Anda di halaman 1dari 10

BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1 Cyber PR

E-PR adalah inisiatif PR yang menggunakan media internet sebagai sarana


publisitasnya atau disebut cyber PR. Pengertian Cyber PR sendiri berasal dari kata; E
adalah electronic sama halnya dengan E sebelum kata mail atau commerce yang mengacu
pada media elektronik internet. E-PR merupakan singkatan dari bahasa inggris, yaitu
Electronic Public Relations yaitu yang artinya PR yang menggunakan media internet
sebagai media aktifitasnya. Di Indonesia lebih popular dengan nama Cyber Public Relations.

Secara definitive, Cyber PR merupakan kegiatan kehumasan yang dilakukan di


dunia internet. Seluruh kegiatan kehumasan dapat dilakukan didalam internet dari mulai
melakukan kegiatan publikasi sampai melakukan customer relations management. E-PR
adalah penerapan dari perangkat ICT (Information and Communication Technologies) untuk
keperluan PR.

Sementara itu menurut Agus Rusmana dalam makalahnya tentang “meningkatkan


citra melalui Cyber Public Relations” Cyber Public Relations adalah sebutan, istilah atau
nama populer yang diberikan untuk aktivitas Online PR, yaitu aktivitas Public Relations yang
dilakukan melalui media dan teknologi komunikasi dan jaringan komputer. Istilah cyber yang
merupakan sebutan kondisi virtual (seolah ada) sebetulnya sudah memiliki padanan kata
dalam bahasa Indonesia yaitu “maya”. Namun karena sebutan maya tidak mampu
menggambarkan makna sebenarnya, maka istilah cyber lebih dianggap tepat untuk
digunakan. Untuk itu pada bahasan selanjutnya, penggunaan istilah online PR akan lebih
sering digunakan agar sesuai dengan konsep yang secara internasional sudah cukup lama
digunakan.

Diperlukan E-PR karena ribuan one-to-one relations dapat dibangun secara simultan
melalui media internet karena sifatnya yang interaktif karenanya merupakan sarana untuk
membangun hubungan yang ampuh bagi sebuah dunia bisnis. Dunia yang ditenggarai oleh
Internet, di mana setiap aktivitas secara langsung atau tidak langsung ditenggarai oleh
Internet, karena itu setiap bentuk aktivitas PR semakin membutuhkan satu atau lebih unsur
ICT.

Hal ini berarti bahwa setiap praktisi PR perlu memiliki perangkat ICT dan terampil
dalam menggunakannya, dan tentu dalam hal ini tanpa ICT kegiatan PR mereka tidak akan
efektif. Pada prinsipnya untuk menggunakan perangkat tersebut tidak diperlukan suatu
keahlian ataun learning curve yang tinggi.

E-PR adalah satu-satunya cara untuk membangun brand di dunia yang tidak kasat
yaitu dunia maya meningat internet telah menghadirkan dunia maya di samping dunia nyata,
demikian seperti yang dikatakan oleh David Phillips, penulis dari buku terkenal yang berjudul
Online Public Relations, sewaktu mendefinisikan E-PR ke dalam beberapa pengertian.

2.2 Kegiatan Cyber Public Relations

Kegiatan PR bisa lebih fleksibel dari yang dilakukan di dunia nyata, ketika program
kehumasan konvensional mengeluarkan budget hampir ratusan juta dalam sebuah
perusahaan besar, jika program tersebut dilakukan melalui internet akan jauh lebih murah.
Berikut kegiatan-kegiatan Cyber Public Relations:

1. Publikasi
Kegiatan publikasi yang dilakukan PR dalam internet dapat dilakukan dengan
jalan mengikuti mailing list yang sesuai dengan target market perusahaan kita.
Banyaklah menuliskan tulisan berupa artikel, press release mengenai perusahaan
anda dalam miilis tersebut. Dengan begitu seluruh anggota milis akan kena terpaan
publikasi yang telah PR lakukan.
Selain mengikuti mailing list yang sesuai dengan target market perusahaan,
PR juga harus secara berkesinambungan memproduksi e-newsletter kepada
member website perusahaan.
2. Menciptakan Berita (Media Relations)
Untuk menjaga hubungan baik dengan wartawan dapat dilakukan melalui
email, jika seorang PR mempunyai database alamat email seorang wartawan akan
sangat lebih mudah dalam mengirimkan siaran pers. Jika perusahaan mempunyai
siaran pers yang butuh disampaikan dengan segera, hanya dengan sekali “click”
maka siaran pers akan langsung sampai di meja wartawan.
2.3Sarana Kegiatan Cyber Public Relations

Menurut Agus Rusmana, sarana bagi kegiatan Cyber PR adalah sebagai berikut;

1. Press Releases: Dengan online PR, press release dapat terkirim langsung ke penyaji
media (media outlets) pada cakupan regional, nasional maupun internasional
(tergantung sasaran yang diinginkan)
2. Expert Articles: adalah tulisan/ artikel tentang sebuah topik yang berkaitan dengan
produk perusahaan yang dibuah oleh seorang ahli (ilmuwan/peneliti) tanpa
menyebutmerek atau produknya. Tulisan ini paling mudah diterbitkan karena tidak
pernah dikategorikan sebagai iklan. Beberapa penulis minta dibayar sehingga perlu
diperhitungkan sebagai biaya iklan.
3. Email Newsletters: merupakan gabungan isi yang informatif dan iklan ‘terselubung’
yang terkirim sebagai e-mail, atau bisa juga diperlakukan sebagai spam (surat
sampah yang mengganggu). Newsletter yang bisa ditulis menggunakan format teks
atau HTML ini bisa berupa artikel, informasi tentang penjualan dan promosi, berita
singkat dan survey.

2.4 Sasaran (Target) Utama Cyber PR

Menurut Agus Rumana, sasaran utama dalam Cyber PR, jika dalam PR
konvensional (termasuk pembuatan website) sasaran utama PR adalah publik dari sebuah
perusahaan, Online PR dengan kendaraan khusus memiliki sasaran yang lebih luas, yaitu
mereka yang tidak menjadi publik tetapi memiliki pengaruh sangat besar dalam membentuk
citra perusahaan. Mereka adalah para jurnalis dan kolumnis atau produser dari berbagai
media yang oleh masyarakat digunakan sebagi tolok ukur berkualitas tidaknya sebuah
perusahaan.

Dasar pemikiran dijadikannya pelaku media yaitu jurnalis, kolumnis dan produser
media masaa sebagai sasaran online PR adalah karena mereka saat ini menjadi fokus
masyarakat untuk mendapat informasi dan opini hampir mengenai segala sesuatu.
Kepercayaan masyarakat pada media massa utama (mainstream media) yang memiliki
reputasi. Untuk itu setiap perusahaan harus mampu mengangkap perhatian mereka
sehingga nama baik perusahaan selalu muncul dalam benak mereka ketika pelaku media
sedang memproduksi sebuah acara/ tulisan/ siaran.
Persaingan media yang sangat ketat menyebabkan pekerjanya harus dengan cepat
menemukan bahan produksi dan media yang mereka percayai dapat menyajikan semua
keperluan adalah media internet. Dengan waktu yang sangat terbatas, jurnalis harus
mencari dengan mudah dan cepat apapun yang berkaitan dengan urusan mereka (politik,
ekonomi, budaya, kuliner, olahraga, dll).

2.5 Green PR

Green PR adalah sub divisi dari Public Relations yang mengomunikasikan praktik-
praktik ramah lingkungan melalui program CSR perusahaan atau kampanye komunikasi lain
kepada public. Tujuannya adalah meningkatkan brand awareness dan meningkatkan
reputasi perusahaan. Beberapa program yang dilakukan diantaranya adalah dengan
menerbitkan artikel-artikel berita, memberikan penghargaan kepada tokoh-tokoh pelestarian
lingkungan, menjalin, kerjasama dengan kelompok-kelompok pencinta lingkungan dan
mendistribusikan publikasi.

Masalah lingkungan saat ini bukan hanya menjadi perhatian para ahli lingkungan,
tetapi sudah menarik minat banyak pihak termasuk perusahaan. Ketertarikan berbagai
perusahaan untuk mendukung kegiatan penyelamatan lingkungan mulai dari kegiatan
sederhanaseperti memelihara kebersihan dan kesehatan lingkungan, hingga dukungan
terhadap penelitian dan kegiatan penyelamatan lingkungan kini dilakukan banyak
perusahaan, tidak terkecuali perusahaan yang bergerak di bidang property. Kepedualian
perusahaan terhadap masalah lingkungan diyakini oleh banyak perusahaan dapat
membantu dalam membangun positive image perusahaan.

Kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sejalan dengan konsep Public


Relations (PR) seperti dikemukakan oleh beberapa peneliti bahwa (1) PR menjalankan
fungsi manajemen dan (2) PR memiliki tanggungjawab dalam membangun hubungan antara
perusahaan dengan lingkungan sosialnya (Baskin & Aronoff, 1992, Cutlip, Center & Broom,
1985, Crable & Vibbet, 1987). Dalam pandangan Anatsui dan Ojunita (2015) kegiatan public
relations yang ditujukan untuk melestarikan lingkungan dikenal dengan istilah enviromental
public relations, yaitu sebuah skenario yang bertujuan untuk melihat bagaimana dampak
aktivitas perusahaan terhadap kesehatan lingkungan, yang tidak dapat dilepaskan dari
peraturan pemerintah dan pimpinan puncak perusahaan. Praktisi berperan dalam
mengembangkan program-program komunikasi tentang isu-isu lingkungan terkait dengan
kegiatan perusahaan.
Terminologi ini berasal dari istilsh ‘green movement’, sebuah ideologi yang berupaya
meminimalkan dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan. Seiringnya dengan
merebaknya isu pemanasan Global, berbagai badan usaha di banyak Negara mulai
menerapkan lingkungan dengan “Go Green Concept” yang nampak, baik pada kegiatan
yang dilakukan, maupun pada lingkungan kerja perusahaan-perusahaan tersebut. Go Green
sendiri memiliki banyak cabang dan aksi yang dilakukan untuk mendukung kampanye Go
Green tersebut. Seperti contohnya adalah kampanye “Diet Kantong Plastik” yang sedang di
galang oleh suatu lembaga yang peduli akan bahaya kantong plastik terhadap lingkungan.

Indonesia memiliki masalah yang serius dengan sampah, khususnya sampah plastik
yang diberikan gratis setiap kali kita membeli sesuatu. Rata-rata pemakai kantong plastik
per orang di Indonesia adalah 700 lembar per tahun.

Banyak dari sampah kantong plastik tidak sampai ke tempat pembuangan sampah
dan hanya sedikit yang akhirnya dapat didaur ulang. Akibatnya sampah kantong plastik
tersebut berakhir di tempat-tempat seperti sungai, saluran air, pantai, bahkan laut dan
tempat-tempat yang menyumbat saluran air. Inilah salah satu penyebab nyata banjir yang
melumpuhkan beberapa daerah di Indonesia.

Diet kantong plastik bukanlah berarti “antiplastik” atau antikantong plastik, karena
kira sadari bagaimana pun juga plastik masih tetap diperlukan. Namun, dengan adanya
kampanye “Diet Kantong Plastik” ini adalah untuk mengurangi penggunaan kantong plastik
dan menggunakan kantong plastik secara bijak. Salah satu upaya mengurangi penggunaan
kantong plastik adalah denan menggantikan kantong plastik dengan kantong kain yang
dapat digunakan berkali-kali dan menggantikan kantong plastik dengan kardus ketika
berbelanja dalam jumlah yang banyak. Dan jika hanya berbelanja satu produk saja tidak
perlu dibungkus oleh plastik.
BAB 3

ANALISIS STUDI KASUS

The Body Shop adalah salah satu dari sekian banyak perusahaan yang menerapkan
konsep Go Green dalam perusahaan dan juga produk yang mereka produksi. Sejak bulan
Maret 2013 The Body Shop sebagai produsen produk kecantikan yang peduli dengan
lingkungan mulai melakukan kampanye “Say NO to Plastic Bag” dalam rangka mendung Go
Green. The Body Shop Indonesia mengajak seluruh masyarakat untuk mengurangi
penggunaan plastik dan lebih bijak dalam menggunakann plastik. Mereka memilih untuk
membuat kemasan ramah lingkungan untuk produk mereka dengan menggunakan bahan-
bahan daur ulang untuk kemasan produk mereka dan mengganti kantong plastik dengan
paper bag atau tas kain yang dapat digunakan berulang kali.

Kampanye ini dilakukan The Body Shop melalui media cetak yang meliputi suart
kabar, majalah, pamflet, brosur. Kemudian media elektronik seperti melalui website, media
jejaring sosial. Selain itu, The Body Shop juga melakukan aksi langsung di setiap store The
Body Shop dengan mengajak pelanggan untuk mengikuti kegiatan #RampokPlastik. Aksi
#RampokPlastik ini adalah kegiatan mengambil kantong plastik yang digunakan pengguna
jalan Sudirman pada acara Car Free Day dan menggantikannya dengan kain yang dapat
digunakan berulang kali. Bukan hanya itu, Kampanye dalam “Say NO to Plastic Bag” juga
mengajak masyarakat yang ikut serta dengan menndatangani petisi “Pay4Plastic”. Aksi ini
bertujuan tidak lain untuk mengajak masyarakat untuk berpatisipasi dalam aksi mengurangi
penggunaan kantong plastik dan lebih bijak dalam menggunakan kantong plastik dengan
lebih mengutamakan selalu membawa dan menggunakan kantong recycle dan membayar
untuk setiap plastik yang mereka dapatkan.

Kampanye ini memiliki dampak positif terutama bagi lingkungan dan juga makhluk
hidup didalamnya. Dan The Body Shop membantu untuk mewujudkannya dengan cara
menumbuhkan kesadaran pada masyarakat dan meminta masyarakat untuk ikut
berpartisipasi akan aksi yang mereka buat untuk lebih peduli terhadap keadaan lingkungan
sekitar dan mengurangi dampak dari pemanasan Global dengan cara lebih bijak dalam
menggunakan kantong plastik. Menginat dampak yang disebabkan oleh plastik tersebut
terhadap pencemaran lingkungan. Karena kesuksesan dari sebuah kampanye pun diukur
dari seberapa besar partisipasi dari masyarakat yang bersangkutan.
Menurut Keith Davis, partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi
seseorang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk menyumbangkan pada
tujuan-tujuan kelompok dan bersama-sama bertanggungjawab terhadap tujuan tersebut.

Partisipasi yang dilakukan masyarakat sangatlah penting didalam kesuksesan dari


sebuah aksi atau acara. Tanpa adanya partisipasi dari target atau masyarakat yang
bersangkutan, sebuah tujuan tidak akan bisa tercapai. Seperti halnya kampanye “Sat NP to
Plastic Bag” ini. Tujuan dari kampanye ini tidak akan bisa tercapai tanpa adanya partisipasi
dari masyarakat.

Maka dari itu, tujuan dari adanya kampanye ini adalah untuk dapat menumbuhkan
keinginan untuk berpartisipasi dari masyarakat yang dalam lingkup ini adalah followers
Twitter The Body Shop Indonesia (@TheBodyShopIndonesia) untuk bersama-sama
mensukseskan tujuan dari kampanye “Say NO to Plastic Bag” yang diharapkan akan
mendapatkan hasil bahwa masyarakat bisa mengurangi dan lebih bijak untuk menggunakan
kantong plasik.
BAB 4

STRATEGI PR
BAB 5

KESIMPULAN
DAFTAR PUSAKA

Anda mungkin juga menyukai