Anda di halaman 1dari 4

Lukman, Peran Hormon…………………

Peran Hormon Dalam Metamorfosis Serangga

(Hormone Role in Insect Methamorphosis)

Aprizal LUKMAN1)

Program Studi Pendidikan Biologi, PMIPA FKIP Universitas Jambi Jl. Jambi Muara Bulian
Km 15 Mendalo Darat, Jambi 36124

ABSTRACT. The post marital of physiologic development on some animals go on both directly and
indirectly. Direct development process happens in growth periods in smooth and rapid such as on
aves and mammalian group. On the other side, indirect physiologic development process could be
happened through one or more larva stadium till it grows mature. That could be found on insect group.

Key Word: hormone, insect methamorphosis, post natal development

ABSTRAK. Perkembangan pasca lahir dari beberapa hewan terjadi secara langsung dan tidak
langsung. Perkembangan secara langsung ini melibatkan semacam perpanjangan perioda
pertumbuhan yang mungkin berlangsung dengan lancar dan cepat Sebagai contoh, antara lain dari
kelompok mamalia dan aves. Perkembangan tidak langsung adalah melalui satu atau lebih tadium
larva, sebelum mencapai keadaan dewasanya. Salah satu contoh kelompok hewan yang melakukan
perkembangn secara tidak langsung yaitu serangga. Semua proses perkembangan ini diatur oleh
hormon.

Kata Kunci:hormon, metamorfosis serangga, perkembangan pasca lahir

PENDAHULUAN berikutnya yaitu stadium dewasa melalui suatu


proses transformasi yang dinamakan
Setelah menetas, hewan akan berkembang metamorfosis (Spratt, 1971).
menjadi organisme dewasa. Perkembangan
Suatu larva pada umumnya sangat berbeda dari
pasca lahir tersebut terjadi secara langsung dan
organisme dewasanya dalam hal morfologi,
tidak langsung. Yang dimaksud dengan
fisiologi, dan ekologi biasanya larva emiliki nama-
perkembangan langsung adalah perkembangan
nama khusus yang berbeda pada setiap jenis
pasca lahir tanpa melalui stadium larva.
hewan misalnya pada Coelenterata, larvanya
Perkembangan secara langsung ini melibatkan
dinamakan planula, sedangkan pada anelida
semacam perpanjangan perioda pertumbuhan
larvanya disebut trochopore, Crustacea larvanya
yang mungkin berlangsung dengan lancar dan
disebut dengan nama nauplius (Balinsky, 1981).
cepat sekali. Selama perioda ini, pada umumnya
Sedangkan pada serangga terdapat bermacam-
berlangsung pula perubahan-perubahan proporsi
macam larva yang namanya berbeda-beda
tubuh, serta maturasi gonad yang terjadi secara
seperti, nimfa, naiad, tempayak, belatung, pupae
bertahap, dan awal perilaku berkembang biak
(beruga) dan ulat. Nimfa dan naiad adalah
(Saunders, 1980). Hewan-hewan yang
bentuk larva pada serangga-serangga yang
melaksanakan perkembangan secara langsung
melaksanakan metamorfosis sempurna,
antara lain dari kelompok mamalia dan aves.
sedngkan tempayak, belatung dan pupae
Sebaliknya, yang dimaksud dengan
(beruga) dan ulat merupakan larva bagi
perkembangan pasca lahir yang melalui satu
serangga-serangga yang metmorfosisnya tidak
atau lebih tadium larva, sebelum mencapai
sempurna (Saunders,1980).
keadaan dewasanya. Salah satu contoh
kelompok hewan yang melakukan perkembangn
secara tidak langsung yaitu serangga (Saunders,
1980). Setelah melalui stadium larva, maka
serangga akan melanjutkan ke stadium

42
Biospecies Volume 2 No. 1, Januari 2009, hlm 42 - 45

Tipe-Tipe Serangga Kaitannya Dengan berbulan-bulan, tanpa mengalami pengelupasan


Metamorfosis kulit lagi sebelum mati (Saunders, 1980).

Tipe-tipe Serangga Mekanisme Kerja Hormon Dalam


Metamorfosis
Berdasarkan hubungannya dengan
metamorfosis, maka dibedakan tiga macam tipe Peranan hormon dalam metamorfosis meliputi
serangga yaitu, ametabola, holometabola, dan proses pengelupasan kulit larva, dan
hemimetabola. Ametabola adalah tipe serangga pembentukan pupa pada serangga
yang tidak mengalami metamorfosis. Dengan holometabola, dan pengelupasan kulit nimfa
kata lain serangga-serangga ini memiliki pada serangga hemimetabola (Saunders, 1980).
perkembangan langsung misalnya pada Hormon yang berperan dalam metamorfosis
springtail dan bristletails, (Saunders, 1980). terdiri dari atas tiga macam yaitu, hormon otak,
hormon molting (ekdison), dan hormon juvenil
Hemimetabola merupakan tipe serangga yang
(Spratt, 1971).
mengalami metamorfosis secara bertahap. Pada
kelompok serangga ini ketika menetas sayap Hormon otak disebut juga ecdysiotropin,
hanya merupakan tunas saja dan bentuk disimpan didalam corpora cardiace, sedangkan
tubuhnya tidak sebanding dengan bentuk tubuh hormon molting (Ekdison) dihasilkan oleh
hewan dewasanya. Dengan terjadinya kelenjar protoraks, yaitu suatu segmen pada
pengelupasan kulit, maka konfigurasi serangga tubuh serangga yang mempunyai pasangan kaki
itu semakin sempit dan mirip dengan hewan terdepan dari ketiga pasangan kaki terdepan
dewasanya, sayap menjadi sempurna, serangga, oleh karena itu maka hormon ini juga
kematangan seksual tercapai pada pertukaran dinamakan hormon protoracic gland atau
kulit terakhir. Serangga juvenil yang mengalami disingkat menjadi PGH, hormon juvenil (JH)
metamorfosis bertahap ini disebut nimfa atau dihasilkan oleh corpora allata, yaitu sepasang
naiad, bila fase belum dewasanya berlangsung kelenjar endokrin yang terletak di dekat otak
didalam air. Tipe serangga ini tidak mengalami (Spratt, 1971, Saunders, 1980, Balinsky, 1981).
tahap pembentukan pupa, oleh karena itu tipe
Kemungkinan hormon otak mengandung
metamorfosisnya dinamakan metamorfosis tidak
kolesterol yaitu suatu senyawa steroid, atau juga
sempurna (Saunders,1980:Balinsky, 1981).
berupa protein yang merupakan rangkaian
Contoh tipe serangga ini terdapat pada belalang
senyawa polipeptida, sedangkan hormon juvenil
dan kutu busuk.
masih belum jelas benar strukturnya. Menurut
Holometabola adalah tipe serangga yang Meyer et al, 1968, 1970), hormon juvenil terdiri
mengalami metamorfosis secara tiba-tiba. Telur- atas senyawa hidrokarbon alifatik, sedangakan
telur serangga yang sudah menetas akan menurut William dan Law, 1965, hormon juvenil
membentuk larva yang dinamakan tempayak, berupa farnesol, yaitu suatu prekursor kolesterol
ulat, jaringan larva dan pembentukan tubuh dan sterol-sterol lain. Karlson dan Sakeris, 1966,
dewasa yang sama sekali baru, yang organ- menyatakan bahwa ecdyson merupakan suatu
organnya serta sistem-sistemnya berkembang steroid dengan rumus molekul C18H30O4
dari kelompok-kelompok sel yang khusus untuk (Spratt,1971).
setiap organ, yang dinamakan sebagai keping-
Secara berkala sel-sel neurosekretori didalam
keping imaginal (Saunders, 1980). Keping-keping
otak menggunakan suatu hormon otak
imaginal tersebut nantinya akan berkembang
(Ecdysiotropin), hormon ini merangsang kelenjar
membentuk antena, mata, mandibula, organ-
protoraks untuk menghasilkan ecdyson.
organ genital, pasangan maksilapertama dan
Selanjutnya ecdyson ini merangsang
kedua, kaki-kaki dan sayap (Balinsky,1981).
pertumbuhan dan menyebabkan epidermis
Hewan dewasa atau imago yang kemudian menggetahkan suatu kutikula baru yang
muncul dari kulit pupa yang mengeras atau menyebabkan dimulainya proses pengelupasan
puparium, benar-benar merupakan suatu kulit (molting). Jika otak dari larva tersebut
organisme baru, berbentuk sama sekali lain dari dibedah secara mikro, maka ecdyson tidak akan
larvanya, dan seolah-olah hanya berfungsi dihasilkan lagi dan sementara itu pertumbuhan
sebagai mesin reproduksi yang dapat terbang. dan proses pengelupasan kulit terhenti.
Imago dari beberapa spesies tidak pernah
Selain oleh pengaruh ecdyson, maka proses
makan, mereka hanya berbiak dan kemudian
pengelupasan kulit dan pertumbuhan juga
mati. Imago lain melangsungkan perioda makan
dipengaruhi oleh hormon juvenil, selama terdapat
sekali lagi dan dapat mempunyai masa
hormon juvenil rangkaian pengelupasan kulit
reproduksi selama berminggu-minggu bahkan

43
Lukman, Peran Hormon…………………

yang terjadi dibawah pengaruh ecdyson itu bagian tubuh hewan dewasa dibentuk di
hanyalah akan menghasilkan bentuk stadium laboratorium dimana suatu pupa didinginkan
tidak dewasa saja. Jika konsentrasi hormon dapat dirangsang untuk memulai perkembangan
juvenil relatif lebih tinggi daripada ecdyson maka dewasanya, tidak lama setelah dikembalikan ke
akan merangsang perkembangan larva, dan suhu kamar normal dalam laboratorium tersebut.
mencegah proses pembentukan pupa, namun Setelah itu mereka akan memulai perkembangan
mencegah proses pembentukan larva. Jika suatu dewasa sekalipun bila didinginkan kembali
serangga mengelupas kulitnya tanpa adanya (Spratt,1971).
hormon juvenil maka hewan tersebut akan
Peristiwa metamorfosisi merupakan ekspresi
berdiferensiasi menjadi bentuk dewasa. Ecdyson
fenotipik kerja gen yang berurutan. Hormon-
secara kontinu dihasilkan sampai pengelupasan
hormon yang berperan dalam metarmofosisi
kulit menjadi dewasa, ecdyson berperan
adalah produk dari kerja gen secara bergantian
merangsang sintesa RNA dan protein yang
mengontrol kerja gen lain dalam merangsang
diperlukan pada proses pembentukan kepingan-
proses diferensiasi dan proliferasi sel. Dengan
kepingan imaginal. Pada serangga dewasa tidak
demikian maka hormon merupakan agent dari
terdapat ecdyson untuk pengelupasan kulit,
agen, yang mengontrol program perkembangan.
karena kelenjar-kelenjar protoraknya sudah
Pendapat ini didukung oleh Saunders (1980),
mengalami degenerasi setelah metamorfosis,
yang mengatakan bahwa proses transformasi
namun corpora allata akan menggetahkan
dari larva ke pupa ditandai dengan perubahan
hormon juvenil kembali setelah pengelupasan
pola-pola yang diambil dari kelenjar ludah hewan
kulit pendewasaan. Hormon juvenil ini akan
diptera yang menunjukkan terbentuknya puff,
mempengaruhi metabolisme protein dan lemak,
pada pita-pita kromosom tertentu. Yang
serta membentuk protein-protein vitelogenik
dimaksud dengan puff adalah tempat
(Saunders,1980).
berlangsungnya sintesis RNA. Sebanyak 200
Diduga rangsangan-rangsangan sensoris puff terdapat pada kromosom sel-sel kelenjar
memegang peranan penting dalam pengetahuan ludah selama transformasi dari larva ke pupa.
hormon-hormon pada serangga. Namun belum Pita-pita yang mengalami pembentukan puff dan
diketahui dengan jelas bagaiamana cara kerja regresi didalam polanya dipengaruhi oleh
rangsangan sensoris tersebut. Kemungkinan konsentrasi ecdyson dan berhubungan dengan
rangsangan yang diterima mempengaruh perkembangan dari tahap larva ke pupa
penggetahan hormon otak yang ditanggapi oleh (Saunders,1980: Balinsky, 1981).
kelenjar protoraks dengan menghasilkan
ecdyson. Sebagai contoh pada kepik (kutu) Gangguan Terhadap Proses Pengelupasan
penghisap darah (Rhodnius), harus menghisap Kulit
darah dulu sebelum dapat berganti kulit,
mengembangkan tubuh karena darah yang Menurut Sieber (1983), proses pengelupasan
dihisap, rupanya memacu stimulus yang kulit dapat dihambat oleh senyawa kimia tertentu.
mengakibatkan terjadinya penggetahan hormon Hal ini dibuktikan melalui suatu percobaan
otak dan produksi ecdyson. Demikian pula dengan menggunakan senyawa kimia yang
dengan pengaktifan corpora allata untuk diekstrak dari pohon neen (Azadirachta indica A.
menggetahkan hormon juvenil belum jelas benar Juss). Pada percobaan tersebut azadirachtin
kemungkinan disebabkan oleh faktor neural dan diberikan pada larva Locusta migratoria, hasil
humoral (Balinsky,1981). percobaan menunjukkan bahwa, terjadi proses
Pada banyak serangga holometabola, penghambatan dalam proses pengelupasan kulit
(molting). Penghambatan ini disebabkan oleh
perkembangan akan berhenti untuk sementara
waktu sebelum terbentuk kutikula pupa. adanya penolakan dan pembelokan (blocking)
Penghentian ini dinamakan diapouse, gunanya pada sistem endokrinnya (neuroendokrinnya),
sehingga menghambat sintesis ecdyson dalam
untuk menyesuaikan diri pada musim dingin. Di
alam diapouse dapat diakhiri kalu pupa jaringan.
mengalami pendedahan kepada suhu rendah Berdasarkan percobaan Mordue et al, (1985)
selama perioda tertentu. Otak kemudian kembali telah pula dibuktikan bahwa azadirachtin
menghasilkan hormonnya yang merangsang memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan
kelenjar protoraks untuk menghasilkan dan pengelupasan kulit Locusta, pemberian
ecdysonnya kembali, sehingga memacu azadirachtin pada instar locusta menyebabkan
terjadinya perombakan secara menyeluruh abrasi dalam perkembangan hewan. Pada
jaringan larva dan pertumbuhan secara cepat konsentrasi rendah yaitu 1,7 mikrogram per berat
dari keping-keping imaginal dimana bagian- badan, azadirachtin menyebabkan bentuk

44
Biospecies Volume 2 No. 1, Januari 2009, hlm 42 - 45

dewasa yang memiliki ujung sayap yang mengakibatkan terhambat nya proses
mengerut dan berumur pendek, sedangkan pada pengelupasan (pergantian) kulit dan
konsentrasi 2,9 mikrogram per gram berat badan gangguan pertumbuhan, bahkan bisa
mengakibatkan kematian selama pergantian kulit menyebabkan kematian.Gangguan itu bisa
imaginal,dan konsentrasi 80 mikrogram per gram berasal dari senyawa-senyawa kimia
berat badan menimbulkan kematian hanya dalam tertentu.
waktu kurang lebih 24 jam.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN
Balinsky, B.I,1981. An introduction to
Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukan
embryology. 5th ed sunders college
diatas dan sesuai dengan tujuan penulisan Karya
publishing. Philadelphia.
Ilmiah ini penulis berkesimpulan sebagai berikut :
1. Metamorfosis pada serangga merupakan
salah satu contoh pengontrolan pada proses Mordue, A.J., Cotte, P.K. dan Evans, K.A,
morfogenesis yang dikendalikan, oleh 1985. Asadirachtin; Its effect on gut
hormon yaitu, hormon otak (ecdysiotropin), mortility, growth, and molting in Locusta.
Physiologycal entomology. Abeerden
hormon molting (ecdyson) dan hormon
juvenil, yang ketiga hormon saling
berinteraksi satu dengan yang lain. Meyer, A.T dan Evan, K.A, Lunts, I.J, 1970.
2. Metamorfosis itu merupakan suatu proses Biochemistry, California University Press.
transformasi dari stadium larva ke stadium Co.Ltd.
dewasa. Proses transformasi dimulai dengan
proses Penggetahan hormon otak yang Saunders, J.W.Jr.1980. Developmental biology.
dihasilkan oleh sel-sel neurosekretori di otak Patterns problems principles. Macmillan
sebagai kelenjar endokrin primer, kemudian Publishing Co. Inc, New York.
hormon otak ini merangsang kelenjar
protoraks (kelenjar endokrin sekunder) Sieber, K.P. dan Rembold. H. 1983. The effects
menghasilkan hormon molting, sementara itu of azadirachtin on the endocrin control of
hormon juvenil berperan menghambat dan molting in Lucustamigratoria insects.
mengontrol metabolisme agar tidak terlalu Pergamoon Press, Ltd. Martinsteid.
cepat dewasa.
3. Hormon yang mengendalikan metamorfosis Spratt, N.T.Jr.1971. Developmental biology.
tersebut merupakan produk dari kerja gen Wadsworth Publishing Company, Inc.
yang secara bergantian dan mengontrol kerja Belmont.
gen lainnya. Hal ini dapat dilihat pada
kromosom dimana pada pita-pita tertentu William, dan Lang. 1965. Priciples biological
terbentuk puff, yaitu tempat berlangsungnya chemistry. Bowdoin college willard grant
sintesa mRNA. Press. New York.
4. Bila sistem endokrin (neuroendokrin) larva
mengalami gangguan (blocking), maka akan

45

Anda mungkin juga menyukai