Anda di halaman 1dari 24

TUGAS DISKUSI AGAMA ISLAM

Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode


Makkah

DISUSUN OLEH:
KELAS X IPA 3
KELOMPOK 8:
NAMA ANGGOTA:
1.)VICKA RAMADHANI 3.)ORTIE VERIEN
2.)JESSICA PUTRI S. 4.)M.PUTRA JANUAR
SMA YPI TUNAS BANGSA TAHUN AJARAN
2019/2020
KATA PENGANTAR

ASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami selaku penyusun makalah mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas Pembelajaran Agama Islam kami di semester
2 yang bertemakan “Dakwah Nabi Muhammad Saw. Periode Makkah.”

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru Agama islam
kami yang telah membimbing dalam menyusun makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

PALEMBANG
24 JANUARI 2020

SMA YPI TUNAS BANGSA

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN
A) Apresepsi
B) Biografi Nabi Muhammad saw.

BAB II: PEMBAHASAN


A) Sikap Tangguh dan Rela Berkorban Nabi Muhammad saw.
B) Substansi dan Strategi Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode Makkah
C) Hambatan dan Dukungan Dakwah Nabi Muhammad saw.
D) Hasil Dakwah Nabi Muhammad SAW. Periode Makkah dan Perilaku
Meneladaninya

BAB III: KESIMPULAN


Isi Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A).Apresepsi
Nabi Muhammad saw. adalah nabi terakhir yang diutus Allah swt. Ia lahir di Makkah yang
pada saat itu penduduknya dikenal dengan kejahiliyahannya dalam tiga hal. Yakni jahiliyah
dalam bidang aqidah, kemasyarakatan (sosial), dan tata cara hidup sehari-hari. Berdakwah di
tengah masyarakat jahiliyah tidaklah mudah bagi Nabi Muhammad saw, sehingga dibutuhkan
energi khusus dalam mengatasi hal ini. Awal berdakwah Nabi melakukannya dengan diam-
diam, beliau mengajak orang-orang terdekat, seperti istrinya Khadijah r.a. keponakannya Ali bin
Abi Thalib r.a. dan sahabat karibnya Abu Bakar r.a.

Setelah pengikut agama islam mulai bertambahdan semakin banyak, Rasulullah saw. mulai
berdakwah dengan terang-terangan.Beliau mengumpulkan penduduk Makkah di bukit Shafa
untuk menyampaikan risalah agama islam. Namun, penduduk Makkah menyambut dengan
kurang baik, termasuk paman beliau Abu Lahab. Nabi Muhammad saw. tidak menyerah, beliau
menghadapinya dengan kesabaran hingga 13 tahun.

B).Biografi Nabi Muhammad saw


Muhammad bin Abdullah, lahir dalam keadaan yatim dari seorang janda bernama Aminah
binti Wahab. Setelah 5 tahun dibesarkan dalam asuhan seorang wanita dusun, ia dikembalikan
kepada ibunya. Belum lama dalam mengasuh Muhammad, Aminah meninggal dalam perjalanan
pulang usai mengunjungi keluarganya di Yatsrib sekaligus berziarah ke makam sang suami.

Dalam usia 6 tahun Muhammad menjadi yatim piatu dan terpaksa harus dibesarkan oleh
Abdul Muththalib, kakeknya. Seolah dipersiapkan untuk tegar menghadapi cobaan sejak usia
dini, 2 tahun kemudian sang kakek pun meninggal dunia, hingga pengasuhan Muhammad
diserahkan kepada pamannya, Abu Thalib.

Berikut adalah Biografi Nabi Muhammad saw. secara mendetail

BIOGRAFI DIRI,KELUARGA DAN MASHAB


Nama Lengkap
Nama : Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay
bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr (Quraisy).
Lahir : Mekkah, Senin, 12 Rabiul Awal 570 M (53 Sebelum Hijriah) atau Tahun Gajah

Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode Makkah|1


Wafat : Madinah, 8 Juni 633 M (11 Hijriyah) pada usia 63 Tahun dan dimakamkan di Rumah
Aisyah yang saat ini menjadi bagian dari Kompleks Masjid Nabiwiyah.

Nama Lain
Asy Syahid
Al Mutawakkil
Nabiyut Taubah Nabiyur Rahmah
Nabiyyus Saa’ah
Al Aqibb
Al Muqaffi
Al Hasyir
Al Mahi
Syahidan (Saksi),
Mubasysyiran (Pemberi kabar gembira),
Nadzir (Pemberi peringatan),
Da'i (Penyeru kepada Allah)
Gelar Shalallahu alaihi wa Salam
Rasul (utusan),
An-Nabi,
Khatamul Anbiya
Uswatun Hasanah
Kunyah Abu Qasim

Nasab Jalur Ayah


Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin
Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin
Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan bin Ismail bin Ibrahim.

Nasab Jalur Ibu


Aminah binti Wahb bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab.Kakek Nenek [dari pihak ibu] Kakek :
Wahab bin Abdulmanaf bin Zuhrah bin Kilab.
Nenek : Barrah binti Abdul Uzza bin Utsman bin Abduddaar bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin
Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr.
Ibu Barrah adalah Ummu Habib binti Asad bin Abdul Uzza bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin
Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr.
Ibu Ummu Habib adalah Barrah binti Auf bin Ubaid bin Uwaij bin Adi bin Ka’ab bin Luai bin
Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr.”Kakek Nenek [ dari pihak ayah ]Kakek : Syaibah bin
Hâsyim dikenal dengan nama ‘Abdul Muttalib
Nenek : Fathimah binti Amr bin Aidz bin Imran bin Makhzum bin Yaqadhah bin Murrah bin
Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Ah-Nahdr.

Istri Istri Rasulullah

Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode Makkah|2


1. Khadijah binti Khuwailid [555 M]
2. Saudah binti Zam'ah [? - 54 H]
3. Aisyah binti Abu Bakar [614 M/ - 58 H]
4. Hafshah binti Umar [607 M/- 45 H],
5. Zainab binti Khuzaimah [597 M/ - 4 H]
6. Ummu Salamah [597 M]
7. Juwairiyah Binti Al Harits [609 M/50 H]
8. Zainab binti Jahsy [590 M/- 20 H]
9. Ummu Habibah [592 M/- 44 H]
10. Maymunah binti Harits [604 M/63 H]
11. Shafiyah binti Huyay [612 M/ - masa kekhalifahan Mu’awiyah]
12. Mariyah Al-Qibthiyah [?] Anak Angkat Zaid bin Haritsah.

Anak Tiri [Dari Khadijah]


1. Halah bin Abu Halah [ anak tiri Khadijah dari suami pertama
2. Hindun bin Abu Halah
3. Zainab binti Abu Halah
4. Abdullah bin Atiq
5. Jariyah bin Atiq
6. Hindun binti Atiq

Anak Kandung
1. Qasim
2. Zaynab
3. Abdullah
4. Ruqayyah
5. Ummu Kultsum
6. Fatimah
7. Ibrahim

‘Ayah Ayah’ Nabi Muhammad


*Abdullah bin Abdul Muththalib
*Abdul Muththalib
*Harits bin Abdul Izzi
*Abu Thalib

Ibu Asuh Nabi Muhammad


*Aminah binti Wahab
*Ummu Aiman
*Thuwaibah
*Halimah As Saadiyah
*Judzamah binti Harits
* Fatimah binti Asad

Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode Makkah|3


Ibu Susu Nabi Muhammad
*Aminah bin Wahab, Thuwaibah dan Halimah As Saadiyah

Saudara Sesusu Nabi Muhammad


Masruuh, Hamzah, Abu Salamah bin Abdul al Asad al Makhzumi, Kabsyah bin Harits bin Abdul
Izzi, Abdullah bin Harits bin Abdul Izzi, Anisah binti Harits bin Abdul Izzi, Hudzafah binti Harits
bin Abdul Izzi, Abu Sufyan bin Harits bin Abdul Muthalib, Hamzah

Diangkat Menjadi Nabi di Usia 40 Tahun


Sejarah mencatat bahwa pada usia 40 tahun, beliau diutus menjadi nabi oleh Allah. Ia
mewahyukan kepada beliau al-Quran yang seluruh manusia dan jin tidak mampu untuk
menandinginya. Ia menamakan beliau sebagai pamungkas para nabi dan memujinya karena
kemuliaan akhlaknya. Beliau hidup di dunia ini selama enam puluh tiga tahun. Menurut
pendapat masyhur, beliau wafat pada hari Senin bulan Shafar 11 Hijriah di Madinah.

BIOGRAFI PERJALANAN HIDUP NABI MUHAMMAD SAW


Masa Kecil Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad sejak kecilnya telah diberikan kehidupan layaknya manusia biasa, padahal
beliau sangat dimuliakan oleh Allah SWT, bahkan sejak dikandunganpun beliau telah
ditinggalkan oleh Ayahnya. Beliau terlahir dalam keadaan yatim, dan pada usia 6 tahun beliau
ditinggal oleh ibunya. Sehingga beliau menjadi seorang yatim piatu, beliau merasakan apa yang
dialami oleh manusia pada umumnya. Dan di usianya yang ke 8 tahun, beliau ditinggal oleh
kakeknya Abdul Muthalib. Kehidupan yang beliau jalani dapat menjadi panutan seluruh umat
manusia.

Nabi Muhammad disusui oleh Tsuaibah selama 3 hari dan oleh kakeknya beliau disusukan juga
kepada Halimah As-Sa’diyah dan berada dalam asuhannya kurang lebih 6 tahun. Dalam usia 5
bulan beliau sudah bisa berjalan dan pada usia 9 bulan sudah lancar berbicara. Semasa kecilnya
beliau juga telah menggembalakan kambing. Abu Thalib (paman nabi) mengajak berdagang
ketika usianya 12 tahun ke negri Syam. Beliau diasuh pamannya setekllah ditinggal wafat
kakeknya, dan mengasuh serta menjaga nabi sampai pada usia lebih dari 40 tahun.

Dibelahnya Dada Muhammad


Malaikat Jibril menelentangkan nabi Muhammad di usianya ke 4 tahun, lalu membelah dadanya
dan mengeluarkan hati serta segumpal darah dari dada nabi Muhammad SAW kemudian
malaikat Jibril mencucinya dan menatanya kembali ke tempatnya dan nabi Muhammad tetap
dalam keadaan sehat bugar.

Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode Makkah|4


Dakwah Nabi Muhammad SAW

Rasulullah SAW menerima wahyu untuk menyampaikan dan menyiarkan ajaran agama Islam
dan mengajak umat manusia untuk menyembah Allah SWT. Beliau menyampaikan dakwahnya
secara sembunyi-sembunyi. Adapun orang-orang yang pertama masuk Agama Islam atau
disebut dengan Assabiqunal Awwwalun yaitu keluarga dan para sahabatnya, yaitu: istrinya Siti
Khadijah, sahabatnya Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar As-Shiddiq, anak angkatnya Zaid bin
Haritsah, Utsman bin Affan, Zubair dan masih banyak lagi keluarga dan para sahabat Rasul yang
lainnya.

Selama 3 tahun lamanya Rasulullah SAW berdakwah secara sembunyi sembunyi dari satu
rumah ke rumah lainnya. Kemudian turunlah surat Al Hijr: 94 (QS 15 ayat 94). Yang artinya
“Maka sampaikanlah secara terang-terangan segala apa yang telah diperintahkan kepadamu
dan berpalinglah dari orang-orang musyrik (QS Al Hijr : 15)”. Dengan turunnya ayat ini maka
Rasulullah SAW menyiarkan dakwahnya secara terang-terangan. Tanggapan orang-orang
Quraisy pada saat itu sangat marah dan melarang penyiaran islam yang dibawa oleh nabi
bahkan nyawa nabi Muhammad sangat terancam. Namun Nabi dan para sahabatnya semakin
kuat dan tangguh menghadapi tantangan dan hambatan yang dihadapi dengan ketabahan serta
sabar walau ejekan, caci maki, olok-olokan dan menentang seluruh ajaran Nabi.

Masa Kerasulan Nabi


“Amul Huzni” yaitu tahun duka cita dimana pamannya Abu Thalib dan istrinya Siti Khadijah
wafat serta umat Islam dalam keadaan sengsara. Ditengah-tengah kesedihannya, beliau
dijemput Malaikat Jibril untuk Isra’ Mi’raj yaitu melakukan perjalanan dari masjidil Aqsha ke
Masjidil Haram sampai ke Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah SWT dan untuk menerima
perintah shalat lima waktu. Pada tahun 10 H nabi melakukan haji wada’ atau haji terakhir.
Dalam wukufnya di Arafah, beliau menyampaikan khutbahnya yang berisi kan tentang larangan
melakukan penumpahan darah kecuali dengan cara yang benar, larangan mengambil harta
orang lain dengan cara yang tidak benar, larangan memakan harta riba, hamba sahaya harus
diperlakukan dengan cara yang baik, dan agar umatnya selalu berpegang teguh kepada Al
Qur’an dan Sunah Nabi SAW. Setelah berdakwah selama 23 tahun, beliau wafat pada usia 63
tahun.

Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode Makkah|5


BAB II
PEMBAHASAN

A).Sikap Tangguh dan Rela Berkorban Nabi


Muhammad saw.

1) Sikap Tangguh Nabi Muhammad saw.

Dalam upaya meraih kesuksesan, diperlukan sikap tangguh dan pantang menyerah
sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. ketika ia berjuang memberantas
kemusyrikan. Lihat pula bagaimana orang-orang yang sukses meraih cita-citanya, mereka
bersusah-payah berusaha terus-menerus tanpa mengenal lelah, sehingga mereka menjadi
orang yang berhasil dalam cita-citanya. Tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan dan tidak ada
pula kesuksesan tanpa kerja keras dan tangguh pantang menyerah. Ketangguhan dating dengan
sendirinya. Ia memerlukan pembelajaran dan latihan (riyadah) secara terusmenerus.
Ketangguhan juga harus didukung oleh kesehatan fisik dan pemahaman yang benar. Kedua-
duanya harus berjalan beriringan dan saling mendukung. Kekuatan fisik dibarengi dengan
pemahaman yang benar akan melahirkan manfaat yang besar, demikian pula sebaliknya. Sikap
tangguh dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun
masyarakat diantaranya seperti berikut.

a. Menggunakan waktu untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar mendapatkan prestasi


yang tinggi.
b. Secara terus-menerus mencoba sesuatu yang belum dapat dikerjakan
sampai ditemukan solusi untuk mengatasinya.
c. Melaksanakan segala peraturan di sekolah sebagai bentuk pengamalan
sikap disiplin dan tanggung jawab.
d. Menjalankan segala perintah agama dan menjauhi larangannya dengan
penuh keikhlasan.
e. Tidak putus asa ketika mengalami kegagalan dalam meraih suatu keinginan.

Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode Makkah|6


Jadikanlah kegagalan sebagai cambuk agar tidak mengalaminya lagi di kemudian hari.

Berikut adalah contoh-contoh ketangguhan Nabi Muhammad saw. terhadap siksaan saat
berada di Makkah.

1. Suatu hari, Abu Jahal melihat Rasulullah saw. di Śafa, ia mencerca dan menghina
tapi tidak ditanggapi oleh Rasulullah saw. dan ia beranjak pulang. Kemudian, Abu Jahal
pun bergabung dengan kelompoknya kaum Quraisy di samping Ka’bah. Mendengar
kejadian tersebut, Hamzah, paman Rasulullah saw., marah seraya bangkit mencari Abu
Jahal. Ia kemudian menemukan Abu Jahal yang sedang duduk di samping Ka’bah dengan
kelompoknya kaum Quraisy. Tanpa banyak bicara, ia langsung mengangkat busur dan
memukulkannya ke kapala Abu Jahal hingga tengkoraknya terluka. “Engkau mencerca
dia (Rasulullah saw.), padahal aku sudah memeluk agamanya. Aku menempuh jalan
yang ia tempuh. Jika mampu, ayo, lawan aku!” tantang Hamzah.

2. Suatu hari, Uqbah bin Abi Mu’i¯ melihat Rasulullah saw. ber¯awaf, lalu menyiksanya.
Ia menjerat leher Rasulullah saw. dengan sorbannya dan menyeret ke luar masjid.
Beberapa orang datang menolong Rasulullah saw. karena takut kepada Bani Hasyim.

3. Penyiksaan lain dilakukan oleh pamannya sendiri, yaitu Abu Lahab dan istrinya
Ummu Jamil yang tiada tara kejinya. Rasulullah saw. bertetangga dengan
mereka. Mereka tak pernah berhenti melemparkan barang-barang kotor
kepadanya. Suatu hari mereka melemparkan kotoran domba ke kepala Nabi.
Sekali lagi Hamzah membalasnya dengan menimpakan barang yang sama ke
kepala Abu Lahab.

4. Quraisy memboikot kaum muslimin


Kaum Quraisy memutuskan segala bentuk hubungan perkawinan dan
perdagangan dengan Bani Hasyim. Persetujuan pemboikotan ini dibuat dalam
bentuk piagam, ditandatangani bersama dan digantungkan di Ka’bah. Peristiwa
ini terjadi pada tahun ke-7 kenabian dan berlangsung selama tiga tahun.
Pemboikotan ini mengakibatkan kelaparan, kemiskinan, dan kesengsaraan
bagi kaum muslim. Untuk meringankan penderitaan kaum muslimin, mereka
pindah ke suatu lembah di luar Kota Mekah.

Masih banyak lagi contoh lain yang lebih kejam, lalu allah swt. Meneguhkan kembali sikap Nabi
Muhammad saw. dan memotivasinnya seperti tersirat dalam ayat berikut ini.

ْ ‫ن أ ُ ِم ْرتَْ َك َما فَا‬


ْ‫ست َ ِق ْم‬ َْ َ ‫ون ِب َما ِإنَّ ْهُ ۚ ت َ ْطغَ ْوا َو َْل َم َعكَْ ت‬
ْْ ‫اب َو َم‬ َْ ُ‫َب ِصيرْ ت َ ْع َمل‬
ARTINYA: Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu
dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas.
Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Hud/11: 112)

Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode Makkah|7


2. Rela Berkorban

Perhatikan bagaimana para pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan bangsa ini! Selain
mereka berjuang dengan tangguh dan pantang menyerah, merela rela mengorbankan apa saja
untuk kemerdekaan bangsa ini.Pengorbanan mereka tidak hanya berupa harta, keluarga yang
ditinggalkan, bahkan mereka rela meregang nyawa untuk memperjuangkan kemerdekaan
beragama dan berbangsa.
Oleh karena itu, janganlah pernah merasa pernah berjuang tanpa memberikan
pengorbanan yang berarti. Perilaku yang mencerminkan jiwa berkorban dalam kehidupan
sehari-hari misalnya seperti berikut.

1. Menyisihkan waktu sebaik mungkin untuk kegiatan yang bermanfaat. Hal ini penting
mengingat waktu yang kita miliki sangatlah terbatas. Jika waktu yang kita gunakan lebih banyak
untuk kegiatan yang percuma, siap-siaplah untuk menyesal karena waktu yang telah lewat tidak
akan kembali lagi.

Misalkan karena kamu tidak belajar dengan sungguh-sungguh sementara kamu ingin lulus
dengan nilai yang tinggi, kamu akan menyesal karena mendapatkan nilai yang rendah dan harus
mengulang lagi.

2. Mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Kepentingan bersama di


atas segala-galanya. Itulah kalimat yang sering diungkapkan oleh kebanyakan manusia. Akan
tetapi, kenyataannya belum tentu demikian.

Kebanyakan manusia lebih mengutamakan kepentingan pribadinya daripada kepentingan orang


banyak. Sebagai orang yang beriman, tentu kita tidak boleh termasuk ke dalam golongan orang
yang demikian.

Rasulullah saw. mencontohkan, bagaimana ketika ia hendak berbuka puasa dengan sepotong
roti, sementara ada orang yang datang untuk meminta roti tersebut karena sangat kelaparan,
dan Rasul memberikan roti tersebut kepada orang itu.

Dalam kehidupan sehari-hari, perilaku yang dapat kita lakukan dalam hal ini misalkan antre saat
berada di tempat umum, seperti: di bank, loket pembayaran, berkendara di lampu lalu lintas
ketika warna merah menyala, dan lain sebagainya.

3. Menyisihkan sebagian harta untuk membantu orang lain yang membutuhkan. Dalam harta
kita terdapat sebagian hak orang lain yang membutuhkannya.
Islam mengajarkan bahwa bersedekah itu tidak akan mengurangi harta sedikit pun, bahkan ia
akan mendatangkan harta yang lebih banyak lagi.

Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode Makkah|8


C. Substansi dan Strategi Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode
Makkah

1. Substansi Dakwah Nabi Muhammad saw.

a. Kerasulan Nabi Muhammad saw. dan Wahyu Pertama

Menurut beberapa riwayat yang śahih Nabi Muhammad saw. pertama kali diangkat menjadi
rasul pada malam hari tanggal 17 Ramadhan saat usianya 40 tahun. Malaikat Jibril datang untuk
membacakan wahyu pertama yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw., yaitu Q.S. al-
‘Alāq. Nabi Muhammad saw. diperintahkan membacanya, namun Rasulullah saw. berkata
bahwa ia tak bisa membaca. Malaikat Jibril mengulangi permintaannya, tetapi jawabannya
tetap sama. Kemudian, Jibril menyampaikan firman Allah Swt. yaitu Q.S. al-‘Alāq/96:1-5 sebagai
berikut:

Artinya: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan
perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.”
(Q.S. al-‘Alaq/96:1-5)

Itulah wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw. sebagai awal diangkatnya
sebagai rasul. Kemudian, Nabi Muhammad saw. menerima ayat-ayat al-Qur’ān secara
berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun. Ayat-ayat tersebut diturunkan berdasarkan
kejadian faktual yang sedang terjadi sehingga hampir setiap ayat al-Qur’ān turun disertai oleh
Asbābun Nuzµl (sebab/kejadian yang mendasari turunnya ayat). Ayat-ayat yang turun sejauh itu
dikumpulkan sebagai kompilasi bernama al-Mushaf yang juga dinamakan al-Qur’ān.

b. Ajaran-Ajaran Pokok Rasulullah saw. di Mekah

1) Aqidah
Rasulullah saw. diutus oleh Allah Swt. untuk membawa ajaran tauhid. Masyarakat Arab yang
saat ia dilahirkan bahkan jauh sebelum ia lahir, hidup dalam praktik kemusyrikan. Ia sampaikan
kepada kaum Quraisy bahwa Allah Swt. Maha Pencipta. Segala sesuatu di alam ini, langit, bumi,
matahari, bintang-bintang, laut, gunung, manusia, hewan, tumbuhan, batu-batuan, air, api, dan

Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode Makkah|9


lain sebagainya itu merupakan ciptaan Allah Swt. Karena itu, Allah Swt. Mahakuasa atas segala
sesuatu, sedangkan manusia lemah tak berdaya. Ia Mahaagung (Mulia) sedangkan manusia
rendah dan hina. Selain Maha Pencipta dan Mahakuasa, Ia pelihara seluruh makhluk-Nya dan Ia
sediakan seluruh kebutuhannya, termasuk manusia. Selanjutnya, Nabi Muhammad saw. juga
mengajarkan bahwa Allah Swt. itu Maha Mengetahui. Allah Swt. mengajarkan manusia
berbagai macam ilmu pengetahuan yang tidak diketahuinya dan cara memperoleh dan
mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut. Ajaran keimanan ini, yang merupakan ajaran
utama yang diembankan kepada ia bersumber kepada wahyu-wahyu Ilahi. Banyak sekali ayat
al-Qur’ān yang memerintahkan beliau agar menyampaikan keimanan sebagai pokok ajaran
Islam yang sempurna. Allah Swt. berfirman yang artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Dialah
Allah Swt., Yang Maha Esa. Allah Swt. tempat meminta segala sesuatu. (Allah Swt.) tidak
beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” (Q.S. al-
Ikhlaś/112:1-4)

Ajaran tauhid ini berbekas sangat dalam di hati Nabi dan para pengikutnya sehingga
menimbulkan keyakinan yang kuat, mapan, dan tak tergoyahkan. Dengan keyakinan ini, para
sahabat sangat percaya bahwa Allah Swt. tidak akan membiarkan mereka dalam kesulitan dan
penderitaan. Dengan keyakinan ini pula, mereka percaya bahwa Allah Swt. akan memberikan
kebahagiaan hidup kepada mereka. Dengan keyakinan ini pula, para sahabat terbebas dari
pengaruh kekayaan dan kesenangan duniawi. Dengan keyakinan ini pula, para sahabat mampu
bersabar dan bertahan serta tetap berpegang teguh pada agama ketika mereka mendapatkan
tantangan dan siksaan yang amat keji dari pemuka-pemuka Quraisy. Dengan keyakinan seperti
ini pulalah, Nabi Muhammad saw. dapat mengatakan dengan mantap kepada Abu thalib,
“Paman, demi Allah, kalaupun mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan rembulan di
tangan kiriku agar aku meninggalkan tugas ini, sungguh tidak akan aku tinggalkan. Biarlah nanti
Allah Swt. Yang akan membuktikan apakah saya memperoleh kemenangan (berhasil) atau
binasa karenanya”. Ini pula yang menjadi rahasia mengapa Bilal bin Rabbah dapat
bertahan atas siksaan yang ia terima dengan tetap mengucapkan “Allah Maha Esa” secara
berulang-ulang.

2) Akhlak Mulia
Dalam hal akhlak, Nabi Muhammad saw. tampil sebagai teladan yang baik (ideal). Sejak
sebelum menjadi nabi, ia telah tampil sebagai sosok yang jujur sehingga diberi gelar oleh
masyarakatnya sebagai
al-Amin (yang dapat dipercaya). Selain itu, Nabi Muhammad saw. merupakan sosok yang suka
menolong dan meringankan beban orang lain. Ia juga membangun dan memelihara hubungan
kekeluargaan serta
persahabatan. Nabi Muhammad saw. tampil sebagai sosok yang sopan, lembut, menghormati
setiap orang, dan memuliakan tamu. Selain itu, Nabi Muhammad saw. juga tampil sebagai
sosok yang berani dalam membela kebenaran, teguh pendirian, dan tekun dalam beribadah.
Nabi Muhammad saw. mengajak agar sikap dan perilaku yang tidak terpuji yang dilakukan
masyarakat Arab seperti berjudi, meminum minuman keras (khamr), berzina, membunuh, dan
kebiasaan buruk lainnya ditinggalkan. Selain karena pribadi ia dengan akhlaknya yang
luhur, ajaran untuk memperbaiki akhlak juga bersumber dari Allah

Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode Makkah|10


Swt. Firman-Nya, “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara,
karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan
bertakwallah kepada Allah Swt. agar kamu mendapat rahmat.” (Q.S. al-Hujurāt/49:10)
Keterangan di atas memberikan penjelasan kepada kita, bagaimana Rasulullah saw.
memadukan teori dengan praktik. Ia mengajarkan akhlak mulia kepada masyarakatnya,
sekaligus juga membuktikannya dengan perilakunya yang sangat luhur. Akhlak Rasulullah saw.
adalah apa yang dimuat di dalam al-Qur’ān itu sendiri. Ia tidak hanya mengajarkan, tetapi juga
mencontohkan dengan akhlak terpuji. Hal ini diakui oleh seorang penulis Barat, Michael H. Hart
dalam bukunya yang berjudul “100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia” dengan menempatkan
Rasulullah saw. sebagai manusia tersukses mengubah perilaku manusia yang biadab menjadi
manusia yang beradab.

2.Strategi Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode Makkah

Dalam mendakwahkan ajaran-ajaran Islam yang sangat fundamental dan


universal, Rasulullah saw. tidak serta-merta melakukannya dengan tergesa-gesa.
Ia mengerti benar bagaimana kondisi masyarakat Arab saat itu yang bergelimang
dengan kemaksiatan dan praktik-praktik kemunkaran. Mengubah pola pikir dan
kebiasaan-kebiasaan atau adat-istiadat bangsa Arab khususnya kaum Quraisy
bukanlah perkara mudah. Kebiasaan yang telah dilakukan secara turun-temurun
sejak ratusan tahun silam, ditambah lagi dengan pengaruh agama Nasrani dan
Yahudi yang sudah dikenal lama bahkan sudah banyak penganutnya.
Ada dua tahapan yang dilakukan Rasulullah saw. dalam menjalankan misi
dakwah tersebut, yaitu dakwah secara sembunyi-sembunyi yang hanya terbatas
di kalangan keluarga dan sahabat terdekat dan dakwah secara terang-terangan
kepada khalayak ramai.
1.)Dakwah secara Rahasia/Diam-diam (al-Da’wah bi al-Sirr)

Agar tidak menimbulkan keresahan dan kekacauan di kalangan


masyarakat Quraisy, Rasulullah saw. memulai dakwahnya secara sembunyisembunyi (al-Da’wah
bi al-Sirr). Hal tersebut dilakukan mengingat kerasnya watak suku Quraisy dan keteguhan
mereka berpegang pada keyakinan dan penyembahan berhala. Pada tahap ini, Rasulullah saw.
memfokuskan dakwah Islam hanya kepada orang-orang terdekat, yaitu keluarga dan para
sahabatnya. Rumah Rasulullah saw (Dārul Arqam) dijadikan sebagai pusat kegiatan dakwah. Di
tempat itulah, ia menyampaikan risalah-risalah tau¥i« dan ajaran Islam lainnya yang
diwahyukan Allah Swt. kepadanya. Rasulullah saw. secara langsung menyampaikan dan
memberikan penjelasan tentang ajaran Islam dan mengajak pengikutnya untuk meninggalkan
agama nenek moyang mereka, yaitu dari menyembah berhala menuju penyembahan kepada
Allah Swt. Karena sifat dan pribadinya yang sangat terpercaya dan terjaga dari hal-hal tercela,
tanpa ragu para pengikutnya, baik dari kalangan keluarga maupun para sahabat menyatakan
ketauhidan dan keislaman mereka di hadapan Rasulullah saw. Orang-orang pertama (as-
sābiqunal awwalµn) yang mengakui kerasulan Nabi Muhammad saw. dan menyatakan
keislamannya adalah: Siti Khadijah (istri), Ali bin Abi °halib (adik sepupu), Zaid bin ¦ari¡ah

Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode Makkah|11


(pembantu yang diangkat menjadi anak), dan Abu Bakar Siddik (sahabat). Selanjutnya secara
perlahan tapi pasti, pengikut Rasulullah saw. makin bertambah. Di antara mereka adalah U¡man
bin Affan, Zubair bin Awwam, Said bin Abi Waqas, Abdurrahman bin ‘Auf, Thaha bin Ubaidillah,
Abu Ubaidillah bin Jarrah, Fatimah bin Khattab dan suaminya Said bin Zaid al-Adawi, Arqam
bin Abil Arqam, dan beberapa orang lainnya yang berasal dari suku Qurasy. Bagaimana ajaran
Islam bisa diterima dan dianut oleh mereka yang sebelumnya terbiasa dengan adat-istiadat
masyarakat Arab yang begitu mengakar kuat? Bagaimana mereka meyakini agama baru yang
dibawa oleh Rasulullah saw. sebagai agama paling benar dan sempurna kemudian menjadi
pemeluknya? Bagaimana pula reaksi orang-orang yang mengetahui bahwa mereka telah
meninggalkan agama nenek moyang, yaitu menyembah berhala?
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut di antaranya adalah
seperti berikut.
a. Pribadi Rasulullah saw. yang begitu luhur dan agung. Tidak pernah ia
melakukan hal-hal yang tercela dan hina. Ia adalah pribadi yang sangat
jujur dan amanah (al-Amin), sabar, bijaksana, dan lemah-lembut dalam
menyampaikan ajakan serta ajaran Islam.
b. Ajaran Islam yang rasional, logis, dan universal, menghargai hak-hak
asasi manusia, memberikan hak yang sama, keadilan, dan kepastian
hidup setelah mati.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 67
c. Menyempurnakan ajaran-ajaran sebelumnya, yaitu ajaran-ajaran yang
dibawa oleh para rasul terdahulu berupa penyembahan terhadap Allah
Swt., berbuat baik terhadap sesama, menjaga kerukunan, larangan
perbuatan tercela seperti membunuh, berzina dan lain sebagainya.
d. Kesadaran akan tradisi dan kebiasaan-kebiasaan lama yang begitu jauh
dari nilai-nilai ketuhanan dan nilai-nilai kemanusiaan.
Berdakwah secara diam-diam atau rahasia (al-Da’wah bi al-Sirr) ini
dilaksanakan Rasulullah saw. selama lebih kurang tiga tahun. Setelah
memperoleh pengikut dan dukungan dari keluarga dan para sahabat,
selanjutnya Rasulullah saw. mengatur strategi dan rencana agar ajaran
Islam dapat diajarkan dan disebarluaskan secara terbuka.

2.)Dakwah secara Terang-terangan (al-Da’wah bi al-Jahr)

Dakwah secara terang-terangan (al-Da’wah bi al-Jahr) dimulai ketika Rasulullah saw. menyeru
kepada orang-orang Mekah. Ia berdiri di atas sebuah bukit dan berteriak dengan suara lantang
memanggil mereka. Beberapa keluarga Quraisy menyambut seruannya. Kemudian, ia berpaling
kepada sekumpulan orang sambil berkata, “Wahai orang-orang! Akankah kalian percaya jika
saya katakan bahwa musuh Anda sekalian telah bersiaga di sebelah bukit (Śafa) ini dan berniat
menyerang nyawa dan harta kalian?” Mereka menjawab, “Kami tak mendengar Anda
berbohong sepanjang hayat kami.” Ia lalu berkata, “Wahai bangsa Qurasy! Selamatkanlah
dirimu dari neraka. Saya tak dapat menolong Anda di hadapan Allah Swt. Saya peringatkan
Anda sekalian akan siksaan yang pedih!” Ia menambahkan, “Kedudukan saya seperti penjaga,
yang mengamati musuh dari jauh dan segera berlari kepada kaumnya untuk menyelamatkan

Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode Makkah|12


dan memperingatkan mereka tentang bahaya yang akan datang.” Seriring dengan itu, turun
pula wahyu Allah Swt. agar Rasulullah saw. melakukannya secara terang-terangan dan terbuka.
Mengenai hal tersebut, Allah Swt. berfirman, yang artinya: “Maka sampaikanlah (Muhammad)
secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang
yang musyrik.” (Q.S. al-Hijr/15:94). Baca pula firman Allah dalam Q.S. asy-Syua’ara/26:214-
216. Berdasarkan ayat-ayat di atas, Rasulullah saw. yakin bahwa sudah saatnya ia dan para
pengikutnya untuk menyebarluaskan ajaran Islam secara terbuka dan terang-terangan. Dengan
dukungan istrinya Siti Khadijah, paman yang setia membelanya, yaitu Abu tHalib, serta para
sahabat dan pengikutnya yang setia ditambah pula dengan keyakinan bahwa Allah Swt.
senantiasa menyertai, dimulailah dakwah suci ini. Pertama-tama dakwah dilakukan kepada
sanak keluarga, kemudian kepada kaumnya, dan penduduk Kota Mekah yang saat itu
penyembahan berhala begitu kuat.

Dari kalangan keluarga, ia mengajak paman-pamannya termasuk Abu Lahab dan Abu Jahal yang
terkenal sangat menentang dakwah Rasul. Mereka menolak mentah-mentah ajakan Rasulullah
saw. seraya mengatakan bahwa agama merekalah yang paling benar. Penolakan yang disertai
ejekan, cemoohan, hinaan bahkan ancaman tersebut tidak lantas membuat Rasulullah saw.
berputus asa dan berhenti melakukan dakwah. Justru beliau makin tertantang untuk terus
mengajak masyarakat memeluk agama tauhid
Melihat kenyataan tersebut, Abu Lahab, Abu Sufyan, dan kalangan bangsawan serta pemuka
Quraisy lainnya, meminta para penyairpenyair Quraisy untuk mengolok-olok dan mengejek
Nabi Muhammad saw. Selain itu, mereka juga menuntut Muhammad untuk menampilkan
mukjizatnya seperti apa yang telah ditampilkan oleh Musa as. dan Isa as. Seperti menjadikan
bukit Śafa dan Marwah berubah menjadi bukit emas, menghidupkan orang yang sudah mati,
menghalau bukit-bukit yang mengelilingi Mekah, memancarkan mata air yang lebih baik dari
zam. zam. Tidak sampai di situ, bahkan mereka mengolok-olok Nabi dengan menyatakan
mengapa Allah Swt. tidak menurunkan wahyu tentang harga barang-barang dagangan agar
mereka dapat berspekulasi. Semua cemoohan, ejekan, dan ancaman yang ditujukan kepada
Rasulullah saw. dan para pengikutnya makin melecut semangat Rasulullah saw. dengan terus
bertambahnya jumlah pengikutnya. Pelan tapi pasti, pengaruh Rasulullah saw. dan ajaran Islam
semakin diterima oleh masyarakat Mekah yang telah muak dengan praktik-praktik kotor
jahiliah. Kenyataan ini mendorong para pemuka Quraisy datang kembali kepada Abu thalib,
paman yang selalu membela Rasul. Mereka membawa seorang pemuda yang gagah yang
bernama Umarah bin al-Walid bin al-Mugirah untuk ditukarkan dengan Nabi Muhammad saw.
yang ditolak oleh Abu thalib. Nabi Muhammad saw. terus saja berdakwah. Untuk yang ketiga
kalinya, para pembesar Quraisy datang kepada Abu thalib. Mereka berkata, “Wahai Abu thalib,
Anda orang yang terhormat dan terpandang di kalangan kami. Kami telah meminta Anda untuk
menghentikan kemenakanmu, tetapi Anda tidak juga memenuhi tuntutan kami! Kami tidak
akan tinggal diam menghadapi orang yang memaki nenek moyang kami, tidak menghormati
harapan-harapan kami, dan mencacimaki berhala-berhala kami. Sebaiknya, Anda sendirilah
yang menghentikan kemenakan Anda, atau jika tidak, kami akan lawan hingga salah satu pihak
binasa”. Sejak saat itu, orang-orang Quraisy mencaci-maki dan menyiksa kaum

Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode Makkah|13


muslimin tidak terkecuali Nabi sendiri. Peristiwa yang paling terkenal adalah penyiksaan Bilal
(seorang budak dari Abisinia). Ia dipaksa untuk melepaskan agama, dicambuk, dicampakkan di
padang pasir, dan dadanya ditindih dengan batu yang lebih besar dari badannya. Dalam siksaan
semacam itu, Bilal tetap teguh dengan keyakinannya; mulutnya terus mengucapkan Ahad,
Ahad, ... (Allah Maha Esa, Allah Maha Esa). Bilal terus menerus mengalami siksaan hingga ia
dibeli oleh Abu Bakar Siddik. Sebagai orang kaya, Abu Bakar banyak sekali memerdekakan
budak di antaranya adalah budak perempuan Umar bin Khattab. Meskipun Nabi Muhammad
saw. telah mendapat perlindungan dari Banu Hasyim dan Banu Mu¯alib, ia masih juga
mengalami penyiksaan. Ummu Jamil, istri Abu Lahab, melemparkan najis ke depan rumahnya.
Demikian juga Abu Jahal yang melemparkan isi perut kambing kepada Nabi Muhammad saw.
ketika ia sedang śalat. Intimidasi dan penyiksaan yang dialami oleh Nabi Muhammad saw. dan
para pengikutnya berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama. Kian hari kian keji siksaan
yang mereka terima. Namun demikian, Nabi Muhammad saw. dan para sahabatnya
tetap tabah dan terus memelihara dan meningkatkan keyakinan dan keimanan mereka.
Demikianlah, setiap hari jumlah pengikut Nabi Muhammad saw. terus bertambah. Kenyataan
ini menyesakkan dada kaum Quraisy. Oleh karena itu, mereka mengutus Utbah bin Rabi’ah
untuk bertemu dengan Nabi Muhammad saw. Dalam pertemuannya dengan Nabi Muhammad
saw. ia mengatakan, “Wahai anakku, dari segi keturunan engkau mempunyai tempat
(bermartabat) di kalangan kami. Kini engkau membawa perkara besar yang menyebabkan kaum
Quraisy terpecah belah. Kini dengarkanlah, kami akan menawarkan beberapa hal. Kalau engkau
menginginkan harta, kami siap mengumpulkan harta kami sehingga engkau menjadi yang
terkaya di antara kami. Jika engkau menginginkan pangkat atau jabatan, kami akan angkat
engkau menjadi pemimpin kami; kami tak akan memutus satu perkara tanpa persetujuanmu.
Kalau kedudukan raja yang engkau cari, kami akan nobatkan engkau menjadi raja. Jika engkau
mengidap penyakit syaraf yang tidak dapat engkau sembuhkan, akan kami usahakan
penyembuhannya dengan biaya yang kami tanggung sendiri hingga engkau sembuh”.
Mendengar tawaran itu, Nabi Muhammad saw. membacakan surat al-Sajdah kepada Utbah. Ia
terdiam dan tertegun serta insaf bahwa ia berhadapan dengan seorang yang tidak gila harta,
tidak berambisi pada kekuasaan, dan bukan pula orang yang gila. Utbah kembali kepada
Quraisy dan menceritakan pengalamannya ketika bertemu dengan Nabi Muhammad saw. serta
menyarankan agar mereka membiarkan Nabi Muhammad saw. berhubungan secara bebas
dengan semua orang Arab. Usul Utbah tentu tidak dapat mereka terima, sebab mereka belum
merasa puas jika belum mengalahkan Nabi Muhammad saw. Karena itu, mereka meningkatkan
penyiksaan baik kepada Nabi Muhammad saw. maupun kepada para pengikutnya. Dengan
semangat kerasulannya serta keyakinan akan kebenaran ajaran Ilahi, gerakan dakwah
Rasulullah saw. makin tersebar luas. Teman, sahabat, bahkan orang yang tidak dikenalnya, baik
dari kalangan bangsawan terhormat maupun dari golongan hamba sahaya banyak yang
mendengar dan memahami ajaran Islam, kemudian memeluk agama Islam dan beriman kepada
Allah Swt. Rasulullah saw. makin tegas, lantang dan berani, tetapi tetap komitmen terhadap
tugas, fungsi dan wewenangnya sebagai rasul utusan Allah Swt.

Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode Makkah|14


D.Hambatan dan Dukungan Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode Makkah

1. Hambatan Dakwah Nabi Muhammad saw.

Ketika Rasulullah mulai melancarkan kegiatan dakwahnya secara terang-terangan di tengah-


tengah tempat kafir Quraisy berkumpul, dan mengajak mereka untuk masuk Islam, bahkan
beliau melakukan shalat di sisi Ka’bah. Orang-orang kafir yang tidak suka dengan ajaran Islam
semakin membenci ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Lalu, kaum kafir Quraisy
menghambat dan menghalangi dakwah Rasulullah melalui berbagai cara diantaranya:
a. Penghinaan, Ancaman dan Siksaan terhadap Rasulullah SAW
Rasulullah dihina sebagai orang gila, tukang sihir, anak celaka dan lain-lain dengan sebutan
penghinaan. Suatu saat Rasul pernah dilempari kotoran domba, rumah beliau juga dilempari
sampah dan kotoran. Untuk mencelakakan beliau, pernah diletakkan duri yang tajam di depan
rumahnya, juga tindakan-tindakan lain yang sangat menyakitkan.

b. Penhinaan, Ancaman dan Siksaan terhadap Pengikut Rasulullah SAW


Misalnya penghinaan dan penyiksaan yang ditimpakan kepada Bilal oleh majikannya. Ia dijemur
di tengah terik matahari sambil dilempari batu. Tidak puas, majikannya pun mencambuknya
dan menimpakan batu yang besar di tubuh bilal. Bilal kemudian diselamatkan oleh Abu Bakar
dengan cara dibelinya dari majikannya dengan harga yang sangat tinggi. Contoh lain penyiksaan
keji yang dilakukan kafir Quraisy adalah siksaan yang ditimpakan kepada Ayah dan ibu Ammar
bin Yasir, mereka dibunuh dan bahkan ditusuk jantungnya oleh Abu Jahal. Sahabat lainnya yang
mendapatkan perlakuan sama adalah Zamirah yang matanya dicungkil hingga buta. Kekejian
mereka juga menyebabkan Hibab terbelah tubuhnya karena ditarik oleh dua ekor unta yang
berlawanan arah.

c. Bujukan Harta, Kedudukan dan Wanita


Langkah ini dilakukan oleh kafir Quraiys dengan mengutus Utbah bin Rabi’ah untuk membujuk
Rasulullah SAW dengan harta dengan janji berapapun Nabi meminta maka akan diberikan.
Bahkan mereka membujuknya untuk menjadikan Nabi sebagai raja dan diiming-imingi wanita-
wanita yang tercantik di seluruh Arab asalkan Rasulullah menghentikan kegiatannya
menyebarkan agama Islam. Namun semuanya ditolak oleh Rasulullah.

d. Membujuk Nabi untuk Bertukar Sesembahan


Kafir Quraiys menawarkan kepada Nabi untuk saling bertukar sesembahan. Dimana mereka
meminta Nabi untuk menyembah tuhan Latta dan Uzza dalam beberapa hari, untuk kemudian
mereka bersedia menyembah Allah. Namun usaha ini ditolak Nabi melalui firman Allah dalam
QS. Al-Kafirun ayat 1-3.

e. Membujuk dan Memprovokasi Abu Thalib


Tindakan langsung terhadap Nabi selalu menghadapi kegagalan, maka kafir Quraisy mulai
beralih untuk mempengaruhi dan membujuk paman Nabi (Abu Thalib) agar memerintahkan
Nabi berhentik berdakwah. Mereka memprovokasi dengan memberikan ganti Rasulullah

Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode Makkah|15


dengan seorang pemuda yang gagah dan ganteng, dengan syarat Abu Thalib tidak menghalangi
mereka membunuh Nabi. Namun usaha mereka ditolak mentah-mentah oleh Abu Thalib.
Provokasi lainya adalah membujuk Abu Thalib dengan pernyataan bahwa Nabi telah membawa
ajaran yang bertentangan dengan ajaran para pendahulu dan nenek moyang bangsa Arab.
Taktik ini juga gagal. Bahkan Nabi mengatakan: “Senadainya matahari di letakkan di tangan
kananku dan rembulan di tangan kiriku, aku tidak akan berhenti menyampaikan dakwah
sehingga berhasil atau aku mati karenanya”.

f. Memprovokasi Masyarakat Mekkah


Upaya lain yang dilakukan kafir Quraisy untuk merintangi dakwah Nabi adalah dengan
memempengaruhi masyarakat Quraisy untuk tidak mendengarkan dakwah atau bacaan-bacaan
al-Qur’an, karena disebutkan oleh mereka sebagai jampi-jampi yang membuat mereka
tertenung. Selain itu, mereka juga mengancam untuk tidak segan-segan membuat mereka
sengsara atau bahkan dibunuh jika mengikuti ajaran Nabi

g. Pengasingan dan Pemboikotan Bani Hasyim dan Bani Muthallib


Upaya ini merupakan upaya yang sangat menyengsarakan kaum Muslimin. Kafir Quraisy
melarang siapapun untuk berinteraksi dengan Bani Hasim dan Bani Mutahllib, melakukan
transaksi jual beli, menikahi atau dinikahi, menengok yang sakit atau menolong mereka.
Pemboikotan ini dituliskan dalam selembar pengemumuman yang ditempelkan di pintu
gerbang masuk Ka’bah, sehingga semua orang tahu dengan ancaman berat bagi mereka yang
melanggarnya.

h. Mempengaruhi Pimpinan Negara-negara Tetangga untuk Menolak Kehadiran Islam/Orang


Islam
Ini dilakukan misalnya ketika sebagian sahabat Nabi hijrah ke Habsy. Kafir Quraisy datang
menghadap raja mereka yang beragama Nashrani dan menjelaskan tentang ajaran Islam
dengan tidak benar. Namun, ketika dikonfrontir dengan umat Islam yang dijurubicarai Ja’far,
akhirnya mereka kalah dan raja Habysi memberikan jamainan keamanan kepada umat Islam
untuk hidup tentram di negaranya.

2.Pendukung Dakwah Nabi Muhammad saw.


Faktor-faktor pendukung keberhasilan dakwah Rosul, yang dalam waktu yang relatif singkat
berhasil menaklukkan jazirah Arab kedalam Islam, Faktor tersebut ialah:

1. Faktor Ajaran Islam itu Sendiri


Kebenaran, dan ketinggian nilai Islam itulah yang memberi daya tarik yang kuat bagi umat
manusia untuk memeluknya. Apabila seseorang telah mengakui dengan mendalam ajaran
Islam, maka kebenaran agamanya itu akan berekspresi dalam segala tingkah laku dan amal
perbuatannya sehingga kehidupannya sudah merupakan daya tarik bagi manusia untuk masuk
Islam.

Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode Makkah|16


Betapa kuatnya daya tarik dan ketinggian ajaran Islam itu, dapat kita lihat dalam proses
berpindahnya bangsa Arab yang bersuku-suku dan saling bermusuhan kedalam ukhuwah
Islamiyah dibawah pimpinan Rosulullah.
Tugas besar ini berhasil dengan sukses, dan ketika Nabi afat terbentanglah satu wilayah Arabia
yang luas dalam suatu damai dan beriman kepada Tuhan. Suatu keadaan yang tidak pernah
dialami oleh bangsa Arab sebelumnya. Bangsa yang tadinya gemar kepada peperangan dan
bermusuhan, dan Agama Islamlah satu-satunya yang menciptakan suasana perdamaian yang
harmonis.

2. Faktor Pedoman Pokok Penyelenggaraan Dakwah yang Tepat Guna


Diantara pedoman pokok itu, tercantum dalam Q.S An-Nahl 125 :

َ َْ‫ظ ِْة ِب ۡٱل ِح ۡك َم ِْة َر ِبك‬


ُ ‫س ِبي ِْل ِإلَىْ ۡٱد‬
ْ‫ع‬ َ ‫س َن ِْة َو ۡٱل َم ۡو ِع‬
َ ‫ي ِبٱلَّتِي َو َجد ِۡل ُهم ۡٱل َح‬ َ ‫ن أ َ ۡح‬
ُْ ‫س‬
َْ ‫ن ِه‬ َّْ ‫أ َ ۡعلَ ُْم ُه َْو َربَّكَْ ِإ‬
َ ‫سبِي ِل ِهۦ عَن‬
‫ض َّْل بِ َمن‬ َ ‫ِين أ َ ۡعلَ ُْم َو ُه َْو‬َْ ‫بِ ۡٱل ُم ۡهتَد‬
Artinya :“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk"[5]

Pada ayat tersebut diatas, dijumpai tiga cara pokok yang dapat dijadikan sandaran bagi
penyelenggaraan dakwah yaitu :
a. Dakwah bilhikmah
b. Dakwah bil Mauidlotil Hasanah
c. Dakwah bilmujadalah

3. Faktor Budi Pekerti


Rosulullah dengan budi pekertinya yang luhur telah dapat memikat hati manusia. Budi pekerti
luhur telah dimiliki rosul sejak sebelum beliau diangkat menjadi rosul. Bahkan beliau diangkat
menjadi orang yang amin (dapat dipercaya).

4. Faktor Strategi Dakwah


a. Alasan-alasan yang kuat
Dalam dakwahnya beliau berpegang kepada apa yang yang diterima oleh akal sehat,
menggugah perasaan dan menyentuh hati nurani, tidak berlawanan dengan hal-hal yang
realistis dan tidak diingkari oleh hakikat kebenaran.
b. Tutur kata yang bijaksana
Rosulullah dalam dakwahnya selalu menyesuaikan dengan keadaan orang yang menerimanya.
Diantara tutur kata Rosulullah ialah apabila beliau ditanya tentang sesuatu beliau menjawabnya
dengan jawaban umum, mengenai orang yang bertanya dan orang-orang lain
c. Siasat yang bijaksana

Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode Makkah|17


Tidak kita kenal dalam sejarah para pemimpin, para pendidik dan lainn-lain yang mencakup
keunggulan akal pikiran, ketepatan pendapat, kebenaran firast sebagai Rosulullah. Kebijakan
siasat itu sebagai berikut:
1. Menyampaikan nasehat dan pengajaran dengan memilih cara, materi dan waktu yang
tepat.
2. Memperbuat sesuatu sesuai dengan kehendak orang yang beliau ketahui, orang itu
menghendakinya.
3. Melunakkan hati orang dengan :
· Harta
· Perkataan lemah lembut
· Membalas kejahatan dengan maaf
· Sabar menerima penderitaan dari musuh

5. Faktor Ekonomi
Kebaikan kepribadian Muhammad melebihi apa yang disangka khadijah. Muhammad ternyata
bukan hanya sebagai suami yang amat mencintainya, atau sebagai ayah yang sangat dikagumi
anak-anaknya, tapi ia juga sebagai pelindung, sebagai panutan yang lebi luas pengetahuannya
dalam mengurus segala persoalan baik dalam urusan rumahtangga maupun dalam mengatasi
problem sosial masyarakat. Karena itulah khadijah dengan ikhlas menyerahkan harta
kekayaannya kepada suaminya, karena ia yakin suaminya pasti akan menggunakan harta itu
untuuk tujuan kemaslahatan.
Keadaan semacam ini mmberikan kesempatan yang luas kepada Muhammad untuk lebih
berbuat lebih baik bagi semua umat manusia. Dengan harta itu, ia memiliki lebih banyak ruang
dan kesempatan untuk lebih membebaskan budak-budak, menolong fakir miskin, dan kegiatan
sosial lainnya.

6. Faktor Dukungan Istri dan Para Sahabat


Khadijah sebagai istri, memiliki andil cukuo besar dalam mendukung keberhasilan dakwah
Rosulullah Muhammad saw. Ia meyakinkan ketika beliau ragu, menghibur ketika beliu sedih,
dan menfasilitasi seluruh kegiatannya dngan jiwa, pemikiran dan seluruh hartanya.
Begitu juga para sahabat, seperti Abu Bakar, Utsman, Umar, Ali tidak segan-segan
mngorbankan jiwa, raga, harta, untuk kepentingan dakwah.
7. Faktor Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi, mengarahkan dan menggerakkan suatu
tindakan pada diri seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada
situasi tertentu.
Menunjuk pengertian diatas, maka kepemimpinan dakwah adalah kemampuan mempengaruhi,
menggerakkan dan mengarahkan suatu tindakan dakwah pada diti seseorang atau sekelompok
orang untuk mencapai tujuan dakwah pada situasi tertentu.
Ciri-ciri kepemimpinan Rosulullah yang menjadi kunci sukses beliau adalah :
a. Akhlak Nabi yang terpuji tanpa tercela.
b. Karakter yang tahan uji, angguh, ulet, sederhana dan semangat baja.

Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode Makkah|18


c. Sistem dakwah nabi deengan hikmah.
d. Tujuan perjuangan jelas.
e. Prinsip persamaan.
f. Prinsip kebersamaan.
g. Mendahulukan kepentingan dan keslamatan para pengikutnya.
h. Memberikan kebebasan berkreasi, berpendapat dan pendelegasian wewenang.
i. Tipe kepemimpinan karismatik dan demokratis

E.Hasil Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode Makkah dan Perilaku


Meneladaninya
Sudah bisa dipastikan, bahwa salah satu kunci kesuksesan dakwah Nabi Muhammad SAW
adalah kesabaran dan ketabahannya. Beliau adalah sosok teladan bagi alam semesta,
kesabaran dan ketabahannya membuat beliau termasuk dalam nabi-nabi yang tinggi derajatnya
di sisi Allah SWT. Beliau termasuk nabi yang mendapat gelar Ulul Azmi11Beberapa kisah berikut
adalah contoh keteladanan beliau dalam melaksanakandakwah di priode Makkah:

1. Nabi Muhammad selalu dihina dan diganggu dalam setiap tindakan dakwahnya. Abu
Lahab paman Nabi SAW, mengambil segenggam debu tanah lalu ia semburkan ke kepala
Rasulullah SAW seraya berkata “Berhati-hatilah, wahaiorang-orang Arab, dari si tukang
sihir ini. Berhati-hatilah kalian dari si penyair ini!” apabila malam tiba, ketika Nabi SAW
berada di Masjidil Haram, Abu Lahab menyuruh istrinya Ummu Jumail untuk menebar
duri di jalan yang dilewati Nabi SAW. Sehingga ketika beliau berjalan melewati jalan
tersebut kaki beliau terkena duri, sembari beliau membersikan darah dari duri yang
mnancap dikaki beliau, beliau berdoa “Ya Allah, ampunilah kaumku. Sesungguhnya
mereka tidak mengetahui (kebenaran dakwahku)”

2. Ketika Allah menurunkan wahyunya yang memerintahkan Nabi Muhammad saw untuk
dakwah secara terang-terangan. Maka beliau kemudian naik kebukit shafa
mengumpulkan masyarakat dan kaum Quraisy, beliau menyeru kepada semua orang
yang hadir untuk bertauhid dan hanya menyembah Allah SWT, akan tetapi semua orang
mengina beliau bahkan pamannya sendiri Abu Lahab. Abu Lahab dengan sombongnya
menyumpahi Nabi SAW dengan berkata “celakalah engkau Muhammad hanya untuk
inikah kau mengumpulkan kami.” Namun, dengan hinaan dan cercaan yang sedemikian
hingga beliau tetap sabar dan tabah.

3. Setelah hijrahnya kaum muslimin ke Habasyah, Nabi SAW pun berusaha berhijrahke
wilayah lain, yakni Thaif. Dengan harapan yang besar nantinya Nabi Muhammad SAW
diterima baik disana, Karena masyarakat Thaif terkenal ramah. Akan tetapi, beliau
malah dilempari batu oleh penduduk Thaif, dibantu Zaid bin Haritsah yang menutpi
badan beliau walaupun tetap saja semua menerima luka. Beliau berdarah-darah dan
akhirnya berteduh di kebun kurma. Seketika itu, datanglah malaikat penjaga gunung
yang berkata “Ya Rasulullah, jika engkau menghendaki, Allah telah mengijinkanku

Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode Makkah|19


menghukum mereka dengan menjungkirbaikkan gunung ini ke mereka” Nabi bersabda
“Jangan, sesungguhnya aku memohon kepada Allah untuk mengeluarkan dari
keturunan-keturunan mereka orang-orang yang menyembah Allah da tidak
menyekutukanNya.”14Sungguh ketabahan beliau tiada banding, suri teladan bagi
seluruh alam. Beliaulah Nabi akhir zaman, Nabi Muhammad SAW, dengan kesabaran
dan ketabahannya yang luar biasa, Nabi Muhammad menyelsaikan dakwahnya priode
Makkah dengan gemilang dan menuai meraka orang-orang yang imannya kokoh dan
tanpa goyah menegakkan panji-panji Allah.

Adapun Hikmah yang dapat diperoleh dari sejarah dakwah Rasulullah pada periode Mekah,
antara lain sebagai berikut :
1.Menyadari bahwa melalui kesabaran dan keuletan dalam berjuang menegakkan agama Allah
pasti akan mendapat pertolongan Allah swt.
2.Memahami bahwa tugas seseorang Rasul hanya sekadar menyampaikan risalah dari Allah
swt. Seorang rasul tidak bisa memberi petunjuk (hidayah), bahkan kepada keluarga atau orang
yang sangat dicintainya.
3.Memahami bahwa Allah swt. pasti akan menguji seseorang yang akan terpilih menjadi utusan
atau rasul-Nya (QS Al Hajj: 75 dan Al Baqarah: 214).
4.Memahami bahwa Nabi Muhammad saw. sangat bijaksana, pandai menggunakan
kesempatan yang berharga, dapat menarik perhatian orang tanpa menimbulkan kebosanan (QS
An Nahl: 125).
5.Meneladani Nabi Muhammad saw. yang bergelar uswatun hasanah. Artinya, Tingkah laku dan
amal perbuatan Rasulullah saw. sehari-hari adalah teladan yang baik, terutama terhadap ajaran
Islam yang didakwahkannya.
6.Melalui dakwah Rasulullah saw., umat manusia, khususnya umat Islam mendapatkan
informasi mengenai agama yang diridai Allah.
7.Melalui dakwah Islam, Rasulullah saw. memberikan pemahaman tentang hak dan persamaan
derajat antara kaum perempuan dan laki-laki.
8.Islam menegakkan ajaran persamaan derajat di antara manusia dan pemberantas
perbudakan.
9.Melalui penghapusan perbudakan, maka siapapun manusia status derajatnya di mata Allah
adalah sama.

Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode Makkah|20


BAB III
KESIMPULAN

Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode Makkah|21

Anda mungkin juga menyukai