Penyakit cardiovascular merupakan gangguan yang berhubungan dengan jantung dan
pembuluh darah seperti angina, serangan jantung, hipertensi dan gagal jantung. Ada beberapa jenis obat untuk mengobati penyakit ini yang diklasifikasikan berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu angiotensin – converting enzyme inhibitor, angiotensin II blocker reseptor, beta – blocker, saluran kalsium blocker, diuretic, dan statin. Obat – obat ini berfungsi sebagai penururan tekanan darah atau juga untuk penurunan lemak. Apabila melakukan perawatan dengan menggunakan obat – obatan ini, dapat mengurangi resiko penyakit cardiovascular. Umumnya, teurapeutic drug monitoring atau bisa di singkat dengan TDM melakukan pengambilan sampel di daerah vena. Studi sebelumnya telah dilakukan kuabtifikasi beberapa obat cardiovascular dengan bertujuan untuk TDM. Dried blood spot atau DBS menjadi popular untuk TDM karena mempunyai beberapa keunggulan. Pengambilan sampel dengan DBS pertama kali dilakukan oleh Guthrie dan Susi untuk skrinning fenilalanin bayi yang baru lahir yang ditujukan untuk mendeteksi fenilketonuria. Pengambilan sampel DBS dapat dilakukan dengan menusuk jari dengan alat pada lengan orang dewasa. Metode ini mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya pasien dapat mengumpulkan sampel di rumah tanpa teknis khusus, pemantauan dapat dilakukan pada waktu tertentu, hanya membutuhkan sejumlah kecil darah yang mengurangi beban pasien, sampel yang digunakan adalah bercak darah kering dapat dikirim melalui paket, dan stabilitas sampel lebih baik untuk DBS daripada darah vena. karena kelebihan ini, banyak laporan tentang dengan studi DBS untuk pengambilan sampel yang digunakan sebagai analisa obat. Telah dipelajari berbagai obat dengan menggunakan studi DBS diantaranya imunosupresan, obat antiretroviral, obat antimikroba, antidiabetes, antiepilepsi,. Untuk studi DBS ini telah dilakukan pada obat kardiovaskular untuk menganalisis obat obatan di inggris. Namun masih perlu dikembangkan dengan metode penentuan kardiovaskular multiclass dengan menggunakan DBS untuk studi klinis. Dalam penelitian ini, metode kuantifikasi untuk penentuan stimulant 12 obat cardiovascular menggunakan DBS sampling dan KCKT yang dilengkapi dengan spectrometer massa triple quadrupole (LC-MS/MS). Metode ini divalidasi untuk efek linear, akurasi, presisi dan matriks. Untuk menentukan stabilitas obat kardiovaskular, sampel disimpan dalam bentuk DBS pada suhu kamar selama 30 hari dan bandingkan dengan sampel yang dianalisa segera setelah penambahan sampel. Melalui penelitian ini, multiclass obat cardiovascular dianalisa secara bersamaan dengan metode yang bermanfaat untuk pemantauan pasien cardiovascular multi-dosis. BAB II METODE
2.1. pembuatan larutan standar
12 larutan standar disiapkan dalam metanolpada konsentrasi 1mg/ml. kemudian diencerkan dengan 0,9% NaCl untuk menstimulasikan kondisi darah. Konsentrasi larutan ditentukan tergatung pada sensitivitas setiap standar. Larutan diencerkan ke konsentrasi sesuai dengan rentang kalibrasi. Untuk strandar internal (SI), lovastatin digunakan untuk menghitung kerugian selama proses ekstraksi. Sulfameter dimasukan sebagai SI untuk mengendalikan perubahan dalam waktu retensi. Standar – standar ini dilarutkan dalam methanol 1mg/ml dan kemudian diencerkan menjadi 10mg/ml standar internal dalam ekstraksi. 2.2. optimasi metode ekstraksi sampel untuk sampal DBS 3 jenis metode ekstraksi sampel (presipitasi protein, ekstraksi organic, ekstraksi cair – cair) di evaluasi untuk mengoptimalkan metode ekstraksi. Pengendapan protein adalah ekstraksi dua langkah. Pertama 50 ml air:methanol (9:1) ditambahkan sebagai larutan air untuk mengekstraksikan darah kedalam fase air. Kemudian, 250 ml methanol ditambahkan untuk mengendapkan protein darah dari DBS. Setelah di sentrifugasi, lapisan atas digunakan untuk analisi. Ekstraksi organic adalah metode ekstraksi 1 langkah, cukup dengan menambahkan pelarut organic langsung kedalam sampel DBS. Biasanya 100% methanol atau asetonitril yang digunakan, tetapi hasilnya dapat diubah dengan mengubah proporsi dan volume pelarut organic. Untuk perbandingan metode ekstraksi, 300 ml methanol ditambahkan untuk ekstraksi. Metode ke 3 adalah ekstraksi liquideliquid (LLE) yang merupakan metode ekstraksi 2 langkah. Buffer berair terdiri dari 50 mM ammonium asetat yang ditambahkan ke DBS untuk melarutkan sampel darah kedalam fase berair. Selanjutnya 60 ml heksane ditambahkan kedalam fase air sebagai organic yang tidak dapar larut dalam pelarut air. Setelah dikocok, sampel dibagi menjadi 2 fase. Lapisan organic dipindahkan dan dianalisa untuk perbandingan metode ekstraksi. Untuk sampel DBS, 20 ml larutan standar melonjak menjadi 980 ml darah manusia untuk mendapatkan sampel darah. Kemudian 10 ml sampel darahterlihat di kartu DBS dan dikeringkan pada suhu kamar selama 3 jamsebelum proses ekstraksi. Prosedur ekstraksi dibandingkan untuk mengidentifikasi metode terbaik. Semua sampel dilarutkan dalam pelarut injeksi ( air : asetonitril 8:2 ) untuk dibandingkan dengan kondisi yang konsisten. Setelah memilih metode ekstraksi, rasio dan volume pelarut ekstraksi dioptilmalkan. 2.3. optimasi ekstraksi DBS Cakram 6 mm dilubangi dari kertas DBS dan dipindahkan kedalam tabung microcentrifuge 2,0 ml. pelarut ekstraksi (500 ml asetonitril:methanol, 1:2) ditambahkan ke dalam tabung. Disonikasi selama 15 menit dan disentrifugasi pada 16.000 g selama 15 menit. Setelah sentrifugasi, suoernatan dipindahkan ke tabung baru dan diuapkan sampai kering dengan gas nitrogen. Sampel kering dilarutkan dengan 100 ml pelarut injeksi (air:asetonitril, 8:2) 2.4. analisis LC-MS/MS System LC-MS/MS terdiri dari system aglient 1260 infinity LC yang terhubung dengan spectrometer massa triple quadrupole massa triple dengan sumber ionisasi electrospray. Obat cardiovascular dipisahkan dengan menggunakan phenomenex Gemini C18 (50-2,00 m, 3 mikron) kolom. Suhu oven kolom diatur ke 30oc dan volume injeksi sampel 5 ml. sampel disimpan pada suhu 4oc dan jarum injeksi dicuci dengan air:larutan asetronitril (1:1) setelah setiap injeksi. Fase gerak terdiri dari air yang mengandung asam format 0,1% ( fase gerak A) dan asetronitril yang mengandung asam format 0,1% (fase gerak B) dengan laju alir 0,200ml/menit. Spektometer massa dioperasikan dalam mode pemantauan reaksi berganda (MRM) positif dan negative. Kondisi sumber di tetapkan sebagai berikut : 1. Suhu gas pengeringan : 300oc 2. Aliran gas kering : 15L/menit 3. Nebulizier : 45 psi 4. Suhu gas selubung : 350oc 5. Aliran gas selubung : 11L/mnt. Transisi MRM yang tercantum dalam table 1 dengan waktu tinggal dan tegangan akselerator sel masing – masing 100 msec dn 4V. Perangkat lunak akuisisi MasHunter Workstation B.07.00 digunakan untuk mengoperasikan system LC/MS dan data diolah menggunakan analisis kualitatif B.06.00. 2.5. validasi Validasi merupakan metode yang dikembangkan dengan mengikuti pedoman internasional. Metode validasi yang dikembangkan di dasarkan pada selektivitas, linieritas, batas bawah, akurasi, presisi, pemulihan, efek matriks dan stabilitas. a. Selektivitas Selektivitas divalidasi dengan menganalisis sampel DBS kosong dan sampel obat berduri. Kromatogram DBS kosong dibandingkan dengan tingkat LLOQ untuk memeriksa puncak yang tumpang tindih. Metode ini dianggap selektif jika tidak ada puncak yang tumpang tindih Antara senyawa kosong dan target dan IS b. Linearitas dan batas bawah kuantifikasi (LLOQ) Solusi standar untuk lineritas disiapkan 3 ulangan pada tiap hari. Plot kalibrasi diperoleh dengan memplot area standar target dibagi dengan area ISs versus konsentrasi senyawa target dengan 6 poin. Linearitas dievaluasi berdasarkan koefisien korelasi dengan menggunakan analisis regresi linier. Batas bawah kuantifikasi (LLOQ) adalah konsentrasi terendah dari kurva kalibrasi yang divalidasi dengan mengevalusi akurasi dan presisi dengan 6 ulangan yang lebih rendah konsentrasinya. c. Akurasi dan presisi Untuk akurasi dan presisi, 3 level konsentrasi merupakan yang terpilih. Level – level ini didefinisikan sebagai konsentrasi rendah, sedang dan tinggi. Konsentrasi ini ditentukan dari rentang kalibrasi. Disiapkan dalam 6 ulangan selama 3 hari sampai memvalidasi akurasi dan presisi intraday/interday. Akurasi dihitung berdasarkan kesalahan relative dan presisi dihitung berdasarkan standar deviasi relative (RSD). Hasil 3 konsentrasi dianggap dapat diterima jika berada dikisaran 15% sesuai dengan rekomendasi internasional. d. Pemulihan Pemulihan dinilai dengan membandingkan perbandingan luas puncak senyawa yang diekstraksi dari sampel DBS dan daerah puncak dari senyawa yang dibubuhi ekstrak DBS kosong. Pemulihan ditentukan pada 3 konsentrasi (rendah, sedang, tinggi) menggunakan 6 ulangan yang dilakukan untuk akurasi dan presisi. e. Efek matriks Untuk memperkirakan efek penekanan atau peningkatan dalam ekstrak DBS, efek matriks diuji. Senyawa target dibubuhi 6 replikasi ekstrak DBS kosong pada 3 konsentrasi dan dibandingkan dengan standar yang dibubuhi pelarut rekonstitusi. f. Stabilitas Sampel DBS disimpan dalam kantong plastic tertutup selama 30 hari pada suhu kamar untuk menentukan stabilitas senyawa target dalam bentuk DBS. Tujuan dari uji stabilitas ini untuk memperkirakan waktu penyimpanan senyawa target dalam kondisi DBS. Tes stabilitas dilakukan pada 6 ulangan di 3 konsentrasi dan akurasi, presisi dihitung. 2.6. penerapan metode dalam percobaan in vivo Metode yang dikembangkan diterapkan untuk mengukur obat kardiovaskular dalam darah tikus untuk mengkonfirmasi penerapan. 12 obat diberikan kepada 4 tikus Sparague Dawley jantan yang berbeda, masing – masing demgan 3 obat yang berbeda. Tikus dibius dibawah zoletal dan dikanulasi dengan tabung polietilen kedalam arteri dan vena femoralis. Obat kardiovaskular dilarutkan dalam DMSO 30% dan diberikan ke vena femoralis dengan dosis 1ml/kg dengan volume 500ml. setelah 5 menit, darah dikumpulkan dan diterapkan ke kertas pengumpulan sampel DBS. Bercak darah yang diperoleh, dianalisis oleh metode yang dikembangkan san konsentrasi obat dalam darah tikus dihitung. Penelitian pada hewan telah disetujui oleh komite perawatan dan penggunaan hewan dari college of pharmacy, seoul national university.