatan Pokok
1. Sampling dan validasi hasil pemeriksaan
2. Penggunaan APD oleh petugas laboratorium
3. Pengurangan risiko Infeksi
4. Orientasi pada staf
3
F. Cara Pelaksanaan
A. Sampling dan validasi hasil pemeriksaan
Sampling dan identifikasai
Ekspertise hasil
B. Penggunaan APD danKewaspadaanair-borne disease.
Identifikasikebutuhan APD
Pengadaan APD
Evaluasi monitoring pemakaian APD
Penyediaan masker di unit untukkewaspadaanair-borne disease.
Pembuatanpemasangan Poster EtikaBatuk.
C. Pendidikandanpelatihan staff
Pelatihan staf laboratorium
D. Penguranganrisikoinfeksi
Pemeriksaankesehatankaryawanberkaladanpemeriksaankesehatankhusus,
sertapemberianvaksinasipadapetugas yang beresiko.
Evaluasi audit kepatuhan pembuangan sampah/limbah di laboratorium.
Kepatuhan cuci tangan.
F. Sasaran
1. Tidak adanya kesalahan, kegagalan sampling serta input data
2. Lebih dari 75 % petugas memakai APD dengan benar
3. Alat instrumen bebas dari paparan bakteri/kuman
4. Petugas terbebas dari tertusuk jarum/benda tajam yang terkontaminasi
selesai 1. KEGIATAN
Evaluasi tindak lanjut 1. Merekap data surveilans
H. JADWAL PELAKSANAAN bulanan.
2. Pelaporan kepada
Terlampir Direktur 2. Melaporkan kepada QA
3. Menganalisa
4
I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi pelaksanaan kegiatanakan dilakukan setiap satu bulan sekali. Dilaporkan kepada
tim Mutu
5
Lampiran
Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4
PROGRAM KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sampling dan V V V V V V V V V V V V
validasi hasil
pemeriksaan
Tertusuk jarum V V V V V V V V V V V V
Penggunaan APD Identifikasi kebutuhan APD V V V V V V V V V V V V
dan Kewaspadaan
air-borne disease
Pengadaan APD V V V V V V V V V V V V
6
Kewaspadaan air-borne disease. V V V V V V V V V V V V
Pendidikan dan V V V V V V V V V V V V
pelatihan staff
Evaluasikepatuhancucitangan V V V V V V V V V V V V
7
PROGRAM MANAJEMEN RISIKO
INSTALASI LABORATORIUM
TAHUN 2018