Anda di halaman 1dari 4

PENGENDALIAN KLB RS

Revisi Halaman
No. Dokumen 01 1/1
../PPI/SPO/VIII/2018
Ditetapkan :
Tanggal Terbit
SPO 01/ 08/ 2018
dr. Hadiyani Nugraha
Direktur RS BBH

PENGERTIAN : 1. Kejadian luar biasa (KLB) adalah terjadinya peningkatan


jumlah penderita penyakit tertentu atau kematian yang
disebabkan oleh penyakit tertentu di suatu tempat tertentu
sebesar dua kali atau lebih dibandingkan dengan kurun waktu
sebelumnya atau sebelumnya tidak ada kasus-kasus tersebut
berhubungan secara epidemologis.
2. Surveilans infeksi rumah sakit adalah suatu kegiatan
pengamatan yang sistematis, aktif dan terus menerus terhadap
kejadian dan penyebaran penyakit pada suatu populasi serta
kejadian/peristiwa yang mempengaruhi resiko terjadinya
penyakit tersebut.
3. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (Tim
PPIRS), terdiri dari anggota multi disiplin di rumah sakit yang
bertanggung jawab penuh terhadap pencegahan dan
pengendalian infeksi rumah sakit.
TUJUAN : 1. Mengurangi resiko terjadinya KLB infeksi rumah sakit pada
pasien yang dirawat, petugas dan pengunjung RS.
2. Mengidentifikasi secara dini terjadinya KLB infeksi rumah
sakit.
3. Tatalaksana apabila terjadi KLB infeksi rumah sakit.
4. Melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut pola kuman yang ada
di RS
5. Menjamin mutu pelayanan rumah sakit
KEBIJAKAN : 1. SK Kepala RS No.....
2. Setiap petugas harus memakai alat pelindung diri sesuai dengan
kewaspadaan isolasi.
3. Ruangan yang terjadi KLB harus didesinfeksi dan pasiennya
harus diisolasi.
4. Selama terjadi KLB Petugas Ruangan/Unit terkait, Kepala
Ruangan/Tim pelaksana Ruangan tetap berkoordinasi secara
intensif kepada Tim Pencegahan dan Pengendali Infeksi Rumah
Sakit (PPIRS).
PROSEDUR : A. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
(PPIRS)
1. Menerima laporan dari IPCN/Ruangan bahwa telah
terjadi dugaan KLB di ruangan.
2. Menginvestigasi lapangan untuk memastikan KLB.
3. Melaporkan kejadian tersebut kepada Ka Tim PPIRS,
tembusan Manajer Medik dan ruangan yang
bersangkutan.
Mengadakan rapat khusus untuk mengevaluasi KLB dan
berkoordinasi dengan Unit / unit / bagian yang terkait.
Apabila diperlukan mengusulkan kepada Ka Tim PPIRS
untuk mengisolasi ruangan atau mengisolasi pasien
bersangkutan yang dianggap tercemar infeksi

B. Infection Prevention Control Nurse (IPCN)


1. Mengidentifikasi secara dini adanya KLB di ruangan
2. Melaporkan ke PPIRS.
3. Berkoordinasi dengan Panitia Infeksi Rumah Sakit dan
Unit/ruangan yang bersangkutan dalam hal tatalaksana
KLB.
4. Melakukan pemantauan secara khusus dan berkala agar
tidak terjadi KLB berulang.

C. Perawat ruangan
Melaksanakan tindakan untuk mencegah infeksi rumah sakit
dengan cara :
1. Melakukan isolasi terhadap pasien.
a. bila pasien dirawat bersama penderita lain, maka
dipindahkan ke kamar isolasi.
b. bila pasien dalam kamar 2 orang, maka yang sehat
dipindahkan dan kamar tersebut menjadi kamar
isolasi.
c. bila pasien sendiri, kamar berubah menjadi isolasi.
2. Mengambil bahan dari berbagai lokasi tersangka sumber
infeksi untuk dibiakkan dan antibiogram sampai
ditemukan sumber infeksi dan mengirim ke Unit
Patologi klinik.
3. Memasang label biru di tempat penampungan bahan
pemeriksaan laboratorium pasien penyakit menular
disertai tulisan : AWAS BAHAN MENULAR.
4. Memisahkan linen yang dipakai pasien dalam kantong
plastik dengan tanda/label tertentu (merah), dan
mengirim ke Laundry RS dengan menggunakan troly
linen kotor.
5. Mengumpulkan semua kotoran dari pasien, tinja/urine
dan membuang sesuai prosedur biasa.
6. Memisahkan semua alat bekas pakai yang habis pakai
seperti kassa, dll, kedalam wadah sampah medis yang
berlapiskan kantong kuning dan mengirim ke
incenerator RS untuk segera dimusnahkan.
7. Semua alat bekas pakai yang tidak habis pakai
dimasukkan ke dalam kantong terpisah untuk dibawa
dengan trolly tersendiri untuk dicuci, di desinfeksi dan
disterilkan di TSSU (Sterilisasi).
Selama pelaksanaan prosedur tetap berprinsip pada kaidah-
kaidah kewaspadaan standar.

D. Infection Prevention Control Link Nurse (IPCLN) / Tim


pelaksana Ruangan.
1. Mencatat setiap kejadian infeksi nosokomial di
ruangan sesuai prosedur “Pelaksanaan Surveillans
Infeksi nosokomial”.
2. Mencatat data tambahan yang dibutuhkan untuk
investigasi KLB antara lain :
a. Sumber penularan
b. Cara penularan
c. Aspek lain yang diperlukan untuk
penanggulangan atau memutuskan rantai
penularan
3. Melaksanakan ronde bersama IPCN untuk mencari
adanya indikasi sumber infeksi.
4. Berkoordinasi dengan seluruh personil di Unit kerjanya
untuk memberikan klarifikasi-klarifikasi perihal yang
terkait dengan KLB pelaksanaan SOP secara benar
5. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi, mengadakan
upaya peningkatan pengendalian infeksi nosokomial.
6. Tetap berkoordinasi secara intensif kepada Tim PPIRS
UNIT TERKAIT : 1. Kepala RSBBH beserta staff
2. Komite Medik
3. Unit Rawat Jalan
4. Unit Rawat Inap
5. Unit Gawat Darurat
6. Unit Kamar Operasi
7. Unit Anestesi
8. Unit Farmasi
9. Unit Patologi Klinik
10. Unit Gizi
11. Unit Logistik
12. Unit Penunjang Medik
13. Unit Tehnik

Anda mungkin juga menyukai