BAB 1.
GENERATOR.
Generator DC
Generator AC
Komponen utama pada generator adalah terdiri dari stator dan rotor. Pada
umumnya stator terdiri dari penghantar / kumparan tempat terbentuknya GGL
Induksi sedang kan rotor merupakan kutub magnit.
Mesin arus searah yang kita ketahui bahwa generator arus searah (DC), pada
dasarnya konstruksinya terdiri dari 2 bagian utama, yaitu :
Jangkar dari mesin arus rata diputar atas porosnya , sedangkan kutub –kutub
magnetnya tinggal diam (tetap). Konstruksi yang dipakai pada mesin arus searah
ini umumnya dinamakan ” Berkutub Luar ” . Pada konstruksi mesin arus putar
kita jumpai pula 2 bagian utama yaitu :
Kutub – kutub magnet tinggal dial seperti kutub – kutub magnet pada
mesin arus searah , tetapi justru diputarkan atas poros, dan kutub –
kutub magnet yang diputarkan dinamakan ” Rotor ”.
Dengan demikian terjadilah satu mesin listrik yang berkutub dalam. Tentang
pembangkitannya EMF / GGL pada kawat – kawat yang berada pada stator
tidak ada bedanya dengan pembangkitan EMF / GGL pada lilitan jangkar dari
mesin arus searah (DC).
Apa sebabnya pada kawat – kawat yang bergerak dan kutub – kutub magnet
yang tinggal tetap (seperti yang terjadi pada arus rata) ataukah kawat –
kawatnya yang tinggal diam dan kutub – kutub magnetnya yang bergerak, pada
kawat lilitan itu terjadi adanya EMF / GGL.
Karena konstruksinya mesin arus bolak – balik itu berkutub dalam. Jadi kawat –
kawatnya yang diam ini dan kutub – kutub magnetnya yang berputar, maka
didapatkan beberapa keuntungan, yaitu :
Pembangkitannya arus dari lilitan kawat pada stator tidak perlu melalui
borstel – borstel tetapi secara langsung dari klem – klem yang ada
pada stator.
Karena keuntungan – keuntungan itulah maka pada generator arus bolak – balik
dapat membangkitkan EMF /GGL yang sangat tinggi dengan tidak menghadapi
kesulitan – kesulitan seperti halnya pada mesin arus rata untuk pemberian arus
rata sebagai penguatan (sumber penguatan) kepada lilitan – lilitan magnet yang
ada pada rotor diperlukan adanya borstel – borstel dan slipring atau cincin
geser.
Hal ini tidak merupakan kesulitan , karena biasanya arus rata untuk penguatan
magnetnya dibangkitkan cukup dengan tegangan yang rendah.
Bagian – bagian utama yang terpenting dari generator arus bolak – balik
pada umumnya terdiri dari :
Rangka Stator : Adalah salah satu bagian utama dari generator yang
terbuat dari besi tuang dan ini merupakan rumah dari semua bagian –
bagian generator.
Stator : Bagian ini terbuat dari plat – plat besi seperti yang
dipergunakan juka untuk jangkar dari mesin arus searah atau untuk inti
(Kern) dari tarnsformer yang mana di sekeliling bagian dalamnya
ditempatkan lilitan –lilitan kawat sebagai lilitan stator atau merupakan
elemen diam.
1.2.1. Stator.
1.2.2. Rotor.
(i). Kutub menonjol, yaitu tipe yang dipakai untuk alternator – alternator
kecepatan rendah dan menengah.
(ii). Silinderis halus, yaitu digunakan untuk alternator – alternator turbo
dimana kecepatannya amat tinggi.
Dalam suatu generator hubungan tertentu antara kecepatan dan putaran (N)
dari rotor , frekuensi (f) dari EMF / GGL yang dibangkitkan dan jumlah kutub –
kutub (P). Hubungan tersebut adalah :
PN
f =
120
dimana :
f = rekwensi
P = jumlah kutub
N = putaran
P 2 4 6 12 24 36
Ambil Z = Jumlah penghantar atau sisi – sisi kumparan dalam seri per –
fase .
= 2 T, dimana T adalah jumlah kumparan atau lilitan per – fase.
(diingat bahwa satu lilitan atau kumparan punya dua sisi).
Kd = Faktor distribusi
= Sin m / 2 / m Sin / 2 .
Dalam satu putaran dari rotor ( yaitu dalam 60/N det ) setiap penghantar stator
adalah dipotong oleh fluksi dari P weber. Jadi induksi EMF/GGL rata – rata per-
penghantar :
Yaitu d / dt Volt.
e = ( P ) / ( 60 / N ) Volt.
e = ( N . P . ) / ( 60 ) Volt
N . P 120 . f
f = atau N =
120 P
Masukan harga dari N , diperoleh EMF / GGL rata – rata per – penghantar
adalah = 2 . f . Volt.
Jika ada Z penghantar dalam seri per – fase, maka EMF / GGL rata – rata per –
fase adalah = 2 . f . . Z Volt.
= 4.f. .T Volt.
= 1,11 x 4f x x T Volt.
= 4,44 f x x T Volt.
Rumus ini berlaku jika semua kumparan – kumparan dalam fasa adalah :
= 4 . kf . k C . k d . f . . T Volt
Jika generator terhubung bintang, maka tegangan jalur (line) adalah 3 kali
tegangan fase.
E = V + I ( R a + XL )
E
I . XL
0
V
I . Ra
I
E = Reaksi Jangkar.
Reaktans bocor ada juga reaktans Khayal ( Xa ) yang terdapat dalam belitan
jangkar dan menimbulkan tegangan yang harus diberikan pada reaksi jangkar
yaitu I . Xa.
I . Ra + j I . X S = I ( Ra + j X S ) = I . ZS,
EO = V + I . ZS
= V + I ( Ra + j X S )
I . ZS
EO
I . Xa
E
O
V I . XS
I . XL
I
V = Tegangan terminal
Z = R2a + X2L
ZS = R2a + X2S
= Sudut p . f beban.
Diagram yang digambar adalah untuk satu fase, untuk fase – fase lainnya dapat
digambar dengan cara yang sama.
I . ZS
I . Xa
E0
I . XS
E
I . XL
0
I V I . Ra
Gbr. (a) p . f = 1
I . Z
I . ZS I . Xa
E0
E I . XS
I . XL
0
V
I.Z
I
I . Xa
I
I . ZS
E0 I . XL
E
V I . Ra
0
E0 V
Pengaturan = X 100 %
V
(1) Gambar grafik OCC ( Kurva Untai Terbuka), yaitu watak alternator /
generator pada keadaan jalan tanpa beban, sesuai dengan data yang
diberikan pada hasil test untai terbuka.
(2) Dengan cara yang sama SCC ( Kurva Untai Hubung Singkat )
Arus Hub.Singkat
digambarkan, sesuai dengan data yang diberikan pada hasil test hubung
singkat. O.C.C
E S
1
N
Z
S
I
EMF (O.C) 1
S.C.C
I
f
Arus Medan
E1 = I1 . ZS
E1 ( untai terbuka )
Jadi ZS =
I1 ( Hubung Singkat )
XS = (Z2S - R2a )
(4) Dengan mengetahui Ra dan X S , maka dengan vektor untuk suatu beban
dan p . f, tertentu dapat digambarkan.
C
I . XS
E
0
I . Ra D
V
V . Sin
0
I A B
E0 = OC
E0 = OB2 + BC2
E0 = ( V . Cos + I . Ra )2 + ( V . Sin + I . XS )2
E0 V
Jadai % Pengaturan = x 100
V
1.6.2.Metode Ampere – Lilit .
E I. X
0 a
V
0
I. R
a
I
Kerja dari sebuah generator yang dihubungkan paralel dengan generator lain
atau dengan menggunakan bus-bar bersama adalah dikenal sebagai
mengsinkronkan generator. Untuk sinkronisasi yang baik dari generator –
generator, maka tiga kondisi persyaratan yang harus dipenuhi :
(1) Tegangan terminal (efektif) yang masuk harus sama seperti tegangan
bus-bar.
(3) Fase dari tegangan generator harus sama dengan fase dari tegangan
bus-bar.
Keadaan (1) ditunjukan dengan volt-meter, keadan (2) dan (3) adalah ditunjukan
dengan lampu – lampu yang disinkronkan atau sinkronoskop.
XS Er
(1) tan =
(2) ISY =
ZS
Ra
E1 . ISY . Cos 1
E = 2 . E . Cos ( 180 - ) / 2
= 2 . E . Cos 90 - /2
= 2 . E . Sin /2
= 2 . E . /2 (untuk kecil)
= E .
= Radian Elektris.
Er Er
(5) ISY = = ( Jika Ra diabaikan )
ZS XS
= . E / XS
PSY = E. . E / XS
= . E2 / XS (Per fase)
PSY = E . E / XS
= E . ISC ,
(7) Torsi yang disinkronkan TSY , satuannya dalam Nw-m, maka kerja yang
dilakukan perdetik = TSY . 2 . NS / 60, maka
TSY . 2 . NS / 60 = 3 . PSY
PSY x 60
Jadi TSY = 3 x
2 x NS
120 x f
NS =
P
Setiap mesin sinkron mempunyai periode waktu alamiah (natural) dari osilasi
bebas. Banyak sebab, meliputi perubahan – perubahan beban, menghasilkan
ayunan fase dari mesin jika waktu periode dari osilasi – osilasi ini bersamaan
waktu dengan waktu periode alamiah dari mesin, maka amplitude dari osilasi
boleh menjadi sangat bertambah besar dan mengakibatkan mesin tidak sinkron.
Adapun rumusan untuk periode waktu alamiah dari osilasi mesin sinkron adalah
sebagai berikut :
t = 2 M/g.T
PSY = . E2 / Z ; dimana adalah sudut ayunan dari generator –
generator keluar dari fasenya, dinyatakan dalam radian elektris.
Dapat juga dirumuskan :
PSY x 60
TSY = Nw - m.
2 x NS
3 x 60 x E2 x P 4,777 x E2L x P
= =
2 x Z x NS Z x NS
= 4,777 x 3 . EL x ( E / Z ) x ( P / N S )
Dimana :
E = Tegangan fase
EL = Tegangan Line
EL = 3.E
E/Z = ISC ( arus hubung singkat )
P 120 . f
=
NS N2S
EL x ISC x f
Jadi TSY = 4,777 x 3 x 120 x
N2S
2 M
Jadi t = x NS
992,88 EL x ISC x f x g
t = 0,2 x NS ( M ) : ( EL x ISC x fx g)
1). Diketahui generator 3 fase hubungan bintang dengan daya 100 KVA,
Tegangannya 220 Volt, mempunyai tahanan jangkar 0,1 Ohm dan
reaktans jangkar 0,5 Ohm. Kalau diberi beban dengan faktor daya 0,4
(lagging) dan memberikan arus kerja . Reaksi jangkar adalah 2 kali rugi –
rugi reaktans jangkar. Tentukan.
(a). Tegangan beban nol, apabila beban dilepas kecepatan dan arus
medan tidak berubah.
Penyelesaianya :
= 262 Amper.
= 127 Volt
E0 = ( V . Cos + I . Ra ) + j (V . Sin + I . Xa + 2 . I . Xa )
E0 = ( 127 x 0,4 + 262 x 0,1 ) + j ( 127 x 0,92 + 262 x 0,5 + 2 x 262 x 0,5 )
= 77 + j 510 Volt
E0 = I . Z
Z = R a + j XS
XS = Xa + 2X0 = 3 . Xa
Z = Ra + j 3 X a
Jadi E0 = I . Z
2). Sebuah generator 3 fase terhubung bintang, 13000 Volt, 1500 KVA,
Frekuensi 50 Hz. Tahanan jangkar 0,9 Ohm dan reaktans sinkron 8 Ohm.
Tentukan tegangan yang dibangkitkan untuk faktor kerja ( p. f ) 0,8
(lagging) dan presen pengaturannya.
Penyelesaiannya :
E0 = ( V . Cos + I . Ra ) + j ( V . Sin + I . XS )
7882 7505
% Pengaturan = x 100 % = 5 %
7505
Penyelesaiannya :
E0 = ( V . Cos + I . R2 ) + j ( V . Sin + I . XS )
= 6064,3981 + j 3970,3961
Pengaturan Tegangan :
7584 7505
% = x 100 % = 1,05 %
7505
E0 = ( V . Cos + I . R2 ) + j ( V . Sin I . XS )
= 6064,3981 + j 3970,3961
Pengaturan tegangan :
7248 7505
% = x 100 % = 3,42 %
7505
Hitunglah :
(a) Impedans dan reaktans Sinkron
(b) Pengaturan tegangan pada faktor kerja (Cos ) = 0,8 (leading) dan
pada faktor kerja (Cos ) = 0,8 (Lagging).
Penyelesaian :
ZS = Impedans Sinkron
XS = (Z2S R22)
E0 = ( V . Cos + I . R2 ) + j ( V . Sin I . XS )
= 462,7 + j 149,6
Pengaturan tegangan :
486 550
% = x 100 % = - 11,6 %
550
E0 = ( V . Cos + I . R2 ) + j ( V . Sin + I . XS )
= 462,7 + j 510,4
= 689 0,8o Volt
Pengaturan tegangan :
689 550
% = x 100 % = 25,3 %
550
Hitung :
Penyelesaian :
Emax per – lampu :
Gen. I Gen. II
E1 + E 2
=
L1 2
V1 V2
220 + 222
=
2
= 221 Volt
L2
(b) Emax per – lampu :
E 2 E1
=
2
222 220
= = 1 Volt
2
= 52 50 = 2 cps.
6) Dua buah generator 3 fase, terhubung bintang, 150 KVA, 3980 Volt, 50
cycle, disinkronkan tanpa beban. Generator pertama 20o listrik
mendahului, dimana seharusnya 180 o pada kedudukan fase terhadap
generator kedua. Setiap generator mempunyai tahanan reaktans berturut
– turut 0,12 Ohm dan 1,275 Ohm per – fase. Pada saat sakelar
penyinkron ditutup dan sebelum generator – generator itu tepat pada
fasenya.
Hitunglah :
(a) Beda fase antara kedua generator dalam derajat listik dan tentukan
pula tegangan RMS nya
(b) Arus fase sinkron dan sudut faktor daya.
(c) Daya yang dibangkitkan oleh generator pertama per – fase.
(d) Daya yang dibangkitkan oleh generator kedua per – fase
(e) Daya yang hilang dalam kedua jangkar dan daya menyinkron yang
disalurkan lewat rel
(f) Tegangan terminal setiap generator per – fase.
Penyelesaian :
3980
E2 = 180o
3
Er = E1 + E2
= - 139 + j 786
Er 798,2 100o
(b) IS = = = 312 15,38o
Z1 + Z2 2 ( 0,12 + j 1,275 )
(c) P1 = E1 . IS . Cos ( E1 , IS )
= 716976 x 0,996
= 714,646 kW
(d) P2 = E2 . IS . Cos ( E2 , IS )
= 716976 x (-0,964)
= -691,3 kW
daya Sinkron :
714,646 + 691,3
PSY = = 702,973 kW
2
E 1 + E2 2298 + 2298
E = = = 2298 Volt
2 2
+
-
Gambar 6. U
S
Di depan tiapkutub terdapat alur dengan sebatang kawat yang merupakan lilitan.
Arah putaran dari kutub magnet dapat dinyatakan dengan anak panah.
U
Karena kutub magnet itu berada pada rotor, maka Sarah putaran ini juga
menyatakan arah berputarnya rotor.
Kutub – kutub magnet dari generator ini akan mendapatkan arus rata (direct
current) sebagai arus penguatan (excitation current). Oleh karena itu besarnya
Garis Gaya /
garis gaya magnet yang dinyatakan dengan adalah konstan. GarisGaris
Gaya / gaya
yang
terpancar dari kutub Utara diberi tanda + , sedangkan garis gaya yang masuk
ke dalam kutub Selatan diberi tanda Arah Putaran Kutub
Lilitan kawat
S
Lilitan kawat
Gambar 7.
Inti Kern
PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi
Dengan diputarkan rotor generator tadi sepanjang dua poolsteck, maka akan
dibangkitkan suatu tegangan induksi didalam lilitan kawat yang besarnya dapat
dituliskan.
Karena banyaknya periode dalam tiap detik dinyatakan dengan huruf (f)
singkatan dari frekuensi, maka besarnya EMK / EMF dapat dituliskan sebagai
berikut :
EMK diatas adalah harga rata – rata dari EMK untuk mendapatkan harga
efektifnya, maka harus dikalikan dengan satu angka perbandingan :
Harga efektif
Fv =
Harga rata – rata
( Em ) : ( 2 )
=
( 2 : ) x ( Em )
= 1,111
Jadi harga efektif dari EMK yang dibangkitkan dalam kumparan itu adalah :
E = 4 . f . Fv . . 10-8 Volt.
Karena jumlah lilitan stator terdiri dari banyaknya lilitan kawat sebanyak W, maka
besarnya EMK yang dibangkitkan dalam generator adalah :
E = 4 . f . Fv . . W . 10-8 Volt.
Ketentuan rumsan diatas ini hanya berlaku jika lilitan kawat sebanyak W itu
saling berhubungan seri dan banyaknya saluran (alur hanya satu. Tetapi dalam
kenyataannya banyaknya alur tiapkutub adalah lebih dari satu seperti : 2 dan 3
dan sebagainya.
Untuk lilitan stator yang mempunyai saluran lebih dari pada satu, maka keadaan
EMK yang dibangkitkan dalam lilitan – lilitan kawat akan agak berkurang dari
pada ketentuan rumusan diatas. Hal ini dikarenakan bahwa kawat – kawat
dalam tiap – tiap saluran berhadapan dengan fluks () yang tidak sama
besarnya. Oleh karena itu dalam ketentuan tersebut diatas masih harus dikalikan
lagi agar konstanta yang dinamakan : faktor lilitan kawat dan dinyatakan
dengan huruf fw.
Besarnya faktor lilitan untuk generator satu fasa adalah 0,8 dan untuk
generator tiga fasa generator arus putar) adalah 0,96. Dengan demikian
secara lengkap rumusan diatas untuk EMK dari generator dapat dituliskan
sebagai berikut :
E = 4 . f . Fv . Fw . . W . 10-8 Volt.
Keterangan :
E = Tegangan Generator
F = Frekuensi
Fv = Faktor efektif
Fw = Faktor lilitan kawat
= Fluks ( garis gaya )
w = Lilitan (winding)
Contoh Soal :
Suatu generator fasa tunggal berkutub 4 buah diputarkan tiap menit 1500 kali.
Pada tiap kutub berada dua saluran. Dalam tiap saluran dipasang tiga batang
kawat. Hitunglah besarnya EMK yang dibangkitkan oleh generator ini
Jawab :
Diketahui :
tiapkutub 2 saluran
tiap saluran ada 3 batang kawat.
(garis gaya magnit) = 106 maxwell
Ditanyakan :
EMK
Jawab :
N.P 1500 x 2
f = = = 50 Hz
60 60
2 x 3 x 4
w = = 12 lilitan
2
= 24 x 0,8 x 1,111
= 21,3 Volt.
Pada genertor tiga fasa ini mempunyai tiga buah kumparan pada besi statornya
yang mana kumparan tersebut masing – masing dinamakan lilitan fasa.
Gambar 9a.
Lihat dan perhatikan gambar 9a. dan gambar 9b menunjukan sebuah prinsip
dasar dari lilitan fasa tersebut untuk generator berkutub dua dan juga untuk
generator berkutub empat (lihat gambar 10).
Kutub Magnet
U Rangka / stator
120o 120o
Batang kawat
120o
Alur
S
Gambar 9b.
Lilitan fasa untuk masing – masing ditempatkan pada pada besi stator yang
sedemikian rupa sehingga sama lainya saling bergeser fasa sebesar 120o listrik
adalah sama dengan 120o biasa, dimana P mempunyai fungsi harga, sedang
generator berkutub empat, maka 120o tidak lagi 120o biasa akan tetapi sama
dengan 60o listrik karena P mempunyai harga 2P = 4 jadi :
P = 4/2 =2
Alur
U Rangka / stator
S S Batang kawat
U Kutub magnet
Gambar 10a.
Alur
II
III II I
II I II
U S U U
360o
Gambar 10b.
0
Gambar 10C.
120o
Phase 1, Phase 2 dan Phase 3 atau EMK yang ditunjukan pada gambar 10C
diatas masing – masing mempunyai perbedaan phase sebesar 120 o satu sama
-
lain. Jadi pada umumnya letaknya lilitan fasa tadi satu sama lainnya harus
bergeser tempat yang meliputi 120 o Listrik atau meliputi 1/p x 120 o
biasa.karena generator diatas mempunyai kutub sebanyak 2p = 4, ini berati p =
4/2 = 2, maka pergeseran tempat diatas dapat dihitung sebagai berikut :
2p = 6 p = 6/2 = 3
Demikian selanjutnya hal ini berarti bahwa derajat listrik dengan derajat biasa
adalah perbandingan p = 1. Karena banyaknya lilitan fasa selalu ada tiga, maka
caranya menyatakan saluran pada stator adalah sebagai berikut :
Misalnya generator mempunyai 4 saluran tiap kutub fasa, untuk jelasnya lilitan
fasa mempunyai 4 saluran untuk tiap kutub. Jika generator itu mempunyai
kutub magnet 6 (enam) buah maka banyaknya saluran untuk tiap fasa adalah :
6 x 4 = 24. Karena banyaknya lilitan fasa ada 3 (tiga) maka lilitan dapat
ditentukan sebagai berikut : 3 x 24 = 72.
Banyaknya saluran tiap kutub fasa dinyatakan dengan huruf (q), jadi dalam
contoh diatas q = 4. Sebagaimana biasa bahwa banyaknya kutub magnet pada
mesin listrik selalu dinyatakan dengan 2p (dalam contoh diatas 2p = 6).
Dengan demikian banyaknya lilitan fasa adalah 3 (tiga), maka banyaknya alur
yang terdapat disekeliling stator dapat ditentukan dengan suatu rumasan yaitu :
q x 2p x 3 = 6pq
6 x p x q= 6 x 3 x 4 = 72
Seluruh lilitan fasa pada generator dinamakan lilitan stator. Lilitan stator dari
generator fasa tiga saling dapat disambung dalam hubungan Segitiga dan
hubungan Bintang. Cara pengerjaan penyambungannya hubungan dapat
dikerjakan diluar generator yaitu melalui papan jepit (Klem jepit) yang mana telah
terdapat susunan huruf sperti : U, V, W, dan sebagainya.
R S T R S T
Papan Terminal
U V W U V W
Klem Penghubung
Z X Y Z X Y
Hubungan Delta Hubungan Bintang
Gambar 11a.
R
R
U
Gulungan stator
U Z
Gulungan stator X
Kawat Netral /nol
Y Z
W
X
V Y W
V
S Hubungan Delta Hubungan Bintang T
T S
Gambar 11b.
E = 4 . f . fv . fw . W . . 10-8 Volt.
Untuk menghitung besarnya EMK dari generator fasa tiga, maka rumusan diatas
dapat digunakan. Tetapi perlu diingat bahwa rumusan diatas hanya berlaku untuk
menghitung EMK yang dibangkitkan pada tiap lilitan fasa. Jadi faktor W atau
banyaknya lilitan kawat dalam rumus tersebut diatas untuk tiaplilitan fasa.
Bila dari suatu generator tiga fasa telah diketahui data – data tekniknya tentang
banyaknya kutub magnet, banyaknya saluran tiap kutub, tiap fasa dan
sebagainya, maka haruslah dapat dicari keterangan tentang banyaknya lilitan
kawat atau W untuk tiap fasa.
Maka dengan demikian besarnya EMK dari generator tiga fasa dapat dihitung
dengan disesuaikan hubungannya ”Segitiga atau Bintang”.
Contoh Soal 1.
Suatu generator tiga fasa mempunyai 4 buah kutub magnet dengann garis gaya
( = 2 . 106 maxwel), banyaknya saluran tiap kutub tiap fasa adalh 3 dalam tiap
saluran terdapat 8 batang kawat. Batang kawat ini satu sama lainnya disambung
seri dan merupakan lilitan fasa dalam hubungan segitiga rotor tiap menit
diputarkan 1500 kali, faktor lilitan 0,96. Hitung besarnya EMK tiap fasa dari
generator jika diketahui fv = 1,11 dan fw = 0,96.
Jawab :
Besarnya frekuensi :
f = ( N x P ) : 60 = ( 1500 x 2 ) : 60 = 50 Hz
E = 4f . fv . fw . W . . 10-8 Volt
= 204,59 Volt.
Contoh Soal 2.
Generator tiga fasa, mempunyai 4 saluran tiap kutub tiapfasa dalam tiap saluran
terdapat 4 batang. Batang – batang kawat diseluruh saluran stator satu sama
lain disambung seri dan merupakan lilitan stator dalam hubungan bintang. Rotor
tiap menit diputarkan 750 kali dan banyaknya kutub – kutub magnet adalah 8,
tiap kutub magnet mempunyai ukuran lebar 12,5 Cm panjang 20 Cm. Sedangkan
antara kutub magnet dan besi stator adalah 8000 gaus. Fw = 0,96. Hitung
besarnya EMK ?
Jawab :
6.pq = 6 x 4 x 4 = 24 x 4 = 96.
Jadi W = 128 : 2 = 64
f = ( N . P ) : 60 = ( 750 . 4 ) : 60 = 50 Hz
Besarnya EMK ?
= 272,79 Volt.
Pada sambungan segitiga, ujung – ujung permulaan dar satu fasa disambung
pada ujung penghabisan dari fasa yang berikutnya. Dengan demikian fasa
tersebut tersambung seri dan merupakan suatu lingkaran tertutup. (Lihat gambar
12.) pada tempat sambungan XW; YU; dan ZV, yang kemudian dipasangkan
saluran jaringan R, S, dan T.
XW R
e1 e1 = ERS
e3 = ETR
S
e3
YU
e2 = EST
e2 T
ZV
Gambar 12.
Keterangan :
Salah satu sifat yang sangat penting pada tegangan bolak – balik 3 fasa ini
adalah bahwa jumlah vektoris dari ketiga fasa pada tiap – tiap saat adalah nol
(0).
Apabila antara jaringan / net masing – masing dipasang tiga buah alat pemakai
(beban), yang akan memakainya kuat arus dari net / jaringan IR = IS = IT, maka
dapat dikatakan bahwa ketiga fasa itu mempunyai beban yang sama ( lihat
gambar 12 ) .
Di dalam masing – masing fasa akan mengalir arus fasa yang besarnya
ditunjukan dengan huruf I1, I2, dan I3 . Sedangkan arah arus fasa digambarkan
dengan anak panah.
Pada rangkaian tertutup yang dibentuk oleh sambungan seri dari fasa I, fasa II,
dan fasa III, dimana aliran fasa mempunyai satu arah. Guna menentukan
besarnya arus listrik dari net / jaringan – jaringan yakni masing – masing :
Sedangkan aliran arus yang menuju ke titik pertemuan XW, YU, atau
ZV diberi tanda negatif ( ).
XW IR R
I1 I1
IS S
I3 I3
YU
I2
I2 IT T
ZV
IT = I3 . 3 (arah & besaran Vektor
e3 Gambar 13. dari kuat arus yang
mengalir pada fasa “ T “ )
-I2
I3
-I1 I1 e1
IT = I3 . 3 I2 IR = I1 . 3
-I3
Budi R& / besaran
(arah BR / USLA 2007
Vektor (arah & besaran Vektor 43
dari kuat arus yang dari kuat arus yang
mengalir pada fasa “ S “ ) e2 mengalir pada fasa “ R “ )
PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi
Gambar 14.
Pada sambungan bintang (Ster Schakeling), ujung – ujung permulaan dari ketiga
fasa X, Y, dan Z disambungkan pada ujung – ujung U, V, dan W (lihat gambar
15). Jika pada titik 0 (nol) juga disambungkan satu kawat terdapatlah saluran ke
empat yang dinamakan Saluran Nol. (0).
saluran jaringan R, S, dan T serta saluran Nol (0) terdapat tegangan fasa e1, e2,
dan e3.
a). Tegangan fasa yang mendahului tegangan fasa lainnya diberi tanda
positif.
Tegangan fasa yang telah dijumlahkan menurut rumus diatas dapat dilihat pada
gambar 16. Dengan cara yang sama dapat dicari dan terdapatlah tegangan
jaring – jaring (net) yang besarnya ERS = e1 . 3 ; EST = e2 . 3 ; ETR = e3 . 3.
Jadi pada sambungan bintang terdapat tegangan net yang besarnya 3 (baca
akar tiga) kali lebih besar dari pada tegangan fasa. Pada sambungan bintang
yang memakai 4 saluran ada kemungkinan untuk memilih dua tegangan yaitu
tegangan fasa dan tegangan jaring (net).
E = e . 3 atau VL = Vf . 3
e1 ERS e1
ETR
X e2
V S
Y
e3
Z EST
e2
Gambar. 15
ETR = e3 . 3 e3 - e2 ERS = e1 . 3
120o
- e1 120o e1
o
120
e2 - e3
EST = e2 . 3
Gambar 16.
I1 = IR
I2 = IS
I3 = IT
U R
IR
I1
X I2
I0 V S
Y IS
I3
Z
W IT
Gambar 17.
Dengan sambungan bintang ini (lihat gambar 17 dan 18) akan terdapat tegangan
jaring yang besar pada aliran jaring yang kecil. Sambungan bintang dalam
praktek diberi tanda Y. Tegangan – tegangan yang biasa dipakai pada jaring –
jaring saluran 4 adalah :
e3
e3
I1 + I3
I3 + I1 I3
I3
I1 e1 I1 e1
e2
Gambar 18.
Tegangan 220 Volt ini ditetapkan sebagai tegangan pokok (standard) untuk
keperluan – keperluan rumah tangga umum. Sedangkan tegangan 380 Volt
ditetapkan sebagai tegangan pokok untuk instalasi pada pabrik yang mana
memakai tenaga motor listrik, alat – alat aliran serta mesin – mesin listrik yang
dapat menghasilkan tenaga mekanis..
JT . XL
ETR JT . R
e3 EK.OT
JT = I3
-EK.OS
2
-EK.OR ERS
EK.OR
e1
JS = I2 3 1 JR . XL
JS . R EK.OS
JR . R
JR = I1
JS . XL
-EK.OT
e2
EST
Gambar 19
Sudut pergeseran fasa antara arus fasa dan tegangan fasa ditentukan oleh
sifat – sifat dari muatan (load) yang dipasang pada fasa – fasa tersebut.
Misalnya bahwa ketiga fasa dari sebuah generator fasa tiga termuat sama,
dimana terjadi sudut pergeseran fasa antar I dan e . Tenaga listrik yang
dikeluarkan oleh suatu fasa adalah :
W = e . I . Cos
Jumlah tenaga listrik yang dikeluarkan oleh generator menjadi :
W = 3 . e . I . Cos
IL = If . 3 atau If = IL : 3
Karena :
If = IL : 3 atau i = I : 3
W = 3 . Vf . If . Cos Watt
W = 3 . VL . If . Cos Watt
W = 3 . e . ( I : 3 ) . Cos Watt
W = 3 . E . ( I : 3 ) . Cos Watt
W = 3 . VL . IL . Cos Watt
e = E : 3 atau Vf = VL : 3
W = 3 . Vf . If . Cos Watt
W = 3 . Vf . IL . Cos Watt
W = 3 . If . VL : 3 . Cos Watt
W = 3 . VL . IL . Cos Watt
Ternyata bahwa tenaga listrik yang dikeluarkan oleh generator fasa tiga, baik
sambungan Segitiga maupun Bintang adalah :
Rumus umum :
W = 3 . VL . IL . Cos Watt
Keterangan :
Catatan :
Rumus diatas berlaku bila ketiga fasa tadi mendapatkan muatan yang sama.
Dari rumus tersebut masih dapat diperoleh rumus untuk tenaga listrik daya semu
(bayangan) serta tenaga buta dari generator, adalah :
BAB. 2.
Sistem Eksitasi.
Penguatan medan atau disebut eksitasi adalah pemberian arus listrik untuk
membentuk kutub magnet pada generator. Dengan mengatur besar kecil arus
listrik tersebut, kita dapat mengatur besar tegangan out-put generator atau dapat
juga mengatur besar daya reaktif yang diinginkan pada generator yang sedang
paralel dengan sistem jaringan besar (infinite bus).
EXCITATION
TRANSFORMER
CT
POWER
RECTIFIER GEN
PT
DC
REG AC
REG
Seperti terlihat pada gambar 20a dapat kita lihat bahwa suplai daya listrik untuk
eksitasi mengambil dari out put generator melalui excitation transformer,
kemudian disalurkan ke power rectifier dan disalurkan ke rotor generator untuk
eksitasi atau penguatan medan melalui sikat arang.
Gambar 21a
Seperti kita ketahui bahwa untuk arus eksitasi adalah arus searah, maka sebagai
eksiternya adalah mesin arus searah (Generator DC) atau dapat juga degan
mesin arus bolak – balik (generator AC) kemudian disalurkan ke rectifier.
Generator
Budi R / BR / USLA 2007 Exciter 56
Utama
PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi
REG
Regulator
PT
U
S
Pilot
Generator Exciter
Generator
Utama Exciter
Gambar 22a.
Rectifier Wheel
Pilot Exciter
Permanen AC Exciter Armature
Magnet Field Fuse
N AC Turbine
Generator
Fiel
S Dioda
Gambar 22b.
AC Turbin
Generator Armature
Pilot Exciter
Armature
AC Exciter
Filed
CT
Regulator
Potential
Transformer
Gambar 22c.
Pada gambar 22 a, b, dan c diatas dapat kita lihat bahwa untuk Eksitasi
generator disuplai dari generator AC Eksitasi dengan melalui penyearah
(rectifier wheel) yang terpasang pada poros, sehingga arus Eksitasi langsung
terhubung dengan poros rotor generator. Kemudian untuk Eksiter disuplai
dari Pilot Exciter dengan kemagnetan tetap atau biasa disebut PMG
(permanent Magnet Generator).
Out-put dari Pilot Eksiter tersebut adalah arus bolak – balik 3 fasa, kemudian
dengan melalui penyearah pada regulator arus Eksitasi Eksiter diatur besar
kecilnya, sehingga dengan mengatur Eksitasi Eksiter, maka tegangan out-put
generator utama akan mengalami perubahan secara langsung.
Pick – Up 1
Fuse Failure
Pick – Up
W6 U1
V6 To Fuse Failure
V1 Detector
U6
W1
W5
U2
Pick – Up 2
V5 V2
Fuse
U5
W2 Phase Lead
W4
U3 Diode
V4 V3
U4 W3
U V W
U1
V1
W1
U2
V2
W2
U3
V3
W3
U4 To Generator
V4
W4
U5
V5
W5
U6
V6
W6
Phase Leads
Connection
Rings
A’
Budi R / BR / USLA 2007 61
NGT NGR
Stator Protection
Over-load Protection
Earth - faultProtection
Protection of Rotor
BAB 3.
PEMELIHARAAN GENERATOR
Kerusakan terbesar pada mesin listrik berputar terutama pada mesin induksi
disebabkan oleh kerusakan isolasi winding stator.
- Thermal Stresses
- Mechanical Stresses
- Environmental Stresses
akan retak. Jika gejala ini disertai dengan timbulnya PD (Partial discharge), maka
proses penuan isolasi semakin cepat.
Kontaminasi : udara lembab, debu, karbon, minyak atau bahan kimia lain, yang
terkumpul dipermukaan isolasi, adalah merupakan partikel konduktive yang
dapat menghantar listrik.
Karena adanya beda potensial antara winding dengan ground, maka partikel tsb,
akan berfungsi sebagai media hantaran untuk menghantar arus listrik dari
winding ke ground, karena sifat kotoran yang demikian maka pada tempat 2
penumpukan kotoran akan terbentuk jalur hantaran listrik (“electrical
tracking”).
Pada dasamya penggantian sikat arang dapat dilakukan pada keadaan mesin
beroperasi, karena pada mesin-mesin yang besar biasanya sikat arang
dipasang tidak hanya satu tetapi ada beberapa pasan; dengan cara paralel.
- Pemeriksaan Terakhir
- Uji Kebocoran Total Generator
- Perakitan Bantalan Atas
- Penyelesaian Semua Perakitan
- Pengecekan dan Penyetelan Sistem Pengaturan Minyak Perapat
- Pengecekan dan Penyetelan Sistem Pengaturan Gas H2
- Pengecekan dan Penyetelan Sistem Cadangan (Back-up System)
- Periksa dioda penyearah putar (rotating diode rectifier), dari kotoran atau
bekas terjadi pemanasan lebih dan kerusakan.
- Periksa zekering, diganti bila ada yang putus.
- Cek baut-baut terminal.
- Lakukan pengukuran tahanan isolasi.
- Periksa penghantar fleksibel dioda dari kerusakan dan kelonggaran.
- Bersihkan seluruh kumparan-kumparan dari kotoran.