Anda di halaman 1dari 72

PEMBANGKITAN

PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

BAB 1.
GENERATOR.

Generator adalah mesin pembangkit listrik yang fungsinya merubah energi


mekanik menjadi energi listrik. Generator didalam pembangkitan tenaga listrik
ada 2 jenis yaitu :

 Generator DC
 Generator AC

Komponen utama pada generator adalah terdiri dari stator dan rotor. Pada
umumnya stator terdiri dari penghantar / kumparan tempat terbentuknya GGL
Induksi sedang kan rotor merupakan kutub magnit.

1.1. Prinsip Kerja Generator :

 Memenuhi hukum Lenz, yaitu : Arus yang diberikan pada penghantar


rotor akan menimbulkan momen elektro – magnetik yang bersifat
melawan putaran rotor dan seterusnya menimbulkan EMF atau GGL.

 Tegangan yang dihasilkan menimbulkan arus jangkar.

Gambar 1a. Prinsip GGl Induksi

Budi R / BR / USLA 2007 1


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Gambar 1. Prinsip Kerja Generator DC & AC

Mesin arus searah yang kita ketahui bahwa generator arus searah (DC), pada
dasarnya konstruksinya terdiri dari 2 bagian utama, yaitu :

 Jangkar dengan lilitan kawatnya


 Kutub – kutub magnet dengan lilitan kawatnya.

Jangkar dari mesin arus rata diputar atas porosnya , sedangkan kutub –kutub
magnetnya tinggal diam (tetap). Konstruksi yang dipakai pada mesin arus searah
ini umumnya dinamakan ” Berkutub Luar ” . Pada konstruksi mesin arus putar
kita jumpai pula 2 bagian utama yaitu :

 Semacam jangkar dengan lilitan – liltan kawat tetap, tetapi tidak


diputarkan sepertimesin arus searah. Jangkar pada generator bolak –
balik (AC) tinggal tetap dinamakan Stator.

 Kutub – kutub magnet tinggal dial seperti kutub – kutub magnet pada
mesin arus searah , tetapi justru diputarkan atas poros, dan kutub –
kutub magnet yang diputarkan dinamakan ” Rotor ”.

Dengan demikian terjadilah satu mesin listrik yang berkutub dalam. Tentang
pembangkitannya EMF / GGL pada kawat – kawat yang berada pada stator
tidak ada bedanya dengan pembangkitan EMF / GGL pada lilitan jangkar dari
mesin arus searah (DC).

Apa sebabnya pada kawat – kawat yang bergerak dan kutub – kutub magnet
yang tinggal tetap (seperti yang terjadi pada arus rata) ataukah kawat –
kawatnya yang tinggal diam dan kutub – kutub magnetnya yang bergerak, pada
kawat lilitan itu terjadi adanya EMF / GGL.

Budi R / BR / USLA 2007 2


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Karena konstruksinya mesin arus bolak – balik itu berkutub dalam. Jadi kawat –
kawatnya yang diam ini dan kutub – kutub magnetnya yang berputar, maka
didapatkan beberapa keuntungan, yaitu :

 Pembangkitannya arus dari lilitan kawat pada stator tidak perlu melalui
borstel – borstel tetapi secara langsung dari klem – klem yang ada
pada stator.

 Pada generator arus bolak – balik (AC) tidak perlu adanya


”Komutator” atau ” Kolektor ”.

Karena keuntungan – keuntungan itulah maka pada generator arus bolak – balik
dapat membangkitkan EMF /GGL yang sangat tinggi dengan tidak menghadapi
kesulitan – kesulitan seperti halnya pada mesin arus rata untuk pemberian arus

rata sebagai penguatan (sumber penguatan) kepada lilitan – lilitan magnet yang
ada pada rotor diperlukan adanya borstel – borstel dan slipring atau cincin
geser.

Hal ini tidak merupakan kesulitan , karena biasanya arus rata untuk penguatan
magnetnya dibangkitkan cukup dengan tegangan yang rendah.

1.2. Fungsi Bagian – Bagian Utama Generator.

Bagian – bagian utama yang terpenting dari generator arus bolak – balik
pada umumnya terdiri dari :

 Rangka Stator : Adalah salah satu bagian utama dari generator yang
terbuat dari besi tuang dan ini merupakan rumah dari semua bagian –
bagian generator.

 Stator : Bagian ini terbuat dari plat – plat besi seperti yang
dipergunakan juka untuk jangkar dari mesin arus searah atau untuk inti
(Kern) dari tarnsformer yang mana di sekeliling bagian dalamnya
ditempatkan lilitan –lilitan kawat sebagai lilitan stator atau merupakan
elemen diam.

 Rotor : Adalah bagian yang berputar dimana terdapat kutub – kutub


magnet dengan lilitan – lilitan kawat, lilitan sama dengan lilitan magnet
ini dialiri arus rata, tetapi lilitan – lilitan stator dialiri oleh arus bolak –
balik.

Budi R / BR / USLA 2007 3


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

 Slipring atau Cincin Geser : Dibuat dari bahan kuningan atau


tembaga yang dipasang pada poros dengan memakai bahan isolasi.
Slipring ini berputar secara bersamaan dengan poros (as) dan rotor.
Banyaknya Slipring ada 2 dan pada tiap – tiap slipring dapat
mengeser borstel yang masing –masing borstel borstel positif dan
borstel negatif, guna penguatan (Excitation current) kelilitan magnet
pada rotor.

 Dinamo penguat : Suatu dinamo arus rata (biasanya dipakai dinamo


shunt) sebagai sumber arus searah (excitation source shunt) . Untuk
penguatan kutub – kutub magnet dari generator biasanya dipasang
satu poros dengan generatornya. Arus rata yang dibangkitkan oleh
dinamo penguat mengalir dari klem – klemnya dinamo melalui borstel
– borstel pada slipring kelilitan kawat pada kutub – kutub magnet
generator.

1.2.1. Stator.

Stator pada alternator merupakan gulungan kawat penghantar yang disusun


sedemikian rupa dan ditempatkan pada alur-alur inti besi. Pada penghantar
tersebut adalah tempat terbentuknya GGL induksi yang diakibatkan dari medan
magnit putar dari rotor yang memotong kumparan penghantar stator.
Kumparan yang ditempatkan pada alur-alur tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) grup,
sehingga menjadi keluaran 3 phasa, dan biasanya disambung sistem bintang
(Y). Inti besi stator terdiri dari laminasi-laminasi plat besi yang satu dan lainnya
terisolasi dengan vernis atau kertas isolasi (implegnated paper). Tujuan dari
laminasi-laminasi tersebut adalah untuk mengurangi besarnya arus pusar (Eddy
Current), karena arus pusar ini dapat menimbulkan panas pada inti stator dan
akhirnya dapat merusak isolasi kumparan penghantar.
Kumparan penghantar yang bertegangan tersebut harus terisolasi dengan baik.
Bahan isolasi tersebut biasanya dari fibreglass atau pita mica.
Disela-sela penghantar dan pada inti stator terdapat lubang-lubang (rongga)
untuk sirkulasi bahan pendingin, atau seperti pada gambar potongan berikut :

Budi R / BR / USLA 2007 4


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Gambar 2. Kontruksi Stator

Gambar 3. Konstruksi Potongan Stator dengan Sistem Sirkulasi Pendingin

1.2.2. Rotor.

Budi R / BR / USLA 2007 5


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Rotor pada generator merupakan bagian untuk menempatkan kumparan medan


magnit eksitasi. Kumparan medan magnit disusun pada alur-alur inti besi rotor,
sehingga apabila pada kumparan tersebut dialirkan arus searah (DC) maka akan
membentuk kutub-kutub magnit Utara dan Selatan.

Gambar 4. Kontruksi Rotor Generator

Gambar 5. Kontruksi Rotor Generator

Rotor – rotor ada dua tipe yaitu :

Budi R / BR / USLA 2007 6


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

(i). Kutub menonjol, yaitu tipe yang dipakai untuk alternator – alternator
kecepatan rendah dan menengah.
(ii). Silinderis halus, yaitu digunakan untuk alternator – alternator turbo
dimana kecepatannya amat tinggi.

Untuk mesin-mesin pembangkit listrik yang biasa untuk putaran tinggi


seperti pembangkit termal, kutub magnitnya berbentuk silindris atau seperti
pada gambar diatas. Adapun jumlah kutub magnitnya untuk mesin dengan
putaran tinggi biasanya sebanyak 2 (dua) buah kutub magnit atau 4
(empat) buah kutub magnit.

1.3. Kecepatan dan Frekuensi.

Dalam suatu generator hubungan tertentu antara kecepatan dan putaran (N)
dari rotor , frekuensi (f) dari EMF / GGL yang dibangkitkan dan jumlah kutub –
kutub (P). Hubungan tersebut adalah :

PN
f =
120
dimana :

f = rekwensi
P = jumlah kutub
N = putaran

Sehubungan dengan persamaan ini,maka untuk frekuensi (f) = 60 Hz, harga P


dan N dapat ditabelkan sebagai berikut :

P 2 4 6 12 24 36

N 3600 1800 1200 600 300 200

Persamaan EMF / GGL Induksi :

Budi R / BR / USLA 2007 7


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Ambil Z = Jumlah penghantar atau sisi – sisi kumparan dalam seri per –
fase .
= 2 T, dimana T adalah jumlah kumparan atau lilitan per – fase.
(diingat bahwa satu lilitan atau kumparan punya dua sisi).

P = Jumlah kutub – kutub

f = Frekuensi dari EMF / GGL induksi dalam Cps.

 = Fluksi per – kutub dalam weber.

Kd = Faktor distribusi

=  Sin m  / 2  /  m Sin  / 2  .

kc atau kp = pitch atau faktor jarak kumparan.


= Cos /2

kf = faktor depan = 1,11 jika EMF/GGL dianggap sinusoidal.

N = Kecepatan putaran dari rotor dalam rpm.

Dalam satu putaran dari rotor ( yaitu dalam 60/N det ) setiap penghantar stator
adalah dipotong oleh fluksi dari P  weber. Jadi induksi EMF/GGL rata – rata per-
penghantar :

e = ( fluksi terpotong ) / ( waktu diambil ).

Yaitu d / dt Volt.

e = ( P  ) / ( 60 / N ) Volt.

e = ( N . P .  ) / ( 60 ) Volt

Kita ketahuai sekarang bahwa :

N . P 120 . f
f =  atau N = 
120 P

Budi R / BR / USLA 2007 8


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Masukan harga dari N , diperoleh EMF / GGL rata – rata per – penghantar
adalah = 2 . f .  Volt.

Jika ada Z penghantar dalam seri per – fase, maka EMF / GGL rata – rata per –
fase adalah = 2 . f .  . Z Volt.
= 4.f. .T Volt.

Harga RMS dari EMF / GGL per –fase adalah :

= 1,11 x 4f x  x T Volt.
= 4,44 f x  x T Volt.

Rumus ini berlaku jika semua kumparan – kumparan dalam fasa adalah :

(i). ” Full – pitched ”


(ii). ” Terpusat atau diikat dalam satu slot ”

Dengan demikian maka tegangan per – fase terpakai sesungguhnya adalah :

= 4,44 . kC . kd . f .  . T Volt atau

= 4 . kf . k C . k d . f .  . T Volt

Jika generator terhubung bintang, maka tegangan jalur (line) adalah  3 kali
tegangan fase.

1.4. Beban Atas Generator.

Beban atas generator adalah merupakan pusparagam, tegangan terminalnya


dapat juga dirubah – rubah seperti generator DC. Perubahan (variasi) dalam
tegangan terminal V harus diberikan pada sebagai berikut :

(a). Jatuh tegangan harus diberikan pada tahanan jangkar.


(b). Jatuh tegangan harus diberikan pada reaktans bocor jangkar.
(c). Jatuh tegangan harus diberikan pada reaksi jangkar.

1.4.1. Tahanan jangkar.

Budi R / BR / USLA 2007 9


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Tahanan Jangkar per - fase R a menyebabkan jatuh tegangan per - fase I . Ra


yang mana sefasa dengan arus jangkar I. Secara praktis jatuh tegangan
diabaikan.

1.4.2. Reaktans bocor jangkar.

Reaktans bocor XL menyebabkan jatuh tegangan per – fase I . X L , dimana


arahnya tegak lurus pada I. Hubungannya dapat dituliskan :

E = V + I ( R a + XL )
E
I . XL
0
 V
I . Ra
I

E = Reaksi Jangkar.

1.4.3. Reaksi Jangkar .

Sebagaimana dalam generator – generator DC, reaksi jangkar adalah pengaruh


fluksi jangkar terhadap fluksi medan utama.Dalam generator – generator, p. f,
dari beban mempunyai pengaruh agak besar terhadap reaksi jangkar.

1.4.4. Reaktans Sinkron.

Reaktans bocor ada juga reaktans Khayal ( Xa ) yang terdapat dalam belitan
jangkar dan menimbulkan tegangan yang harus diberikan pada reaksi jangkar
yaitu I . Xa.

XL + X a = XS ; XS disebut reaktans sinkron.

Jatuh tegangan total generator pada keadaan berbeban adalah :

I . Ra + j I . X S = I ( Ra + j X S ) = I . ZS,

Dimana ZS dikenal sebagai impedans sinkron.

EO = V + I . ZS

Budi R / BR / USLA 2007 10


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

= V + I ( Ra + j X S )

I . ZS

EO
I . Xa

E
O
 V I . XS
I . XL
I

Dimana : EO adalah tegangan beban nol.

1.5. Diagram – Diagram Vektor Dari Generator berbeban.

Sebelum menjelaskan diagram terlebih dahulu harus mengetahui simbul –


simbul yang digunakan yaitu :

E0 = Tegangan beban nol, merupakan EMF maximum.

E = EMF Induksi dengan I . Xa  0

V = Tegangan terminal

Z =  R2a + X2L

ZS =  R2a + X2S

I = Arus jangkar per – fase .

 = Sudut p . f beban.

Budi R / BR / USLA 2007 11


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Diagram yang digambar adalah untuk satu fase, untuk fase – fase lainnya dapat
digambar dengan cara yang sama.
I . ZS

I . Xa
E0
I . XS
E
I . XL
0
I V I . Ra

Gbr. (a) p . f = 1
I . Z

I . ZS I . Xa
E0

E I . XS

I . XL
0
 V

I.Z
I

Gbr. (b) p . f = lagging

I . Xa
I
I . ZS
E0 I . XL
 E

V I . Ra
0

Gbr. (c) p . f = leading


I.Z

Budi R / BR / USLA 2007 12


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

1.6. Pengaturan Tegangan .

E0  V
 Pengaturan =  X 100 %
V

Dimana dapat ditentukan dengan metode – metode sebagai berikut :

 Impedanzi Sinkron atau metode EMF.


 Ampere – lilit atau metode EMF
 Faktor daya nol atau metodepotier.

Semua metode – metode ini memerlukan :

(a) Tahanan Jangkar (atau stator) Ra


(b) Watak untai terbuka / beban nol
(c) Watak hubung singkat.

1.6.1.Metode Impedanzis Sinkron

(1) Gambar grafik OCC ( Kurva Untai Terbuka), yaitu watak alternator /
generator pada keadaan jalan tanpa beban, sesuai dengan data yang
diberikan pada hasil test untai terbuka.

(2) Dengan cara yang sama SCC ( Kurva Untai Hubung Singkat )
Arus Hub.Singkat
digambarkan, sesuai dengan data yang diberikan pada hasil test hubung
singkat. O.C.C
E S
1

N
Z
S
I
EMF (O.C) 1
S.C.C

I
f

Arus Medan

Budi R / BR / USLA 2007 13


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Gambar O.C.C dan O.C ; dimana mempunyai arus medan If sebagai


dasar, maka arus hubung singkat yang terjadi = I1 dan EMF hubung
singkat = E1 , dari sini impedans sinkron ZS dapat dihitung, yaitu dengan
hubungan :

E1 = I1 . ZS

E1 ( untai terbuka )
Jadi ZS = 
I1 ( Hubung Singkat )

(3) Ra dapat ditentukan dengan mengukur langsung menggunakan volt –


meter dan Ampere – meter atau dengan menggunakan jembatan
wheatstone. Maka XS dapat dihitung dengan :

XS =  (Z2S - R2a )

(4) Dengan mengetahui Ra dan X S , maka dengan vektor untuk suatu beban
dan p . f, tertentu dapat digambarkan.
C

I . XS

E
0
I . Ra D
V
V . Sin 

0
I A B

E0 = OC

E0 =  OB2 + BC2

E0 =  ( V . Cos  + I . Ra )2 + ( V . Sin  + I . XS )2

Budi R / BR / USLA 2007 14


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

E0  V
Jadai % Pengaturan =  x 100
V
1.6.2.Metode Ampere – Lilit .

Menggunakan data OC ( untai terbuka ) dan SC ( untai hubung singkat), tetapi


kebalikan dari metode EMF dalam pengertian bahwa reaktans bocor jangkar
adalah diperlakukan sebagai reaksi jangkar tambahan. Dengan kata lain bahwa
perubahan tegangan pada beban harus diberikan seluruhnya oleh reaksi jangkar,
dapat dilihat gambar dibawah ini.

E I. X
0 a

V
0

I. R
a
I

Keperluan Medan Ampere – lilit :

 Untuk menghasilkan Tegangan (V) pada beban nol.


 Untuk mengatasi efek demagnetisasi dari reaksi jangkar pada beban
penuh yang dapat diperoleh dari test hubung singkat, dan selanjutnya
didaptkan arus beban penuh pada hubung singkat.

1.6.3.Langkah – Langkah Menentukan % Pengaturan.

 Menentukan Harga tegangan (V)


 Menentukan I . XL
 Jumlah I . XL dan V secara vektor diperoleh (E).
 Menentukan bentuk kurva beban nol, dantentukan arus penguatan
untuk E, misalnya If1
 Menentukan If2 untuk keperluan reaksi jangkar
 Jumlah If1dan If2 secara vektor, dengan sudut antara keduanya 90 o+ 
 Baca pada beban kurva beban nol harga EMF yang mempunyai arus
medan If yaitu = E0

Akhir pengaturan dapat ditentukan.

Budi R / BR / USLA 2007 15


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

1.7. Kerja Paralel dari Generator – Generator .

Kerja dari sebuah generator yang dihubungkan paralel dengan generator lain
atau dengan menggunakan bus-bar bersama adalah dikenal sebagai
mengsinkronkan generator. Untuk sinkronisasi yang baik dari generator –
generator, maka tiga kondisi persyaratan yang harus dipenuhi :

(1) Tegangan terminal (efektif) yang masuk harus sama seperti tegangan
bus-bar.

(2) Kecepatan yang masuk mesin harus sedemikian sehingga


frekuensinya ( = P. N / 120 ) sama dengan frekuensi bus-bar.

(3) Fase dari tegangan generator harus sama dengan fase dari tegangan
bus-bar.

Keadaan (1) ditunjukan dengan volt-meter, keadan (2) dan (3) adalah ditunjukan
dengan lampu – lampu yang disinkronkan atau sinkronoskop.

Hubungan – hubungan yang berlaku untuk generator – generator yang


disinkronkan :

E1 = EMF dari mesin 1


E2 = EMF dari mesin 2
En = EMF dari meswin n
ISY = Arus yang disinkronkan atau arus beredar.
Er = Jumlah vektor EMF E1, E2 dan seterusnya
ZS = Impedans Sinkron
1 = Sudut antara Ish dengan E1
2 = Sudut antara Ish dengan E2
 = Sudut antara Ish dengan Er
PSY = daya yang disinkronkan
TSY = Torsi yang disinkronkan

XS Er
(1) tan  = 
(2) ISY = 
ZS
Ra

Budi R / BR / USLA 2007 16


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

(3) Daya masuk mesin 1 adalah :

E1 . ISY . Cos  1

Daya masuk mesin 2 adalah :


E2 . ISY . Cos  2

(4) E1 . ISY = E2 . ISY + Rugi – rugi Cu.

Kalau diambil E1 = E2 = E, maka :

E = 2 . E . Cos  ( 180 -  ) / 2 

= 2 . E . Cos  90 -  /2 

= 2 . E . Sin  /2

= 2 . E .  /2 (untuk  kecil)

= E . 

 = Radian Elektris.

Er Er
(5) ISY =  =  ( Jika Ra diabaikan )
ZS XS
=  . E / XS

(6) Daya yang disinkronkan (disediakan oleh mesin 1) adalah :

PSY = E1 . ISY = ESY.

Masukan harga ISY pada persamaan ini, maka :

Budi R / BR / USLA 2007 17


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

PSY = E.  . E / XS

=  . E2 / XS (Per fase)
PSY =  E . E / XS

=  E . ISC ,

dimana E / XS = ISC ( = arus hubung singkat )

Total daya untuk 3 fase = 3 . PSY

(7) Torsi yang disinkronkan TSY , satuannya dalam Nw-m, maka kerja yang
dilakukan perdetik = TSY . 2 . NS / 60, maka
TSY . 2 . NS / 60 = 3 . PSY

PSY x 60
Jadi TSY = 3 x 
2 x NS

dimana NS adalah kecepatan sinkron, maka dengan demikian adalah :

120 x f
NS = 
P

1.8. Periode Osilasi (Getaran).

Setiap mesin sinkron mempunyai periode waktu alamiah (natural) dari osilasi
bebas. Banyak sebab, meliputi perubahan – perubahan beban, menghasilkan
ayunan fase dari mesin jika waktu periode dari osilasi – osilasi ini bersamaan
waktu dengan waktu periode alamiah dari mesin, maka amplitude dari osilasi
boleh menjadi sangat bertambah besar dan mengakibatkan mesin tidak sinkron.

Adapun rumusan untuk periode waktu alamiah dari osilasi mesin sinkron adalah
sebagai berikut :

Budi R / BR / USLA 2007 18


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

T = Torsi / radian mekanis, dalam Nw – m2


M = Momen inersia dari putaran massa, dalam Nw – m2

Maka periode waktu alamiah :

t = 2 M/g.T
PSY =  . E2 / Z ; dimana  adalah sudut ayunan dari generator –
generator keluar dari fasenya,  dinyatakan dalam radian elektris.
Dapat juga dirumuskan :

PSY = E2 / Z per – radian elektris.

1 radian elektris = 2 / P x radian mekanis, dimana P = jumlah kutub.

Jadi PSY per – radian mekanis = ( E2 x P ) : ( 2 . Z )

PSY x 60
TSY =  Nw - m.
2 x NS

Masukan harga PSY persamaan TSY , maka :

TSY = 60 . E2 . P / 4 . Z . NS Nw – m (untuk 1 fase)

3 x 60 x E2 x P 4,777 x E2L x P
=  =

2 x Z x NS Z x NS

= 4,777 x  3 . EL x ( E / Z ) x ( P / N S )

Budi R / BR / USLA 2007 19


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Dimana :

E = Tegangan fase
EL = Tegangan Line
EL =  3.E
E/Z = ISC ( arus hubung singkat )

P 120 . f
 = 
NS N2S
EL x ISC x f
Jadi TSY = 4,777 x 3 x 120 x  
N2S
2 M
Jadi t =  x NS   
 992,88 EL x ISC x f x g

t = 0,2 x NS  ( M ) : ( EL x ISC x fx g)

g = 9,81 m / det2 , maka t dapat dirumuskan :

t = 0,0083 x NS  ( M ) :  KVA . ( IS / I ) . f  detik,

dimana M dalam Kg – m2.

Budi R / BR / USLA 2007 20


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Contoh Soal – soal dan penyelesaiannya :

1). Diketahui generator 3 fase hubungan bintang dengan daya 100 KVA,
Tegangannya 220 Volt, mempunyai tahanan jangkar 0,1 Ohm dan
reaktans jangkar 0,5 Ohm. Kalau diberi beban dengan faktor daya 0,4
(lagging) dan memberikan arus kerja . Reaksi jangkar adalah 2 kali rugi –
rugi reaktans jangkar. Tentukan.

(a). Tegangan beban nol, apabila beban dilepas kecepatan dan arus
medan tidak berubah.

(b). Tegangan beban nol yang diperlukan untuk memperoloeh arus


kerja jika generator dihubung singkat.

Penyelesaianya :

(a). I per – fase = ( KVA x 1000 ) : ( V x 3)


= ( 100 x 1000 ) : ( 220 x  3 )

= 262 Amper.

Tegangan per – fase :

V per – fase = (220 ) : (  3 )

= 127 Volt

E0 = ( V . Cos  + I . Ra ) + j (V . Sin  + I . Xa + 2 . I . Xa )

Cos  = 0,4 maka Sin  = 0,92

E0 = ( 127 x 0,4 + 262 x 0,1 ) + j ( 127 x 0,92 + 262 x 0,5 + 2 x 262 x 0,5 )

= 77 + j 510 Volt

= 515  81,4o volt.

(b). Kalau dihubung singkat, maka V = 0.

Budi R / BR / USLA 2007 21


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

E0 = I . Z

I = 262  - 66,4o Ampere

Z = R a + j XS

XS = Xa + 2X0 = 3 . Xa

Z = Ra + j 3 X a

= 0,1 + j ( 3 . 0,5) = 0,1 + j 1,5

= 1,5 86,2o ( pendekatan ) Ohm,

Jadi E0 = I . Z

= 262  - 66,4o x 1,5 86,2o

= 393  19,8o Volt.

2). Sebuah generator 3 fase terhubung bintang, 13000 Volt, 1500 KVA,
Frekuensi 50 Hz. Tahanan jangkar 0,9 Ohm dan reaktans sinkron 8 Ohm.
Tentukan tegangan yang dibangkitkan untuk faktor kerja ( p. f ) 0,8
(lagging) dan presen pengaturannya.

Penyelesaiannya :

Tegangan fase (Vf ) = 13000 :  3 = 7505 Volt.

Arus fase ( If ) = (1500 x 1000) : ( 3 x 7505 ) = 66,62 Amp.

E0 = ( V . Cos  + I . Ra ) + j ( V . Sin  + I . XS )

Cos  = 0,8 , maka Sin  = 0,6

E0 = ( 7505 x 0,8 + 66,62 x 0,9 ) + j ( 7505 x 0,6 + 66,62 x 8 )


E0 = 6064,398 + j 5036,268

= 7882  39,7o Volt

Budi R / BR / USLA 2007 22


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

7882  7505
% Pengaturan =  x 100 % = 5 %
7505

3) Ketentuan soal seperti soal no 2. Hitung tegangan yang dibangkitkan dan


pengaturan tegangan generator tersebut apabila :

(a) faktor daya ( Cos  ) = 1


(b) faktor daya (Cos  ) = 0,8.

Penyelesaiannya :

(a) V = 13000 :  3 = 7505 Volt

KVA x 1000 1500 x 1000


I =  =  = 66,62 A
3 . V 3 x 7505

Tegangan yang dibangkitkan :

E0 = ( V . Cos  + I . R2 ) + j ( V . Sin  + I . XS )

Cos  = 1, maka Sin  = 0

E0 = ( 7505 x 1 + 66,62 x 0,9 ) + j ( 0 + 66,62 x 8 )

= 6064,3981 + j 3970,3961

= 7584  33,2o Volt

Pengaturan Tegangan :

7584  7505
% =  x 100 % = 1,05 %
7505

(b) Faktor kerja ( Cos  ) = 0,8 (leading), maka Sin  = 0,6

E0 = ( V . Cos  + I . R2 ) + j ( V . Sin   I . XS )

Budi R / BR / USLA 2007 23


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

E0 = ( 7505 x 0,8 + 66,62 x 0,9 ) + j ( 7505 x 0,6  66,62 x 8)

= 6064,3981 + j 3970,3961

= 7248  33,2o Volt

Pengaturan tegangan :

7248  7505
% =  x 100 % = 3,42 %
7505

4) Diketahui generator 1 fase, 100 KVA, 550 Volt. Pengaturan tegangannya


ditentukan dengan test cara impedans sinkron. Pada saat generator
dihubungkan singkat, maka Amper – meter 350 Amp. Dengan arus
penguatan 12 Ampere. Dengan arus penguatan yang sama, dilakukan test
untai terbuka dan menunjukan tegangan terminal 350 Volt. Tahanan
jangkar terukur 0,1 Ohm. Angka perbandingan tahanan sebebanrnya =
1,25 .

Hitunglah :
(a) Impedans dan reaktans Sinkron
(b) Pengaturan tegangan pada faktor kerja (Cos ) = 0,8 (leading) dan
pada faktor kerja (Cos ) = 0,8 (Lagging).

Penyelesaian :

(a) Tahanan yang terukur adalah tahanan DC dan yang sebenarnya :

R2 = (1,25) x (0,1) = 0,125 Ohm

ZS = E : I = 350 : 350 = 1 Ohm

ZS = Impedans Sinkron

Budi R / BR / USLA 2007 24


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Reaktans Sinkron (XS).

XS =  (Z2S  R22)

XS =  ( 1 )2  ( 0,125)2 = 0,992 Ohm

KVA x 1000 100 x 1000


(b) I =  =  = 18,18 A
V 550

I . R2 = 18,18 x 0,125 = 22,7 Volt

I . XS = 18,18 x 0,492 = 180,4 Volt

Untuk faktor kerja (Cos  ) = 0,8 (leading), maka Sin  = 0,6

E0 = ( V . Cos  + I . R2 ) + j ( V . Sin   I . XS )

= ( 550 x 0,8 + 22,7 ) + j ( 550 x 0,6  180,4 )

= 462,7 + j 149,6

= 486  0,3o Volt

Pengaturan tegangan :

486  550
% =  x 100 % = - 11,6 %
550

Untuk faktor kerja (Cos  ) = 0,8 (legging), maka Sin  = 0,6

E0 = ( V . Cos  + I . R2 ) + j ( V . Sin  + I . XS )

= ( 550 x 0,8 + 22,7 ) + j ( 550 x 0,6 + 180,4 )

= 462,7 + j 510,4
= 689  0,8o Volt

Budi R / BR / USLA 2007 25


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Pengaturan tegangan :

689  550
% =  x 100 % = 25,3 %
550

5) Dua buah generator satu fase bekerja paralel dengan menggunakan


lampu yang disinkronkan.

Generator I : 220 Volt, frekuensi 50 cps.


Generator II : 222 Volt, frekuensi 52 cps.

Hitung :

(a) Tegangan efektif maksimum yang melewati pada setiap lampu.


(b) Tegangan minimum yang melewati setiap lampu.
(c) Frekuensi getaran lampu.

Penyelesaian :
Emax per – lampu :
Gen. I Gen. II
E1 + E 2
= 
L1 2
V1 V2
220 + 222
= 
2

= 221 Volt
L2
(b) Emax per – lampu :

E 2  E1
= 
2

222  220
=  = 1 Volt
2

Budi R / BR / USLA 2007 26


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

(c) Frekuensi getaran lampu :

= 52  50 = 2 cps.

6) Dua buah generator 3 fase, terhubung bintang, 150 KVA, 3980 Volt, 50
cycle, disinkronkan tanpa beban. Generator pertama 20o listrik
mendahului, dimana seharusnya 180 o pada kedudukan fase terhadap
generator kedua. Setiap generator mempunyai tahanan reaktans berturut
– turut 0,12 Ohm dan 1,275 Ohm per – fase. Pada saat sakelar
penyinkron ditutup dan sebelum generator – generator itu tepat pada
fasenya.

Hitunglah :

(a) Beda fase antara kedua generator dalam derajat listik dan tentukan
pula tegangan RMS nya
(b) Arus fase sinkron dan sudut faktor daya.
(c) Daya yang dibangkitkan oleh generator pertama per – fase.
(d) Daya yang dibangkitkan oleh generator kedua per – fase
(e) Daya yang hilang dalam kedua jangkar dan daya menyinkron yang
disalurkan lewat rel
(f) Tegangan terminal setiap generator per – fase.

Penyelesaian :

(a) Perbedaan fase = 180o  20o = 160o


3980
E1 =   20o
3

= 2298  20o = 2159 + j 786 Volt

3980
E2 =   180o
3

= 2298  180o = -2298 + j 0 Volt

Budi R / BR / USLA 2007 27


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Er = E1 + E2

Er = ( 2159 + j 786 ) + ( -2298 + j 0 )

= - 139 + j 786

= 798,2  100o Volt

Er 798,2  100o
(b) IS =  =  = 312 15,38o
Z1 + Z2 2 ( 0,12 + j 1,275 )

Jadi sudut faktor dayanya adalah = 15,38o

(c) P1 = E1 . IS . Cos ( E1 , IS )

= 2298 x 312 x Cos (20o – 15,38o )

= 716976 x 0,996

= 714,646 kW

(d) P2 = E2 . IS . Cos ( E2 , IS )

= 2298 x 312 x Cos (180o – 15,38o )

= 716976 x (-0,964)

= -691,3 kW

(e) Rugi daya = P1 + P 2

= 714.646  691,3 = 23,346 kW

daya Sinkron :

714,646 + 691,3
PSY =  = 702,973 kW
2

Budi R / BR / USLA 2007 28


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

(f) Tegangan terminal :

E 1 + E2 2298 + 2298
E =  =  = 2298 Volt
2 2

1.9. DASAR PERHITUNGAN BESARNYA EMK PADA GENERATOR SATU


FASA

Untuk mendapatkan dasar perhitungan besarnya EMK pada generator maka


diperlukan gambar sebagian dari stator generator satu fasa, yang berkutub
banyak lihat gambar 6. dibawah ini.


+
-
Gambar 6. U
S
Di depan tiapkutub terdapat alur dengan sebatang kawat yang merupakan lilitan.
Arah putaran dari kutub magnet dapat dinyatakan dengan anak panah.

U
Karena kutub magnet itu berada pada rotor, maka Sarah putaran ini juga
menyatakan arah berputarnya rotor.

Kutub – kutub magnet dari generator ini akan mendapatkan arus rata (direct
current) sebagai arus penguatan (excitation current). Oleh karena itu besarnya
Garis Gaya / 
garis gaya magnet yang dinyatakan dengan  adalah konstan. GarisGaris
Gaya / gaya
 yang
terpancar dari kutub Utara diberi tanda +  , sedangkan garis gaya yang masuk
ke dalam kutub Selatan diberi tanda   Arah Putaran Kutub

Lilitan kawat
S
Lilitan kawat

Gambar 7.

Perhatikan gambar 7. bahwa antara pertengahan kutub magnet dengan


pertengan kutub magnet berikutnya ( yaitu diukur pada kelilinh besi stator) yang
U

Budi R / BR / USLA 2007 29

Inti Kern
PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

dinamakan POOLSTECK diberitanda  (baca Tao). Bila rotor diputarkan


sepanjang dua poolsteck maka ternyata dalam lilitan terjadi 4 kali perubahan
arus gaya lihat gambar 8, yang dapat diutuliskan sebagai berikut.

Gambar 8a. AC Generator.

Gambar 8b. AC Generator

Budi R / BR / USLA 2007 30


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Gambar 8c. AC Generator

 Pada gerakan setengah poolsteck yang pertama yaitu dari (   ) 


0. Nol ini dinyatakan pada gambar sebab (   ) dengan  ini akan
menghasilkan nol (0).
 Paada gerakan setengah poolsteck yang kedua dari nol ( 0 )  .
 Untuk gerakan setengah poolsteck ketiga fluks ()  0.
 Pada gerakan poolsteck keempat dari 0    dengan demikian
gerakan ini berulang kembali kegerakan permulaan.

Dengan diputarkan rotor generator tadi sepanjang dua poolsteck, maka akan
dibangkitkan suatu tegangan induksi didalam lilitan kawat yang besarnya dapat
dituliskan.

e = 4 .  . f .10-8 Volt. Harga ini meliputi satu periode

Karena banyaknya periode dalam tiap detik dinyatakan dengan huruf (f)
singkatan dari frekuensi, maka besarnya EMK / EMF dapat dituliskan sebagai
berikut :

E rata – rata = e . f = 4 .  . f .10-8 Volt

EMK diatas adalah harga rata – rata dari EMK untuk mendapatkan harga
efektifnya, maka harus dikalikan dengan satu angka perbandingan :

Budi R / BR / USLA 2007 31


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Harga efektif
Fv = 
Harga rata – rata

( Em ) : (  2 )
= 
( 2 :  ) x ( Em )

= 1,111

Jadi harga efektif dari EMK yang dibangkitkan dalam kumparan itu adalah :

E = 4 . f . Fv .  . 10-8 Volt.

Karena jumlah lilitan stator terdiri dari banyaknya lilitan kawat sebanyak W, maka
besarnya EMK yang dibangkitkan dalam generator adalah :

E = 4 . f . Fv .  . W . 10-8 Volt.

Ketentuan rumsan diatas ini hanya berlaku jika lilitan kawat sebanyak W itu
saling berhubungan seri dan banyaknya saluran (alur hanya satu. Tetapi dalam
kenyataannya banyaknya alur tiapkutub adalah lebih dari satu seperti : 2 dan 3
dan sebagainya.

Untuk lilitan stator yang mempunyai saluran lebih dari pada satu, maka keadaan
EMK yang dibangkitkan dalam lilitan – lilitan kawat akan agak berkurang dari
pada ketentuan rumusan diatas. Hal ini dikarenakan bahwa kawat – kawat
dalam tiap – tiap saluran berhadapan dengan fluks () yang tidak sama
besarnya. Oleh karena itu dalam ketentuan tersebut diatas masih harus dikalikan
lagi agar konstanta yang dinamakan : faktor lilitan kawat dan dinyatakan
dengan huruf fw.

Besarnya faktor lilitan untuk generator satu fasa adalah 0,8 dan untuk
generator tiga fasa generator arus putar) adalah 0,96. Dengan demikian
secara lengkap rumusan diatas untuk EMK dari generator dapat dituliskan
sebagai berikut :

E = 4 . f . Fv . Fw .  . W . 10-8 Volt.

Keterangan :

Budi R / BR / USLA 2007 32


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

E = Tegangan Generator
F = Frekuensi
Fv = Faktor efektif
Fw = Faktor lilitan kawat
 = Fluks ( garis gaya )
w = Lilitan (winding)

Contoh Soal :

Suatu generator fasa tunggal berkutub 4 buah diputarkan tiap menit 1500 kali.
Pada tiap kutub berada dua saluran. Dalam tiap saluran dipasang tiga batang
kawat. Hitunglah besarnya EMK yang dibangkitkan oleh generator ini 

Jawab :

Diketahui :

Fw = 0,8 (generator fasa tunggal)


N = 1500 putaran / menit
2P = 4  P = 4/2 = 2

tiapkutub 2 saluran
tiap saluran ada 3 batang kawat.
 (garis gaya magnit) = 106 maxwell

Ditanyakan :

EMK

Jawab :

N.P 1500 x 2
f =  =  = 50 Hz
60 60

2 x 3 x 4
w =  = 12 lilitan
2

EMK = 4 . f . Fv . Fw .  . W . 10-8 Volt.

= 4 x 50 x 1,111 x 0,8 x 106 x 12 x 10-8

Budi R / BR / USLA 2007 33


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

= 24 x 0,8 x 1,111

= 21,3 Volt.

1.10. LILITAN STATOR GENERATOR TIGA FASA.

Pada genertor tiga fasa ini mempunyai tiga buah kumparan pada besi statornya
yang mana kumparan tersebut masing – masing dinamakan lilitan fasa.

Lilitan Stator Generator Tiga Fasa

Budi R / BR / USLA 2007 34


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Gambar 9a.

Jadi pada stator fasa yang ujung – ujungnya diberi tanda :

L1 adalah fasa UX


L2 adalah fasa VY
L3 adalah fasa W Z

Lihat dan perhatikan gambar 9a. dan gambar 9b menunjukan sebuah prinsip
dasar dari lilitan fasa tersebut untuk generator berkutub dua dan juga untuk
generator berkutub empat (lihat gambar 10).

Kutub Magnet

U Rangka / stator

120o 120o
Batang kawat

120o
Alur
S

Gambar 9b.

Lilitan fasa untuk masing – masing ditempatkan pada pada besi stator yang
sedemikian rupa sehingga sama lainya saling bergeser fasa sebesar 120o listrik

Budi R / BR / USLA 2007 35


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

adalah sama dengan 120o biasa, dimana P mempunyai fungsi harga, sedang
generator berkutub empat, maka 120o tidak lagi  120o biasa akan tetapi sama
dengan 60o listrik karena P mempunyai harga 2P = 4 jadi :

P = 4/2 =2

Alur

U Rangka / stator

S S Batang kawat

U Kutub magnet

Gambar 10a.

Alur

II
III II I
II I II

U S U U

120o 120o 120o

360o

Gambar 10b.

Budi R / BR / USLA 2007 36


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Phasa 1. Phasa 2. Phasa 3.


+

0
Gambar 10C.
120o
Phase 1, Phase 2 dan Phase 3 atau EMK yang ditunjukan pada gambar 10C
diatas masing – masing mempunyai perbedaan phase sebesar 120 o satu sama
-
lain. Jadi pada umumnya letaknya lilitan fasa tadi satu sama lainnya harus
bergeser tempat yang meliputi 120 o Listrik atau meliputi 1/p x 120 o
biasa.karena generator diatas mempunyai kutub sebanyak 2p = 4, ini berati p =
4/2 = 2, maka pergeseran tempat diatas dapat dihitung sebagai berikut :

1/p x 120o = ½ x 120o = 60o biasa

Bagaimanakah dengan generator yang mempunyai 2p = 6 ?, maka


perhitungannya adalah :

2p = 6  p = 6/2 = 3

maka pergeseran tempat lilitan fasanya adalah :

1/p x 120o = 1/3 x 120o = 40o biasa

Demikian selanjutnya hal ini berarti bahwa derajat listrik dengan derajat biasa
adalah perbandingan p = 1. Karena banyaknya lilitan fasa selalu ada tiga, maka
caranya menyatakan saluran pada stator adalah sebagai berikut :

Budi R / BR / USLA 2007 37


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Misalnya generator mempunyai 4 saluran tiap kutub fasa, untuk jelasnya lilitan
fasa mempunyai 4 saluran untuk tiap kutub. Jika generator itu mempunyai
kutub magnet 6 (enam) buah maka banyaknya saluran untuk tiap fasa adalah :
6 x 4 = 24. Karena banyaknya lilitan fasa ada 3 (tiga) maka lilitan dapat
ditentukan sebagai berikut : 3 x 24 = 72.

Banyaknya saluran tiap kutub fasa dinyatakan dengan huruf (q), jadi dalam
contoh diatas q = 4. Sebagaimana biasa bahwa banyaknya kutub magnet pada
mesin listrik selalu dinyatakan dengan 2p (dalam contoh diatas 2p = 6).

Dengan demikian banyaknya lilitan fasa adalah 3 (tiga), maka banyaknya alur
yang terdapat disekeliling stator dapat ditentukan dengan suatu rumasan yaitu :

q x 2p x 3 = 6pq

Ternyata dalam contoh diatas terdapat angka 72 ini berasal dari :

6 x p x q= 6 x 3 x 4 = 72

Seluruh lilitan fasa pada generator dinamakan lilitan stator. Lilitan stator dari
generator fasa tiga saling dapat disambung dalam hubungan Segitiga dan
hubungan Bintang. Cara pengerjaan penyambungannya hubungan dapat
dikerjakan diluar generator yaitu melalui papan jepit (Klem jepit) yang mana telah
terdapat susunan huruf sperti : U, V, W, dan sebagainya.

R S T R S T

Papan Terminal

U V W U V W

Klem Penghubung

Z X Y Z X Y
Hubungan Delta Hubungan Bintang

Gambar 11a.

Budi R / BR / USLA 2007 38


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

R
R

U
Gulungan stator
U Z

Gulungan stator X
Kawat Netral /nol

Y Z
W
X

V Y W
V
S Hubungan Delta Hubungan Bintang T
T S

Gambar 11b.

Berhubung dengan rumusan 6pq diatas, maka sekarang bagaimana menentukan


besarnya EMK pada generator fasa tiga. Kita telah mengetahui bahwa rumsan
untuk mentukan EMK dari generator fasa tunggal yang besarnya :

E = 4 . f . fv . fw . W .  . 10-8 Volt.

Untuk menghitung besarnya EMK dari generator fasa tiga, maka rumusan diatas
dapat digunakan. Tetapi perlu diingat bahwa rumusan diatas hanya berlaku untuk
menghitung EMK yang dibangkitkan pada tiap lilitan fasa. Jadi faktor W atau
banyaknya lilitan kawat dalam rumus tersebut diatas untuk tiaplilitan fasa.

Bila dari suatu generator tiga fasa telah diketahui data – data tekniknya tentang
banyaknya kutub magnet, banyaknya saluran tiap kutub, tiap fasa dan
sebagainya, maka haruslah dapat dicari keterangan tentang banyaknya lilitan
kawat atau W untuk tiap fasa.

Maka dengan demikian besarnya EMK dari generator tiga fasa dapat dihitung
dengan disesuaikan hubungannya ”Segitiga atau Bintang”.

Contoh Soal 1.

Budi R / BR / USLA 2007 39


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Suatu generator tiga fasa mempunyai 4 buah kutub magnet dengann garis gaya
( = 2 . 106 maxwel), banyaknya saluran tiap kutub tiap fasa adalh 3 dalam tiap
saluran terdapat 8 batang kawat. Batang kawat ini satu sama lainnya disambung
seri dan merupakan lilitan fasa dalam hubungan segitiga rotor tiap menit
diputarkan 1500 kali, faktor lilitan 0,96. Hitung besarnya EMK tiap fasa dari
generator jika diketahui fv = 1,11 dan fw = 0,96.

Jawab :

Banyaknya semua saluran = 6pq = 6 x 2 x 3 = 36. Dalam tiap saluran terdapat 8


batang kawat, jadi dalam 36 saluran ada : 8 x 36 = 288 batang kawat. Ini
berarti bahwa tiap lilitan fasa terdiri dari 288 : 3 = 96 batang kawat, maka W =
96 : 2 = 48.

Besarnya frekuensi :

f = ( N x P ) : 60 = ( 1500 x 2 ) : 60 = 50 Hz

E = 4f . fv . fw . W .  . 10-8 Volt

= 4 x 50 x 1,11 x 0,96 x 48 x 2 x 10 6 x 10-8

= 200 x 1,11 x 0,96 x 96 x 10-2

= 204,59 Volt.

Contoh Soal 2.

Generator tiga fasa, mempunyai 4 saluran tiap kutub tiapfasa dalam tiap saluran
terdapat 4 batang. Batang – batang kawat diseluruh saluran stator satu sama
lain disambung seri dan merupakan lilitan stator dalam hubungan bintang. Rotor
tiap menit diputarkan 750 kali dan banyaknya kutub – kutub magnet adalah 8,
tiap kutub magnet mempunyai ukuran lebar 12,5 Cm panjang 20 Cm. Sedangkan
antara kutub magnet dan besi stator adalah 8000 gaus. Fw = 0,96. Hitung
besarnya EMK ?

Jawab :

F (luas) kutub magnet = 12,5 x 20 Cm2 = 250 Cm2

Budi R / BR / USLA 2007 40


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

6.pq = 6 x 4 x 4 = 24 x 4 = 96.

Batang kawat semuanya dalam seluruh saluran = 96 x 4 = 384


Batang kawat tiap lilitan fasa = 384 : 3 = 128.

Jadi W = 128 : 2 = 64

 = B x F = 800 x 250 = 2 . 106 maxwell

f = ( N . P ) : 60 = ( 750 . 4 ) : 60 = 50 Hz

Besarnya EMK ?

EMK = 4f x fv x fw x W x  x 10-8 Volt

= 4 x 50 x 1,11 x 0,96 x 64 x 2 x 106 x 10-8

= 200 x 1,11 x 0,96 x 128 x 10-2

= 272,79 Volt.

1.11. BESARNYA TEGANGAN DAN ARUS PADA HUBUNGAN SEGITIGA.

Pada sambungan segitiga, ujung – ujung permulaan dar satu fasa disambung
pada ujung penghabisan dari fasa yang berikutnya. Dengan demikian fasa
tersebut tersambung seri dan merupakan suatu lingkaran tertutup. (Lihat gambar
12.) pada tempat sambungan XW; YU; dan ZV, yang kemudian dipasangkan
saluran jaringan R, S, dan T.

XW R

e1 e1 = ERS
e3 = ETR
S
e3
YU
e2 = EST
e2 T
ZV

Budi R / BR / USLA 2007 41


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Gambar 12.

Keterangan :

e1 = ERS adalah Tegangan listrik antara fasa R dan fasa S pada


hubungan segitiga.
e2 = EST adalah Tegangan listrik antara fasa S dan fasa T pada
hubungan segitiga.
e3 = ETR adalah Tegangan listrik antara fasa T dan fasa R pada
hubungan segitiga

Salah satu sifat yang sangat penting pada tegangan bolak – balik 3 fasa ini
adalah bahwa jumlah vektoris dari ketiga fasa pada tiap – tiap saat adalah nol
(0).

Antara saluran – saluran jaringan masing – masing akan terjadi tegangan


jaringan (net) ERS, EST dan ETR. Akan tetapi oleh karena saluran jaringan tersebut
langsung tersambung pada ujung – ujung fasa, terdapatlah juga tegangan fasa
e1, e2 dan e3 antara saluran – saluran itu . Oleh sebab itu, pada sambungan

segitiga terdapat tegangan – tegangan jaringan (net) yang sama besarnya


dengan tegangan fasa.

ERS = e1 ; EST = e2 ; ETR = e3

Apabila antara jaringan / net masing – masing dipasang tiga buah alat pemakai
(beban), yang akan memakainya kuat arus dari net / jaringan IR = IS = IT, maka
dapat dikatakan bahwa ketiga fasa itu mempunyai beban yang sama ( lihat
gambar 12 ) .

Di dalam masing – masing fasa akan mengalir arus fasa yang besarnya
ditunjukan dengan huruf I1, I2, dan I3 . Sedangkan arah arus fasa digambarkan
dengan anak panah.

Pada rangkaian tertutup yang dibentuk oleh sambungan seri dari fasa I, fasa II,
dan fasa III, dimana aliran fasa mempunyai satu arah. Guna menentukan
besarnya arus listrik dari net / jaringan – jaringan yakni masing – masing :

IR , IS , dan IT, maka dapat dipergunakan hukum KIRCHOFF, dan ditetapkan


sebagai berikut :

Budi R / BR / USLA 2007 42


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

 Aliran arus listrik yang meningggalkan titik – titik pertemuan XW, YU


atau ZV diberi tanda positif ().

 Sedangkan aliran arus yang menuju ke titik pertemuan XW, YU, atau
ZV diberi tanda negatif (  ).

Pada titik XW berlaku : IR = I1  I3


Pada titik YU berlaku : IS = I2  I1
Pada titik ZV berlaku : IT = I3  I2
Cara membaca harga IR, IS dan IT dapat diuraikan seperti :

Contoh : IR = I1  I3  nilai kebesaran arus listrik pada fasa R = panjang


vektoris dari I2, dan selanjutnya IS dan IT (lihat gambar 13).

XW IR R

I1 I1
IS S
I3 I3
YU
I2
I2 IT T
ZV
IT = I3 . 3 (arah & besaran Vektor
e3 Gambar 13. dari kuat arus yang
mengalir pada fasa “ T “ )

-I2
I3

-I1 I1 e1

IT = I3 . 3 I2 IR = I1 . 3
-I3
Budi R& / besaran
(arah BR / USLA 2007
Vektor (arah & besaran Vektor 43
dari kuat arus yang dari kuat arus yang
mengalir pada fasa “ S “ ) e2 mengalir pada fasa “ R “ )
PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Gambar 14.

Selanjutnya kita umpamakan bahwa alat – alat pemakai (beban yang


disambungkan antara masing – masing saluran jaringan ( baca antara R  S ;
R  T ; dan S  T ) tidak mengandung induksi. Oleh karena itu aliran – aliran
fasa adalah sefasa dengan tegangan – tegangan fasa. Pada gambar 14 terlihat
vektor diagram dari tegangan dan aliran bolak – balik 3 fasa dalam sambungan
segitiga. Aliran – aliran jaringan digambarkan sebagai hasil beda vektoris
menurut rumus – rumus yang tertulis diatas, seperti pada gambar 14.
IR = I1 . 3, dimana rumus ini berlaku untuk semua aliran jaringa,
jadi IS = I2 . 3 dan IT = I3 . 3.

1.12. BESARNYA TEGANGAN DAN ARUS PADA HUBUNGAN BINTANG.

Pada sambungan bintang (Ster Schakeling), ujung – ujung permulaan dari ketiga
fasa X, Y, dan Z disambungkan pada ujung – ujung U, V, dan W (lihat gambar
15). Jika pada titik 0 (nol) juga disambungkan satu kawat terdapatlah saluran ke
empat yang dinamakan Saluran Nol. (0).

Suatu jaringan yang mempunyai 4 saluran dinamakan jaringan saluran empat,


jika suatu jaringan yang tidak mempunyai 4 saluran maka jaringan semacam ini
dinamakan jaringan saluran tiga . Pada gambar nampak jelas bahwa antara

Budi R / BR / USLA 2007 44


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

saluran jaringan R, S, dan T serta saluran Nol (0) terdapat tegangan fasa e1, e2,
dan e3.

Antara saluran – saluran jaringan R, S, dan T masing – masing terdapat


tegangan – tegangan jaring : E RS, EST, dan ETR yang tidak sama dengan
tegangan fasa, sebab tegangan – tegangan jaringan merupakan jumlah vektor is
dari tegangan – tegangan fasa yang bersangkutan, dengan titik tadi. Untuk
melakukan penjumlahan secara teoritis, maka dapat ditetapkan sebagai berikut :

a). Tegangan fasa yang mendahului tegangan fasa lainnya diberi tanda
positif.

b). Tegangan fasa yang berikutnya diberi tanda negatif.

Tegangan fasa yang telah dijumlahkan menurut rumus diatas dapat dilihat pada
gambar 16. Dengan cara yang sama dapat dicari dan terdapatlah tegangan
jaring – jaring (net) yang besarnya ERS = e1 . 3 ; EST = e2 . 3 ; ETR = e3 . 3.

Jadi pada sambungan bintang terdapat tegangan net yang besarnya 3 (baca
akar tiga) kali lebih besar dari pada tegangan fasa. Pada sambungan bintang

yang memakai 4 saluran ada kemungkinan untuk memilih dua tegangan yaitu
tegangan fasa dan tegangan jaring (net).

Rumus bentuk umumnya :

E = e . 3 atau VL = Vf . 3

Gambar U17 memperlihatkan arah aliran – aliranR fasa I 1 : I2 dan I3 yang


meninggalkan titik nol (0), sedangkan aliran I0 yang mengalir didalam saluran nol
menuju ke titik nol (0).

e1 ERS e1
ETR
X e2
V S

Y
e3
Z EST
e2

BudiWR / BR / USLA 2007 45


e3
N
PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Gambar. 15

ETR = e3 . 3 e3 - e2 ERS = e1 . 3

120o

- e1 120o e1
o
120

e2 - e3

EST = e2 . 3

Gambar 16.

Budi R / BR / USLA 2007 46


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Menurut Hukum Kirchoff I pada titik nol (0) berlaku :

I = 0  I1 + I2 + I3 = I0 ( secara vektoris) oleh karena itu aliran –


aliran fasa diumpamkan sebagai aliran yang sama besarnya, maka I 0 = 0 (nol).
Dari gambar 17 terlihat bahwa aliran jaringan I R , IS dan IT disamakan oleh aliran
– aliran I1 , I2 , dan I3.
Dengan demikian pada sambungan bintang terdapat :

I1 = IR

I2 = IS

I3 = IT

U R
IR

I1

X I2
I0 V S

Y IS
I3
Z

W IT

Gambar 17.

Budi R / BR / USLA 2007 47


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Tegangan jaringan ERS terdiri atas tegangan fasa e1 dan e2 : dimana e1


mendahului e2.

ERS = e1  e2 ; EST = e2  e3 ; ETR = e3  e1

Dengan sambungan bintang ini (lihat gambar 17 dan 18) akan terdapat tegangan
jaring yang besar pada aliran jaring yang kecil. Sambungan bintang dalam
praktek diberi tanda Y. Tegangan – tegangan yang biasa dipakai pada jaring –
jaring saluran 4 adalah :

Tegangan fasa ( Vf) 220 Volt


Tegangan jaring / net (VL) 220 x 3 = 220 x 1,73 =  380 Volt

e3
e3
I1 + I3
I3 + I1 I3
I3

I1 e1 I1 e1

I2 I0 = I1 + I2 + I3


I1 = I 2 = I 3

e2 I0 = I1 + I2 + I3 I2 I1  I2  I3

e2

Budi R / BR / USLA 2007 48


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Gambar 18.

Tegangan 220 Volt ini ditetapkan sebagai tegangan pokok (standard) untuk
keperluan – keperluan rumah tangga umum. Sedangkan tegangan 380 Volt
ditetapkan sebagai tegangan pokok untuk instalasi pada pabrik yang mana
memakai tenaga motor listrik, alat – alat aliran serta mesin – mesin listrik yang
dapat menghasilkan tenaga mekanis..

JT . XL
ETR JT . R

e3 EK.OT

JT = I3
-EK.OS
2

-EK.OR ERS
EK.OR
e1
JS = I2 3 1 JR . XL
JS . R EK.OS
JR . R
JR = I1

JS . XL
-EK.OT

e2

EST

Budi R / BR / USLA 2007 49


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Gambar 19

1.13. Tegangan Listrik Arus Bolak – Balik Fasa Tiga.

Sudut pergeseran fasa  antara arus fasa dan tegangan fasa ditentukan oleh
sifat – sifat dari muatan (load) yang dipasang pada fasa – fasa tersebut.
Misalnya bahwa ketiga fasa dari sebuah generator fasa tiga termuat sama,
dimana terjadi sudut pergeseran fasa  antar I dan e . Tenaga listrik yang
dikeluarkan oleh suatu fasa adalah :

W = e . I . Cos 
Jumlah tenaga listrik yang dikeluarkan oleh generator menjadi :

W = 3 . e . I . Cos 

Untuk keperluan didalam praktek, besarnya tenaga listrik harus dinyatakan


dengan ukuran – ukuran tegangan jaring dan aliran jaring.

Pada sambungan Segitiga, arus jaring menjadi :

IL = If . 3 atau  If = IL : 3

Dan tegangan jaringan adalah : V L = Vf atau E = e

Tenaga listrik menjadi : W = 3 . e . i . Cos  Watt

Karena :

If = IL : 3 atau i = I : 3

Jadi rumus sambungan Segitiga diatas dapat dirubah menjadi :

W = 3 . Vf . If . Cos  Watt

W = 3 . VL . If . Cos  Watt

Budi R / BR / USLA 2007 50


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

W = 3 . e . ( I : 3 ) . Cos  Watt

W = 3 . E . ( I : 3 ) . Cos  Watt

W = 3 . VL . IL . Cos  Watt

Pada sambungan Bintang terdapatlah aliran jaringan : IL = If atau I = i dan


tegangan jaringan / net : VL = Vf . 3 atau E = e . 3 , jadi untuk
mencari tegangan fasa adalah :

e = E : 3 atau  Vf = VL : 3

Jadi Tenaga listrik untuk Sambungan Bintang adalah :

W = 3 . Vf . If . Cos  Watt

W = 3 . Vf . IL . Cos  Watt

W = 3 . If . VL : 3 . Cos  Watt

W = 3 . VL . IL . Cos  Watt

Ternyata bahwa tenaga listrik yang dikeluarkan oleh generator fasa tiga, baik
sambungan Segitiga maupun Bintang adalah :

Rumus umum :

W = 3 . VL . IL . Cos  Watt

Keterangan :

E = Tegangan yang diukur dengan Volt


I = Aliran jaringan yang diukur dengan Ampere
 = Sudut pergeseran fasa antara tegangan fasa e atau Vf dan aliran
fasa i atau If.
W = Tenaga listrik yang dikeluarkan oleh generator dengan satuan Watt.
WS = Tenaga Semu dengan satuan Volt – Ampere (VA)
Wb = Tenaga Buta dengan sataun Var.

Budi R / BR / USLA 2007 51


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Catatan :

Rumus diatas berlaku bila ketiga fasa tadi mendapatkan muatan yang sama.
Dari rumus tersebut masih dapat diperoleh rumus untuk tenaga listrik daya semu
(bayangan) serta tenaga buta dari generator, adalah :

WS (tenaga Semu) = 3 x E x I dalam satuan VA

Wb (tenaga buta) = 3 x E x I x Sin  dalam satuan VA

BAB. 2.
Sistem Eksitasi.

Penguatan medan atau disebut eksitasi adalah pemberian arus listrik untuk
membentuk kutub magnet pada generator. Dengan mengatur besar kecil arus
listrik tersebut, kita dapat mengatur besar tegangan out-put generator atau dapat
juga mengatur besar daya reaktif yang diinginkan pada generator yang sedang
paralel dengan sistem jaringan besar (infinite bus).

Ada bebera jenis sistem eksitasi yaitu :

1. Sistem Eksitasi Statik


2. Sistem Eksitasi Dinamik.
PT
2.1. Sistem Eksitasi Statik.
SistemRECTIFIER
Eksitasi Statik adalah sistem eksitasi generator tersebut disuplay
AVRyang bukan mesin bergerak, yaitu dari sistem penyearah yang
dari eksiter
sumbernya dari out put generator itu sendiri atau sumber lain dengan melalui
transformator. Secara prinsip dapat digambarkan sebagai berikutSTATOR
:
- +

Budi R / BR / USLA 2007 52


ROTOR
PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Gambar 20a. Diagram Prinsip Sistem Eksitasi Statik.

EXCITATION
TRANSFORMER

CT
POWER
RECTIFIER GEN

PT

DC
REG AC
REG

Gambar 20b. Gambar 20a. Diagram Prinsip Sistem Eksitasi Statik

Budi R / BR / USLA 2007 53


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Seperti terlihat pada gambar 20a dapat kita lihat bahwa suplai daya listrik untuk
eksitasi mengambil dari out put generator melalui excitation transformer,
kemudian disalurkan ke power rectifier dan disalurkan ke rotor generator untuk
eksitasi atau penguatan medan melalui sikat arang.

Untuk pengaturan besaran tegangan output generator diatur melalui DC


regulator dan AC regulator, sehingga besarnya arus eksitasi dapat diatur sesuai
kebutuhan. Kemudian apabila generator tersebut pada waktu start awal belum
mengeluarkan tegangan, maka untuk suplai arus eksitasi biasanya diambil dari
baterai.

Budi R / BR / USLA 2007 54


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Gambar 20b. Static Excitation System

Gambar 20c. Exciter generator Eksitasi statik generator tiga fasa

Budi R / BR / USLA 2007 55


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

2.2. Sistem Eksitasi Dinamik.


Adapun yang dimaksud dengan Sistem Eksitasi Dinamik adalah sistem eksitasi
yang sumber suplay arus eksitasi diambil dari mesin yang bergerak, dan mesin
yang bergerak tersebut disebut Eksiter. Biasanya eksiter tersebut sebagai
penggeraknya dipasang satu poros dengan generator.

TURBIN GENERATOR EXCITER

Gambar 21a

Seperti kita ketahui bahwa untuk arus eksitasi adalah arus searah, maka sebagai
eksiternya adalah mesin arus searah (Generator DC) atau dapat juga degan
mesin arus bolak – balik (generator AC) kemudian disalurkan ke rectifier.

Prinsip sistem eksitasi dengan menggunakan eksiter generator arus searaha


adalah digambarkan sebagai berikut :

Generator
Budi R / BR / USLA 2007 Exciter 56

Utama
PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Gambar 21b. Diagram Prinsip Sistem Eksitasi Dinamik


dengn Eksiter Generator DC

Seperti pada gambar diatas, bahwa sistem eksitasi dengan menggunakan


eksiter generator DC untuk menyalurkan arus eksitasi generator utama
dengan media sikat arang dan slip-ring, serta out-put arus searah dari
generator eksiter melalui sikat arang. Ditinjau dari segi pemeliharaan sistem ini
kurang efektif, sehingga mulai dikembangkan dengan sistem eksitensi tanpa
sikat atau disebut Brushless Excitation.

2.3. Brushless Excitation.


Brushless Excitation adalah sistem eksitasi tanpa sikat, yang maksudnya
adalah pada sistem tersebut untuk menyalurkan arus eksitasi ke rotor
generator utama, maupun untuk elsitasi eksiter tanpa melalui media sikat
arang. Adapun diagram prinsip kerjanya adalah sebagai berikut :

Budi R / BR / USLA 2007 57


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Gambar 22. Brushless Exciter

REG

Regulator
PT

U
S

Pilot
Generator Exciter
Generator
Utama Exciter

Gambar 22a.

Budi R / BR / USLA 2007 58


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Rectifier Wheel
Pilot Exciter
Permanen AC Exciter Armature
Magnet Field Fuse

N AC Turbine
Generator
Fiel
S Dioda

Gambar 22b.

AC Turbin
Generator Armature

Pilot Exciter
Armature
AC Exciter
Filed

CT
Regulator

Potential
Transformer

Gambar 22c.

Budi R / BR / USLA 2007 59


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Pada gambar 22 a, b, dan c diatas dapat kita lihat bahwa untuk Eksitasi
generator disuplai dari generator AC Eksitasi dengan melalui penyearah
(rectifier wheel) yang terpasang pada poros, sehingga arus Eksitasi langsung
terhubung dengan poros rotor generator. Kemudian untuk Eksiter disuplai
dari Pilot Exciter dengan kemagnetan tetap atau biasa disebut PMG
(permanent Magnet Generator).

Out-put dari Pilot Eksiter tersebut adalah arus bolak – balik 3 fasa, kemudian
dengan melalui penyearah pada regulator arus Eksitasi Eksiter diatur besar
kecilnya, sehingga dengan mengatur Eksitasi Eksiter, maka tegangan out-put
generator utama akan mengalami perubahan secara langsung.

Pick – Up 1
Fuse Failure
Pick – Up

W6 U1
V6 To Fuse Failure
V1 Detector
U6
W1

W5
U2

Pick – Up 2
V5 V2
Fuse

U5
W2 Phase Lead

W4
U3 Diode
V4 V3
U4 W3

Budi R / BR(Viewed From A – A’ )


/ USLA 2007 60

Gambar 23a. Phase Leads Distribution


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

U V W

U1
V1
W1
U2
V2
W2
U3
V3
W3
U4 To Generator
V4
W4
U5
V5
W5
U6
V6
W6

Phase Leads

Connection
Rings

A’
Budi R / BR / USLA 2007 61

Gambar 23b. Rotating Rectifier


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

2.4. Sistem Pendingin Eksiter.

Eksiter sebagai bagian dari pendukung operasi generator yang berperan


memberikan pasok sumber arus searah untuk eksitasi generator utama. Seperti
kita ketahui bahwa setiap generator sistem eksitasinya belum tentu sama, ada
yang sistem statik dan ada juga sistem dinamik.

Pada sistem eksitasi dinamik, eksiternya merupakan mesin yang beputar


seporos dengan generator utama, yang sistem pendinginannya terpisah
dengan generator. Karena panas yang timbul pada eksiter tidak terlalu besar,
maka pada umumnya sistem pendinginan eksiter cukup dengan media udara
biasa yang didinginkan melewati cooler-cooler yang berisi air.

Budi R / BR / USLA 2007 62


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Gambar 24. Sistem Pendingin Eksiter

2.5. Sistem Pentanahan.


Sistem pentanahan generator merupakan sambungan bintang sistem 3 (tiga)
phase yang titik netralnya dihubungkan ke tanah. Yang tujuannya untuk siklus
tertutup arus hubung tanah dan proteksi.

Pentanahan titik netral generator pada umumnya jenis pentanahan tidak


langsung yaitu penghantar tanah tersebut terhubung dengan Transformator
Pentanahan (NGT = Netral Grounding Transformer) dan dihubung paralel
dengan Tahanan (NGR = Neutral Grounding Resistance).

NGT NGR

Budi R / BR / USLA 2007 63


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Stator Protection

Gambar 25. Sistem Pentanahan Titik NetralOver-voltage


Generator Protection

Over-cur ent Protection

Over-load Protection

2.6. Sistem Proteksi. Differential Protection

Sistem Proteksi generator berfungsi untuk melindungi generator dari adanya


Negative Sequence
Protection
gangguan, baik gangguan luar maupun gangguan yang berasal dari dalam,
sehingga generator dapat terhindar dari kerusakan. Adapun jenis-jenis proteksi
Protection against intertrun
yang biasa terpasang meliputi faults

Earth - faultProtection

 

Protection of Rotor

Protection of Prime mover Rotor earth – fault protection

Reverse Power Protection


Over Excitation
Budi R / BR / USLA 2007 64
Prot. Against loss of Excitation
(asynchrounous running)
PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Gambar 26. Sistem Proteksi Generator

Budi R / BR / USLA 2007 65


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

Gambar 27. Diagram Proteksi rangkaian Proteksi Generator

BAB 3.
PEMELIHARAAN GENERATOR

Tujuan pemeliharaan adalah untuk mencegah terjadinya gangguan pada saat


unit beroperasi, sehingga tidak mengakibatkan kerusakan yang lebih besar / fatal
dan peralatan tersebut mempunyai masa pakai yang lebih lama, menghasilkan
unjuk kerja yang lebih baik serta tingkat keselamatan lebih terjamin.

Kerusakan terbesar pada mesin listrik berputar terutama pada mesin induksi
disebabkan oleh kerusakan isolasi winding stator.

Kerusakan Isolasi winding biasanya disebabkan oleh :

- Thermal Stresses
- Mechanical Stresses
- Environmental Stresses

3.1. Thermal Stresses.


Overheating yang terjadi pada winding dan berlangsung lama, menyebabkan
stress pada winding & isolasi kawat menjadi rapuh, dan lama kelamaan isolasi

Budi R / BR / USLA 2007 66


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

akan retak. Jika gejala ini disertai dengan timbulnya PD (Partial discharge), maka
proses penuan isolasi semakin cepat.

3.2. Mechanical Stresses.


Winding yang tidak divarnish dengan baik, connection point, blocking coil,
adalah merupakan titik paling lemah terhadap pengaruh luar, seperti mechanical
vibration dan magnetic vibration.

3.3. Environmental Stresses.

Kontaminasi : udara lembab, debu, karbon, minyak atau bahan kimia lain, yang
terkumpul dipermukaan isolasi, adalah merupakan partikel konduktive yang
dapat menghantar listrik.

Karena adanya beda potensial antara winding dengan ground, maka partikel tsb,
akan berfungsi sebagai media hantaran untuk menghantar arus listrik dari
winding ke ground, karena sifat kotoran yang demikian maka pada tempat 2
penumpukan kotoran akan terbentuk jalur hantaran listrik (“electrical
tracking”).

Seperti kita ketahui bahwa pelaksanaan pemeliharaan terdapat beberapa


klasifikasi, diantaranya pemeliharaan yang biasa dilakukan secara rutin adalah
pemeliharaan jenis preventif.

Pada umumnya pemeliharaan komponen generator di unit pembangkit termal


dilakukan dalam 2 katagori, yaitu :
 Pemeliharaan yang bersifat Rutin.
 Pemeliharaan yang bersifat Periodik

3.4. Pemeliharaan Rutin.

Pemeriksaan yang bersifat rutin ialah pemeliharaan yang dilakukan secara


berulang dengan periode waktu harian, mingguan dan bulanan dengan kondisi
sedang beroperasi, yaitu meliputi :
- Pemeriksaan temperatur belitan stator, bearing, air pendingin, dan
sebagainya dilakukan setiap hari.
- Pemeriksaan kebocoran pendingin minyak (khusus generator dengan
pendingin hidrogen) dalam sekali sebulan.

Budi R / BR / USLA 2007 67


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

- Pemeriksaan vibrasi sekali sebulan.


- Pemeriksaan tekanan hidrogen, seal oil pump.
- Pemeriksaan fuse rotating rectifier (Brushless excitation) atau
pemeriksaan sikat arang (Static Excitation / DC Dinamic Excitation).

Pada dasamya penggantian sikat arang dapat dilakukan pada keadaan mesin
beroperasi, karena pada mesin-mesin yang besar biasanya sikat arang
dipasang tidak hanya satu tetapi ada beberapa pasan; dengan cara paralel.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penggantian


pada kondisi beroperasi, yaitu :
- Terjadinya sengatan tistrik atau terbakar.
- Terjadi kontak dengan peralatan yang berputar.
- Lokasi tempat kerja harus bersih, penerangan yang cukup dan
diberi batas.
- Petugas pelaksana harus berpakaian rapi tidak sobek dan
pakaian lengan pendek.
- Semua piranti kerja harus terisolasi dan tidak dapat jatuh pada
saat kerja.
- Beri catatan (tagging) pada panel kontrol bahwa sedang
dilaksanakan pekerjaan penggantian sikat arang.
- Sebelum sikat arang lepas dari rumah sikat arang periksa dan
yakinkan bahwa sikat arang yang lain mengontak dengan baik terhadap
komutator slip ring.
- Cek tekanan sikat arang, tidak boleh terlalu lemah atau terlalu
keras.

Bila tekanan kurang baik akan mengakibatkan :


- Kontak kurang baik.
- Bergetar.
- Timbul bunga api.
- Sikat arang cepat aus.

3.5. Pemeliharaan Periodik.

Pemeriksaan yang bersifat periodik ialah pemeriksaan yang dilakukan


berdasarkan lama operasi dari generator, yang diklasifikasikan :
- Pemeriksaan sederhana, setiap 8.000 jam.
- Pemeriksaan sedang, setiap 16.000 jam.

Budi R / BR / USLA 2007 68


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

- Pemeriksaan serius, setiap 32. 000 jam.

Pemeriksaan periodik kegiatan yang dilakukan meliputi pembongkaran


(disassembly), pemeriksaan (inspection) dan pengujian (testing). Kegiatan
pemeriksaan tersebut tidak harus semua komponen dilakukan sama, melainkan
tergantung dari klasifikasi pemeriksaan periodiknya.

Pemeriksaan sederhana dan sedang, komponen yang diperiksa tidak seluruhnya


melainkan sebagian saja. Tetapi pemeriksaan serius, kegiatan-kegiatan seperti
tersebut diatas dilakukan secara menyeluruh terhadap generator dan alat
bantunya.

Adapun jenis-jenis kegiatan yang dilakukan dalam Pemeriksaan Serius, antara


lain meliputi :
- Pembuangan Gas H2
- Pembukaan Penutup (Housing Cover)
- Pelepasan LP Turbin dan Generator
- Pelepasan Generator dan Eksiter
- Pembukaan Bracket Atas dan Bantalan
- Pembukaan Gland Seal dan Seal Ring
- Pembukaan Daun Blower
- Penurunan Bracket Bawah
- Persiapan Pengeluaran Rotor
- Pengeluaran Rotor
- Pemeriksaan Rotor
- Pemeriksaan Coil Stator, Pasak dan Inti
- Pencucian Semua Komponen
- Persiapan Pemasukan Rotor
- Pemasukan Rotor dan Perakitan Bracket Bawah
- Perakitan Gland Seal
- Perakitan Daun Blower
- Pemeriksaan Lead Box
- Pengujian Kebocoran Pendingin Gas
- Perakitan Bracket Atas
- Pemeriksaan dan Perakitan Eksiter
- Pelurusan LP Turbin dan Eksiter
- Pelurusan dan Swing Check : Generator dan Exciter
- Pengaliran Minyak Bantalan
- Pengaliran Minyak Perapat

Budi R / BR / USLA 2007 69


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

- Pemeriksaan Terakhir
- Uji Kebocoran Total Generator
- Perakitan Bantalan Atas
- Penyelesaian Semua Perakitan
- Pengecekan dan Penyetelan Sistem Pengaturan Minyak Perapat
- Pengecekan dan Penyetelan Sistem Pengaturan Gas H2
- Pengecekan dan Penyetelan Sistem Cadangan (Back-up System)

Hal-hal yang perlu diperiksa bagian Rotor Generator, meliputi :


- Periksa kebersihan dan perubahan bentuk kumparan serta kerusakan dan
penggeseran dari blok isolasinya.
- Periksa kekendoran beban penyeimbang (balance weight).
- Cek ujung komponen dibawah cincin penahan.
- Periksa kelonggaran rakitan penghantar radial.
- Periksa komponen-komponen rotor, seperti cincin penahan, pasok blower,
dan journal poros (komponen tersebut disarankan diperiksa dengan ultra
sonic test atau dye penetrant test untuk mengetahui keretakkan material-
material tersebut).
- Teliti kelonggaran dari tiap-tiap baut dan plat alas.
- Kerusakkan dan keausan dari journal rotor dan kopling, diteliti, pasak-
pasak rotor dan beban penyeimbangan diperiksa kelonggarannya.
- Perapat penekan dan cincin perapat harus diperiksa celahnya, kerusakan
perubahan bentuk. Cincin perapat harus diperiksa kelancaran geraknya.
- Tiap labyrinth harus diperiksa kerusakkannya dan keadaan celahnya.
- Periksa keausan bahan bantalan.
- Ukur tahanan isolasi kumparan.

3.6. Pemeriksaan Stator Generator, meliputi :


- Belitan stator diperiksa tentang kemungkinan terjadinya kontaminasi,
kerusakan, retak, pemanasan lebih dan keausan.
- Pasak stator diperiksa kemungkinan terjadinya pergeseran (kedudukan)
dari ujung pasak dan pengganjal dibawah pasak, serta kelonggaran dari
pasak-pasak kumparan stator.
- Penyangga ujung kumparan diperiksa, khususnya kelonggaran dari baut
pengikatnya.
- Penjarak isolasi (insulation spacer) diperiksa kemungkinan merapatnya
jarak isolasi, kelonggaran dan keausan dari kain polyster, segmen
penyangga kumparan, tali pengikat dan panahan ujung kumparan.

Budi R / BR / USLA 2007 70


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

- Cincin phasa, diperiksa kerusakan / perubahan bentuknya.


- Gulungan di dalam alur (slot) diteliti kelonggarannya dari terminal.
- Ujung penghantar utama (main lead), diperiksa kerusakan dari porselin
bushing dan permukaan sambungan serta kondisi bagian dalam kotak
saluran dan netralnya.
- Pemeriksaan keadaan inti, yang meliputi kerapatan dan laminasi-laminasi,
tanda-tanda kerusakan mekanis, tanda-tanda pemanasan setempat dan
keadaan susunan pengikat inti.
- Periksa permukaan kumparan, pemukaan inti besi, benda-benda asing
serta kebocoran minyak dan air.
- Cek pendeteksi temperatur inti stator (RTD), bila perlu ditest.
- Periksa klem kawat pentanahan dan bagian-bagiannya.

3.7. Pemeliharan Eksiter.

Kegiatan-kegiatan dalam pemeriksaan aksiter tergantung pada jenis sistem


eksitasi yang digunakan untuk penguatan generator.

Jenis-jenis eksitasi generator :


- Eksitasi Tanpa Sikat (Brushless Excitation).
- Eksitasi dengan Generator DC
- Eksitasi Statik.

Komponen-komponen yang perlu diperiksa pada sistem “Eksitasi Tanpa Sikat”


(Brushless excitartion), meliputi :

- Periksa dioda penyearah putar (rotating diode rectifier), dari kotoran atau
bekas terjadi pemanasan lebih dan kerusakan.
- Periksa zekering, diganti bila ada yang putus.
- Cek baut-baut terminal.
- Lakukan pengukuran tahanan isolasi.
- Periksa penghantar fleksibel dioda dari kerusakan dan kelonggaran.
- Bersihkan seluruh kumparan-kumparan dari kotoran.

Komponen-komponen yang perlu diperiksa pada sistem “Eksitasi dengan


Generator DC”, meliputi :
- Periksa keadaan komutator, apakah ada yang cacat atau permukaan tidak
rata.
- Periksa keadaan sikat arang dan tekanannya.
- Cek baut-baut pengikat.

Budi R / BR / USLA 2007 71


PEMBANGKITAN
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMELIHARAAN LISTRIK
SURALAYA
Generator Dan Excitasi

- Ukur tahanan isolasi kumparan rotor dan stator generator DC.


- Tes pendeteksi temperatur (RTD).
- Cek sikat arang dan slipring pada sambungan ke eksitasi.

Komponen-komponen yang perlu diperiksa pada “Sistem Eksitasi Statik”,


meliputi :
- Periksa sikat arang dan tekanannya.
- Periksa baut-baut terminal dari sikat arang.
- Periksa kekotoran pada dudukan sikat arang.
- Periksa slipring, apakah ada permukaan yang cacat dan cek kebersihhan
permukaannya.
- Periksa sistem penyearah (Rectifier).
- Ukur tahanan isolasi transformator dari rectifier.
- Periksa baut-baut terminal apakah ada bekas pemanasan lebih.

Budi R / BR / USLA 2007 72

Anda mungkin juga menyukai