Makalah-Mdgs PDF
Makalah-Mdgs PDF
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada zaman modern ini, masyarakat lebih memperhatikan dirinya sendiri dan
kepentingan kelompoknya. Seperti ketika dihadapkan pada pertanyaan, “Apa yang anda inginkan
di masa depan?”, setiap orang akan menjawab kekayaan atau keluarga yang bahagia. Dan jarang
sekali ada yang menjawab ingin membahagiakan orang lain, membantuyang miskin.Melalui
fakta yang ada, masih banyak terdapat rakyat miskin di suatu Negara dan mereka kurang
mendapat perhatian. Mereka masih hidup dalam linkungan yang buruk,kurang bersih, tidak
mendapatkan hidup yang layak, gizi yang buruk, dan mudah sekali terjangkit penyakit menular
berbahaya.Oleh karena itu, PBB membuat program Millennium Development Goals yang
bertujuan untuk mengurangi angka kemiskinan yang ada. Dan juga penyetaraan penyediaan obat,
pelayanan kesehatan, dan memperoleh sumber daya alam dengan cukup.
2
BAB 2
ISI
Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah
Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan
butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan
pembangunan masyarakat pada 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam
pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189
negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000 tersebut.
Pemerintah Indonesia turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan
menandatangani Deklarasi Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan
komunitas internasional untuk mencapai 8 buah tujuan pembangunan dalam Milenium ini
(MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan
kemiskinan. Penandatanganan deklarasi ini merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin
dunia untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan,
menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan
jender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3 , dan
mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.
3
Kini MDGs telah menjadi referensi penting pembangunan di Indonesia, mulai dari tahap
perencanaan seperti yang tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
hingga pelaksanaannya. Walaupun mengalamai kendala, namun pemerintah memiliki komitmen
untuk mencapai tujuan-tujuan ini dan dibutuhkan kerja keras serta kerjasama dengan seluruh
pihak, termasuk masyarakat madani, pihak swasta, dan lembaga donor. Pencapaian MDGs di
Indonesia akan dijadikan dasar untuk perjanjian kerjasama dan implementasinya di masa depan.
Hal ini termasuk kampanye untuk perjanjian tukar guling hutang untuk negara berkembang
sejalan dengan Deklarasi Jakarta mengenai MDGs di daerah Asia dan Pasifik.
5
Melihat gambaran bahwa data-data yang digunakan dalam mengevaluasi MDG ini
sebagian besar bersumber dari BPS, tidak dapat dipungkiri bahwa peran BPS menjadi sangat
penting dalam rangka menyusun laporan tahunan MDG. Namun harus dimaklumi, bahwa data
tersebut sebagiann besar merupakan hasil survei yang bersifat estimasi. Akan sangat lebih baik
lagi, kalau sekiranya sistim statistik nasional yang merupakan 'kolaborasi' dari data dasar yang
dikumpulkan oleh BPS, data sektoral oleh dinas/instansi, serta data khusus dari berbagai pihak
penyelenggara statistik lainnya dapat diwujudkan, sehingga gambaran evaluasi pencapaian MDG
ini benar-benar menghasilkan gambaran yang objektif. Terlebih-lebih di daerah, dalam lingkup
wilayah yang lebih kecil, 'kolaborasi' data terutama yang terkait dengan kebutuhan pembangunan
harus dilakukan. Kalau tidak sekarang, kaBulan lalu, headline di sebuah koran lokal mengangkat
judul „Data Pemprov Usang‟. Judul ini dikaitkan dengan „kegeraman‟ Gubernur saat rapat
dengan pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di jajarannya, yang menilai bahwa
data-data yang disiapkan para anak buahnya itu banyak yang „usang‟.
Kegeraman Gubernur ini dapat dimaklumi mengingat beberapa kali pertemuan para
gubernur se Indonesia bersama Presiden SBY membahas berbagai agenda pembangunan, selalu
didukung oleh data terkini. Atas data tersebut, berbagai progres pembangunan dievaluasi, peta
masalah dilihat ulang, konsep perencanaan dan kebijakan pembangunan yang baru dirumuskan.
Persoalan data „usang‟ (mungkin sedikit lebih baik daripada data tidak ada sama sekali)
sering dialami oleh banyak pihak yang selalu menggunakan data sebagai landasan untuk bekerja.
Tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa tidak sedikit pula yang kurang peduli terhadap data.
Bahkan, kalaupun itu data terbaru dan sudah tersaji di depan mata, data hanya dibiarkan saja
sebagai onggokan angka-angka atau publikasinya menjadi penghias lemari di ruang kerja.
6
Data.dan.Pembangunan
Siapa menguasai informasi (data) akan menguasai dunia. Jargon ini sangat tepat, ditengah
arus globalisasi tanpa batas. Informasi menjadi sangat penting, tidak hanya untuk perencanaan
pembangunan, tetapi juga menjadi dasar pengambilan keputusan maupun kebijakan.
Keberhasilan negara-negara maju sangat ditentukan oleh penguasaan informasi di segala bidang.
Mereka tahu persis apa potensi wilayahnya, mereka tahu persis bidang-bidang apa saja yang
menjadi prioritas, dan mereka tahu persis bagaimana mewujudkan visi, misi, dan program
mereka.
Ketika Deng Xio Ping mulai berkuasa, kondisi Cina tertinggal jauh dibandingkan
Indonesia. Tahun 2007, penulis pernah bertemu dengan seorang pengusaha restoran
berkebangsaan Amerika di Beijing yang mengatakan, „Ketika pertama kali saya mengunjungi
Beijing pada awal pemerintahan Deng Xio Ping, disini hanya ada beberapa restoran. Namun,
setelah Deng Xio Ping melakukan berbagai gebrakan pembangunan, ratusan restoran
bermunculan, industrinya melejit dengan pesat, Cina menjadi negara raksasa yang sangat
diperhitungkan dunia.‟ Pernyataannya ini bukan tidak beralasan. Keberhasilan Deng Xio Ping
dalam memajukan Cina dikarenakan dukungan tata kelola pemerintahan yang baik dan informasi
yang selalu terkini. Setiap hari di sebuah channel khusus TV pemerintah, pencapaian
pembangunan Cina disiarkan secara terus menerus, dan didukung data terkini, sehingga semua
rakyatnya tahu program-program pembangunan dan keberhasilan yang telah dicapai negaranya.
Cina –yang bersama India populer sekarang sebagai Chindia- menjadi negara yang sangat
disegani oleh negara-negara maju lainnya seperti Amerika Serikat dan Inggris.
Pemerintah kita sangat kaya dengan berbagai ide pembangunan, sayangnya tidak
didukung oleh data yang „kuat‟. Bagaimana mungkin kita akan menyusun program di bidang
kesehatan kalau kita tidak tahu persis bagaimana kondisi kesehatan masyarakat? Bagaimana
mungkin membangun sekolah di sebuah wilayah tanpa kita tahu seberapa jauh banyaknya
penduduk yang berusia sekolah di wilayah tersebut? Bagaimana kita akan mengembangkan
pariwisata kalau kita tidak tahu potensi apa yang tepat untuk dikembangkan? Bagaimana kita
7
mengambil keputusan untuk menyusun program yang pro rakyat, kalau kita sendiri tidak tahu
bagaimana.kondisi.sosial.ekonomi.masyarakat?
Data.dasar,sektoral,dan.khusus
Statistik dasar, pemanfaatannya ditujukan untuk keperluan yang bersifat luas, baik bagi
pemerintah dan masyarakat, dengan ciri lintas sektoral, berskala nasional, makro, dan
penyelenggaraannya menjadi tanggung jawab Badan (dalam hal ini Badan Pusat Statistik).
Sedangkan statistik sektoral merupakan statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan instansi tertentu dalam rangka penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan
dan pembangunan yang merupakan tugas pokok instansi yang bersangkutan. Adapun statistik
khusus merupakan statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan spesifik
dunia usaha yang penyelenggaraannya dilakukan oleh lembaga, organisasi, perorangan, atau
unsure.masyarakat.lainnya.
Khusus statistik dasar, BPS mengumpulkan datanya melalui sensus dan survei. Sensus
sendiri hanya ada tiga, Sensus Penduduk, Sensus Pertanian, dan Sensus Ekonomi. Sementara
survei-survei yang dilakukan oleh BPS lebih bersifat lintas sektoral dengan mengangkat isu
nasional, sehingga pengumpulan data yang terkait dengan isu spesifik daerah atau spesifik
sektoral.menjadi.domainnya.instansi.sektoral.
8
Ketersediaan.Data.Sektoral
Di level nasional, sering kali keinginan departemen teknis untuk memiliki data sektoral
menjadi terkendala di dalam proses pengumpulan datanya. Ketika masih sentralistik, departemen
teknis di pusat masih memegang kendali atas kantor-kantor wilayah, sehingga secara hirarkhi
dapat memerintahkan pengumpulan data yang diperlukan dalam perencanaan program dan
pengambilan keputusan. Namun, di era otonomi, data yang diperlukan tersebut sangat sulit
didapat karena departemen teknis tidak lagi mempunyai perpanjangan tangan ke daerah.
Sehingga, ketersediaan data sektoral sangat tergantung sekali, apakah dinas di tingkat provinsi
maupun kabupaten/kota melakukan upaya-upaya pengumpulan data untuk keperluan sektornya.
Kalau tidak, maka akan sulit sekali bagi departemen/dinas teknis untuk menyusun sebuah
program yang benar-benar menyentuh persoalan masyarakat hingga wilayah terkecil.
Salah satu sumber data sektoral adalah BPS di daerah, provinsi maupun kabupaten/kota.
Walaupun demikian, data yang dikumpulkan melalui sensus maupun survei-survei merupakan
statistik dasar dengan ciri-ciri bersifat makro dan berskala nasional. Maka tidaklah
mengherankan ketika konsumen data datang ke BPS mencari data tentang sertifikasi guru, sudah
pasti data tersebut tidak tersedia, karena data jenis ini lebih tepat dimiliki oleh dinas pendidikan.
9
Juga masih ada Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) yang seharusnya
mempunyai peranan penting dalam penyediaan data regional, apakah menyangkut data sektoral
atau khusus. Badan ini harus didukung, tidak hanya kesiapan SDM yang memadai dalam
penanganan data/statistik, tetapi juga dari sisi anggaran untuk kegiatan yang harus dilakukan.
Peran.Bappeda
Bappeda sebenarnya mempunyai peran yang besar dalam perencanaan berbagai program
pembangunan. Dalam rangka itu pula, ada unit yang menangani data dan statistik di Bappeda
untuk merangkum seluruh data dari berbagai sumber untuk digunakan dalam penyusunan
rencana pembangunan. Tentunya, ketersediaan data yang dihimpun sangat tergantung atas sejauh
mana.unit.kerja.ini.sudah.menjalankan.fungsinya.
Salah satu kegiatan dimana Bappeda mempunyai peran kunci adalah kegiatan
Musrembangda. Masing-masing SKPD merumuskan berbagai rencana pembangunan dengan
mempertimbangkan potret kemajuan dan masalah di masing-masing dinasnya. Pada kegiatan ini,
semua data terkait dengan rencana pembangunan dipapar dan dikaji. Sudah barang tentu, kualitas
rencana pembangunan tersebut sangat ditentukan sejauh mana kelengkapan data yang dijadikan
sebagai.dasar.paparan.dan.kajian.
Berdasarkan pengamatan penulis, banyak sekali rencana program yang tidak didukung
oleh data, sehingga penentuan capaian program cenderung tidak berdasar sama sekali. Sudah
barang tentu, pentahapan program maupun penganggarannya menjadi sulit karena target
programnya.sendiri.tidak.terukur.
10
Koordinasi.dan.komunikasi
Persoalan atas kelangkaan data ataupun persoalan data usang akan dapat dipecahkan
apabila masing-masing penyedia data dapat saling berkoordinasi dan berkomunikasi. Sudah
barang tentu Bappeda sebagai koordinator dari semua „mesin‟ perencanaan pembangunan di
daerah.diharapkan.dapat.menjembataninya.
Di beberapa provinsi, ada forum khusus yang dimotori oleh Bappeda, dimana secara
berkala forum melakukan evaluasi terhadap data yang ada. Dalam forum ini dibahas berbagai
data capaian pembangunan dari berbagai sumber data, untuk kemudian secara objektif
mengambil kesepakatan terhadap data yang akan dijadikan dasar acuan penyusunan program-
program.pembangunan.berikutnya.
Sudah barang tentu, koordinasi dan komunikasi merupakan hal yang mudah diucapkan,
namun sering sulit dilaksanakan. Tinggal lagi, bagaimana komitmen semua pihak dapat
dibangun untuk tujuan tersebut, dan menyadari bahwa pemanfaatan data (usang) menjadi satu
hal yang patut mendapat perhatian. Kalau hal tersebut dapat terwujud, maka „kegeraman‟
Gubernur pada harian lokal tadi dapat berubah menjadi „senyum‟. Memang, membangun itu sulit
dan mahal, tapi lebih sulit dan mahal membangun tanpa data (yang tidak usang).
Kontroversi
triliun (2015) rentang waktu yang sama untuk pencapaian MDGs. Jumlah pembayaran utang
Indonesia, baru menurun drastis (2016) menjadi Rp66,70 triliun. tanpa upaya negosiasi
pengurangan jumlah pembayaran utang Luar Negeri, Indonesia akan gagal mencapai tujuan
MDGs.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
semua orang
14
MDGs
ACHIEVE UNIVERSAL PRIMARY EDUCATION
OLEH
1. DEWI FATMAWATI
2. JUJU JULIANTI