Tekanan darah normal pada vena portal sangat rendah, yaitu 5 – 10 mmHg. Hal ini
dikarenakan resistensi vaskular pada sinusoid hati sangat minimal. Hipetensi portal (>10mmHg)
pada umumnya disebabkan oleh peningkatan resistensi vaskular ke aliran darah portal. Karena
sistem vena portal sangat sedikit memiliki katup vena, resistensi pada semua daerah antara sisi
kanan jantung dengan pembuluh darah splanknik menghasilkan transmisi retrograde pada semua
peningkatan tekanan tersebut. Peningkatan resistensi dapat terjadi pada tingkatan menurut
sinusoid, yaitu (1) presinusoidal, (2) sinusoidal, dan (3) post-sinusnoidal. Menurut letaknya,
dapat dapat pula dibagi menjadi (1) prehepatik, (2) intrahepatik, dan (3) posthepatik.
Obstruksi pada bagian vena presinusoidal dapat terjadi secara anatomis di dalam atau di luar hati
(contoh: trombosis vena porta). Sedangkan di dalam hati, obstruksinya berada pada daerah
proksimal sehingga parenkim hati tidak terpapar peningkatan tekanan vena (contoh:
schistosomiasis).Obstruksi Post-sinusoidal juga dapat terjadi di luar hati tapi pada tingkat vena
hepatik (Sindrom Budd-Chiari), vena kava inferior, atau juga bisa pada hati (Penyakit Veno-
oklusif), walaupun jarang. Ketika hipertensi portal berkomplikasi pada sirosis, biasanya terletak
sinusoidal. Hipertensi portal juga bisa terjadi karena peningkatan aliran darah ke porta
(splenomegali atau fistula arterivena), walaupun jarang.
Etiologi
Presinusoidal: Splenomegali, Sarcoidosis, Schistomiasis, Fibrosis hepar kongenital, fibrosis
portal idiopatik, aktif hepatitis kronik,
Postsinusoidal: sindrom Budd-Chiari, membranous IVC web, gagal jantung kanan, perikarditis
konstriktif
Patogenesis
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis utama dari hipertensi portal adalah perdarahan pada varises gastroesofagus,
splenomegali dengan hipersplenism, asites, dan enselopati hepatik akut maupun kronik.
o Hipersplenism dan Pancytopenia
Karena tidak ada atau sedikit katup pada vena porta, peningkatan pada vena ini
memengaruhi vena-vena dibawahnya, seperti pada spleen, gaster, dan usus.
Kerusakan pada spleen menyebabkan kerusakan elemen sel darah, menyebabkan
anemia, leukopenia, dan trombositopenia.
o Post-systemic collateral
o Ensefalopati hepar
Karena terjadinya kolateral dari porta-sistemik, maka ammonia dan kompenen
lain yang nitrogenous yang secara natural diabsorpsi oleh usus, menjadi tidak
melewati hati tapi langsung ke otak sehingga menyebabkan gangguan neural.
o Sindrom hepato-renal
Kegagalan fungsi ginjal karena vasokonstriksi yang besar dari arteri aferen ginjal
pada pasien sirosis dengan retensi cairan yang parah.
o Asites dan Edema
Peningkatan tekanan vena portal dan rendahnya tekanan onkotik plasma karena
hipoalbunemia adalah penyebab utama terjadinya penimbunan cairan (asites).
o Spontaneous bacterial peritonitis
Peningkatan tekanan vena portal meningkatkan permeabiliatas dari membran
kapiler usus. Dikombinasi dengan pertumbuhan overgrowth pada usus halus,
sehingga meningkatkan tranlokasi bakteri dari usus ke organ lain melewati
sirkulasi.
Pengobatan
o Menurunkan Resistensi Pembuluh daarah intrahepatik
o Prekursor NO (contoh: isosorbide mononitrate)
o Mengblok reseptor angiotensin II & endothelin (Losartan, Bosentan)
o Kontriksi arteriol splangnik untuk menurunkan aliran vena portal
o Antagonis β-adrenergic (e.g. propranolol) – juga↓ heart rate
o Analog Splanchnic-selectivevasopressin(Terlipressin)
o Menghambat vasodilatasi splangnik
o Menurunkan sinstesis NO yang dimediasi oleh eNOS
o Menghambat eNOS (N-nitro-L-arginine)
o ↓ pembentukan endotoxin di usus (Norfloxacin antibiotic)
o Menghambat reseptor CCK, VIP, dan glukagon (somatostatin analogue)
o Menurunkan volum intravaskular – Restriksi natrium, diuretik