3836 10751 1 SM PDF
3836 10751 1 SM PDF
Kushariyadi*
Darungan, Kec. Tanggul, Kab. Jember, kode pos 68155 Jawa Timur
Email: kushariadi@gmail.com
Blog: kushariadi.blogspot.com
ABSTRAK
Pendahuluan: Lansia secara fisiologis mengalami penurunan reversible pada fungsi kognitif (memori) disebabkan proses
penuaan dan perubahan degeneratif progresif. Stimulasi memori tidak dikembangkan untuk remaja dan dewasa, namun
penggunaan terhadap peningkatan memori lansia perlu penjelasan. Penelitian ini bertujuan meningkatkan memori lansia
dengan promosi perawatan daya ingat. Metodologi: Jenis penelitian ini eksperimen semu dengan two group pre-post treatment
design. Besar sampel kelompok perlakuan dan kontrol 30 lansia, diambil dengan teknik simple random sampling. Penelitian
bertempat di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto pada April 2013. Instrumen menggunakan modul promosi perawatan daya
ingat dan kuesioner fungsi kognitif. Data yang terkumpul diuji dengan wilcoxon sign rank test (α < 0,05) dan mann whitney
test (α < 0,05). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan tingkat kemampuan orientasi (p < 0,003), tidak ada
perbedaan tingkat kemampuan registrasi (p < 1,000), ada perbedaan tingkat kemampuan perhatian dan kalkulasi (p < 0,039),
ada perbedaan tingkat kemampuan mengingat kembali (p < 0,046), ada perbedaan tingkat kemampuan bahasa (ρ < 0,035),
ada perbedaan fungsi kognitif (memori) (p < 0,001), ada perbedaan fungsi kognitif (memori) kelompok perlakuan dan
kontrol (p < 0,002). Diskusi: Promosi perawatan daya ingat menggunakan teori hubungan terapeutik perawat-pasien dan
teori konsekuensi fungsional secara signifikan meningkatkan memori lansia. Penggunaan promosi perawatan daya ingat
pada lansia memerlukan kerja sama dan partisipasi aktif semua pihak.
ABSTRACT
Introduction: Physiologically elderly experience irreversible decline in cognitive function due to the aging process
and progressive degenerative changes. Memory care promotion can be used in adolescents and adults, however,
its use in elderly still need explanation. The research was aimed to improve the memory of elderly using memory
care promotion. Method: Type of research was quasy-experimental, two group pre-post treatment design. Sample
size were 30 respondents. taken using simple random sampling technique. The research took place in nursing
homes Mojopahit Mojokerto in April 2013. The instruments used were memory care promotion module and
cognitive function questionairre. Wilcoxon signed rank test and mann whitney test were used to analyze the data
with a significance level of α < 0.05. Result: The result showed there were differences in orientation levels (p <
0.003), no difference in registration levels (p < 1.000), differences in attention and calculation levels (p < 0.039),
differences in recall levels (p < 0.046), differences in language levels (p < 0.035), differences in the cognitive function (p
< 0.001), and differences in the cognitive function between treatment group and the control group (p < 0.002). Discussion:
Memory care promotion using the theory of therapeutic nurse-patient relationship and functional consequences theory can
significantly improve elderly memory. The use of memory care promotion needs the cooperation and active participation
of all parties.
317
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 Oktober 2013: 317–329
318
Promosi Perawatan Daya Ingat (Stimulasi Memori) (Kushariyadi)
319
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 Oktober 2013: 317–329
Tabel 1. Perbedaan tingkat kemampuan kelompok perlakuan dan kontrol di panti werdha mojopahit,
Mojokerto
Tabel 2. Perbedaan status fungsi kognitif (memori) kelompok perlakuan dan kontrol di panti werdha
mojopahit, Mojokerto, 2013
nilai signifikan p = 1,000 maka tidak ada dan sesudah pemberian promosi perawatan
perbedaan tingkat kemampuan registrasi lansia daya ingat (stimulasi memori) terjadi pada
yang bermakna antara sebelum dan sesudah kelompok perlakuan (p = 0,046), sedangkan
pemberian promosi perawatan daya ingat pada kelompok kontrol (p= 0,317) yang berarti
(stimulasi memori). Hasil uji Wilcoxon signed tidak ada perbedaan tingkat kemampuan
rank test kelompok perlakuan didapatkan nilai mengingat kembali. Tingkat kemampuan
signifikan p = 0,039 maka ada perbedaan bahasa pada lansia dalam kelompok perlakuan
tingkat kemampuan perhatian dan kalkulasi mengalami peningkatan setelah diberikan
lansia yang bermakna antara sebelum dan intervensi promosi perawatan daya ingat
sesudah pemberian promosi perawatan daya (p = 0,035) dan tidak ada perbedaan tingkat
ingat (stimulasi memori). Kelompok kontrol kemampuan bahasa lansia pada kelompok
didapatkan nilai signifi kan p = 0,102 maka kontrol (p = 0,564).
tidak ada perbedaan tingkat kemampuan Hasil uji Wilcoxon signed rank test
perhatian dan kalkulasi lansia yang bermakna kelompok perlakuan didapatkan nilai signifikan
antara sebelum dan sesudah pemberian promosi p = 0,001 maka ada perbedaan status fungsi
perawatan daya ingat (stimulasi memori). kognitif (memori) lansia yang bermakna
Perbedaan tingkat kemampuan mengingat antara sebelum dan sesudah pemberian
kembali lansia yang bermakna antara sebelum promosi perawatan daya ingat (stimulasi
320
Promosi Perawatan Daya Ingat (Stimulasi Memori) (Kushariyadi)
321
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 Oktober 2013: 317–329
dan menentukan tempat (alamat, desa atau yaitu mengenali informasi yang diobservasi,
kelurahan, kecamatan, kabupaten atau kota, dibaca dan didengar sebelumnya. Misalnya
propinsi). membandingkan informasi yang disajikan
Tidak terdapat perbedaan signifikan secara verbal dengan informasi yang tersimpan
pada tingkat kemampuan registrasi lansia di memori lansia. Informasi yang disimpan di
antara sebelum dan sesudah pemberian memori dikode dalam berbagai bentuk seperti
promosi perawatan daya ingat (stimulasi bentuk verbal misalnya dalam bentuk nama
memori). Tampak pada hasil nilai rerata tingkat atau kata aktual yang semuanya dikode secara
kemampuan registrasi sebelum dan sesudah verbal maupun secara pembayangan (imagery)
diberikan perlakuan adalah sama tinggi (Lumbantobing, 2012; Ormrod, 2009; Wade &
yaitu 3,00 dengan simpangan baku ± 0,00. Travis, 2008).
Terlihat juga saat lansia dapat menjawab Pengulangan (rehearsal) atau registrasi
pertanyaan mengenai mengulangi 3 nama merupakan proses kognitif dimana informasi
benda yaitu buku, pensil, dan penghapus. diulang terus-menerus secara mental atau
Tidak terdapat selisih nilai rerata antara verbal dengan cukup cepat sebagai cara
data pre-test dan post-test pada kelompok mempelajari dan mengingat. Pengulangan
perlakuan dan kelompok kontrol. Hal ini pemantapan (maintenance rehearsal )
berarti pemberian promosi perawatan daya merupakan pengulangan secara cepat sejumlah
ingat (stimulasi memori) tidak berpengaruh kecil informasi agar tetap berada di memori
terhadap tingkat kemampuan registrasi lansia. kerja. Menyimpan informasi di memori kerja
Hal ini disebabkan karena pengetahuan umum selama individu bersedia terus berbicara pada
lansia terhadap nama benda atau kata. Lansia diri sendiri dapat membantu mempertahankan
terus-menerus melatih mengulang informasi informasi di memori kerja sampai waktu yang
seperti bentuk verbal misalnya nama benda tak terbatas. Jika individu sering mengulang
secara sengaja dan sadar mengingat objek. fakta pada diri sendiri, akhirnya fakta dapat
Se su ai p e nget a hu a n dek la r at if tersimpan (Ormrod, 2009; Wade & Travis,
merupakan pengetahuan terkait karakteristik 2008).
sesuatu pada saat ini, sebelumnya, dan Sesuai dengan komunikasi terapeutik
setelahnya, yang mencakup pengetahuan dunia merupakan tehnik komunikasi berfokus
secara umum dan ingatan tentang pengalaman pada individu, perawat dan proses interaktif
hidup spesifik. Pengetahuan deklaratif menghasilkan hubungan perawat-pasien,
melibatkan pengetahuan bahwa sesuatu adalah merupakan faktor pendukung lansia dalam
benar. Sebagian besar pengetahuan deklaratif peng ulangan atau regist rasi meliputi
adalah pengetahuan eksplisit yaitu pengetahuan mendengarkan secara aktif yaitu proses aktif
disadari dan dijelaskan secara verbal (Ormrod, menerima informasi dan mengkaji reaksi
2009; Wade & Travis, 2008). individu terhadap pesan yang diterima (Parker
I ndividu meng ulangi infor masi & Smith, 2010; Smeltzer, 2001).
(registrasi) yang telah disampaikan tanpa Lansia di Panti Werdha Mojopahit
dibantu objek untuk diingat melalui cara Mojokerto diharapkan secara teratur, efektif,
eksplisit yaitu secara sengaja, sadar mengingat kreatif dan terus-menerus melatih kemampuan
objek. Individu berlatih secara efektif, kreatif registrasi atau mengulang informasi yang
dan konstruktif akan lebih baik dalam didapat, agar lansia menjadi tetap produktif.
kemampuan registrasi misalnya menyebut Hal ini sesuai tujuan komunikasi terapeutik
nama benda yang dipelajari (Ginsberg, 2008; antara lain memotivasi dan mengembangkan
Walgito, 2004). pribadi pasien ke arah konstruktif dan
Memori eksplisit merupakan registrasi adaptif.
atau pengulangan kembali informasi (peristiwa Terdapat perbedaan signifikan (p = 0,039)
atau objek) secara sadar melalui: 1) recall yaitu tingkat kemampuan perhatian dan kalkulasi
mengulangi kembali, mereproduksi informasi lansia antara sebelum dan sesudah pemberian
yang tersimpan di memori; 2) recognition promosi perawatan daya ingat (stimulasi
322
Promosi Perawatan Daya Ingat (Stimulasi Memori) (Kushariyadi)
memori). Perbedaan tampak pada hasil tertentu. Sesuatu yang diperhatikan individu
nilai rerata tingkat kemampuan perhatian secara mental dipindahkan ke memori kerja.
dan kalkulasi sebelum diberikan perlakuan Memberikan perhatian berarti mengarahkan
sebesar 3,93 dengan simpangan baku ±1,66. pikiran pada sesuatu yang perlu dipelajari
Perbedaan juga terlihat saat lansia kurang bisa dan diingat, misalnya mengingat angka
menjawab pertanyaan mengenai pengurangan dan menghitung mundur. Pada pemrosesan
angka 500–100. Namun sesudah diberikan infor masi, memori melibatkan proses
perlakuan nilai rerata tingkat kemampuan penyandian, penyimpanan, dan pemanggilan
perhatian dan kalkulasi meningkat menjadi kembali (Ormrod, 2009; Wade & Travis,
4,46 dengan simpangan baku ± 1,45. Perbedaan 2008).
juga terlihat saat lansia sebagian besar dapat Terdapat perbedaan signifikan (p = 0,046)
menjawab pertanyaan mengenai pengurangan tingkat kemampuan mengingat kembali
angka 500–100, 400–100, 300–100, 200–100, lansia antara sebelum dan sesudah pemberian
dan 100–100. Terdapat peningkatan selisih promosi perawatan daya ingat (stimulasi
nilai rerata antara data pre-test dan post- memori). Perbedaan tampak pada hasil
test pada kelompok perlakuan sebesar 0,53 nilai rerata tingkat kemampuan mengingat
sedangkan pada kelompok kontrol selisih kembali sebelum diberikan perlakuan
nilai rerata antara data pre-test dan post-test sebesar 2,73 dengan simpangan baku ±0,45.
menurun sebesar 0,27. Secara keseluruhan Perbedaan juga terlihat saat lansia kurang bisa
berarti pemberian promosi perawatan daya menjawab pertanyaan mengenai mengulang
ingat (stimulasi memori) berpengaruh terhadap nama penghapus. Namun sesudah diberikan
tingkat kemampuan perhatian dan kalkulasi perlakuan nilai rerata tingkat kemampuan
lansia. Hal ini disebabkan karena lansia mengingat kembali meningkat menjadi 3,00
memperhatikan secara seksama saat menerima dengan simpangan baku ±0,00. Perbedaan
stimulus dari luar berupa pertanyaan yang juga terlihat saat lansia sebagian besar dapat
diajukan perawat, sehingga strategi yang menjawab pertanyaan mengenai mengulang
digunakan lebih efektif untuk menjawab nama buku, pensil, dan penghapus. Terdapat
pertanyaan tersebut. peningkatan selisih nilai rerata antara data pre-
Penelitian Calero dan Navarro (2007) test dan post-test pada kelompok perlakuan
menunjukkan pelatihan memori terhadap sebesar 0,27 sedangkan pada kelompok
perhatian dan kalkulasi pada lansia dipengaruhi kontrol selisih nilai rerata antara data pre-test
kecepatan pemrosesan dan keefektifan dan post-test juga meningkat sebesar 0,07.
strategi untuk meningkatkan lansia dalam Secara keseluruhan berarti pemberian promosi
belajar mengingat angka, urutan angka, dan perawatan daya ingat (stimulasi memori)
menghitung mundur. Kecepatan pemrosesan berpengaruh terhadap tingkat kemampuan
dapat mengkompensasi defisit akibat pengaruh mengingat kembali lansia. Hal ini disebabkan
usia, pendidikan dan kemampuan verbal. karena lansia menguasai kemampuan
Kemampuan seperti menyelesaikan mengenal nama benda dan menjadi suatu
masalah, proses berpikir, perhatian dan kebiasaan dalam hidup keseharian sehingga
kalkulasi termasuk fungsi berpikir yang lebih memudahkan lansia untuk mengingatnya
tinggi. Kemampuan pembelajaran, kecepatan kembali secara spontan.
pemrosesan dan keefektifan strategi seseorang Sesuai dengan memori atau pengetahuan
menjadi selektif karena motivasi, pemahaman, prosedural merupakan memori mengenai cara
dan pengenalan terhadap isi materi. Seseorang melaksanakan tindakan atau keterampilan.
menggunakan pendekatan tertentu (strategi) Memori prosedural merupakan memori
untuk mengingat sesuatu dan belajar dalam implisit, karena begitu suatu kemampuan atau
hal perhatian dan kalkulasi (Maas et al., 2011; kebiasaan dikuasai oleh seseorang, kemampuan
Ormrod, 2009). atau kebiasaan tersebut tidak lagi memerlukan
Atensi (perhatian) yaitu memfokuskan pemrosesan secara sadar. Individu belajar
kecepatan pemrosesan mental pada stimuli bagaimana melakukan banyak hal. Individu
323
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 Oktober 2013: 317–329
dapat melakukan hal tersebut dengan baik, yang disimpan (Lumbantobing, 2012; Smeltzer,
dengan cara mengadaptasi perilakunya sendiri 2001).
dengan kondisi yang berubah. Pengetahuan Hal ini terkait fungsi eksekutif
prosedural mencakup informasi bagaimana yang lebih tinggi meliputi kemampuan
memberikan respons di situasi berbeda merencanakan, beradaptasi, menyelesaikan
(Ormrod, 2009; Wade & Travis, 2008). masalah, digabung dengan aspek perilaku
Pemanggilan atau mengingat kembali sosial dan kepribadian misalnya inisiatif,
(retrieval) merupakan proses mengingat kreatif, konstruktif, produktif, motivasi dan
kembali informasi yang telah disimpan inhibisi (Ginsberg, 2008).
sebelumnya di memori. Individu mengingat Sesuai model peplau yang bersifat
kembali informasi dengan cara implisit yaitu psikodinamis bahwa keperawatan sebagai
secara otomatis tidak disadari perkataan proses interpersonal terapeutik bertujuan
melu ncu r ter ucap, berkait an dengan mengembangkan personal ke arah pribadi dan
keterampilan. Individu berlatih secara efektif, kehidupan sosial yang kreatif, konstruktif dan
kreatif dan konstruktif akan lebih baik dalam produktif. Interaksi nonverbal sebagai sebuah
kemampuan mengingat kembali informasi faktor, model utama komunikasi terapeutik
(kumpulan kata dan nama) yang dipelajari sebagai interaksi verbal (Basford & Slevin,
sehingga saat berbicara perkataan tersebut 2006; Potter & Perry, 2009).
keluar secara otomatis (Ginsberg, 2008; Lansia dikonsepkan sebagai individu
Ormrod, 2009; Walgito, 2004). dinamis yang mempengaruhi dan dipengaruhi
Pembelajaran implisit merupakan proses lingkungan serta orang lain, mendapat
pembelajaran terjadi saat individu memperoleh dukungan sumber daya dan faktor lingkungan.
pengetahuan atau perilaku mengenai sesuatu, Lansia yang tidak bergantung pada orang
namun tidak menyadari cara memperoleh lain memiliki hubungan interpersonal yang
dan tidak mampu menjelaskan dengan baik mempengaruhi kesehatan kebutuhannya
bagaimana mempelajari pengetahuan tersebut (Basford & Slevin, 2006; Miller, 2009).
(Ormrod, 2009; Wade & Travis, 2008). Keperawatan adalah proses terapeutik
Memori implisit atau pengetahuan dan interpersonal berpartisipasi membentuk
implisit merupakan informasi pengetahuan sistem asu ha n kesehat a n memba nt u
masa lalu mempengaruhi pikiran dan tindakan individu mengembangkan interaksi perawat-
sekalipun tidak berusaha mengingatnya pasien. Keperawatan sebagai proses terapi
secara sadar. Misalnya menggunakan interpersonal merupakan alat pendidikan,
pancingan ( priming), individu diminta kekuatan dalam berkembang meningkatkan
mendengarkan lalu menguji apakah informasi kepribadian kreatif, konstruktif, produktif,
tersebut mempengaruhi kinerja individu personal dan komunitas (Alligood & Tomey,
(Lumbantobing, 2012; Ormrod, 2009; Wade 2006; Videbeck, 2011).
& Travis, 2008). Hal ini sesuai tujuan komunikasi
Fa k t o r p e n d u k u ng l a i n y a it u terapeuti k yait u memotivasi dan
lingkungan yang menstimulasi dan kesehatan mengembangkan pribadi pasien kearah kreatif,
kardiovaskular berefek positif pada aspek konstruktif, produktif dan adaptif. Perawat
fungsi kognitif (memori) lansia dalam registrasi juga mempromosikan dan meningkatkan
dan mengingat kembali. Demontrasi efektif, pengalaman individu mencapai keadaan
kreatif dan konstruktif lansia menunjukkan sehat yaitu kehidupan kreatif, konstruktif dan
bahwa kreativitas, produktivitas pada semua produktif. Perawat memberikan dukungan
tingkatan usia berdampak positif pada kesehatan dan bimbingan pada masalah
kemampuan registrasi dan mengingat kembali. pasien sehingga pemecahan masalah mudah
Kinerja efektif dan kreatif dibutuhkan dilakukan (Basford & Slevin, 2006; Videbeck,
integritas seluruh sistem memori meliputi 2011).
pengenalan, retensi, penyimpanan informasi, Tehnik komunikasi terapeutik berfokus
registrasi dan mengingat kembali informasi pada individu, perawat dan proses interaktif
324
Promosi Perawatan Daya Ingat (Stimulasi Memori) (Kushariyadi)
325
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 Oktober 2013: 317–329
326
Promosi Perawatan Daya Ingat (Stimulasi Memori) (Kushariyadi)
termasuk lansia. Efektivitas program pelatihan Hal ini sesuai inti asuhan keperawatan
memori lansia dipengaruhi oleh hubungan yaitu hubungan pelayanan yang terbentuk
interpersonal dan keaktifan partisipasi ant a ra perawat-pasien mengg u na kan
lansia yang secara signifikan meningkatkan komunikasi terapeutik. Perilaku merupakan
memori. komunikasi dan komunikasi mempengaruhi
Penelitian Calero dan Navarro (2007) perilaku, sehingga komunikasi penting
menunjukkan hubungan interpersonal yang bagi hubungan inter personal perawat-
beragam dan keaktifan dapat meningkatkan pasien. Perawat menggunakan komunikasi
memori lansia. Hal ini dibuktikan dengan mengekspresikan kepedulian pada pasien
subjek yang memiliki skor tinggi mini dengan cara mendorong pengajaran dan
mental state exam menunjukkan peningkatan pembelajaran interpersonal (Potter & Perry,
fungsi kognitif (memori) setelah pelatihan. 2009; Videbeck, 2011).
Pengembangan pelatihan memori sangat Promosi perawatan daya ingat (stimulasi
membantu memulihkan penuruan kemampuan memori) merupakan tindakan keperawatan
fungsi kognitif (memori). men i ng kat ka n keter a mpila n memor i
Penelitian Ek kers et al (2011) menggunakan proses interaksi interpersonal
membuktikan pelatihan memori pada lansia atau hubungan terapeutik perawat-pasien
sangat membantu, dan penilaian menggunakan melalui fase orientasi, kerja dan resolusi,
mini mental state exam yang mempunyai bertujuan: 1) meningkatkan keterampilan daya
skor tinggi secara signifikan mempengaruhi ingat lansia; 2) meningkatkan kesejahteraan
memori kerja lansia. lansia sehingga tercapai kesehatan optimal,
Kema mpu a n belaja r, mener i ma fungsi dan kualitas hidup. Selama tahapan
keterampilan dan informasi baru pada fase tersebut pasien menyelesaikan tugas dan
lansia dipengaruhi keaktifan berpartisipasi hubungan berubah, yang membantu proses
di pengalaman menerima informasi. Proses penyembuhan (Parker & Smith, 2010; Peplau,
kemampuan belajar lansia akan mudah bila 1992).
perawat: 1) memberikan tehnik meningkatkan
daya ingat untuk memperkuat mengingat
SIMPULAN DAN SARAN
data; 2) menggunakan intelegensi tiap saat; 3)
menghubungkan informasi baru dengan yang Simpulan
sudah dikenal; 4) memaksimalkan penggunaan Terdapat pengaruh promosi perawatan
alat indera; 5) menggunakan penerangan yang daya ingat (stimulasi memori) terhadap status
tidak menyilaukan; 6) menyediakan suasana fungsi kognitif (memori) lansia. Terdapat
tenang dan nyaman; 7) menentukan sasaran perbedaan status fungsi kognitif (memori)
jangka pendek dengan input dari kelompok lansia kelompok perlakuan dan kelompok
pembelajaran; 8) mengatur periode mengajar kontrol setelah diberikan promosi perawatan
singkat (Smeltzer, 2001; Miller, 2009). daya ingat (stimulasi memori).
Berd asa ka n teor i Peplau yait u
teori kolaborasi hubungan perawat-pasien Saran
membentuk dorongan kekuatan melalui
P romosi perawat a n d aya i ngat
hubungan interpersonal yang efektif dalam
(stimulasi memori) dapat digunakan untuk
membantu pemenuhan kebutuhan pasien.
meningkatkan fungsi kognitif (memori)
Hubungan perawat-pasien adalah proses
lansia di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto.
dinamis meliputi usaha kolaborasi perawat-
Untuk meningkatkan fungsi kognitif (memori)
pasien mengatasi masalah, meningkatkan
lansia perlu kerjasama dan partisipasi aktif
kesehatan dan kemampuan adaptasi (Parker
dari semua pihak Panti Werdha Mojopahit
& Smith, 2010; Potter & Perry, 2009) lansia
Mojokerto agar didapatkan hasil kesehatan
dalam meningkatkan daya ingat.
lansia yang optimal.
327
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 Oktober 2013: 317–329
328
Promosi Perawatan Daya Ingat (Stimulasi Memori) (Kushariyadi)
Lesch, MF 2003, Comprehension and Memory Miller, CA 2009, Nursing for Wellness in Older
for Warning Symbols: Age-Related Adults, 5th Edition ed, Philadelphia:
Differences and Impact of Training. Lippincott Williams & Wilkins.
Journal of Safety Research 34 (2003) Ormrod, JE 2009, Psikologi Pendidikan.
495–505. diakses 17 Desember 2012, Memba nt u Siswa Tu mbu h d a n
<http:www.sciencedirect.com>. Berkembang, Ed. 6, Jilid 1, Jakarta:
Lim, MHX, Liu, KPY, Cheung, GSF, Kuo, Penerbit Erlangga.
MCC, Li, KR & Tong, CY 2012, Parker, ME & Smith, MC 2010, Nursing
Effectiveness of a Multifaceted Cognitive Theories & Nursing Practice, 3rd. Ed,
Training Programme for People with Philadelphia: Davis Company.
Mild Cognitive Impairment: A One- Peplau, HE 1992, Interpersonal Relations: A
Group Pre- and Posttest Design. Hong Theoretical Framework for Application
Kong Journal of Occupational Therapy in Nursing Practice. Nursing Science
(2012) 22, 3–8. diakses 17 Desember Quarterly, 5 (1), 13–18. diakses 7
2012, <http:www.sciencedirect.com>. Nopember 2012, < nsq.sagepub.com/
Lovell, M 2006, Caring for the Elderly: content/5/1/13.abstract>.
Changing Perceptions and Attitudes. Smeltzer, SC 2001, Buku Ajar Keperawatan
Journal of Vascular Nursing. 24(1), Medical Bedah Brunner & Suddarth,
22-26. diakses 7 Nopember 2012, <www. Ed.8, Jakarta: EGC.
sciencedirect.com /science/ar ticle/pii/ Solso, RL, Maclin, OH & Maclin, MK 2008,
S1062030305001688>. Psikologi Kognitif, Ed. 8, Jakarta:
Lumbantobing, SM 2012, Neurologi Klinik Penerbit Erlangga.
Pemeriksaan Fisik dan Mental, Jakarta: Videbeck, SL 2011, Psychiatric-Mental Health
Balai Penerbit FKUI. Nursing, 5th ed, Philadelphia: Lippincott
Maas, ML, Komalasari, R, Lusyana, A & Williams & Wilkins.
Yuningsih, Y 2011, Asuhan Keperawatan Wade, C & Travis, C 2008, Psikologi, Jilid 2,
Geriatric: Diagnosis NANDA, Kriteria Ed. 9, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hasil NOC & Intervensi NIC, Jakarta:
Walgito, B 2004, Pengantar Psikologi Umum,
EGC.
Ed.4, Yogyakarta: Penerbit Andi.
Matthews., Cauley., Yaffe & Zmuda 1999,
Zhu., Viitanen., Guo., Winblad & Fratiglioni
Estrogen Replacement Therapy and
1998, Blood Pressure Reduction,
Cognitive Decline in Older Community
Cardiovascular Disease and Cognitive
Women. Journal of the American
Decline in the Mini-Mental State
geriatrics society, 47 (5), 518–523.
Examination in Community Population
McDaniel, MA & Bugg, JM 2012, Memory
of Normal Very Old People: A Three
Training Interventions: What has been
Year Follow-up, Journal of clinical
Forgotten?. Journal of Applied Research
epidemiology. 51 (5), 385–391
in Memory and Cognition 1 (2012) 45–
50. diakses 17 Desember 2012, <http:
www.sciencedirect.com>.
329